Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRATIKUM AGENT PENYAKIT

UJI GULA DARAH, KOLESTEROL DAN ASAM


URAT

Di susun oleh :
Nama

: Aulia

Rakhman
NIM

: N 201 12 018

Kelompok

:1

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling serius
di abad ini. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun tak luput dari
penyakit diabetes. Bahkan jumlah kasusnya di Indonesia naik sampai 500 persen
dalam tiga tahun terakhir.
Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia diperkirakan mengalami
peningkatan dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa
pada tahun 2030 mendatang. Berdasarkan hasil survei tahun 2003, prevelansi
diabetes melitus di perkotaan mencapai 14,7 persen dan di pedesaan hanya 7,2
persen.
Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar diproduksi
tubuh di dalam liver dari makanan berlemak yang kita makan. Kolesterol
diperlukan

tubuh

untuk

membuat

selaput

sel,

membungkus

serabut

saraf, membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat
diedarkan langsung oleh darah karena tidak larut dalam air. Untuk
mengedarkannya, diperlukan molekul pengangkut yang disebut lipoprotein.
Ada dua jenis lipoprotein, yaitu high density lippoprotein (HDL) dan low
density lippoprotein(LDL).
Di Indonesia prevalensi hiperurisemia kira-kira 2,6-47,2% (variasi
pada berbagai populasi). Sedangkan gout juga bervariasi antara 1-15,3% : Pada
suatu studi didapatkan insidensi gout : 0,1% pada kadar <7 mg/dL, 0,5% pada
kadar
7-8,9 mg/dL, 4,9% pada kadar asam urat darah >9 mg/dL Insidensi kumulatif
gout mencapai angka 22% setelah 5 tahun, pada kadar asam urat >9 mg/dLPada
umumnya menyerang laki-laki (90%) usia dewasa muda sekitar 40 tahun,
sedangkan pada wanita penyakit ini lebih banyak menyerang mereka yang telah
mengalami menopause.

Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktek ini adalah


untuk mengetahui kadar gula darah, kolesterol dan asam urat yang
diujikan apakah normal atau tidak.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan sehingga dilaksanakan percobaan ini adalah
:
1. Untuk mengetahui teknik Uji Gula Darah, Kolesterol dan Asam
Urat.
2. Untuk mengetahui kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat
yang diujikan.
2.3 Manfaat
Adapun manfaat sehingga dilaksanakan percobaan ini yang dihubungkan
dengan kesehatan yaitu untuk mengetahui kadar gula darah, kolesterol dan asam
urat apakah normal atau tidak yang nantinya dapat mengetahui penyakitpenyakit apa saja yang disebabkan tidak normalnya kadar gula darah, kolesterol
dan asam urat, sehingga dapat disosialisasikan kepada masyarakat bagaimana
mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh tidak normalnya kadar gula
darah, kolesterol dan asam urat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem syaraf dan
eritrosit. Glukose juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber
gliserida glisero

dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar

senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh (Anna,
1994).
Glukose sebagian besar diperoleh dari manusia, kemudian dibentuk dari
berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukogenesis lalu juga dapat
dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolsis (Girindra, 1989).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia (kadar gula darah
tinggi) yang kronik disertai berbagai kelainan meta bolik akibat gangguan hormonal.
Akibat

gangguan hormonal tsb dapat

menimbulkan komplikasi pada

mata

seperti katarak ,ginjal (nefropati) ,saraf dan pembuluh darah. (Nanang, 2011).
Dari definisi diabetes mellitus diatas bisa diambil penjabaran bahwa penyakit
diabetes disebabkan oleh adanya kelonjakan kadar gula dalam darah sebagai
akibat dari tidak mampunya tubuh memproduksi hormon insulin secara normal atau
tubuh tidak bisa memanfaatkan dengan baik insulin yang dihasilkan. Dari definisi
dan penjabaran ringkas ini akhirnya kita mempunyai gambaran apa sebenarnya yang
terjadi pada diri seseorang yang terserang penyakit diabetes (Nanang, 2011).
Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi
Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil Riset
kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab
kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan
menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki
ranking ke-6 yaitu 5,8% (Nanang, 2011).

