Anda di halaman 1dari 185

PEBANDINGAN ALAT PERAGA ANTARA ROTATION

TIMER DENGAN RODA-RODA FLEKSIBEL PADA


KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS X KONSEP
GERAK MELINGKAR BERATURAN
(Eksperimen di MA Pembangunan UIN Jakatra)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
AHMAD JAHRUDIN
1110016300028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

ABSTRAK
Ahmad Jahrudin (1110016300028). Perbandingan Alat Peraga Antara Rotation
Timer Dengan Alat Roda-Roda Fleksibel Pada Kemampuan Analisis Siswa Kelas
X Konsep Gerak Melingkar Beraturan. Skripsi Studi Fisika Fakultas Iilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universita Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan alat peraga Rotation Timer dan
roda-roda fleksibel pada kemampuan analisis siswa konsep gerak melingkar beraturan.
Penelitian ini dilakukan di kelas X MIA 1 dan X MIA 2 Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Penelitan ini berlangsung pada bulan
November 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen
dengan desain nonequivalent control group design dan teknik pengambilan sampel
purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal uraian
dan instrumen non tes berupa lembar observasi aktvitas siswa. Berdasarkan analisis
data tes, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
alat peraga Rotation Timer dan roda-roda fleksibel pada kemampuan menganalisis
siswa konsep gerak melingkar beraturan.Selain itu, nilai rata-rata kemampuan
menganalisis siswa yang menggunakan alat peraga Rotation Timer lebih rendah
dibandingkan nilai rata-rata kemampuan menganalisis siswa yang menggunakan alat
peraga Roda-Roda Fleksibel. Kemampuan menganalisis siswa kelompok eksperimen
1 hanya unggul pada di kemampuan menganalisis pada aspek mengorganisasi dengan
mengacu pada hasil Uji N-Gain dimana kelas eksperimen 1 memperoleh peningkatan
sebesar 26%, sedangkan kelas eksperimen 2 hanya sebesar 20%, sementara pada aspek
membedakan kelompok eksperimen 2 memperoleh peningkatan yang lebih unggul
dengan peningkatan sebesar 31%, sementara kelompok eksperimen 1 hanya
memproleh peningkatan sebesar 24% dan pada aspek mengatribusikan kelas
eksperimen 2 juga mengalami peningkatan yang lebih unggul dengan peningkatan
sebesar 20%, sementara kelompok eksperimen 1 hanya memperoleh peningkatan 17%.
Selanjutnya berdasarkan analisis data nontes, untuk lembar observasi aktivitas siswa
menyimpulkan bahwa kelas eksperimen 1 dalam keadaan kurang kondusif,
dibandingkan dengan kelas eksperimen 2.
Kata kunci: Alat Peraga Rotation Timer, Alat Peraga Roda-Roda Fleksibel,
Kemampuan Menganalisis, Lembar Observasi.

iv

ABSTRACT
Ahmad Jahrudin (1110016300028), The Comparison of Between Equipment
Exhibition Rotation timer with Flexible Wheels on analytical skills class X Concept
of uniform circular motion. Skripsi of Physics Education Program, Science Education
Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
This research aimed to determine the effect of equipment exhibition Rotation timer and
flexible weels on the analytical skills of students concepts uniform circular motion. This
research was conducted in class X 1 and X MIA MIA 2 Madrasah Aliyah Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, This research took place in November 2014. The
research method used is the method of quasi-experimental design with nonequivalent
control group design and purposive sampling technique. The instrument used was a
form of test instruments and instrument descriptions about the non-test form aktvitas
student observation sheet. Based on test data analysis, the results showed that there
was no significant effect of the use of props Rotation Timer and flexible wheels on
students 'ability to analyze the concept of circular motion beraturan.Selain, the
average value of students' ability to analyze the use of props Rotation Timer lower
compared to the average value of students' ability to analyze the use of props WheelsWheel Flexible. The ability to analyze the experimental group 1 only students excel at
in the ability to analyze the aspects of organized with reference to the N-Gain Test
where the experimental class 1 to obtain an increase of 26%, while the experimental
class 2 only 20%, while the distinguishing aspects of the experimental group 2 gained
superior increase with an increase of 31%, while the experimental group 1 only
memproleh increased by 24% and the experimental aspects of the class attribute 2 also
increased more superior with an increase of 20%, while the experimental group 1 only
gain increased 17%. Furthermore, based on data analysis nontes, for observation of
student activity sheet conclude that the experimental class 1 under unfavorable
circumstances, compared with the experimental class 2.
Keywords: Rotation timer, Flexible weels, ability Analyze, Observation Sheet.

KATA PENGHANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilah segala puji hanya milik Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Alat
Peraga Rota Time Terhadap Kemampuan Analisis Siswa Kelas X Pada Konsep
Gerak Melingkar Beraturan.
Penulis sangat menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini

tidak

terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih khususnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sekaligus dosen pembimbing akademik yang telak memberikan bimbingan saran
dan pengarahan selama proses perkuliahan.
3. Ibu Diah Mulhayatiah, M. Pd, selaku dosen pembimbing I yang bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan juga pikirannya untuk membimbing dan
mengarahkan penyusunan skripsi demi kebaikan penulis .
4. Ibu Fathiah Alatas, M. Si, selaku dosen pembimbing II yang selalu meluangkan
waktu, tenaga dan juga pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penyusunan skripsi demi kebaikan penulis.
5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6. Bapak Yanuar Annas Bolkiah, S.Si, selaku guru bidang studi fisika di MA
Pembangunan UIN Jakarta, yang telah memberikan bantuan dan kesempatan dalam
melakukan penelitian.
vi

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan dan dukungan
dengan tulus ikhlas sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi, semoga Allah
membalas dengan keridhaan-Nya.
8. Marwaji seorang sahabat dan juga saya anggap sebagai seorang guru yang selalu
mengajarkan saya materi-materi fisika, matematika, dan sangat membantu dalam
penelitian skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan Fisika angkatan 2010, kekek-kakak kelas angkatan
2009, adik-adik Fisika angkatan 2011 dan 2012 yang telah memberi bantuan,
inspirasi dan motivasi.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran, dan bimbingan yang diberikan
kepada penulis mendapatkan balasan terbaik dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penyusunan skripsi ini sangat dinantikan. Penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Maret 2015

Ahmad Jahrudin

vii

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................

ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..............................................

iii

ABSTRAK ......................................................................................................

iv

KATA PENGHANTAR .................................................................................

vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................

B. Identifikasi Masalah .............................................................................

C. Pembatasan Masalah ............................................................................

D. Rumusan Masalah ................................................................................

E. Tujuan Penelitian .................................................................................

F. Manfaat Penelitian ...............................................................................

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS


A. Deskripsi Teoritis .................................................................................

1. Alat Peraga Sebagia Media Pembelajaran .....................................

a. Pengertian Alat Peraga .............................................................

b. Macam-macam Alat Peraga .....................................................

c. Syarat-syarat Alat Peraga .........................................................

d. Manfaat Alat Peraga .................................................................

10

viii

e. Pengertian Alat Peraga Rota Time ...........................................

12

f. Pengertian Alat Peraga Roda-Roda Fleksbel ...........................

13

g. Keunggulan dan Kekurangan Masing-Masing Alat Peraga .....

14

2. Pengertian Kemampuan Menganalisis ...........................................

15

a. Membedakan ............................................................................

16

b. Mengorganisasi ........................................................................

17

c. Mengatribusikan .......................................................................

17

3. Kajan Materi Subjek Konsep Gerak Melingkar Beraturan ............

18

a. Pengertian Gerak Melingkar Beraturan ...................................

18

b. Periode dan Frekuensi ..............................................................

19

c. Kecepatan Anguler dan Tengensial .........................................

20

d. Percepatan Sentripetal ..............................................................

22

e. Hubungan Roda-roda ...............................................................

23

B. Penelitian Relevan ................................................................................

26

C. Kerangka Berpikir ................................................................................

28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................

31

B. Metode dan Desain Penelitian..............................................................

31

C. Populasi dan Sampel ............................................................................

32

D. Variabel Penelitian ...............................................................................

33

E. Prosedur Penelitian...............................................................................

33

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................

36

G. Instrumen Penelitian.............................................................................

36

1. Tes Kemampuan Analisis ..............................................................

36

2. Instrumen Nontes ...........................................................................

37

H. Kalibrasi Instrumen Penelitian .............................................................

38

1. Validasi Instrumen .........................................................................

48

2. Reliabilitas Instrumen ....................................................................

40

ix

3. Tingkat Kesukaran .........................................................................

41

4. Daya Pembeda Soal........................................................................

42

I. Teknik Analisis Data ............................................................................

44

1. Analisis Data Tes ...........................................................................

44

2. Analisis Data Nontes ......................................................................

44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ....................................................................................

46

1. Hasil Pretest kemampuan menganalisis siswa ...............................

46

2. Hasil Posttes kemampuan menganalisis siswa ..............................

47

3. Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest ..........................................

48

4. Kemampuan Menganalisis Siswa ..................................................

50

5. Data Lembar Observasi Siswa .......................................................

52

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................................

54

C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................

58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ..........................................................................................

60

B. Saran.....................................................................................................

61

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

62

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keungulan dan kekurangan Masing-Masing Alat Peraga................

14

Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................................

32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Kemampuan Menganalisis ........................................

37

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ..................................................

38

Tabel 3.4 Kriteria Validitas .............................................................................

39

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

39

................................................

Tabel 3.6 Interpretasi Krriteria Reliabilitas Instrumen

................................

41

Tabel 3.7 Kategori Derajat Kesukaran ............................................................

42

Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes .......................................

42

Tabel 3.9 Kategori Daya Pembeda

...............................................................

43

Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes ........................

43

Tabel 3.11 Kategori Perolehan N-Gain .........................................................

44

Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Instrumen Nontes . 45


Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...........................................

47

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest


Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................

48

Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest


dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................

49

Tabel 4.4 Distribusi Jumlah Soal Aspek Kemampuan Menganalisis ............

50

Tabel 4.5 Hasil Uji N-Gain Setiap Aspek Kemampuan Menganalisis


Data Hasil Pretest dan Posttest .....................................................

51

Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa ........................................

53

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat Peraga Rota Time .................................................................

13

Gambar 2.2 Alat Peraga Rod-Roda Fleksibel ..................................................

14

Gambar 2.3 Sebuah Benda yang Membentuk Lintasan Lingkaran ................

18

Gambar 2.4 Benda Bergerak Melingkar .........................................................

20

Gambar 2.5 Sebuah Benda Mengalami Percepatan Sentripetal ......................

22

Gambar 2.6 Hubungan Roda Sistem Satu Poros .............................................

24

Gambar 2.7 Hubungan Roda Secara Bersinggungan ......................................

25

Gambar 2.8 Hubungan Roda yang Dihubungkan dengan Sabuk ....................

26

Gambar 2.9 Skema Kerangka Berpikir ...........................................................

30

Gambar 3.1 Tahapan dalam Prosedur Penelitian ............................................

35

Gambar 4.1 Grafik Presentase Aspek Kemampuan Menganalisis ..................

52

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP, LKS, dan soal Evaluasi ......................................................

64

Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Soal ..............................................................

103

Lampiran 3 Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Soal Sebelum Penelitian .........

111

Lampiran 4 LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................

116

Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Pre Tes ........................................................

138

Lampiran 6 2E Hasil Uji Homogenitas Pre Tes ..............................................

139

Lampiran 7 Rekapitulasi Pre Tes .....................................................................

140

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas Pos Tes .......................................................

142

Lampiran 9 Hasil Uji Homogenitas .................................................................

143

Lampiran 10 Rekapitulasi Pos Tes ..................................................................

144

Lampiran 11 Hasil Uji N-Gain .........................................................................

148

Lampiran 12 Hasil Perhitungan Lembar Observasi ........................................

150

Lampiran 13 Panduan Penggunaan Alat Peraga Rotation Timer.....................

151

Lampiran 14 Foto-Foto Kegiatan Penelitian


Surat-surat dalam penelitian
Lembar Uji Referensi
Biodata Penulis

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dari masa ke masa memiliki peran yang sangat penting dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Setiap Negara memiliki strategi
dan kurikulum tersendiri untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas untuk
mengembangkan sumber daya manusianya. Di Indonesia sendiri pendidikan telah
diatur dalam

UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum

pengertian pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Pendidikan sendiri adalah bagian khususnya dari komunikasi. Menurut Yudi
Munandi pendidikan merupakan himpunan kultural yang sangat kompleks yang dapat
digunakan sebagai perencanaan kehidupan manusia.2 Dalam pembelajarannya,
pendidikan harus kreatif dan inovatif untuk menciptakan pembelajaran efektif yang
berpusat pada siswa. Pendidikan yang baik akan menciptakan suasana dalam belajar
siswa dituntut terlibat aktif, kreatif dan mampu berpikir kritis.
Keberhasilan pendidikan salah satunya ditentukan oleh guru. Para guru harus
memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media pembelajaran atau instrumen
pembelajaran untuk diterapkan dalam sistem pembelajaran yang efektif. Salah satu
kegagalan guru dalam mengajar bukan karena guru kurang menguasai materi pelajaran,
tetapi karena ia tidak tahu bagaimana menyampaikan materi pelajaran dengan baik dan
tepat sehingga siswa tidak dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan dan
menurunnya hasil belajar siswa, terlebih lagi dalam kemampuan analisis suatu
Mohammad Nuh, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah, Permendikbud RI Nomor 65, Jakarta, 4 Juni 2013, h. 1.
2
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2010), h. 4
1

permasalahan. salah satu faktor yang dapat membantu dan mempermudah guru
menyampaikan materi ialah penggunaan media atau instrumen yang tepat.
Di kalangan siswa telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran fisika
merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik untuk dipelajari.
Hal ini dikarenakan kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari materi-materi
fisika dengan senang hati, banyak siswa merasa terpaksa dalam belajar fisika.
Lemahnya motivasi belajar fisika karena kurangnya pemahaman tentang arti dari
hakikat, kemanfaatan, keindahan dan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari
ataupun dalam lapangan kerja yang dapat dihasilkan dari belajar fisika, terlebih lagi
dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya siswa diberi masukan atau pengajaran
dengan metode ceramah, dimana dengan metode tersebut siswa-siswa hanya
memperoleh kata-kata saja baik lisan maupun tulisan dinamakan Verbal Method.3
Verbal Method hanya istilah atau lambang kata yang membuat siswa hanya memahami
sebuah makna kata dari cerita tanpa pengalaman atau pembuktian secara langsung,
sehingga siswa menjadi kurang yakin dengan penyampaian yang guru berikan pada
proses pengajaran.
Pembelajaran fisika akan lebih bermakna dan menarik jika siswa terlibat aktif
dalam mengamati, memahami dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang ada di dalam
lingkungan sekitar dengan melakukan atau melihat secara langsung suatu fenomena
yang berkaitan langsung dengan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari, menurut
Edgar Dale dalam suatu teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dales
cone of Experiens (Kerucut Pengalaman Dale), dalam teori tersebut Dale
mengungkapkan suatu tingkatan-tingkatan pembelajaran yang bersifat Abstrak sampai
tingkatan real atau nyata. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman

Ahmad, Syafiie, Media Pengajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 6.

langsung (kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang


kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak).4
Sebagai penunjang terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan dan
aplikatif perlu disediakan alat peraga yang memadai dan menarik, dengan penggunaan
media alat peraga proses pembelajaran lebih aplikatif dan membuat guru memiliki
banyak variasi metode-metode dalam pembelajaran. Penggunaan alat peraga banyak
sekali manfaatnya, adapun nilai-nilai dalam penerapan alat peraga adalah, untuk
mengurangi terjadinya verbalisme, memperbesar minat dan perhatian siswa untuk
belajar, memberikan pengalaman yang nyata untuk dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri pada setiap siswa, menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
berkesinambungan, memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara
lain.5 Oleh sebab itu untuk menciptakan pembelajaran yang menarik salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika adalah media alat
peraga, dimana alat peraga ini dapat membantu dan mempermudah seorang guru untuk
menerangkan materi-materi yang sangat membutuhkan penggambaran secara nyata,
dan dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari.

Media alat peraga juga dapat

menyeragamkan pemikiran dan pandangan siswa dalam mengamati suatu objek yang
cakupannya di butuhkan imajiansi atau penggambaran yang cukup kompleks.
Alat peraga merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang berfungsi untuk
memudahkan guru dalam penyampaian materi, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan alat peraga yang dibuat oleh peneliti sendiri yaitu Alat Peraga Rotation
Timer, Rotation Timer ini dibuat dengan desain yang akan membantu dalam
menerangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan materi gerak melingkar beraturan.
Pemilihan media alat peraga Rotation Timer ini dirasa sangat membantu peran guru
dalam menyampaikan materi gerak melingkar beraturan yang mana materi ini
4

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 10.
Hartati, Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Ssiswa SMA, Jurnal Pendidikan, 2010, h. 128-129.
5

dibutuhkan visualisasi atas kasus-kasus yang menggambarkan tentang materi gerak


melingkar beraturan, dan memberi kemudahan bagi para siswa untuk membayangkan
proses terjadinya suatu kasus yang sedang dibahas dalam materi gerak melingkar
beraturan. dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini Peneliti memilih untuk meningkatkan kemampuan
analisis, diamana kemampuan analisis memang merupakan

sesuatu yang sangat

dibuthkan di dalam pembelajaran Fisika itu sendiri, dan pemahaman siswa dalam suatu
materi dapat diuji melalui tingkatan-tingkatan masalah yang diberikan, dalam materi
gerak melingkar beraturan sendiri kemampuan analisis jelas sangat dibutuhkan sebab
di dalam konsep gerak melingkar beraturan siswa dituntut untuk benar-benar
memahami suatu kasus atau soal yang diberikan, terkadang siswa hanya menghapalkan
rumus tanpa memahami konsep penggunaannya.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi gerak melingkar beraturan
untuk kelas X, dalam kurikulum 2013, bagi siswa kelas X sudah diberi penjurusan
masing-masing, oleh sebab itu para siswa sudah harus memahami benar-benar materi
yang mencakup dalam golongan IPA, sebab mereka harus sudah siap untuk
melanjutkan di kelas XI dan XII. Gerak melingkar beraturan merupakan materi yang
sangat penting dalam konsep-konsep Fisika, di mana gerak melingkar beraturan
merupakan penunjang untuk beberapa materi-materi yang berkaitan dengan Mekanika,
oleh sebab itu penelitian ini peneliti rasa sangat bermanfaat untuk menunjang
pemahaman siswa yang mana mereka memang sudah diarahkan atau diberi penjurusan
di dalam kurikulum 2013, mereka harus memahami dengan matang konsep-konsep
yang ada dalam materi kelas X.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:

1. Kesulitan siswa dalam belajar fisika di SMA dikarenakan konsep Fisika di SMA
merupakan konsep-konsep yang kompleks dan memiliki kesulitan yang tergolong
tinggi.
2. Kemampuan menganalisis diperlukan dalam pembelajaran fisika ataupun dalam
penyelesaian masalah-masalah yang ada dalam soal fisika.
3.

Perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengajarkan konsep fisika
dengan memilih model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih memahami
melalui melihat secara langsung kejadian-kejadian fisika dalam kehidupan seharihari.

C. Batasan Masalah
Agar lebih memfokuskan hasil yang diteliti maka dibuat batasan masalah yaitu:
1. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media alat peraga Rotation
Timer dan roda-roda fleksibel.
2. Adapun aspek kemampuan menganalisis yang akan ditinjau diantaranya adalah
kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut: Bagaimana Perbandingan Penggunaan Alat Peraga Antara Rotation
Timer dengan Alat Peraga Roda-Roda Fleksibel Pada Kemampuan Analisis Siswa
Kelas X Konsep Gerak Melingkar Beraturan.?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan masing-masing alat
peraga Rotation Timer dengan alat peraga roda-roda fleksibel pada kemampuan
analisis siswa kelas X konsep gerak melingkar beraturan.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, peneliti
dan siswa dalam proses belajar mengajar, adapun manfaat yang akan diperoleh dalam
penelititian diantaranya:
1.

Seberapa efektif penggunaan alat peraga Rotation Timer dan Roda-Roda Fleksibel
digunakan dalam proses belajar mengajar.

2. Membrikan inovasi baru dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengguanakan


media alat peraga Rotation Timer.
3. Membuat trobosan baru dengan alat peraga Rotation Timer untuk memacu motivasi
siswa dalam mengembangkan kreativitas dalam bidang akademik dan
memunculkan gagasan-gagasan baru.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
a. Pengertian Alat Peraga
Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dan sumber melalui saluran atau media tertentu ke
penerima pesan.1 Media dalam pembelajaran mengandung komponen-komponen
komunikasi pembelajaran terdiri dari komunikator, komunikasi, pesan dan media.
Media atau medium adalah perantara segala sesuatu yang terletak di tengah dalam
bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau
penghubungan dua pihak atau dua hal. Penggunaan media atau alat bantu disadari
oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas pembelajaran baik di
dalam kelas maupun di luar kelas, terutama dalam membantu peningkatan prestasi
belajar.
Jenis media pembelajaran sangat banyak dan beranekaragam, tidak ada
satupun media yang paling baik dibandingkan dengan media yang lain. Setiap media
memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, guru perlu
mengenal berbagai jenis media dengan karakteristik masing-masing. Salah satu
contoh dari media pembelajaran adalah alat peraga.
Menurut Estiningsih, alat peraga merupakan media pembelajaran yang
mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Sementara
Sanaky mengartikan alat peraga sebagai suatu alat bantu yang dipergunakan dalam
pembelajaran untuk memperagakan materi pembelajaran.2

Arief S. Sudirman, dkk.,Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2010), h. 11-12.


Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2012), h. 12.
2

Alat peraga adalah suatu alat, biasanya tidak dalam bentuk perangkat (set)
yang jika digunakan dapat membantu memudahkan memahami suatu konsep secara
tidak langsung. Dikatakan tidak langsung karena pembelajaran menggunakan alat
peraga dapat membantu siswa memahami suatu konsep tanpa harus melihat objek
secara langsung. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, ruang lingkup (scope)
alat peraga lebih sempit dari pada lingkup media pembelajaran dan sumber belajar.
Tidak semua jenis media pembelajaran dapat difungsikan sebagai alat peraga, akan
tetapi semua alat peraga sudah pasti merupakan media pembelajaran.3
Berdasarkan berbagai definisi mengenai alat peraga, maka dapat disimpulkan
bahwa alat peraga merupakan alat bantu yang dapat membantu dan memperjelas
penyampaian konsep sebagai perantara atau visualisasinya sehingga siswa dapat
memahami

konsep

yang

membutuhkan

visualistik

yang

mewakili

benda

sesungguhnya dengan bantuan benda-benda konkrit.


b. Macam-macam Alat Peraga
Berdasarkan fungsinya, yaitu untuk membantu dan memperagakan sesuatu
proses pendidikan dan pengajaran, maka alat peraga dibagi menjadi empat macam,
yaitu:4
1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film-film strip dan sebagainya.
2) Alat-alat yang tidak diproyeksikan, yaitu:
a) Dua dimens, misalnya gambar, peta, bagan dan sebagainya.
b) Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka, dan seterusnya.
3) Alat bantu dengar ( Audio Aids)
Alat bantu dengaar yaitu alat yang dapat membantu menstimulus indra
pendengaran pada waktu proses penyampaian bahan pengajaran, seperti piringan
hitam, radio dan sebagainya.

Ibid., h. 13
Riah Elsa, Pengaruh Alat Peraga Sederhana Six In One Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Fluida Statis, Skripsi pada Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 7. tidak
dipublikasikan
4

4) Alat bantu liat-dengar (Audio Visual Aids)


Alat-alat bantu liat-dengar pendidikan ini lebih dikenal Audio Visual Aids (AVA),
misalnya televise dan video cassette. Disamping itu, alat peraga juga dapat dibedakan
menjadi dua macam menurut pembuatan dan penggunaannya, yaitu:
a) Alat peraga yang compilated (rumit), seperti film, film strip slide dan sebagainya
yang memerlukan listrik dan proyektor.
b) Alat peraga sederhana yang mudah diperoleh seperti bambu, karton, kertas
karton dan sebagainya.
Menurut Snaky alat peraga terbagi menjadi tiga kelompok. Adapun
pengelompokan tersebut berdasarkan dari fungsi alat peraga itu sendiri, yaitu antara
lain:5
1) Alat peraga langsung, yaitu objek sebenarnya (real object) yang dibawa langsung
ke kelas atau berkunjung ke lokasi dan digunakan untuk menjelaskan materi
dengan memperagakan atau menunjukan kepada siswa.
2) Alat peraga tak langsung, objek tiruan (model, miniature, foto, dan lain-lain)
yang digunakan untuk memperagakan materi ajar di kelas.
3) Peragaan, berupa kegiatan atau perbuatan yang dilakukan oleh pengajar di kelas
untuk mendemonstrasikan suatu materi ajar yang sifatnya psikomotori,
contohnya peragaan bagaimana orang berwudhu, solat, gerakan senam, membaca
puisi dan lain-lain.
c. Syarat-syarat Alat Peraga
Alat peraga dapat berupa alat riil, gambar, atau diagram. Keuntungan alat
peraga adalah dapat dapt dipindah-pindahkan (dimanipulasikan), sedangkan
kelemahannya tidak dapt disajikan dalam buku (tulisan). Oleh karena itu, disamping
mengetahui alat peraga apa yang akan digunakan seorang guru juga harus trampil
membuat dan mengembangkan alat peraga. Berikut beberapa hal yang penting

Asyhar, op. cit., h. 13-14.

10

diperhatikan sebagai syarat dalam pembuatan dan pengembangkan alat peraga, antara
lain:6
1) Keterkaitan dengan bahan ajar.
2) Nilai pendidikan.
3) Ketahanan alat (tahan lama).
4) Nilai presisi (ketepatan pengukuran).
5) Efisiensi Penggunaan alat (mudah digunakan dirangkaikan, dan dijalankan).
6) Keamanan bagi siswa.
7) Estetika (menarik).
8) Mudah disimpan.
d. Manfaat Alat Peraga
Alat peraga memiliki fungsi untuk mempermudah siswa dalam memahami
materi pembelajaran.7 Dengan alat peraga siswa tidak hanya mendengar, tetapi
melihat, meraba, merasa sehingga materi yang bersifat abstrak akan mudah dipahami
oleh siswa dengan bantuan alat peraga. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari
rangsangan alat indra ini akan mudah diingat kembali dan lebih tahan melekat pada
ingatan siswa. Hal tersebutr diperkuat oleh Dales Cone of Exsperience (kerucut
Pengalaman Dale). Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat
dari paling kongkrit ke paling abstrak. Tingkat pengalaman dalam kerucut tersebut
berdasarkan seberapa banyak indra yang terlibat di dalamnya.8
Sudjana dan Rivai mengemikakan bahwa manfaat alat peraga dalam
pembelajaran, antara lain:9
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.

Tim Penyusun modul, Modul Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana Untuk SMA.
Jurnal Radiasi, 2011, h. 12-14.
7
Asyhar, op. cit. h. 13.
8
Yudi Munandi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 18.
9
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010), h. 2.
6

11

2) Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkan siswa menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan

uraian

guru,

tetapi

aktivitas

lain

seperti

mengamati,

mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.


Menurut Nana Sudjana, alat peraga memiliki fungsi dalam proses belajar
mengajar antara lain:10
1) Penggunaan proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif.
2) Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi
mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus
dikembangkan oleh guru.
3) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi
pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga
harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
4) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-semata alat hiburan,
dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih
menarik perhatian.
5) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempercepat
proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang
diberikan guru.
6) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi
proses belajar mengajar. Dengan perkataan lain menggunakan alat peraga, hasil
belajar yang dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehinga pelajaran
mempunyai nilai tinggi
10

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo,
2002), h. 99-100.

