Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDU

BUDIDAYA PANTAI DAN LAUT

SPESIES MARINE CULTURE

Oleh :
Robiansyah
Nim : 131110257

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2016

N
o

Nama Ikan Dan


Gambar

1.

Kerapu Bebek

2.

Kepu raMacan

Klasifikasi Dan Morfologi


Menurut akbar (2009), Ikan kerapu bebek adalah jenis
ikan karang yang hanya hidup dan tumbuh cepat di daerah
tropis, Ciri khasnya terletak pada bentuk moncong yang
menyerupai bebek sehingga disebut kerapu bebek.
Adapun klasifikasi adalah sebagai berikut :
Phyllum
: Chordata
Subphylum
: Vertebrata
Class
: Osteichyes
Subclass
: Actinopterigi
Ordo
: Percomorphi
Subordo
: Percoidea
Family
: Serranidae
Subfamili
: Epinephihelinae
Genus
: Cromileptes
Spesies
: Cromileptes altivelis
Menurut akbar (2002)menyebutkan bentuk tubuh bagian
punggung meninggi dengan bentuk cembung (Concaver).
Ketebalan tubuh sekitar 6,6 7,6 cm dari panjang spesifik
sedangkan panjang tubuh maksimal sampai 70 cm.
Ikan ini tidak mempunyai gigi canine (gigi yang terdapat
dalam geraham ikan) lubang hidung hidung besar berbentuk
bulan sabit dertical, kulit berwarna terang abu-abu kehijauan
dengan bintik-bintik hitam diseluruh kepala, badan dan
sirip. Pada kerapu bebek muda, bintik hitamnya lebih besar
dan sedikit.
Klasifikasi
Ikan
kerapu
macan
(Epinehelus
fuscoguttatus) digolongkan pada :
Class
: Chondrichthyes
Sub class : Ellasmobranchii
Ordo
: Percomorphi
Divisi
: Perciformes
Famili
: Serranidae
Genus
: Epinephelus
Species
: Epinepheus sp
Morfologi Ikan Kerapu Macan Ikan kerapu bentuk
tubuhnya agak rendah, moncong panjang memipih dan
menajam, maxillarry lebar diluar mata, gigi pada bagian sisi
dentary 3 atau 4 baris, terdapat bintik putih coklat pada

3.

4.

5.

Kerapu lumpur

Kerapu Batik

Kerapu Sanu

kepala, badan dan sirip, bintik hitam pada bagian dorsal dan
poterior.
Adapun klasifikasi ikan kerapu lumpur adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Famili
: Serranidae
Genus
: Epinephelus
Spesies
: Epinephelus tauvina
Adapun ciri-ciri kerapu lumpur secara morfologi yaitu
bentuk tubuh agak rendah, moncong panjang memipih dan
menajam, maxillary lebar di luar mata, gigi-gigi pada bagian
sisi dentary 3 atau 4 baris, terdapat bintik putih coklat pada
kepala, badan dan sirip, bintik hitam pada bagian dorsal dan
posterior.
Selain itu, Ikan kerapu lumpur memiliki badan yang
berwarna dasar sawo matang dan pada bagian bawah agak
keputihan. Terdapat garis menyerupai pita yang berwarna
gelap, yang melintang pada badannya dalam jumlah sekitar
4-6 buah. Saat masih muda, pada seluruh tubuhnya terdapat
noda-noda berwarna merah sawo (Murtidjo, 2002).
Menurut Fishbase (2012), klasifikasi ikan kerapu batik
adalah :
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Famili
: Serranidae
Genus
: Epinephelus
Species
: Epinephelus polyphekadion
Menurut Ghufron et. al., (2010), kerapu batik memiliki
kepala, badan dan sirip berwarna coklat pucat dan tertutup
bintik-bintik berwarna coklat gelap. Pada kepala dan badan
terdapat bercak berwarna hitam tumpang tindih dengan
bintik hitam tersebut. Pada bagian pangkal tampak jelas
sebuah bercak hitam terdapat bintik-bintik putih pada sirip
dan beberapa di bagian kepala dan badan. Ujung sirip ekor
membulat berbentuk busur.
Klasifikasi ilmiah kerapu sanu adalah sebagi berikut :
kerajaan
: Animalia

filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

6.

7.

