Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
AHMAD JAHRUDIN
1110016300028
ABSTRAK
Ahmad Jahrudin (1110016300028). Perbandingan Alat Peraga Antara Rotation
Timer Dengan Alat Roda-Roda Fleksibel Pada Kemampuan Analisis Siswa Kelas
X Konsep Gerak Melingkar Beraturan. Skripsi Studi Fisika Fakultas Iilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universita Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan alat peraga Rotation Timer dan
roda-roda fleksibel pada kemampuan analisis siswa konsep gerak melingkar beraturan.
Penelitian ini dilakukan di kelas X MIA 1 dan X MIA 2 Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Penelitan ini berlangsung pada bulan
November 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen
dengan desain nonequivalent control group design dan teknik pengambilan sampel
purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal uraian
dan instrumen non tes berupa lembar observasi aktvitas siswa. Berdasarkan analisis
data tes, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
alat peraga Rotation Timer dan roda-roda fleksibel pada kemampuan menganalisis
siswa konsep gerak melingkar beraturan.Selain itu, nilai rata-rata kemampuan
menganalisis siswa yang menggunakan alat peraga Rotation Timer lebih rendah
dibandingkan nilai rata-rata kemampuan menganalisis siswa yang menggunakan alat
peraga Roda-Roda Fleksibel. Kemampuan menganalisis siswa kelompok eksperimen
1 hanya unggul pada di kemampuan menganalisis pada aspek mengorganisasi dengan
mengacu pada hasil Uji N-Gain dimana kelas eksperimen 1 memperoleh peningkatan
sebesar 26%, sedangkan kelas eksperimen 2 hanya sebesar 20%, sementara pada aspek
membedakan kelompok eksperimen 2 memperoleh peningkatan yang lebih unggul
dengan peningkatan sebesar 31%, sementara kelompok eksperimen 1 hanya
memproleh peningkatan sebesar 24% dan pada aspek mengatribusikan kelas
eksperimen 2 juga mengalami peningkatan yang lebih unggul dengan peningkatan
sebesar 20%, sementara kelompok eksperimen 1 hanya memperoleh peningkatan 17%.
Selanjutnya berdasarkan analisis data nontes, untuk lembar observasi aktivitas siswa
menyimpulkan bahwa kelas eksperimen 1 dalam keadaan kurang kondusif,
dibandingkan dengan kelas eksperimen 2.
Kata kunci: Alat Peraga Rotation Timer, Alat Peraga Roda-Roda Fleksibel,
Kemampuan Menganalisis, Lembar Observasi.
iv
ABSTRACT
Ahmad Jahrudin (1110016300028), The Comparison of Between Equipment
Exhibition Rotation timer with Flexible Wheels on analytical skills class X Concept
of uniform circular motion. Skripsi of Physics Education Program, Science Education
Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
This research aimed to determine the effect of equipment exhibition Rotation timer and
flexible weels on the analytical skills of students concepts uniform circular motion. This
research was conducted in class X 1 and X MIA MIA 2 Madrasah Aliyah Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, This research took place in November 2014. The
research method used is the method of quasi-experimental design with nonequivalent
control group design and purposive sampling technique. The instrument used was a
form of test instruments and instrument descriptions about the non-test form aktvitas
student observation sheet. Based on test data analysis, the results showed that there
was no significant effect of the use of props Rotation Timer and flexible wheels on
students 'ability to analyze the concept of circular motion beraturan.Selain, the
average value of students' ability to analyze the use of props Rotation Timer lower
compared to the average value of students' ability to analyze the use of props WheelsWheel Flexible. The ability to analyze the experimental group 1 only students excel at
in the ability to analyze the aspects of organized with reference to the N-Gain Test
where the experimental class 1 to obtain an increase of 26%, while the experimental
class 2 only 20%, while the distinguishing aspects of the experimental group 2 gained
superior increase with an increase of 31%, while the experimental group 1 only
memproleh increased by 24% and the experimental aspects of the class attribute 2 also
increased more superior with an increase of 20%, while the experimental group 1 only
gain increased 17%. Furthermore, based on data analysis nontes, for observation of
student activity sheet conclude that the experimental class 1 under unfavorable
circumstances, compared with the experimental class 2.
Keywords: Rotation timer, Flexible weels, ability Analyze, Observation Sheet.
KATA PENGHANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilah segala puji hanya milik Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Alat
Peraga Rota Time Terhadap Kemampuan Analisis Siswa Kelas X Pada Konsep
Gerak Melingkar Beraturan.
Penulis sangat menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini
tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih khususnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sekaligus dosen pembimbing akademik yang telak memberikan bimbingan saran
dan pengarahan selama proses perkuliahan.
3. Ibu Diah Mulhayatiah, M. Pd, selaku dosen pembimbing I yang bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan juga pikirannya untuk membimbing dan
mengarahkan penyusunan skripsi demi kebaikan penulis .
4. Ibu Fathiah Alatas, M. Si, selaku dosen pembimbing II yang selalu meluangkan
waktu, tenaga dan juga pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penyusunan skripsi demi kebaikan penulis.
5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6. Bapak Yanuar Annas Bolkiah, S.Si, selaku guru bidang studi fisika di MA
Pembangunan UIN Jakarta, yang telah memberikan bantuan dan kesempatan dalam
melakukan penelitian.
vi
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan dan dukungan
dengan tulus ikhlas sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi, semoga Allah
membalas dengan keridhaan-Nya.
8. Marwaji seorang sahabat dan juga saya anggap sebagai seorang guru yang selalu
mengajarkan saya materi-materi fisika, matematika, dan sangat membantu dalam
penelitian skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan Fisika angkatan 2010, kekek-kakak kelas angkatan
2009, adik-adik Fisika angkatan 2011 dan 2012 yang telah memberi bantuan,
inspirasi dan motivasi.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran, dan bimbingan yang diberikan
kepada penulis mendapatkan balasan terbaik dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penyusunan skripsi ini sangat dinantikan. Penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ahmad Jahrudin
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
ii
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
vi
viii
xi
xii
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
10
viii
12
13
14
15
a. Membedakan ............................................................................
16
b. Mengorganisasi ........................................................................
17
c. Mengatribusikan .......................................................................
17
18
18
19
20
22
23
26
28
31
31
32
33
E. Prosedur Penelitian...............................................................................
33
36
G. Instrumen Penelitian.............................................................................
36
36
37
38
48
40
ix
41
42
44
44
44
46
46
47
48
50
52
54
58
60
B. Saran.....................................................................................................
61
62
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keungulan dan kekurangan Masing-Masing Alat Peraga................
14
32
37
38
39
39
................................................
................................
41
42
42
...............................................................
43
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes ........................
43
44
47
48
49
50
51
53
xi
DAFTAR GAMBAR
13
14
18
20
22
24
25
26
30
35
52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
64
103
111
116
138
139
140
142
143
144
148
150
151
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dari masa ke masa memiliki peran yang sangat penting dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Setiap Negara memiliki strategi
dan kurikulum tersendiri untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas untuk
mengembangkan sumber daya manusianya. Di Indonesia sendiri pendidikan telah
diatur dalam
permasalahan. salah satu faktor yang dapat membantu dan mempermudah guru
menyampaikan materi ialah penggunaan media atau instrumen yang tepat.
Di kalangan siswa telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran fisika
merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik untuk dipelajari.
Hal ini dikarenakan kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari materi-materi
fisika dengan senang hati, banyak siswa merasa terpaksa dalam belajar fisika.
Lemahnya motivasi belajar fisika karena kurangnya pemahaman tentang arti dari
hakikat, kemanfaatan, keindahan dan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari
ataupun dalam lapangan kerja yang dapat dihasilkan dari belajar fisika, terlebih lagi
dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya siswa diberi masukan atau pengajaran
dengan metode ceramah, dimana dengan metode tersebut siswa-siswa hanya
memperoleh kata-kata saja baik lisan maupun tulisan dinamakan Verbal Method.3
Verbal Method hanya istilah atau lambang kata yang membuat siswa hanya memahami
sebuah makna kata dari cerita tanpa pengalaman atau pembuktian secara langsung,
sehingga siswa menjadi kurang yakin dengan penyampaian yang guru berikan pada
proses pengajaran.
Pembelajaran fisika akan lebih bermakna dan menarik jika siswa terlibat aktif
dalam mengamati, memahami dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang ada di dalam
lingkungan sekitar dengan melakukan atau melihat secara langsung suatu fenomena
yang berkaitan langsung dengan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari, menurut
Edgar Dale dalam suatu teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dales
cone of Experiens (Kerucut Pengalaman Dale), dalam teori tersebut Dale
mengungkapkan suatu tingkatan-tingkatan pembelajaran yang bersifat Abstrak sampai
tingkatan real atau nyata. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman
menyeragamkan pemikiran dan pandangan siswa dalam mengamati suatu objek yang
cakupannya di butuhkan imajiansi atau penggambaran yang cukup kompleks.
Alat peraga merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang berfungsi untuk
memudahkan guru dalam penyampaian materi, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan alat peraga yang dibuat oleh peneliti sendiri yaitu Alat Peraga Rotation
Timer, Rotation Timer ini dibuat dengan desain yang akan membantu dalam
menerangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan materi gerak melingkar beraturan.
Pemilihan media alat peraga Rotation Timer ini dirasa sangat membantu peran guru
dalam menyampaikan materi gerak melingkar beraturan yang mana materi ini
4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 10.
Hartati, Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Ssiswa SMA, Jurnal Pendidikan, 2010, h. 128-129.
5
dibuthkan di dalam pembelajaran Fisika itu sendiri, dan pemahaman siswa dalam suatu
materi dapat diuji melalui tingkatan-tingkatan masalah yang diberikan, dalam materi
gerak melingkar beraturan sendiri kemampuan analisis jelas sangat dibutuhkan sebab
di dalam konsep gerak melingkar beraturan siswa dituntut untuk benar-benar
memahami suatu kasus atau soal yang diberikan, terkadang siswa hanya menghapalkan
rumus tanpa memahami konsep penggunaannya.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi gerak melingkar beraturan
untuk kelas X, dalam kurikulum 2013, bagi siswa kelas X sudah diberi penjurusan
masing-masing, oleh sebab itu para siswa sudah harus memahami benar-benar materi
yang mencakup dalam golongan IPA, sebab mereka harus sudah siap untuk
melanjutkan di kelas XI dan XII. Gerak melingkar beraturan merupakan materi yang
sangat penting dalam konsep-konsep Fisika, di mana gerak melingkar beraturan
merupakan penunjang untuk beberapa materi-materi yang berkaitan dengan Mekanika,
oleh sebab itu penelitian ini peneliti rasa sangat bermanfaat untuk menunjang
pemahaman siswa yang mana mereka memang sudah diarahkan atau diberi penjurusan
di dalam kurikulum 2013, mereka harus memahami dengan matang konsep-konsep
yang ada dalam materi kelas X.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Kesulitan siswa dalam belajar fisika di SMA dikarenakan konsep Fisika di SMA
merupakan konsep-konsep yang kompleks dan memiliki kesulitan yang tergolong
tinggi.
2. Kemampuan menganalisis diperlukan dalam pembelajaran fisika ataupun dalam
penyelesaian masalah-masalah yang ada dalam soal fisika.
3.
Perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengajarkan konsep fisika
dengan memilih model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih memahami
melalui melihat secara langsung kejadian-kejadian fisika dalam kehidupan seharihari.
C. Batasan Masalah
Agar lebih memfokuskan hasil yang diteliti maka dibuat batasan masalah yaitu:
1. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media alat peraga Rotation
Timer dan roda-roda fleksibel.
2. Adapun aspek kemampuan menganalisis yang akan ditinjau diantaranya adalah
kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut: Bagaimana Perbandingan Penggunaan Alat Peraga Antara Rotation
Timer dengan Alat Peraga Roda-Roda Fleksibel Pada Kemampuan Analisis Siswa
Kelas X Konsep Gerak Melingkar Beraturan.?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan masing-masing alat
peraga Rotation Timer dengan alat peraga roda-roda fleksibel pada kemampuan
analisis siswa kelas X konsep gerak melingkar beraturan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, peneliti
dan siswa dalam proses belajar mengajar, adapun manfaat yang akan diperoleh dalam
penelititian diantaranya:
1.
Seberapa efektif penggunaan alat peraga Rotation Timer dan Roda-Roda Fleksibel
digunakan dalam proses belajar mengajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
a. Pengertian Alat Peraga
Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dan sumber melalui saluran atau media tertentu ke
penerima pesan.1 Media dalam pembelajaran mengandung komponen-komponen
komunikasi pembelajaran terdiri dari komunikator, komunikasi, pesan dan media.
Media atau medium adalah perantara segala sesuatu yang terletak di tengah dalam
bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau
penghubungan dua pihak atau dua hal. Penggunaan media atau alat bantu disadari
oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas pembelajaran baik di
dalam kelas maupun di luar kelas, terutama dalam membantu peningkatan prestasi
belajar.
Jenis media pembelajaran sangat banyak dan beranekaragam, tidak ada
satupun media yang paling baik dibandingkan dengan media yang lain. Setiap media
memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, guru perlu
mengenal berbagai jenis media dengan karakteristik masing-masing. Salah satu
contoh dari media pembelajaran adalah alat peraga.
Menurut Estiningsih, alat peraga merupakan media pembelajaran yang
mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Sementara
Sanaky mengartikan alat peraga sebagai suatu alat bantu yang dipergunakan dalam
pembelajaran untuk memperagakan materi pembelajaran.2
Alat peraga adalah suatu alat, biasanya tidak dalam bentuk perangkat (set)
yang jika digunakan dapat membantu memudahkan memahami suatu konsep secara
tidak langsung. Dikatakan tidak langsung karena pembelajaran menggunakan alat
peraga dapat membantu siswa memahami suatu konsep tanpa harus melihat objek
secara langsung. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, ruang lingkup (scope)
alat peraga lebih sempit dari pada lingkup media pembelajaran dan sumber belajar.
Tidak semua jenis media pembelajaran dapat difungsikan sebagai alat peraga, akan
tetapi semua alat peraga sudah pasti merupakan media pembelajaran.3
Berdasarkan berbagai definisi mengenai alat peraga, maka dapat disimpulkan
bahwa alat peraga merupakan alat bantu yang dapat membantu dan memperjelas
penyampaian konsep sebagai perantara atau visualisasinya sehingga siswa dapat
memahami
konsep
yang
membutuhkan
visualistik
yang
mewakili
benda
Ibid., h. 13
Riah Elsa, Pengaruh Alat Peraga Sederhana Six In One Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Fluida Statis, Skripsi pada Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 7. tidak
dipublikasikan
4
10
diperhatikan sebagai syarat dalam pembuatan dan pengembangkan alat peraga, antara
lain:6
1) Keterkaitan dengan bahan ajar.
2) Nilai pendidikan.
3) Ketahanan alat (tahan lama).
4) Nilai presisi (ketepatan pengukuran).
5) Efisiensi Penggunaan alat (mudah digunakan dirangkaikan, dan dijalankan).
6) Keamanan bagi siswa.
7) Estetika (menarik).
8) Mudah disimpan.
d. Manfaat Alat Peraga
Alat peraga memiliki fungsi untuk mempermudah siswa dalam memahami
materi pembelajaran.7 Dengan alat peraga siswa tidak hanya mendengar, tetapi
melihat, meraba, merasa sehingga materi yang bersifat abstrak akan mudah dipahami
oleh siswa dengan bantuan alat peraga. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari
rangsangan alat indra ini akan mudah diingat kembali dan lebih tahan melekat pada
ingatan siswa. Hal tersebutr diperkuat oleh Dales Cone of Exsperience (kerucut
Pengalaman Dale). Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat
dari paling kongkrit ke paling abstrak. Tingkat pengalaman dalam kerucut tersebut
berdasarkan seberapa banyak indra yang terlibat di dalamnya.8
Sudjana dan Rivai mengemikakan bahwa manfaat alat peraga dalam
pembelajaran, antara lain:9
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
Tim Penyusun modul, Modul Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana Untuk SMA.
Jurnal Radiasi, 2011, h. 12-14.
7
Asyhar, op. cit. h. 13.
8
Yudi Munandi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 18.
9
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010), h. 2.
6
11
2) Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkan siswa menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan
uraian
guru,
tetapi
aktivitas
lain
seperti
mengamati,
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo,
2002), h. 99-100.
12
11
Ibid., h. 100.
