Anda di halaman 1dari 6

BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakaang
Trauma adalah penyebab ketiga terbesar kematian dan kecacatan di seluruh
dunia, terutama di usia dekade keempat di negara berkembang. Trauma adalah kondisi
sensitif-waktu, dan penanganan trauma dikenal sebagai salah satu tantangan utama
pada pelayanan kesehatan saat ini. Beberapa tahun terakhir ini telah dikembangkan
beberapa model penilaian untuk menggambarkan tingkat keparahan penyakit pada
pasien yang dirawat di ruang 24 intensif atau untuk meramalkan outcome perawatan
intensif. Sebagai contohnya adalah Sepsis-related Organ Failure Assessment, yang
kemudian dikenal dengan Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) dan
diperkenalkan pada tahun 1994 (Vincent et al., 1996). Tujuannya adalah untuk menilai
keparahan penyakit berdasarkan derajat disfungsi organ secara serial setiap waktu.
Meskipun sistem penilaian tingkat keparahan penyakit seperti Acute Physiology and
Chronic Health Evaluation ( APACHE) II, dan Simplified Acute Physiology Score
(SAPS) II didasarkan atas perawatan 24 jam pertama di ICU, sedangkan sistem
penilain SOFA mencatat waktu serangkaian kondisi pasien secara keseluruhan. Hal ini
memungkinkan para klinisi untuk memantau keseluruhan proses penyakit (Acharya,
2007).
B. Rumusan Masalah
Sejalan dengan pendahuluan diatas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa pengertian dari SOFA (Sequential Organ Failure Assessment)
2. Bagaimana cara pengukuran sofa ?
3. Berapa tingkat keberhasilan menggunakan SOFA?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari SOFA
2. Mengetahui cara pengukuran SOFA
3. Dapat mengetahui keberhasilan penggunaan SOFA

BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Pengertian SOFA (Sequential Organ Failure Assessment)
Sepsis-related Organ Failure Assessment, yang kemudian dikenal dengan
Sequential Organ Failure Assessmnet (SOFA) diperkenalkan pada tahun 1994.
1

Tujuannya adalah untuk menilai tingkat keparahan penyakit berdasarkan derajat


disfungsi organ secara serial setiap waktu. Skor SOFA terdiri atas penilaian 6 sistem
organ yaitu; respirasi, koagulasi, hati, ginjal, kardiovaskuler dan sistem saraf pusat.
Masing-masing mempunyai nilai antara 0 4 berdasarkan derajat disfungsinya
(Vincent, 1996).
Skor SOFA terdiri atas penilaian 6 sistem organ, masing-masing mempunyai
nilai antara 0 4 berdasarkan derajat disfungsinya. Penetapan nilai masing-masing
sistem organ didasarkan atas satu atau lebih variabel. Vincent et al., menyatakan
bahwa salah satu kriteria suatu sistem yang menjelaskan derajat disfungsi/gagal organ
seharusnya didasarkan pada sejumlah pembatasan sederhana tetapi merupakan
variabel yang obyektif yang setiap saat dapat diukur secara rutin dan mudah (Vincent,
1996). Dengan total 12 variabel, skor SOFA mempunyai variabel lebih sedikit
dibanding sistem penilaian tingkat keparahan penyakit di ICU yang lainnya, seperti 25
APACHE II dan SAPS II. Pengkajian disfungsi organ secara berturut-turut selama
beberapa hari pertama perawatan di ICU merupakan indikator yang andal untuk
menentukan prognosa. Nilai SOFA rata-rata ataupun nilai SOFA tertinggi merupakan
prediktor outcome yang sangat bermanfaat. Terlepas dari skor awal, peningkatan skor
SOFA dalam 48 jam pertama di ICU dapat memprediksi mortalitas sebesar 50%

B. Skor SOFA (Sepsis-related Organ Failure Assessment)

SOFA (Sepsis-related Organ Failure Assessment) adalah sistem pengkajian


disfungsi/gagal organ akibat sepsis. Skor SOFA terdiri atas penilaian 6
sistem organ, masing-masing organ mempunyai nilai antara 0 4
berdasarkan derajat disfungsinya. Nilai 0 (tidak ada disfungsi atau gagal
organ), nilai 1-2 (disfungsi organ), nilai >2 (gagal organ) Sebagai contoh,

skor SOFA untuk fungsi ginjal berasal dari konsentrasi serum kreatinin dan produksi
kencing seperti tercantum dalam tabel.1 (Vincent, 1996)
Tabel skor SOFA (dikutip oleh Vincent 1996)

Skor SOFA

Variabel
Respirasi
PaO2/FiO2
mmHg

>400

400

300

200

100

Koagulasi
Platelet x 103
/L
Hati
Bilirubin, mg/dL

> 150

150

100

50

20

1,2

1,2 1,9

2,0 5,9

6,0 11,9
Dop > 5,

>12,0
Dop >15,

epi 0,1

epi 0,1

atau

atau

norepi

norepi

0,1

0,1

10-12

6-9
3,5-4,9

<6

2.0-3,4

(300-440)

(171-299)

Atau <

Dop 5
Kardiovaskuler
Hipotensi,
mmHg

Tidak ada

MAP < 70

atau
dobutami
n

Sistem Saraf
Pusat GCS
Ginjal :
Kreatinin,
mg/dL atau
Produksi urine,
ml/hari

15

<1,2

13-14
1,2-1,9
(110-170)

500

>5,0(>440
) Atau

<

200

Quick SOFA Score


Qsofa skor ( juga dikenal sebagai quicksofa ) adalah ketika mendorong yang
mengenal pasien dengan dugaan infeksi yang berada di lebih berisiko hasil buruk di
luar intensive care unit ( icu ) .Ini menggunakan tiga kriteria , menetapkan satu poin
untuk tekanan darah rendah ( sbp < 100 mmhg ) , tingkat tinggi pernapasan ( > 22
breaths per ) min , atau diubah ( GCS < 15 ).
Skor berkisar dari 0 hingga 3 poin .Kehadiran 2 atau lebih qsofa poin dekat
awal infeksi itu dikaitkan dengan lebih besar resiko kematian atau berkepanjangan di
ICU. Berdasarkan temuan-temuan tersebut , ketiga konsensus internasional definisi
untuk sepsis merekomendasikan qsofa sebagai sebuah sederhana prompt untuk
mengidentifikasi terinfeksi pasien di luar icu yang kemungkinan besar akan septic.

Sofa skor ( quicksofa yang cepat atau qsofa ) adalah diperkenalkan oleh
kelompok sepsis-3 pada februari 2016 sebagai sebuah versi sederhana sofa skor
sebagai awal cara untuk mengidentifikasi pasien dengan resiko tinggi infeksi untuk
masyarakat miskin.

Kriteria definisi SIRS sepsis adalah digantikan sebagai mereka dinyatakan untuk
memiliki terlalu banyak keterbatasan; digunakan saat ini dari 2 atau lebih SIRS kriteria
untuk mengidentifikasi sepsis adalah dengan suara bulat dianggap oleh kelompok kerja
menjadi tidak membantu qsofa menyederhanakan sofa skor secara drastis oleh hanya
termasuk
Assessment

qSOFA score

Low blood pressure (SBP 100 mmHg)

High respiratory rate ( 22 breaths/min)

Altered mentation (GCS < 15)

pemimpinnya 3 kriteria klinis dan oleh termasuk ' setiap diubah cakupan ' daripada
mewajibkan sebuah gcs < 13 . Qsofa dapat dengan mudah dan cepat diulang pada pasien.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sistem penilain SOFA mencatat waktu serangkaian kondisi pasien secara


keseluruhan. Hal ini memungkinkan para klinisi untuk memantau keseluruhan
proses penyakit (Acharya, 2007).
Nilai SOFA rata-rata ataupun nilai SOFA tertinggi merupakan prediktor
outcome yang sangat bermanfaat. Terlepas dari skor awal, peningkatan skor SOFA
dalam 48 jam pertama di ICU dapat memprediksi mortalitas sebesar 50%
Sofa skor ( quicksofa yang cepat atau qsofa ) adalah diperkenalkan oleh
kelompok sepsis-3 pada februari 2016 sebagai sebuah versi sederhana sofa skor
sebagai awal cara untuk mengidentifikasi pasien dengan resiko tinggi infeksi
untuk masyarakat miskin

References
1.

Vincent JL, Moreno R, Takala J, Willatts S, De Mendona A, Bruining H, Reinhart CK, Suter PM,
Thijs LG. The SOFA (Sepsis-related Organ Failure Assessment) score to describe organ
dysfunction/failure. On behalf of the Working Group on Sepsis-Related Problems of the European
Society of Intensive Care Medicine. Intensive Care Med 1996 Jul;22(7):707-10. PMID 8844239.

2. Jump up^ Vincent JL, de Mendona A, Cantraine F, Moreno R, Takala J, Suter PM, Sprung CL,
Colardyn F, Blecher S. Use of the SOFA score to assess the incidence of organ dysfunction/failure
in intensive care units: results of a multicenter, prospective study. Working group on "sepsisrelated problems" of the European Society of Intensive Care Medicine. Crit Care Med 1998
Nov;26(11):1793-800. PMID 9824069

3. TESIS HUBUNGAN KONSENTRASI LAKTAT DARAH DENGAN DISFUNGSI-

GAGAL ORGAN MULTIPEL PADA PASIEN SEPSIS YANG DIUKUR DENGAN


SKOR SOFA ( SEPSIS RELATED ORGAN FAILURE ASSESSMENT )
4. http://www.qsofa.org/what.php

Anda mungkin juga menyukai