Konsep Pemanasan Ohmic Bukan Hal Yang Baru Di Dunia Teknologi
Konsep Pemanasan Ohmic Bukan Hal Yang Baru Di Dunia Teknologi
Konsep pemanasan ohmic bukan hal yang baru di dunia teknologi. Seiring
berjalannya waktu teknologi pemanasan ohmik mengalami perkembangan dan dapat
memanaskan bahan lebih cepat dan merata sehingga dapat menghasilkan produk bermutu
dengan kualitas tinggi. Pemanasan ohmik merupakan suatu proses aseptik dengan temperatur
yang tinggi dan terjadi dalam waktu singkat (HTST). Aplikasi teknik ini diindustri makanan
dapat mencakup blansing, penguapan, dehidrasi, fermentasi dan pasturisasi.
Asam askorbat merupakan antioksidan alami yang digunakan dalam campuran bahan
makanan untuk mencegah perubahan warna dan pematangan dan untuk memperpanjang umur
makanan. Ini diketahui dari termolabil dan mekanisme degradasi yang merupakan spesifik
dari suatu sistem tertentu. Jalur degradasi aerobik berkaitan dengan adanya oksigen dan jalur
anaerobik bebas dari oksigen. Dan ini dipengaruhi suhu ruang penyimpanan, ruang dengan
suhu yang lebih rendah akan meminimalkan laju degradasinya. Ketika oksigen hadir dalam
kontribusi degradasi anaerobik, total kehilangan vitamin Cnya kecil dibandingkan dengan
degradasi aerobik. Tabel 1 adalah beberapa studi yang dilakukan untuk menentukan
parameter kinetik termal degradation asam askorbat dalam sistem pangan di bawah kondisi
konvensional pemanasan.
Salah satu indikator kemungkinan untuk efektivitas dari proses ini adalah degradasi asam
askorbat, menyebabkan kebutuhan degradasi kinetik meningkat ketika mengalami pemanasan
ohmik.
1. Bahan dan Metode
1.1 Deskripsi sistem
Sistem pemanas dan akusisi data yang digunakan adalah seperti pada gambar 1. Terdiri dari
gelas silinder tabung yang panjangnya 30 cm dan berdiamter 2.3 cm. Tiga lubang termokopel.
Dua elektrode titanium dengan tekanan teflon yang di tempatkan pada pusat geometris
ruangan.
Gambar 4-8 menunjukkan perubahan konduktivitas listrik dengan kekuatan medan yang
diperoleh untuk setiap produk yang diuji.
2.2 Perlakuan
Termal
Beberapa
3. Kesimpulan
Pada kali ini dilakukan pengamatan efek dari kekuatan medan dan perlakuan
konduktivitas listrik termal pada beberapa produk stroberi. Konduktivitas listrik meningkat
dengan suhu untuk semua produk dan kondisi diuji mengikuti hubungan linear. dalam semua
kasus dipertimbangkan konduktivitaas listrik meningkat denngan suhu dan hubungan urutan
linier atau detik, tergantung pada produk. Efek dari konvensional atau sebelum perlakuah
ohmik berbedan pada dua sampelnya. Dalam pulp stroberi P1 saat sebelum dilakukan proses
pemanasan nilai nilai konduktivitas listriknya lebih tinggi daripada saat dilakukan proses
ohmik dilakukan. Sedangkan pada P2 menunjukkan bawa konduktivitas listriknya tinggi
ketika diterapkan proses pre-treatment dibandingkan dengan konvensional pre-treatment.