Kerapu Tikus

Baronang

: Chordata
: Actinopterygi
: Percimorfes
: Serranidae
: Plectropomus
: P. Leopardus

Morfologi ikan kerapu sunu yaitu, badan ikan


memanjang tegap, kepala dan badan serta bagian tengah dari
sirip berwarna abu-abu kehijau-hijauan, cokelat, merah, atau
jingga kemerahan dengan bintik-bintik biru yang berwarna
gelap pada pinggirnya.
Bintik-bintik pada kepala dan bagian depan badan
sebesar diameter bola matanya atau lebih besar (M'Boy
2014).
Ujung sirip ekor ikan kerapu sunu berbentuk rata, dan
pada ujung sirip tersebut terdapat garis putih adapun pada
sirip punggung terdapat duri sebanyak 7-8 buah.
Klasifikasi ikan kerapu tikus adalah sebagai berikut :
Phylum
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Osteichtyes
Sub class
: Actinopterigi
Ordo
: Percomorphi
Sub ordo
: Percoidea
Family
: Serranidae
Genus
: Cromileptes
Species
: Cromileptes altivelis
Ikan kerapu tikus mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai
berikut : sirip punggung dengan 10 duri keras dan 18 19
duri lunak, sirip perut dengan 3 duri keras dan 10 duri lunak,
sirip ekor dengan 1 duri keras dan 70 duri lunak.
Panjang total 3,3 3,8 kali tingginya, panjang kepala
seperempat panjang total, Leher bagian atas cekung dan
semakin tua semakin cekung, Mata seperenam kepala, Sirip
punggung semakin kebelakang melebar, Warna putih
kadang kecoklatan dengan totol hitam pada badan, kepala
dan sirip.
Seluruh permukaan tubuh kerapu tikus berwarna putih
keabuan, berbintik bulat hitam dilengkapi sirip renang
berbentuk melebar serta moncong kepala lancip menyerupai
bebek atau tikus.
Klasifikasi ikan baronang

Menurut Kuiter, 1992 ikan baronang ini


diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo
: Percoformes
Famili
: Siganidae
Genus
: Sigans
Spesies
: S. Canaliculatus ( Park, 1797 )

8.

Nila Merah

dapat

Morfologi Ikan baronang Menurut Woodland, 1990 ikan


baronang ini memiliki bentuk morfologi sebagai berikut :
Bentuk badan pipih, ramping, bentuk kepala cekung
dibagian atas kepala.
Sisiknya halus, dan tipis, punggung berwarna kecoklatan
atau kehijau hijauan, namun pada bagian perut
berwmenarna keperakan, bagian sirip punggung, dubur dan
ekor mencapai maksimum kurang lebih 25 cm
Menurut Khairuman (2003), klasifikasi ikan nila
(Oreochromis niloticus) adalah sebagai berikut :
Filum
: Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas
: Pisces
Subkelas : Acanthropterigii
Famili
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis sp.
Secara umum, ikan nila mempunyai bentuk tubuh
panjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar.
Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna
putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah
badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah
dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada.
Jumlah sisik, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah
tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya
berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam.
Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam
(Khairuman, 2003).
Bentuk hidung dan rahang belakang ikan nila jantan
melebar dan berwarna biru muda. Pada ikan betina, bentuk
hidung dan rahang belakangnya agak lancip dan berwarna
kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor ikan nila

9.

Ikan Bandeng.

jantan berupa garis putus-putus. Sementara itu, pada ikan


nila betina, garisnya berlanjut (tidak terputus) dan melingkar
(Khairuman, 2003).
Adapun Klasifikasi Ikan Bandeng
Kingdom : Animali
Pilum
: Chordata
Subpilum : Vertebrata
Kelas
: Osteichthyes
Ordo
: Gonorynchiformes
Famili
: Chanidae
Genus
: Chanos
Spesies
: Chanos Chanos
Ikan bandeng memiliki bentuk tubuh yang memanjang,
ramping, pipih dan oval. Panjang ikan ini berkisar 5 -10 cm
bahkan lebih, dan juga memiliki ketinggian badan berkisar
2-4 cm. Sedangkan ukuran kepala pada ikan bandeng ini
sejajar atau berukuran seimbang dengan ukuran badanya
yang memiliki bentuk lonjong dan tidak memiliki
sisik. Selain itu, ikan bandeng ini memiliki kepala depan
yang mendekati mulut dan sedikit meruncing. Ikan bandeng
memiliki warna keputihan, abu-abu dan silver.
Ikan bandeng memiliki sisik kecil yang berdiameter
0,01 -0,005 bahkan lebih. Sisik tersebut memiliki warna
yang sama dan juga tidak mengkilap. Sirip badan ikan
bandengan ini memiliki beberapa lapisan seperti lilin,
memiliki bentuk segitiga dan terletak di insang di bawah
perut.
Sedangkan sirip bagian punggung ikan bandeng ini
memiliki tulang yang tersusun 14 batang. Salah satunya
sirip yang terletak di bagian atas punggung memiliki fungis
untuk mengontrol berenag ikan. Selain itu, sirip di bagian
perut ikan bandengn ini terdapat di dekat bagian anus, yang
memiliki fungi untuk mengatur keseimbangan berenang.
Sedangkan sirip lainnya pada ikan bandeng ini terletak di
bagian belakang sangat besar, berwarna kehitaman atau
kecoklatan dan juga runcing di bagian ujung. Sirip ini
berfungsi untuk mengemudi kecepatan berang pada ikan
bandeng.

