0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan1 halaman
Tahrir Fauzi, Studi Analisis Penetapan Awal Bulan Kamariah Sistem Aboge di Desa
Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Skripsi Sarjana Fakultas
Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, 2010
Tahrir Fauzi, Studi Analisis Penetapan Awal Bulan Kamariah Sistem Aboge di Desa
Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Skripsi Sarjana Fakultas
Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, 2010
Tahrir Fauzi, Studi Analisis Penetapan Awal Bulan Kamariah Sistem Aboge di Desa
Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Skripsi Sarjana Fakultas
Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, 2010
Metode Penentuan Arah Kiblat oleh Syekh Nawawi Al-Bantani
Semua yang diciptakan di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Nyamuk, binatang yang terkenal dengan gigitannya yang menyebabkan penyakit demam berdarah ternyata memiliki manfaat. Dalam pembayaran kita mengenal istilah mata uang, baik berupa kertas maupun koin. Teryata koin tak hanya berguna untuk transaksi pembayaran. Dalam sebuah karya ulama besar Indonesia, yakni Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, beliau mahsyur dalam ilmu Fiqh, Tasawuf, Tafsir, Aqidah, dan ternyata dalam salah satu karyanya Syekh Nawawi menciptakan sebuah metode pengukuran arah kiblat menggunakan koin, metode ini terdapat dalam kitab beliau berjudul Maraqil Ubudiyah. Sebagaimana kita ketahui, dalam menghitung arah kiblat kita membutuhkan data-data astronomis diantaranya lintang Makah, bujur Makah, lintang tempat, bujur tempat, Selisih Bujur Makah Daerah (SBMD). Dalam menentukan arah kiblat metode ini memerlukan beberapa langkah sebagai berikut: 1. Menentukan arah utara sejati 2. Setelah diketahui arah utara sejati, Tarik garis dari utara ke selatan dengan benang. 3. Kemudian tarik garis barat dan timur, garis ini diisi dengan koin sebanyak nilai selisih Bujur Makah Daerah (SBMD). 4. Kemudian letakkan koin berdiameter sama sebanyak nilai lintang Makah, letakkan dari titik barat lurus ke utara 5. Letakkan koin berdiameter sama sebanyak nilai lintang tempat dari titik timur lurus ke selatan 6. Terakhir, menarik garis lurus dari ujung nilai lintang tempat ke titik ujung lintang Makah. Maka garis pertemuan tersebut adalah kiblat. Metode pengukuran ini terbilang unik karena tidak diperlukan perhitungan hasil arah kiblat. Kita hanya menggunakan data lintang Makah, lintang tempat serta SBMD. Ini merupakan sebuah penemuan yang luar biasa pada masanya. Dari metode di atas jika dibandingkan dengan hasil pengukuran perhitungan kontemporer seperti spherical trigonometry, pengukurannya menunjukkan kemelencengan sekitar 1 derajat samapi 2 derajat untuk wilayah Indonesia.