13
sebuah alat yang mewakili konsep-konsep dasar dari gerak melingkar beraturan,
dimana komponen-komponen dalam alat ini dapat menghubungkan besaran-besaran
fisis dalam gerak melingkar beraturan, komponen utama alat ini adalah roda-roda
yang dapat diganti berbagai ukuran dan penghitung putaran otomatis yang berfungsi
untuk menentukan jumlah putaran, alat ini juga membutuhkan komponen pendukung
untuk membantu menggerakan roda-rodanya seperti baterai atau catu daya, alat
peraga Rotation Timer dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1
14
Kategori
Terdapat counter (penghitung putaran
otomatis)
Alat Peraga
Rotation Timer
Roda-Roda Fleksibel
Hemat energy
Praktis
perhatian ekstra
Dari Tabel 2.1 diatas terlihat keduaalat tersebut memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing, pada kategori pertama pada alat peraga Rotation Timer
terdapat pendeteksi putaran yang dapat mempermudah siswa atau pengguna untuk
15
menghitung jumlah putaran roda, sementara pada roda-roda fleksibel tidak ada. Pada
kategori kedua tentang hemat energi, alat peraga Rotation Timer memang
membutuhkan energi listrik untuk menggerakan roda-roda yang terdapat pada alat
tersebut, sementara roda-roda fleksibel dapat berputar dengan diputar dengan tangan.
Pada kategori ketiga masih berkaitan dengan kategori pertama yaitu kepraktisan
penggunaan alat, dengan adanya pendeteksi putaran maka alat peraga Rotation Timer
akan lebih praktis dalam proses penggunaannya, pada kategori keempat tentang kuat
dan tahan lama jelas roda-roda fleksibel akan lebih kuat dan tahan lama karena
terbuat dari logam dan karet yang mana jika terjatuh tidak akan merusak alat, berbeda
dengan alat peraga Rotation Timer yang hanya terbuat dari triplek jika terjatuh dapat
merusak alat tersebut, dan pada kategori kelima alat peraga Rotation Timer
membutuhkan perawatan dan perhatian kusus dalam penyimpanan dan penggunaan
sesab jikat disimpan ditempat lembab alat ini akan cepat lapuk dan dalam
penggunaan alat ini harus hati-hati dalam menggunakannya.
2.
siswa yang ditinjau dari hasil belajar menurut Bloom, dimana hasil belajar di
antaranya digolongkan berdasarkan ranah kognitif dari C1 sampai dengan C6,
Analisis sendiri merupakan salah satu dari ranah kognitif tersebut yaitu tingkatan C4,
kemampuan analisis ditinjau dari seberapa siswa dapat memecahkan masalah dan
menguraikan masalah tersebut untuk di proses dan di pilih bagian-bagian yang
penting untuk menemukan penyelesaian masalah tersebut, adapun menurut Arif
Suidharta dalam bukunya yang berjudul Keterampilan Berpikir Kompleks dan
Implementasinya dalam Pembelajaran IPA menyatakan bahwa Analisis sebagai
berikut:
Analisis adalah kemampuan untuk memecahkan atau menguraikan suatu
materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga
mudah lebih mudah dipahami. Pada level ini frontal lobus dari otak kita bekerja
keras melakukan proses berpikir. Level ini lebih rumit karena siswa sadar akan
proses berpikir yang ia gunakan (metakognisi) dan mengerti konten dan struktur dari
16
materi pelajaran. Hasil pelajaran pada level ini lebih tinggi secara intelektual
daripada pengertian dan aplikasi.12
Menurut nana Sudjana, analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis
merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga
tipe kognitif sebelumnya.13
Menganalisis menurut W. S. Winkel merupakan memisahkan konsep atau
bahan menjadi bagian-bagiannya, menentukan bagaimana itu berhubungan satu sama
lain. Aktivitas yang tergolong dalam menganalisis yaitu: mencakup kemampuan
untuk merinci suatu kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau
organisasinya dapat dipahami dengan baik.14 Hal ini sejalan dengan pendapat Bloom
mengenai analisis, dimana menurut Bloom menganalisis melibatkan proses
memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan hubungan antar
bagian dan antar setiap bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar
bagian dan setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis
ini meliputi proses-proses kognitif yaitu membedakan, mengorganisasi, dan
mengatribusikan.15
Berikut
ini
adalah
penjelasan
dari
masing-masing
kategori
proses
12
Arif Suidharta, Ketrampialan Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA,
(Bandung: Depdiknas, 2007), h. 8.
13
Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 2008), h. 27.
14
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1999), cet. IV, h. 246.
15
Lorin W. Anderson and David R. Krathwol (eds), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran
Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihatno (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), h. 120.
16
Ibid., h. 120
17
melibatkan
proses
mengidentifikasi
elemen-elemen
17
Ibid., h. 121
18
dasar untuk menarik kesimpulan tentang tujuan atau sudut pandang di balik tulisan
itu. Nama lain untuk mengatribusikan adalah mendekonstruksikan.
3. Kajian Materi Subjek Konsep Gerak Melingkar Beraturan
a. Pengertian Gerak Melingkar Beraturan
Sebuah benda yang bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju konstan
dikatakan mengalami gerak melingkar beraturan.18 Suatu benda yang bergerak
mengelilingi sumbu dalam lintasan melingkar disebut gerak melingkar.
Contoh
benda yang bergerak melingkar antara lain; Benda-benda angkasa seperti planet dan
satelit melakukan gerak melingkar mengelilingi matahari. Perhatikan Gambar 2.3
berikut
18
Giancoli, Fisika Jilid 1 Edisi kelima, terj, dari Physics. Oleh Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga,
2001), h.132
19
Yohanes Surya, Olimpiade Fisika, (Jakarta: PT Primatika Cipta Ilmu, 1996), h. 235.
19
Sudut tempuh satu putaran adalah 2radian maka panjang busur yang
ditempuh adalah keliling lingkaran = 2. (r = jari-jari lingkaran), jika sudut tempuh
satu putaran radian dan panjang busur lingkaran yang ditempuh adalah .
Dengan demikian dapat di tulis dengan rumus:20
2
= 2
Atau
2. = 2.
Atau rumusnya dapat di tulis
= .
Keterangan
= Jari-jari (meter)
= Sudut tempuh (rad)
= Panjang busur (meter)
b. Periode dan Frekuensi
Gerak melingkar sering dideskripsikan dalam frekuensi () sebagai jumlah
putaran per sekon. Periode (T) dari sebuah benda yang berputar membentuk lingkaran
adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran. Periode dan
frekuensi dihubungkan dengan persamaan.21
=
Berdasarkan konsep di atas, maka dapat kita rumuskan hubungan periode dan
frekuensi adalah22
=
1
1
=
Keterangan
= jumlah putaran (kali)
20
Ibid., h. 236.
Gioancoli, op. cit., 134.
22
Marthein Kenginan, Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 67.
21
20
= waktu (sekon)
= frekuensi (Hz)
= periode (sekon)
c. Kecepatan Anguler dan Tangensial
Untuk mengetahui besar kecepatan anguler dan tangensial bisa di lihat pada
Gambar 2.3 benda bergerak dalam lintasan melingkar menempuh busur lingkaran
(s) dalam selang waktu tertentu (t). Bila tiap selang waktu yang sama, perubahan
busur lingkaran yang ditempuh benda adalah sama maka benda melakukan gerak
melingkar beraturan. Gambar 2.4 benda bergerak melingkar menempuh lintasan s.
Keterangan
= keliling lingkaran (meter)
= selisih waktu (sekon)
= kecepatan (m/s)
Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jarijari dengan arah gerak benda Jika benda melakukan satu kali putaran, maka panjang
23
Ibid., h. 67.
21
lintasan yang ditempuh benda sama dengan keliling lingkaran. Jadi s = keliling
lingkaran = 2 dan ( = ) sehingga kelajuan tangensial dirumuskan menjadi:24
=
Substitusikan
atau = 2
22
.
=
23
Karena
v = .r
maka diperoleh
= 2.r
Atau dapat di rumuskan:30
=
30
Ibid., h. 134.
24
Maka
1 2
=
1
2
2) Dua Roda Bersinggungan
Sistem hubungan antar roda yang dihubungkan secara bersinggungan dapat
dilihat seperti pada Gambar 2.7 di bawah ini.
31
25
32
Ibid., h. 67.
26
33
Ibid., h. 67
Hartati, Pengembangan Alat Perag Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa SMA, Jurnal Pendidikan Fisika, Pekalongan, 2010, h. 128.
34
27
Ayomi Prasetyarini, dkk, Pemanfaatan Alat Perga IPA Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep
Fisika Pada Siswa SMP I Bulus Pesantren Kebumen Ttahun Pelajaran 2012/201, Jurnal Pendidikan,
Vol. 2, Nomor 1, 2012, h. 7.
36
Nanang Khoirudin, dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Dengn Menggunakan Aplikasi
Mindjet Mindmanager 9 Untuk Siswa SMA Pada Pokol Bahasan Alat Optik, Jurnal Pendidikan
Fisika, solo, 2013, h. 1.
37
Pagunanto & Joko Sefan, Penggunaan Aalat Peraga Multy Board Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA-FISIKA Pada Siswa Kelas VIII Adi SMP Negri 5 Demak Tahun Pelajaran 2008/2009, Jurnal
Pendidikan Fisika, Semarang, 2010, h. 68.
28
38
Derek, Alexander Muller, Designing Effective Multimedia for Physics Education, Thesis, Sydney,
Australia, 2008, p. ix.
39
Sukarno & Sutarman, The Development of Light Reflection Props AS a Physics Learning Media in
Vocational High School Number 6 Tanjung Jabung Timur, International Journal of Innovation and
Scientific Research, Bandung: 2014, h. 346.
29
Salah satu upaya meningkatkan minat siswa dalam proses belajar diperlukan
suatu media yang dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar, karena media
selain berfungsi sebagai stimulus informasi dan pengetahuan, juga untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Media ini terintegrasi dalam
proses belajar mengajar. Media presentasi dengan tampilan alat peraga yang menarik
dapat digunakan untuk membantu guru dalam penyampaian materi tersebut. Karena
materi gerak melingkar beraturan juga membutuhkan simulasi secara visual bergerak
untuk menjelaskan contoh-contoh yang benda yang dapat mewakilkan kejadiankejadian dalam kehidupan sehari-hari, maka alat peraga Rotation Timer dan RodaRoda Fleksibel dapat membantu untuk membuat menjelaskan dengan simulasi dan
variasi yang menarik.
Penggunaan media alat peraga Rotation Timer maupun Roda-Roda Fleksibel
dengan menggunakan metode demonstrasi diharapkan dapat meransang kemampuan
siswa untuk berpikir secara kreatif dan menyeluruh, terciptanya proses pembelajaran
yang efektif, efisien, dan menyenangkan, serta siswa akan termotivasi untuk
mempelajari fisika sehingga mampu mengerjakan soal-soal fisika. Oleh karena itu,
jika penyajian materi dengan menggunakan alat peraga pembelajaran dapat dilakukan
dengan baik, maka akan berimplikasi dengan peningkatan kemampuan menganalisis
fisika yang lebih baik juga, berikut adalah Gambar 2.9 skema dari kerangka berpikir.
30
Pemberian media
Guru - Siswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
di Tanggerang Selatan, penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran
2014/2015.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi
eksperiment (eksperimen semu), penelitian ini tidak dapat memberikan kontrol penuh
yaitu desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk
mengontrol
variabel-variabel
luar
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D), (Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 114.
2
Ibid, h. 116
31
32
Pretest
Perlakuan
Posttest
E1
E2
Keterangan :
E 1 = kelompok Eksperimen 1
E 2 = kelompok Eksperimen 2
1= perlakuan terhadap kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan media alat
peraga Rotation Timer dalam proses pembelajaran fisika.
2= perlakuan terhadap kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan media alat
peraga roda-roda fleksibel dalam proses pembelajaran fisika.
1 = tes awal (pretest) terhadap kedua kelompok (eksperimen 1 dan eksperimen 2)
2 = tes akhir (posttest) terhadap kedua kelompok (eksperimen 1 dan eksperimen 2)
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, di dalam Encyclopedia of
Educational Evaluation tertulis: A Population is a set (or collection) of all elements
prossessing one or more attributes of interest.3 Sedangkan sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang di teliti.4 Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta di wilayah Tanggerang Selatan dan
populasi terjangkau seluruh siswa kelas X MIA (matematika dan ilmu alam) Madrasah
Aliyah Pembangunan UIN Jakarta di wilayah tanggerang selatan sedangkan sampel
yang digunakan kelas X MIA 2 (untuk kelompok eksperimen 1) dan kelas X MIA 1
(untuk kelompok eksperimen 2) semester ganjil pada tahun ajaran 2014/2015 yang dari
populasi terjangkau secara purposive sampling. Purposive Sample merupakan metode
3
4
33
pengumpulan data yang mengambil data yang didasarkan tanpa memandang strata,
acak atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu, teknik ini biasanya dilakukan
karena beberapa pertimbangan, misalnya keterbatasan waktu, tenaga, dan sehingga
tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.5
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6 Penelitian menggunakan dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas (X) penelitian ini adalah penggunaan
media alat peraga Rotation Timer dan alat peraga roda-roda fleksibel. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas7. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis
siswa.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian.
1. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian, langkah awal pada tahap ini adalah
pengurusan surat izin dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Langkah selanjutnya
adalah observasi tempat, selanjutnya membuat alat peraga Rotation Timer berdasarkan
materi dan kebutuhan di sekolah, instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang
telah dibuat, serta menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dalam
hal ini guru bidang studi yang bersangkutan untuk melaksankan uji coba instrumen.
ibid. h. 183.
Sugiyono.,op.cit., h.61.
7
Ibid., h.61.
6
34
Setelah itu analisis data uji coba instrumen untuk menentukan soal-soal yang akan
digunakan dalam penelitian (pretest dan posttest). Analisis data hasil uji coba
instrumen merupakan langkah terakhir pada tahap persiapan sebelum melakukan
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Menentukan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2, merupakan langkah awal pada tahap pelaksanaan penelitian.
Selanjutnya diadakan tes awal (pretest) kepada kedua kelompok penelitian
menggunakan soal-soal hasil analisis data uji coba instrumen penelitian. Setelah tes
awal (pretest) dilaksanakan pada kedua kelompok penelitian, kelompok eksperimen
diberi perlakuan berupa penggunaan media alat peraga Rotarion Timer sedangkan
kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan berupa penggunaan media alat peraga rodaroda fleksibel yang sudah ada di sekolah tersebut. Setelah diberi perlakuan, diadakan
tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal yang
sama ketika dilakukan tes awal (pretest) dan Tes akhir (posttest) merupakan langkah
terakhir pada tahap pelaksanaan penelitian.
3.
selanjutnya adalah melakukan analisis data tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest)
kedua kelompok penelitian, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
menggunakan uji statistik. Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan
hasil uji statistik yang telah dilakukan sebelumnya. Penarikan kesimpulan merupakan
langkah paling akhir dalam prosedur penelitian.
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat
lebih jelas pada Gambar 3.1 di bawah ini
35
Tahap pelaksanaan
Kegiatan belajar
mengajar
Tes akhir (posttest)
Penarikan kesimpulan
36
Nana Syaodih, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 230.
37
Kompetensi
dasar
Menganalisis
besaran fisis
pada gerak
melingkar
dengan laju
konstan dan
penerapannya
dalam
teknologi
Menyajikan
ide / gagasan
terkait gerak
melingkar
(misalnya
pada
hubungan
roda-roda)
Jml
Indikator
membedakan
Mengorganisasi
menghubungkan
Menganalisis
besaran-besaran
gerak melingkar
beraturan secara
kuantitatif
4A*, 4B
Menganalisis
konsep
percepatan
sentripetal pada
gerak melingkar
beraturan
3A, 3B*
Menganalisis
prinsip roda-roda
yang saling
berhubungan
secara kualitatif
Total
7A, 7B*
14
38
lembar observasi ini kedua kelas baik kelompok eksperimen 2 maupun kelompok
eksperimen 1 akan dilakukan observasi oleh observer, selama proses pembelajaran ini
dilakukan. Kisi-kisi lembar observasi siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:
No
1
2
3
4
Validitas Instrumen
Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Validitas adalah suatu
ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah
tes dikatakn valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur, dalam bahasa
Indonseia valid disebut dengan istilah sahih.9 Instrumen dikatakan valid jika
memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur apa
yang diukur. Validitas item tes berbentuk uraian, digunakan rumus kolerasi product
moment yaitu:10
Ibid., h. 80.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Renika Cipta, 2010), h. 213.
10
39
( )( )
( 2 ( )2 )( 2 ( )2 )
Keterangan:
rxy = Koefisian korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan
X = Skor tiap butir soal
Y = Skor total tiap butir soal
N = Jumlah siswa
Kriteria Validitas dapat dilihat pada Tabel 3.4.11
Tabel 3.4 Kriteria Validitas
No.