10

Kakap Putih.

Ikan kakap putih diberi nama oleh M.E Bloch pada tahun
1790. Klasifikasi ikan kakap putih tersebut yaitu :
Phylum

: Chordata

Sub phylum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

11.

Kakap Merah.

:Vertebrata
: Pisces
: Percomorphi
: Centropomidae
: Lates
: Lates calcalifer

Morfologi Ikan Kakap Putih adalah Ikan buas, hal ini


dapat di lihat dari bentuk mulutnya. Ikan kakap putih
memiliki mulut yang lebar dengan gigi halus yang tajam.
Rahang bawah ikan kakap lebih maju di bandingkan rahang
atasnya. Itu membuktikan bahwa ikan kakap putih ini
pemakan daging atau karnivora. (Sudjiharno, 1999)
Ikan kakap juga seperti ikan lainnya memiliki sirip. Sirip
ekor ikan kakap putih berbentuk bulat. Ikan kakap putih
memiliki sirip punggung berjari jari keras, kuat dan kaku.
Jari jari siripnya terdiri dari 3 jari keras dan 7-8 jari lunak
pada sirip punggungnya. Sedangkan sirip yang lainnya tidak
ada menunjukkan ciri ciri khusus jika di bandingkan dengan
ikan lainnya. (Mulyono, 2011)
Dilihat dari matanya ikan kakap juga memiliki keunikan
tersendiri. Berbeda dengan ikan yang lainnya yang
mempunyai mata berwarna hitam. Perbedaannya adalah
warna mata ikan kakap putih berwarna merah terang. Mata
ikan kakap putih lebih kecil di bandingkan ikan kakap
lainnya. (Chalik dkk, 2005)
Tubuh ikan kakap putih memanjang dan gepeng dengan
pangkal sirip ekor melebar. Tulang rahang atas melewati
mata sebelah belakang sedangkan rahang bawahnya lebih
menonjol ke depan dari rahang atasnya. Bentuk kepala tirus
ke depan. Warna tubuhnya perak keabuabuan sewaktu
dewasa, pada waktu masih burayak warnanya gelap (1-2
bulan), kemudian akan terang setelah menjadi gelondongan
(3-5 bulan). Ukuran maksimalnya dapat mencapai 170 cm.
(Kordi, 2010). Sedangkan sirip yang lainnya tidak ada
menunjukkan ciri ciri khusus jika di bandingkan dengan
ikan lainnya. (Mulyono, 2011)
Bentuk kepala tirus ke depan.
Warna tubuhnya perak keabuabuan sewaktu dewasa,
pada waktu masih burayak warnanya gelap (1-2 bulan),
kemudian akan terang setelah menjadi gelondongan (3-5
bulan). Ukuran maksimalnya dapat mencapai 170 cm.
(Kordi, 2010).
Menurut Saanin (1984) klasifikasi kakap merah adalah

sebagai berikut:
Kingdom
Filum
Sub filum
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Sub Ordo
Famili
Genus
Spesies

12

Bawal Bintang.

: Animalia
: Chordata
: Vertebrata
: Pisces
: Teleostei
: Percomorphi
: Perciodea
: Lutjanidae
: Lutjanus
: Lutjanus argentimaculatus

Ciri morfologi ikan kakap merah yakni memiliki warna


yang beragam yaitu warna kuning kemerahan, merah tua
kehitaman dan kuning kecoklatan. Ikan kakap merah
memiliki bentuk badan yang memanjang dan agak pipih,
mulut terletak di bagian ujung kepala (terminal) serta
memiliki beberapa gigi taring (canine) pada rahangnya.
Sirip punggung tunggal dengan 9-12 jari-jari sirip keras
dan 9-17 jari-jari sirip lemah yang bercabang. Kakap merah
memiliki sirip ekor dengan tiga sirip keras dan 7-14 sirip
lemah bercabang (Badrudin et al. 2003)
Klasifikasi bawal bintang adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Subkingdom
: Bilateria
Branch
: Deuterostomia
Infrakingdom : Chordonia
Phylum
: Chordata
Subphylum
: Vertebrata
Infraphylum
: Gnathostomata
Superclass
: Osteichthyes
Class
: Actinopterygii
Order
: Perciformes
Suborder
: Percoidei
Family
: Carangidae
Genus
: Trachinotus
Species
: blochii
Scientific Name : Trachinotus blochii
Tubuh bawal bintang berbentuk sangat gepeng dan
ramping (much compressed) dengan ekor bercagak (forked).
Tubuh berwarna putih keperakan di bagian lateral dan
ventral serta abu-abu kehijauan pada bagian dorsal. Mulut
sub terminal dan bisa dikatup sembulkan, dengan dilengkapi
gigi beludru halus (feliform teeth). Permukaan tubuh

13

Napoleon.

ditututpi sisik kecil bertipe sisir (ctenoid), dan mempunyai


gurat sisi (lateral fin) melengkung mengikuti profil
punggung.
Adapun Klasifikasi ikan napoleon adalh sebagi berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Sub Filum
: Vertebrata
Super kelas
: Pisces
Kelas
: Actynopterygii
Ordo
: Perciformes
Sub Ordo
: Percoidea
Famili
: Labridae
Genus
: Cheilinus
Spesies
: Cheilinus undulatus (Ruppell, 1835)
Bentuk tubuh memanjang agak memipih, warna agak
biru kehijauan, bagian ekor berwarna gelap, bibir tebal, dan
berbentuk seperti fleksibel, rahangnya lebar dan kuat, gigi
taringnya tajam dan kuat terdapat sepasang gigi tambahan
yang terletak di tenggorokan, mulut tidak lebar, gigi
berbentuk chinus dan gigi lainnya berbentuk canus.
Sirip punggung berduri keras, jumlah 9 buah yang
terdapat sepanjang punggung, pada daerah vorheat (dahi)
terdapat benjolan tebal, daerah preoper dan operculum
bersisik halus, sisik dada besar, halus bertipe sikloid, tiap
sisik terdapat garis-garis bertipe radier (melintang) dan pada
garis pertumbuhan terdapat pigmen

No
.
14.

Jenis &
Gambar
Crustasea
Udang Windu

Klasifikasi Dan Morfologi

Adapun klasifikasi dari


monodon), sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthropoda
Subfilum : Crustacea

udang

windu (Penaeus

Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

15

Udang Barong.

: Malacostraca
: Decapoda
: Penaeidae
: Penaeus
: Penaeus monodon (Anonim, 2012)

Dilihat dari luar tubuh udang terdiri dari dua bagian


yaitu bagian depan dan bagian belakang bagian depan
disebut bagian kepala yang sebenarnya terdiri dari bagian
kepala dan dada yang menyatu itu dinamakan kepala-dada
(cepholothorax) serta bagian perut (abdomen) terdapat
ekor dibagian belakangnya.
Semua bagian badan beserta anggota-anggotanya terdiri
dari ruas-ruas (segmen) kepala dada terdiri dari 13 ruas
yaitu kepalanya sendiri 5 ruas dan dadanya 8 ruas
sedangkan bagian perut terdiri dari 6 ruas. Tiap ruas badan
mempunyai sepasang anggota badan yang beruas-ruas pula
seluruh tubuh tertutup oleh kerangka luar yang disebut
eksoskeleton yang terbuat dari bahan chitin.
Kerangka tersebut mengeras, kecuali pada sambungansambungannya antara dua ruas tubuh yang berdekatan. Hal
ini memudahkan mereka untuk bergerak (Mujiman dan
Suyanto, 2005).
Adapun Klasifikasi udang barong (Panulirus sp.)
Super kelas : Crustacea
Kelas
: Malacostraca
Sub kelas
: Eumalacostraca
Super ordo : Eucarida
Ordo
: Decapoda
Sub ordo
: Reptantia
Seksi
: Macrura
Super famili : Scyllaridae
Famili
: Palinuridae
Genus
: Panulirus

Menurut muljanah et al. (1994), lobster secara umum


memiliki tubuh yang berkulit sangat keras dan tebal,
terutama di bagian kepala, yang ditutupi oleh duri-duri
besar dan kecil. Mata lobster agak tersembunyi di bawah
cangkang ruas abdomen yang ujungnya berduri tajam dan
kuat. Lobster memiliki dua pasang antena. Antena pertama
berukuran kecil dan ujungnya bercabang dua, disebut juga
sebagai kumis. tena kedua sangat keras dan panjang

16.