Total penderita diabetes mellitus di Indonesia berdasar data WHO, saat ini
sekitar 8 juta jiwa, dan diperkirakan jumlahnya melebihi 21 jiwa pada tahun 2025
mendatang. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat
keempat penderita diabetes terbesar setelah China, India, dan Amerika. Sementara
jumlah penderita diabetes di dunia, mencapai 200 juta jiwa. Diprediksi angka
tersebut terus bertambah menjadi 350 juta jiwa pada tahun 2020 (Nisa, 2012)
Menurut Setiadi (2003) Paling sedikit terdapat 2 bentuk

diabetes

melitus

berdasarkan penyebab perjalanan klinik dan terapinya, antara lain:


A. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan
pada balita, anak-anak dan remaja (Setiadi, 2003).
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati
dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe
1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya,
sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau
balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah
dan mudah terserang berbagai penyakit (Setadi, 2003).
B. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti
kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya
sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai
dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah (Adiguna, 2006).

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap


insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2,
pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti
diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan
pemberian tablet

belum maksimal respon penanganan level gula

dalam

darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan (Adiguna, 2006).
Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor amat penting,
khususnya untuk menjaga fungsi sistem saraf. Kadar gula darah bervariasi,
tergantung status nutrisi. Kadar gula normal manusia, beberapa jam setelah makan
sekitar 80 mg/100 ml darah, tetapi sesaat sehabis makan meningkat sampai 120
mg/100 ml. Glukosa bersama asam lemak adalah molekul-molekul bahan bakar
utama pemicu metabolisme makhluk hidup. Organ pengguna bahan bakar
terbanyak adalah hati, otak, jantung, otot dan jaringan adiposa. Mekanisme
homeostatik berperan untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dan penggunaannya
oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun, mekanisme pelepasan gula simpanan
glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis) terbuka, sehingga kadar normal tetap
terpelihara (Nogrady, 1992).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah
makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada
pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar
gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau
minum cairan

yang

mengandung

gula

maupun

karbohidrat

lainnya. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi
progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang
tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum
merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan
kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun
secara perlahan (Siswono, 2002).
Ada cara lain untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan melakukan
aktivitas fisik seperti berolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam
darah untuk dijadikan energy (Villee, 1999).

Menurut Robert (1998), ada tiga cara untuk mengukur kadar gula darah:
1. Tes gula darah sewaktu
Tes ini mengukur glukosa dalam darah yang diambil kapan saja, tanpa
memperhatikan waktu makan.
2. Tes gula darah puasa
Tes ini menggunakan contoh darah yang diambil saat kita tidak
makan atau minum apa pun (kecuali air putih) selama sedikitnya delapan jam.
3. Tes toleransi glukosa
Tes

ini dimulai dengan tes

gula

darah puasa,

kemudian kita

diberikan minuman yang manis yang mengandung gula dengan ukuran


tertentu. Kadar gula darah lalu diukur dengan menggunakan beberapa contoh
darah yang diambil pada jangka waktu yang tertentu.
Kolesterol adalah komponen dari membran sel dan merupakan prekursor
untuk hormon steroid dan asam empedu yang disintesis oleh sel-sel tubuh dan
diserap dengan

makanan.

Kolesterol

diangkut

dalam

plasma

melalui

lipoprotein yaitu kompleks antara lipid dan apolipoproteins (Kimball, 1983).


Ada

empat

kelas

lipoprotein

yaitu

lipoprotein

densitas

tinggi

(HDL), lipoprotein densitas rendah (LDL), lipoprotein densitas sangat rendah


(VDRL) dan kilomikron. LDL terlibat dalam transportasi kolesterol ke sel
perifer,

HDL bertanggung jawab atas penyerapan kolesterol dari sel (Girindra,

1989).
Empat kelas lipoprotein yang berbeda menunjukkan hubungan yang
berbeda untuk aterosklerosis koroner. LDL-kolesterol (LDL-C) memberikan
kontribusi untuk pembentukan plak aterosklerotik dalam arteri intim dan sangat
terkait dengan penyakit jantung koroner (PJK) dan mortalitas. Bahkan dengan
kolesterol total dalam kisaran normal peningkatan konsentrasi LDL-C menunjukkan
risiko tinggi. HDL-C memiliki efek menghambat pembentukan plak pelindung dan
menunjukkan hubungan terbalik dengan
bahkan

HDL-C

independen (Arthur, 2010).