Rentang Nilai
Kriteria
1.
0,00 <rxy 0,200
Sangat Rendah
2.
0,200<rxy 0,400
Rendah
3.
0,400 <rxy 0,600
Cukup
4
0,600 <rxy 0,800
Tinggi
5
0,800 <rxy 1,00
Sangat Tinggi
Data rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba instrumen dapat dilihat
pada Tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik
Jumlah Soal
Jumlah Siswa
Nomor Soal Valid
Jumlah Soal Valid
Persentare
Tipe A
7
17
1,6
2
28,67%
Tipe B
7
17
2,3,4,5,7
5
71,43%
Jumlah total
14
34
7
7
100%
Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, pada penelitian ini jumlah soal yang
diujicobakan adalah 14 butir soal, diujicobakan kepada 34 siswa, dimana soal-soal
tersebut berbentuk uraian, dan soal-soal tersebut juga dibagi kedalam dua tipe, dimana
tiap-tiap tipe memiliki indikator yang sama di setiap nomor soalnya, setelah uji coba,
11
40
hasil perhitungan didapatkan soal-soal yang valid berjumlah 7 butir. Pengelolaan hasil
uji validitas ini dapat dilihat pada lampiran.
2. Reliabilitas Instrumen
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability atau
kepercayaan, dalam bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat
dipercaya.12 Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa satu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila digunakan untuk mengukur
objek yang sama pada lain waktu akan menghasilkan nilai yang sama seperti hasil awal.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang dipercaya. Koefisien reliabilitas
dihitung dengan menggunakan
berikut:13
= [
2
][
]
1
2
Keterangan:
K : jumlah item dalam instrumen
: proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
: 1 -
2 : varians total
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
reliabilitasnya pada Tabel 3.7 sebagai berikut.
12
13
Ibid., h. 74.
Suharsimi, op. cit., h. 231.
41
Keterngan:
P
14
15
42
Sukar
Sedang
Mudah
Data rekapitulasi tingkat kesukaran keseluruhan hasil uji coba instrumen dapat
dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini. Pengelolahan hasil uji taraf kesukaran instrumen
tes dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3. 8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Butir Soal
Kriteria Soal
Jumlah Soal
Nomor soal
Persentase
Sukar
5
3A, 5A, 6A, 7A, 7B
35,7%
1A, 2A, 4A, 1B, 2B , 3B, 4B, 5B,
Sedang
9
64,3%
6B
Mudah
Jumlah
14
14
100%
Pada Tabel 3.8 terlihat bahwa dari 14 butir soal, soal yang sukar berjumlah 5
butir yaitu 3A, 5A, 6A, 7A, dan 7B, dan sisanya merupakan soal-soal yang sedang,
sedangkan soal yang mudah tidak ada.
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan
rendah). Untuk mengetahui tingkat daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut:16
=
= P A - PB
Keterangan:
= daya pembeda
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar pada butir soal
yang diukur
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab salah pada butir soal
yang diukur
16
Ibid., h. 228.
43
PA
BA
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA
BB
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada Tabel 3.9 berikut ini.17
PB
Kategori
Drop
Buruk
Cukup
Baik
Baik sekali
Data rekapitiulasi daya pembeda hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada
Tabel 3.10 di bawah ini.
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes
Kritesia soal
Drop
Buruk
Jumlah Soal
1
2
Cukup
Baik
Baik Sekali
Jumlah
2
14
Butir Soal
No Soal
3A
2A, 3B
1A, 4A, 7A, 1B, 2B, 5B, 6B,
7B
5A, 4B
14
Peresentase
7,14%
14,28%
64,3%
14,28%
100%
Berdasarkan Tabel 3.10 di atas, dapat diketahui bahwa soal dengan kriteria drop
berjumlah 1 yaitu nomor 3A, untuk soal kriteria buruk berjumlah 2 yaitu nomor 2A
dan 3B, untuk soal berkriteria cukup berjumlah 9 soal yaitu nomor 1A, 4A, 7A, 1B,
2B, 5B, 6B, dan 7B, untuk soal berkriteria baik hanya 2 soal yaitu soal nomor 5A dan
4B, sedangkan tidak terdapat soal berkriteria baik sekali pada uji daya pembeda diatas.
17
Ibid,. h. 232.
44
Untuk lebih jelasnya hasil uji daya pembeda instrumen tes kemampuan menganalisis
dapat dilihat pada lampiran.
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Tes
Analisis dan pengolahan data dalam penelitian ini berpedoman pada data yang
terkumpul. Analisis data bertujuan untuk memperoleh makna dari data yang telah
terkumpul. Analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji N-Gain
Uji N-Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, Gain digunakan
untuk menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran dilakukan guru. Untuk menghindari bias penelitian digunakan gain yang
dinormalisasi (normalized gain) atau N-Gain. Rumus N-Gain menurut
Meltzer,
yaitu:18
=
Penentuan kategorisasi perolehan N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.11 di bawah ini.
Tabel 3.11 Kategori Perolehan N-Gain
Nilai N-Gain
> 0,7
0,3 0,7
< 0,3
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
18
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: PIPA FITK UIN Syarif
Hidayatullah, 2006), h. 71.
45
diolah dalam bentuk persentase dan selanjutnya dideskripsikan sesuai dengan kriteria
penilaian. Berikut cara untuk menentukan persentase lembar observasi siswa:19
skor ideal =
persentase angket =
100%
19
Kriteria
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 137.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian perbandingan alat peraga terhadap kemampuan menganalisis siswa
pada konsep gerak melingkar beraturan di laksanakan di MA Pembangunan UIN
Jakarta kelas X Program MIA, yaitu kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen 1 dan
kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2
terdiri dari 30 siswa diajarkan dengan menggunakan alat peraga dan dengan metode
eksperimen,
Berikut ini disajikan data hasil penelitian tes kemampuan menganalisis siswa
pada konsep gerak melingkar beraturan, yaitu data berupa hasil pretest dan hasil
posttest maupun nontes yang berupa lembar observasi siswa dan angket respon siswa
setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Rotation Timer
dan roda-roda fleksibel.
1. Hasil Pretest kemampuan menganalisis siswa
Data hasil pretest kemampuan menganalisis siswa merupakan data yang
diambil pada kelas ekperimen1 sebelum pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga Rotation Timer dan kelas eksperimen 2 sebelum pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga roda-roda fleksibel yang biasa dipakai untuk menjelaskan
konsep gerak melingkar. Berikut ini disajiakan data hasil pretest berdasarkan
perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan
penyebaran data dari nilai pretest kelas eksperimen 2 dan kelas eksperimen yang
ditunjukan pada Tabel 4.1 di bawah ini:
46
47
48
pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest kelas eksperimen 2 dan kelas
eksperimen 1 yang ditunjukan pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Pemusatan dan
Penyebaran
Banyak data
Nilai terendah
Nilai Tertinggi
Median
Modus
Standar deviasi
Rata-Rata
Kelas
Eksperimen 1
30
14
98
41.5
41.5
26.15
52.3
Eksperimen 2
30
26
90
56.3
59.41
16.24
59
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 adalah 30. Dari kedua data tersebut terlihat
bahwa terdapat perbedaan nilai terendah antara eksperimen 2 dan eksperimen 1,
dimana kelas ekperimen 1 memiliki nilai terendah yaitu 14 sedangkan nilai terendah
pada kelas eksperimen 2 adalah 26, dan nilai tertinggi kelas ekperimen 1 adalah 98
sedangkan nilai tertinggi kelas eksperimen 2 adalah 90. Median atau nilai tengah
yang dihasilkan kelas ekperimen 1 41,5 sementara kelas eksperimen 2 sebesar 56,3.
Adapun nilai yang sering muncul atau modus kelas eksperimen 1 yaitu 41,5
sedangkan modus di kelas eksperimen 2 yaitu sebesar 59,41. Nilai rata-rata kelas
ekperimen 1 sebesar 52,3 sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen 2 yaitu 59,00.
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Menganalisis
Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan posttest kelas eksperimen 1
dan kelas eksperimen 2, dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
49
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Pemusatan dan
Penyebaran
Data
Banyak data
Nilai terendah
Nilai Tertinggi
Median
Modus
Standar deviasi
Rata-Rata
Peningkatan
Kelas Eksperimen 1
Pretest
Posttest
30
0
22
7,214
5,5
6,02
9,5
30
14
98
41,5
41,5
26,15
52,3
22%
Kelas Eksperimen 2
Pretest
Posttest
30
2
26
15,13
14,41
4,8
16,6
30
26
90
56,3
59,41
16,23
59
23%
50
sebesar 59. Berdasarkan data tersebut dapat dipahami bahwa ketika pretest dan
posttes kelas eksperimen 2 memiliki nilai rata-rata yang lebh tinggi dibandngkan
dengan kelas eksperimen, kelas eksperimen 2 dan kelas eksperimen sama-sama
mengalami peningkatan. Peningkatan nilai rata-rata pada kelas eksperimen 2 sebesar
23% sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 22%. Artinya, peningkatan yang
terjadi pada kelas eksperimen 1 lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang terjadi
pada kelas eksperimen 2.
4. Kemampuan Menganalisis Siswa
Kemampuan menganalisis siswa pada konsep gerak melingkar beraturan yang
diukur pada penelitian ini dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan. Ketiga aspek kemampuan menganalisis siswa
tersebut dibagi kedalam 7 butir soal yang tiap butir soal tersebut dipilih setelah
dilakukan uji Validasi dan reliabiltas. Distrbusi persentase jumlah butir soal pada
setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Jumlah Soal Aspek Kemampuan Menganalisis
No
1
2
3
Aspek Kemampuan
Menganalisis
Membedakan
Mengorganisasi
Mengatribusikan
Jumlah
No Soal
5,6,
1,2,3
4,7
7
Jumlah Butir
Soal
2
3
2
7
Persentase
28,57%
42,86%
28,57%
100%
Adapun distribusi data hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan
kelas eksperimen 2 dalam setiap aspek kemampuan menganalisis dapat dilihat pada
tabel 4.5 berikut:
51
Tabel 4.5 Hasil Uji N-Gain Untuk Setiap Aspek Kemampuan Menganalisis
Data Hasil Pretest dan Posttest
Aspek
Kemampuan
Menganalisis
Kelas
Eksperimen 1
N-Gain
Kategori
(%)
Membedakan
0,24
24
Rendah
Mengorganisasikan
0,26
26
Rendah
Mengatribusikan
0,17
17
Rendah
Rata-Rata
0,22
22
Rendah
Perhitungan uji N-Gain dapat di lihat pada lampiran.
Kelas
Eksperimen 2
N-Gain
(%)
0,31
0,20
0,20
0,23
31
20
20
23
Kategori
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
52
35%
31%
30%
25%
24%
26%
20%
20%
20%
17%
15%
Eksperimen 2
Eksperimen 1
10%
5%
0%
Membedakan MengorganisasiMengatribusikan
53
konversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6
berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No
Indikator
Kegiatan
Kelas
Kesimpulan
Kelas
kesimpulan
Eksperimen
Eksperimen
1
2
50%
Cukup
90%
Baik sekali
Siswa mengikuti
pembelajaran
dengan tertib
2 Siswa dapat bekerja
60%
Cukup
sama dengan
kelompoknya
3
Situasi
40%
Kurang
pembelajaran
kondusif
4
Antusias siswa
60%
Cukup
dalam mengikuti
pembelajaran
Rata-rata
52,5%
Cukup
Lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran.
70%
Baik
80%
Baik
80%
Baik
80%
Baik
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat terlihat bahwa pada indikator pertama
tentang bagaimana siswa mengkuti pembelajaran dengan tertib dapat dilihat kelas
eksperimen mengalami persentase hanya 50% (cukup), sedangkan kelas eksperimen 2
mengalam persentase 90% (Baik sekali), selanjutnya pada indikator kedua yaitu
tentang siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya, kelas eksperimen 1 hanya
mendapat persentase 60% (Cukup), sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh
persentase 70% (Baik), dan pada indikator ketiga tentang bagaimana situasi
pembelajaran di kelas, kelas eksperimen 1 hanya memperoleh persentase sebesar 40%
(kurang), sedangkan pada kelas eksperimen 2 memperoleh persentase sebesar 80%
(Baik), dan pada indikator yang terakhir tentang bagaimana antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran, kelas eksperimen 1 hanya memperolah persentase sebesar
60% (Cukup), sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh persentase sebesar 80%
(baik). Berdasarkan data pada Tabel 4.10 di atas dapat terlihat bahwa kegiatan selama
54
55
materi
konsep
eksperimen
menggunakan alat peraga Rotation Timer dimana dalam alat peraga ini sudah terdapat
elemen-elemen atau petunjuk-petunjuk untuk mengenalkan besaran-besaran fisis
dalam konsep gerak melingkar beraturan, seperti jumlah putaran yang sudah otomatis
siswa dapat melihat pada penghitung putaran, diamana alat pengitung putaran ini
dapat mewakili atau menghitung secara otomatis, kemudian pada alat peraga Rotation
1
Faturrohman, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 55.
Pagunanto, dan Joko Sefan, Penggunaan Alat Peraga Multy Board Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA-Fisika Pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negri 5 Demak Tahun Pelajaran 2008/2009, Jurnal
Pendidikan, Vol 1, No 1, 2010. h. 68
2
56
Timer juga terdapat beberapa roda yang memiliki ukuran yang berbeda-beda,
perbedaan ukuran roda-roda ini dapat membuat siswa memahami hubungan besarnya
jari-jari pada konsep gerak melingkar beraturan.
Pengertian kemampuan menanalisis pada aspek mengorganisasi sendiri
adalah melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi
dan proses mengenal bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktur yang
koheren3. Dalam aspek mengorganisasi siswa membangun hubungan-hubungan yang
tematis dan koheren, dimana pada aspek ini dalam konsep gerak melingkar beraturan
siswa dapat menghubungkan besaran-besaran fisis secara baik, dikarenakan dalam
penggunaan alat peraga Rotation Timer, siswa dapat memahami kerja alat ini dengan
baik dan membantunya untuk memahami dalam menghubungkan besaran-besaran
yang telah diketahui dengan besaran-besaran yang belum diketahui. Hal ini sesuai
penelitian yang dilakukan oleh Hartati yang meneliti tentang pengembangan alat
peraga untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA, dalam penelitian
tersebut terlihat bahwa penggunaan alat peraga sangat mempengaruhi keterampilan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa, dimana rata-rata para siswa memeroleh hasil
yang positif dan peningkatan yang nyata dalam hasil belajar siswa.4 Jadi dalam proses
belajar mengajar alat peraga memang dapat membantu untuk mempermudah guru
dalam penyampaian materi, menurut Sudjana menerangkan bahwa alat peraga dalam
mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses
belajar-mengajar yang efektif.5
Peningkatan kemampuan menganalisis pada aspek mengatribusi kedua kelas
sama-sama mengalami peningkatan, namun peningkatan yang terjadi tidak terlalu
signifikan,
3
diamana
kelas
eksperimen
lebih
unggul
dalam
persentase
Lorin W. Anderson and David R. Krathwol (eds), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran
Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihatno (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), h.122.
4
Hartati, Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa SMA, Jurnal Pendidikan Fisika, 6, 2010. h. 128.
5
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo, 2011),
h. 99.
57
58
penggunaan alat peraga ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Umra Iwa
Devi, dkk, dimana dalam penelitian tersebut melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) yang menggunakan media alat peraga, dalam penelitian tersebut pada siklus I
peneliti mengalami kesulitan sebab siswa masih belum mengetahui kegunaan dari alat
peraga yang diberikan oleh peneliti sehingga banyak siswa yang menggunakan alat
peraga tersebut untuk bermain, penyebab utamanya adalah siswa masih terbiasa
menggunakan pembelajaran konvensional yang bersifat teoritis dan abstrak, jadi pada
siklus I peneliti mengalami Pada tahap I siswa masih terbiasa dengan pembelajaran
teacher centered yang menempatkan siswa sebagai objek belajar yang menerima
informasi secara pasif.7 Begitu juga dalam yang dialami penelitian penggunaan alat
peraga Rotation Timer ini, dalam pertemuan pertama peneliti mengalami kesulitan
untuk mengkondusifkan kelas dan pertemuan pertama merupakan dasar untuk
menanamkan pondasi pemahaman siswa, oleh sebab itu penelitian ini memperoleh
hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapan.