Udang
Vannamei

dengan pangkal antena besar dan kokoh, serta tutupi oleh


duri-duri tajam. Bentuk ekornya melebar seperti kipas.
Berdasarkan macam dan pola pewarnaan serta ukuran
dan bentuk kepala, lobster dapat diidentifikasi jenisjenisnya (Purnomo 1988 diacu dalam Adnyanawati, 94).
Lobster memiliki berbagai warna, yaitu ungu, hijau, merah
dan abu-abu serta membentuk pola yang indah
(Adnyanawati 1994).
Ada tiga famili lobster yang terdapat di Indonesia, yaitu
udang barong (spiny~bster), crayfish dan spanish lobster.
Famili true lobster hanya terdapat di perairan subtropics
dan perairan dingin di sebelah utara (Subani 1981 diacu
dalam dnyanawati 1994). Perairan Indonesia adalah
perairan tropis, oleh karena itu true lobster tidak
ditemukan. Udang barong terdapat diperairan sub tropis
dan tropis termasuk perairan Indonesia (Subani 1978).
Klasifikasi udang putih atau Udang Vaname menurut
(Effendie, 1997) adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Sub Kingdom
: Metazoa
Filum
: Arthropoda
Subfilum
: Crustacea
Kelas
: Malacostraca
Subkelas
: Eumalacostraca
Superordo
: Eucarida
Ordo
: Decapoda
Subordo
: Dendrobrachiata
Famili
: Penaeidae
Genus
: Litopenaeus
Spesies
: Litopenaeus vannamei
Umumnya tubuh udang dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian
kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax
yang terdiri dari 13 ruas yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8
ruas dibagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari
6 ruas tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang
anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas.
Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar
dan satu telson yang berbentuk runcing. Bagian kepala
dilindungi oleh cangkang kepala atau carapace bagian
depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S
yang disebut cucuk kepala atau rostrum (Kordi, G. 2007).
Menurut Haliman dan Adijaya (2004) udang putih

17.

Lobster

memiliki tubuh berbuku-buku dan aktivitas berganti kulit


luar (eksoskeleton) secara periodik (moulting) Pada bagian
kepala udang putih terdiri dari antena antenula dan 3
pasang maxilliped. Kepala udang putih juga dilengkapi
dengan 3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan
(periopoda). Maxilliped sudah mengalami modifikasi dan
berfungsi sebagai organ untuk makan.
Pada ujung peripoda beruas-ruas yang berbentuk capit
(dactylus) ada pada kaki ke-1, ke-2, dan ke-3. Abdomen
terdiri dari 6 ruas pada bagian abdomen terdapat 5 pasang
(pleopoda) kaki renang dan sepasang uropods (ekor) yang
membentuk kipas bersama-sama telson.
Udang juga mengalami moulting pada saat bulan
purnama atau bulan mati (moulting secara normal) dan
moulting pada saat mengalami stes yang diakibatkan oleh
lingkungan dan penyakit (Suyanto dan Mujiman, 2003)
Waterman dan Chace (1960) dalam moosa M.K dan
Aswandy I. (1984), klasifikasi lobster dijelaskan sebagai
berikut :
Super kelas : Crustacea
Kelas
: Malacostraca
Subkelas
: Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo
: Decapoda
Subordo
: Reptantia
Superfamili : Scyllaridae
Famili
: Palinuridae
Genus
: panulirus
Spesies
: Panulirus homarus, P. Penicillatus, P.
Longipes, P.versicolor, P.ornatus, P. poliphagus.
Menurut Moosa dan Aswandy (1984), morfologi dari
lobster yaitu terdiri dari kepala dan thorax yang tertutup
oleh karapas dan memiliki abdomen yang terdiri dari
enam segmen.
Karakteristik yang paling mudah untuk mengenali
lobster adalah adanya capit (chelae) besar yang pinggirnya
bergerigi tajam yang dimiliki lobster untuk menyobek dan
juga menghancurkan makanannya.
Udang karang mudah dikenal karena bentuknya yang
besar dibanding dengan udang lainny Morfologi dari udang
karang atau lobster yaitu mempunyai bentuk badan
memanjang,
silindris,
kepala
besar
ditutupi
oleh carapace berbentuk silindris, keras, tebal dan

18.

19.

