Anda di halaman 1dari 6

Trianggulasi

Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan dalam memvalidasi data pada
penelitian kualitatif (Patton, 1984) menyatakan bahwa ada 4 macam triangguilasi:
1. Trianggulasi data
Penelitian dengan menggunakan sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang
sejenis atau sama. Sebagai contoh, data tentang kegiatan posyandu yang diperoleh melalui
wawancara dengan kader dapat dibandingcocokkan dengan data yang diperoleh dari masyarakat
yang menjadi pengguna Posyandu
2. Trianggulasi Peneliti
Data sejenis yang dikumpulkan oleh beberapa orang peneliti. Cara praktis yang dapat dilakukan
adalah diskusi antar peneliti untuk membahas suatu data atau fenomena yang ada dalam
kelompok sasaran program. Cara ini akan meningkatkan validitas data yang diperoleh sekaligus
untuk memperkaya analisis.
3. Trianggulasi Metode
Trianggulasi metode merupakan pengembangan data yang sejenis dengan menggunakan metodemetode yang berbeda. Sebagai contoh, data tentang pendapat masyarakat mengenai program
yang dilaksanakan, dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan FGD.
4. Trianggulasi Teori
Pembahasan masalah dengan menggunakan perspektif teori tisyang berbeda. Misalnya, masalah
dalam masyarakat dipandang dari perspektif sosiologis, psikologis dan antropologis.

Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut:


1. Triangulasi Data (Data Triangulation)
Peneliti menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari situasi yang berbeda.
Ada 3 sub jenis yaitu orang, waktu dan ruang.
o Orang, data-data dikumpulkan dari orang-orang berbeda yang melakukan
aktivitas sama.
o Waktu, data-data dikumpulkan pada waktu yang berbeda.
o Ruang, data-data dikumpulkan di tempat yang berbeda.
Bentuk paling kompleks triangulasi data yaitu menggabungkan beberapa sub-tipe atau
semua level analisis. Jika data-data konsisten, maka validitas ditegakkan.
2. Triangulasi Antar-Peneliti (Multiple Researchers)
Pelibatan beberapa peneliti berbeda dalam proses analisis. Bentuk kongkrit biasanya
sebuah tim evaluasi yang terdiri dari rekan-rekan yang menguasai metode spesifik ke
dalam Focus Group Discussion (FGD).
Triangulasi ini biasanya menggunakan profesional yang menguasai teknik spesifik
dengan keyakinan bahwa ahli dari teknik berbeda membawa perspektif berbeda. Jika
setiap evaluator menafsirkan sama, maka validitas ditegakkan.
3. Triangulasi Teori (Theory Triangulation)
Penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan sebuah set data. Penggunaan beragam
teori dapat membantu memberikan pemahaman yang lebih baik saat memahami data. Jika
beragam teori menghasilkan kesimpulan analisis sama, maka validitas ditegakkan.

4. Triangulasi Metodologi (Methodological Triangulation)


Pemeriksaan konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode pengumpulan data yang
berbeda seperti penggabungan metode kualitatif dengan data kuantitatif atau melengkapi
data wawancara dengan data observasi.
Hasil survei, wawancara dan observasi, dapat dibandingkan untuk melihat apakah hasil
temuan sama. Jika kesimpulan dari masing-masing metode sama, maka validitas
ditegakkan.

Manfaat triangulasi adalah meningkatkan kepercayaan penelitian, menciptakan cara-cara inovatif


memahami fenomena, mengungkap temuan unik, menantang atau mengintegrasikan teori dan
memberi pemahaman yang lebih jelas tentang masalah.
Kelemahan utama triangulasi yaitu memakan waktu. Mengumpulkan data beragam
membutuhkan perencanaan lebih besar dan organisasi sumber yang tidak selalu tersedia.
Kelemahan lainnya bias dan konflik kerangka teoritis.

Creswell, JW. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design Choosing Among Five
Traditions. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

Denzin, NK. (1978). Sociological Methods. New York: McGraw-Hill.

Milles, M.B. and Huberman, M.A. (1984). Qualitative Data Analysis. London: Sage
Publication

Patton, M.Q. (2001). Qualitative Research and Evaluation Methods. Thousand Oaks, CA:
Sage Publications.

Teknik Pengumpulan dan Kredibilitas Data Triangulasi


Menurut Sugiyono, teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Menurut Sugiyono ada tiga macam triangulasi yaitu,
1) Triangulasi sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang perilaku
murid, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru,
teman murid yang bersangkutan dan orang tuanya. Data dari ketiaga sumber tersebut, tidak bias
diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi di deskripsikan, dikategorisasikan, mana
pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut.
Data yang telah di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya
dimintakan kesepakatan (member chek) dengan ketiga sumber data tersebut.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu

dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas
data tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih
lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk mestikan data mana yang
dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3) Triangulasi Waktu
Watu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik wawancara
di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data
yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara , observasi, atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga
dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas
melakukan pengumpulan data.
Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada
pemahaman subjek terhadap dunia sekitarnya. Dalam memahami dunia sekitarnya, mungkin apa
yang diungkapkan informan salah, karena tidak sesuai dengan teori, dan tidak sesuai dengan
hukum.
Sedangkan menurut Denzin (1978) dalam Paton mengungkapkan bahwa ada empat tipe dasar
triangulasi : 1) triangulasi data adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian,
sebagai contoh, mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau dengan titik pandang
yang berbeda; 2) triangulasi investigator penggunaan beberapa peneliti atau ilmuan sosial yang
berbeda; 3) triangulasi teori penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat
tunggal data; dan 4) triangulasi metodologis penggunaan metode ganda untuk mengkaji
masalah atau program tunggal, seperti wawancara, pengamatan, daftar wawancara terstruktur,
dan dokumen.
Lebih lanjut Denzin (1978) dalam Patton menerangkan bahwa logika triangulasi berdasarkan
pada dasar pikiran bahwa, tidak ada metode tunggal secara mencukupi memecahkan masalah
faktor penyebab tandingan. Karena setiap metode menyatakan aspek yang berbeda atas realitas

empiris, metode ganda atas pengamatan haruslah dipakai, hal inilah yang disebut dengan
triangulasi.
Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, cetakan kedua, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2009)
http//Eko Sanjaya Tamba.wordpress.com
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cetakan
kesebelas (Bandung : Alfabeta, 2010)

Anda mungkin juga menyukai