Penelitian ini juga menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran,
dimana menurut Kinkin Suartini metode demnostrasi memiliki kelemahan
diantaranya ialah, memerlukan waktu yang relatif lama, metode demonstrasi sulit
digunakan apabila siswa sebelumnya tidak memahami dasar teorinya, dan metode
demonstrasi juga menyulitkan guru dalam mengontrol siswa yang acuh atau pasif
karena guru sibuk memperagakan alat peraga.8
C. Keterbatasan Penelitian
Ketika pelaksanaan penelitian ada beberapa kendala atau keterbatasan yang
dihadapi, diantaranya:
1. Kemampuan siswa ada yang tinggi dan ada yang rendah sehingga sulit untuk
mensejajarkan pelaksanaan pembelajaran.
Umra Iwa Devi, dkk, Penerapan Pembelajaran Konstektual Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Pada Materi Aljabar Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 10 Malang, Jurnal Pendidikan, 2012, h. 6.
8
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayattullah Jakarta, 2009), h. 103-104.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini secara umum
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan media alat peraga Rotation timer dan roda-roda fleksibel tidak
mengalami pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan menganalisis siswa
pada konsep gerak melingkar beraturan.
2. Kemampuan menganalisis siswa ditinjau dari setiap aspeknya hanya aspek
kemampuan mengorganisasi siswa yang mengalami peningkatan lebih besar yaitu
26% dibandingkan kelas eksperimen 2, namun pada aspek mebedakan kelas
eksperimen 1 hanya memperoleh 24% sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh
31%, dan pada aspek mengatribusi peningkatan kelas eksperimen 1 memperoleh
peningkatan sebesar 17% sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh peningkatan
sebesar 20%, dengan kata lain pada aspek membedakan dan mengatribusikan
peningkatan kelas eksperimen 1 masih di bawak kelas eksperimen 2.
3. Hasil dari lembar observasi siswa berbanding lurus dengan hasil yang diperoleh
dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, dimana kelas eksperimen 2
memperoleh rata-rata dari setiap indikatornya sebesar 80% (baik), sedangkan pada
kelas eksperimen 1 rata-rata dari setiap indikatornya sebesar 52,5% (cukup),
terlihat bahwa kelas eksperimen 2 mengalami kondisi kelas yang lebih kondusif
dan tertib dibandingkan dengan kelas eksperimen 1.
60
61
B. Saran
Berdasarkan temuan selama penelitian, saran yang dapat diajukan untuk
penelitian lanjutan antara lain:
1. Penelitian dengan menggunakan media alat peraga Rotation timer atau
menggunakan alat peraga yang lain disarankan untuk mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi lainnya.
2. Pengelolaan waktu yang baik sangat menentukan keberhasilan proses belajar
dikelas, sehingga alokasi waktu sebaiknya diperhatikan agar tidak menjadi kendala
untuk penelitian selanjutnya.
3. Pemilihan konsep dan kemampuan berpikir yang akan diteliti harus disesuaikan
dengan kemampuan siswa yang akan dijadikan sampel dalam penelitian.
4. Dalam penelitian yang menggunakan alat peraga sebaiknya peneliti menggunakan
alat peraga tidak hanya satu, agar dalam penelitian waktu yang digunakan lebih
efisien dan semua kelompok dalam kelas merata untuk mengetahui atau melakukan
percobaan selama pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander Muller, Derek. Designing Effective Multimedia for Physics Education. Thesis, Sydney,
2008.
Anderson and Krathwol. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen
Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom (Terjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta, 2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010.
Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press,
2012.
Elsa, Riah Pengaruh Alat Peraga Sederhana Six In One Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Konsep Fluida Statis, Skripsi pada Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
tidak dipublikasikan
Faturrohman, dkk. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama, 2007.
Giancoli. Fisika Jilid 1 Edisi kelima. Jakarta: Erlangga, 2001.
Hartati. Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa SMA, Jurnal Pendidikan, 2010.
Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: PIPA FITK UIN
Syarif Hidayatullah, 2006.
Iwa Devi, Umra, dkk. Penerapan Pembelajaran Konstektual Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Pada Materi Aljabar Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 10 Malang, Jurnal
Pendidikan, 2012.
Kenginan, Marthein. Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2008.
Khoirudin, Nanang, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Menggunakan Aplikasi
Mindjet Mindmanager 9 Untuk Siswa SMA Pada Pokol Bahasan Alat Optik. Jurnal
Pendidikan Fisika, solo, 2013.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada, 2010.
Nuh, Muhamad. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud RI, 2013.
62
63
Pagunanto & Joko Sefan. Penggunaan Aalat Peraga Multy Board Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA-FISIKA Pada Siswa Kelas VIII Adi SMP Negri 5 Demak Tahun Pelajaran
2008/2009. Jurnal Pendidikan Fisika, Semarang, 2010.
Prasetyarini, Ayomi, dkk, Pemanfaatan Aalat Peraga IPA Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep
Fisika Pada Siswa SMP Nnegri I Bulus Pesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013,
Jurnal Pendidikan, Volume 2 Nomor 1, 2012.
Ruseffendi. Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Andira Bandung, 1998.
Sadiman, Arif, dkk. Media pendidikan. Jakarta : PT. Rajawali Pres, 2011.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 2011.
Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo,
2002.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya, 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).
Bandung: Alfabeta, 2007.
Suidharta, Arif. Ketrampialan Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA.
Bandung: Depdiknas, 2007.
Sukarno & Sutarman. The Development of Light Reflection Props AS a Physics Learning Media
in Vocational High School Number 6 Tanjung Jabung Timur. International Journal of
Innovation and Scientific Research, Bandung, 2014.
Supardi. Aplikasi Statistik dalam Penelitian Konsep Penelitian yang Lebih Komprehensif. Jakarta:
Smart, 2013.
Surya, Yohanes. Olimpiade Fisika. Jakarta: PT Primatika Cipta Ilmu, 1996.
Syafiie, Ahmd, Media Pengajaran. Jakarta: Kencana, 2010.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010.
Tim Penyusun modul. Modul Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana Untuk SMA.
Jurnal Radiasi, 2011.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1999.
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayattullah Jakarta, 2009.
64
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
Pertemuan ke
: 1 (satu)
Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.5 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam
teknologi
Indikator:
Menganalisis besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar beraturan
Merumuskan gerak melingkar beraturan secara kuantitatif
Menganalisis percepatan sentripetal dalam gerak melingkar beraturan
4.5 Melakukan percobaan untuk menyelidiki gerak melingkar dengan laju konstan (hubungan roda-roda)
65
Menerapkann prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif dan kuantitatif
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat memahami
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang Aplikasi dari Gerak Melingkar Beraturan serta
mampu membangun sikap ilmiah dan keterampilan prosedural melalui proses mencoba, mengasosiasi dan
mengomunikasikannya dalam presentasi dan laporan tertulis
C. Kajian Materi Subjek Konsep Gerak Melingkar Beraturan
Suatu benda yang bergerak mengelilingi sumbu dalam lintasan melingkar disebut gerak
melingkar. Contoh benda yang bergerak melingkar antara lain; Benda-benda angkasa seperti
planet dan satelit melakukan gerak melingkar mengelilingi matahari.
Perhatikan gambar berikut
Benda bergerak melingkar menempuh sudut putar . Sudut putar dalam
SI dinyatakan dalam radian (rad). Jika benda bergerak satu putaran, maka
benda tgersebut sudah menempuh sudut putar penuh satu putaran sebesar
3600. Dalam radian, satu putaran penuh sebesar 2 radian, sehingga dapat
dikatakan bahwa 360setara dengan 2 radian. Dengan demikian 1
radian (rad) = 57,30.
Hubungan antara sudut tempuh () dengan busur lingkaran yang
ditempuh (s).
Sudut tempuh satu putaran adalah 2radian maka panjang busur
yang ditempuh adalah keliling lingkaran = 2r (r = jari-jari lingkaran). jika sudut tempuh satu putaran
radian dan panjang busur lingkaran yang ditempuh adalah = s.
Dengan demikian
2/= 2r/s
Atau
2.s = 2r.
Sehingga
s = r.
Periode dan Frekuensi
Misalkan waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk melakukan satu kali putaran 2 sekon, maka
dikatakan periode putaran benda tersebut 2 sekon. Jadi periode putaran adalah waktu yang diperlukan benda
untuk melakukan satu kali putaran penuh. Periode dilambangkan dengan T. Satuan periode adalah sekon
atau detik. Jika dalam waktu t sekon benda melakukan n puataran, maka periode putaran adalah =
Misalkan dalam satu detik suatu benda melakukan 3 kali putaran penuh, maka dikatakan frekuensi
putaran benda tersebut adalah 3 putaran/sekon. Jadi jumlah putaran yang dilakukan benda dalam satu detik
disebut frekuensi. Frekuensi dilambangkan dengan f. Satuan frekuensi adalah 1/s atau s-1, dan untuk satuan
SI sering menggunakan Hertz (Hz). Jika dalam waktu t
66
Berdasarkan konsep di atas, maka dapat kita rumuskan hubungan periode dan frekuensi adalah
1
=
Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jari-jari dengan arah gerak
benda Jika benda melakukan satu kali putaran, maka panjang lintasan yang ditempuh benda sama dengan
keliling lingkaran. Jadi s = keliling lingkaran = 2r dan (t =T) sehingga kelajuan tangensial
dirumuskan menjadi :
2
=
1
Substitusikan = dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
v = 2r f
Sudut yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu dinamakan kelajuan anguler benda
(). Pada gerak melingkar beraturan, sudut yang ditempuh benda selalu sama dalam selang waktu yang
sama, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.
Dalam satu periode T, sudur yang ditempuh benda adalah = 2radian. Dengan demikian
kelajuan anguler dalam gerak melingkar beraturan dirumuskan;
2
= atau = 2
Hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler dapat ditentukan dari;
=
.
t
=
v = kelajuan tangensial ..... m/s
= kelajuan anguler ........ rad/s
Percepatan Sentripetal
Jika suatu benda yang mengalami gerak melingkar beraturan mempertahankan kecepatan tetap
yang dimilikinya, berarti ada percepatan yang selalu tegak lurus dengan arah kecepatannya, sehingga
lintasannya selalu lingkaran. Percepatan yang diperlukan mengarah ke arah pusat lingkaran dan disebut
percepatan sentripetal.
67
menempuh lintasan v
Pendekatan Pembelajaran
: pendekatan saintifik
Model Pembelajaran
: Inquiry
Metode Pembelajaran
Media
: Power point dan Video
Alat/Bahan
: Alat Peraga Rota Time, Laptop, Pointer dan LCD
Sumber Belajar
: Buku pelajaran fisika yang relevan, LKS fisika
Sumber Belajar :
Perpustakaan
Buku pelajaran:
a.
Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 untuk SMU Kelas 1 Caturwulan 2. Cimahi : Erlangga
b.
c.
Douglas, C. Giancoli. 1996. Fisika. Jilid Kelima. Newyork: Prentice Hall, Inc.
d.
Istiyono, Edi. 2005. Fisika untuk kelas X, jilid 1b, Yogyakarta: Intan Perwira
Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1
Komponen
Pendahuluan
Alokasi
Waktu
Menyiapkan peserta didik secara Menyimak, mendengar, dan 15
psikis dan fisik untuk mengikuti
menghayati informasi yang Menit
proses pembelajaran
disampaikan oleh guru
Kegiatan Guru
68
a. Kegiatan
Inti
Observasing
(Mengamati)
Questioning
(Menanya)
1. Exsperiment
(Mencoba)
Associating
(Menalar)
Menampilkan
Video
yang
berkaitan dengan materi Gerak
melingkar Beraturan.
Membagi
siswa
dalam
kelompok kecil, masing-masing
terdiri atas 5-6 orang
Mendampingi dalam melakukan
percobaan
Guru membimbing/menilai
kemampuan peserta didik
mengolah data dan
merumuskan kesimpulan
69
menghubungkan
hasil
eksperimen
dengan
informasi awal.
Mengkomunikas Guru meminta Perwakilan Mempresentasikan
,
ikan
kelompok memaparkan hasil
kesimpulan
diskusi pemecahan masalah
Siswa
menyimak
Guru menilai keterampilan
penjelasan guru
menyaji dan berkomunikasi
Guru menjelaskan hubungan
perumusan dari Periode (T),
frekuensi (), kecepatan sudut
(), dan kecepatan linear ().
Guru menerangkan konsep
percepatan sentrypetal
b. Penutup
Membantu penarikan kesimpulan Menarik kesimpulan
c. Evaluasi
Memberi pertanyaan/latihan soal Menjawab pertanyaan yang 35
menit
terkait materi yang telah
di ajukan oleh guru
disampaikan
F. Penilaian
1) LKS pengunaan alat & eksperimen
(terlampir)
2) Penilaian pengetahuan (terlampir)
3) Penilaian sikap (terlampir)
4) Latihan soal terlampir
G. Sumber/Referensi
a) Buku Paket Fisika Kurikulum 2013
b) Buku Fisika Jilid 1
Jakarta,
Oktober 2014
Penyusun
Pembimbing
NIP:
Ahmad Jahrudin
NIM: 1110016300028
: Saat Pembelajaran
70
3. Sangat baik (SB) jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten
NAMA SISWA
AKTIF
KB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
SB
KERJASAMA
TOLERAN
KB
KB
SB
SB
71
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Keterangan:
KB
: Kurang baik
: Baik
SB
: Sangat baik
72
Lampiran Peniliaian Pengetahuan , Pedoman Penskoran
Soal
No
Suatu roda sepeda bergerak melingkar beraturan
1
dengan kecepatan 150 rpm, jelaskan apa yang di
maksud dengan satuan rpm (rotasi per menit),
ubahlah menjadi rps (rotasi per sekon), dan satuan
apakah rps itu.?
Kunci jawaban
skor
1
150 1 60
150
= 2,5
60
Jadi 150 rpm sama dengan 2,5 rps.
Dik
120
= 120 =
= 2
60
a. Jadi untuk menjawab poin a bias
langsung f = 2 Hz
b. Periode bias dirumuskan
1 1
= = = 0,5
2
c. Kecepatan sudut
= 2
= 2 2
= 4
d. Kecepatan linear
=
= 4 0,4
= 1,6 /
Dik
= 50 = 0,5
= 35
=5
Dit
a. . ?
b. . ?
c. . ?
d. . . ?
e. . . ?
Jawab
35
a. = = = 7
b. = = 7
5
1
c. = 2 = 2 7
73
= 14 rad/s
d. = .
= 14 , 5 = 7/
2 7
. =
=
= 14 / 2
0,5
4
a. ?
. ?
. ?
b. = 2 = 2 =
5
= 26 = 0,26
= 1,3 /
Jawab
1,3
a. = = 0,26 = 5 /
c. =
1,32
0,26
2,5
= 6,5 /
1
1
1
Dik
=4
=2
1
=
6
Dit
a.Perpindahan sudut dalam Drajat dan
dalam rad (2)
1
b.
c.
d.
e.
jawab
1
a. = 3600
6
3600
=
= 600
6
1
1
= 2
6
2 1
=
=
6
3
2
1
b. = = 1 = 12
=
c. = 2
1
1
=
12
= 2
1
= 6 rad/s
d. = .
1
12
1
74
1
= 4
6
4
2
= = /
6 2 3
e. =
2
3
( )
4
Skor Maksimum
= 9 / 2
21
Pertemuan ke
:2
75
Indikator:
detik. Jika dalam waktu t sekon benda melakukan n puataran, maka periode putaran adalah =
Misalkan dalam satu detik suatu benda melakukan 3 kali putaran penuh, maka dikatakan frekuensi putaran
benda tersebut adalah 3 putaran/sekon. Jadi jumlah putaran yang dilakukan benda dalam satu detik disebut
frekuensi. Frekuensi dilambangkan dengan f. Satuan frekuensi adalah 1/s atau s-1, dan untuk satuan SI sering
menggunakan Hertz (Hz). Jika dalam waktu t
Berdasarkan konsep di atas, maka dapat kita rumuskan hubungan periode dan frekuensi adalah
1
=
Hubungan Roda-roda
76
K.
METODE PEMBELAJARAN
L.
Pendekatan Pembelajaran
: pendekatan saintifik
Model Pembelajaran
: Inquiry
Metode Pembelajaran : Demonstrasi, diskusi, tanya jawab
MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Media
: Power point dan Video
Alat/Bahan
: Rota time, Laptop, Pointer dan LCD
Kegiatan
Kegiatan Guru
Alokasi
Waktu
15
Menyimak, mendengar, dan
menghayati
informasi Menit
yang disampaikan oleh
guru
Memahami makna, dan
manfaat
dari
tujuan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Menjawab
peranyaanperanyaan dari guru
77
Inti
Observasing
(Mengamati)
Questioning
(Menanya)
2.
Exsperi
ment
(Mencoba)
Associating
(Menalar)
Menampilkan
Video
yang
berkaitan dengan materi Gerak
melingkar beraturan.
bertanya
kepada
siswa
mengenai Video yang telah di
tampilkan
Membagi
siswa
dalam
kelompok kecil, masing-masing
terdiri atas 5-6 orang
Mendampingi dalam melakukan
Demonstrasi
Guru
membimbing/menilai
kemampuan
peserta
didik
mengolah data dan merumuskan
kesimpulan
Mengkomunikas
ikan
85
menit
78
Penutup
Evaluasi
M.
Penilaian
5) LKS pengunaan alat & eksperimen
(terlampir)
6) Penilaian pengetahuan (terlampir)
7) Penilaian sikap (terlampir)
Jakarta,
Oktober 2014
Pembimbing
NIP:
35
menit
Penyusun
Ahmad Jahrudin
NIM: 1110016300028
: Saat Pembelajaran
79
4. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
5. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
6. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda () pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
KELAS : X IPA
SIKAP
NO
NAMA SISWA
AKTIF
KB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
SB
KERJASAMA
TOLERAN
KB
KB
SB
SB
80
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Keterangan:
KB
: Kurang baik
: Baik
SB
: Sangat baik
81
kecepatan linear roda B adalah 40 m/s, berapakah
kecepatan linear roda A.?
rA = 2 m
1
rB = 1
A = 40 /
Dit vB ?
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
soal menggunakan peramaan
1
A =
=
40
=
2
1
1
= 20 /
Jadi kecepatan linear roda B adalah 20
rad/s
1
Sistem pada sebuah jam analog menggunakan Dik
system gir yang terpasang bersinggungan (lht
rA = 20 cm = 0,2 m
gambar), jika jari-jari Gir A 20 cm dan jari-jari gir B
1
rB = 5 cm = 0,05 m
5 cm, hitunglah kecepatan sudut gir B jika gir A
A = 10 /
diberi kecepatan sudut 10 rad/s.!
Dit B ?
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
soal menggunakan peramaan
vA =
. = .
1
10 0,2 = . 0,05
20
=
= 400 /
0,05
Jadi kecepatan sudut roda B adalah 1
400 rad/s
1
= 6
= 15
= 4
= 20
= 15 /
?
Jawab
Karena roda B dan A bersinggungan,
maka kelajuan linear keduanya sama
maka
1
= = .
=15 6 = 90 cm/ s
82
Karena C dan B di hubungkan dengan
sabuk maka kelajuan linear keduanya
sama
= = 90 cm/s
1
Karena roda D dan roda C seporos,
maka kecepatan sudutnya sama
=
90
= = 4 = 22,5
Skor Maksimum
=
Pertemuan ke
:1
83
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.3 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.6 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam
teknologi
Indikator:
Menganalisis besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar beraturan
Merumuskan gerak melingkar beraturan secara kuantitatif
Menganalisis percepatan sentripetal dalam gerak melingkar beraturan
4.6 Melakukan percobaan untuk menyelidiki gerak melingkar dengan laju konstan (hubungan rodaroda)
Menerapkann prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif dan kuantitatif
P. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat memahami
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang Aplikasi dari Gerak Melingkar Beraturan
serta mampu membangun sikap ilmiah dan keterampilan prosedural melalui proses mencoba,
mengasosiasi dan mengomunikasikannya dalam presentasi dan laporan tertulis
Q. Kajian Materi Subjek Konsep Gerak Melingkar Beraturan
Suatu benda yang bergerak mengelilingi sumbu dalam lintasan melingkar disebut gerak
melingkar. Contoh benda yang bergerak melingkar antara lain; Benda-benda angkasa seperti
planet dan satelit melakukan gerak melingkar mengelilingi matahari.
Perhatikan gambar berikut
Benda bergerak melingkar menempuh sudut putar . Sudut putar dalam
SI dinyatakan dalam radian (rad). Jika benda bergerak satu putaran, maka
benda tgersebut sudah menempuh sudut putar penuh satu putaran sebesar
3600. Dalam radian, satu putaran penuh sebesar 2 radian, sehingga dapat
dikatakan bahwa 360setara dengan 2 radian. Dengan demikian 1
radian (rad) = 57,30.
Hubungan antara sudut tempuh () dengan busur lingkaran yang
ditempuh (s).
Sudut tempuh satu putaran adalah 2radian maka panjang busur
yang ditempuh adalah keliling lingkaran = 2r (r = jari-jari lingkaran). jika sudut tempuh satu putaran
radian dan panjang busur lingkaran yang ditempuh adalah = s.
Dengan demikian
2/= 2r/s
Atau
84
2.s = 2r.
Sehingga
s = r.
Periode dan Frekuensi
Misalkan waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk melakukan satu kali putaran 2 sekon, maka
dikatakan periode putaran benda tersebut 2 sekon. Jadi periode putaran adalah waktu yang diperlukan benda
untuk melakukan satu kali putaran penuh. Periode dilambangkan dengan T. Satuan periode adalah sekon
atau detik. Jika dalam waktu t sekon benda melakukan n puataran, maka periode putaran adalah =
Misalkan dalam satu detik suatu benda melakukan 3 kali putaran penuh, maka dikatakan frekuensi
putaran benda tersebut adalah 3 putaran/sekon. Jadi jumlah putaran yang dilakukan benda dalam satu detik
disebut frekuensi. Frekuensi dilambangkan dengan f. Satuan frekuensi adalah 1/s atau s-1, dan untuk satuan
SI sering menggunakan Hertz (Hz). Jika dalam waktu t
Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jari-jari dengan arah gerak
benda Jika benda melakukan satu kali putaran, maka panjang lintasan yang ditempuh benda sama dengan
keliling lingkaran. Jadi s = keliling lingkaran = 2r dan (t =T) sehingga kelajuan tangensial
dirumuskan menjadi :
2
=
1
Substitusikan = dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
v = 2r f
Sudut yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu dinamakan kelajuan anguler benda
(). Pada gerak melingkar beraturan, sudut yang ditempuh benda selalu sama dalam selang waktu yang
sama, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.
Dalam satu periode T, sudur yang ditempuh benda adalah = 2radian. Dengan demikian
kelajuan anguler dalam gerak melingkar beraturan dirumuskan;
2
= atau = 2
Hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler dapat ditentukan dari;
=
.
t
=
v = kelajuan tangensial ..... m/s
= kelajuan anguler ........ rad/s
85
Percepatan Sentripetal
Jika suatu benda yang mengalami gerak melingkar beraturan mempertahankan kecepatan tetap
yang dimilikinya, berarti ada percepatan yang selalu tegak lurus dengan arah kecepatannya, sehingga
lintasannya selalu lingkaran. Percepatan yang diperlukan mengarah ke arah pusat lingkaran dan disebut
percepatan sentripetal.
menempuh lintasan v
Pendekatan Pembelajaran
: pendekatan saintifik
Model Pembelajaran
: Inquiry
Metode Pembelajaran
Media
: Power point dan Video
Alat/Bahan
: Roda Speda, Laptop, Pointer dan LCD
Sumber Belajar
: Buku pelajaran fisika yang relevan, LKS fisika
Sumber Belajar :
Perpustakaan
Buku pelajaran:
a.
Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 untuk SMU Kelas 1 Caturwulan 2. Cimahi : Erlangga
b.
c.
Douglas, C. Giancoli. 1996. Fisika. Jilid Kelima. Newyork: Prentice Hall, Inc.
d.
Istiyono, Edi. 2005. Fisika untuk kelas X, jilid 1b, Yogyakarta: Intan Perwira
Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1
86
Komponen
Pendahuluan
d. Kegiatan
Inti
Observasing
(Mengamati)
Alokasi
Waktu
Menyiapkan peserta didik secara Menyimak,
mendengar, 15 Menit
psikis dan fisik untuk mengikuti
dan menghayati informasi
proses pembelajaran
yang disampaikan oleh
guru
Memberi motivasi belajar
Mengajukan
pertanyaan- Memahami makna, dan
manfaat
dari
tujuan
pertanyaan yang mengaitkan
pembelajaran yang akan
pengetahuan
sebelumnya
dilaksanakan
dengan materi yang akan
dipelajari
Menjawab
peranyaanperanyaan dari guru
Menjelaskan
tujuann
pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
Bertanya dan menagih secara
lisan tugas baca mencari
informasi
tentang
gerak
melingkar beraturan
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta Didik
Kegiatan Guru
Menampilkan
Video
yang
berkaitan dengan materi Gerak
Melingkar Beraturan.
85
menit
87
e. Penutup
f. Evaluasi
T. Penilaian
9) LKS (terlampir)
10) Penilaian pengetahuan (terlampir)
11) Penilaian sikap (terlampir)
12) Latihan soal terlampir
U. Sumber/Referensi
e) Buku Paket Fisika Kurikulum 2013
f) Buku Fisika Jilid 1
Pembimbing
NIP:
Jakarta,
Oktober 2014
Penyusun
Ahmad Jahrudin
NIM: 1110016300028
35
menit
88
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X/1 (satu)
Tahun Pelajaran: 2013/2014
Waktu Pengamatan
: Saat Pembelajaran
NAMA SISWA
AKTIF
KB
SB
KERJASAMA
TOLERAN
KB
KB
SB
SB
89
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
90
28
29
30
Keterangan:
KB
: Kurang baik
: Baik
SB
: Sangat baik
Lampiran 1
A. Peniliaian Pengetahuan
Instrumen yang digunakan untuk penilaian pengetahuan ini adalah tes uraian. Adapun soal yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa ini antara lain:
Pedoman Penskoran
Soal
Kunci jawaban
skor
No
Suatu roda sepeda bergerak melingkar Rpm merupakan singkatan dari rotasi per 1
1
beraturan dengan kecepatan 150 rpm, menit / putaran per menit, atau secara rumus
jelaskan apa yang di maksud dengan dapat di tulis () dari perumusan di
satuan rpm (rotasi per menit), ubahlah
menjadi rps (rotasi per sekon), dan satuan atas sama dengan perumusan frekuensi ( =
1
150 1 60
150
= 2,5
60
Jadi 150 rpm sama dengan 2,5 rps.
Sebuah pentil pada ban sepeda berputar Dik
120
dengan kecepatan 120 rpm, tentukanlah
=
120
=
= 2
a. Frekuensi
60
a. Jadi untuk menjawab poin a bias langsung
b. Periode
f = 2 Hz
c. Kecepatan sudut
d. Kecepatan linear pentil, jika jari-jari b. Periode bias dirumuskan
1 1
roda tersebut 40 cm.
= = = 0,5
2
c. Kecepatan sudut
= 2
= 2 2
= 4
d. Kecepatan linear
=
= 4 0,4
1
1
91
= 1,6 /
3
= 50 = 0,5
= 35
=5
.?
.?
.?
..?
. . ?
a.
b.
c.
d.
e.
Jawab
35
a. = = 5 = 7
1
b. = = 7
c. = 2 = 2 7
= 14 rad/s
d. = .
= 14 , 5 = 7/
2 7
. =
=
= 14 / 2
0,5
Sebuah roda sepeda memiliki jari-jari 26 Dik
cm diputar melingkar beraturan. Kelajuan
= 26 = 0,26
linear pentil pada roda tersebut 1,3 m/s
= 1,3 /
tentukanlah?
Dit.
a. Kecepatan sudutnya
a. ?
b. Frekuensi roda tersebut
. ?
c. Percepatan sentripetalnya
. ?
Jawab
1,3
a. = = 0,26 = 5 /
b. = 2 = 2 =
c. =
5
1,32
0,26
2,5
= 6,5 /
1
1
1
1
Dik
=4
=2
1
=
6
Dit
a.Perpindahan sudut dalam Drajat dan dalam
rad (2)
1
b.
c.
d.
e.
jawab
1
a. = 6 3600
92
3600
= 600
6
1
= 2
6
2 1
=
=
6
3
=
b. = =
2
1
= 2
1
= 6 rad/s
d. = .
e. =
= 12
1
1
= =
12
c. = 2
1
12
1
= 4
6
4
2
= = /
6
3
2 2
3
( )
4
1
9
= / 2
Skor Maksimum
21
=
Pertemuan ke
:2
93
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
V.
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.3. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad
raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.4. Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
2.4 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.5 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.6 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam
teknologi
Indikator:
detik. Jika dalam waktu t sekon benda melakukan n puataran, maka periode putaran adalah =
Misalkan dalam satu detik suatu benda melakukan 3 kali putaran penuh, maka dikatakan frekuensi putaran
benda tersebut adalah 3 putaran/sekon. Jadi jumlah putaran yang dilakukan benda dalam satu detik disebut
frekuensi. Frekuensi dilambangkan dengan f. Satuan frekuensi adalah 1/s atau s-1, dan untuk satuan SI sering
menggunakan Hertz (Hz). Jika dalam waktu t
94
Hubungan Roda-roda
Y.
METODE PEMBELAJARAN
Z.
Pendekatan Pembelajaran
: pendekatan saintifik
Model Pembelajaran
: Inquiry
Metode Pembelajaran : Demonstrasi, diskusi, tanya jawab
MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Media
: Power point dan Video
Alat/Bahan
: roda-roda , Laptop, Pointer dan LCD
95
Komponen
Pendahuluan
Kegiatan
Inti
Observasing
(Mengamati)
Questioning
(Menanya)
4.
Exsperi
ment
(Mencoba)
Associating
(Menalar)
Kegiatan Guru
Alokasi
Waktu
16
Menyimak, mendengar, dan
menghayati
informasi Menit
yang disampaikan oleh
guru
Memahami makna, dan
manfaat
dari
tujuan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Menjawab
peranyaanperanyaan dari guru
Menampilkan
Video
yang
berkaitan dengan materi Gerak
melingkar beraturan.
bertanya
kepada
siswa
mengenai Video yang telah di
tampilkan
Membagi
siswa
dalam
kelompok kecil, masing-masing
terdiri atas 3-4 orang
Memberikan LKS pada tiap
kelompok
Mendampingi dalam berdiskusi
mengerjakan LKS
Guru
membimbing/menilai
kemampuan
peserta
didik
mengolah data dan merumuskan
kesimpulan
Peserta
didik
menyimpulkan penjelasan
mengenai
Periode,
Frekuensi, Kecepatan sudut
& kecepatan Linear
Masing-masing kelompok
mendiskusikan
permasalahan
yang
disajikan dalam Lembar
Kegiatan Peserta didik
menghubungkan
hasil
diskusi dengan informasi
awal.
85
menit
96
Mengkomunikas
ikan
Penutup
Evaluasi
AA.
13)
14)
15)
16)
Penilaian
LKS (terlampir)
Penilaian pengetahuan (terlampir)
Penilaian sikap (terlampir)
Latihan soal terlampir
BB.
g)
h)
Jakarta,
Oktober 2014
Pembimbing
NIP:
Mempresentasikan
,
kesimpulan
Siswa
menyimak
penjelasan guru
Menarik kesimpulan
Menjawab pertanyaan yang
di ajukan oleh guru
35
menit
Sumber/Referensi
Buku Paket Fisika Kurikulum 2013
Buku Fisika Jilid 1
Penyusun
Ahmad Jahrudin
NIM: 1110016300028
: Saat Pembelajaran
97
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
10. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
11. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
masih belum ajeg/konsisten.
12. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus
menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
10. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
11. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
12. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda () pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
KELAS : X IPA 1
SIKAP
NO
NAMA SISWA
AKTIF
KB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
SB
KERJASAMA
TOLERAN
KB
KB
SB
SB
98
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Keterangan:
KB
: Kurang baik
: Baik
SB
: Sangat baik
99
Nama :.
Kelas :.
SOAL-SOAL LATIHAN 2
1. Sebuah motor listrik memutar roda A (lht gambar) yang mempunyai jari-jari 10 cm. roda ini di
hubungkan dengan tali karet pada roda lain yang mempunyai jari-jari 50 cm, seperti pada gambar .jika
motor memberikan kecepatan sudut 200 rad/s pada roda A, berapakah kecepatan sudut roda B?
2.
Dalam sebuah mobil mainan terdapat sebuah roda yang terpasang sepusat (lht Gambar), dimana
roda A memiliki jari-jari dua kali lipat jari-jari roda B, jika kecepatan linear roda B adalah 40 m/s, berapakah
kecepatan linear roda A.?
3. Sistem pada sebuah jam analog menggunakan system gir yang terpasang bersinggungan (lht gambar),
jika jari-jari Gir A 20 cm dan jari-jari gir B 5 cm, hitunglah kecepatan sudut gir B jika gir a diberi
kecepatan sudut 10 rad/s.!
100
13. System yang dimanfaatkan dalam mesin penggiling padi menggunakan 4 buah roda yang terpasang
seperti gambar di bawah ini, jika roda A berjari-jari 6 cm, roda B berjari-jari 15 cm, roda C berjarijari 4 cm, dan jari-jari roda D adalah 20 cm, berapakah kelajuan linear roda D jika roda A di putar
dengan kecepatan sudut 15 rad/s?
101
Lampiran Peniliaian Pengetahuan, Pedoman Penskoran
No
Soal
Sebuah motor listrik memutar roda A (lht
1
gambar) yang mempunyai jari-jari 10 cm.
roda ini di hubungkan dengan tali karet pada
roda lain yang mempunyai jari-jari 50 cm,
seperti pada gambar, .jika motor
memberikan kecepatan sudut 200 rad/s pada
roda A, berapakah kecepatan sudut roda B?
Kunci jawaban
skor
Dik
rA = 10 cm = 0,1 m
rB = 50 cm = 0,5 m
A = 200 /
1
Dit
B ?
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
1
soal menggunakan peramaan
vA =
. = .
200 0,1 = . 0,5
1
20
=
= 40 /
0,5
Jadi kecepatan sudut roda B adalah
40 rad/s
1
Dik
1
Karena roda A dan B memiliki
jari-jari yang perbandingannya 2
:1 oleh sebab itu untuk jari jari
rA = 2 m
1
rB = 1
A = 40 /
Dit vB ?
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
soal menggunakan peramaan
1
A =
=
40
=
2
1
1
= 20 /
Jadi kecepatan linear roda B
adalah 20 rad/s
1
Sistem
pada
sebuah
jam
analog Dik
menggunakan system gir yang terpasang
rA = 20 cm = 0,2 m
bersinggungan (lht gambar), jika jari-jari Gir
1
rB = 5 cm = 0,05 m
A 20 cm dan jari-jari gir B 5 cm, hitunglah
A = 10 /
kecepatan sudut gir B jika gir A diberi Dit B ?
kecepatan sudut 10 rad/s.!
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
soal menggunakan peramaan
vA =
. = .
1
102
10 0,2 = . 0,05
20
=
= 400 /
1
0,05
Jadi kecepatan sudut roda B adalah
400 rad/s
1
90
= = 4 = 22,5
Skor Maksimum
=
Lampiran 2
Kisi-Kisi Penulisan Instrumen SOAL
Tingkat Pendidikan
: X SMA
Mata Pelajaran
: Fisika
Alokasi Waktu
: 60 menit
Kompetensi Dasar
: 3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologgi
4.5 Menyajikan ide / gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)
No
Kompetensi dasar
Indikator
Jumlah
mengorganisasi
menghubungkan
soal
1 dan 2
Menganalisis besaran-besaran
Menganalisis besaran fisis
secara kuantitatif
Menganalisis konsep
dalam teknologgi
5 dan 6
103
Total
Indikator soal
Menganalisis besaranbesaran fisis frekuensi,
Periode dan kecepatan
sudut, gerak melingkar
beraturan secara
kuantitatif
Soal
Jawaban
Pensekoran
frekuensi, Periode
= (2 ) (60
) = 120
Dit
Frekuensi (f)..?
Periode (T).?
Kecepatan sudut ()?
Jadi
=
1200
=
= 10
120
104
1
1
=
= 0,1
10
= 2 = 2 10 = 20 /
Jadi kecepatan sudut pergerakan pentil tersebut
adalah 20 /
periode
= 240
60
=4
240 = 240
dan
sekon jadi
=4
= 4
Dit
Periode (T) dan kecepatan linear ()
jawab
Periode (T) kebalikan frekuensi
1 1
= = = 0,25
4
Kecepatan sudut ()
= 2 = 2 4 = 8 /
105
Kecepatan linear ()
= = 8 0,4 = 3,2 /
Jadi kecepatan linearnya adalah 3,2 /
3
Menganalisis
percepatan
pada gerak melingkar linear 1,2 m/s dengan jari-jari Jari-jari () = 1,8
beraturan
lintasan
1,8
frekuensinya
m,
dan
berapakah Dit
percepatan frekuensi ()
1,2 2
= =
= /
1,8 3
sentripetalnya.?
= 2 =
2
3
= 3 Hz
Percepatan sentripetal ( )
2 (1,2)2
=
=
= 0,8 / 2
1,8
Jadi frekuensi dan percepatan ssentripetalnya
adalah 3 0,8 /
106
Empat
buah
roda
sebuah Dik
kendaraan mini bus memiliki jari- Kendaraan memiliki empat buah roda yang
jari 25 cm. suatu ketika kendaraan sejenis, yang di tinjau cukup satu buah roda saja.
Kelajuan linear,
1 = 36 /
1000
1 = 36
= 10 /
1 3600
Kecepatan sudut,
1
10
1 =
=
= 40 /
1 0,25
Kelajuan mobil jika keempat roda diganti
dengan
yang
berjari-jari
2 = 30 =
2 = 2 2 = 40 0,3 = 12 /
Jadi kecepatan linear roda adalah 12 m/s
5
Menganalisis prinsip
roda-roda yang saling
berhubungan secara
kualitatif
Sebuah
mesin
kompresor Dik
1 = 5 = 0,05
2 = 12 = 0,12
1 = 120 /
107
yang lebih besar jika jari-jari roda roda memiliki laju linear 1 = 2
yang lebih besar adalah 12 cm.?
1 = 1 1=(120) (0,05) = 6 /
1 = 2
1 1 = 2 2
6
= 50 /
0,12
Jadi
=
2
50
= 25 = 0,04
Menganalisis prinsip
roda-roda yang saling
Dua buah roda terpasang sepusat Dik jika jari-jari roda A 2 kali dari roda B maka
(lihat gambar), dimana roda A = 2 m
108
berhubungan secara
kualitatif
10
=
= 5 /
= = 5/
= = 5 1 = 5 /
Jadi =
52
1
= 5 / 2
1
Menganalisis prinsip
roda-roda yang saling
berhubungan secara
kualitatif
= 9
= 3
50
= 5
= 2
Dit
2
=. . . ?
109
2 2
=
= /
2
Karena roda A dan roda B dihubungkan dengan
=
sabuk maka
= = = 9 = 9
9
=
= 3 /
= = = 3
50
= 150 /
Jadi
=
150
=
= 30 /
110
111
LAMPIRAN 3
HASIL VALIDASI SOAL TIPE A
LAMPIRAN 1 C
112
RELIABILITAS A
RELIABILITAS B
113
TARAF KESUKARAN
TSARAF KESUKARAN A
TARAF KESUKARAN B
114
DAYA PEMBEEDA
DAYA PEMBEEDA A
DAYA PEMBEEDA B
115
REKAPITULASI B
116
:.
Kelompok ke
Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan :
Mengetahui dan merumuskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar
B. Teori
Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk
lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap
arah percepatan. Arah kecepatan terus berubah sementara benda
bergerak dalam lingkaran tersebut, tampak seperti pada Gambar 1.1.
Oleh karena percepatan didefinisikan sebagai besar perubahan
kecepatan, perubahan arah kecepatan menyebabkan percepatan
sebagaimana juga perubahan besar kecepatan. Dengan demikian,
benda yang mengelilingi sebuah lingkaran terus dipercepat, bahkan
ketika lajunya tetap konstan (v1 = v2 = v).
C. Alat dan bahan
No
1
2
3
4
5
Jumlah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
D. Permasalahan
Dalam kegiatan ini siswa di harpkan memiliki pengetahuan konsep, dasar dari besaran-besaran
fisis di Gerak melingkar beraturan.
117
d
15
sm
E. Hipotesis
Sebelum melakukan percobaan dan diskusi, tuliskan (kesimpulan sementara dengan bahasa
sendiri) mengenai hubungan-hubungan besaran fisis dalam Gerak Melingkar beraturan
apakah saling berkaitan satu sama lain?
118
F. Prosedur Percobaan
1. Persiapkan alat-alat yang tertera pada tabel C (seperangkat alat Rota Time, Penggaris,
Catu daya, dan stop wach)
2. Ukurlah masing-masing jari-jari roda A dan roda B catatlah hasilnya di tabel percobaan
1
3. Pasanglah roda A pada sumber putaran.
4. Hidupkanlah catu daya ( dalam DC) dalam tegangan 6 volt / 9 volt
5. Setelah roda berputra aktifkan saklar pendeteksi putaran bersamaan dengan stop wach.
Dan catatlah hasil putaran pada tabel, (jumlah putaran dapat di lihat di alat pendeteksi
putaran)
6. Ulangi langkah 3 sampi 6 dengan roda B ( jangan lupa meriset/ mengenolkan kembali
pendeteksi putarannya)
Tabel Percobaan 1.
Waktu
Jari(sekon)
Roda
jari
Jml
putaran
(n)
Periode
T=
Frekuensi
Kecepatan
sudut
Kecepatan
linear
= 2
= .
Percepatan
sentripetal
2
=
5
.
10
B
5
..
10
Dari table percobaan di atas jawablah pertanyaan-pertanyaan diskusi di bawah ini
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dari besarnya Periode (T) dan frekuensi ().
Jelaskan?
2. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kecepatan sudut ().?
119
3. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kecepatan linear ().?
4. Mengapa dalam gerak lurus beraturan (GMB) percepatannya () nol, tetapi pada gerak
lurus melingkar beraturan (GMB) percepatannya tidak sama dengan nol.?
G. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan tentang Besaran-besaran fisis dalam
gerak melingkar beraturan
120
:.
Kelompok ke
Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
A.
1.
2.
B.
Tujuan :
Mengetahui dan merumuskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar
Mengaplikasikan konsep hubungan roda-roda
Teori
Gerak melingkar dapat dipindahkan dari sebuah benda
berbentuk lingkaran ke benda lain yang juga berbentuk
lingkaran, misalnya antara gir dengan roda pada sepeda, gir
pada mesin-mesin kendaraan bermotor, dan sebagainya.
Hubungan roda-roda pada gerak melingkar dapat berupa
sistem langsung yaitu dengan memakai roda-roda gigi atau
roda-roda gesek, atau system tak langsung, yaitu dengan
memakai streng/rantai/pita. Pada Gambar 2.1 menunjukkan
roda I berputar atau bergerak melingkar beraturan hingga roda
II mengikutinya bergerak melingkar beraturan. Hubungan
roda-roda pada gerak melingkar, baik memakai sistem
Gambar 2.1 Hubungan roda-roda (a)
langsung atau tak langsung, kecepatan linier (v) roda tersebut
system langsung, (b) system tak langsung
baik roda I dan II adalah sama, tetapi kecepatan sudutnya ()
berlainan
Jumlah
1 buah
8 buah
4 buah
1 buah
1 buah
1 buah
------------------------------------------- [
121
D. Masalah
Dalam kegiatan ini siswa di harpkan memiliki pengetahuan dasar dalam melakukan percobaan
hubungan antar roda.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendahuluan berikut
1. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan seharihari system roda tersebut.
a. ..
b. ...
c. ..
2. Dari gambar roda ( di no 1) Menurut kalian, jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya
3. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan sehari-hari
system roda tersebut.
R2
R1
a.
b.
c.
4. Dari gambar roda ( di no 2) Menurut kalian jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya.
5. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan seharihari system roda tersebut.
a. .
R1
R2
b. .
------------------------------------------- [
122
c. .
6. Dari gambar roda ( di no 3) Menurut kalian jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya.
...................................................................................................................................................
E. Hipotesis
Sebelum melakukan percobaan dan diskusi, tuliskan (kesimpulan sementara dengan bahasa
sendiri) mengenai hubungan antar roda, dimana dalam sebuah sistem roda gigi (gear) yang
ada pada sepeda, seperti gambar di bawah, apa keuntungannya dan kekurangan, ketika roda
gigi belakang di pindahkan ke gigi yang lebih besar dan gigi yang paling kecil.?
F. Prosedur Percobaan
Dalam kegiatan ini siswa akan melakukan demonstrasi yang di bimbing oleh guru,
Dalam melakukan percobaan hubungan antar roda ikutilah prosedur-prosedur di
bawah ini.
------------------------------------------- [
123
Tegangan .v
Jumlah
putaran (n)
Frekuensi
Periode
Kecepatan
sudut
Periode
Kecepatan
sudut
= 2
Kecepatan
linear
=
1
Roda
2
Roda .......
Gambar hubungan antar rodanya
Tegangan .v
Jumlah
putaran (n)
Frekuensi
1
Roda
2
Roda .......
Gambar hubungan antar rodanya
------------------------------------------- [
= 2
Kecepatan
linear
=
124
Setelah melakukan percobaan 1 dan 2, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai data
percobaan di atas.
1. Dari data di atas mengenai hubungan roda A dan roda B akan mengalami besaran yang
nilainya sama besaran fisika apakah yang nilainya sama.?
Kesimpulannya
2. Dari data di atas mengenai hubungan roda C dan roda D akan mengalami besaran yang
nilainya sama besaran fisika apakah yang nilainya sama.?
Kesimpulannya
Dalam percobaan 3, buatlah sistem hubungan antar roda seperti di gambar yang ada
dalam tabel,
Langkah-langkah
1. Ukurlah masing-masing roda yang akan di gunakan
2. Buatlah system hubungan antar roda seperti di gambar
3. Resetlah detektor putaran dan atur stop wach dalam 5 sekon
4. Hubungkan ke catu daya, dan aktifkan detektor bersamaan dengan stop wach.
5. Setelah mencapai 5 sekon, matikan saklar detektor dan catat hasil putaran pada tabel
Tabel Percobaan 3, waktu pemutaran 5 detik & tegangan 6 volt
rodaa
Jari- jari
roda (cm)
Jumlah
putaran
(n)
Frekuensi
Periode
Kecepatan
sudut
= 2
Kecepatan
linear
=
A
B
C
D
Gambar hubungan antar rodanya
------------------------------------------- [
125
1. Setelah melakukan dua percobaan di atas tulislah rumus umum dari persamaan hubungan
antar roda di bawah ini?
------------------------------------------- [
126
G. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan tentang hubungan antar roda di atas?
------------------------------------------- [
127
:.
Kelompok ke
Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan :
Mengetahui dan merumuskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar
B. Teori
Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk
lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap
arah percepatan. Arah kecepatan terus berubah sementara benda
bergerak dalam lingkaran tersebut, tampak seperti pada Gambar 1.1.
Oleh karena percepatan didefinisikan sebagai besar perubahan
kecepatan, perubahan arah kecepatan menyebabkan percepatan
sebagaimana juga perubahan besar kecepatan. Dengan demikian,
benda yang mengelilingi sebuah lingkaran terus dipercepat, bahkan
ketika lajunya tetap konstan (v1 = v2 = v).
C. Alat dan bahan
No
1
2
3
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
D. Permasalahan
Dalam kegiatan ini siswa di harapkan memiliki pengetahuan konsep, dasar dari besaranbesaran fisis di Gerak melingkar beraturan.
128
d
15
sm
E. Hipotesis
Sebelum melakukan percobaan dan diskusi, tuliskan (kesimpulan sementara dengan bahasa
sendiri) mengenai hubungan-hubungan besaran fisis dalam Gerak Melingkar beraturan
apakah saling berkaitan satu sama lain?
129
F. Prosedur Percobaan
1. Persiapkan alat-alat roda sepeda fleksibel dan stop wach
2. Ukurlah jari-jari roda A dan catatlah hasilnya pada tabel 1
3. Putarlah roda A dan amati posisi awal (tanda panah), jika tanda tersebut kembali seperti
semula maka itu adalah 1 putaran.
4. Setelah mencapai waktu yang telah ditentukan, Hitunglah berapa putaran roda A
tersebut berputar. kemudian catat hasilnya pada tabel 1
5. Ulangi kembali langkah 2 sampai 3 dengan roda B.
6. Tentukan besar Periode, Frekuensi, Kecepatan sudut, kecepatan Linear dan percepatan
sentripetal, yang tertera pada tabel
Tabel Percobaan 1.
Roda
JariWaktu
jari
(Sekon)
A
B
..
5
10
..
..
5
10
Jml
putaran
(n)
Periode
T=
Frekuensi
Kecepatan
sudut
Kecepatan
linear
= 2
= .
Percepatan
sentripetal
2
=
2. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kecepatan sudut ().?
130
3. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kecepatan linear ().?
4. Mengapa dalam gerak lurus beraturan (GMB) percepatannya () nol, tetapi pada gerak
lurus melingkar beraturan (GMB) percepatannya tidak sama dengan nol.?
G. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan tentang Besaran-besaran fisis dalam
gerak melingkar beraturan
131
Kelas
:.
Kelompok ke
Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan :
1. Mengetahui dan merumuskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar
2. Mengaplikasikan konsep hubungan roda-roda
B. Teori
Gerak melingkar dapat dipindahkan dari sebuah benda
berbentuk lingkaran ke benda lain yang juga berbentuk
lingkaran, misalnya antara gir dengan roda pada sepeda, gir
pada mesin-mesin kendaraan bermotor, dan sebagainya.
Hubungan roda-roda pada gerak melingkar dapat berupa
sistem langsung yaitu dengan memakai roda-roda gigi atau
roda-roda gesek, atau sistem tak langsung, yaitu dengan
memakai streng/rantai/pita. Pada Gambar 2.1 menunjukkan
roda I berputar atau bergerak melingkar beraturan hingga roda
II mengikutinya bergerak melingkar beraturan. Hubungan
roda-roda pada gerak melingkar, baik memakai sistem
Gambar 2.1 Hubungan roda-roda (a)
langsung atau tak langsung, kecepatan linier (v) roda tersebut
system langsung, (b) system tak langsung
baik roda I dan II adalah sama, tetapi kecepatan sudutnya ()
beda
C. Alat dan bahan
No Alat dan Bahan
1
Roda-roda pleksibel
3
Karet/ penghubung
4
Stopwatch
5
penggaris
Jumlah
3 buah
4 buah
1 buah
1 buah
------------------------------------------- [
132
D. Masalah
Dalam kegiatan ini siswa di harpkan memiliki pengetahuan dasar dalam melakukan percobaan
hubungan antar roda.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendahuluan berikut
1. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan seharihari system roda tersebut.
a. ..
b. ...
c. ..
2. Dari gambar roda ( di no 1) Menurut kalian, jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya
3. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan sehari-hari
system roda tersebut.
R2
R1
a.
b.
c.
4. Dari gambar roda ( di no 2) Menurut kalian jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya.
5. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan seharihari system roda tersebut.
a. .
R1
R2
b. .
c. .
------------------------------------------- [
133
6. Dari gambar roda ( di no 3) Menurut kalian jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya.
..
7. Sebutkan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar beraturan!
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
E. Hipotesis
Sebelum melakukan percobaan dan diskusi, tuliskan (kesimpulan sementara dengan bahasa
sendiri) mengenai hubungan antar roda, dimana dalam sebuah sistem roda gigi (gear) yang
ada pada sepeda, seperti gambar di bawah, apa keuntungannya dan kekurangan, ketika roda
gigi belakang di pindahkan ke gigi yang lebih besar dan gigi yang paling kecil.?
------------------------------------------- [
134
F. Prosedur Percobaan
Dalam kegiatan ini siswa akan melakukan demonstrasi yang di bimbing oleh guru,
Dalam melakukan percobaan hubungan antar roda ikutilah prosedur-prosedur di
bawah ini.
1. Siapkanlah alat-alat yang trtera pada tabel poin C
2. Dalam kegiatan ini di lakukan 2 kali percobaan. Dimana masing-masing percobaan
hanya di lakukan 5 detik
3. Dalam percobaan 1, Merupakan percobaan yang sederhana dimana tiap kelompok
hanya melakukan percobaan memakai 2 roda saja, untuk susunan kedua roda tersebut
tiap kelompok membentuk susunannya hubungan antar roda seperti pada gambar yang
telah tertera pada tabel. Setelah melakukan percobaan data-datanya di catat melalui
table percobaan 1.
4. Untuk mengisi tabel percobaan 1 dan 2, susunlah sistem roda seperti gambar, lalu putar
salah satu roda, dan amatilah jumlah putarannya, setelah mencapai waktu yang telah
ditentukan, hitung jumlah masing-masing putaran roda tersebut, kemudian catatlah
hasilnya pada tabel
5. Setelah melakukan percobaan isilah pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada bagian
bawah table
Tabel Percobaan 1, waktu pemutaran 5 detik
NO
Jari- jari
roda yang
di gunakan
(r)
Jumlah
Putaran
(n)
Frekuensi
Periode
Kecepatan sudut
= 2
Roda A
cm
2
Roda B
cm
Gambar hubungan antar rodanya
------------------------------------------- [
Kecepatan linear
=
135
Jari- jari
roda yang
di gunakan
(r)
Jumlah
Putaran
(n)
Frekuensi
Periode
Kecepatan sudut
= 2
Kecepatan linear
=
Roda C
cm
2
Roda D
cm
Gambar hubungan antar rodanya
D
C
2. Dari data di atas mengenai hubungan roda C dan roda D akan mengalami besaran yang
nilainya sama besaran fisika apakah yang nilainya sama.?
Kesimpulannya
Prosedur percobaan 3
1. Untuk mengisi tabel percobaan 3, percobaan 3 merupakan percobaan yang memakai
hubungan 3 roda sekaligus. Data hasil percobaan 3 di catat pada table percobaan 3.
2. Susunlah sistem hubungan roda seperti pada gambar dalam tabel.
3. Putarlah salah satu roda, setelah stop wach menunjukan 5 detik, hentikan putaran dan
hitunglah jumlah putaran dalam 5 detik itu, kemudian catat hasilnya pada tabel
percobaan 3.
------------------------------------------- [
136
1
2
Jari- jari
roda yang
di gunakan
(r)
Jumlah
putaran
(n)
Periode
Frekuensi
Kecepatan sudut
= 2
Roda A
10 cm
Roda B
50
cm
Kecepatan linear
=
15 rad/s
150 cm/s
3 /
Roda C
3 cm
1
4
Roda D
9 cm
2
Gambar hubungan antar rodanya
D
B C
..=..
..=..
------------------------------------------- [
137
G. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan tentang hubungan antar roda di atas?
------------------------------------------- [
LAMPIRAN 5
NORMALITAS PRETES KELAS EKSPERIMEN
Interval
03
47
8 11
12 15
16 19
20-23
Jumlah
Frekuensi
(fi)
5
7
7
6
2
3
30
Nilai
Tengah
(xi)
1.5
5.5
9.5
13.5
17.5
21.5
Z
xi2
2.25
30.25
90.25
182.25
306.25
462.25
1073.5
fi.xi
fi.xi2
7.5
38.5
66.5
81
35
64.5
293
11.25
211.75
631.75
1093.5
612.5
1386.75
3947.5
fi.xi
fi.xi2
Z
-1.5741
-0.9092
-0.2443
0.42052
1.08538
1.75025
-1.0754
-0.4106
0.25431
0.91917
1.58403
2.41511
pi
tabel z
0.4418
0.3159
0.0948
0.1591
0.3599
0.4591
tabel z
0.3577
0.1591
0.0987
0.3212
0.4429
0.4922
Ei
0.0841
0.1568
0.1935
-0.1621
0.8028
0.0331
2.523
4.704
5.805
-4.863
24.084
0.993
(fEi)^2
6.13553
5.27162
1.42803
118.005
487.703
4.02805
X^2
2.43184
1.12067
0.246
-24.266
20.2501
4.05644
3.8392
Interval
25
69
10 13
14 17
18 21
22-25
Jumlah
Frekuensi
(fi)
1
1
3
11
8
6
30
Nilai
Tengah
(xi)
3.5
7.5
11.5
15.5
19.5
23.5
Z
xi2
12.25
56.25
132.25
240.25
380.25
552.25
1373.5
3.5
7.5
34.5
170.5
156
141
513
12.25
56.25
396.75
2642.75
3042
3313.5
9463.5
Z
-3.0417
-2.2083
-1.375
-0.5417
0.29167
1.45833
-2.4167
-1.5833
-0.75
0.08333
0.91667
1.75
pi
tabel z
0.4988
0.4861
0.4147
0.2054
0.1141
0.4251
tabel z
0.492
0.4418
0.2734
0.0319
0.3413
0.4599
Ei
0.0068
0.0443
0.1413
0.1735
-0.2272
-0.0348
0.204
1.329
4.239
5.205
-6.816
1.044
(fEi)^2
0.63362
0.10824
1.53512
33.582
219.514
24.5619
X^2
3.10596
0.08145
0.36214
6.45188
-32.206
23.5268
1.32251
2
2
2
Dalam mengukur uji normalitas ini membandingkan
dengan
, dimana
diperoleh dari tabel distribusi 2 dengan sebesar 5%
dan
2
db = 4-1 = 3 maka di peroleh
= 7,815. Jadi dapat disimpulkan dari kedua data diatas memiliki data yang berdistribusi Normal karena
2
2
<
138
LAMPIRAN 2E
HOMOHGENITAS PRETEST
X
EKSPERIMEN
139
X^2
Y^2
X*Y
KONTROL
16
22
256
484
352
18
18
324
324
324
22
12
484
144
264
14
36
196
84
14
196
28
14
196
36
84
24
20
576
400
480
20
400
36
120
18
12
324
144
216
22
484
36
132
20
14
400
196
280
16
10
256
100
160
22
12
484
144
264
20
18
400
324
360
18
324
12
144
24
14
196
14
196
14
196
36
84
16
256
16
64
14
196
36
84
14
196
64
112
16
256
64
128
16
10
256
100
160
24
576
48
10
100
64
80
26
676
16
104
20
20
400
400
400
10
12
100
144
120
20
10
400
100
200
4 498
289
9092
3808
4756
2 ( )
30 9092 4982
2 =
=
= 5,33
( 1)
30 29
2 ( )2
30 3808 2842
2 =
=
= 6,21
( 1)
30 29
2 6,21
=
= 1,165
2 5,33
Sementara diambil dari tabel distribusi F sebesar 1,84. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut
berdistribusi homogeny karena <
=
140
Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah
( xi )
x i2
fi.xi
f i . x i2
320
24
64
40
57
10
100
40
400
90
1350
8 10
15
11 13
6
7
225
12
19
361
133
2527
14 16
15
20
400
100
2000
17 - 19
18
21
441
63
1323
Jumlah
30
1591
466
7920
141
LAMPIRAN
Rekapitulasi Pretes Kelas Eksperimen 2
Batas kelas
xi 2
fi.xi
fi.xi
25
3.5
Tengah (xi )
4.5
20.25
4.5
20.25
69
7.5
8.5
72.25
8.5
72.25
10 13
11.5
13.5
182.25
27
364.5
14 17
11
15.5
26.5
702.25
291.5
7724.75
18 21
19.5
27.5
756.25
220
6050
22-25
23.5
30.5
930.25
213.5
6511.75
Jumlah
30
2663.5
765
20743.5
Interval
1427
28 41
42 55
56 69
70 83
84-98
Jumlah
Frekuensi
(fi)
8
3
6
3
4
6
30
Nilai
Tengah
(xi)
20.5
34.5
48.5
62.5
76.5
90.5
Z
xi2
fi.xi
fi.xi2
420.25
1190.25
2352.25
3906.25
5852.25
8190.25
21911.5
164
103.5
291
187.5
306
543
1595
3362
3570.75
14113.5
11718.8
23409
49141.5
105316
xi2
fi.xi
fi.xi2
Z
-1.4635
-0.9281
-0.3927
0.14264
0.67801
1.21338
-0.9663
-0.431
0.1044
0.63977
1.17514
1.71052
pi
tabel z
0.4406
0.3238
0.1517
0.0557
0.2517
0.3869
tabel z
0.334
0.1664
0.0398
0.2389
0.381
0.4573
Ei
0.1066
0.1574
0.1915
-0.1832
0.1293
0.0704
3.198
4.722
5.745
-5.496
3.879
2.112
(fEi)^2
23.0592
2.96528
0.06502
72.182
0.01464
15.1165
X^2
7.21051
0.62797
0.01132
-13.134
0.00377
7.15745
1.87747
Interval
2636
37 47
48 58
59 69
70 80
81-91
Jumlah
Frekuensi
(fi)
3
6
3
10
5
3
30
Nilai
Tengah
(xi)
31
42
53
64
75
86
961
1764
2809
4096
5625
7396
22651
93
252
159
640
375
258
1777
2883
-2.0324 -1.4165
10584 -1.3549 -0.7391
8427
-0.6775 -0.0616
40960
0
0.61588
28125 0.67747 1.29334
22188 1.35493 1.97081
113167
pi
tabel z
0.4788
0.4115
0.2517
0
0.2517
0.4115
tabel z
0.4207
0.2704
0.0239
0.2324
0.4015
0.4756
Ei
0.0581
0.1411
0.2278
0.2324
0.1498
0.0641
1.743
4.233
6.834
6.972
4.494
1.923
(fEi)^2
1.58005
3.12229
14.6996
9.16878
0.25604
1.15993
X^2
0.90651
0.73761
2.15094
1.31509
0.05697
0.60319
5.77031
2
2
2
Dalam mengukur uji normalitas ini membandingkan
dengan
, dimana
diperoleh dari tabel distribusi 2 dengan sebesar 5% dan
2
2
2
db = 4-1 = 3 maka di peroleh
= 7,815. Jadi dapat disimpulkan dari kedua data diatas memiliki data yang berdistribusi Normal karena
<
142
143
X^2
Y^2
X*Y
1936
5476
8100
3364
3844
2304
4096
4356
6724
4624
3844
676
1600
3844
1600
4624
1936
2116
676
4900
1296
5476
3136
1764
3844
7396
5184
4624
3600
5476
112436
8836
6084
8836
5476
8464
8100
2704
1024
1296
7396
2116
576
5776
4624
484
256
900
576
676
3364
3136
5476
1936
196
1936
196
2116
9604
2116
196
104472
4136
5772
8460
4292
5704
4320
3328
2112
2952
5848
2852
624
3040
4216
880
1088
1320
1104
676
4060
2016
5476
2464
588
2728
1204
3312
6664
2760
1036
95032
2 ( )
30 112436 17702
=
= 16,615
( 1)
30 29
2 ( )
30 104472 15682
=
= 27,865
( 1)
30 29
2 27,865
=
= 1,677
2 16,615
Sementara diambil dari tabel distribusi F sebesar 1,84. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua
data tersebut berdistribusi homogeny karena <
=
144
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Nomor Soal
2
3
4
7
7
7
2
7
7
7
3
7
7
5
3
7
7
4
2
3
4
4
2
Nilai
Ujian
Nama Siswa
AMANAH ANNISA
PUTRI
ANA SHIBAA
HALIILAH IRSAN
ANDRE KURNIAWAN
ANNISA
MARDLOTILLAH
ARIYANI LESTARI
ATHAYA ZELVI SENA
BILQIS SAJIDAH
CITRA EKO
CHANDRA
DEVY
ADLINA
RUSHAFI OKTAVERIN
FAIZ ANGGITAN
NUTHQI
FARAH FAKHIRAH
FATIHAH RAHMA
SARIDEWI
JIHAN ABIYYAH
RANAISTA
KARTIKA NUR
FAUZIYAH
MUHAMMAD CHATIB
FADHLAN
MUHAMMAD
FARHAN
NAUFAL
ZAK A
MUHAMMAD
FARHAN RASYID
MUHAMMAD NABIL
ARRAYHAN M.
Jumlah
8
Skore
47
78.0
39
94.0
7
5
4
7
8
6
47
37
74.0
92.0
7
7
2
2
7
7
2
4
7
5
5
2
8
8
4
1
46
45
26
16
90.0
52.0
32.0
36.0
18
86.0
43
46.0
7
5
3
1
4
2
1
1
3
0
4
2
1
1
23
12
24.0
76.0
38
68.0
34
22.0
11
16.0
30.0
15
24.0
12
26.0
145
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
MUHAMMAD RIZKY
5
MURIA
MUHAMMAD RIZKY
5
RAIS
MUHAMMAD
4
ZULFIKAR
NADHINE SYAHZAN
6
PUTRI HASYA
7
OKTAVIANI
RATNA AFIFAH
5
WIDIATI
RESZA ALDERY
7
RIZQI SULTAN
3
DWIJAKSANA
SARAH SALSABILA
7
HIDAYAT
SEKAR HAPSARI
7
TIRZA ANISA
6
ANDHANI
VEDA HAPSARI
2
AZARIA
JUMLAH
PESERTA 30
TES
Jumlah
171
Skor Maksimal
Rata-rata skor
13
58.0
29
56.0
28
74.0
7
3
7
3
4
2
2
4
7
2
4
1
37
22
44.0
14.0
44.0
4
1
2
1
1
2
5
0
3
0
0
0
22
7
14.0
46.0
23
98.0
7
2
7
3
7
1
7
5
7
4
7
2
49
23
46.0
14.0
ORA NG
101 90
107
10
8
8
8
20 8
10
5.70 3.97 3.90 2.63 3.37 3.57 3.00
Rata-rata
26.13 52.27
119
117
79
49
96
14
30
30
Jangkauan (J)
42
42
5.87
7.15
5,87
146
Jumlah
Skore
50
SKORE
1
Skore maksimum
Skore Minimum
No
Nama Siswa
Nomor Soal
2
3
4
5
6
Sk ore Yang Dicapai Siswa
Jumlah
Skala Nilai
10
Skore
Nilai
Ujian
22
37
45
29
31
24
32
44.0
74.0
90.0
58.0
62.0
48.0
64.0
33
41
66.0
82.0
68.0
62.0
26.0
40.0
62.0
40.0
68.0
44.0
46.0
26.0
AFIFAH ALFAYINAH
10
11
FADILAH NURHAYATI
12
FAHMI HAMZAH
13
FARA SULTINADYA
14
HANA SYAFIRA
15
ICHSAN MAULANA
16
IRHAM RAMADHAN M
17
18
19
35
70.0
18
36.0
22
5
MUHAMMAD FATHUR
RAHIM
6
MUHAMMAD
HAFIZ
TAUFIQURRAH M
MUHAMMAD
KEMAL E
AFNANDY YOS
4
6
MUTHIA SARI DEWI
34
31
13
20
31
20
34
22
23
13
23
24
25
NASIHA NEBRINA
26
37
28
21
31
43
74.0
56.0
42.0
62.0
86.0
8
9
20
21
147
7
36
72.0
28
29
30
ZAHIRA FATIHA
34
30
37
68.0
60.0
74.0
27
JUMLAH
TES
PESERTA 30
ORA NG
Skor Maksimal
162
148
10
114
73
8
Rata-rata skor
5.40
Jumlah
98
8
149
8
20
141
8
1770.0
10
Rata-rata
Nilai Maksimal (X maks)
Nilai Minimal (X min)
Banyak Data (N)
Jangkauan (J)
Banyak Kelas (k)
Interval Kelas (I)
13
30
32
5.87
5.45
SD
MEDIAN
MODUS
29.50
59.00
45
90
26
30
64
5.87
10.89
16.237
56.3
59.4167
148
LAMPINAN 11 UJI N-GAIN EKSPERIMEN
PRE
POST
5&6
5&6
2
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
14
14
11
12
14
12
7
6
5
11
7
2
12
9
2
0
0
0
2
9
7
9
6
0
8
0
4
14
9
2
PRE
POST
1, 2, &
3
1,2, & 3
SKOR IDEAL
7
21
7
18
6
21
6
16
4
17
3
18
7
13
3
7
6
9
3
18
7
14
5
8
6
20
6
20
0
7
1
7
0
15
0
12
3
10
2
14
3
13
4
20
4
13
5
7
1
13
4
5
2
15
6
21
6
11
5
4
PRE
POST
4&7
4&7
2
1
0
1
3
0
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
12
7
15
9
15
15
6
3
4
14
2
2
6
5
2
1
0
0
1
6
8
8
3
0
1
2
4
14
3
1
RATARATA
=
NILAI N-GAIN
G > 0,7
0,3 0,7
G < 0,3
N-GAIN
5&6
28
0.461538
0.481481
0.392857
0.428571
0.5
0.428571
0.222222
0.214286
0.178571
0.392857
0.25
0.071429
0.428571
0.269231
0.071429
0
0
0
0.071429
0.321429
0.25
0.321429
0.214286
0
0.285714
0
0.142857
0.461538
0.321429
0.071429
1, 2, & 3
42
0.424242
0.333333
0.441176
0.294118
0.361111
0.405405
0.181818
0.108108
0.088235
0.405405
0.212121
0.085714
0.411765
0.411765
0.175
0.153846
0.375
0.3
0.189189
0.315789
0.27027
0.444444
0.25
0.057143
0.307692
0.027778
0.342105
0.441176
0.147059
-0.02857
4&7
30
0.357143
0.206897
0.5
0.275862
0.444444
0.5
0.142857
0.1
0.133333
0.466667
0.066667
0.066667
0.2
0.137931
0.066667
0.033333
0
0
0.033333
0.2
0.266667
0.266667
0.1
0
0.033333
0.066667
0.133333
0.428571
0.1
0.033333
0.24177
0.26441
0.17868
KRITERIA
TINGGI
SEDANG
RENDAH
149
LAMPINAN UJI N-GAIN KONTROL
PRE
1,2,3
POST
PRE
POST
1,2,3
4,7
4,7
SKOR IDEAL
6
4
6
1
1
5
8
6
7
6
6
5
6
5
3
4
3
3
3
6
3
5
7
6
8
5
7
4
4
6
13
14
20
11
15
9
14
10
18
16
18
8
8
11
9
15
9
9
9
14
11
13
14
9
10
15
17
12
9
14
2
3
3
1
0
1
2
2
1
3
2
2
3
3
3
1
2
2
2
2
2
0
1
1
2
0
3
2
1
2
3
9
14
4
7
5
9
9
9
5
11
2
6
8
5
9
5
7
2
8
2
10
4
8
10
14
10
11
7
9
N-GINE
1,2, & 3
4&7
5&6
28
0.214286
0.461538
0.346154
0.481481
0.321429
0.333333
0.269231
0.461538
0.481481
0.423077
0
0.074074
0.153846
0.384615
0.12
0.333333
0.230769
0.192308
0
0.464286
0.115385
0.461538
0.357143
0.111111
0.346154
0.5
0.24
0.291667
0.5
0.461538
42
30
0.194444
0.263158
0.388889
0.243902
0.341463
0.108108
0.176471
0.111111
0.314286
0.277778
0.333333
0.081081
0.055556
0.162162
0.153846
0.289474
0.153846
0.153846
0.153846
0.222222
0.205128
0.216216
0.2
0.083333
0.058824
0.27027
0.285714
0.210526
0.131579
0.222222
0.035714
0.222222
0.407407
0.103448
0.233333
0.137931
0.25
0.25
0.275862
0.074074
0.321429
0
0.111111
0.185185
0.074074
0.275862
0.107143
0.178571
0
0.214286
0
0.333333
0.103448
0.241379
0.285714
0.466667
0.259259
0.321429
0.206897
0.25
0.3074838
0.2023514
0.2031057
SOAL NO
5, 6
1,2,3
4, 7
ASPEK MENGANALISIS
MEMBEDAKAN
MENGORGANISASI
MENGATRIBUSI
SKOR IDEAL
28
42
32
LAMPIRAN 12
PERHITUNGAN DATA HASIL OBSERVASI
indikator
pertemua
1
kelas
eksperimen pertemuan
2
jumlah
skor
kesimpulan
pertemuan
1
kelas
kontrol
pertemuan
2
jumlah
skor
Siswa mengikuti
pembelajaran dengan
tertib
Siswa dapat
antusias
bekerja sama
Situasi
siswa dalam
dengan
pembelajaran
mengikuti
kelompoknya
kondusif
pembelajaran Jumlah
skor
kesimpulan
11
55
cukup
2
5
50
Cukup
3
6
60
cukup
2
4
40
kurang
3
6
60
cukup
10
21
210
50
52.5
52.5
cukup
cukup
cukup
18
90
baik sekali
4
9
3
7
3
8
4
8
14
32
baik
baik
90
Baik sekali
70
Baik
80
Baik
80
baik
320
baik
70
80
ok
berar
baik
150
151
Lampiran 13
Panduan penggunaan alat peraga Rota Time
Alat peraga rota time adalah alat peraga yang dibuat untuk memudahkan guru dalam menjelasan
materi Gerak Melingkar Beraturan, dalam Silabus Kurikulum 2013 terdapat dua kompetensi dasar yang
harus dicapai oleh siswa yaitu Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan
penerapannya dalam teknologi dan Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada
hubungan roda-roda), jadi diharapkan dalam pembuatan alat peraga ini dapat memudahkan guru untuk
menjelaskan konsep-konsep dalam gerak melinggkar beraturan.
Alat dan Bahan dalam percobaan
1. Seperangkat alat Rota Time
a. Kotak pemutar
b. 8 buah roda
c. 2 buah Karet penghubung
2. Catu daya
3. Stopwach
4. Mistar ukur / Penggaris
5. Busur
Bagian-bagian Alat peraga Rota Time
1. Alat peraga ini memiliki 8 buah roda yang berjari-jari berbeda-beda dan memiliki fungsi yang
berbeda pula ( lihat lebih lengkap di penjelasan roda-roda)
2. Alat peraga ini memiliki 4 buah sumber putaran dan salah satunya di hubungkan dengan mesin
(dinamo pemutar) untuk memutarkan roda-roda
3. Alat peraga ini memiliki 3 pendeteksi putaran untuk menentukan jumlah putaran di tiap putaran
roda, alat pendeteksi akan aktif ketika saklar/kontak diatur /digeser ke posisi ON
4. Alat peraga ini membutuhkan sumber energy listrik dari batrai atau lebih baik lagi menggunakan
catu daya.
Berikut ini adalah panduan cara-cara penggunaan Alat Peraga Rora Time.
1. Sediakan seperangkat alat Rota Time beserta alat-alat pelengkapnya
2. Pasang roda pada pusat putaran dengan posisi yang benar (hati-hati dan perlahan-lahan dalam
memasang dan melepas roda)
3. Atur formasi roda sesuai yang diinginkan dalam pembentukan hubungan antar roda
4. Hubungkan kabel penghubung penggerak pada sumber tegangan untuk memutar roda
5. Jika roda sudah mulai berputar dengan setabil, geser kontak di posisi ON untuk mengaktifkan
detektor penghitung putaran dalam waktu yang sama atur/ tekan stopwatch untuk mengatur waktu
yang di inginkan
6. Setelah waktu yang diinginkan, geser kembali kontak detektor untuk mencatat jumlah putaran,
jangan lupa waktu juga di catat
7. Lepaskan / putuskan hubungan kabel dengan sumber tegangan
8. Setelah data-data diperoleh, data dapat diolah sesuai perintah atau persamaan yang terdapat pada
LKS.
152
ALAT PERAGA ROTATION TIMER
153
PROSES PEMBUTANA ALAT PERAGA
154
RUMUS-RUMUS DALAM GERAK MELINGKAR BERATURAN
155
156
Gambar 1.1
Gambar roda D
Gambar 1.3
Gambar roda H
Gambar 1.5
157
Lampiran 14
Foto-Foto Kegiatan Penelitian
Kelas Eksperimen 1
Kelas Eksperimen 2
Praktikum Pertemuan 1
Praktikum Pertemuan 1
Praktikum Pertemuan ke 2
Praktikum Pertemuan ke 2
,@&r
i\lII I
I
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
FITK
No.
FORM (FR)
Dokumen
Tgl. Terbit
No. Revisi:
FITK-FR-AKD-082
01
Hal
Maret 2010
111
Kepada Yth.
: Ahmad Jahrudin
NIM
:1110016300028
Jurusan
Semester
: 9 (delapan)
di
199203 1 001
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan
.{
I rl
i,'l
,
Alat
Warna alat
Warna roda
Bidang studi
Materi
: Rota Time
Nama
I merah kecoklat-coklatan
3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju i<onstan dan penerapannya
dalam teknologi
4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)
Petunjuk:
1. Lembar validasi ini untuk diisi oleh ahli desain
Tidak baik
2 = Kurang baik
: Cukup
4: Baik
5 : Sangat baik
3
penilai secara
adil dan objektif. Komentar atau saran mohon dapat diberikan pada kolom yang disediakan.
Sekala nilai
!i'
I"I
,'I',
t
u' ,.
l,
Niiai Angka
Nilai Hurup
Keterangan
80
11.
AmatBaik
60
-79
Baik
40-59
Cukup
20 -39
Kurang Baik
100
= '#
100 )
Jakarta,
Pakar Media
fi'
I
i'ir
/t
Alat
Warna alat
Warna roda
Bidang studi
: Rota Tirne
Nama
=
.
I nterah kecoklat-coklatan
; Entas dan merah kecoklat-coklatan
: Fisika
di capai yaitu
3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya
dalam teknologi
4.5 Menyajikanide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)
Petunjuk:
1. Lernbar validasi ini untuk diisi oleh ahli materi
'.
2. Tujuan dari lembar validasi ini adalah untuk mengevaluasi aspek kesesuaian materi
dengan
alatperaga
= Tidak baik
: Kurang baik
3 : Cukup
4: Baik
2
: Sangat baik
pada kolom
1,2,3, 4
adil dan objektif. Komentar atau saran mohon dapatdiberikan pada kolom yang disediakan.
Sekala nilai
t.
('.
"{,'
,
Nilai Angka
Nilai Hurup
80 - 100
Amat Baik
60 -79
Baik
40-59
Cukup
20 -39
Kurang
Keterangan
i
l
t{*E
Aspek
No
Keterangan
3
4
5
t/
yl
Jumlah
iY
35
,/
100)
q7
Dari hasil nllai rata-rata uji Validasi media alat Peraga Rota Time dengan
kesesuaian
materi,pengujimenyatakanalatpera8aiffi)riaatcocok)untukdigunakandalam
npmhaloiq.o-
l/
u^k
.i$i
I
'i
6rr:..
.T
UJI REFERENSI
Nama
NIM
: Ahmad Jahrudin
Prodi/Semester
: Pendidikan
Judui
: 1110016300028
Skripsi
Fisika/IX
Melingkar Beraturan
Permendikbud
(>
la
Persada,
z}t)),h.4
Nana Sudjana dan Alunad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung:
+--
,v,
fr
9
8
,v,
',
,t$"
;\,
l,
2012,h.
7.
F,,
?
'WM,i-
Ari"f S. S.rdi,-?|r.,
1
d.'kk.,tttndia Pendidikan,
(lakarta: Rajawali
Pres, 2010),h.ll-12.
,p
ffilr
ry*,
dt
tr
A.;
\./
In one Terhadap
t0
Press,2010), h. 18.
N"""
'-i
"l
,
20ll),h.2.
S"iat atta"
e I aj
4;.
,I,C
try
4;,
\ry
ff
,1;,
,w
fr
2007), h. 8.
"{
;'$
@dia
e.if
l2
e-
Nr*
11
"
Nu* S"ai*u
9
l2-l 4'
dan
ar an I P A, (B andung : D epdiknas,
l4
15
@
cet. IV, h.246.
h'
120.
18
t9
20
2t
22
h.l2l.
kelima, Terj. dari Physics. oleh
@aiti
@iade
Ilmu, 1996),h.235.
24
@axi
-t
$"1
;'i,'
t
.".'
-!
.4
@axi
H
t
fr
&
Ilmu, 1996),h.236.
Yuhil za
@iade
anum,
(J
h.120.
Lorin W
t7
ffi
16
4i
akarta : Erlarrgga,
00
), h'
13
4'
fr
tt
F:
,t-
W
P,
F,
fi
I f,,
Giancoli, Fisika
28
3l
Giancoli, Fisika
30
Giancoli, Fisika
29
Jilid I Edisi
l,
tr
9
,w-
V.
4",
F,
Ia
d
20121201,
ln
y-
ft
o
+-,
v,
p,
1",
p,
Jurnal
2012,h. 7.
Fisikn, solo,2013, h.
37
,'l$,
r
,
Pagunanto
& Joko
1.
F,
Jurnal
t-
v,
20OB12OO9,
q-
,v,
,V,
2010), h.173.
2010), h.174.
P,
4,,
,V
t)
+;
F"
2010), h. 183.
Sugiyono, M et o de P eneli ti an P endi diknn (P endekatan Kuantitatif
,r"
t.:
''[I
-l
(J
akatta;
y.
(J
a_
akarta:
t1
t2
2010), h.213.
t4
b
CL
a
+;.
l*-
o-
4-
4{.
15
t6
t7
18
t9
Ruseffendi, Statistika
22
Pendidikan,
t v
dan R &
E
fr
4*.
L V,
A
t{.
F,
{.
;'i
':
4;
p-
ft ht
4{-
,v,
dan R &
(p
endekatan Kuantitatif,
dan R &
tr-
ft
F,
4*
W-
Pelajaran 200812009,
fr
l*"
20ll),h.99.
h.124.
4;"
'4
$1
l,'iI
'i
F,
h.125.
ry-
rY,t
ffi
H
2010), h.195.
Kelas
10 Malang, Jurnal
Bali
Siswa
Pendidiknn,20l2,h.
6.
P,
2009),h.103-104
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Perrbimbing
II
l'
(1" --
rrN
\
Fathiah Aletas. M. Si
NrP. 19790309 20081 2 016
i,S
ifl,
n'
t.l
l::
BIODATA PENULIS