Kepiting
Ranjungan

Kepiting Bakau

bergerigi. Mempunyai antenna besar dan panjang


menyerupai cambuk, dengan rostum kecil.
Lobster secara umum memiliki tubuh yang berkulit
sangat keras dan tebal, terutama di bagian kepala, yang
ditutupi oleh duri-duri besar dan kecil. Mata lobster agak
tersembunyi di bawah cangkang ruas abdomen yang
ujungnya berduri tajam dan kuat. Lobster memiliki dua
pasang antena, yang pertama kecil dan ujungnya bercabang
dua disebut juga sebagai kumis.
Antena kedua sangat keras dan panjang dengan pangkal
antena besar kokoh dan ditutupi duri-duri tajam, sedangkan
ekornya melebar seperti kipas. Warna lobster bervariasi
tergantung jenisnya, pola-pola duri di kepala, dan warna
lobster biasanya dapat dijadikan tanda spesifik jenis
lobster.
Klasifikasi kepiting ranjungan adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Artropoda
Sub filum
: Mandibulata
Kelas
: Crustacea
Sub kelas
: Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Sub ordo
: Brachyura
Famili
: Portunidae
Genus
: Portunus
Spesies
: Portunus pelagicus
Ciri-ciri morfologi kepiting rajungan (Portunus
pelagicus) adalah sebelah kiri dan kanan karapaksnya
terdapat duri yang besar. Duri-duri sisi belakang matanya
berjumlah sembilan buah (termasuk duri besar). Rajungan
jantan karapaksnya berwarna dasar biru ditaburi bintikbintik putih yang beraneka ragam bentuknya. Sedangkan
yang betina berwarna dasar hijau kotor dengan bintikbintik seperti jantan (Soim, 1994)
Menurut Afrianto dan Liviawaty (1992) pada bagian
perut (dada) kepiting jantan umumnya organ kelamin
berbentuk segitiga yang sempit dan agak meruncing
dibagian depan, sedangkan organ kelamin kepiting betina
berbentuk segitiga yang relatif lebar dan dibagian
depannya agak tumpul (lonjong).
Klasifikasi Kepiting Bakau sebagi berikut :
Phylum
: Arthropoda
Classis
: Crustacea

Subclassis
Superordo
Ordo
Familia
Genus
Spesies
tranquebarica,

: Malacostraca
: Eucaridae
: Decapoda
: Portunidae
: Scylla
: Scylla sp. S. serrata, S.
S. paramamosain, S.Olivacea

Morfologi
Kepiting
Bakau
(Scylla
serrata)
Bentuk badan kepiting bakau relatif pendek dengan
abdomen yang tereduksi. Badan yang pendek diakibatkan
oleh fusi antara kepala dan toraks membentuk cefalotoraks
dan ditutupi oleh karapas.
Karapas berbentuk menyerupai segi enam, agak bulat
atau oval, ukuran chela kanan lebih panjang daripada chela
kiri, pasangan kaki terakhir berbentuk pipih dan
diadaptasikan untuk berenang. Sisi anteroteral karapas
berduri sembilan buah dengan ukuran yang hampir sama.
Jarak antar ruang rongga mata (orbital) luas, bagian
depan mempunyai enam buah duri, serta memiliki ruas
propodus cheliped yang menggembung. Pasangan kaki
pejalan yang terakhir (pleopod V) berbentuk memipih pada
ruas terakhirnya (propodus dan daktilus).
Capit (pleopod I) mempunyai bagian propodus
menggembung dengan permukaan yang licin. Kepiting
bakau memiliki 6 buah duri diantara sepasang mata, dan 9
duri disamping kiri dan kanan mata (Karim, 1998).
Kepiting bakau mempunyai sepasang capit, pada kepiting
jantan dewasa Cheliped (kaki yang bercapit) dapat
mencapai ukuran 2 kali panjang karapas. Selain itu,
kepiting bakau diketahui memiliki 3 pasang kaki jalan dan
mempunyai sepasang kaki renang dengan bentuk pipih.
Warna kepiting bakau bervariasi dari ungu sampai hijau
dan coklat kehitaman (Siahainenia, 2008).
Pola poligonal terlihat jelas pada hampir semua bagian
tubuh. Duri pada bagian dahi karapas lebar, tinggi dan agak
tumpul, berbentuk segitiga. Empat duri yang di tengah
berukuran panjang hampir sama sehingga terlihat rata.
Kepiting bakau jantan berbeda dengan kepiting betina.
Kepiting jantan ruas abdomennya sempit, sedangkan pada
betina lebih besar. Perut kepiting betina berbentuk lonceng
(stupa) sedangkan jantan berbentuk tugu. Perbedaan fungsi
pleopod yang terletak dibawah abdomen.
Pleopod pada kepiting jantan berfungsi sebagai alat

kopulasi, sedangkan pada betina sebagai tempat


melekatnya telur (Moosa et al, 1985). Kepiting jantan
mempunyai abdomen yang berbentuk agak lancip
menyerupai segi tiga sama kaki, sedangkan pada kepiting
betina dewasa agak membundar dan melebar.

No
.
20.

Jenis & Gambar


Molusca
Tiram mutiara

Klasifikasi Dan Morfologi


Secara rinci, jenis tiram mutiara dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Invertebrata
Phylllum : Mulusca
Kalss
: Pellecypoda atau lamellibranchiata
Ordo
: Anysomyaria
Famili
: Pteridae
Genus
: Pinctada
Spesies
: Pinctada sp dan Pteria sp
Bentuk luar tiram mutiara tampak seperti batu karang
yang tidak ada tanda tanda kehidupan. Tetapi di balik
kekokokhan tersebut terdapat organ yang dapat mengatur

21

22.

Kerang Hijau

Kerang Darah

segala kativitas kehidupan dari tiram mutiara itu sendiri.


Dalam kelunakan tubuh tiram tersebut terdapat cangkang
yang keras untuk melindungi bagian tubuh agar terhindar
dari benturan maupun serangan hewan lain.
Di samping itu, dalam cangkang yang jumlahnya satu
pasang dan mempunyai bentuk yang berlainan itu terdapat
mother of pearl atau lapisan induk mutiara serta nacre
yang dapt membentuk lapisan mutiara.
Adapun klasifikasi ilmiah dari kerang hijau menurut
Dance (1977) adalah sebagai berikut:
Filum
: Mollusca
Kelas
: Bivalvia
Subkelas : Lamelibranchiata
Superordo : Filibrachiata
Ordo
: Anisomaria
Famili
: Mitylidae
Genus
: Perna
Spesies
: Perna viridis L
Morfologi Kerang Hijau Jika dibuat sayatan
memanjang dan melintang, tubuh kerang akan tampak
bagian-bagian sebagai berikut. Paling luar adalah
cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya
untuk melindungi seluruh tubuh kerang.
Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai
pembungkus seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian
belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon.
Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan
sifon bawah sebagai tempat masuknya air.Insang, berlapislapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak
mengandung pembuluh darah. Kaki pipih. Bila akan
berjalan kaki dijulurkan ke anterior.
Klasifikasi kerang darah adalah sebagai berikut :
Kindom
: Animalia
Fillum
: Moluska
Kelas
: Bivalva
Subkelas
: Pteriomorphia
Ordo
: Arcoida
Famili
: Arcidae
Subfamili
: Anadarinae
Genus
: Anadara
Spesies
: Anadara granosa
Morfologi Anadara granosa (Kerang Darah) Seperti

23.

Kerang Abalon

kerang pada umumnya, kerang darah merupakan jenis


bivalvia yang hidup pada dasar perairan dan mempunyai
ciri khas yaitu ditutupi oleh dua keping cangkang (valve)
yang dapat dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah
persendian berupa engsel elastis yang merupakan
penghubung kedua valve tersebut.
Kerang darah mempunyai dua buah cangkang yang
dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot
aduktor dalam tubuhnya. Cangkang pada bagian dorsal
tebal dan bagian ventral tipis.
Klasifikasi abalone (Haliotis asinina) adalah sebagai
berikut:
Kingdom
: Animalia
Subkingdom : Metazoa
Phylum
: Mollusca
Kelas
: Gastropoda
Sub kelas
: Orthogastropoda
Superorder : Vetigastropoda
Family
: Haliotidae
Genus
: Haliotis
Species
: Haliotis asinina Linnaeus, 1758
Morfologi Abalone mempunyai bentuk cangkang
memanjang yang tipis, rata dan tidak simetris. Ukuran
tubuhnya (otot) sangat besar di bandingkan cangkangnya.
Kepala berwarna kehijauan dan pada pinggir sekitar
kepala berwarna hijau dengan bintik-bintik hijau gelap
dan coklat. Kakinya berwarna krem kelihatan berbintik
kecoklatan. Ukuran maksimum mata tujuh yang pernah
ditangkap yaitu mencapai 20 cm panjang cangkangnya
dengan berat tubuh kira-kira 1 kg.
Cangkang berbentuk seperti telinga dan berwarna
kemerah-merahan sampai coklat dengan gelombang cincin
pertumbuhan pada permukaannya. Terdapat sirip hitam
dan kekuningan pada permukaan dorsal dan warna
kehijauan sampai keunguan pada strip otot jalannya.
ciri khas lubang terbuka di cangkangnya sebanyak
enam atau tujuh buah dan kaki yang lebih besar dari
bukaan cangkangnya. Abalon ini memiliki epipoda di
sekeliling tubuhnya yang diselingi oleh tentakel-tentakel
epipodial, keduanya berfungsi sebagai alat peraba. Lubang
ketujuh pada cangkang abalon akan tertutup jika lubang
baru di cangkang bagian depan terbentuk.
Semua organ-dalam abalon berada tepat di bawah

cangkang. Gonad abalon menutupi hati yaitu di bagian


kanan (bila dilihat dari sisi dorsal). Organ ini melengkung
seperti tanduk melingkari otot dorsal bagian posterior.
Pada bagian depan tubuhnya terdapat sepasang mata dan
sepasang tentakel sefalik yang panjang. Lubang pada
cangkang abalon berfungsi sebagai jalan air.

