Umur : 35 tahun
Pekerjaan : PNS
Hubungan dgn klien : Ibu kandung
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
a. Alasan masuk rumah sakit : klien masuk rumah sakit dengan alasan sesak nafas
b. Keluhan Utama : sesak nafas, batuk-batuk, nyeri dada
c. Riwayat keluhan utama:
Ibu klien mengatakan bahwa, klien masuk ke rumah sakit dengan alasan
sesak nafas. Sesak nafas yang dialami klien disebabkan oleh Debu yang masuk
melalui saluran pernafasan (allergen inhalan). Pada sore itu klien mengambil
permainan lamanya yang sudah lama tersimpan, permainan tersebut sangat berdebu,
klien memainkan permainan yang berdebu itu. Beberapa saat kemudian klien bersin
dan filek. Ibunya menyuruhnya untuk istirahat. Akan tetapi klien megeluh sesak nafas
ketika klien berbaring telentang di tempat tidur. Sesak ini semakin berat dirasakan
pada waktu saat malam hari di sertai dengan nyeri pada bagian dada. . Untuk
meringankan hal tersebut klien diberi minum air dan di minta untuk istirahat atau
tidur dengan posisi yang tinggi. Keluhan lain yang menyertai yaitu gelisah, keringat
dingin, batuk kering, dan nafas tambahan (mengi/wheezing).
III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Ibu klien mengatakan anaknya menderita penyakit asma sejak berumur 4
tahun. Ibu klien juga mengatakan bahwa anaknya tidak pernah mengalami penyakit
yang parah serta tidak memiliki trauma atau kecelakann. Anaknya mempunyai alergi
terhadap asap rokok, debu dan beberapa jenis makanan seperti udang, coklat, dan es.
Jika klien mengkonsumsi mengkonsumsi makanan atau menghirup asap rokok maka
klien akan mengalami flu dan serangan sesak nafas.
Keterangan :
= laki-laki = meninggal
= perempuan = klien
V. POLA KEGIATAN SEHARI HARI
1. Pola Nutrisi
a. Ibu klien mengatakan pada saat sebelum sakit kebiasaan makannya seperti anakanak sebayanya, selera makan baik, makan nasi, sayur, dan lauk pauk. Frekuensi
makan 3x/hari. Makanan yang disukai yaitu es, cokelat dan buah-buahan, karena
klien menderita asma maka klien mempunyai pentangan makan berupa cokelat
dan makanan es, makanan yang mengandung pengawet dibatasi.
b. Ibu klien mengatakan sejak sakit nafsu makan anaknya menurun bahkan anaknya
tidak mau makan, makannya hanya bubur saja dan hanya bisa menghabiskan 3
sendok saja. Cara makannya pun harus disuapi. Sehingga berat badannya
menurun.
2. Cairan
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya minum apa saja yang disukainya
seperti minuman kaleng, minuman es. Dia setiap hari dia minum sebanyak 8 gelas
air putih atau sebanyak yang dia butuhkan .
b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya minum air putih saja, dibantu dengan
cairan infuse. Cairan yang dibutuhkan sebanyak 1000 cc.
3. Eliminasi ( BAB dan BAK )
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit BAB dan BAK anaknya normal seperti
biasanya. Biasanya BAB dan BAK di WC. BAB 2-3 x/hari, pada waktu pagi hari
dan malam hari, dan BAK hanya 4-6 kali. Tidak ada kesulitan yang dialami.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit BAB tetap berjalan normal, hanya BAK nya saja
yang tidak normal (produksi urin menurun).
4. Istirahat / Tidur
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya selalu tidur siang 3 jam dan tidur
malam 10 jam.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidur siang hanya 1 jam sedangkan pada
malam hari hanya 5-7 jam karena sering terbangun dan gelisah. Bila tidak dapat
tidur, klien biasanya hanya menonton televisi.
5. Personal Hygiene
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya mandi 3x sehari dan menggosok gigi
pada saat bangun tidur, setelah makan dan pada saat akan tidur. Mencuci rambut
3x dalam seminggu dan memotong kuku sekali dalam seminggu. Semua kegiatan
ini dilakukan dengan mandiri, kecuali pada saat memotong kuku biasanya ibu
klien yang mengerjakannya.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya hanya dilap basah 2x/hari dengan
menggunakan air hangat dan menggosok gigi 1x/hari yaitu pagi, tidak pernah
mencuci rambut, belum pernah menggunting kuku, dan semua kegiatannya di
Bantu oleh orang tua klien.
6. Aktifitas / Mobilitas
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit aktifitas anaknya sehari hari yaitu sekolah
dan bermain seperti anak-anak pada umumnya. sepulang sekolah klien mengganti
baju, makan dan tidur. Setelah bangun tidur klien bermain bersama temantemannya.
Malam hari anaknya belajar mulai dari jam 7 sampai jam 9 malam.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidak mampu melakukan aktifitas, karena
sulit bernafas. Kemampuan klien menurun sehingga banyak membutuhkan
bantuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
7. Psikososial
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit, klien tinggal di Lingkungan yang cukup
banyak teman-teman sebayanya, dia berinteraksi dengan anggota keluarga dan
masyarakat disekitar khususnya teman-teman sebayanya.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit, klien susah bicara atau bicara terbata-bata. orang
tuanya membawa klien ke rumah sakit untuk di rawat inap, klien sering bertanya
mengapa dia harus tingal di rumah sakit dan dia sering meminta untuk pulang,.
Klien tampak ketakutan, saat melihat perawat atau dokter yang mendekatinya,
klien mengatakan bahwa dia tidak mau disuntik. Klien sangat gelisah dirumah
sakit bahkan sangat susah membujuknya untuk minum obat.
8. Spiritual
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya sering sholat berjamaah di mesjid dan
mengaji
b. Ibu klien mengatakan pada saat sakit klien tidak dapat sholat dan mengaji.
9. Olahraga dan Rekreasi
a. Ibu klien mengatakan bahwa, Klien sering melakukan olahraga pada pagi hari
bersama keluarga, misalnya jogging atau bersepeda bersama. Klien juga sering
bermain lompat tali pada sore hari bersama teman-temannya. Setiap akhir pekan
juga orang tua klien sering mengajakklien untuk berekreasi.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidak dapat melakukan olahraga dan
bermain lagi karena kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Klien tampak lemah dan gelisah
b. Tanda tanda Vital
- Suhu badan : 39 0C
- TD : tidak dapat diukur karena klien sering menangis saat disentuh.
- BB : 20 kg
- TB : 90 cm
c. Sistem Pernafasan
a. Hidung : simetris kiri kanan
Pernapasan cuping hidung ( + )
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
c. Dada : Bentuk dada : normochest
Diameter antero posterior lebih besar dari diameter
transversal, perbandingan ukuran anterior posterior :
transversal =2:1
Wheezing
Nafas pendek
2. Fungsi Kranialis :
- Kranial I
Klien sulit membedakan bau
- Kranial II
Lapang pandang = gerakan bola mata mengikuti cahaya
- Kranial III, IV, VI
Gerakan bola mata = 6 arah
Pupil = isokor
Refleks kornea = klien menggerakan mata ke lateral
- Kranial V
Sensorik = di kaji tapi klien tidak memberi jawaban
Motorik = tidak di kaji.
- Kranial VII
Sensorik = sulit di kaji
Motorik = simetris wajah kiri dan kanan saat klien menagis
Otonom = sulit di nilai
- Kranial IX
Sulit dikaji
- Kranial X
Gerakan ulvula sulit untuk dikaji karena keadaan pasien yang kurang
memungkinkan untuk pemeriksaan dan pasien sering menangis pada saat pemeriksaan.
- Kranial XI
sternokleidomastoideus = ada tahanan
Trapezius = sulit dikaji karena klien lebih banyak tidur di tempat tidur .
- Kranial XII
Mampu menjulurkan lidah kesemua arah
3. Fungsi Motorik :
a. Masa otot : normal
b. Tonus otot : lemah
c. Kekuatan otot : kekuatan otot melemah
4. Fungsi sensorik : sulit dinilai hanya rangsangan nyeri klien dapat memberi
respon
5. Fungsi cerebellum : sulit dinilai
6. Refleks : sulit dikaji karena klien menangis jika disentuh.
7. Iritasi Meningen : tidak ditemukan
h. System Muskuloskeletal
a. Kepala : bentuk mesocephal
b. Vertebra : lurus, tidak ditemukan lordosis, kyposis, scoliosis, ROM = aktif,
fungsi gerak : aktif
- Perempuan
- Keadaan labia mayora dan minora : bersih , secret tidak ada.
m. System Imun
- Klien alergi terhadap debu, asap rokok, makanan es
- Apabila terjadi perubahan cuaca seperti musim hujan atau dingin , klien akan
merasa sesak (asma lagi)
VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Selama dirawat, belum dilakukan pemeriksaan diagnostik
VIII. PENGOBATAN/ TERAPI SAAT INI
Prednison : 0,5 2 mg/kg/hari, untuk 3 hari (apabila serangan hebat).
Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral.
Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang setiap 20
menit sampai 3 kali.
Efedrin : 0,5 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam
Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
IVFD Dextrose 5 % +nabic + 4:1 (14 tetes/menit).
Ampiciline 4x200mg/IV/6jam
DATA FOKUS
Nama Pasien : An. S. A. K Nama Mahasiswa : Cindra
Umur : 7 tahun N I M : 841409055
Data Subyektif
Data Obyektif
Bersin/Flu
Nadi : 60 X/menit
SB : 390C
Berkurangnya berat badan
minum yang kurang akibat sesak nafas
ANALISIS DATA
Nama Pasien : An. S. A. K. Nama Mahasiswa : Cindra
Umur : 7 Thn N I M : 841409055
Ruang Rawat : VIP
No
1.
2.
D ATA
DS:
Penyebab
klien:
Keringat
Nafas tambahan
otot
dalam
pernapasan
Sulitnya bernafas
usaha pernapasan klien
terhadap sesak nafas
Batuk
dengan
akumulasi mukus.
Terlibatnya
abdomen
Nyeri dada
Gelisah
penyempitan berhubungan
jalan nafas
efektifnya
bronkus
Sesak nafas
Masalah
nafas
Keadaan lemah, sulit
bernafas
Bersin/Flu
Sulit bernafas
DO:
Klien
Memegang
dadanya,
auskultasi
terdengar
tambahan (Wheezing)
RR : 120 X/menit
Nadi : 60 X/menit
0
SB : 39 C
Berkurangnya berat badan
Peningkatan permeabilitas
kapiler ( edema bronkus )
Peningkatan produksi
mukus ( sumbatan sekret )
Kontraksi otot polos
secara langsung atau
melalui persarafan
simpatis ( N.X )
Astma
No
Diagnosa Keperawatan
TGL Ditemukan
1.
TGL Teratasi
18 Maret 2010
produksi sekret.
Yang di tandai dengan :
DS :
Sesak nafas
Nyeri dada
Gelisah
Keringat dingin
Batuk
Nafas tambahan
Tidak mampu melakukan aktivitas
Nafsu makan menurun
Produksi urin menurun
Bersin/Flu
DO:
Klien nampak Sesak nafas (+)
Klien Memegang dadanya, Penggunaan
otot Bantu pernapasan
Ekspresi wajah gelisah
pada
auskultasi
terdengar
bunyi
tambahan (Wheezing)
Sulit bernafas, klien lemah di Bantu oleh
orang tuanya untukmelakukan aktivitas
Tanda-tanda vital:
RR : 120 X/menit
Nadi : 60 X/menit
SB : 390C
Berkurangnya berat badan
minum yang kurang akibat sesak nafas
pasien seringkali bersin/flu
Tgl
Tujuan
Data Penunjang
Gangguan
gas,
pertukaran 1.
tidak
bersihan
jalan
efektif
napas
Rencana Tindakan
mempertahankan 1. Mengauskultasi
bunyi nafas,
spasme bronkus
dengan
mencatat adanya
terjadi dengan
bunyi nafas,
misalnya :
wheezing, ronkhi.
dengan ekspirasi
bunyi
DS :
Oarng
tua
mengatakan
klien
4.
Orang
tua
mengatakan
klien
bahwa
klien gelisah
Orang
tua
mengatakan
klien
nyeri
Orang
tua
mengatakan
klien
bahwa
memantau
Wheezing
berkurang/hilang
bahwa
(asma berat).
2. Takipnea biasanya
mencatat rasio
inspirasi dan
ekspirasi.
ditemukan pada
penerimaan selama
normal
keadaan
umum baik
terselesaikan dalam
klien
frekuensi
pernafasan,
5.
mengi (empysema),
2. Mengkaji /
bagian dada
dapat
sputum
sesak nafas
Klien
mengeluarkan
klien
1. Beberapa derajat
Rasional
waktu 3 hari.
4. Mengobservasi
karakteristik batuk,
menetap, batuk
pendek, basah.
Membantu
strest/adanya proses
infeksi akut.
Pernafasan dapat
melambat dan
frekuensi ekspirasi
memanjang dibanding
inspirasi.
3. Peninggian kepala
tidak mempermudah
fungsi pernafasan
Sesak nafas
Pengguanaan
otot
pernafasan
tindakan untuk
dengan menggunakan
keefektifan
gravitasi.
memperbaiki upaya
4. batuk dapat menetap
batuk.
5. Memberikan air
5.Penggunaan
hangat.
secret
lumen
sempit
kental
jalan
hangat
dan
napas
cairan
6. mengkolaborasi
dapat
menurunkan
obat sesuai
spasme
bronkus.
indikasi.
6.Membebaskan spasme
Bronkodilator
spiriva 11
produksi mukosa
(inhalasi).
Prednison
mengurangi
pembengkakan mukosa
bronkus
Adrenalin
Efedrin
mengurangi
bronkospasme
Aminofilin
untuk dilatasi bronkus,
Ampiciline
mengurangi
bronkospasme
7. Berikan
bronchodilator
dan
meningkatkan bersihan
jalan nafas.
sesuai indikasi
antibiotik
8. Mendorong anak
untuk latihan napas
7. otot pernapasan
efektif
steroid mengurangi
inflamasi
9. Melakukan suction
jika perlu
8.Membantu
membersihkan mucus
10. Melakukan
fisioterapi
11. Memberi posisi
memperbaiki
oksigenasi
9.Membantu
mengeluarkan
secret
yang
dapat
tidak
sekresi,
meningkatkan
ekspansi paru
11.
mengembangkan
ekspansi paru
12. Sebagai sumber data
adanya
perubahan
Hari/Tgl
Selasa
16Maret
KODE
N.DX
/ 1
JAM
IMPLEMENTASI
EVALUASI
08.30
klien mengatakan
08. 40
nafas
09.00
TD : tidak diukur karena anak menolak
09.30
10. 00
12.00
keluarga/ibu
klien
mengatakan klien
masih gelisah.
N: 110x/menit
R: 50 x/menit
ibu
12.00
13. 00
13.30
SB: 37.5 oC
penggunaan
otot
pernafasan (+)
2. Mengauskultasi bunyi nafas, mencatat
adanya bunyi nafas, misalnya : wheezing,
ronkhi
14.00
H/:
Auskultasi : whezzing (+) di bronchus
3. Memberi posisi high fowler atau semifowler
H/ : bantal klien di tinggikan saat tidur
4. Berikan bronchodilator sesuai indikasi
- pernafasan cuping
hidung (+)
- retraksi dada (+)
A:
Gangguan
pertukaran gas
P:
Lanjutkan
intervensi 1,2,5, 6, 7, ,
12
O9.00
keluarga/ibu
klien mengatakan
09.00
jam
10.00
H/:
10.00
walaupun
11.15
ibu
klien
mengatakan klien
N: 100x/menit
masih gelisah.
11.30
R: 48 x/menit
12. 00
12.00
13.45
klien
mengatakan
SB: 36.5 oC
13.00
ibu
mulai
melatih
ronkhi
batuk
efektif
dengan bimbingan
H/:
ibunya
ataupun
perawat
yang
merawatnya.
3. Memberikan air hangat.
O: - sesak nafas (+)
H/: spasme mulai menurun
4. mengkolaborasi obat sesuai indikasi.
Bronkodilator spiriva 11 (inhalasi).
H/ : mengi masih terdengar
- wheezing (+)
-
penggunaan
otot
pernafasan (+)
- pernafasan cuping
hidung (+)
- retraksi dada (+)
5. Melakukan suction
H/: produksi sekrek mulai menurun.
6. . Berikan bronchodilator sesuai
A:
Gangguan
dan
tidak
efektif
indikasi
pola
nafas
sekret
menurun.
7. Penatalaksanaan pemberian
P:
aminophilin
Lanjutkan
intervensi 1,2,5, 6,
9 ,12
sekresi
keluar,
ekspansi
paru
meningkat.
10. Mengkaji / memantau frekuensi
pernafasan, mencatat rasio inspirasi dan
ekspirasi.
H/: pernafasan mulai normal
Kamis
Maret
/18 III
O9.00
09.30
klien mengatakan
bahwa sesak nafas
H/:
10.00
TD : tidak diukur karena anak selalu
10.00
keluarga/ibu
anaknya
sudah
berkurang.
-
ibu
mengatakan
klien
11.15
N: 120x/menit
bahwa
keadaan
anaknya
11.30
R: 40 x/menit
12. 00
SB: 37 oC
12.00
membaik.
.
-
mulai menurun.
O: - sesak nafas (-)
- wheezing (-)
-
klien
bahwa sekreknya
H/:
terdengar
ibu
mengatakan
ronkhi
sudah
penggunaan
otot
pernafasan (-)
- pernafasan cuping
hidung (-)
- retraksi dada (-)
A: Gangguan
pertukaran gas , tidak
efektif bersihan jalan
nafas, dan tidak
5. Melakukan suction
H/: produksi sekrek mulai menurun.
6. . Berikan bronchodilator sesuai
indikasi
H/ : otot pernafasan mulai relaks.
7. Penatalaksanaan pemberian
aminophilin
H/: Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4
kali/24 jam . jalan nafas sudah mulai
bersih
8. Penatalaksanaan pemberian antibiotic
tiap 6 jam.
H/: ampicilin 4 x 200 mg/IV/6 jam
9. Melakukan fisioterapi
H/:
sekresi
keluar,
ekspansi
paru
meningkat.
10. Mengkaji / memantau frekuensi
pernafasan, mencatat rasio inspirasi dan
ekspirasi.
H/: pernafasan normal
RESUME KEPERAWATAN
Nama Klien : An. S. A. K Diagnosa Medis : Asma Bronchial
Umur :7 tahun Ruang Rawat : VIP
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl Masuk RS : 15 Maret 2010
Agama : ISLAM Tgl Keluar RS : 19 Maret 2010
Alamat : Jln. Cendana
1. Masalah Keperawatan pada saat pasien dirawat :
- Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola nafas
berhubungan dengan bronkospasme, edema mukosa dan meningkatnya produksi
sekret.
- Ganguan personal hygene berhubungahn dengan anak yang tidak kooperatif
2. Tindakan Keperawatn selama dirawat :
a. bersihkan jalan nafas yang efektif berhubungan dengan penumpukan secret.
- Mengauskultasi bunyi nafas, mencatat adanya bunyi nafas setiap 6 jam misalnya :
wheezing, ronkhi.
- Mengkaji / memantau frekuensi pernafasan, mencatat rasio inspirasi dan ekspirasi
setiap 6 jam
- Memberikan/menganjurkan untuk minum air hangat.
- Memberi posisi high fowler atau semi-fowler misalnya peninggian kepala.
- Membantu klien untuk mengeluarkan secret.
- Pemberian obat/ kolaborasi.
b. gengguan personal hygene berhubungan dengan anak yang tidak kooperatif
- Membina hubungan saling percaya dengan anak/klien.
- Menganjurkan dan mengajarkan kepada keluarga agar anak dimandikan/dilap dengan
air hangat. Tiap pagi dan sore.
- Menganjurkan keluarga untuk membersihkan dan memotong kuku yang panjang,
menjaga kebersihan rambut, kulit kepala, telinga, dan gigi.
- Memberi pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri, lingkungan dan pencegahan
terhadap penularan penyakit.
- Menganjurkan agar klien tidak makan makanan yang mengandung es, coklat, udang
yang bisa menyebabkan klien alergi
Gorontalo, 19 Maret 2010
Mahasiswa