c.
UU LPS telah memberi jalan bagi nasabah penyimpan yang merasa dirugikan,
yaitu Pasal 20 ayat (1) UU LPS telah mengatur, dalah hal nasabah penyimpan merasa
dirugikan, maka yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan kepada LPS yang
didukung dengan bukti nyata dan jelas; atau melakukan upaya hukum melalui
pengadilan. Dan pada ayat (2), apabila LPS menerima keberatan tersebut atau
perintah pengadilan, LPS hanya membayar sesuai dengan penjaminan berikut bunga
yang wajar.
Tentu saja ketentuan ayat (1) adalah sesuatu yang sifatnya it goes without saying ,
artinya tanpa ada ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tersebut, nasabah
dapat saja menggugat LPS. Sedangkan dalam ayat (2) sebetulnya bersifat Lex
specialis dan lebih melindungi LPS sendiri.
Perlindungan hukum lain yang dapat ditempuh oleh nasabah adalah dengan
menggunakan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Dalam hal ini pelaku usaha wajib memberikan kompensasi, ganti rugi dan atau
penggantian apabila jasa yang diterima atau dimanfaatkan oleh konsumen tidak
sesuai dengan perjanjian.
Menurut ketentuan Pasal 7 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tersebut, pelaku
usaha memiliki kewajiban-kewajiban:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.