N
Jenis Rumput
o
Laut
24 Eucheuma
spinosum

Klasifikasi Dan Morfologi


Klasifikasi nya adalah sebagi berikut :
Kigdom : Plantae
Devisi : Rhodophyta
Kelas
: Rhodophyceae
Sub kelas: Florideae
Ordo
: Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus
: Eucheuma
Spesies : Eucheuma spinosum (Atmaja dkk., 1996).
Umunya ciri-ciri dari Euchema sp yaitu thallus
silindris, percabangan thallus berujung runcing atau tumpul,
dan ditumbuhi tonjolan-tonjolan, berupa duri lunak yang
tersusun berputar teratur mengelilingi cabang.
Bentuk dari rumput laut ini tidak mempunyai
perbedaan susunan kerangka antara akar, batang, dan daun.
Keseluruhan tanaman ini merupakan batang yang dikenal

25 Gracilaria sp

26 Sargassum sp.

sebagai talus (thallus).


Thallus ada yang berbentuk bulat, silindris atau gepeng
bercabang-cabang. Rumpun terbentuk oleh berbagai sistem
percabangan ada yang tampak sederhana berupa filamen dan
ada pula yang berupa percabangan kompleks.
Jumlah setiap percabangan ada yang runcing dan ada
yang tumpul. Permukaan kulit luar agak kasar, karena
mempunyai gerigi dan bintik-bintik kasar. Eucheuma
spinosum memiliki permukaan licin, berwarna coklat tua,
hijau coklat, hijau kuning, atau merah ungu.
Tingginya dapat mencapai 30 cm. Eucheuma spinosum
tumbuh melekat ke substrat dengan alat perekat berupa
cakram. Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh
membentuk rumpun yang rimbun dengn ciri khusus
mengarah ke arah datangnya sinar matahari. Cabang-cabang
tersebut ada yang memanjang atau melengkung seperti
tanduk.
Adapun klasifikasinya adalah sebagi berikut ;
Divisi
: Rhodophyta
Kelas
: Rhodophyceae
Ordo
: Gigartinales
Famili
: Gracilariaceae
Genus
: Glacilaria
Jenis
: Glacilaria sp.
Ciri umum dari Gracilaria sp. adalah mempunyai
bentuk thallus silindris atau gepeng dengan percabangan
mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan
rimbun, di atas percabangan umumnya bentuk thalli
(kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya
halus atau berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara
0,5 2 mm.
Panjang dapat mencapai 30 cm atau lebih dan
Glacilaria tumbuh di rataan terumbu karang dengan air
jernih dan arus cukup dengan salinitas ideal berkisar 20-28
per mil (Anggadiredja et al. 2006).
Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut :
Domain
: Eukaryota
Kingdom
: Chromalveolata
Phylum
: Heterokontophyta
Class
: Phaeophyceae
Ordo
: Fucales
Family
: Sargassaceae
Genus
: Sargassum sp.

Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh Sargassum sp. antara


lain thallus pipih, licin, batang utama bulat agak kasar, dan
holdfast (bagian yang digunakan untuk melekat) berbentuk
cakram.
Cabang pertama timbul pada bagian pangkal sekitar 1
cm dari holdfast. Percabangan berselang-seling secara
teratur. Bentuk daun oval dan memanjang berukuran
(40x10)mm. Pinggir daun bergerigi jarang, berombak, dan
ujung melengkung atau meruncing. Vesicle (gelembung
seperti buah) berbentuk lonjong, ujung meruncing
berukuran (7x1,5)mm, dan agak pipih.

Daftar Pustaka
Akbar, S. 2009. Pembenihan Dan Pembesaran Kerapu Bebek. Penebar Swadaya. Jakarta. 104 Hal.
Anggadireja

J, Istini S, Zatnika A, Suhaimi. 2006. Manfaat dan Pengolahan


Laut. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. hlm 128 - 135.

Rumput

Atmadja WS. 1996. Pengenalan Jenis Algae Merah. Di dalam: Pengenalan JenisJenis Rumput Laut Indonesia.
Jakarta:
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan
Oseanologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. hlm 147 151.
Badrudin, Bambang S, Rahmat E. 2003. Kakap Merah. Jakarta : Penebar Swadaya.
Badrudin,

Barus
dan
Naamin.
2003.
Prosiding
Forum
II
Perikanan,
Sukabumi
1821 Juni 1991. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Departemen
Pertanian. Jakarta 208 hal.

Effendie, M. I. 1997. Biology Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Hal 93-105
Ghufron, H. Kordi. 2010. Pembesaran Kerapu Batik Di Keramba Jaring Apung. Yogyakarta: Kanisius. 132 Hlm
Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta: Penerbit Agromedia Pustaka.
Murtidjo, B.A. 2002. Budidaya Kerapu Dalam Tambak. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Saanin H. 1968. Taksonomi Dan Kuntji Identifikasi Ikan II. Bandung : Binatjipta

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai