Anda di halaman 1dari 3

Stenosis merupakan komplikasi yang paling sering didapatkan dari arteriovenosa (AV) VA (baik AV

fistula dan AV graft) (Beathard G. Complications of vascular access. In: Lamiere N,


Metha R, Eds. Complications of Dialysis Recognition and Management. New
York: Marcel Dekker, Inc.; 2000:1.)
KOMPLIKASI AVF
a
b
c
d
e
f

Hematoma/Infiltrasi
Stenosis
Thrombosis
Ischemia/ Steal syndrome
Aneurisma atau Pseudoaneurisma
Infeksi

STENOSIS
Stenosis dapat disebabkan karena aliran darah yang berputar-putar di satu tempat/turbulence,
terbentuknya formasi pseudoaneurysma, adanya luka/kerusakan karena jarum fistula. Indikasi klinis
adanya stenosis diantaranya adalah: episode clotting yang berulang (dua kali dalam sebulan atau
lebih), kesulitan kanulasi fistula (striktur/penyempitan pembuluh), adanya kesulitan pembekuan darah
pada saat jarum fistula dicabut dan adanya pembengkakan pada lengan yang ada AVF nya.

INFLOW STENOSIS
Istilah ini mengacu pada stenosis yang terjadi di cabang arteri dari arteri subklavia ke
anastomotic dan juxta-anastomosis wilayah (12-14), disebabkan oleh kedua lesi aterosklerosis dan
termasuk klasifikasi medial Monckeberg.
ARTERIAL STENOSIS
Gambaran klinis umumnya ditandai oleh tertundanya pematangan di kedua akses distal dan proksimal
(13) (Tab 1)Ini bisa menjadi penyebab yang jarang pada iskemia yang disebabkan oleh AV.( 15,16.)
Pemeriksaan fisik (17) mengungkapkan aliran rendah("Penutup") fistula. Masalah
dalam dialisis yaitu kanulasi yang sulit dan dialisis yang diberikan sedikit (karena aliran pompa darah
yang rendah). Pada pemeriksaan USG, pengurangan aliran ditemukan bersama dengan temuan
ultrasound khas sebuah stenosis arteri (18).
Tab 1 .Inflow stenosis : indikasi dan pilihan pengobatan
Tempat
Gambaran klinis
terjadinya luka
stenosis
INFLOW
Arterial
-pematangan
STENOSIS
yang terlambat
( fistula datar)
-HAIDI
Anastomotic and -Pematangan
juxtaanastomotic yang terlambat
vein
-Aliran menurun
-Asimtomatik

Indikasi
pengobatan

Pilihan
pengobatan

-Kegagalan
pengobatan dini
-Pengobatan
iskemia*+
- Kegagalan
pengobatan dini

PTA

-Memperbaiki
aliran normal dan
dosis dialisis

bedah
proximalization
anastomosis

PTA
atau

Haidi = hemodialisis akses diinduksi iskemia distal; PTA = perkutan transluminal


angioplasty.
* Stenosis arteri proksimal (atas humerus bifurkasi).
+Stenosis arteri ulnaris (anastomosis pada arteri radial).
PILIHAN PENGOBATAN
Perkutan transluminal angioplasty (PTA) adalah pengobatan terbaik dan termudah (Gambar. 2) (1).
Bahkan secara sederhana dan arteri distal mengapur pada lengan bawah, hasil yang sangat baik telah
dilaporkan (19-21). patensi fungsional telah dicapai dalam persentase yang tinggi dari kasus, dengan 1
tahun patensi primer dan sekunder dari 65% -83% dan 86% -96%.
Anastomotic dan juxta-anastomotic vena Stenosis
Ini adalah luka yang paling sering ditemukan di AV fistula (13), yang disebabkan oleh peningkatan
dramatis dari penggeseran tekanan bersama dengan traumatisme bedah karena penciptaan
anastomosis (22, 23)

Inflow stenosis. A) Stenosis arteri radial (panah) proksimal ke distal kiri anastomosis radiocephalic
(transbrachial injeksi kontras).B) Detail angioplasti arteri radial (4 mm x 40 mm, 15 atm) oleh
retrograde Akses melalui vena cephalic. C) angiogram Final.
UPAYA PENCEGAHAN DAN PERAWATAN
Komplikasi stenosis, thrombosis dan aneurisma paling sering terjadi karena adanya kerusakan
dinding pembuluh yang diakibatkan adanya trauma dinding pembuluh. Trauma dinding pembuluh
bisa menimbulkan thrombus, dan penyempitan dinding pembuluh (stenosis). Stenosis bisa
menyebabkan aliran balik dan terjadilah ketegangan dan kerapuhan dinding pembuluh dan terjadilah
aneurisma. Pada aneurisma, pada saat pelepasan jarum fistula terjadilah ketidakadekuatan pembekuan
darah sehingga terjadilah lesi yang lebih besar dan ekstravasasi pembuluh darah. Manajemen
komplikasinya adalah sebagai berikut :
a Upaya Pencegahan
Hindari terjadinya trauma pembuluh darah, baik karena kanulasi atau pada saat pembedahan
Lakukan kanulasi dengan cara berputar pada area akses vaskuler (Rope Ladder)
Lakukan monitoring akses vaskuler dengan baik saat tindakan hemodialisis berlangsung
Lakukan pelepasan jarum fistula dengan benar
b Upaya Perawatan
Jika terjadi stenosis, thrombosis ataupun aneurisma, kolaborasikan dengan dokter Bedah dan
Nephrologist

Lakukan kanulasi bukan pada area stenosis, thrombosis, maupun aneurisma (hindari area
tersebut)
.

Chad Deepa. H., et al., 2009, Hemodialysis Vascular Access Options in Pediatrics : Considerations
for Patients and Practitioners in Educational Review Pediatric Nephrol, USA
Ching Lin C. and Chang Yang W., 2009, Prognostic Factors Influencing The Patency of Hemodialysis
Vascular Access : Literature Review and Novel Therapeutic Modality by For Infrared
Therapy, Departement of Medicine Veteran General Hospital, Taipei, Review Articel Elsevier
Ismail, N. and Hakim, R. 1991. Hemodialysis. D. Z. Levine (ed:), Care of The Renal Patient. 2nd,
W.B. Saunders Company. Pp 220-8
Lawrence P.F., 2008, vascular Acces for Hemodialysis in Adult in Handbook of Dialysis, Fourd
Edition, Saunders Elsevier, Pp 51-53
Noordwijk, J. V., 2001. Dialysing For Life : The Development Of The Artificial Kidney. Netherlands :
Kluwer Academic Publisher
National Kidney Fondation-K/DOQI, 2006, Guidlines for Vascular Access
Sidabutar, R. P. dan Suharjono. 1989. Penanganan pada Pasien Gagal Ginjal Terminal. Jakarta :
Universitas Indonesia
Sukandar, E. 2006. Gagal Ginjal dan Panduan Terapi Dialisis. FK UNPAD/RS Dr.Hasan Sadikin
Bandung
Work Group Vascular Acces, 2006, Clinical Practice Guidelines for Vascular Acces, American
Journal of Kidney Deseases. volume 48 suplemen 1. Pp S176-S247
White J.J., et al, 2008, Temporary Acces for Hemodialysis in Adult in Handbook of Dialysis, Fourd
Edition, Saunders Elsevier, Pp 47-50

Anda mungkin juga menyukai