12

Nana Sudjana Mengemukakan nilai-nilai praktis media pengajaran (alat


peraga) adalah:11
1) Dengan bantuan alat peraga guru dapat meletakan dasar-dasar yang nyata untuk
berpikir. 0leh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
2) Dengan bantuan alat peraga guru juga dapat memperbesar minat perhatian siswa
untuk belajar.
3) Dengan bantuan alat peraga guru dapat meletakan dasar untuk perkembangan
belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.
4) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri pada setiap siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
6) Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu perkembangannya kemampuan
berbahasa.
7) Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta
membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih
sempurna.
Jadi, kesimpulan mengenai manfaat alat peraga dalam proses pembelajaran
adalah dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi dan juga dapat
meningkatkan perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
Inteeraksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan minatnya.
e. Pengertian Alat Peraga Rotation Timer
Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat peraga yang
peneliti buat sendiri, dengan menghubungkan konsep-konsep yang berkaitan dengan
materi gerak melingkar beraturan, alat peraga yang akan dipakai dalam penelitian ini,
saya namakan dengan Rotation Timer. Rotation Timer diambil dari kata Rotation
yang berarti putaran dan Time yang berarti waktu, alat peraga ini menggambarkan

11

Ibid., h. 100.

13

sebuah alat yang mewakili konsep-konsep dasar dari gerak melingkar beraturan,
dimana komponen-komponen dalam alat ini dapat menghubungkan besaran-besaran
fisis dalam gerak melingkar beraturan, komponen utama alat ini adalah roda-roda
yang dapat diganti berbagai ukuran dan penghitung putaran otomatis yang berfungsi
untuk menentukan jumlah putaran, alat ini juga membutuhkan komponen pendukung
untuk membantu menggerakan roda-rodanya seperti baterai atau catu daya, alat
peraga Rotation Timer dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Alat Peraga Rotation Timer


Untuk lebih rinci mengenai alat peraga Rotation Timer dapat dilihat pada lampiran
2A.
f. Pengertian Alat Peraga Roda-Roda Fleksibel
Alat peraga roda-roda fleksibel adalah alat peraga yang sudah tersedia dalam
leb fisika Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta, alat peraga roda-roda
fleksibel dibuat langsung oleh para, alat peraga ini sangat cocok untuk mewakili
penyampaian materi tentang subkonsep besaran-besaran fisis gerak melingkar
beraturan, dengan putaran roda yang fleksibel dapat memudahkan siswa untuk
memperhatikan jumlah putaran dan gerakkannya. Alat peraga roda-roda fleksibel
dapat dilihat pada Gambar 2.2.

14

Gambar 2.2 Alat Peraga Roda-Roda Fleksibel


g. Keunggulan dan Kekurangan Masing-Masing Alat Peraga
Setiap media msmiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, begitu juga
dengan media alat peraga Rotation Timer dan Roda-Roda Fleksibel, adapun
kelemahan dan keunggulan kedua alat peraga dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah
ini.
Tabel 2.1 Keunggulan Dan Kekurangan Masing-Masing Alat Peraga
No

Kategori
Terdapat counter (penghitung putaran
otomatis)

Alat Peraga
Rotation Timer

Roda-Roda Fleksibel

Hemat energy

Praktis

Kuat dan tahan lama

Membutuhkan perawatan dan

perhatian ekstra

Dari Tabel 2.1 diatas terlihat keduaalat tersebut memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing, pada kategori pertama pada alat peraga Rotation Timer
terdapat pendeteksi putaran yang dapat mempermudah siswa atau pengguna untuk

15

menghitung jumlah putaran roda, sementara pada roda-roda fleksibel tidak ada. Pada
kategori kedua tentang hemat energi, alat peraga Rotation Timer memang
membutuhkan energi listrik untuk menggerakan roda-roda yang terdapat pada alat
tersebut, sementara roda-roda fleksibel dapat berputar dengan diputar dengan tangan.
Pada kategori ketiga masih berkaitan dengan kategori pertama yaitu kepraktisan
penggunaan alat, dengan adanya pendeteksi putaran maka alat peraga Rotation Timer
akan lebih praktis dalam proses penggunaannya, pada kategori keempat tentang kuat
dan tahan lama jelas roda-roda fleksibel akan lebih kuat dan tahan lama karena
terbuat dari logam dan karet yang mana jika terjatuh tidak akan merusak alat, berbeda
dengan alat peraga Rotation Timer yang hanya terbuat dari triplek jika terjatuh dapat
merusak alat tersebut, dan pada kategori kelima alat peraga Rotation Timer
membutuhkan perawatan dan perhatian kusus dalam penyimpanan dan penggunaan
sesab jikat disimpan ditempat lembab alat ini akan cepat lapuk dan dalam
penggunaan alat ini harus hati-hati dalam menggunakannya.
2.

Pengertian Kemampuan Analisis


Kemampuan analisis adalah salah satu jenjang atau tingkatan pengetahuan

siswa yang ditinjau dari hasil belajar menurut Bloom, dimana hasil belajar di
antaranya digolongkan berdasarkan ranah kognitif dari C1 sampai dengan C6,
Analisis sendiri merupakan salah satu dari ranah kognitif tersebut yaitu tingkatan C4,
kemampuan analisis ditinjau dari seberapa siswa dapat memecahkan masalah dan
menguraikan masalah tersebut untuk di proses dan di pilih bagian-bagian yang
penting untuk menemukan penyelesaian masalah tersebut, adapun menurut Arif
Suidharta dalam bukunya yang berjudul Keterampilan Berpikir Kompleks dan
Implementasinya dalam Pembelajaran IPA menyatakan bahwa Analisis sebagai
berikut:
Analisis adalah kemampuan untuk memecahkan atau menguraikan suatu
materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga
mudah lebih mudah dipahami. Pada level ini frontal lobus dari otak kita bekerja
keras melakukan proses berpikir. Level ini lebih rumit karena siswa sadar akan
proses berpikir yang ia gunakan (metakognisi) dan mengerti konten dan struktur dari

16

materi pelajaran. Hasil pelajaran pada level ini lebih tinggi secara intelektual
daripada pengertian dan aplikasi.12

Menurut nana Sudjana, analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis
merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga
tipe kognitif sebelumnya.13
Menganalisis menurut W. S. Winkel merupakan memisahkan konsep atau
bahan menjadi bagian-bagiannya, menentukan bagaimana itu berhubungan satu sama
lain. Aktivitas yang tergolong dalam menganalisis yaitu: mencakup kemampuan
untuk merinci suatu kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau
organisasinya dapat dipahami dengan baik.14 Hal ini sejalan dengan pendapat Bloom
mengenai analisis, dimana menurut Bloom menganalisis melibatkan proses
memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan hubungan antar
bagian dan antar setiap bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar
bagian dan setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis
ini meliputi proses-proses kognitif yaitu membedakan, mengorganisasi, dan
mengatribusikan.15
Berikut

ini

adalah

penjelasan

dari

masing-masing

kategori

proses

menganalisis yang dikemukakan oleh Bloom hasil revisi Anderson.16


a. Membedakan
Membedakan melibatkan proses memilah-milah bagian yang relevan atau
penting dari sebuah struktur. Membedakan terjadi ketika siswa mendiskriminasikan
informasi yang relevan dan tidak relevan, yang penting dan tidak penting kemudian

12

Arif Suidharta, Ketrampialan Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA,
(Bandung: Depdiknas, 2007), h. 8.
13
Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 2008), h. 27.
14
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1999), cet. IV, h. 246.
15
Lorin W. Anderson and David R. Krathwol (eds), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran
Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihatno (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), h. 120.
16
Ibid., h. 120

17

memerlukan informasi yang relevan atau penting.17 Menganalisis pada aspek


membedakan berbeda dengan proses-proses kognitif dalam katagori memahami,
karena membedakan melibatkan proses mengorganisasi secara struktural terutama
menentukan bagaimana bagian-bagian sesuai dengan struktur keseluruhannya.
Secara lebih khusus membedakan berbeda dengan membandingkan dalam hal
penggunaan konteks yang lebih luas untuk menentukan mana informasi yang relevan
atau penting dan mana yang tidak. Nama-nama lain untuk membedakan adalah
menyendirikan, memilih, dan memfokus.
b. Mengorganisasi
Mengorganisasi

melibatkan

proses

mengidentifikasi

elemen-elemen

komunikasi atau situasi dan proses mengenal bagaimana elemen-elemen ini


membentuk sebuah struktur yang koheren. Dalam mengorganisasi, siswa membangun
hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren atas potongan informasi.
Mengorganisasi biasanya terjadi bersamaan dengan proses membedakan. Siswa mulamula mengidentifikasi elemen-elemen yang relevan atau penting kemudian
menentukan sebuah struktur yang terbentuk dari elemen-elemen itu. Mengorganisasi
juga bisa terjadi bersamaan dengan proses mengatribusikan, yang fokusnya adalah
menentukan tujuan dari sudut pandang pengarang. Nama-nama lain dari
mengorgnisasi adalah menstrukturkan, memadukan, menemukan koherensi, membuat
garis besar, dan mendeskripsikan peran.
c. Mengatribusikan
Mengatribusikan terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang,
pendapat, nilai, atau tujuan dibalik komunikasi. Mengatribusikan melibatkan proses
dekonstruksi yang di dalamnya siswa menentukan tujuan pengarang suatu tulisan
yang diberikan oleh guru. Berkebalikan dengan menafsirkan, yang di dalamnya siswa
berusaha memahami makna tulisan tersebut, mengatribusikan melampaui pemahaman

17

Ibid., h. 121

18

dasar untuk menarik kesimpulan tentang tujuan atau sudut pandang di balik tulisan
itu. Nama lain untuk mengatribusikan adalah mendekonstruksikan.
3. Kajian Materi Subjek Konsep Gerak Melingkar Beraturan
a. Pengertian Gerak Melingkar Beraturan
Sebuah benda yang bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju konstan
dikatakan mengalami gerak melingkar beraturan.18 Suatu benda yang bergerak
mengelilingi sumbu dalam lintasan melingkar disebut gerak melingkar.

Contoh

benda yang bergerak melingkar antara lain; Benda-benda angkasa seperti planet dan
satelit melakukan gerak melingkar mengelilingi matahari. Perhatikan Gambar 2.3
berikut

Gambar 2.3 Sebuah Benda yang Membentuk Lintasan Lingkaran19


Pada Gambar 2.3, benda bergerak melingkar menempuh sudut putar yang di
simbolkan oleh teta (). Sudut putar dalam SI dinyatakan dalam radian (rad). Jika
benda bergerak satu putaran, maka benda tersebut sudah menempuh sudut putar
penuh dalam satu putaran sebesar 3600. Dalam radian, satu putaran penuh sebesar 2
radian, sehingga dapat dikatakan bahwa 360 setara dengan 2 radian. Dengan
demikian 1 radian (rad) = 57,30. Gambar 2.2 Benda bergerak melingkar menempuh
sudut dari P ke P. Hubungan antara sudut tempuh () dengan busur lingkaran
yang ditempuh (s).

18

Giancoli, Fisika Jilid 1 Edisi kelima, terj, dari Physics. Oleh Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga,
2001), h.132
19
Yohanes Surya, Olimpiade Fisika, (Jakarta: PT Primatika Cipta Ilmu, 1996), h. 235.

19

Sudut tempuh satu putaran adalah 2radian maka panjang busur yang
ditempuh adalah keliling lingkaran = 2. (r = jari-jari lingkaran), jika sudut tempuh
satu putaran radian dan panjang busur lingkaran yang ditempuh adalah .
Dengan demikian dapat di tulis dengan rumus:20
2

= 2

Atau
2. = 2.
Atau rumusnya dapat di tulis
= .
Keterangan
= Jari-jari (meter)
= Sudut tempuh (rad)
= Panjang busur (meter)
b. Periode dan Frekuensi
Gerak melingkar sering dideskripsikan dalam frekuensi () sebagai jumlah
putaran per sekon. Periode (T) dari sebuah benda yang berputar membentuk lingkaran
adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran. Periode dan
frekuensi dihubungkan dengan persamaan.21
=

Berdasarkan konsep di atas, maka dapat kita rumuskan hubungan periode dan
frekuensi adalah22
=

1
1
=

Keterangan
= jumlah putaran (kali)
20

Ibid., h. 236.
Gioancoli, op. cit., 134.
22
Marthein Kenginan, Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 67.
21

20

= waktu (sekon)
= frekuensi (Hz)
= periode (sekon)
c. Kecepatan Anguler dan Tangensial
Untuk mengetahui besar kecepatan anguler dan tangensial bisa di lihat pada
Gambar 2.3 benda bergerak dalam lintasan melingkar menempuh busur lingkaran
(s) dalam selang waktu tertentu (t). Bila tiap selang waktu yang sama, perubahan
busur lingkaran yang ditempuh benda adalah sama maka benda melakukan gerak
melingkar beraturan. Gambar 2.4 benda bergerak melingkar menempuh lintasan s.

Gambar 2.4 Benda Bergerak Melingkar


Kelajuan tangensial atau bisa disebut dengan kecepatan linear didefinisikan
sebagai hasil bagi panjang lintasan linear yang ditempuh benda dengan selang waktu
tempuhnya. Kelajuan tangensial (besar dari kecepatan tangensial) dirumuskan
dengan:23
=

Keterangan
= keliling lingkaran (meter)
= selisih waktu (sekon)
= kecepatan (m/s)
Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jarijari dengan arah gerak benda Jika benda melakukan satu kali putaran, maka panjang
23

Ibid., h. 67.

21

lintasan yang ditempuh benda sama dengan keliling lingkaran. Jadi s = keliling
lingkaran = 2 dan ( = ) sehingga kelajuan tangensial dirumuskan menjadi:24
=
Substitusikan

= dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh

persamaan sebagai berikut.


= 2. .
Kecepatan sudut adalah hasil bagi sudut pusat yang ditempuh benda dengan
selang waktu tempuhnya. Sudut yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu
dinamakan kelajuan anguler benda (). Pada gerak melingkar beraturan, sudut yang
ditempuh benda selalu sama dalam selang waktu yang sama, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:25
=

Dalam satu periode T, sudut yang ditempuh benda adalah = 2radian.


Dengan demikian kelajuan anguler dalam gerak melingkar beraturan dirumuskan:26
=

atau = 2

Hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler dapat


ditentukan dari:27

=
.
t
=
Keterangan
= kecepatan sudut (rad/s)
= kecepatan tangensial (m/s)
= sudut tempuh (rad)
24

Giancoli, loc. cit.


Marthein, loc. cit.
26
Ibid., h. 67.
27
Ibid., h. 67.
25

22

= waktu tempuh (sekon)


d. Percepatan Sentripetal
Jika suatu benda yang mengalami gerak melingkar beraturan mempertahankan
kecepatan tetap yang dimilikinya, berarti ada percepatan yang selalu tegak lurus
dengan arah kecepatannya, sehingga lintasannya selalu lingkaran. Percepatan yang
selalu tegak lurus terhadap kecepatan linearnya dan mengarah ke pusat lingkaran ini
dinamakan percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal (percepatan yang mencari
pusat) atau percepatan radial (karena mempunyai arah sepanjang radius, menuju
pusat lingkaran), dan percepatan ini di notasikan .28
Gambar 2.5 menggambarkan sebuah benda yang mengalami percepatan
sentripetal.

Gambar 2.5 Sebuah Benda Mengalami Percepatan Sentripetal


Pada Gambar 2.5 benda bergerak melingkar dengan jari-jari r menempuh
lintasan s, maka berlaku s= .r. Analog seperti pada Gambar 2.5 jika jari-jari
lingkaran v dan benda menempuh lintasan v maka berlaku v=.v. Percepatan
sentripetal adalah percepatan yang tegak lurus dengan kecepatan linier dan selalu
menuju pusat lingkaran, maka dapat diturunkan melalui perumusan:29
=

Gambar 2.5 benda berotasi dengan jari-jari menempuh lintasan


=
28
29

Giancoli, op. cit., h. 133.


Ibid., h. 133.

.
=

23

Karena
v = .r
maka diperoleh
= 2.r
Atau dapat di rumuskan:30
=

= kecepatan linier atau kecepatan tangensial (m/s)


= kecepatan anguler (sudut) . rad/s
= jari-jari lingkaran .... m
= percepatan sentripetal ................ m/s
e. Hubungan Roda-roda
Pembahasan pada materi gerak melingkar beraturan setelah siswa memahami
tentang besaran-besaran fisis, selanjutnya siswa akan mempelajari konsep hubungan
antar roda, dimana sistem hubungan antar roda yang akan di pelajari sangat
berkaitan dengan besaran-besaran fisis, dan dalam subab hubungan antar roda akan
di bahas tiga sistem hubungan antar roda diantaranya, hubungan antar roda yang
disusun secara seporos, hubungan antar roda yang dihubungkan dengan sabuk, dan
hubungan antar roda yang saling bersinggungan, berikut adalah pembahasan
mengenai ketiga sistem antar roda yang akan digambarkan dengan alat peraga
Rotation Timer.
1) Dua Roda Yang Seporos
Sistem dua roda yang dihubungkan dalam stu poros seperti yang digambarkan
pada Gambar 2.6.

30

Ibid., h. 134.

24

Gambar 2.6 Hubungan Roda Sistem Satu Poros


Pada sistem ini roda mengalami kecepatan sudut yang sama (), maka untuk
menentukan besaran-besaran pada sistem ini adalah sebagai berikut:31
1 = 2
Karena
=

Maka
1 2
=
1
2
2) Dua Roda Bersinggungan
Sistem hubungan antar roda yang dihubungkan secara bersinggungan dapat
dilihat seperti pada Gambar 2.7 di bawah ini.

31

Marthein, loc. cit.

25

Gambar 2.7 Hubungan Roda Secara Bersinggungan


Pada sistem

roda yang dihubungkan secara bersinggungan mengalami

kecepatan linear yang sama ()

maka untuk menentukan besaran-besaran pada

sistem ini adalah sebagai berikut:32


1 = 2
Karena
= .
Maka
1 . 1 = 2 . 2
3) Hubungan Roda Dihubungkan dengan Sabuk
Pada sistem hubungan roda yang dihubungkan dengan sabuk dapat dilihat
seperti pada Gambar 2.8 dibawah ini

32

Ibid., h. 67.

26

Gambar 2.8 Hubungan Roda yang Dihubungkan dengan Sabuk


Pada sistem hubungan antar roda yang dihubungkan dengan sabuk mengalami
kecepatan linear yang sama () maka untuk menentukan besaran-besaran pada sistem
ini adalah sebagai berikut:33
1 = 2
Karena
= .
Maka
1 . 1 = 2 . 2
B. Penelitian Relevan
Banyak penelitian dilakukan terkait dengan menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran, penelitian tersebut diantaranya:
1. Hartati dalam penelitaian yang berjudul Pengembangan Alat Peraga Gaya
Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA yang
meneliti tentang hasil pengujian alat menunjukkan bahwa pengembangan alat
peraga tersebut secara signifikan mampu meningkatkan keterampilan berpikir
kritis siswa dan hasil belajar.34

33

Ibid., h. 67
Hartati, Pengembangan Alat Perag Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa SMA, Jurnal Pendidikan Fisika, Pekalongan, 2010, h. 128.
34

27

2. Ayomi Prasetyarini dalam penelitiannya yang berjudul Pemanfaatan Alat Perga


IPA Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP NEGERI I
Bulus Pesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013 yang meneliti tentang
pentingnya suatu alat peraga IPA dalam pendidikan, sehingga pemahaman
konsep pada materi fisika meningkat dan pemanfaatan alat peraga IPA dapat
dijadikan aternatif guna meningkatkan pemahaman konsep fisika35
3. Nanang Khoirudin, dkk, dalam penelitian yang berjudul Pengembangan Media
Pembelajaran Dengn Menggunakan Aplikasi Mindjet Mindmanager 9 Untuk
Siswa SMA Pada Pokol Bahasan Alat Optik yang meneliti tentang media alat
bantu dalam penelitian ini dalam kriteria sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran (hasil penilaian ahli materi, ahli media, dan siswa
memberikan rata-rata penilaian 91,77%).36
4. Pagunanto dan Joko Sepan, dalam penelitian yang berjudul Penggunaan Alat
Peraga Multy Board Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA-FISIKA Pada
Siswa Kelas VIII A di SMP Negri 5 Demak Tahun Pelajaran 2008/2009 dalam
penelitian ini menyatakan berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa
penggunaan alat peraga multi board dalam pembelajaran IPA-Fisika dapat
meningkatkan pemahaman konsep pembentukan bayangan pada cermin sehingga
hasil belajarnyapun meningkat.37
5. Derek Alexander Muller, dalam penelitiannya yang berjudul Designing
Effective Multimedia for Physics Education yang meneliti bagaimana pengaruh
mengenai peran sebuah media terhadap pembelajaran tentang gaya pada konsep
hukum Newton yang menyatakan bahwa Results showed that treatments
35

Ayomi Prasetyarini, dkk, Pemanfaatan Alat Perga IPA Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep
Fisika Pada Siswa SMP I Bulus Pesantren Kebumen Ttahun Pelajaran 2012/201, Jurnal Pendidikan,
Vol. 2, Nomor 1, 2012, h. 7.
36
Nanang Khoirudin, dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Dengn Menggunakan Aplikasi
Mindjet Mindmanager 9 Untuk Siswa SMA Pada Pokol Bahasan Alat Optik, Jurnal Pendidikan
Fisika, solo, 2013, h. 1.
37
Pagunanto & Joko Sefan, Penggunaan Aalat Peraga Multy Board Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA-FISIKA Pada Siswa Kelas VIII Adi SMP Negri 5 Demak Tahun Pelajaran 2008/2009, Jurnal
Pendidikan Fisika, Semarang, 2010, h. 68.

28

containing alternative conceptions involved higher cognitive load and resulted in


higher post-test scores than the other treatments yang di terjemahkan bahwa
hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang mengandung konsepsi
alternatif yang terlibat beban kognitif yang lebih tinggi dan menghasilkan skor
post-test lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.38
6. Sukarno dan sutarman dalam penelitiannya yang berjudul, The Development of
Light Reflection Props AS a Physics Learning Media in Vocational High School
Number 6 Tanjung Jabung Timur dalam penelitian ini menggunakan alat peraga
dalam merefleksikan cahaya dan hasil dari penelitian ini yang menyatakan that
the light reflection props that have been developed had the level of suitability,
convenience and high attractiveness yang di terjemahkan bahwa bahwa alat
peraga refleksi cahaya yang telah dikembangkan memiliki tingkat kesesuaian,
kenyamanan dan keaktifan yang tinggi.39
C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan salah satu usaha yang dapat mengubah kepribadian dan
tingkah laku setiap individu. Dalam prosesnya terjadi interaksi yang dilakukan oleh
guru dan siswa, baik didalam maupun diluar kelas dengan menggunakan berbagai
sumber belajar. Belajar bukan hanya merupakan usaha untuk mendapat pengetahuan
semata, namun juga merupakan usaha seseorang agar terjadi perubahan pada dirinya.
Perubahan yang dihasilkan setelah proses belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah
laku, bertambahnya pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta bertanggung jawab
dan mandiri. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus diarahkan dan dibantu
untuk mencapai tujuan pendidikan dan penyelesaian masalah yang baik pada dirinya.

38

Derek, Alexander Muller, Designing Effective Multimedia for Physics Education, Thesis, Sydney,
Australia, 2008, p. ix.
39
Sukarno & Sutarman, The Development of Light Reflection Props AS a Physics Learning Media in
Vocational High School Number 6 Tanjung Jabung Timur, International Journal of Innovation and
Scientific Research, Bandung: 2014, h. 346.

29

Salah satu upaya meningkatkan minat siswa dalam proses belajar diperlukan
suatu media yang dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar, karena media
selain berfungsi sebagai stimulus informasi dan pengetahuan, juga untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Media ini terintegrasi dalam
proses belajar mengajar. Media presentasi dengan tampilan alat peraga yang menarik
dapat digunakan untuk membantu guru dalam penyampaian materi tersebut. Karena
materi gerak melingkar beraturan juga membutuhkan simulasi secara visual bergerak
untuk menjelaskan contoh-contoh yang benda yang dapat mewakilkan kejadiankejadian dalam kehidupan sehari-hari, maka alat peraga Rotation Timer dan RodaRoda Fleksibel dapat membantu untuk membuat menjelaskan dengan simulasi dan
variasi yang menarik.
Penggunaan media alat peraga Rotation Timer maupun Roda-Roda Fleksibel
dengan menggunakan metode demonstrasi diharapkan dapat meransang kemampuan
siswa untuk berpikir secara kreatif dan menyeluruh, terciptanya proses pembelajaran
yang efektif, efisien, dan menyenangkan, serta siswa akan termotivasi untuk
mempelajari fisika sehingga mampu mengerjakan soal-soal fisika. Oleh karena itu,
jika penyajian materi dengan menggunakan alat peraga pembelajaran dapat dilakukan
dengan baik, maka akan berimplikasi dengan peningkatan kemampuan menganalisis
fisika yang lebih baik juga, berikut adalah Gambar 2.9 skema dari kerangka berpikir.

30

Kejenuhan belajar di kelas

kemampuan menganalisis rendah

Pemberian media

Pembelajaran dengan alat peraga

Guru - Siswa

Kondisi belajar menyenangkan

Kemampuan menganalisis meningkat


Gambar. 2.9 Skema Kerangka Berpikir

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
di Tanggerang Selatan, penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran
2014/2015.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi
eksperiment (eksperimen semu), penelitian ini tidak dapat memberikan kontrol penuh
yaitu desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk

mengontrol

variabel-variabel

luar

yang

mempengaruhi

pelaksanaan

eksperimen.1 Penelitian ini karena melibatkan penggunaan kelompok subjek secara


utuh dalam eksperimen yang sudah terbentuk secara alami dalam kelas dari pada
menentukan subjek secara random untuk perlakuan eksperimen. Dalam kelompok ini
terdapat dua kelompok, yaitu kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen 1
dengan penggunaan media alat peraga Rotation Timer, dan kelompok eksperimen 2
dengan penggunaan media alat peraga roda-roda fleksibel.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok
kontrol pretest-posttest (nonrandomized pretest-posttest control group design), atau
pada penelitian ini pengambilan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random.2

Penelitian ini melibatkan dua kelompok subjek, yaitu

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D), (Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 114.
2
Ibid, h. 116

31

32

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Desain penelitian dapat dilihat


pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok

Pretest

Perlakuan

Posttest

E1

E2

Keterangan :
E 1 = kelompok Eksperimen 1
E 2 = kelompok Eksperimen 2
1= perlakuan terhadap kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan media alat
peraga Rotation Timer dalam proses pembelajaran fisika.
2= perlakuan terhadap kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan media alat
peraga roda-roda fleksibel dalam proses pembelajaran fisika.
1 = tes awal (pretest) terhadap kedua kelompok (eksperimen 1 dan eksperimen 2)
2 = tes akhir (posttest) terhadap kedua kelompok (eksperimen 1 dan eksperimen 2)
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, di dalam Encyclopedia of
Educational Evaluation tertulis: A Population is a set (or collection) of all elements
prossessing one or more attributes of interest.3 Sedangkan sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang di teliti.4 Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta di wilayah Tanggerang Selatan dan
populasi terjangkau seluruh siswa kelas X MIA (matematika dan ilmu alam) Madrasah
Aliyah Pembangunan UIN Jakarta di wilayah tanggerang selatan sedangkan sampel
yang digunakan kelas X MIA 2 (untuk kelompok eksperimen 1) dan kelas X MIA 1
(untuk kelompok eksperimen 2) semester ganjil pada tahun ajaran 2014/2015 yang dari
populasi terjangkau secara purposive sampling. Purposive Sample merupakan metode

3
4

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Renika Cipta, 2010), h. 173.


Ibid, h. 174.

33

pengumpulan data yang mengambil data yang didasarkan tanpa memandang strata,
acak atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu, teknik ini biasanya dilakukan
karena beberapa pertimbangan, misalnya keterbatasan waktu, tenaga, dan sehingga
tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.5
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6 Penelitian menggunakan dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas (X) penelitian ini adalah penggunaan
media alat peraga Rotation Timer dan alat peraga roda-roda fleksibel. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas7. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis
siswa.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian.
1. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian, langkah awal pada tahap ini adalah
pengurusan surat izin dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Langkah selanjutnya
adalah observasi tempat, selanjutnya membuat alat peraga Rotation Timer berdasarkan
materi dan kebutuhan di sekolah, instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang
telah dibuat, serta menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dalam
hal ini guru bidang studi yang bersangkutan untuk melaksankan uji coba instrumen.

ibid. h. 183.
Sugiyono.,op.cit., h.61.
7
Ibid., h.61.
6

34

Setelah itu analisis data uji coba instrumen untuk menentukan soal-soal yang akan
digunakan dalam penelitian (pretest dan posttest). Analisis data hasil uji coba
instrumen merupakan langkah terakhir pada tahap persiapan sebelum melakukan
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Menentukan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2, merupakan langkah awal pada tahap pelaksanaan penelitian.
Selanjutnya diadakan tes awal (pretest) kepada kedua kelompok penelitian
menggunakan soal-soal hasil analisis data uji coba instrumen penelitian. Setelah tes
awal (pretest) dilaksanakan pada kedua kelompok penelitian, kelompok eksperimen
diberi perlakuan berupa penggunaan media alat peraga Rotarion Timer sedangkan
kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan berupa penggunaan media alat peraga rodaroda fleksibel yang sudah ada di sekolah tersebut. Setelah diberi perlakuan, diadakan
tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal yang
sama ketika dilakukan tes awal (pretest) dan Tes akhir (posttest) merupakan langkah
terakhir pada tahap pelaksanaan penelitian.
3.

Tahap Akhir Penelitian


Setelah kedua kelompok penelitian melaksankan tes akhir (posttest), langkah

selanjutnya adalah melakukan analisis data tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest)
kedua kelompok penelitian, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
menggunakan uji statistik. Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan
hasil uji statistik yang telah dilakukan sebelumnya. Penarikan kesimpulan merupakan
langkah paling akhir dalam prosedur penelitian.
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat
lebih jelas pada Gambar 3.1 di bawah ini

35

Tahap persiapan sebelum


penelitian

Survey tempat uji coba

Pembuatan alat Peraga Rotation Timer

Penyusunan instrumen penelitian

Uji coba instrumen

Tahap pelaksanaan

Tes awal (pretest)

Analisis data hasil uji coba


instrumen
Kelompok eksperimen 1 menggunakan
media alat peraga Rotation Timer

Kegiatan belajar
mengajar
Tes akhir (posttest)

Kelompok eksperimen 2 dengan


menggunakan media alat peraga
roda-roda fleksibel

Tahap ahir penelitian

Analisis data hasil penelitian

Penarikan kesimpulan

Gambar.3.1 Tahapan dalam Prosedur Penelitian

36

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pretest dan posttest. Pretest
adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan
tes awal siswa sebelum menggunakan media alat peraga Rotation Timer dan alat peraga
roda-roda fleksibel. Posttest adalah tes hasil belajar sesudah pembelajaran untuk
melihat ketuntasan hasil belajar siswa dan untuk melihat pada tahap manakah siswa
mengalami kesulitan dalam menganalisis suatu masalah. Selain hasil dari pretest dan
posttest dalam penelitian juga akan dilakukan pengumpulan data dengan cara observasi
untuk mengetahui aktivitas siswa atau kegiatan selama pembelajaran.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang
alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah ataupun skala
jawaban.8 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan analisis
dan lembar observasi aktivitas siswa.
1. Tes Kemampuan Analisis
Soal tes diberikan sebanyak 7 butir soal untuk mengukur kemampuan analisis
siswa disusun dalam bentuk uraian. Soal yang diberikan disusun berdasarkan indicator
kemampuan analisis yaitu kemampuan membedakan (differentiating), mengorganisasi
(organizing), dan mengubungkan (attributing). Soal yang diberikan merupakan soal
yang telah di judgment oleh dosen ahli, serta diuji validitas dan realibilitasnya agar
diperoleh soal yang benar-benar dapat mengukur kemampuan menganalisis. Kisi-kisi
dari butir soal kemampuan menganalisis yang sudah valid dapat dilihat pada Tabel 3.2
di bawah ini

Nana Syaodih, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 230.

37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Kemampuan Menganalisis


Aspek kognitif ( C4)

Kompetensi
dasar

Menganalisis
besaran fisis
pada gerak
melingkar
dengan laju
konstan dan
penerapannya
dalam
teknologi

Menyajikan
ide / gagasan
terkait gerak
melingkar
(misalnya
pada
hubungan
roda-roda)

Jml

Indikator
membedakan

Mengorganisasi

menghubungkan

Menganalisis
besaran-besaran
gerak melingkar
beraturan secara
kuantitatif

1A*, 1B, 2A, 2B

4A*, 4B

Menganalisis
konsep
percepatan
sentripetal pada
gerak melingkar
beraturan

3A, 3B*

Menganalisis
prinsip roda-roda
yang saling
berhubungan
secara kualitatif

Total

5A*, 5B, 6A*, 6B

7A, 7B*

14

Keterangan : * Soal yang valid


Soal dan jawaban instrumen dapat dilihat pada lampiran 1A.
2. Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi
aktivitas belajar siswa.
Lembar observasi merupakan lembar penilaian objektif yang dibuat untuk
mengetahui aktifitas kegiatan pembelajaran siswa selama proses pembelajaran, pada

38

lembar observasi ini kedua kelas baik kelompok eksperimen 2 maupun kelompok
eksperimen 1 akan dilakukan observasi oleh observer, selama proses pembelajaran ini
dilakukan. Kisi-kisi lembar observasi siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:
No
1
2
3
4

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa


Indikator
kegiatan
siswa
selama Pertemuan ke 1 Pertemuan 2
pembelajaran
Skor maksimum Skor maksimum
Siswa mengikuti pembelajaran dengan
5
5
tertib
Siswa dapat bekerja sama dengan
5
5
kelompoknya
Situasi pembelajaran kondusif
5
5
Antusias
siswa
dalam
mengikuti
5
5
pembelajaran
Jumlah
20
20
Lembar observasi kegiatan siswa dan perhitungan secara rinci lampiran.

H. Kalibrasi Instrumen Penelitian


Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diuji coba. Data hasil uji coba
dianalisis yaitu validitas butir soal, reliabilitas instrumen, tingkat kesukaran butir soal,
dan daya pembeda.
1.

Validitas Instrumen
Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Validitas adalah suatu

ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah
tes dikatakn valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur, dalam bahasa
Indonseia valid disebut dengan istilah sahih.9 Instrumen dikatakan valid jika
memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur apa
yang diukur. Validitas item tes berbentuk uraian, digunakan rumus kolerasi product
moment yaitu:10

Ibid., h. 80.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Renika Cipta, 2010), h. 213.

10

39

( )( )
( 2 ( )2 )( 2 ( )2 )

Keterangan:
rxy = Koefisian korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan
X = Skor tiap butir soal
Y = Skor total tiap butir soal
N = Jumlah siswa
Kriteria Validitas dapat dilihat pada Tabel 3.4.11
Tabel 3.4 Kriteria Validitas
No.
Rentang Nilai
Kriteria
1.
0,00 <rxy 0,200
Sangat Rendah
2.
0,200<rxy 0,400
Rendah
3.
0,400 <rxy 0,600
Cukup
4
0,600 <rxy 0,800
Tinggi
5
0,800 <rxy 1,00
Sangat Tinggi
Data rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba instrumen dapat dilihat
pada Tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik
Jumlah Soal
Jumlah Siswa
Nomor Soal Valid
Jumlah Soal Valid
Persentare

Tipe A
7
17
1,6
2
28,67%

Tipe B
7
17
2,3,4,5,7
5
71,43%

Jumlah total
14
34
7
7
100%

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, pada penelitian ini jumlah soal yang
diujicobakan adalah 14 butir soal, diujicobakan kepada 34 siswa, dimana soal-soal
tersebut berbentuk uraian, dan soal-soal tersebut juga dibagi kedalam dua tipe, dimana
tiap-tiap tipe memiliki indikator yang sama di setiap nomor soalnya, setelah uji coba,

11

Suharsimi, op. cit, h. 89.

40

hasil perhitungan didapatkan soal-soal yang valid berjumlah 7 butir. Pengelolaan hasil
uji validitas ini dapat dilihat pada lampiran.
2. Reliabilitas Instrumen
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability atau
kepercayaan, dalam bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat
dipercaya.12 Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa satu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila digunakan untuk mengukur
objek yang sama pada lain waktu akan menghasilkan nilai yang sama seperti hasil awal.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang dipercaya. Koefisien reliabilitas
dihitung dengan menggunakan

KR-20 (koefisien realibilitas 20), yaitu sebagai

berikut:13
= [

2
][
]
1
2

Keterangan:
K : jumlah item dalam instrumen
: proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

: 1 -

2 : varians total
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
reliabilitasnya pada Tabel 3.7 sebagai berikut.

12
13

Ibid., h. 74.
Suharsimi, op. cit., h. 231.

41

Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen


Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
Tinggi
0,81 1,00
Sedang
0,61 0,80
Rendah
0,41 0,60
Hasil perhitungan uji realibilitas kemudian disamakan dengan nilai rtabel, jika
rhitung > rtabel maka insrumen reliabel tapi jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak reliabel.
Dari perhitungan reliabilitas instrumen yang diujicobakan, diperoleh niali relibilitas tes
kemampuan menganalisis sebesar 0,655. Hal ini menunjukan bahwa instrumen tersebut
reliabel dan termasuk dalam kategori tinggi. Pengelolahan hasil uji reliabilitas
instrumen tes dapat dilihat pada lampiran.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif yang hasil
hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar
dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Rentang indeks menunjukkan semakin
mudah butir soal, karena dapat dijawab benar oleh sebagian besar atau seluruh siswa.
Untuk menghitung tingkat kesukaran item dapat digunakan rumus14.
=

Keterngan:
P

: proporsi (indeks kesukaran)

: jumlah siswa yang menjawab benar

: jumlah peserta tes


Dalam penelitian ini kriteria tingkat kesukaran dapat di lihat pada Tabel 3.8

tentang klasifikasikan derajat kesukaran, sebagai berikut.15

14
15

Suharsimi, op. cit., h. 223.


Ibid,. h. 225.

42

Tabel 3.7 Kategori Derajat Kesukaran


Rentang Nilai P
Kategori
0,00 < 0,30

Sukar

0,30 < 0,70

Sedang

0,70 < 1,00

Mudah

Data rekapitulasi tingkat kesukaran keseluruhan hasil uji coba instrumen dapat
dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini. Pengelolahan hasil uji taraf kesukaran instrumen
tes dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3. 8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Butir Soal
Kriteria Soal
Jumlah Soal
Nomor soal
Persentase
Sukar
5
3A, 5A, 6A, 7A, 7B
35,7%
1A, 2A, 4A, 1B, 2B , 3B, 4B, 5B,
Sedang
9
64,3%
6B
Mudah
Jumlah
14
14
100%
Pada Tabel 3.8 terlihat bahwa dari 14 butir soal, soal yang sukar berjumlah 5
butir yaitu 3A, 5A, 6A, 7A, dan 7B, dan sisanya merupakan soal-soal yang sedang,
sedangkan soal yang mudah tidak ada.
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan
rendah). Untuk mengetahui tingkat daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut:16
=

= P A - PB

Keterangan:

= daya pembeda

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar pada butir soal
yang diukur

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab salah pada butir soal
yang diukur
16

Ibid., h. 228.

43

= banyaknya peserta kelompok atas


= banyaknya peserta kelompok bawah

PA

BA
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA

BB
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada Tabel 3.9 berikut ini.17

PB

Tabel 3.9 Kategori Daya Pembeda


Rentang nilai D
Bernilai negative
0,00 < 0,20
0,20 < 0,40
0,40 < 0,70
0,70 < 1,00

Kategori
Drop
Buruk
Cukup
Baik
Baik sekali

Data rekapitiulasi daya pembeda hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada
Tabel 3.10 di bawah ini.
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes
Kritesia soal
Drop
Buruk

Jumlah Soal
1
2

Cukup

Baik
Baik Sekali
Jumlah

2
14

Butir Soal
No Soal
3A
2A, 3B
1A, 4A, 7A, 1B, 2B, 5B, 6B,
7B
5A, 4B
14

Peresentase
7,14%
14,28%
64,3%
14,28%
100%

Berdasarkan Tabel 3.10 di atas, dapat diketahui bahwa soal dengan kriteria drop
berjumlah 1 yaitu nomor 3A, untuk soal kriteria buruk berjumlah 2 yaitu nomor 2A
dan 3B, untuk soal berkriteria cukup berjumlah 9 soal yaitu nomor 1A, 4A, 7A, 1B,
2B, 5B, 6B, dan 7B, untuk soal berkriteria baik hanya 2 soal yaitu soal nomor 5A dan
4B, sedangkan tidak terdapat soal berkriteria baik sekali pada uji daya pembeda diatas.
17

Ibid,. h. 232.

44

Untuk lebih jelasnya hasil uji daya pembeda instrumen tes kemampuan menganalisis
dapat dilihat pada lampiran.
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Tes
Analisis dan pengolahan data dalam penelitian ini berpedoman pada data yang
terkumpul. Analisis data bertujuan untuk memperoleh makna dari data yang telah
terkumpul. Analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji N-Gain
Uji N-Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, Gain digunakan
untuk menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran dilakukan guru. Untuk menghindari bias penelitian digunakan gain yang
dinormalisasi (normalized gain) atau N-Gain. Rumus N-Gain menurut

Meltzer,

yaitu:18
=

Penentuan kategorisasi perolehan N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.11 di bawah ini.
Tabel 3.11 Kategori Perolehan N-Gain
Nilai N-Gain
> 0,7
0,3 0,7
< 0,3

Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah

2. Analisis Data Nontes


Instrumen nontes pada penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas siswa.
Berikut ini penjelasan dari teknik analisis data dari instrumen nontes tersebut. Lembar
Observasi dibuat untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran,
lembar observasi siswa ini dilakukan di kedua kelas baik kelompok eksperimen 2
maupun kelompok eksperimen 1 selama dua kali pertemuan sesuai dengan rubrik
penskoran yang telah ditentukan sebelumnya. Data yang telah diperoleh kemudian

18

Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: PIPA FITK UIN Syarif
Hidayatullah, 2006), h. 71.

45

diolah dalam bentuk persentase dan selanjutnya dideskripsikan sesuai dengan kriteria
penilaian. Berikut cara untuk menentukan persentase lembar observasi siswa:19
skor ideal =
persentase angket =

100%

kemudian persentase yang diperoleh dikatagorikan sesuai dengan intepretasi


pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Persentase Kriteria Lembar Observasi
Presentase
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20%

19

Kriteria
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 137.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian perbandingan alat peraga terhadap kemampuan menganalisis siswa
pada konsep gerak melingkar beraturan di laksanakan di MA Pembangunan UIN
Jakarta kelas X Program MIA, yaitu kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen 1 dan
kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2
terdiri dari 30 siswa diajarkan dengan menggunakan alat peraga dan dengan metode
eksperimen,
Berikut ini disajikan data hasil penelitian tes kemampuan menganalisis siswa
pada konsep gerak melingkar beraturan, yaitu data berupa hasil pretest dan hasil
posttest maupun nontes yang berupa lembar observasi siswa dan angket respon siswa
setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Rotation Timer
dan roda-roda fleksibel.
1. Hasil Pretest kemampuan menganalisis siswa
Data hasil pretest kemampuan menganalisis siswa merupakan data yang
diambil pada kelas ekperimen1 sebelum pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga Rotation Timer dan kelas eksperimen 2 sebelum pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga roda-roda fleksibel yang biasa dipakai untuk menjelaskan
konsep gerak melingkar. Berikut ini disajiakan data hasil pretest berdasarkan
perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan
penyebaran data dari nilai pretest kelas eksperimen 2 dan kelas eksperimen yang
ditunjukan pada Tabel 4.1 di bawah ini:

46

47

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest


Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Kelas
Pemusatan dan
Penyebaran
Eksperimen 1
Eksperimen 2
Banyak data
30
30
Nilai terendah
0
2
Nilai Tertinggi
22
26
Median
7,21
15,14
Modus
5,5
14,41
Standar deviasi
6,02
4,8
Rata-Rata
9,5
16,6
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.1 terdapat pada lampiran.
Berdasarkan Tabel 4.1 banyak data masing-masing kelas eksperimen 1 dan
kelas eksperimen 2 adalah 30. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa terdapat
perbedaan nilai terendah antara eksperimen 2 dan eksperimen 1, dimana kelas
ekperimen 1 memiliki nilai terendah yaitu 0 sedangkan nilai terendah pada kelas
eksperimen 2 adalah 2, dan nilai tertinggi kelas ekperimen 1 adalah 22 sedangkan
nilai tertinggi kelas eksperimen 2 adalah 26. Median atau nilai tengah yang dihasilkan
kelas ekperimen 7,21 sementara kelas eksperimen 2 sebesar 15,13. Adapun nilai yang
sering muncul atau modus kelas eksperimen 1 yaitu 5,5 sedangkan modus di kelas
eksperimen 2 yaitu sebesar 14,41. Nilai rata-rata kelas ekperimen 1 sebesar 9,5
sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen 2 yaitu 16,6.
2. Hasil Posttes kemampuan menganalisis siswa
Data hasil posttest kemampuan menganalisis siswa merupakan data yang
diambil setelah pelaksanaan pembelajaran. Kelas eksperimen dilakukan dengan
menggunakan media alat peraga Rotation Timer, sedangkan kelas eksperimen 2
dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga roda-roda fleksibel
yang memang sudah tersedia di laboratorium Madrasah Pembangunan. Penelitian ini
dilakukan pada materi gerak melingkar beraturan selama 2 kali pertemuan.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai

48

pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest kelas eksperimen 2 dan kelas
eksperimen 1 yang ditunjukan pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Pemusatan dan
Penyebaran
Banyak data
Nilai terendah
Nilai Tertinggi
Median
Modus
Standar deviasi
Rata-Rata

Kelas
Eksperimen 1
30
14
98
41.5
41.5
26.15
52.3

Eksperimen 2
30
26
90
56.3
59.41
16.24
59

Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.2 di atas terdapat pada


lampiran.

berdasarkan Tabel 4.2 diatas, banyak data masing-masing kelas

eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 adalah 30. Dari kedua data tersebut terlihat
bahwa terdapat perbedaan nilai terendah antara eksperimen 2 dan eksperimen 1,
dimana kelas ekperimen 1 memiliki nilai terendah yaitu 14 sedangkan nilai terendah
pada kelas eksperimen 2 adalah 26, dan nilai tertinggi kelas ekperimen 1 adalah 98
sedangkan nilai tertinggi kelas eksperimen 2 adalah 90. Median atau nilai tengah
yang dihasilkan kelas ekperimen 1 41,5 sementara kelas eksperimen 2 sebesar 56,3.
Adapun nilai yang sering muncul atau modus kelas eksperimen 1 yaitu 41,5
sedangkan modus di kelas eksperimen 2 yaitu sebesar 59,41. Nilai rata-rata kelas
ekperimen 1 sebesar 52,3 sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen 2 yaitu 59,00.
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Menganalisis
Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan posttest kelas eksperimen 1
dan kelas eksperimen 2, dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

49

Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Pemusatan dan
Penyebaran
Data
Banyak data
Nilai terendah
Nilai Tertinggi
Median
Modus
Standar deviasi
Rata-Rata
Peningkatan

Kelas Eksperimen 1
Pretest
Posttest
30
0
22
7,214
5,5
6,02
9,5

30
14
98
41,5
41,5
26,15
52,3
22%

Kelas Eksperimen 2
Pretest
Posttest
30
2
26
15,13
14,41
4,8
16,6

30
26
90
56,3
59,41
16,23
59
23%

Berdasarkan Tabel 4.3 banyak data masing-masing kelas eksperimen 1 dan


eksperimen 2 pada saat pretest maupun posttest adalah sama yaitu 30 siswa. Dari data
tersebut terlihat bahwa nilai terendah pada kelas eksperimen 1 pada saat pretest
adalah 0 dan pada saat posttest adalah 14. Pada kelas eksperimen 2 nilai terendah saat
pretest adalah 2 dan pada saat posttest adalah 26. Selanjutnya nilai tertinggi pada
kelas eksperimen 1 pada saat pretest adalah 22 dan posttest adalah 98. Pada kelas
eksperimen 2 nilai tertinggi saat pretest adalah 26 dan pada saat posttest adalah 90.
Adapun median atau nilai tengah pada kelas eksperimen 1 pada saat pretest adalah
7,21 dan pada saat posttest adalah 41,5. Pada kelas eksperimen 2 median pada saat
pretest adalah 15,13 dan pada saat posttest adalah 56,3. Nilai yang sering muncul
atau modus pada kelas eksperimen 1 pada saat pretest adalah 5,5 dan pada saat
posttest adalah 41,5. Pada kelas eksperimen 2 nilai yang sering muncul pada saat
pretest adalah 14,41 dan pada saat posttest adalah 59,41.
Standar Deviasi pada kelas eksperimen 1 sebesar 6,02 pada saat pretest dan
26,15 pada saat posttest. Standar Deviasi pada kelas eksperimen 2 sebesar 4,8 pada
saat pretest dan 16,237 pada saat posttest. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen pada
saat pretest yaitu 9,5 dan pada saat posttest yaitu sebesar 52,3, sedangkan nilai ratarata pada kelas eksperimen 2 pada saat pretest yaitu 16,6 dan pada saat posttest yaitu

50

sebesar 59. Berdasarkan data tersebut dapat dipahami bahwa ketika pretest dan
posttes kelas eksperimen 2 memiliki nilai rata-rata yang lebh tinggi dibandngkan
dengan kelas eksperimen, kelas eksperimen 2 dan kelas eksperimen sama-sama
mengalami peningkatan. Peningkatan nilai rata-rata pada kelas eksperimen 2 sebesar
23% sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 22%. Artinya, peningkatan yang
terjadi pada kelas eksperimen 1 lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang terjadi
pada kelas eksperimen 2.
4. Kemampuan Menganalisis Siswa
Kemampuan menganalisis siswa pada konsep gerak melingkar beraturan yang
diukur pada penelitian ini dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan. Ketiga aspek kemampuan menganalisis siswa
tersebut dibagi kedalam 7 butir soal yang tiap butir soal tersebut dipilih setelah
dilakukan uji Validasi dan reliabiltas. Distrbusi persentase jumlah butir soal pada
setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Jumlah Soal Aspek Kemampuan Menganalisis
No
1
2
3

Aspek Kemampuan
Menganalisis
Membedakan
Mengorganisasi
Mengatribusikan
Jumlah

No Soal
5,6,
1,2,3
4,7
7

Jumlah Butir
Soal
2
3
2
7

Persentase
28,57%
42,86%
28,57%
100%

Adapun distribusi data hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan
kelas eksperimen 2 dalam setiap aspek kemampuan menganalisis dapat dilihat pada
tabel 4.5 berikut:

51

Tabel 4.5 Hasil Uji N-Gain Untuk Setiap Aspek Kemampuan Menganalisis
Data Hasil Pretest dan Posttest
Aspek
Kemampuan
Menganalisis

Kelas
Eksperimen 1
N-Gain

Kategori

(%)

Membedakan
0,24
24
Rendah
Mengorganisasikan
0,26
26
Rendah
Mengatribusikan
0,17
17
Rendah
Rata-Rata
0,22
22
Rendah
Perhitungan uji N-Gain dapat di lihat pada lampiran.

Kelas
Eksperimen 2
N-Gain

(%)

0,31
0,20
0,20
0,23

31
20
20
23

Kategori
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa persentase kemampuan siswa kelas


eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dalam menjawab soal kemampuan analisis
setiap aspek mengalami peningkatan, Peningkatan kemampuan menganalisis pada
aspek membedakan pada kelas eksperimen 1 sebesar 24% berada pada kategori
rendah, sedangkan kelas eksperimen 2 sebesar 31% berada pada kondisi sedang.
Selanjutnya persentase peningkatan kemampuan aspek mengorganisasi pada kelas
eksperimen 1 sebesar 26% berada pada kategori rendah, sedangkan kelas eksperimen
2 sebesar 20% berada pada kategori rendah. Pada peningkatan kemampuan
mengatribusikan kelas eksperimen 1 mengalami peningkatan sebesar 17% berada
pada kategori rendah, sedangkan kelas eksperimen 2 mengalami peningkatan sebesar
20% berada pada kategori rendah. Rata-rata untuk semua aspek kemampuan
menganalisis kelas eksperimen 1 sebesar 22% berada pada kondisi rendah, sedangkan
rata-rata untuk semua aspek kemampuan menganalisis kelas eksperimen 2 sebesar
23% berada pada kondisi rendah.
Rata-rata peningkatan kemampuan menganalisis siswa pada tiap aspek dapat
dlihat pada gambar grafik 4.1 berikut ini.

52

35%

31%

30%
25%

24%

26%
20%

20%

20%
17%

15%

Eksperimen 2
Eksperimen 1

10%
5%
0%
Membedakan MengorganisasiMengatribusikan

Gambar 4.1 Grafik Presentase Aspek Kemampuan Menganalisis


Peningkatan kemampuan menganalisis kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2 sesuai Gambar 4.1 di atas, gambar di atas menunjukan bahwa pada
aspek membedakan pada kelas eksperimen 1 meningkat sebesar 24%, mengorganisasi
sebesar 31%, dan mengatribusi sebesar 17%. Sedangkan kelas eksperimen 2
mengalami peningkatan pada aspek membedakan sebesar 20%, mengorganisasi
sebesar 26%, dan mengatribusikan sebesar 20%, dari data tersebut terlihal sebuah
variasi diantara kedua data, dimana pada aspek membedakan kelas eksperimen 2
mengalami peningkatan yang lebih besar dibandngkan dengan kelas eksperimen 1,
sedangkan pada aspek mengorganisasi peningkatan kelas eksperimen 1 mengalami
peningkatan yang lebih besar daripada kelas eksperimen 2, kemudian pada aspek
mengatribusi kelas eksperimen 2 mengalami peningkatan yang lebih besar dari pada
kelas eksperimen 1, namun jika dirata-ratakan ternyata data dari kedua kelas tersebut
yang mengalami peningkatan kemampuan analisis secara menyeluruh kelas
eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar yaitu sebesar 22%, sedangkan
pada kelas eksperimen 2 hanya mengalami peningkatan 23%.
5.

Data Lembar Observasi Siswa


Hasil observasi direkapitulasi dan dijumlahkan skor dari observasi untuk

setiap kegiatan. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan di

53

konversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6
berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No

Indikator
Kegiatan

Kelas
Kesimpulan
Kelas
kesimpulan
Eksperimen
Eksperimen
1
2
50%
Cukup
90%
Baik sekali

Siswa mengikuti
pembelajaran
dengan tertib
2 Siswa dapat bekerja
60%
Cukup
sama dengan
kelompoknya
3
Situasi
40%
Kurang
pembelajaran
kondusif
4
Antusias siswa
60%
Cukup
dalam mengikuti
pembelajaran
Rata-rata
52,5%
Cukup
Lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran.

70%

Baik

80%

Baik

80%

Baik

80%

Baik

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat terlihat bahwa pada indikator pertama
tentang bagaimana siswa mengkuti pembelajaran dengan tertib dapat dilihat kelas
eksperimen mengalami persentase hanya 50% (cukup), sedangkan kelas eksperimen 2
mengalam persentase 90% (Baik sekali), selanjutnya pada indikator kedua yaitu
tentang siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya, kelas eksperimen 1 hanya
mendapat persentase 60% (Cukup), sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh
persentase 70% (Baik), dan pada indikator ketiga tentang bagaimana situasi
pembelajaran di kelas, kelas eksperimen 1 hanya memperoleh persentase sebesar 40%
(kurang), sedangkan pada kelas eksperimen 2 memperoleh persentase sebesar 80%
(Baik), dan pada indikator yang terakhir tentang bagaimana antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran, kelas eksperimen 1 hanya memperolah persentase sebesar
60% (Cukup), sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh persentase sebesar 80%
(baik). Berdasarkan data pada Tabel 4.10 di atas dapat terlihat bahwa kegiatan selama

54

pembelajaran berlangsung kelas eksperimen 1 mengalami kegiatan belajar yang tidak


kondusif dan tidak tertib dibandingkan dengan kelas eksperimen 2.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil pretest yang diperoleh dari kelas eksperimen 1 dan
kelas eksperimen 2, nilai pretest kelas eksperimen 2 lebih unggul dibandingkan
dengan kelas eksperimen 1. Keunggulan tersebut bisa dilihat dari nilai rata-rata
masing-masing kelas. Nilai rata-rata kelas eksperimen 1 sebesar 9,5 sedangkan ratarata nlai kelas eksperimen 2 sebesar 16,6. Perbedaan rata-rata kelas ini tidak terlalu
jauh dikarenakan sebaran kemampuan siswa kedua kelas tersebut hampir sama.
Setelah dilakukan posttest, nilai kemampuan menganalisis kelas eksperimen 1
maupun kelas eksperimen 2 sama-sama mengalami peningkatan yang kurang
signifikan. Di antara kedua kelas tersebut mengalami peningkatan yang tak jauh
berbeda selisihnya jika dibandingkan. Setelah melakukan posttest rata-rata kelas
eksperimen 1 hanya sebesar 52,3, sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh nilai
rata-rata 59. Keadaan ini menunjukan bahwa kemampuan menganalisis siswa pada
pembelajaran konsep gerak melingkar beraturan dengan menggunakan alat peraga
Rotation Timer tidak lebih baik dibandingkan dengan kelas eksperimen 2 yang hanya
menggunakan media alat peraga roda-roda fleksibel yang terdapat pada laboratorium
fisika di sekolah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
Peningkatan kemampuan menganalisis pada aspek membedakan, kelas
eksperimen 2 mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan dengan kelas
eksperimen 1 dikarenakan dalam pembelajaran kedua kelas menggunakan metode
yang sama dan juga menggunakan alat peraga yang dapat mewakili pembelajaran,
dimana alat yang digunakan dalam pembelajaran memang berbeda, dalam kelas
eksperimen 1 menggunakan media alat peraga Rotation Timer dalam pertemuan
pertama dan pertemuan kedua, dan kelas eksperimen 2 menggunakan media alat
peraga roda-roda fleksibel pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua
menggunakan media dengan benda yang real yaitu speda dengan sistem roda gear
(gigi bertingkat), dan metode yang digunakan kedua kelas yaitu metode demonstrasi.

55

Dengan mempraktikan konsep dari gerak melingkar beraturan dengan penggunaan


media tersebut, perbedaan dari kedua kelas tersebut hanya terletak pada media alat
peraga saja, namun dalam penyampaian materi kedua kelas mendapatkan penjelasan
yang serupa dan gambaran konsep yang sama, oleh sebab itu unggulnya kelas
eksperimen 2 dibandingkan kelas eksperimen 1 merupakan hal yang wajar, sebab
dalam penyampaian materi kedua kelas mengalami proses atau metode pembelajaran
yang sama.
Peneliti dalam hal ini dapat mengasumsikan perbedaan peningkatan yang
tidak sesuai hipotesis dikarenakan penggunaan metode yang serupa, dimana metode
mengajar itu sendiri adalah cara-cara menyajkan bahan pelajaran kepada siswa untuk
tercapainya tujuan yang ditetapkan1, ketika metode yang digunakan sama walaupun
medianya berbeda perubahan atau peningkatan yang terjadi dari kedua kelas tersebut
tidak akan mengalami perbedaan yang signifikan. Hal isi sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pagunanto dan Joko Sefan dimana dalam penelitian tersebut
melakukan penelitian tindak kelas yang mengunakan media alat peraga Multi Board,
dalam penelitian tersebut kelas yang diteliti mengalami peningkatan yang signifikan
pada setiap siklusnya, di karenakan pengaruh penggunaan alat peraga disetiap
siklusnya.2
Kemampuan menganalisis pada aspek mengorganisasi memperoleh hasil
peningkatan yang berbeda dengan aspek membedakan dikarenakan, dalam
penyampaian

materi

konsep

gerak melingkar beraturan kelas

eksperimen

menggunakan alat peraga Rotation Timer dimana dalam alat peraga ini sudah terdapat
elemen-elemen atau petunjuk-petunjuk untuk mengenalkan besaran-besaran fisis
dalam konsep gerak melingkar beraturan, seperti jumlah putaran yang sudah otomatis
siswa dapat melihat pada penghitung putaran, diamana alat pengitung putaran ini
dapat mewakili atau menghitung secara otomatis, kemudian pada alat peraga Rotation
1

Faturrohman, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 55.
Pagunanto, dan Joko Sefan, Penggunaan Alat Peraga Multy Board Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA-Fisika Pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negri 5 Demak Tahun Pelajaran 2008/2009, Jurnal
Pendidikan, Vol 1, No 1, 2010. h. 68
2

56

Timer juga terdapat beberapa roda yang memiliki ukuran yang berbeda-beda,
perbedaan ukuran roda-roda ini dapat membuat siswa memahami hubungan besarnya
jari-jari pada konsep gerak melingkar beraturan.
Pengertian kemampuan menanalisis pada aspek mengorganisasi sendiri
adalah melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi
dan proses mengenal bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktur yang
koheren3. Dalam aspek mengorganisasi siswa membangun hubungan-hubungan yang
tematis dan koheren, dimana pada aspek ini dalam konsep gerak melingkar beraturan
siswa dapat menghubungkan besaran-besaran fisis secara baik, dikarenakan dalam
penggunaan alat peraga Rotation Timer, siswa dapat memahami kerja alat ini dengan
baik dan membantunya untuk memahami dalam menghubungkan besaran-besaran
yang telah diketahui dengan besaran-besaran yang belum diketahui. Hal ini sesuai
penelitian yang dilakukan oleh Hartati yang meneliti tentang pengembangan alat
peraga untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA, dalam penelitian
tersebut terlihat bahwa penggunaan alat peraga sangat mempengaruhi keterampilan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa, dimana rata-rata para siswa memeroleh hasil
yang positif dan peningkatan yang nyata dalam hasil belajar siswa.4 Jadi dalam proses
belajar mengajar alat peraga memang dapat membantu untuk mempermudah guru
dalam penyampaian materi, menurut Sudjana menerangkan bahwa alat peraga dalam
mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses
belajar-mengajar yang efektif.5
Peningkatan kemampuan menganalisis pada aspek mengatribusi kedua kelas
sama-sama mengalami peningkatan, namun peningkatan yang terjadi tidak terlalu
signifikan,
3

diamana

kelas

eksperimen

lebih

unggul

dalam

persentase

Lorin W. Anderson and David R. Krathwol (eds), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran
Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihatno (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), h.122.
4
Hartati, Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa SMA, Jurnal Pendidikan Fisika, 6, 2010. h. 128.
5
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo, 2011),
h. 99.

57

peningkatannya yaitu sebesar 20%, sedangkan kelas eksperimen mengalami


peningkatan hanya sebesar 17%, pengertian aspek mengatribusi itu sendiri terjadi
ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai atau tujuan dibalik
komunikasi. Mengatrbuskan melibatkan proses dekonstruksi, yang didalamnya siswa
menentukan tujuan penagarang suatu tulisan yang diberikan oleh guru, jadi
mengatrbusi itu sendiri adalah mendekonstruksi.6 Mengatribusikan disini juga bisa
diartikan mengelompokan sesuatu berdasarkan konsep, pada aspek mengatribusi pada
dasarnya sangat berkaitan dengan aspek kemampuan analisis membedakan dan
mengorganisasi, oleh sebab ketika siswa sudah dapat membedakan atau memahami
suatu permasalahan siswa akan memahami bagaimana menafsirkan suatu
permasalahan atau mengatribusikan, oleh sebab itu dalam penelitian ini kelas
eksperimen 2 sedikit lebih unggul dibandingkan dengan kelas eksperimen 1, hal ini
dikarenakan pada aspek membedakan kelas eksperimen 2 mengalami peningkatan
yang lebih besar atau pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan kelas
eksperimen 1.
Penggunaan alat peraga Rotation Timer tidak memberikan efek yang terlalu
signifikan terhadap pembelajaran fisika pada konsep gerak melingkar beraturan. Hal
itu dapat dilihat dengan peningkatan yang tidak terlalu signifikan dari nilai rata-rata
kelas dan kemampuan menganalisis siswa pada aspek membedakan, dan
mengatribusi, peningkatan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kelas
eksperimen 2 yang menggunakan alat peraga roda-roda fleksibel dan benda nyata
yaitu sepeda sistem gear (gigi bertingkat). Dengan kata lain penggunaan media alat
peraga Rotation Timer tidak berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis siswa
pada konsep gerak melingkar beraturan.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh observer, diketahu bahwa
keadaan kelas dan pembelajaran juga mengalami keadaan yang tidak kondusif dalam
kelas eksperimen 1 dibandingkan dengana kelas eksperimen 2, dalam penelitian
6

Anderson, op. cit., h.124.

58

penggunaan alat peraga ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Umra Iwa
Devi, dkk, dimana dalam penelitian tersebut melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) yang menggunakan media alat peraga, dalam penelitian tersebut pada siklus I
peneliti mengalami kesulitan sebab siswa masih belum mengetahui kegunaan dari alat
peraga yang diberikan oleh peneliti sehingga banyak siswa yang menggunakan alat
peraga tersebut untuk bermain, penyebab utamanya adalah siswa masih terbiasa
menggunakan pembelajaran konvensional yang bersifat teoritis dan abstrak, jadi pada
siklus I peneliti mengalami Pada tahap I siswa masih terbiasa dengan pembelajaran
teacher centered yang menempatkan siswa sebagai objek belajar yang menerima
informasi secara pasif.7 Begitu juga dalam yang dialami penelitian penggunaan alat
peraga Rotation Timer ini, dalam pertemuan pertama peneliti mengalami kesulitan
untuk mengkondusifkan kelas dan pertemuan pertama merupakan dasar untuk
menanamkan pondasi pemahaman siswa, oleh sebab itu penelitian ini memperoleh
hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapan.
Penelitian ini juga menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran,
dimana menurut Kinkin Suartini metode demnostrasi memiliki kelemahan
diantaranya ialah, memerlukan waktu yang relatif lama, metode demonstrasi sulit
digunakan apabila siswa sebelumnya tidak memahami dasar teorinya, dan metode
demonstrasi juga menyulitkan guru dalam mengontrol siswa yang acuh atau pasif
karena guru sibuk memperagakan alat peraga.8
C. Keterbatasan Penelitian
Ketika pelaksanaan penelitian ada beberapa kendala atau keterbatasan yang
dihadapi, diantaranya:
1. Kemampuan siswa ada yang tinggi dan ada yang rendah sehingga sulit untuk
mensejajarkan pelaksanaan pembelajaran.

Umra Iwa Devi, dkk, Penerapan Pembelajaran Konstektual Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Pada Materi Aljabar Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 10 Malang, Jurnal Pendidikan, 2012, h. 6.
8
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayattullah Jakarta, 2009), h. 103-104.

59

2. Pelaksanaan pembelajaran terkadang terlambat karena masuk di jam awal siswa


masih dalam kedaan siap-siap, ada yang datangnya telat, dan keterlambatan itu
biasanya juga terjadi karena sistem peraturan di Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta mengharuskan seluruh siswa di jam pertama untuk mengikuti Habitual
Curriculum (HC), dimana kegiatan itu cukup memakan waktu, kegiatan HC
berisi semua siswa wajib mengikuti kegiatan solat duha bersama, tadarus, dan
menyetorkan hapalan-hapalan surat-surat dalam Al-Quran, dan biasanya waktu
selesainya melebihi batas waktu yang ditentukan.
3. Ketika pembelajaran sering sekali ada siswa yang izin karena mengikuti kegiatan
sekolah, bahkan pada saat penelitian pernah dalam satu waktu dalam satu kelas
siswa melakukan pemilihan ketua OSIS, dan mereka secara bergiliran keluar
kelas setiap 10 orang, selama kegiatan itu berlangsung para siswa sangat sulit
untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan tertib.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkanhasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini secara umum
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan media alat peraga Rotation timer dan roda-roda fleksibel tidak
mengalami pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan menganalisis siswa
pada konsep gerak melingkar beraturan.
2. Kemampuan menganalisis siswa ditinjau dari setiap aspeknya hanya aspek
kemampuan mengorganisasi siswa yang mengalami peningkatan lebih besar yaitu
26% dibandingkan kelas eksperimen 2, namun pada aspek mebedakan kelas
eksperimen 1 hanya memperoleh 24% sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh
31%, dan pada aspek mengatribusi peningkatan kelas eksperimen 1 memperoleh
peningkatan sebesar 17% sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh peningkatan
sebesar 20%, dengan kata lain pada aspek membedakan dan mengatribusikan
peningkatan kelas eksperimen 1 masih di bawak kelas eksperimen 2.
3. Hasil dari lembar observasi siswa berbanding lurus dengan hasil yang diperoleh
dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, dimana kelas eksperimen 2
memperoleh rata-rata dari setiap indikatornya sebesar 80% (baik), sedangkan pada
kelas eksperimen 1 rata-rata dari setiap indikatornya sebesar 52,5% (cukup),
terlihat bahwa kelas eksperimen 2 mengalami kondisi kelas yang lebih kondusif
dan tertib dibandingkan dengan kelas eksperimen 1.

60

61

B. Saran
Berdasarkan temuan selama penelitian, saran yang dapat diajukan untuk
penelitian lanjutan antara lain:
1. Penelitian dengan menggunakan media alat peraga Rotation timer atau
menggunakan alat peraga yang lain disarankan untuk mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi lainnya.
2. Pengelolaan waktu yang baik sangat menentukan keberhasilan proses belajar
dikelas, sehingga alokasi waktu sebaiknya diperhatikan agar tidak menjadi kendala
untuk penelitian selanjutnya.
3. Pemilihan konsep dan kemampuan berpikir yang akan diteliti harus disesuaikan
dengan kemampuan siswa yang akan dijadikan sampel dalam penelitian.
4. Dalam penelitian yang menggunakan alat peraga sebaiknya peneliti menggunakan
alat peraga tidak hanya satu, agar dalam penelitian waktu yang digunakan lebih
efisien dan semua kelompok dalam kelas merata untuk mengetahui atau melakukan
percobaan selama pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Alexander Muller, Derek. Designing Effective Multimedia for Physics Education. Thesis, Sydney,
2008.
Anderson and Krathwol. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen
Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom (Terjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta, 2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010.
Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press,
2012.
Elsa, Riah Pengaruh Alat Peraga Sederhana Six In One Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Konsep Fluida Statis, Skripsi pada Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
tidak dipublikasikan
Faturrohman, dkk. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama, 2007.
Giancoli. Fisika Jilid 1 Edisi kelima. Jakarta: Erlangga, 2001.
Hartati. Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa SMA, Jurnal Pendidikan, 2010.
Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: PIPA FITK UIN
Syarif Hidayatullah, 2006.
Iwa Devi, Umra, dkk. Penerapan Pembelajaran Konstektual Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Pada Materi Aljabar Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 10 Malang, Jurnal
Pendidikan, 2012.
Kenginan, Marthein. Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2008.
Khoirudin, Nanang, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Menggunakan Aplikasi
Mindjet Mindmanager 9 Untuk Siswa SMA Pada Pokol Bahasan Alat Optik. Jurnal
Pendidikan Fisika, solo, 2013.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada, 2010.
Nuh, Muhamad. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud RI, 2013.

62

63

Pagunanto & Joko Sefan. Penggunaan Aalat Peraga Multy Board Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA-FISIKA Pada Siswa Kelas VIII Adi SMP Negri 5 Demak Tahun Pelajaran
2008/2009. Jurnal Pendidikan Fisika, Semarang, 2010.
Prasetyarini, Ayomi, dkk, Pemanfaatan Aalat Peraga IPA Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep
Fisika Pada Siswa SMP Nnegri I Bulus Pesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013,
Jurnal Pendidikan, Volume 2 Nomor 1, 2012.
Ruseffendi. Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Andira Bandung, 1998.
Sadiman, Arif, dkk. Media pendidikan. Jakarta : PT. Rajawali Pres, 2011.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 2011.
Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo,
2002.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya, 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).
Bandung: Alfabeta, 2007.
Suidharta, Arif. Ketrampialan Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA.
Bandung: Depdiknas, 2007.
Sukarno & Sutarman. The Development of Light Reflection Props AS a Physics Learning Media
in Vocational High School Number 6 Tanjung Jabung Timur. International Journal of
Innovation and Scientific Research, Bandung, 2014.
Supardi. Aplikasi Statistik dalam Penelitian Konsep Penelitian yang Lebih Komprehensif. Jakarta:
Smart, 2013.
Surya, Yohanes. Olimpiade Fisika. Jakarta: PT Primatika Cipta Ilmu, 1996.
Syafiie, Ahmd, Media Pengajaran. Jakarta: Kencana, 2010.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010.
Tim Penyusun modul. Modul Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana Untuk SMA.
Jurnal Radiasi, 2011.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1999.
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayattullah Jakarta, 2009.

64
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah

: MA Pembangunan UIN Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1 (satu)
Materi Pokok

: Gerak Melingkar Beraturan

Pertemuan ke

: 1 (satu)

Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)


Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad
raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2

Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.5 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam
teknologi
Indikator:
Menganalisis besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar beraturan
Merumuskan gerak melingkar beraturan secara kuantitatif
Menganalisis percepatan sentripetal dalam gerak melingkar beraturan
4.5 Melakukan percobaan untuk menyelidiki gerak melingkar dengan laju konstan (hubungan roda-roda)

65

Menerapkann prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif dan kuantitatif

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat memahami
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang Aplikasi dari Gerak Melingkar Beraturan serta
mampu membangun sikap ilmiah dan keterampilan prosedural melalui proses mencoba, mengasosiasi dan
mengomunikasikannya dalam presentasi dan laporan tertulis
C. Kajian Materi Subjek Konsep Gerak Melingkar Beraturan
Suatu benda yang bergerak mengelilingi sumbu dalam lintasan melingkar disebut gerak
melingkar. Contoh benda yang bergerak melingkar antara lain; Benda-benda angkasa seperti
planet dan satelit melakukan gerak melingkar mengelilingi matahari.
Perhatikan gambar berikut
Benda bergerak melingkar menempuh sudut putar . Sudut putar dalam
SI dinyatakan dalam radian (rad). Jika benda bergerak satu putaran, maka
benda tgersebut sudah menempuh sudut putar penuh satu putaran sebesar
3600. Dalam radian, satu putaran penuh sebesar 2 radian, sehingga dapat
dikatakan bahwa 360setara dengan 2 radian. Dengan demikian 1
radian (rad) = 57,30.
Hubungan antara sudut tempuh () dengan busur lingkaran yang
ditempuh (s).
Sudut tempuh satu putaran adalah 2radian maka panjang busur
yang ditempuh adalah keliling lingkaran = 2r (r = jari-jari lingkaran). jika sudut tempuh satu putaran
radian dan panjang busur lingkaran yang ditempuh adalah = s.
Dengan demikian
2/= 2r/s
Atau
2.s = 2r.
Sehingga
s = r.
Periode dan Frekuensi
Misalkan waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk melakukan satu kali putaran 2 sekon, maka
dikatakan periode putaran benda tersebut 2 sekon. Jadi periode putaran adalah waktu yang diperlukan benda
untuk melakukan satu kali putaran penuh. Periode dilambangkan dengan T. Satuan periode adalah sekon

atau detik. Jika dalam waktu t sekon benda melakukan n puataran, maka periode putaran adalah =
Misalkan dalam satu detik suatu benda melakukan 3 kali putaran penuh, maka dikatakan frekuensi
putaran benda tersebut adalah 3 putaran/sekon. Jadi jumlah putaran yang dilakukan benda dalam satu detik
disebut frekuensi. Frekuensi dilambangkan dengan f. Satuan frekuensi adalah 1/s atau s-1, dan untuk satuan
SI sering menggunakan Hertz (Hz). Jika dalam waktu t

sekon benda melakukan n puataran, maka frekuensi putaran adalah =

66
Berdasarkan konsep di atas, maka dapat kita rumuskan hubungan periode dan frekuensi adalah
1
=

Kecepatan Anguler dan Tangensial


Benda bergerak dalam lintasan melingkar menempuh busur lingkaran s
dalam selang waktu tertentu t. Bila tiap selang waktu yang sama,
perubahan busur lingkaran yang ditempuh benda adalah sama maka benda
melakukan gerak melingkar beraturan.
Kelajuan tangensial (besar dari kecepatan tangensial ) dirumuskan
dengan :

Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jari-jari dengan arah gerak
benda Jika benda melakukan satu kali putaran, maka panjang lintasan yang ditempuh benda sama dengan
keliling lingkaran. Jadi s = keliling lingkaran = 2r dan (t =T) sehingga kelajuan tangensial
dirumuskan menjadi :
2
=

1
Substitusikan = dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
v = 2r f
Sudut yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu dinamakan kelajuan anguler benda
(). Pada gerak melingkar beraturan, sudut yang ditempuh benda selalu sama dalam selang waktu yang
sama, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.

Dalam satu periode T, sudur yang ditempuh benda adalah = 2radian. Dengan demikian
kelajuan anguler dalam gerak melingkar beraturan dirumuskan;
2
= atau = 2
Hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler dapat ditentukan dari;

=
.
t
=
v = kelajuan tangensial ..... m/s
= kelajuan anguler ........ rad/s
Percepatan Sentripetal
Jika suatu benda yang mengalami gerak melingkar beraturan mempertahankan kecepatan tetap
yang dimilikinya, berarti ada percepatan yang selalu tegak lurus dengan arah kecepatannya, sehingga
lintasannya selalu lingkaran. Percepatan yang diperlukan mengarah ke arah pusat lingkaran dan disebut
percepatan sentripetal.

67

Benda bergerak melingkar dengan jari-jari r menempuh lintasan s, maka


berlaku s= .r. Analog seperti di atas, jika jari-jari lingkaran v dan
benda menempuh lintasan v maka berlaku v=.v. Percepatan
sentripetal adalah percepatan yang tegak lurus dengan kecepatan linier dan
selalu menuju pusat lingkaran.

Gambar 2.3. Benda berotasi dengan jari-jari v


.
=
=

menempuh lintasan v

Karena v = .r maka diperoleh as = 2.r atau as = r v2


V = kecepatan linier atau kecepatan tangensial ....... m/s
=kecepatan anguler (sudut) . rad/s
r = jari-jari lingkaran .... m
as= percepatan sentripetal ................ m/s
D. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran

: pendekatan saintifik

Model Pembelajaran

: Inquiry

Metode Pembelajaran

: Demonstrasi, diskusi, tanya jawab

E. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Media
: Power point dan Video
Alat/Bahan
: Alat Peraga Rota Time, Laptop, Pointer dan LCD
Sumber Belajar
: Buku pelajaran fisika yang relevan, LKS fisika

Sumber Belajar :

Perpustakaan

Buku pelajaran:

a.

Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 untuk SMU Kelas 1 Caturwulan 2. Cimahi : Erlangga

b.

Ruwanto, Bambang. 2006. Asas-asas Fisika SMA Kelas X. Yogyakarta: Yudistira

c.

Douglas, C. Giancoli. 1996. Fisika. Jilid Kelima. Newyork: Prentice Hall, Inc.

d.

Istiyono, Edi. 2005. Fisika untuk kelas X, jilid 1b, Yogyakarta: Intan Perwira

Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1
Komponen
Pendahuluan

Alokasi
Waktu
Menyiapkan peserta didik secara Menyimak, mendengar, dan 15
psikis dan fisik untuk mengikuti
menghayati informasi yang Menit
proses pembelajaran
disampaikan oleh guru

Kegiatan Guru

Kegiatan Peserta Didik

68

a. Kegiatan
Inti
Observasing
(Mengamati)

Questioning
(Menanya)
1. Exsperiment
(Mencoba)

Associating
(Menalar)

Memberi motivasi belajar


Memahami makna, dan
manfaat
dari
tujuan
Mengajukan
pertanyaanpembelajaran yang akan
pertanyaan yang mengaitkan
dilaksanakan
pengetahuan
sebelumnya
peranyaandengan materi yang akan Menjawab
dipelajari
peranyaan dari guru
Menjelaskan
tujuann
pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
Bertanya dan menagih secara
lisan tugas baca mencari
informasi
tentang
gerak
melingkar beraturan
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta Didik

Menampilkan
Video
yang
berkaitan dengan materi Gerak
melingkar Beraturan.

bertanya kepada siswa mengenai


Video yang telah di tampilkan

Membagi
siswa
dalam
kelompok kecil, masing-masing
terdiri atas 5-6 orang
Mendampingi dalam melakukan
percobaan

Guru membimbing/menilai
kemampuan peserta didik
mengolah data dan
merumuskan kesimpulan

Menyimak video yang di


tampilkan guru, terkait
dengan konsep Gerak
Melingkar.
menjawab pertanyaan guru
tentang video yang telah di
tampilkan
memerikasa kembali alat dan
bahan yang akan digunakan.
Peserta didik mencatat
hasil eksperimen yang
sudah dilakukan
Peserta
didik
dalam
kelompok diminta untuk
melakukan
Demonstrasi
untuk mengetahui perbedaan 85
antara Periode, Frekuensi, menit
Kecepatan
sudut,
dan
kecepatan linear. (kegiatan
1);
Demonstrasi
untuk
mengamati pariabel-pariabel
dalam alat peraga untuk
mengetahui besaran-besaran
yang terdapat pada GMB
Peserta didik menyimpulkan
penjelasan
mengenai
Periode,
Frekuensi,
Kecepatan sudut & kecepatan
Linear
.Masing-masing kelompok
mendiskusikan permasalahan
yang disajikan dalam Lembar
Kegiatan Peserta didik

69

menghubungkan
hasil
eksperimen
dengan
informasi awal.
Mengkomunikas Guru meminta Perwakilan Mempresentasikan
,
ikan
kelompok memaparkan hasil
kesimpulan
diskusi pemecahan masalah
Siswa
menyimak
Guru menilai keterampilan
penjelasan guru
menyaji dan berkomunikasi
Guru menjelaskan hubungan
perumusan dari Periode (T),
frekuensi (), kecepatan sudut
(), dan kecepatan linear ().
Guru menerangkan konsep
percepatan sentrypetal
b. Penutup
Membantu penarikan kesimpulan Menarik kesimpulan
c. Evaluasi
Memberi pertanyaan/latihan soal Menjawab pertanyaan yang 35
menit
terkait materi yang telah
di ajukan oleh guru
disampaikan
F. Penilaian
1) LKS pengunaan alat & eksperimen
(terlampir)
2) Penilaian pengetahuan (terlampir)
3) Penilaian sikap (terlampir)
4) Latihan soal terlampir

G. Sumber/Referensi
a) Buku Paket Fisika Kurikulum 2013
b) Buku Fisika Jilid 1

Jakarta,
Oktober 2014
Penyusun

Pembimbing

NIP:

Ahmad Jahrudin
NIM: 1110016300028

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP


Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X/1 (satu)
Tahun Pelajaran: 2013/2014
Waktu Pengamatan

: Saat Pembelajaran

Indikator sikap aktif dalam melaksanakan proses pembelajaran


1. Kurang baik (KB) jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten

70
3. Sangat baik (SB) jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.


1. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
2. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
2. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda () pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
KELAS : X IPA
SIKAP
NO

NAMA SISWA

AKTIF
KB

1
2
3
4
5
6
7
8
9

SB

KERJASAMA

TOLERAN

KB

KB

SB

SB

71
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Keterangan:
KB

: Kurang baik

: Baik

SB

: Sangat baik

72
Lampiran Peniliaian Pengetahuan , Pedoman Penskoran
Soal
No
Suatu roda sepeda bergerak melingkar beraturan
1
dengan kecepatan 150 rpm, jelaskan apa yang di
maksud dengan satuan rpm (rotasi per menit),
ubahlah menjadi rps (rotasi per sekon), dan satuan
apakah rps itu.?

Sebuah pentil pada ban sepeda berputar dengan


kecepatan 120 rpm, tentukanlah
a. Frekuensi
b. Periode
c. Kecepatan sudut
d. Kecepatan linear pentil, jika jari-jari roda
tersebut 40 cm.

Sebuah bola yang di ikat pada benang yang


panjangnya 50 cm, di putar secara beraturan, bola
tersebut menempuh 35 putaran dalam waktu 5
detik, tentukanlah.
a. Frekuensi
b. Periode
c. Kecepatan sudut
d. Kecepatan linear
e. Percepatan sentripetalnya.

Kunci jawaban

skor

Rpm merupakan singkatan dari rotasi


per menit / putaran per menit, atau
secara rumus dapat di tulis

(
) dari perumusan di atas

sama dengan perumusan frekuensi

( = ). Namun dalam frekuensi rpm

harus di rubah ke rps (rotasi per


sekon)
Jadi
150 rpm

1
150 1 60
150
= 2,5
60
Jadi 150 rpm sama dengan 2,5 rps.
Dik
120
= 120 =
= 2
60
a. Jadi untuk menjawab poin a bias
langsung f = 2 Hz
b. Periode bias dirumuskan
1 1
= = = 0,5
2
c. Kecepatan sudut
= 2
= 2 2

= 4

d. Kecepatan linear
=
= 4 0,4
= 1,6 /
Dik
= 50 = 0,5
= 35
=5
Dit
a. . ?
b. . ?
c. . ?
d. . . ?
e. . . ?
Jawab

35
a. = = = 7

b. = = 7

5
1

c. = 2 = 2 7

73
= 14 rad/s
d. = .
= 14 , 5 = 7/
2 7
. =
=
= 14 / 2

0,5
4

Sebuah roda sepeda memiliki jari-jari 26 cm Dik


diputar melingkar beraturan. Kelajuan linear pentil
pada roda tersebut 1,3 m/s tentukanlah?
a. Kecepatan sudutnya
Dit.
b. Frekuensi roda tersebut
c. Percepatan sentripetalnya

a. ?
. ?
. ?

b. = 2 = 2 =
5

Sebuah benda melingkar beraturan dengan jari-jari


4 meter, dalam waktu 2 sekon, mengalami
1
perpindahan sudut sebesar 6 Putaran. Tentukanlah
a. Perpindahan sudutnya jika dinyatakan dalam
derajat dan radian
b. Periode dan frekuensinya
c. Kecepatan sudut
d. Kecepatan linearnya
e. Percepatan sentripetalnya.

= 26 = 0,26
= 1,3 /

Jawab

1,3
a. = = 0,26 = 5 /
c. =

1,32
0,26

2,5

= 6,5 /

1
1
1

Dik
=4
=2
1
=
6
Dit
a.Perpindahan sudut dalam Drajat dan
dalam rad (2)
1
b.
c.
d.
e.
jawab
1
a. = 3600
6
3600
=
= 600
6
1
1
= 2
6
2 1
=
=
6
3
2

1
b. = = 1 = 12

=
c. = 2

1
1
=

12

= 2
1

= 6 rad/s
d. = .

1
12
1

74
1
= 4
6
4
2
= = /
6 2 3

e. =

2
3

( )
4

Skor Maksimum

= 9 / 2
21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah

: MA Pembangunan UIN Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1 (satu)
Materi Pokok

: Gerak Melingkar Beraturan

Pertemuan ke

:2

Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)


Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
H.
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad
raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.2. Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.3 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.5 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam
teknologi

75
Indikator:

Menganalisis besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar beraturan

Merumuskan gerak melingkar beraturan secara kuantitatif

Menganalisis percepatan sentripetal dalam gerak melingkar beraturan


4.5 Melakukan percobaan untuk menyelidiki gerak melingkar dengan laju konstan (hubungan roda-roda)
Menerapkann prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif dan kuantitatif
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat memahami pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural tentang Aplikasi dari Gerak Melingkar Beraturan serta mampu
membangun sikap ilmiah dan keterampilan prosedural melalui proses mencoba, mengasosiasi dan
mengomunikasikannya dalam presentasi dan laporan tertulis
J.
Kajian Materi Subjek Konsep Gerak Melingkar Beraturan
Periode dan Frekuensi
Misalkan waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk melakukan satu kali putaran 2 sekon, maka dikatakan
periode putaran benda tersebut 2 sekon. Jadi periode putaran adalah waktu yang diperlukan benda untuk
melakukan satu kali putaran penuh. Periode dilambangkan dengan T. Satuan periode adalah sekon atau

detik. Jika dalam waktu t sekon benda melakukan n puataran, maka periode putaran adalah =

Misalkan dalam satu detik suatu benda melakukan 3 kali putaran penuh, maka dikatakan frekuensi putaran
benda tersebut adalah 3 putaran/sekon. Jadi jumlah putaran yang dilakukan benda dalam satu detik disebut
frekuensi. Frekuensi dilambangkan dengan f. Satuan frekuensi adalah 1/s atau s-1, dan untuk satuan SI sering
menggunakan Hertz (Hz). Jika dalam waktu t

sekon benda melakukan n puataran, maka frekuensi putaran adalah =

Berdasarkan konsep di atas, maka dapat kita rumuskan hubungan periode dan frekuensi adalah
1
=

Hubungan Roda-roda

76

K.

METODE PEMBELAJARAN

L.

Pendekatan Pembelajaran
: pendekatan saintifik
Model Pembelajaran
: Inquiry
Metode Pembelajaran : Demonstrasi, diskusi, tanya jawab
MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Media
: Power point dan Video

Alat/Bahan
: Rota time, Laptop, Pointer dan LCD

Sumber Belajar : Buku pelajaran fisika yang relevan, LKS fisika


Sumber Belajar :
Perpustakaan
Buku pelajaran:
e. Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 untuk SMU Kelas 1 Caturwulan 2. Cimahi : Erlangga
f. Ruwanto, Bambang. 2006. Asas-asas Fisika SMA Kelas X. Yogyakarta: Yudistira
g. Douglas, C. Giancoli. 1996. Fisika. Jilid Kelima. Newyork: Prentice Hall, Inc.
h. Istiyono, Edi. 2005. Fisika untuk kelas X, jilid 1b, Yogyakarta: Intan Perwira
Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 2
Komponen
Pendahuluan

Kegiatan

Kegiatan Guru

Alokasi
Waktu
15
Menyimak, mendengar, dan
menghayati
informasi Menit
yang disampaikan oleh
guru
Memahami makna, dan
manfaat
dari
tujuan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Menjawab
peranyaanperanyaan dari guru

Kegiatan Peserta Didik

Menyiapkan peserta didik


secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
Memberi motivasi belajar
Mengajukan
pertanyaanpertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya
dengan materi yang akan
dipelajari
Menjelaskan
tujuann
pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
Bertanya dan menagih secara
lisan tugas baca mencari
informasi tentang Hubungan
antar roda
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta Didik

77
Inti
Observasing
(Mengamati)

Questioning
(Menanya)
2.
Exsperi
ment
(Mencoba)

Associating
(Menalar)

Menampilkan
Video
yang
berkaitan dengan materi Gerak
melingkar beraturan.

bertanya
kepada
siswa
mengenai Video yang telah di
tampilkan
Membagi
siswa
dalam
kelompok kecil, masing-masing
terdiri atas 5-6 orang
Mendampingi dalam melakukan
Demonstrasi

Guru
membimbing/menilai
kemampuan
peserta
didik
mengolah data dan merumuskan
kesimpulan

Mengkomunikas
ikan

Guru meminta Perwakilan


kelompok memaparkan hasil
diskusi pemecahan masalah
Guru menilai keterampilan
menyaji dan berkomunikasi
Guru menjelaskan hubungan
perumusan dari Periode (T),

Menyimak video yang di


tampilkan guru, terkait
dengan konsep Gerak
Melingkar.
menjawab pertanyaan guru
tentang video yang telah di
tampilkan
memerikasa kembali alat dan
bahan yang akan digunakan.
Peserta didik mencatat hasil
Demonstrasi yang sudah
dilakukan
Peserta
didik
dalam
kelompok
melakukan
Demonstrasi
untuk
mengetahui hubungan antar
roda ditinjau dari besaranbesaran fisis dalam GMB,
(kegiatan 1); eksperimen
untuk mengamati pariabelpariabel dalam alat peraga
untuk mengetahui besaranbesaran yang terdapat pada
GMB, dimana ada 2 roda
yang di hubungkan
(kegiatan 2) melakuakan
percobaan hubungan antar
roda dengan tiga roda
sekaligus.
Peserta
didik
menyimpulkan penjelasan
mengenai
Periode,
Frekuensi, Kecepatan sudut
& kecepatan Linear
Masing-masing kelompok
mendiskusikan
permasalahan
yang
disajikan dalam Lembar
Kegiatan Peserta didik
menghubungkan
hasil
eksperimen
dengan
informasi awal.
Mempresentasikan
,
kesimpulan
Siswa
menyimak
penjelasan guru

85
menit

78

Penutup
Evaluasi

frekuensi (), kecepatan sudut


(), dan kecepatan linear ().
Kemudian di hubungkan dengan
hubungan antar roda
Membantu
penarikan Menarik kesimpulan
kesimpulan
Memberi pertanyaan/latihan Menjawab pertanyaan yang
soal terkait materi yang telah
di ajukan oleh guru
disampaikan

M.
Penilaian
5) LKS pengunaan alat & eksperimen
(terlampir)
6) Penilaian pengetahuan (terlampir)
7) Penilaian sikap (terlampir)

8) Latihan soal terlampir


N.
Sumber/Referensi
c)
Buku Paket Fisika Kurikulum 2013
d)
Buku Fisika Jilid 1

Jakarta,
Oktober 2014
Pembimbing

NIP:

35
menit

Penyusun
Ahmad Jahrudin
NIM: 1110016300028

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP


Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X/1 (satu)
Tahun Pelajaran: 2013/2014
Waktu Pengamatan

: Saat Pembelajaran

Indikator sikap aktif dalam melaksanakan proses pembelajaran


4. Kurang baik (KB) jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
5. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
6. Sangat baik (SB) jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
4. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
5. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
masih belum ajeg/konsisten.
6. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus
menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

79
4. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
5. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
6. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda () pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
KELAS : X IPA
SIKAP
NO

NAMA SISWA

AKTIF
KB

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

SB

KERJASAMA

TOLERAN

KB

KB

SB

SB

80
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Keterangan:
KB

: Kurang baik

: Baik

SB

: Sangat baik

Lampiran Peniliaian Pengetahuan, Pedoman Penskoran


No
Soal
Kunci jawaban
skor
Sebuah motor listrik memutar roda A (lht gambar) Dik
1
yang mempunyai jari-jari 10 cm. roda ini di
rA = 10 cm = 0,1 m
hubungkan dengan tali karet pada roda lain yang
rB = 50 cm = 0,5 m
mempunyai jari-jari 50 cm, seperti pada gambar,
A = 200 /
.jika motor memberikan kecepatan sudut 200 rad/s Dit
1
pada roda A, berapakah kecepatan sudut roda B?
B ?
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
1
soal menggunakan peramaan
vA =
. = .
200 0,1 = . 0,5
1
20
=
= 40 /
0,5
Jadi kecepatan sudut roda B adalah 40
rad/s
1
Dalam sebuah mobil mainan terdapat sebuah roda Dik
2
1
yang terpasang sepusat (lht Gambar), dimana roda A Karena roda A dan B memiliki jarimemiliki jari-jari dua kali lipat jari-jari roda B, jika jari yang perbandingannya 2 :1 oleh
sebab itu untuk jari jari

81
kecepatan linear roda B adalah 40 m/s, berapakah
kecepatan linear roda A.?

rA = 2 m
1
rB = 1
A = 40 /
Dit vB ?
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
soal menggunakan peramaan
1
A =

=

40
=
2
1
1
= 20 /
Jadi kecepatan linear roda B adalah 20
rad/s

1
Sistem pada sebuah jam analog menggunakan Dik
system gir yang terpasang bersinggungan (lht
rA = 20 cm = 0,2 m
gambar), jika jari-jari Gir A 20 cm dan jari-jari gir B
1
rB = 5 cm = 0,05 m
5 cm, hitunglah kecepatan sudut gir B jika gir A
A = 10 /
diberi kecepatan sudut 10 rad/s.!
Dit B ?
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
soal menggunakan peramaan
vA =
. = .
1
10 0,2 = . 0,05
20
=
= 400 /
0,05
Jadi kecepatan sudut roda B adalah 1
400 rad/s
1

ystem yang dimanfaatkan dalam mesin penggiling Dik


padi menggunakan 4 buah roda yang terpasang
seperti gambar di bawah ini, jika roda A berjari-jari
6 cm, roda B berjari-jari 15 cm, roda C berjari-jari 4
cm, dan jari-jari roda D adalah 20 cm, berapakah
kelajuan linear roda D jika roda A di putar dengan
kecepatan sudut 15 rad/s?
Dit

= 6
= 15
= 4
= 20
= 15 /

?
Jawab
Karena roda B dan A bersinggungan,
maka kelajuan linear keduanya sama
maka
1
= = .
=15 6 = 90 cm/ s

82
Karena C dan B di hubungkan dengan
sabuk maka kelajuan linear keduanya
sama
= = 90 cm/s
1
Karena roda D dan roda C seporos,
maka kecepatan sudutnya sama
=

90

= = 4 = 22,5

Jadi kelajuan linear D


=
1
= 22,5 20 = 450 /
Jadi kelajuan linear roda D adalah 20
cm/s
21

Skor Maksimum
=

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah

: MA Pembangunan UIN Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1 (satu)
Materi Pokok

: Gerak Melingkar Beraturan

Pertemuan ke

:1

Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)


Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
O. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

83
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.3 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.6 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam
teknologi
Indikator:
Menganalisis besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar beraturan
Merumuskan gerak melingkar beraturan secara kuantitatif
Menganalisis percepatan sentripetal dalam gerak melingkar beraturan
4.6 Melakukan percobaan untuk menyelidiki gerak melingkar dengan laju konstan (hubungan rodaroda)
Menerapkann prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif dan kuantitatif
P. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat memahami
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang Aplikasi dari Gerak Melingkar Beraturan
serta mampu membangun sikap ilmiah dan keterampilan prosedural melalui proses mencoba,
mengasosiasi dan mengomunikasikannya dalam presentasi dan laporan tertulis
Q. Kajian Materi Subjek Konsep Gerak Melingkar Beraturan
Suatu benda yang bergerak mengelilingi sumbu dalam lintasan melingkar disebut gerak
melingkar. Contoh benda yang bergerak melingkar antara lain; Benda-benda angkasa seperti
planet dan satelit melakukan gerak melingkar mengelilingi matahari.
Perhatikan gambar berikut
Benda bergerak melingkar menempuh sudut putar . Sudut putar dalam
SI dinyatakan dalam radian (rad). Jika benda bergerak satu putaran, maka
benda tgersebut sudah menempuh sudut putar penuh satu putaran sebesar
3600. Dalam radian, satu putaran penuh sebesar 2 radian, sehingga dapat
dikatakan bahwa 360setara dengan 2 radian. Dengan demikian 1
radian (rad) = 57,30.
Hubungan antara sudut tempuh () dengan busur lingkaran yang
ditempuh (s).
Sudut tempuh satu putaran adalah 2radian maka panjang busur
yang ditempuh adalah keliling lingkaran = 2r (r = jari-jari lingkaran). jika sudut tempuh satu putaran
radian dan panjang busur lingkaran yang ditempuh adalah = s.
Dengan demikian
2/= 2r/s
Atau

84
2.s = 2r.
Sehingga
s = r.
Periode dan Frekuensi
Misalkan waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk melakukan satu kali putaran 2 sekon, maka
dikatakan periode putaran benda tersebut 2 sekon. Jadi periode putaran adalah waktu yang diperlukan benda
untuk melakukan satu kali putaran penuh. Periode dilambangkan dengan T. Satuan periode adalah sekon

atau detik. Jika dalam waktu t sekon benda melakukan n puataran, maka periode putaran adalah =
Misalkan dalam satu detik suatu benda melakukan 3 kali putaran penuh, maka dikatakan frekuensi
putaran benda tersebut adalah 3 putaran/sekon. Jadi jumlah putaran yang dilakukan benda dalam satu detik
disebut frekuensi. Frekuensi dilambangkan dengan f. Satuan frekuensi adalah 1/s atau s-1, dan untuk satuan
SI sering menggunakan Hertz (Hz). Jika dalam waktu t

sekon benda melakukan n puataran, maka frekuensi putaran adalah =


Berdasarkan konsep di atas, maka dapat kita rumuskan hubungan periode dan frekuensi adalah
1
=

Kecepatan Anguler dan Tangensial


Benda bergerak dalam lintasan melingkar menempuh busur lingkaran s
dalam selang waktu tertentu t. Bila tiap selang waktu yang sama,
perubahan busur lingkaran yang ditempuh benda adalah sama maka benda
melakukan gerak melingkar beraturan.
Kelajuan tangensial (besar dari kecepatan tangensial ) dirumuskan
dengan :

Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jari-jari dengan arah gerak
benda Jika benda melakukan satu kali putaran, maka panjang lintasan yang ditempuh benda sama dengan
keliling lingkaran. Jadi s = keliling lingkaran = 2r dan (t =T) sehingga kelajuan tangensial
dirumuskan menjadi :
2
=

1
Substitusikan = dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
v = 2r f
Sudut yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu dinamakan kelajuan anguler benda
(). Pada gerak melingkar beraturan, sudut yang ditempuh benda selalu sama dalam selang waktu yang
sama, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.

Dalam satu periode T, sudur yang ditempuh benda adalah = 2radian. Dengan demikian
kelajuan anguler dalam gerak melingkar beraturan dirumuskan;
2
= atau = 2
Hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler dapat ditentukan dari;

=
.
t
=
v = kelajuan tangensial ..... m/s
= kelajuan anguler ........ rad/s

85
Percepatan Sentripetal
Jika suatu benda yang mengalami gerak melingkar beraturan mempertahankan kecepatan tetap
yang dimilikinya, berarti ada percepatan yang selalu tegak lurus dengan arah kecepatannya, sehingga
lintasannya selalu lingkaran. Percepatan yang diperlukan mengarah ke arah pusat lingkaran dan disebut
percepatan sentripetal.

menempuh lintasan v

Benda bergerak melingkar dengan jari-jari r menempuh lintasan s, maka


berlaku s= .r. Analog seperti di atas, jika jari-jari lingkaran v dan
benda menempuh lintasan v maka berlaku v=.v. Percepatan
sentripetal adalah percepatan yang tegak lurus dengan kecepatan linier dan
selalu menuju pusat lingkaran.

Gambar 2.3. Benda berotasi dengan jari-jari v


.
= =

Karena v = .r maka diperoleh as = 2.r atau as = r v2


V = kecepatan linier atau kecepatan tangensial ....... m/s
=kecepatan anguler (sudut) . rad/s
r = jari-jari lingkaran .... m
as= percepatan sentripetal ................ m/s
R. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran

: pendekatan saintifik

Model Pembelajaran

: Inquiry

Metode Pembelajaran

: Demonstrasi, diskusi, tanya jawab

S. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Media
: Power point dan Video
Alat/Bahan
: Roda Speda, Laptop, Pointer dan LCD
Sumber Belajar
: Buku pelajaran fisika yang relevan, LKS fisika

Sumber Belajar :

Perpustakaan

Buku pelajaran:

a.

Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 untuk SMU Kelas 1 Caturwulan 2. Cimahi : Erlangga

b.

Ruwanto, Bambang. 2006. Asas-asas Fisika SMA Kelas X. Yogyakarta: Yudistira

c.

Douglas, C. Giancoli. 1996. Fisika. Jilid Kelima. Newyork: Prentice Hall, Inc.

d.

Istiyono, Edi. 2005. Fisika untuk kelas X, jilid 1b, Yogyakarta: Intan Perwira

Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1

86

Komponen
Pendahuluan

d. Kegiatan
Inti
Observasing
(Mengamati)

Alokasi
Waktu
Menyiapkan peserta didik secara Menyimak,
mendengar, 15 Menit
psikis dan fisik untuk mengikuti
dan menghayati informasi
proses pembelajaran
yang disampaikan oleh
guru
Memberi motivasi belajar
Mengajukan
pertanyaan- Memahami makna, dan
manfaat
dari
tujuan
pertanyaan yang mengaitkan
pembelajaran yang akan
pengetahuan
sebelumnya
dilaksanakan
dengan materi yang akan
dipelajari
Menjawab
peranyaanperanyaan dari guru
Menjelaskan
tujuann
pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
Bertanya dan menagih secara
lisan tugas baca mencari
informasi
tentang
gerak
melingkar beraturan
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta Didik
Kegiatan Guru

Kegiatan Peserta Didik

Menampilkan
Video
yang
berkaitan dengan materi Gerak
Melingkar Beraturan.

Menyimak video yang di


tampilkan guru, terkait
dengan konsep Gerak
Melingkar.
Questioning
bertanya kepada siswa mengenai menjawab
pertanyaan
(Menanya)
Video yang telah di tampilkan
guru tentang video yang
telah di tampilkan
3. Exsperiment
Membagi
siswa
kedalam Peserta didik mengerjakan
(Mencoba)
kelompok kecil (3 sampai 4 orang)
soal-soal dari LKS dengan
berdiskusi dan menggali
Memberikan lks mengenai gerak
dari membaca buku-buku
melingkar beraturan
pendukung materi
Mendampingi dalam mengerjakan
lks GMB
Associating
Guru membimbing/menilai
Peserta
didik
(Menalar)
kemampuan peserta didik
menyimpulkan penjelasan
mengolah data dan
mengenai
Periode,
merumuskan kesimpulan
Frekuensi, Kecepatan sudut
& kecepatan Linear
.Masing-masing kelompok
mendiskusikan
permasalahan
yang
disajikan dalam Lembar
Kegiatan Peserta didik
menghubungkan
hasil
bacaan dari buku sumber
dengan informasi awal.
Mengkomunikas Guru
meminta
perwakilan Mempresentasikan
,
ikan
kelompok, untuk memaparkan
kesimpulan
hasil pengetahuan dari bacaan
yang ia gali dari buku

85
menit

87

e. Penutup
f. Evaluasi

Guru menilai keterampilan Siswa


menyimak
menyaji dan berkomunikasi
penjelasan guru
Guru menjelaskan hubungan
perumusan dari Periode (T),
frekuensi (), kecepatan sudut
(), dan kecepatan linear ().
Guru menerangkan konsep
percepatan sentripetal
Membantu penarikan kesimpulan Menarik kesimpulan
Memberi pertanyaan/latihan soal Menjawab pertanyaan yang
terkait materi yang telah
di ajukan oleh guru
disampaikan

T. Penilaian
9) LKS (terlampir)
10) Penilaian pengetahuan (terlampir)
11) Penilaian sikap (terlampir)
12) Latihan soal terlampir
U. Sumber/Referensi
e) Buku Paket Fisika Kurikulum 2013
f) Buku Fisika Jilid 1

Pembimbing

NIP:

Jakarta,
Oktober 2014
Penyusun
Ahmad Jahrudin
NIM: 1110016300028

35
menit

88
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X/1 (satu)
Tahun Pelajaran: 2013/2014
Waktu Pengamatan

: Saat Pembelajaran

Indikator sikap aktif dalam melaksanakan proses pembelajaran


7. Kurang baik (KB) jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
8. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
9. Sangat baik (SB) jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.


7. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
8. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
masih belum ajeg/konsisten.
9. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
7. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
8. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
9. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda () pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
KELAS : X IPA ..
SIKAP
NO

NAMA SISWA

AKTIF
KB

SB

KERJASAMA

TOLERAN

KB

KB

SB

SB

89
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

90
28
29
30
Keterangan:
KB

: Kurang baik

: Baik

SB

: Sangat baik

Lampiran 1
A. Peniliaian Pengetahuan
Instrumen yang digunakan untuk penilaian pengetahuan ini adalah tes uraian. Adapun soal yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa ini antara lain:
Pedoman Penskoran
Soal
Kunci jawaban
skor
No
Suatu roda sepeda bergerak melingkar Rpm merupakan singkatan dari rotasi per 1
1
beraturan dengan kecepatan 150 rpm, menit / putaran per menit, atau secara rumus
jelaskan apa yang di maksud dengan dapat di tulis () dari perumusan di

satuan rpm (rotasi per menit), ubahlah
menjadi rps (rotasi per sekon), dan satuan atas sama dengan perumusan frekuensi ( =

apakah rps itu.?


). Namun dalam frekuensi rpm harus di

rubah ke rps (rotasi per sekon)


Jadi
150 rpm

1
150 1 60
150
= 2,5
60
Jadi 150 rpm sama dengan 2,5 rps.
Sebuah pentil pada ban sepeda berputar Dik
120
dengan kecepatan 120 rpm, tentukanlah

=
120

=
= 2
a. Frekuensi
60
a. Jadi untuk menjawab poin a bias langsung
b. Periode
f = 2 Hz
c. Kecepatan sudut
d. Kecepatan linear pentil, jika jari-jari b. Periode bias dirumuskan
1 1
roda tersebut 40 cm.
= = = 0,5
2
c. Kecepatan sudut
= 2
= 2 2

= 4

d. Kecepatan linear
=
= 4 0,4

1
1

91
= 1,6 /
3

Sebuah bola yang di ikat pada benang yang Dik


panjangnya 50 cm, di putar secara
beraturan, bola tersebut menempuh 35
putaran dalam waktu 5 detik, tentukanlah.
a. Frekuensi
Dit
b. Periode
c. Kecepatan sudut
d. Kecepatan linear
e. Percepatan sentripetalnya.

= 50 = 0,5
= 35
=5
.?
.?
.?
..?
. . ?

a.
b.
c.
d.
e.

Jawab

35
a. = = 5 = 7
1

b. = = 7

c. = 2 = 2 7
= 14 rad/s
d. = .
= 14 , 5 = 7/
2 7
. =
=
= 14 / 2

0,5
Sebuah roda sepeda memiliki jari-jari 26 Dik
cm diputar melingkar beraturan. Kelajuan
= 26 = 0,26
linear pentil pada roda tersebut 1,3 m/s
= 1,3 /
tentukanlah?
Dit.
a. Kecepatan sudutnya
a. ?
b. Frekuensi roda tersebut
. ?
c. Percepatan sentripetalnya
. ?
Jawab

1,3
a. = = 0,26 = 5 /

b. = 2 = 2 =
c. =
5

Sebuah benda melingkar beraturan dengan


jari-jari 4 meter, dalam waktu 2 sekon,
1
mengalami perpindahan sudut sebesar 6
Putaran. Tentukanlah
a. Perpindahan
sudutnya
jika
dinyatakan dalam derajat dan radian
b. Periode dan frekuensinya
c. Kecepatan sudut
d. Kecepatan linearnya
e. Percepatan sentripetalnya.

1,32
0,26

2,5

= 6,5 /

1
1
1
1

Dik
=4
=2
1
=
6
Dit
a.Perpindahan sudut dalam Drajat dan dalam
rad (2)
1
b.
c.
d.
e.
jawab
1
a. = 6 3600

92
3600
= 600
6
1
= 2
6
2 1
=
=
6
3
=

b. = =

2
1

= 2
1

= 6 rad/s
d. = .

e. =

= 12
1
1
= =

12

c. = 2

1
12

1
= 4
6
4
2
= = /
6
3
2 2
3

( )
4

1
9

= / 2

Skor Maksimum

21
=

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah

: MA Pembangunan UIN Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1 (satu)
Materi Pokok

: Gerak Melingkar Beraturan

Pertemuan ke

:2

Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)


Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

93
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
V.
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.3. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad
raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.4. Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
2.4 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.5 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.6 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam
teknologi
Indikator:

Menganalisis besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar beraturan

Merumuskan gerak melingkar beraturan secara kuantitatif

Menganalisis percepatan sentripetal dalam gerak melingkar beraturan


4.6 Melakukan percobaan untuk menyelidiki gerak melingkar dengan laju konstan (hubungan roda-roda)
Menerapkann prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif dan kuantitatif
W. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat memahami pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural tentang Aplikasi dari Gerak Melingkar Beraturan serta mampu
membangun sikap ilmiah dan keterampilan prosedural melalui proses mencoba, mengasosiasi dan
mengomunikasikannya dalam presentasi dan laporan tertulis
X.
Kajian Materi Subjek Konsep Gerak Melingkar Beraturan
Periode dan Frekuensi
Misalkan waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk melakukan satu kali putaran 2 sekon, maka dikatakan
periode putaran benda tersebut 2 sekon. Jadi periode putaran adalah waktu yang diperlukan benda untuk
melakukan satu kali putaran penuh. Periode dilambangkan dengan T. Satuan periode adalah sekon atau

detik. Jika dalam waktu t sekon benda melakukan n puataran, maka periode putaran adalah =
Misalkan dalam satu detik suatu benda melakukan 3 kali putaran penuh, maka dikatakan frekuensi putaran
benda tersebut adalah 3 putaran/sekon. Jadi jumlah putaran yang dilakukan benda dalam satu detik disebut
frekuensi. Frekuensi dilambangkan dengan f. Satuan frekuensi adalah 1/s atau s-1, dan untuk satuan SI sering
menggunakan Hertz (Hz). Jika dalam waktu t

sekon benda melakukan n puataran, maka frekuensi putaran adalah =


Berdasarkan konsep di atas, maka dapat kita rumuskan hubungan periode dan frekuensi adalah
1
=

94
Hubungan Roda-roda

Y.