prevalensi

PJK,

nilai nilai rendah merupakan faktor risiko

Penentuan tingkat Total

Cholesterol

( T C)

individu digunakan

untuk

tujuan skrining sedangkan untuk penilaian risiko yang lebih baik itu perlu untuk
mengukur tambahan HDL-C dan LDL-C (Anna, 1994).
Dalam

beberapa

tahun

terakhir

beberapa

uji

klinis

terkontrol

menggunakan diet, perubahan gaya hidup atau obat yang berbeda (terutama inhibitor
HMG CoA reductase) telah menunjukkan bahwa menurunkan kolesterol total dan
LDL-C mengurangi tingkat risiko PJK drastis (Kimball, 1983).
Penyakit asam urat atau lebih tepatnya penyakit radang sendi asam urat atau
penyakit artritis asam urat (gouty arthritis) dapat didefinisikan sebagai radang sendi
yang diakibatkan oleh penumpukan asam urat di dalam tubuh khususnya pada
persendian. Kondisi ini terjadi akibat kadar asam urat di dalam darah terlalu tinggi
sehingga sebagian asam urat tersebut tidak tersaring oleh ginjal dan tetap
berada dalam tubuh. Jika kadar asam urat tersebut terlalu tinggi maka akan
mengkristal dan menumpuk di persendian. Hal tersebut dapat menyebabkan
bengkak,

radang, kekakuan dan rasa nyeri. Nyeri penyakit asam urat biasanya

pertama kali menyerang persendian jempol kaki atau persendian pergelangan kaki.
Penumpukan asam urat dapat menyebabkan kristal tajam asam urat menumpuk di
persendian, biasanya di jempol kaki, penumpukan asam urat (yang disebut
tophii) yang terlihat seperti benjolan di bawah kulit dan batu ginjal dari kristalkristal asam urat di dalam ginjal (Girindra, 1989).
Menurut Anna (1994), pendiaknosaan asam urat juga dapat dilakukan dengan
cara:
1. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik dapat dijadikan acuan diagnosis, namun
uji laboratorium diperlukan untuk diagnosis pasti.
2. Darah dan urin biasanya menunjukkan tingkat tinggi asam urat.
3. Penyedotan sendi mungkin diperlukan. Pada tes ini, jarum kecil ditempatkan
ke dalam sendi yang terkena dan beberapa cairan sendi akan diambil.
Cairan ini diperiksa di bawah mikroskop untuk memeriksa adanya kristal asam
urat atau tanda-tanda asam urat.

BAB III
METODOLOGI
2
3
3.1 Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat pada saat melakukan percobaan ini yaitu
: Hari/Tanggal

: Sabtu, 1 Juni 2013.

Waktu

: 10.00 WITA selesai.

Tempat

:Laboratorium Terpadu FKIK UNTAD.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
3.2.1 Alat
1. Nesco Multi check
2. Chip gula darah
3. Chip kolesterol
4. Chip Asam urat
5. Jarum mlancet

6. Handsprayer
7. Kamera
3.2.2

Bahan
1. Sampel Darah
2. Tissu
3. Lancet
4. Alkohol 70%
5. Strips Glukosa
6. Strips Asam Urat
7. Strips Kolesterol

3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja pada saat melakukan percobaan ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membersihkan jari yang akan di ambil darahnya sebagai sampel dengan
menggunakan alkohol 70%.
3. Menusuk salah satu jari tangan yang akan diambil darahnya dengan
lancet yang terpasang pada vacuteiner.
4. Memasukkan

chip

glukosa

ke

dalam alat

NESCO

Multi check,

lalu mengoleskan darah ke strip glukosa, lalu memasukkan strip tersebut ke


dalam chip glukosa, lalu melihat hasilnya pada alat NESCO Multi check.
5. Mengeluarkan chip dan strip glukosa yang ada pada alat NESCO Multi
check, lalu menggantinya dengan chip kolesterol dan mengoleskan darah
pada srip kolesterol, kemudian memasangnya pada chip kolesterol, lalu
melihat hasilnya pada alat NESCO Multi check.
6. Mengeluarkan chip dan strip kolesterol yang ada pada alat NESCO
Multi check, lalu menggantinya dengan chip asam urat, kemudian
mengoleskan darah pada srip asam urat dan memasangnya pada chip asam
urat, lalu melihat hasilnya pada alat NESCO Multi check.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
2.
3.
4.
4.1. Hasil Pengamatan
Adapun hasil Pengamatan yang diperoleh pada saat melakukan percobaan
ini yaitu :
No

Sampel

Kadar

Kadar

Kadar

Ket

Gula Darah

Kolesterol

Asam Urat
Berpotensi

81 mg/dL

174 mg/dL

16,8 mg/dL

Terserang Asam
Urat
Berpotensi

102 mg/dL

140 mg/dL

5,3 mg/dL

Terserang
Diabetes
Berpotensi

114 mg/dL

136 mg/dL

4,6 mg/dL

Terserang
Diabetes

4.2 Pembahasan
Uji gula darah, kolesterol dan asam urat adalah uji untuk mengetahui
kadar gula darah, kolesterol dan asam urat seseorang apakah normal atau tidak,
sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Pada percobaan kali ini uji gula darah, kolesterol dan asam urat, dengan
menggunakan alat NESCO GCU. NESCO GCU befungsi sebagai alat untuk
mengukur kadar gula darah, kolesterol dan asam urat. Langkah-langkah
kerja yang pertama adalah terlebih dahulu jari tangan yang akan diambil
darahnya disterilkan dengan menggunakan alkohol 70% yang berfungsi untuk
mensterilkan jari tangan agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme,
lalu jari tangan ditusuk menggunakan lancet supaya darah yang akan diambil
menjadikan sampel bisa keluar, kemudian darah tersebut dioleskan ke strip
glukosa, dimasukkan ke dalam chip gula darah dan diamati hasilnya. Setelah
diamati, mengeluarkan chip dan strip gula darah lalu menggantinya dengan
chip dan strip kolesterol dan melakukan hal yang sama dengan prosedur uji
gula darah tadi, kemudian menggantinya lagi dengan chip dan strip asam urat
dan melakukan hal yang sama dengan prosedur uji gula darah dan kolesterol.
Chip dan strip dari gula darah, kolesterol dan asam urat berfungsi untuk
menampilkan angka kadar dari gula

darah, kolesterol dan asam urat yang disesuaikan dengan standarisasi


angka normal kadar dari sampel.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada sampel A kadar gula darahnya 81
mg/dL,

berarti kadar gula darahnya normal,

kadar kolesterolnya 174

mg/dL berarti kadar kolesterolnya normal. Kadar asam uratnya 16,8 mg/dL.
maka berpotensi terkena penyakit asam urat dikarenakan kadar asam urat yang
melewati angka kadar asam urat normal. Kadar asam urat seseorang yang
normal jika kurang dari 5,6 mg/dL, sedangkan kadar asam urat seseorang tinggi
jika lebih atau sama dengan 5,6 mg/dL. Kadar asam urat yang tinggi karena
kurangnya berolahraga yang dapat terjadinya penimbunan lemak. Penyakit asam
urat dapat dicegah dengan cara minum air putih yang cukup, menghindari agar
tidak terjadi obesitas, mengkonsumsi makanan yang mengandung potasium
tinggi seperti kentang dan pisang, mengkonsumsi buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C seperti jeruk, menghindari konsumsi karbohidrat
sederhana seperti nasi putih, tapi konsumsilah karbohidrat kompleks seperti nasi
merah, kentang dan ketela, hindari makanan dan minuman beralkohol, jangan
sampai terlalu lelah ketika bekerja karena dapat membuat asam urat kambuh
dan banyak berolahraga.
Pada sampel B kadar gula darahnya 102 mg/dL, kadar kolesterolnya 140
mg/dL dan kadar asam uratnya 5,3 mg/dL. Dari hasil diatas, maka berpotensi
terkena penyakit diabetes dikarenakan kadar gula darah yang melewati
angka kadar gula darah normal. Kadar Gula darah seseorang yang normal
ketika pada saat gula puasanya kurang dari 110 mg/dL, sedangkan gula ketika
tidak puasa kurang dari 200 mg/dL. Kadar gula darah tinggi yang dapat
berpotensi diabetes tersebut mungkin diakibatkan faktor turunan karena
penyakit

diabetes

dapat terjadi karena

adanya

riwayat

penyakit

dari

keluarga. Faktor lain yang dapat menyebabkan diabetes adalah pola hidup dan
pola makan seseorang serta kurangnya berolahraga. Penyakit diabetes yang
disebabkan peningkatan kadar gula darah dapat dicegah dengan cara menjaga
berat badan ideal, tidak merokok, aktif secara fisik, makan secara teratur dan
menghindari alkohol.

Pada sampel C kadar gula darahnya 114 mg/dL, kadar kolesterolnya 136
mg/dL dan kadar asam uratnya 4,6 mg/dL. Dari hasil diatas, maka berpotensi
terkena penyakit diabetes dikarenakan kadar gula darah yang melewati
angka kadar gula darah normal. Kadar Gula darah seseorang yang normal
ketika pada saat gula puasanya kurang dari 110 mg/dL, sedangkan gula ketika
tidak puasa kurang dari 200 mg/dL. Kadar gula darah tinggi yang dapat
berpotensi diabetes tersebut mungkin diakibatkan faktor turunan karena
penyakit

diabetes

dapat terjadi karena

adanya

riwayat

penyakit

dari

keluarga. Faktor lain yang dapat menyebabkan diabetes adalah pola hidup dan
pola makan seseorang serta kurangnya berolahraga. Penyakit diabetes yang
disebabkan peningkatan kadar gula darah dapat dicegah dengan cara menjaga
berat badan ideal, tidak merokok, aktif secara fisik, makan secara teratur dan
menghindari alkohol.
Penyakit kolesterol dapat dicegah dengan cara memperhatikan pola
makan, menurunkan kadar lemak dalam tubuh, berolahraga, berhenti atau
mengurangi merokok dan minum alkohol, perbanyak minum air putih (minimal
8 gelas perhari), menjaga berat badan dan jangan lupa untuk rajin cek up
kesehatan ke dokter.

BAB V
PENUTUP

4
5
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini
adalah:
1.

Teknik uji gula darah, kolesterol dan asam urat dilakukan dengan
mengambil sampel darah menggunakan lancet, lalu mengoleskannya pada
strip gula darah, asam urat dan kolesterol yang berbeda, kemudian
memasukkan strip tersebut ke dalam chip gula darah, asam urat dan
kolesterol yang berbeda yang berada pada alat NESCO dan mengamati
hasilnya.

1.2 Pada sampel A kadar gula darahnya 81 mg/dL, kadar kolesterolnya 174
mg/dL dan kadar asam uratnya 16,8 mg/Dl. Pada sampel B kadar gula darahnya
102 mg/dL, kadar kolesterolnya 140 mg/dL dan kadar asam uratnya 5,3 mg/Dl.
Pada sampel C kadar gula darahnya 114 mg/dL, kadar kolesterolnya 136 mg/dL
dan kadar asam uratnya 4,6 mg/dL .
1.3 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya dalam
melakukan percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta
ada baiknya alat dan bahan yang akan digunakan lebih dilengkapi, sehingga
menunjang proses kerja pada saat melakukan praktek.

DAFTAR PUSTAKA

Adiguna. 2006. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.


Anna, P. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta. Dikutip oleh Indri
Wirasuasty Makalalag.
2013.
Uji Ekstrak Daun Binahong (
Anredera cordifolia Steen.) Terhadap kadar Gula Darah Pada Tikus Putih
Jantan Galur Wistar ( Rattus norvegicus) yang Diinduksi Sukrosa. FMIPA
UNSRAT. Manado. Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.
Arthur, C. 2010. Petunjuk Praktikum Metabolisme. Erlangga. Jakarta.
Girindra, A. 1989. Biokimia Patologi. IPB. Bogor.
Kimball, J. 1983. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Dikutip oleh Cheryl Kawatu.
2013. Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Kucing-Kucing (Acalypha Indica L.)
Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus
novergicus). FMIPA UNSRAT. Manado. Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.
Nanang, 2011. Insulin, Glukogen dan Diabitus Millitus. UI Press. Jakarta. Dikutip
oleh Putu Gina Astiyandani. 2010. Uji Klinis Pengaruh Konsumsi Daluman
(Cycllea barbata) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Tikus Wistar
Jantan. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta. Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.
Nisa. 2012. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Nogrady, T. 1992. Kimia Medisinal Terbitan Kedua. ITB. Bandung. Dikutip
oleh Elin Yulinah. 2001. Aktivitas Antidiabetika Ekstrak Etanol Herba
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees (Acanthaceae)). FMIPA ITB.
Bandung. Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.
Robert, K. 1998. Glukoneogenesis dan Pengotrolan Kadar Glukosa Darah. EGC.
Jakarta. Dikutip oleh Gunawan Pasaribu. 2011. Aktivitas Inhibisi Alfa
GLukosidase Pada Beberapa Jenis Kulit Kayu Raru. PSIK FK UNDIP.
Semarang. Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.
Setadi. 2003. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Siswono, 2002. Glisemik Bahan Pangan Perspektif Baru-Pada Formulasi Produk
Pangan untuk Penderita Diabetes. IPB. Bogor.
Villee, C. 1999. Zoologi Umum Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.

LEMBAR ASISTENSI

Nama

: Aulia Rakhman

N IM

: N 201 12 018

Kelompok

: 1 (Satu)

Kelas

:B

Asisten : Muh. Fahmi


No
.

Hari/tanggal

Koreksi

paraf

Anda mungkin juga menyukai