METODE PEMBELAJARAN

Z.

Pendekatan Pembelajaran
: pendekatan saintifik
Model Pembelajaran
: Inquiry
Metode Pembelajaran : Demonstrasi, diskusi, tanya jawab
MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Media
: Power point dan Video

Alat/Bahan
: roda-roda , Laptop, Pointer dan LCD

Sumber Belajar : Buku pelajaran fisika yang relevan, LKS fisika


Sumber Belajar :
Perpustakaan
Buku pelajaran:
e. Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 untuk SMU Kelas 1 Caturwulan 2. Cimahi : Erlangga
f. Ruwanto, Bambang. 2006. Asas-asas Fisika SMA Kelas X. Yogyakarta: Yudistira
g. Douglas, C. Giancoli. 1996. Fisika. Jilid Kelima. Newyork: Prentice Hall, Inc.
h. Istiyono, Edi. 2005. Fisika untuk kelas X, jilid 1b, Yogyakarta: Intan Perwira
Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 2

95

Komponen
Pendahuluan

Kegiatan
Inti
Observasing
(Mengamati)

Questioning
(Menanya)
4.
Exsperi
ment
(Mencoba)

Associating
(Menalar)

Kegiatan Guru

Alokasi
Waktu
16
Menyimak, mendengar, dan
menghayati
informasi Menit
yang disampaikan oleh
guru
Memahami makna, dan
manfaat
dari
tujuan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Menjawab
peranyaanperanyaan dari guru

Kegiatan Peserta Didik

Menyiapkan peserta didik


secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
Memberi motivasi belajar
Mengajukan
pertanyaanpertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya
dengan materi yang akan
dipelajari
Menjelaskan
tujuann
pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
Bertanya dan menagih secara
lisan tugas baca mencari
informasi tentang Hubungan
antar roda
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta Didik

Menampilkan
Video
yang
berkaitan dengan materi Gerak
melingkar beraturan.

bertanya
kepada
siswa
mengenai Video yang telah di
tampilkan
Membagi
siswa
dalam
kelompok kecil, masing-masing
terdiri atas 3-4 orang
Memberikan LKS pada tiap
kelompok
Mendampingi dalam berdiskusi
mengerjakan LKS

Menyimak video yang di


tampilkan guru, terkait
dengan konsep Gerak
Melingkar.
menjawab pertanyaan guru
tentang video yang telah di
tampilkan
Peserta
didik
dalam
kelompok mengerjakan LKS
dengan cara berdiskusi dan
menggali dari sumber bacaan
tentang hubungan antar roda
ditinjau dari besaran-besaran
fisis dalam GMB,

Guru
membimbing/menilai
kemampuan
peserta
didik
mengolah data dan merumuskan
kesimpulan

Peserta
didik
menyimpulkan penjelasan
mengenai
Periode,
Frekuensi, Kecepatan sudut
& kecepatan Linear
Masing-masing kelompok
mendiskusikan
permasalahan
yang
disajikan dalam Lembar
Kegiatan Peserta didik
menghubungkan
hasil
diskusi dengan informasi
awal.

85
menit

96
Mengkomunikas
ikan

Penutup
Evaluasi

AA.
13)
14)
15)
16)

Guru meminta Perwakilan


kelompok memaparkan hasil
diskusi pemecahan masalah

Guru menilai keterampilan


menyaji dan berkomunikasi
Guru menjelaskan hubungan
perumusan dari Periode (T),
frekuensi (), kecepatan sudut
(), dan kecepatan linear ().
Dalam hubungan antar roda
Membantu
penarikan
kesimpulan
Memberi pertanyaan/latihan
soal terkait materi yang telah
disampaikan

Penilaian
LKS (terlampir)
Penilaian pengetahuan (terlampir)
Penilaian sikap (terlampir)
Latihan soal terlampir

BB.
g)
h)

Jakarta,
Oktober 2014
Pembimbing

NIP:

Mempresentasikan
,
kesimpulan
Siswa
menyimak
penjelasan guru

Menarik kesimpulan
Menjawab pertanyaan yang
di ajukan oleh guru

35
menit

Sumber/Referensi
Buku Paket Fisika Kurikulum 2013
Buku Fisika Jilid 1

Penyusun
Ahmad Jahrudin
NIM: 1110016300028

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP


Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X/1 (satu)
Tahun Pelajaran: 2013/2014
Waktu Pengamatan

: Saat Pembelajaran

Indikator sikap aktif dalam melaksanakan proses pembelajaran


10. Kurang baik (KB) jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
11. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
12. Sangat baik (SB) jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten

97
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
10. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
11. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
masih belum ajeg/konsisten.
12. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus
menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
10. Kurang baik (KB) jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
11. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
12. Sangat Baik (SB) jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda () pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
KELAS : X IPA 1
SIKAP
NO

NAMA SISWA

AKTIF
KB

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

SB

KERJASAMA

TOLERAN

KB

KB

SB

SB

98
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Keterangan:
KB

: Kurang baik

: Baik

SB

: Sangat baik

99

Nama :.
Kelas :.

SOAL-SOAL LATIHAN 2
1. Sebuah motor listrik memutar roda A (lht gambar) yang mempunyai jari-jari 10 cm. roda ini di
hubungkan dengan tali karet pada roda lain yang mempunyai jari-jari 50 cm, seperti pada gambar .jika
motor memberikan kecepatan sudut 200 rad/s pada roda A, berapakah kecepatan sudut roda B?

2.
Dalam sebuah mobil mainan terdapat sebuah roda yang terpasang sepusat (lht Gambar), dimana
roda A memiliki jari-jari dua kali lipat jari-jari roda B, jika kecepatan linear roda B adalah 40 m/s, berapakah
kecepatan linear roda A.?

3. Sistem pada sebuah jam analog menggunakan system gir yang terpasang bersinggungan (lht gambar),
jika jari-jari Gir A 20 cm dan jari-jari gir B 5 cm, hitunglah kecepatan sudut gir B jika gir a diberi
kecepatan sudut 10 rad/s.!

100

13. System yang dimanfaatkan dalam mesin penggiling padi menggunakan 4 buah roda yang terpasang
seperti gambar di bawah ini, jika roda A berjari-jari 6 cm, roda B berjari-jari 15 cm, roda C berjarijari 4 cm, dan jari-jari roda D adalah 20 cm, berapakah kelajuan linear roda D jika roda A di putar
dengan kecepatan sudut 15 rad/s?

101
Lampiran Peniliaian Pengetahuan, Pedoman Penskoran
No
Soal
Sebuah motor listrik memutar roda A (lht
1
gambar) yang mempunyai jari-jari 10 cm.
roda ini di hubungkan dengan tali karet pada
roda lain yang mempunyai jari-jari 50 cm,
seperti pada gambar, .jika motor
memberikan kecepatan sudut 200 rad/s pada
roda A, berapakah kecepatan sudut roda B?

Dalam sebuah mobil mainan terdapat sebuah


roda yang terpasang sepusat (lht Gambar),
dimana roda A memiliki jari-jari dua kali
lipat jari-jari roda B, jika kecepatan linear
roda B adalah 40 m/s, berapakah kecepatan
linear roda A.?

Kunci jawaban
skor
Dik
rA = 10 cm = 0,1 m
rB = 50 cm = 0,5 m
A = 200 /
1
Dit
B ?
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
1
soal menggunakan peramaan
vA =
. = .
200 0,1 = . 0,5
1
20
=
= 40 /
0,5
Jadi kecepatan sudut roda B adalah
40 rad/s
1
Dik
1
Karena roda A dan B memiliki
jari-jari yang perbandingannya 2
:1 oleh sebab itu untuk jari jari
rA = 2 m
1
rB = 1
A = 40 /
Dit vB ?
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
soal menggunakan peramaan
1
A =

=

40
=
2
1
1
= 20 /
Jadi kecepatan linear roda B
adalah 20 rad/s

1
Sistem
pada
sebuah
jam
analog Dik
menggunakan system gir yang terpasang
rA = 20 cm = 0,2 m
bersinggungan (lht gambar), jika jari-jari Gir
1
rB = 5 cm = 0,05 m
A 20 cm dan jari-jari gir B 5 cm, hitunglah
A = 10 /
kecepatan sudut gir B jika gir A diberi Dit B ?
kecepatan sudut 10 rad/s.!
Jawab
Pada system hubungan roda dalam
soal menggunakan peramaan
vA =
. = .
1

102
10 0,2 = . 0,05
20
=
= 400 /
1
0,05
Jadi kecepatan sudut roda B adalah
400 rad/s
1

ystem yang dimanfaatkan dalam mesin Dik


penggiling padi menggunakan 4 buah roda
= 6
yang terpasang seperti gambar di bawah ini,
= 15
jika roda A berjari-jari 6 cm, roda B berjari = 4
jari 15 cm, roda C berjari-jari 4 cm, dan jari = 20
jari roda D adalah 20 cm, berapakah
1
= 15 /
kelajuan linear roda D jika roda A di putar Dit
dengan kecepatan sudut 15 rad/s?
?
Jawab
Karena
roda
B
dan
A
bersinggungan, maka kelajuan
linear keduanya sama maka
1
= = .
=15 6 = 90 cm/ s
Karena C dan B di hubungkan
dengan sabuk maka kelajuan linear
keduanya sama
= = 90 cm/s
Karena roda D dan roda C seporos,
maka kecepatan sudutnya sama
1
=

90

= = 4 = 22,5

Jadi kelajuan linear D


=
= 22,5 20 = 450 /
Jadi kelajuan linear roda D adalah
20 cm/s
1
21

Skor Maksimum
=

Lampiran 2
Kisi-Kisi Penulisan Instrumen SOAL

Tingkat Pendidikan

: X SMA

Mata Pelajaran

: Fisika

Alokasi Waktu

: 60 menit

Kompetensi Dasar

: 3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologgi
4.5 Menyajikan ide / gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)

No

Kompetensi dasar

Indikator

Aspek kognitif ( C4)


membedakan

Jumlah

mengorganisasi

menghubungkan

soal

1 dan 2

Menganalisis besaran-besaran
Menganalisis besaran fisis

gerak melingkar beraturan

pada gerak melingkar dengan

secara kuantitatif

laju konstan dan penerapannya

Menganalisis konsep

dalam teknologgi

percepatan sentripetal pada

gerak melingkar beraturan


Menyajikan ide / gagasan

Menganalisis prinsip roda-roda

terkait gerak melingkar

yang saling berhubungan secara

5 dan 6

(misalnya pada hubungan roda- kualitatif


roda)

103

Total

KISI-KISI INSTUMEN SOAL PENELITIAN


NO
1

Indikator soal
Menganalisis besaranbesaran fisis frekuensi,
Periode dan kecepatan
sudut, gerak melingkar
beraturan secara
kuantitatif

Soal

Jawaban

Pensekoran

Sebuah pentil menjadi titik acuan Dik


sepeda motor balap yang berputar Perpuindahan sudut = 1200

1200 putaran dalam 2 menit. Selang waktu = 2


Tentukanlah

frekuensi, Periode

= (2 ) (60

dan kecepatan sudut rata-ratanya


dalam rad/s.?

) = 120

Dit
Frekuensi (f)..?

Periode (T).?
Kecepatan sudut ()?
Jadi
=

1200
=
= 10

120

104

1
1
=
= 0,1
10

= 2 = 2 10 = 20 /
Jadi kecepatan sudut pergerakan pentil tersebut
adalah 20 /

Menganalisis besaranbesaran fisis kecepatan


liniar gerak melingkar
beraturan secara
kuantitatif

Sebuah roda sepeda berputar pada Dik


240 rpm (putaran per menit).
Tentukanlah

periode

= 240

60

=4

240 = 240

dan

kecepatan linear sebuah partikel


pada pinggiran roda jika jari-

Frekuensi () jumlah putaran dalam satu

jarinya 0,4 m.?

sekon jadi
=4

= 4

Dit
Periode (T) dan kecepatan linear ()
jawab
Periode (T) kebalikan frekuensi
1 1
= = = 0,25
4
Kecepatan sudut ()

= 2 = 2 4 = 8 /
105

Kecepatan linear ()
= = 8 0,4 = 3,2 /
Jadi kecepatan linearnya adalah 3,2 /
3

Menganalisis
percepatan

konsep Sebuah roda pada sepeda bergerak dik


sentripetal melingkar beraturan pada kelajuan Kelajuan linear () = 1,2 /

pada gerak melingkar linear 1,2 m/s dengan jari-jari Jari-jari () = 1,8
beraturan

lintasan

1,8

frekuensinya

m,
dan

berapakah Dit
percepatan frekuensi ()

1,2 2
= =
= /
1,8 3

sentripetalnya.?

= 2 =

2
3

= 3 Hz

Percepatan sentripetal ( )
2 (1,2)2
=
=
= 0,8 / 2

1,8
Jadi frekuensi dan percepatan ssentripetalnya

adalah 3 0,8 /

106

Menganalisis besaranbesaran fisis kecepatan


linear gerak melingkar
beraturan secara
kuantitatif

Empat

buah

roda

sebuah Dik

kendaraan mini bus memiliki jari- Kendaraan memiliki empat buah roda yang
jari 25 cm. suatu ketika kendaraan sejenis, yang di tinjau cukup satu buah roda saja.

tersebut bergerak dengan kelajuan Jari-jari keempat roda sebelum diganti


1 = 0,25

36 km/jam. Berapa kelajuannya


jika roda diganti dengan yang
berjari-jari 30 cm.?

Kelajuan linear,
1 = 36 /

1000
1 = 36

= 10 /
1 3600
Kecepatan sudut,
1
10
1 =
=
= 40 /
1 0,25
Kelajuan mobil jika keempat roda diganti
dengan

yang

berjari-jari

2 = 30 =

0,3 :dengan kecepatan sudut yang sama yaitu


2 = 1 = 40 /,
Kelajuan linear,

2 = 2 2 = 40 0,3 = 12 /
Jadi kecepatan linear roda adalah 12 m/s
5

Menganalisis prinsip
roda-roda yang saling
berhubungan secara
kualitatif

Sebuah

mesin

kompresor Dik

memanfaatkan sistem dua buah

1 = 5 = 0,05

roda yang dihubungkan dengan

2 = 12 = 0,12

sabuk (lihat gambar). Roda yang

1 = 120 /

107

lebih kecil yang berjari-jari 5 cm Dit Periode R2 (T)


diputar mesin pada kecepatan 120 Dua roda yang dihubungkan dengan sabuk
rad/s. tentukanlah Periode

roda memiliki kelajuan linear sama besar. Jadi, kedua

yang lebih besar jika jari-jari roda roda memiliki laju linear 1 = 2
yang lebih besar adalah 12 cm.?

1 = 1 1=(120) (0,05) = 6 /
1 = 2
1 1 = 2 2

(120) (0,05) = 2 (0,12)


6 = 2 (0,12)
2 =

6
= 50 /
0,12

Hubungan periode dan kecepatan sudut adalah


=

Jadi
=

2
50

= 25 = 0,04

Jadi periodenya adalah 0,04


6

Menganalisis prinsip
roda-roda yang saling

Dua buah roda terpasang sepusat Dik jika jari-jari roda A 2 kali dari roda B maka
(lihat gambar), dimana roda A = 2 m

108

berhubungan secara
kualitatif

memiliki jari-jari 2 kali jari-jari = 1


roda B, jika kecepatan linear roda = 10 /
A adalah 10 m/s, berapakah Dit . ?
percepatan sentripetal roda B.!

Dalam kasus ini dua buah roda dalam satu poros,


dimana = jadi
=

10
=
= 5 /

= = 5/

= = 5 1 = 5 /
Jadi =

52
1

= 5 / 2
1

Menganalisis prinsip
roda-roda yang saling
berhubungan secara
kualitatif

Empat buah roda A, B, C, dan D Dik


yang masing-masing berjari-jari

= 9

RA= 9 cm, RB= 3 cm, RC = 50/

= 3

cm, dan RD=5 cm dihubungkan

seperti pada gambar

50

= 5
= 2
Dit

2
=. . . ?

109

2 2
=
= /

2
Karena roda A dan roda B dihubungkan dengan
=

sabuk maka
= = = 9 = 9

Karena roda B dan C seporos maka


= =

9
=
= 3 /

Karena roda C dan roda D dihubungkan dengan


Jiks periode roda A sama dengan 2 sabuk maka
sekon, maka kecepatan sudut roda
D adalah

= = = 3

50
= 150 /

Jadi
=

150
=
= 30 /

Jadi kecepatn sudut Roda D adalah 30 rad/s

110

111
LAMPIRAN 3
HASIL VALIDASI SOAL TIPE A

HASIL VALIDASI SOAL TIPE B

LAMPIRAN 1 C

112

RELIABILITAS A

RELIABILITAS B

113

TARAF KESUKARAN
TSARAF KESUKARAN A

TARAF KESUKARAN B

114

DAYA PEMBEEDA
DAYA PEMBEEDA A

DAYA PEMBEEDA B

115

REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN


REKAPITULASI A

REKAPITULASI B

116

LEMBAR KEGIATAN SISWA 1


GERAK MELINGKAR BERATURAN
Kelas (EKSP)

:.

Kelompok ke

Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.

A. Tujuan :
Mengetahui dan merumuskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar
B. Teori
Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk
lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap
arah percepatan. Arah kecepatan terus berubah sementara benda
bergerak dalam lingkaran tersebut, tampak seperti pada Gambar 1.1.
Oleh karena percepatan didefinisikan sebagai besar perubahan
kecepatan, perubahan arah kecepatan menyebabkan percepatan
sebagaimana juga perubahan besar kecepatan. Dengan demikian,
benda yang mengelilingi sebuah lingkaran terus dipercepat, bahkan
ketika lajunya tetap konstan (v1 = v2 = v).
C. Alat dan bahan
No
1
2
3
4
5

Alat dan Bahan


Rota Time
Roda-roda
Stopwatch
Catu daya
Penggaris

Gambar 1.1, gambar suatu


benda bergerak melalui
sebuah lingkaran

Jumlah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah

D. Permasalahan
Dalam kegiatan ini siswa di harpkan memiliki pengetahuan konsep, dasar dari besaran-besaran
fisis di Gerak melingkar beraturan.

117

Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendahuluan berikut


1. Tentukanlah jari-jari pada roda-roda di bawah ini
lingkaran di bawah ini memiliki diameter 15 cm beapakah jari-jari lingkaran di bawah
ini ubahlah dalam satuan meter.?

d
15
sm

2. Dalam kehidupan sehari-hari, sebutkan 5 aplikasi yang merupakan gerak melingkar


beraturan ?

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran fisika tentang frekuensi.?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran fisika tentang Periode.?

E. Hipotesis
Sebelum melakukan percobaan dan diskusi, tuliskan (kesimpulan sementara dengan bahasa
sendiri) mengenai hubungan-hubungan besaran fisis dalam Gerak Melingkar beraturan
apakah saling berkaitan satu sama lain?

118

F. Prosedur Percobaan
1. Persiapkan alat-alat yang tertera pada tabel C (seperangkat alat Rota Time, Penggaris,
Catu daya, dan stop wach)
2. Ukurlah masing-masing jari-jari roda A dan roda B catatlah hasilnya di tabel percobaan
1
3. Pasanglah roda A pada sumber putaran.
4. Hidupkanlah catu daya ( dalam DC) dalam tegangan 6 volt / 9 volt
5. Setelah roda berputra aktifkan saklar pendeteksi putaran bersamaan dengan stop wach.
Dan catatlah hasil putaran pada tabel, (jumlah putaran dapat di lihat di alat pendeteksi
putaran)
6. Ulangi langkah 3 sampi 6 dengan roda B ( jangan lupa meriset/ mengenolkan kembali
pendeteksi putarannya)
Tabel Percobaan 1.
Waktu
Jari(sekon)
Roda
jari

Jml
putaran
(n)

Periode

T=

Frekuensi

Kecepatan
sudut

Kecepatan
linear

= 2

= .

Percepatan
sentripetal
2
=

5
.
10
B
5
..
10
Dari table percobaan di atas jawablah pertanyaan-pertanyaan diskusi di bawah ini
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dari besarnya Periode (T) dan frekuensi ().
Jelaskan?

2. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kecepatan sudut ().?

119

3. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kecepatan linear ().?

4. Mengapa dalam gerak lurus beraturan (GMB) percepatannya () nol, tetapi pada gerak
lurus melingkar beraturan (GMB) percepatannya tidak sama dengan nol.?

5. Bagaimana hipotesis awal kalian dibandingkan dengan hasil percobaan bandingkan ?


Tuliskan hipotesis yang sesuai dengan teori dan percobaan

G. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan tentang Besaran-besaran fisis dalam
gerak melingkar beraturan

120

LEMBAR KERJA SISWA 2


GERAK MELINGKAR BERATURAN
Kelas

:.

Kelompok ke

Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
A.
1.
2.
B.

Tujuan :
Mengetahui dan merumuskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar
Mengaplikasikan konsep hubungan roda-roda
Teori
Gerak melingkar dapat dipindahkan dari sebuah benda
berbentuk lingkaran ke benda lain yang juga berbentuk
lingkaran, misalnya antara gir dengan roda pada sepeda, gir
pada mesin-mesin kendaraan bermotor, dan sebagainya.
Hubungan roda-roda pada gerak melingkar dapat berupa
sistem langsung yaitu dengan memakai roda-roda gigi atau
roda-roda gesek, atau system tak langsung, yaitu dengan
memakai streng/rantai/pita. Pada Gambar 2.1 menunjukkan
roda I berputar atau bergerak melingkar beraturan hingga roda
II mengikutinya bergerak melingkar beraturan. Hubungan
roda-roda pada gerak melingkar, baik memakai sistem
Gambar 2.1 Hubungan roda-roda (a)
langsung atau tak langsung, kecepatan linier (v) roda tersebut
system langsung, (b) system tak langsung
baik roda I dan II adalah sama, tetapi kecepatan sudutnya ()
berlainan

C. Alat dan bahan


No Alat dan Bahan
1
Rota Time
2
Roda-roda
3
Karet penghubung
4
Stopwatch
5
Catu daya
6
penggaris

Jumlah
1 buah
8 buah
4 buah
1 buah
1 buah
1 buah
------------------------------------------- [

121

D. Masalah
Dalam kegiatan ini siswa di harpkan memiliki pengetahuan dasar dalam melakukan percobaan
hubungan antar roda.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendahuluan berikut
1. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan seharihari system roda tersebut.
a. ..
b. ...
c. ..
2. Dari gambar roda ( di no 1) Menurut kalian, jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya

3. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan sehari-hari
system roda tersebut.
R2

R1

a.
b.
c.
4. Dari gambar roda ( di no 2) Menurut kalian jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya.

5. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan seharihari system roda tersebut.
a. .
R1
R2
b. .
------------------------------------------- [

122

c. .
6. Dari gambar roda ( di no 3) Menurut kalian jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya.

7. Sebutkan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar beraturan?

...................................................................................................................................................
E. Hipotesis
Sebelum melakukan percobaan dan diskusi, tuliskan (kesimpulan sementara dengan bahasa
sendiri) mengenai hubungan antar roda, dimana dalam sebuah sistem roda gigi (gear) yang
ada pada sepeda, seperti gambar di bawah, apa keuntungannya dan kekurangan, ketika roda
gigi belakang di pindahkan ke gigi yang lebih besar dan gigi yang paling kecil.?

F. Prosedur Percobaan
Dalam kegiatan ini siswa akan melakukan demonstrasi yang di bimbing oleh guru,
Dalam melakukan percobaan hubungan antar roda ikutilah prosedur-prosedur di
bawah ini.
------------------------------------------- [

123

1. Siapkanlah alat-alat yang tertera pada tabel poin C


2. Ukurlah masing-masing jari-jari pada roda-roda yang akan kalian gunakan lalu catat
hasilnya pada table di bawah ini
3. Pasang roda di gir warna hijau dan pasang roda di gir warna putih
4. Pasang tali / karet penghubung pada kedua roda tersebut
5. stop wach atur dalam 5 sekon
6. reset detector putaran (dienolkan)
7. Hubungkan dengan catu daya
8. Setelah roda berputar hidupkan saklar detector pada bagian atas, dan bersamaan dengan
itu juga nyalahkan stop wach
9. Setelah 5 sekon matikan saklar detektor putaran dan catat hasilnya pada tabel
Tabel Percobaan 1, waktu pemutaran 5 detik
10. Ulangi langkah 5 sampai dengan 9 dengan system roda yang satu poros. Dan catat
hasilnya pada tabel percobaan 2
Tabel percobaan 1, waktu putaran 5 detik
NO Jari- jari roda
yang di
gunakan (r)

Tegangan .v
Jumlah
putaran (n)

Frekuensi

Periode

Kecepatan
sudut

Periode

Kecepatan
sudut

= 2

Kecepatan
linear
=

1
Roda
2
Roda .......
Gambar hubungan antar rodanya

Tabel percobaan 2, waktu putaran 5 detik


NO Jari- jari roda
yang di
gunakan (r)

Tegangan .v
Jumlah
putaran (n)

Frekuensi

1
Roda
2
Roda .......
Gambar hubungan antar rodanya

------------------------------------------- [

= 2

Kecepatan
linear
=

124

Setelah melakukan percobaan 1 dan 2, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai data
percobaan di atas.
1. Dari data di atas mengenai hubungan roda A dan roda B akan mengalami besaran yang
nilainya sama besaran fisika apakah yang nilainya sama.?
Kesimpulannya

2. Dari data di atas mengenai hubungan roda C dan roda D akan mengalami besaran yang
nilainya sama besaran fisika apakah yang nilainya sama.?
Kesimpulannya

Dalam percobaan 3, buatlah sistem hubungan antar roda seperti di gambar yang ada
dalam tabel,
Langkah-langkah
1. Ukurlah masing-masing roda yang akan di gunakan
2. Buatlah system hubungan antar roda seperti di gambar
3. Resetlah detektor putaran dan atur stop wach dalam 5 sekon
4. Hubungkan ke catu daya, dan aktifkan detektor bersamaan dengan stop wach.
5. Setelah mencapai 5 sekon, matikan saklar detektor dan catat hasil putaran pada tabel
Tabel Percobaan 3, waktu pemutaran 5 detik & tegangan 6 volt
rodaa

Jari- jari
roda (cm)

Jumlah
putaran
(n)

Frekuensi

Periode

Kecepatan
sudut

= 2

Kecepatan
linear
=

A
B
C
D
Gambar hubungan antar rodanya

Setelah melakukan percobaan 2, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai data


percobaan di atas.

------------------------------------------- [

125

1. Setelah melakukan dua percobaan di atas tulislah rumus umum dari persamaan hubungan
antar roda di bawah ini?

2. Bagaimana hipotesis awal kalian dibandingkan dengan hasil percobaan bandingkan ?


Tuliskan hipotesis yang sesuai dengan teori dan percobaan

------------------------------------------- [

126

G. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan tentang hubungan antar roda di atas?

------------------------------------------- [

127

LEMBAR KEGIATAN SISWA 1


GERAK MELINGKAR BERATURAN
Kelas

:.

Kelompok ke

Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.

A. Tujuan :
Mengetahui dan merumuskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar
B. Teori
Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk
lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap
arah percepatan. Arah kecepatan terus berubah sementara benda
bergerak dalam lingkaran tersebut, tampak seperti pada Gambar 1.1.
Oleh karena percepatan didefinisikan sebagai besar perubahan
kecepatan, perubahan arah kecepatan menyebabkan percepatan
sebagaimana juga perubahan besar kecepatan. Dengan demikian,
benda yang mengelilingi sebuah lingkaran terus dipercepat, bahkan
ketika lajunya tetap konstan (v1 = v2 = v).
C. Alat dan bahan
No
1
2
3

Alat dan Bahan


Roda sepeda fleksibel
Stopwatch
Penggaris

Gambar 1.1, gambar suatu


benda bergerak melalui
sebuah lingkaran

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah

D. Permasalahan
Dalam kegiatan ini siswa di harapkan memiliki pengetahuan konsep, dasar dari besaranbesaran fisis di Gerak melingkar beraturan.

128

Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendahuluan berikut


1. Tentukanlah jari-jari pada roda-roda di bawah ini
lingkaran di bawah ini memiliki diameter 15 cm beapakah jari-jari lingkaran di bawah
ini ubahlah dalam satuan meter.?

d
15
sm

2. Dalam kehidupan sehari-hari, sebutkan 5 aplikasi yang merupakan gerak melingkar


beraturan ?

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran fisika tentang frekuensi.?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran fisika tentang Periode.?

E. Hipotesis
Sebelum melakukan percobaan dan diskusi, tuliskan (kesimpulan sementara dengan bahasa
sendiri) mengenai hubungan-hubungan besaran fisis dalam Gerak Melingkar beraturan
apakah saling berkaitan satu sama lain?

129

F. Prosedur Percobaan
1. Persiapkan alat-alat roda sepeda fleksibel dan stop wach
2. Ukurlah jari-jari roda A dan catatlah hasilnya pada tabel 1
3. Putarlah roda A dan amati posisi awal (tanda panah), jika tanda tersebut kembali seperti
semula maka itu adalah 1 putaran.
4. Setelah mencapai waktu yang telah ditentukan, Hitunglah berapa putaran roda A
tersebut berputar. kemudian catat hasilnya pada tabel 1
5. Ulangi kembali langkah 2 sampai 3 dengan roda B.
6. Tentukan besar Periode, Frekuensi, Kecepatan sudut, kecepatan Linear dan percepatan
sentripetal, yang tertera pada tabel
Tabel Percobaan 1.
Roda
JariWaktu
jari
(Sekon)

A
B

..

5
10

..
..

5
10

Jml
putaran
(n)

Periode

T=

Frekuensi

Kecepatan
sudut

Kecepatan
linear

= 2

= .

Percepatan
sentripetal
2
=

Dari table percobaan di atas jawablah pertanyaan-pertanyaan diskusi di bawah ini


1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dari besarnya Periode (T) dan frekuensi ().
Jelaskan?

2. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kecepatan sudut ().?

130

3. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kecepatan linear ().?

4. Mengapa dalam gerak lurus beraturan (GMB) percepatannya () nol, tetapi pada gerak
lurus melingkar beraturan (GMB) percepatannya tidak sama dengan nol.?

5. Bagaimana hipotesis awal kalian dibandingkan dengan hasil percobaan bandingkan ?


Tuliskan hipotesis yang sesuai dengan teori dan percobaan

G. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan tentang Besaran-besaran fisis dalam
gerak melingkar beraturan

131

LEMBAR KERJA SISWA 2


GERAK MELINGKAR BERATURAN

Kelas

:.

Kelompok ke

Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.

A. Tujuan :
1. Mengetahui dan merumuskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar
2. Mengaplikasikan konsep hubungan roda-roda
B. Teori
Gerak melingkar dapat dipindahkan dari sebuah benda
berbentuk lingkaran ke benda lain yang juga berbentuk
lingkaran, misalnya antara gir dengan roda pada sepeda, gir
pada mesin-mesin kendaraan bermotor, dan sebagainya.
Hubungan roda-roda pada gerak melingkar dapat berupa
sistem langsung yaitu dengan memakai roda-roda gigi atau
roda-roda gesek, atau sistem tak langsung, yaitu dengan
memakai streng/rantai/pita. Pada Gambar 2.1 menunjukkan
roda I berputar atau bergerak melingkar beraturan hingga roda
II mengikutinya bergerak melingkar beraturan. Hubungan
roda-roda pada gerak melingkar, baik memakai sistem
Gambar 2.1 Hubungan roda-roda (a)
langsung atau tak langsung, kecepatan linier (v) roda tersebut
system langsung, (b) system tak langsung
baik roda I dan II adalah sama, tetapi kecepatan sudutnya ()
beda
C. Alat dan bahan
No Alat dan Bahan
1
Roda-roda pleksibel
3
Karet/ penghubung
4
Stopwatch
5
penggaris

Jumlah
3 buah
4 buah
1 buah
1 buah

------------------------------------------- [

132

D. Masalah
Dalam kegiatan ini siswa di harpkan memiliki pengetahuan dasar dalam melakukan percobaan
hubungan antar roda.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendahuluan berikut
1. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan seharihari system roda tersebut.
a. ..
b. ...
c. ..
2. Dari gambar roda ( di no 1) Menurut kalian, jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya

3. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan sehari-hari
system roda tersebut.
R2

R1

a.
b.
c.
4. Dari gambar roda ( di no 2) Menurut kalian jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya.

5. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan 3 penggunaan dalam kehidupan seharihari system roda tersebut.
a. .
R1
R2
b. .
c. .
------------------------------------------- [

133

6. Dari gambar roda ( di no 3) Menurut kalian jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah
yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya.

..
7. Sebutkan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar beraturan!

....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
E. Hipotesis
Sebelum melakukan percobaan dan diskusi, tuliskan (kesimpulan sementara dengan bahasa
sendiri) mengenai hubungan antar roda, dimana dalam sebuah sistem roda gigi (gear) yang
ada pada sepeda, seperti gambar di bawah, apa keuntungannya dan kekurangan, ketika roda
gigi belakang di pindahkan ke gigi yang lebih besar dan gigi yang paling kecil.?

------------------------------------------- [

134

F. Prosedur Percobaan
Dalam kegiatan ini siswa akan melakukan demonstrasi yang di bimbing oleh guru,
Dalam melakukan percobaan hubungan antar roda ikutilah prosedur-prosedur di
bawah ini.
1. Siapkanlah alat-alat yang trtera pada tabel poin C
2. Dalam kegiatan ini di lakukan 2 kali percobaan. Dimana masing-masing percobaan
hanya di lakukan 5 detik
3. Dalam percobaan 1, Merupakan percobaan yang sederhana dimana tiap kelompok
hanya melakukan percobaan memakai 2 roda saja, untuk susunan kedua roda tersebut
tiap kelompok membentuk susunannya hubungan antar roda seperti pada gambar yang
telah tertera pada tabel. Setelah melakukan percobaan data-datanya di catat melalui
table percobaan 1.
4. Untuk mengisi tabel percobaan 1 dan 2, susunlah sistem roda seperti gambar, lalu putar
salah satu roda, dan amatilah jumlah putarannya, setelah mencapai waktu yang telah
ditentukan, hitung jumlah masing-masing putaran roda tersebut, kemudian catatlah
hasilnya pada tabel
5. Setelah melakukan percobaan isilah pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada bagian
bawah table
Tabel Percobaan 1, waktu pemutaran 5 detik
NO

Jari- jari
roda yang
di gunakan
(r)

Jumlah
Putaran
(n)

Frekuensi

Periode

Kecepatan sudut

= 2

Roda A
cm
2
Roda B
cm
Gambar hubungan antar rodanya

------------------------------------------- [

Kecepatan linear
=

135

Tabel Percobaan 2, waktu 5 detik


NO

Jari- jari
roda yang
di gunakan
(r)

Jumlah
Putaran
(n)

Frekuensi

Periode

Kecepatan sudut

= 2

Kecepatan linear
=

Roda C
cm
2
Roda D
cm
Gambar hubungan antar rodanya
D
C

Setelah melakukan simulasi 1, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai data


percobaan di atas.
1. Dari data di atas mengenai hubungan roda A dan roda B akan mengalami besaran yang
nilainya sama besaran fisika apakah yang nilainya sama.?
Kesimpulannya

2. Dari data di atas mengenai hubungan roda C dan roda D akan mengalami besaran yang
nilainya sama besaran fisika apakah yang nilainya sama.?
Kesimpulannya

Prosedur percobaan 3
1. Untuk mengisi tabel percobaan 3, percobaan 3 merupakan percobaan yang memakai
hubungan 3 roda sekaligus. Data hasil percobaan 3 di catat pada table percobaan 3.
2. Susunlah sistem hubungan roda seperti pada gambar dalam tabel.
3. Putarlah salah satu roda, setelah stop wach menunjukan 5 detik, hentikan putaran dan
hitunglah jumlah putaran dalam 5 detik itu, kemudian catat hasilnya pada tabel
percobaan 3.

------------------------------------------- [

136

Tabel Percobaan 2, waktu pemutaran 5 detik


NO

1
2

Jari- jari
roda yang
di gunakan
(r)

Jumlah
putaran
(n)

Periode

Frekuensi

Kecepatan sudut

= 2

Roda A
10 cm
Roda B
50
cm

Kecepatan linear
=

15 rad/s
150 cm/s
3 /

Roda C
3 cm
1
4
Roda D

9 cm
2
Gambar hubungan antar rodanya

D
B C

Setelah melakukan percobaan 2, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai data


percobaan di atas.
1. Setelah melakukan dua percobaan di atas tulislah rumus umum dari persamaan hubungan
antar roda di bawah ini (kecepatan apakah yang sama)?
C
D

..=..

..=..

------------------------------------------- [

137

2. Bagaimana hipotesis awal kalian dibandingkan dengan hasil percobaan bandingkan ?


Tuliskan hipotesis yang sesuai dengan teori dan percobaan

G. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan tentang hubungan antar roda di atas?

------------------------------------------- [

LAMPIRAN 5
NORMALITAS PRETES KELAS EKSPERIMEN
Interval
03
47
8 11
12 15
16 19
20-23
Jumlah

Frekuensi
(fi)
5
7
7
6
2
3
30

Nilai
Tengah
(xi)
1.5
5.5
9.5
13.5
17.5
21.5

Z
xi2
2.25
30.25
90.25
182.25
306.25
462.25
1073.5

fi.xi

fi.xi2

7.5
38.5
66.5
81
35
64.5
293

11.25
211.75
631.75
1093.5
612.5
1386.75
3947.5

fi.xi

fi.xi2

Z
-1.5741
-0.9092
-0.2443
0.42052
1.08538
1.75025

-1.0754
-0.4106
0.25431
0.91917
1.58403
2.41511

pi
tabel z
0.4418
0.3159
0.0948
0.1591
0.3599
0.4591

tabel z
0.3577
0.1591
0.0987
0.3212
0.4429
0.4922

Ei
0.0841
0.1568
0.1935
-0.1621
0.8028
0.0331

2.523
4.704
5.805
-4.863
24.084
0.993

(fEi)^2
6.13553
5.27162
1.42803
118.005
487.703
4.02805

X^2
2.43184
1.12067
0.246
-24.266
20.2501
4.05644
3.8392

NORMALITAS PRETES KELAS KONTROL

Interval
25
69
10 13
14 17
18 21
22-25
Jumlah

Frekuensi
(fi)
1
1
3
11
8
6
30

Nilai
Tengah
(xi)
3.5
7.5
11.5
15.5
19.5
23.5

Z
xi2
12.25
56.25
132.25
240.25
380.25
552.25
1373.5

3.5
7.5
34.5
170.5
156
141
513

12.25
56.25
396.75
2642.75
3042
3313.5
9463.5

Z
-3.0417
-2.2083
-1.375
-0.5417
0.29167
1.45833

-2.4167
-1.5833
-0.75
0.08333
0.91667
1.75

pi
tabel z
0.4988
0.4861
0.4147
0.2054
0.1141
0.4251

tabel z
0.492
0.4418
0.2734
0.0319
0.3413
0.4599

Ei
0.0068
0.0443
0.1413
0.1735
-0.2272
-0.0348

0.204
1.329
4.239
5.205
-6.816
1.044

(fEi)^2
0.63362
0.10824
1.53512
33.582
219.514
24.5619

X^2
3.10596
0.08145
0.36214
6.45188
-32.206
23.5268
1.32251

2
2
2
Dalam mengukur uji normalitas ini membandingkan
dengan
, dimana
diperoleh dari tabel distribusi 2 dengan sebesar 5%
dan
2
db = 4-1 = 3 maka di peroleh
= 7,815. Jadi dapat disimpulkan dari kedua data diatas memiliki data yang berdistribusi Normal karena
2
2
<

138

LAMPIRAN 2E
HOMOHGENITAS PRETEST
X
EKSPERIMEN

139

X^2

Y^2

X*Y

KONTROL

16

22

256

484

352

18

18

324

324

324

22

12

484

144

264

14

36

196

84

14

196

28

14

196

36

84

24

20

576

400

480

20

400

36

120

18

12

324

144

216

22

484

36

132

20

14

400

196

280

16

10

256

100

160

22

12

484

144

264

20

18

400

324

360

18

324

12

144

24

14

196

14

196

14

196

36

84

16

256

16

64

14

196

36

84

14

196

64

112

16

256

64

128

16

10

256

100

160

24

576

48

10

100

64

80

26

676

16

104

20

20

400

400

400

10

12

100

144

120

20

10

400

100

200

4 498

289

9092

3808

4756

2 ( )
30 9092 4982
2 =
=
= 5,33
( 1)
30 29
2 ( )2
30 3808 2842
2 =
=
= 6,21
( 1)
30 29
2 6,21
=
= 1,165
2 5,33
Sementara diambil dari tabel distribusi F sebesar 1,84. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut
berdistribusi homogeny karena <
=

140

LAMPIRAN 7 Rekapitulasi Pretes Kelas Eksperimen 1


Interval

Frekuensi
(fi)

Batas
Kelas

Titik
Tengah
( xi )

x i2

fi.xi

f i . x i2
320

24

64

40

57

10

100

40

400

90

1350

8 10

15

11 13

6
7

225

12

19

361

133

2527

14 16

15

20

400

100

2000

17 - 19

18

21

441

63

1323

Jumlah

30

1591

466

7920

141

LAMPIRAN
Rekapitulasi Pretes Kelas Eksperimen 2

Interval Frekuensi (fi )

Batas kelas

xi 2

fi.xi

fi.xi

25

3.5

Tengah (xi )
4.5

20.25

4.5

20.25

69

7.5

8.5

72.25

8.5

72.25

10 13

11.5

13.5

182.25

27

364.5

14 17

11

15.5

26.5

702.25

291.5

7724.75

18 21

19.5

27.5

756.25

220

6050

22-25

23.5

30.5

930.25

213.5

6511.75

Jumlah

30

2663.5

765

20743.5

LAMPIRAN 3B UJI NORMALITAS


DEATA KELAS EKSPERIMEN

Interval
1427
28 41
42 55
56 69
70 83
84-98
Jumlah

Frekuensi
(fi)
8
3
6
3
4
6
30

Nilai
Tengah
(xi)
20.5
34.5
48.5
62.5
76.5
90.5

Z
xi2

fi.xi

fi.xi2

420.25
1190.25
2352.25
3906.25
5852.25
8190.25
21911.5

164
103.5
291
187.5
306
543
1595

3362
3570.75
14113.5
11718.8
23409
49141.5
105316

xi2

fi.xi

fi.xi2

Z
-1.4635
-0.9281
-0.3927
0.14264
0.67801
1.21338

-0.9663
-0.431
0.1044
0.63977
1.17514
1.71052

pi
tabel z
0.4406
0.3238
0.1517
0.0557
0.2517
0.3869

tabel z
0.334
0.1664
0.0398
0.2389
0.381
0.4573

Ei
0.1066
0.1574
0.1915
-0.1832
0.1293
0.0704

3.198
4.722
5.745
-5.496
3.879
2.112

(fEi)^2
23.0592
2.96528
0.06502
72.182
0.01464
15.1165

X^2
7.21051
0.62797
0.01132
-13.134
0.00377
7.15745
1.87747

DATA KELAS KONTROL

Interval
2636
37 47
48 58
59 69
70 80
81-91
Jumlah

Frekuensi
(fi)
3
6
3
10
5
3
30

Nilai
Tengah
(xi)
31
42
53
64
75
86

961
1764
2809
4096
5625
7396
22651

93
252
159
640
375
258
1777

2883
-2.0324 -1.4165
10584 -1.3549 -0.7391
8427
-0.6775 -0.0616
40960
0
0.61588
28125 0.67747 1.29334
22188 1.35493 1.97081
113167

pi
tabel z
0.4788
0.4115
0.2517
0
0.2517
0.4115

tabel z
0.4207
0.2704
0.0239
0.2324
0.4015
0.4756

Ei
0.0581
0.1411
0.2278
0.2324
0.1498
0.0641

1.743
4.233
6.834
6.972
4.494
1.923

(fEi)^2
1.58005
3.12229
14.6996
9.16878
0.25604
1.15993

X^2
0.90651
0.73761
2.15094
1.31509
0.05697
0.60319
5.77031

2
2
2
Dalam mengukur uji normalitas ini membandingkan
dengan
, dimana
diperoleh dari tabel distribusi 2 dengan sebesar 5% dan
2
2
2
db = 4-1 = 3 maka di peroleh
= 7,815. Jadi dapat disimpulkan dari kedua data diatas memiliki data yang berdistribusi Normal karena
<

142

143

LAMPIRAN 9 UJI HOMOGEN DATA POSTTEST


X
Y
KONTROL EKSPER
44
94
74
78
90
94
58
74
62
92
48
90
64
52
66
32
82
36
68
86
62
46
26
24
40
76
62
68
40
22
68
16
44
30
46
24
26
26
70
58
36
56
74
74
56
44
42
14
62
44
86
14
72
46
68
98
60
46
74
14
1770
1568

X^2

Y^2

X*Y

1936
5476
8100
3364
3844
2304
4096
4356
6724
4624
3844
676
1600
3844
1600
4624
1936
2116
676
4900
1296
5476
3136
1764
3844
7396
5184
4624
3600
5476
112436

8836
6084
8836
5476
8464
8100
2704
1024
1296
7396
2116
576
5776
4624
484
256
900
576
676
3364
3136
5476
1936
196
1936
196
2116
9604
2116
196
104472

4136
5772
8460
4292
5704
4320
3328
2112
2952
5848
2852
624
3040
4216
880
1088
1320
1104
676
4060
2016
5476
2464
588
2728
1204
3312
6664
2760
1036
95032

2 ( )
30 112436 17702
=
= 16,615
( 1)
30 29

2 ( )
30 104472 15682
=
= 27,865
( 1)
30 29

2 27,865
=
= 1,677
2 16,615
Sementara diambil dari tabel distribusi F sebesar 1,84. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua
data tersebut berdistribusi homogeny karena <
=

144

LAMPIRAN 3A HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN 1

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

17
18

Nomor Soal
2
3
4

Skor e Yang Dica pai


Siswa
7
7
4
7
7

7
7

7
2

7
7

7
3

7
7
5
3

7
7
4
2

3
4
4
2

Nilai
Ujian

Nama Siswa

AMANAH ANNISA
PUTRI
ANA SHIBAA
HALIILAH IRSAN
ANDRE KURNIAWAN
ANNISA
MARDLOTILLAH
ARIYANI LESTARI
ATHAYA ZELVI SENA
BILQIS SAJIDAH
CITRA EKO
CHANDRA
DEVY
ADLINA
RUSHAFI OKTAVERIN
FAIZ ANGGITAN
NUTHQI
FARAH FAKHIRAH
FATIHAH RAHMA
SARIDEWI
JIHAN ABIYYAH
RANAISTA
KARTIKA NUR
FAUZIYAH
MUHAMMAD CHATIB
FADHLAN
MUHAMMAD
FARHAN
NAUFAL
ZAK A
MUHAMMAD
FARHAN RASYID
MUHAMMAD NABIL
ARRAYHAN M.

Jumlah
8

Skore
47

78.0

39

94.0

7
5

4
7

8
6

47
37

74.0
92.0

7
7
2
2

7
7
2
4

7
5
5
2

8
8
4
1

46
45
26
16

90.0
52.0
32.0
36.0

18

86.0

43

46.0

7
5

3
1

4
2

1
1

3
0

4
2

1
1

23
12

24.0
76.0

38

68.0

34

22.0

11

16.0

30.0

15

24.0

12

26.0

145

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

MUHAMMAD RIZKY
5
MURIA
MUHAMMAD RIZKY
5
RAIS
MUHAMMAD
4
ZULFIKAR
NADHINE SYAHZAN
6
PUTRI HASYA
7
OKTAVIANI
RATNA AFIFAH
5
WIDIATI
RESZA ALDERY
7
RIZQI SULTAN
3
DWIJAKSANA
SARAH SALSABILA
7
HIDAYAT
SEKAR HAPSARI
7
TIRZA ANISA
6
ANDHANI
VEDA HAPSARI
2
AZARIA
JUMLAH
PESERTA 30
TES
Jumlah
171
Skor Maksimal
Rata-rata skor

13

58.0

29

56.0

28

74.0

7
3

7
3

4
2

2
4

7
2

4
1

37
22

44.0
14.0

44.0

4
1

2
1

1
2

5
0

3
0

0
0

22
7

14.0
46.0

23

98.0

7
2

7
3

7
1

7
5

7
4

7
2

49
23

46.0
14.0

ORA NG

101 90
107
10
8
8
8
20 8
10
5.70 3.97 3.90 2.63 3.37 3.57 3.00
Rata-rata
26.13 52.27
119

117

79

Nilai Maksimal (X maks)

49

96

Nilai Minimal (X min)

14

Banyak Data (N)

30

30

Jangkauan (J)

42

42

Banyak Kelas (k)

5.87

Interval Kelas (I)


SD =26,15
MEDAN =41,5
MODUS = 41,5

7.15

5,87

146

LAMPIRAN DATA HASIL POSTTES KELAS EKSPERIMEN 2


PEDOMAN PENSKORAN
Nomor Soal
1

Jumlah
Skore
50

SKORE
1

Skore maksimum

Skore Minimum

No

Nama Siswa

Nomor Soal
2
3
4
5
6
Sk ore Yang Dicapai Siswa

Jumlah

Skala Nilai

10

Skore

Nilai
Ujian

22
37
45
29
31
24
32

44.0
74.0
90.0
58.0
62.0
48.0
64.0

33
41

66.0
82.0
68.0
62.0
26.0
40.0
62.0
40.0
68.0
44.0
46.0
26.0

ADJI BAYU PERMANAADI

AFIFAH ALFAYINAH

AHMAD LUTFI KARIM

AHMAD MUSTOFA KAMAL

ALFIN ANFASA AKMAL

ALHAM BADARU HISYAM

ALIF AKBAR NUR


SAMUDERA
ALYA PUSPITA NINGRUM

10

ANINDIA NUR RIZKITA


AWALIA
DERRYL JUNIOR

11

FADILAH NURHAYATI

12

FAHMI HAMZAH

13

FARA SULTINADYA

14

HANA SYAFIRA

15

ICHSAN MAULANA

16

IRHAM RAMADHAN M

17

IVAN RIZQULLAH MUTTAQIN

18

MUHAMMAD ALAN KASYFI

19

35

70.0

18

36.0

22

5
MUHAMMAD FATHUR
RAHIM
6
MUHAMMAD
HAFIZ
TAUFIQURRAH M
MUHAMMAD
KEMAL E
AFNANDY YOS
4
6
MUTHIA SARI DEWI

34
31
13
20
31
20
34
22
23
13

23

NADYA HAURA NADHIFA

24

NAMIRA MUTHI FATHINA

25

NASIHA NEBRINA

26

NUR AFIFAH AINI

37
28
21
31
43

74.0
56.0
42.0
62.0
86.0

8
9

20
21

147
7

36

72.0

28

RANIA REFORASERA ANDI


TENRI
SYARIFAH NOOR GAMAR

29

WILDAN SYAFIQ NUGROHO

30

ZAHIRA FATIHA

34
30
37

68.0
60.0
74.0

27

JUMLAH
TES

PESERTA 30

ORA NG

Skor Maksimal

162
148
10

114
73
8

Rata-rata skor

5.40

3.80 3.27 4.97 4.70 4.93 2.43

Jumlah

98
8

149
8

20

141
8

1770.0
10

Rata-rata
Nilai Maksimal (X maks)
Nilai Minimal (X min)
Banyak Data (N)
Jangkauan (J)
Banyak Kelas (k)
Interval Kelas (I)

13
30
32
5.87
5.45
SD
MEDIAN
MODUS

29.50

59.00

45

90

26
30
64
5.87
10.89
16.237
56.3
59.4167

148
LAMPINAN 11 UJI N-GAIN EKSPERIMEN
PRE

POST

5&6

5&6

2
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0

14
14
11
12
14
12
7
6
5
11
7
2
12
9
2
0
0
0
2
9
7
9
6
0
8
0
4
14
9
2

PRE
POST
1, 2, &
3
1,2, & 3
SKOR IDEAL
7
21
7
18
6
21
6
16
4
17
3
18
7
13
3
7
6
9
3
18
7
14
5
8
6
20
6
20
0
7
1
7
0
15
0
12
3
10
2
14
3
13
4
20
4
13
5
7
1
13
4
5
2
15
6
21
6
11
5
4

PRE

POST

4&7

4&7

2
1
0
1
3
0
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0

12
7
15
9
15
15
6
3
4
14
2
2
6
5
2
1
0
0
1
6
8
8
3
0
1
2
4
14
3
1

RATARATA

=
NILAI N-GAIN
G > 0,7
0,3 0,7
G < 0,3

N-GAIN
5&6
28
0.461538
0.481481
0.392857
0.428571
0.5
0.428571
0.222222
0.214286
0.178571
0.392857
0.25
0.071429
0.428571
0.269231
0.071429
0
0
0
0.071429
0.321429
0.25
0.321429
0.214286
0
0.285714
0
0.142857
0.461538
0.321429
0.071429

1, 2, & 3
42
0.424242
0.333333
0.441176
0.294118
0.361111
0.405405
0.181818
0.108108
0.088235
0.405405
0.212121
0.085714
0.411765
0.411765
0.175
0.153846
0.375
0.3
0.189189
0.315789
0.27027
0.444444
0.25
0.057143
0.307692
0.027778
0.342105
0.441176
0.147059
-0.02857

4&7
30
0.357143
0.206897
0.5
0.275862
0.444444
0.5
0.142857
0.1
0.133333
0.466667
0.066667
0.066667
0.2
0.137931
0.066667
0.033333
0
0
0.033333
0.2
0.266667
0.266667
0.1
0
0.033333
0.066667
0.133333
0.428571
0.1
0.033333

0.24177

0.26441

0.17868



KRITERIA
TINGGI
SEDANG
RENDAH

149
LAMPINAN UJI N-GAIN KONTROL
PRE
1,2,3

POST

PRE

POST

1,2,3

4,7

4,7

SKOR IDEAL

6
4
6
1
1
5
8
6
7
6
6
5
6
5
3
4
3
3
3
6
3
5
7
6
8
5
7
4
4
6

13
14
20
11
15
9
14
10
18
16
18
8
8
11
9
15
9
9
9
14
11
13
14
9
10
15
17
12
9
14

2
3
3
1
0
1
2
2
1
3
2
2
3
3
3
1
2
2
2
2
2
0
1
1
2
0
3
2
1
2

3
9
14
4
7
5
9
9
9
5
11
2
6
8
5
9
5
7
2
8
2
10
4
8
10
14
10
11
7
9

N-GINE
1,2, & 3

4&7

5&6
28
0.214286
0.461538
0.346154
0.481481
0.321429
0.333333
0.269231
0.461538
0.481481
0.423077
0
0.074074
0.153846
0.384615
0.12
0.333333
0.230769
0.192308
0
0.464286
0.115385
0.461538
0.357143
0.111111
0.346154
0.5
0.24
0.291667
0.5
0.461538

42

30

0.194444
0.263158
0.388889
0.243902
0.341463
0.108108
0.176471
0.111111
0.314286
0.277778
0.333333
0.081081
0.055556
0.162162
0.153846
0.289474
0.153846
0.153846
0.153846
0.222222
0.205128
0.216216
0.2
0.083333
0.058824
0.27027
0.285714
0.210526
0.131579
0.222222

0.035714
0.222222
0.407407
0.103448
0.233333
0.137931
0.25
0.25
0.275862
0.074074
0.321429
0
0.111111
0.185185
0.074074
0.275862
0.107143
0.178571
0
0.214286
0
0.333333
0.103448
0.241379
0.285714
0.466667
0.259259
0.321429
0.206897
0.25

0.3074838

0.2023514

0.2031057

NILAI N-GAIN RATA-RATA

SOAL NO
5, 6
1,2,3
4, 7

ASPEK MENGANALISIS
MEMBEDAKAN
MENGORGANISASI
MENGATRIBUSI

SKOR IDEAL
28
42
32

LAMPIRAN 12
PERHITUNGAN DATA HASIL OBSERVASI

indikator
pertemua
1
kelas
eksperimen pertemuan
2
jumlah
skor
kesimpulan
pertemuan
1
kelas
kontrol
pertemuan
2
jumlah
skor

Siswa mengikuti
pembelajaran dengan
tertib

Siswa dapat
antusias
bekerja sama
Situasi
siswa dalam
dengan
pembelajaran
mengikuti
kelompoknya
kondusif
pembelajaran Jumlah

skor

kesimpulan

11

55

cukup

2
5
50
Cukup

3
6
60
cukup

2
4
40
kurang

3
6
60
cukup

10
21
210

50
52.5
52.5

cukup
cukup
cukup

18

90

baik sekali

4
9

3
7

3
8

4
8

14
32

baik
baik

90
Baik sekali

70
Baik

80
Baik

80
baik

320
baik

70
80
ok
berar

baik

150

151

Lampiran 13
Panduan penggunaan alat peraga Rota Time
Alat peraga rota time adalah alat peraga yang dibuat untuk memudahkan guru dalam menjelasan
materi Gerak Melingkar Beraturan, dalam Silabus Kurikulum 2013 terdapat dua kompetensi dasar yang
harus dicapai oleh siswa yaitu Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan
penerapannya dalam teknologi dan Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada
hubungan roda-roda), jadi diharapkan dalam pembuatan alat peraga ini dapat memudahkan guru untuk
menjelaskan konsep-konsep dalam gerak melinggkar beraturan.
Alat dan Bahan dalam percobaan
1. Seperangkat alat Rota Time
a. Kotak pemutar
b. 8 buah roda
c. 2 buah Karet penghubung
2. Catu daya
3. Stopwach
4. Mistar ukur / Penggaris
5. Busur
Bagian-bagian Alat peraga Rota Time
1. Alat peraga ini memiliki 8 buah roda yang berjari-jari berbeda-beda dan memiliki fungsi yang
berbeda pula ( lihat lebih lengkap di penjelasan roda-roda)
2. Alat peraga ini memiliki 4 buah sumber putaran dan salah satunya di hubungkan dengan mesin
(dinamo pemutar) untuk memutarkan roda-roda
3. Alat peraga ini memiliki 3 pendeteksi putaran untuk menentukan jumlah putaran di tiap putaran
roda, alat pendeteksi akan aktif ketika saklar/kontak diatur /digeser ke posisi ON
4. Alat peraga ini membutuhkan sumber energy listrik dari batrai atau lebih baik lagi menggunakan
catu daya.
Berikut ini adalah panduan cara-cara penggunaan Alat Peraga Rora Time.
1. Sediakan seperangkat alat Rota Time beserta alat-alat pelengkapnya
2. Pasang roda pada pusat putaran dengan posisi yang benar (hati-hati dan perlahan-lahan dalam
memasang dan melepas roda)
3. Atur formasi roda sesuai yang diinginkan dalam pembentukan hubungan antar roda
4. Hubungkan kabel penghubung penggerak pada sumber tegangan untuk memutar roda
5. Jika roda sudah mulai berputar dengan setabil, geser kontak di posisi ON untuk mengaktifkan
detektor penghitung putaran dalam waktu yang sama atur/ tekan stopwatch untuk mengatur waktu
yang di inginkan
6. Setelah waktu yang diinginkan, geser kembali kontak detektor untuk mencatat jumlah putaran,
jangan lupa waktu juga di catat
7. Lepaskan / putuskan hubungan kabel dengan sumber tegangan
8. Setelah data-data diperoleh, data dapat diolah sesuai perintah atau persamaan yang terdapat pada
LKS.

152
ALAT PERAGA ROTATION TIMER

153
PROSES PEMBUTANA ALAT PERAGA

154
RUMUS-RUMUS DALAM GERAK MELINGKAR BERATURAN

155

Keterangan jenis-jenis roda pada alat Peraga Rota Time


Pada alat Rota Time terdapat 8 buah roda yang dimana memiliki jari-jari dan fungsi yang
berbeda-beda, dan roda-roda ini dapat mewakili berbagai jenis variasi system hubungan antar roda,
dan roda ini juga dapat mewakili untuk penjelasan mengenai besaran-besaran dalam gerak melingkar
beraturan, berikut adalah penjelasan mengenai roda-roda dari Rota Time
1. Roda A digunakan untuk hubungan antar roda yang dihubungkan dengan sabuk/ karet. (lihat
gambar 1.1)
2. Roda B digunakan untuk hubungan antar roda yang dihubungkan dengan sabuk / karet. (Lihat
gambar 1.1)
3. Roda C merupakan roda ganda dimana terdapat dua roda yang terpasang secara sepusat, dan roda
C ini berfungsi selain untuk menghitung hubungan roda sepusat juga berfungsi sebagai roda
penghubung untuk 2 roda sekaligus.( Lihat gambar 1.2)
4. Roda D merupakan roda yang berfungsi hanya untuk di gunakan dalam mencari / menjelaskan
konsep besaran-besaran dalam GMB saja. ( lihat gambar 1.3)
5. Roda E digunakan untuk hubungan antar roda yang bersinggungan dengan roda F (lihat gambar
(1.4)
6. Roda F digunakan untuk hubungan antar roda yang bersinggungan dengan roda E (lihat gambar
(1.4)
7. Roda G merupakan roda terkecil dalam Rota Time, roda ini digunakan untuk hubungan antar roda
yang di hubungkan dengan sabuk / karet. (lihat gambar 1.1)
8. Roda H merupakan roda yang terpasang 3 roda sekaligus secara sepusat, roda ini tidak bias di
gunakan untuk hubungan antar roda yang di hubungkan dengan karet / secara bersinggungan. (
lihat gambar 1.5)

156

Gambar 1.1

Gambar roda C dan fungsi roda C


Gambar 1.2

Gambar roda E & F


Gambar 1.4

Gambar roda D
Gambar 1.3

Gambar roda H
Gambar 1.5

157

Lampiran 14
Foto-Foto Kegiatan Penelitian
Kelas Eksperimen 1

Kelas Eksperimen 2

Praktikum Pertemuan 1

Praktikum Pertemuan 1

Praktikum Pertemuan ke 2

Praktikum Pertemuan ke 2

Ujian Pengambilan data Post Test

Ujian Pengambilan data Post Test

,@&r
i\lII I
I

KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
FITK

No.

FORM (FR)

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lnddnesia

Dokumen

Tgl. Terbit
No. Revisi:

FITK-FR-AKD-082

01

Hal

Maret 2010

111

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN


Nomor : lJn.ol tF .1 lKM.01 .3t 29691201 4
Lamp.'. Outline/Proposal
Hal : Permohonan lzin Penelitian

Jakarta, 4 November 2014

Kepada Yth.

Kepala MA Pembangunan UIN Jakarta


DiTempat
Assal am u' al ai ku m wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,


Nama

: Ahmad Jahrudin

NIM

:1110016300028

Jurusan

: Pendidikan llmu Pengetahuan Alam

Semester

: 9 (delapan)

JudulSkripsi : Pengaruh Penggunaan Media Alat Peraga Rota Time Terhadap


kemampuan analaisis Siswa Pada Konsep Gerak Melingkar Beraturan.
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset)

di

instansi/sekolah/mad rasah yang Saudara pim pin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut


melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassal am u' al ai ku m wr.wb.

199203 1 001
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan

.{

I rl
i,'l
,

LEMBAR VALIDASI AHLI MEDIA

Alat
Warna alat
Warna roda
Bidang studi
Materi

: Rota Time

Nama

I merah kecoklat-coklatan

; Emas dan merah kecoklat-coklatan


: Fisika

: Gerak Melingkar Beraturan

Akan digunakan di tingkat / kelas : SMA / X (sepuluh)


Tujuan instruksional yang harus di capai dalam penggunaan alat ini melihat dari silabus
kurikulrrm 2013 adadua kompetensi dasar yang harus yang di capai yaitu

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju i<onstan dan penerapannya
dalam teknologi

4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)

Petunjuk:
1. Lembar validasi ini untuk diisi oleh ahli desain

2. Tujuan dari lembar validasi ini

adalah untuk mengevaluasi aspek desain

3. Penilaian diberikan dengan rentangan sebagai berikut:


1

Tidak baik

2 = Kurang baik

: Cukup
4: Baik
5 : Sangat baik
3

4. Mohon diberikan tanda ({) pada kolom !,2,3, 4

atau 5 sesuai dengan pendapat

penilai secara

adil dan objektif. Komentar atau saran mohon dapat diberikan pada kolom yang disediakan.

Sekala nilai

!i'

I"I

,'I',
t

u' ,.

l,

Niiai Angka

Nilai Hurup

Keterangan

80

11.

AmatBaik

60

-79

Baik

40-59

Cukup

20 -39

Kurang Baik

100

LEMBAR VALIDASI DESAIN MEDIA ALAT PERAGA ROTA TIIME

Kesesuaian dengan tujuan

Kemungkinan bertahan lama


Kesesuaian kombinasi warna di dalam
alat peraga yang disaj ikan

Kerapihan media yang dikembangkan

Kerelevanan media ini terhadap sasaran


pelajar siswa SMA
Kemudahan dalam mengoperasikan
media
Kekereatifan dalam rancangan alat
Keakurasian dan sensitif aiat digital
dalam mendeteksi
Kelengkapan kcrelasi atat dal,am
menj elaskan materi (subab -subab)
Kemudahan bahan-bahan untuk di cari

Nilai rata-rata (ntlat

= '#

100 )

Jakarta,

Pakar Media

fi'
I

i'ir

/t

LEMBAR VALIT}ASX I\{ATERI PAI}A ALAT PERAGA

Alat
Warna alat
Warna roda
Bidang studi

: Rota Tirne

Nama

=
.

I nterah kecoklat-coklatan
; Entas dan merah kecoklat-coklatan
: Fisika

: Gerak Melingkar Beraturan

Akan diguuakan di tingkat / kelas : SMA / X (sepuluh)


Tujuan instruksional yang harus dr capai dalam penggunaan alat ini melihat dari silabus
kurikulum 2013

ada dua kompetensi dasar yang harus yang

di capai yaitu

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya

dalam teknologi
4.5 Menyajikanide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)

Petunjuk:
1. Lernbar validasi ini untuk diisi oleh ahli materi

'.

2. Tujuan dari lembar validasi ini adalah untuk mengevaluasi aspek kesesuaian materi

dengan

alatperaga

3. Penilaian diberikan dengan rentangan sebagai berikut:


1

= Tidak baik

: Kurang baik
3 : Cukup
4: Baik
2

: Sangat baik

4. Mohon diberikan tanda (0

pada kolom

1,2,3, 4

atau 5 sesuai dengan pendapat penilai secara

adil dan objektif. Komentar atau saran mohon dapatdiberikan pada kolom yang disediakan.

Sekala nilai

t.
('.
"{,'
,

Nilai Angka

Nilai Hurup

80 - 100

Amat Baik

60 -79

Baik

40-59

Cukup

20 -39

Kurang

Keterangan

i
l

t{*E

LEMBAR VAI,IDASI MATERI ALAT PERAGA ROTA TIMT PADA KONSEP


GERAK MELINGKAR BERATURAN
Skor

Aspek

No

Keterangan
3

Kesesuaian dengan tujuan


2
J

4
5

Kerelevanan media ini terhadap sasaran


oelaiar siswa SMA
Kemudahan dalam mengoperasikan
media
Dapat menj el askan besaran-besaran fi sis
dalam gerak melinekar beraturan
Dapat menjelaskan hubungan antar roda

Kelengkapan korelasi alat dalam


menj elaskan materi (subab-sub ab)
pembelaiaran GMB

t/

Keefi sienan dalam menjelaskan konsep


materi

yl

Jumlah

Nilai rata- rata (nitai

iY
35

,/

100)

q7

Dari hasil nllai rata-rata uji Validasi media alat Peraga Rota Time dengan

kesesuaian

materi,pengujimenyatakanalatpera8aiffi)riaatcocok)untukdigunakandalam
npmhaloiq.o-

l/

u^k

.i$i
I
'i

6rr:..

.T

UJI REFERENSI

Nama
NIM

: Ahmad Jahrudin

Prodi/Semester

: Pendidikan

Judui

: 1110016300028

Skripsi

Fisika/IX

Pengaruh Alat Peraga Rota Time Terhadap Peningkatan


Kemampuan Analisis Siswa Kelas X Pada Konsep Gerak

Melingkar Beraturan

Mohammad Nuh, "Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


I

Permendikbud

N Nomor 65,Jakarta,4 Juni 2013,h.l.

Yudhi Munadi, Media Pembelaiaran, (Jakarta: Gaung


2

(>
la

Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah",

Persada,

z}t)),h.4
Nana Sudjana dan Alunad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung:

PT. Sinar Baru Algesindo, 2002), h. 2.

+--

,v,

Ahmd, Syaf ig Media Pengajaran, (lakarta: Kencana, 2010), hal.


4
6

Azhar Arsyad, Media Pembelaiaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo


5

Persada, 2010), hal. 10.

Hartati. Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk


Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA, Jurnal
Pendidikan, 2010, h. 128-129.

fr
9
8

,v,

Ayomi prasetyarini, dkk, Pemanfaatan Aalat Peraga IPA Untuk


Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP Nnegri I
7

Bulus Pesantren Kebumen Tahun Pelajaran 201212013, .Iurnal


Pendidikan Volume 2, Nomor

',
,t$"

;\,

l,

2012,h.

7.

F,,

Ari"f Ssrdi*ar, dkk, Media pendidikan, ( Jakarta : PT' Rajawali


8

Pres, 201 1), h . 4.

?
'WM,i-

Ari"f S. S.rdi,-?|r.,
1

d.'kk.,tttndia Pendidikan,

(lakarta: Rajawali

Pres, 2010),h.ll-12.

Raya"dra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran,


2

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2012),h.12'

R"y""dr" Ary"., Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran,


(Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 13.

Ri.h Etr4 "P."garuh Alat


4

Peraga Sederhana six

,p
ffilr

ry*,

dt

tr

A.;
\./

In one Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Fluida Statis", Skripsi pada


Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 7. tidak
dipublikasikan

R"y""dru Ar yltar, Kreatif Mengemb angkan Medi a P emb elai ar an,


5

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 13-14.

rin r*yorun modul, "Modul Panduan Pembuatan Alat Peraga


6

Fisika Sederhana Untuk SMA". Jurnal Radiasi, 201 l, h.

R"y""dt, At yhar, K, otif Mengembangkan


7

t0

Press,2010), h. 18.

N"""

'-i

"l
,

20ll),h.2.

S"dJ""q Dasar-Dasar Proses Belaiar Mengajar, (Bandung:

PT. Sinar Baru Algensindo, 2002),h. 100'

S"iat atta"

ketrampialan Berpikir Komplel<s

Imp I em ent a s iny a d al am P emb

e I aj

4;.
,I,C

try

4;,

\ry

ff

,1;,

S.rdJ""a, Dasar-Dasar Proses Belaiar hfengajar, (Bandung:

PT. Sinar Baru Algensindo, 2002),h. 99-100"

,w

fr

aan Ahmad Rivai, Media Pengaiaran, (Bandung:

Sinar Baru Algesindo,

2007), h. 8.

"{
;'$

Pembelaiaran, (Jakarta: Gaung Persada

@dia

e.if
l2

e-

Medi a P embel aj ar an,

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2012)' h. 13.

Nr*
11

"

Nu* S"ai*u
9

l2-l 4'

dan

ar an I P A, (B andung : D epdiknas,

Nunu .,rdiuru, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,


13

l4

15

(Bandung: RosdakarYa, 2008), h- 27 .

Pengaiaran, (Jakarta: Grasindo, 1999),

@
cet. IV, h.246.

Landasan untuk Pembelaiaran Pengaiaran dan Asesmen: Revisi


Talrsonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihatno (Yogyakarta:

h'

Pustaka Pelajar, 2010),

120.

Landasan untuk Pembelaiaran Pengajaran dan Asesmen: Revisi


Talrsonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihatno (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010),

Landasan untuk Pembelaiaran Pengaiaran dan Asesmen: Revisi


Talaonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihatno (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010),

18

t9

20

2t

22

h.l2l.
kelima, Terj. dari Physics. oleh

@aiti

Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.132'

Fisika, (Jakarta: PT Primatika Cipta

@iade
Ilmu, 1996),h.235.

24

kelima, Terj. dari Physics. oleh

@axi

Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.134'


Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X,

(Jakarta: Erlangga, 2008), h. 67.

(Jakarta: Erlangga, 2008), h.61.

-t

$"1
;'i,'
t
.".'

-!
.4

kelima, Terj. dari Physics' oleh

@axi
H

t
fr
&

Ilmu, 1996),h.236.

Yuhil za

Fisika, (Jakarta: PT Primatika cipta

@iade

Marthein Kenginan, seribu Pena b'isika untuk ;MA/MA ttetas A,


23

anum,

(J

h.120.

Lorin W
t7

and David R. Krathwol (eds), Kerangka

ffi
16

4i

akarta : Erlarrgga,

00

), h'

13

4'

fr

tt
F:
,t-

W
P,

F,

fi

I f,,

Marthein Kenginan, Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X,


25

(Jakarta: Erlangga, 2008), h. 67 .

Marthein Kenginan, Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X,


26

(Jakarta: Erlangga, 2008), h. 67 .

Marthein Kenginan, Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X,


27

(Jakarta: Erl,atgga, 2008), h. 67 .

Giancoli, Fisika
28

3l

Jilid I Edisi kelima, Teq. dari Physics. Oleh

Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga, 2A0l), h.133.

Giancoli, Fisika
30

dari, Physics. Oleh

Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.l33.

Giancoli, Fisika
29

Jilid I Edisi kelima, Teq.

Jilid I Edisi

lcelinta, Te4. dat'r Physics. Oleh

Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.134.


Marthein Kenginan, Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X,
(Jakarta: Erlangga, 2008), h. 67 .

Marthein Kenginan, Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X,


32

Marthein Kenginan, Seibu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X,


JJ

(Jakarta: Erlangga, 2008), h. 67.

Hartati, Pengembangan Alat Perag Gaya Gesek Untuk


34

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA" Jurnal


Pendidikan Fisika, Pekalongan,2010, h. 128.

Ayomi Prasetyarini, dkk, Pemanfaatan Alat Perga IPA Untuk


Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP I Bulus
35

Pesantren Kebumen Ttahun Pelajaran


Pendidikan, Vol. 2, Nomor

l,

tr
9

,w-

V.

4",

F,

Ia
d

(Jakarta: Erlangga, 2008), h. 67.

20121201,

ln

y-

ft
o

+-,

v,
p,
1",

p,

Jurnal

2012,h. 7.

Nanang Khoirudin, dkk, Pengembangan Media Pembelajaran


Dengan Menggunakan Aplikasi Mindiet Mindmanager 9 Untuk
36

Siswa SMA Pada Pokol Bahasan Alat Optik Jurnal Pendidikan

Fisikn, solo,2013, h.
37

,'l$,
r
,

Pagunanto

& Joko

1.

Sefan, Penggunaan Aalat Peraga Multy Board

F,

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA-FISIKA Pada Siswa Kelas

Jurnal

t-

Derek, Alexander Muller, Designing Effective Multimedia for

v,

VIII Adi SMP Negri 5 Demak Tahun Pelajaran

20OB12OO9,

Pendidikan Fisika, Semarang, 2010, h. 68.


38

Physics Education, Thesis, Sydney, Australia, 2008, p. ix.

Sukarno & Sutarman, The Development of Light Reflection Props

AS a Physics Learning Media in Vocational High School Number


39

6 Tanjung Jabung Timur, International Journal of Innovation and

q-

,v,

Scienti"{ic Research, Bandung: 201 4, h. 346.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitutif, dan R & D). (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 114.


Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif
2

Kualitatif, dan R & D). (Bandung: Alfabeta, 2007), h. I16.

,V,

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Renika Cipta,


J

2010), h.173.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Renika Cipta,


4

2010), h.174.

P,

Kualitatif, dan R & D),(Bandung: Alfabeta, 2007),h. 61.

4,,

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (P endekatan Kuantitatif,

,V

t)

+;

F"

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Renika Cipta,


5

2010), h. 183.
Sugiyono, M et o de P eneli ti an P endi diknn (P endekatan Kuantitatif

Kualitatif, dan R & D), (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 61.

Nana Syaodih, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: PT


8

Remaj a Rosdakarya, 201 0), h. 230.

Suharsimi Arikunto, D as ar -D as ar Ev aluasi P endidiknn,


9

,r"

t.:

''[I
-l

(J

akatta;

PT Bumi Aksara, 2012),h.42.

Suharsimi Arikunto, D as ar-D as ar Ev aluasi P endidikan,


10

y.

PT Bumi Aksara, 2012), h. 80.

(J

a_

akarta:

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Renika Cipta,

t1

t2

2010), h.213.

t4

b
CL
a

+;.

l*-

Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: PT

o-

Bumi Aksara, 2012), h. 223

4-

4{.

PT Bumi Aksara, 2012), h. 89.

PT Bumi Aksara, 2012),h.74.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Renika Cipta,


2010), h.231.

15

t6

t7

Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2012), h. 225.


Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2012), h. 228.


Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidiknn Edisi 2, (Jakarta: PT

18

Bumi Aksara, 2012), h. 232.

t9

Supardi, Aplikasi Statistik dalam Penelitian Konsep Penelitian


yang Lebih Komprehensif, (Jakarta: Smart, 2013), h. 140.

Supardi, Aplikasi Statistik dalam Penelitian Konsep Penelitian


20

yang Lebih Komprehensif, (lakarta: Smart, 2013), h. 138.

Bumi Aksara, 2012),h. 142-143.

Ruseffendi, Statistika
22

Dasar Untuk Penelitian

Pendidikan,

(Bandung: CV Andira Bandung, 1998), h.296.

t v

dan R &

D), (Bandung: Alfabeta,2007),h.273.

E
fr

4*.

L V,
A

t{.

F,

Supardi, Aplikasi Statistik dalam Penelitian Konsep Penelitian


24

yang Lebih Komprehensif, (Jakarta: Smart, 2013), h. 330.

Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains,


25

{.

;'i

':

(Jakarta: PIPA FITK

UIN Syarif Hidayatullah,2006),h. 7l .

4;
p-

Sugiyono, M et o de P eneli ti an P endidikan (pendekatan Kuantit atif,


23

ft ht

Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidiknn Edisi 2, (lakarta:PT


21

4{-

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:

Suharsimi Arikunto, D as ar -D as ar Ev aluas i P endi dikan, (I akarta:


13

,v,

Sugiyono, M et o de P ene liti an P endidikan


26

dan R &

(p

endekatan Kuantitatif,

D), (Bandung: Alfabeta2007),h. 137.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kuantitatif,


27

dan R &

D), (Bandung: Alfabeta,2007),h. 137.

Faturrohman, dkk, Strategi Belaiar Mengajar, (Bandung: Refika


I

Aditama, 2007), h. 55.

tr-

ft

F,

4*

W-

Pagunanto, dan Joko Sefan, Penggunaan Alat Peraga Multy Board

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Siswa Kelas


2

VIII A di SMP Negeri 5 Demak Tahun

Pelajaran 200812009,

Jurnal Pendidikan, Vol 1, No 1, 2010. h. 68.

Lorin W. Anderson and David R. Krathwol (eds), Kerangka


Landasan untuk Pembelaiaran Pengajaran dan Asesmen: Revisi
J

Te{. Agung Prihatno (Yogyakarta:

fr

Hartati, Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk


Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA, Jurnal

Talrsonomi Pendidiknn Bloom,

l*"

Pustaka Pelajar, 2010), h. 122.

Pendidikan Fisikn,6,2010. h. 128.

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belaiar Mengaiar, (Bandung:


5

PT. Sinar Baru Algensindo,

20ll),h.99.

Lorin W. Anderson and David R. Krathwol (eds), Kerangka


Landasan untuk Pembelaiaran Pengajaran dan Asesm.en: Revisi
6

Talrsonomi Pendidikan Blootn, Terj. Agung Prihatno (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2010),

h.124.

4;"

Lorin W. Anderson and David R. Krathwol (eds), Kerangka


Landasan untuk Pembelaiaran Pengaiaran dan Asesmen: Revisi
7

Pustaka Pelajar, 2010),


8

'4

$1

l,'iI
'i

F,

Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihatno (Yogyakarta:

h.125.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta.

ry-

rY,t

ffi
H

2010), h.195.

Umra Iwa Devi, dkk, Penerapan Pembelajaran Konstektual Untuk


Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Materi Aljabar
9

Kelas

VIII-B SMP Negeri

10 Malang, Jurnal

Bali

Siswa

Pendidiknn,20l2,h.

6.

Zulfianr, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran


10

Sains, (Jakarta: Lernbaga Penelitian

UIN Syarif Hidayattullah Jakarta,

P,

2009),h.103-104

Yang mengesahkan,

Pembimbing

Perrbimbing

II

l'
(1" --

rrN
\

Fathiah Aletas. M. Si
NrP. 19790309 20081 2 016

i,S
ifl,

n'
t.l
l::

NIP. 19830215 200912 2 008

BIODATA PENULIS

AHMAD JAHRUDIN. Anak kedua dari tiga bersaudara


pasangan Aspari Mamun dan Siti Ajah. Lahir di Bekasi
pada tanggal 4 Maret 1990, bertempat tinggal di Jl. Raya
Sukatani, Kp Srengngseng Jaya RT 02/02 Kelurahan
Sukadarma Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah
ditempuh penulis diantaranya SDN Sukamuliya 01 lulus
tahun 2002, SMPN 1 Sukatani lulus tahun 2005, dan
SMAN 1 Sukatani lulus tahun 2008. Penulis setelah lulus
SMA sempat bekerja selama dua tahun di Industri Jababeka sebagai Karyawan di PT.
KIRIN Dinamika Santosa. Kemudian penulis mencoba mengikuti tes SNMPTN pada
tahun 2010 untuk melanjutkan di Universitas, di tahun 2010 penulis menjadi
mahasiswa di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika.
Moto Hidup. Selalu Tumbuh dan Menumbuhkan (baik di bidang pengetahuan maupun
di dunia sosial).
Skripsi ini menjadi bukti bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk ditempuh,
dimana untuk dapat kuliah saja harus susah payah meyakinkan orang tua yang sangat
tidak setuju unuk saya melanjutkan ke jenjang Universitas, Tapi Alhamdulilah berkat
Rahmat Allah jalan untuk belajarpun dipermudah baik masalah keuangan maupun
masalah materi fisika, yang sebelumnya mungkin bukan dari NOL lagi, tapi Minus,
sungguh saya tidak mengerti apa-apa, tapi Alhamdulilah saya bertemu orang-orang
hebat, yang sudah saya anggap seperti, saudara sekaligus guru saya di kampus, yaitu
Marwaji yang selalu setia mengajarkan dengan sabar dan Ikhlas. Selesainya Skripsi
ini bukanlah akhir, tapi merupakan langkah awal untuk ke tingkat yang lebih tinggi.
Pesan saya kepada teman-teman yang memiliki impian ingatlah kalimat ini Man Jadda
WaJadda, barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil, semoga
tulisan ini dapat bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai