Zufialdi Zakaria
KATA PENGANTAR
untuk matakuliah
Geoteknik. Oleh sebab itu tulisan yang disampaikan akan sangat berguna
sebagai pengantar kuliah Geoteknik (3 SKS) pada semester berikutnya..Kuliah
ini juga akan bermanfaat saat mahasiswa mengambil Mata Kuliah Pilihan
Penunjang (MKPP), seperti Geomekanika (2 SKS), Analisis Kestabilan Lereng (2
SKS), Morfotektonik (2 SKS), maupun Kebencanaan Geologi (2 SKS),
Bandung, 2010
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR...
iii
DAFTAR ISI ....
iv
vi
DAFTAR GAMBAR....
vii
DAFTAR TABEL ....
BAB 1
BAB 2
BAB 3
1.1. Pendahuluan.....
1.1.1. Tujuan Instruksional Khusus......
1.1.2. Tujuan Instruksional Umum ...
1.1.3. Materi .
1
1
1
1
2.1. Pendahuluan .
2.1.1. Tujuan Instruksional Khusus....
2.1.2. Tujuan Instruksional Umum .
2.1.3. Materi ..
6
6
6
6
10
11
12
14
POTENSI LAHAN .
16
3.1. Pendahuluan..
3.1.1. Tujuan Instruksional Khusus....
3.1.2. Tujuan Instruksional Umum .
3.1.3. Materi...
16
16
16
16
17
18
19
21
iv
BAB 4
22
4.1. Pendahuluan..
4.1.1. Tujuan Instruksional Khusus....
4.1.2. Tujuan Instruksional Umum .
4.1.3. Materi...
22
22
22
22
22
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN ..
31
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1.1.
Gambar 2.1.
11
Gambar 2.2.
15
vi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1.1.
Tabel 2.1.
13
Tabel 4. 1.
27
28
Tabel 4.2.
vii
BAB 1
FENOMENA GEOLOGI TEKNIK,
KEKUATAN DAN KELEMAHAN GEOLOGI
1.1.
PENDAHULUAN
!!"#
1.2.
PENGERTIAN DASAR
Geologi Teknik adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji gejala
geologi dari aspek kekuatan dan/atau kelemahan geologi, diaplikasikan
untuk kepentingan pembangunan infrastruktur terutama pada tahap
desain dan tahap konstruksi bangunan-bangunan.
Beberapa kajian yang penting untuk geologi teknik, antara lain:
penampang
melintang
Utara-Selatan
P.
Jawa),
jenis-jenis
!$!#
Misalnya :
(BATUAN/TANAH)
MASALAH/KENDALA
MANFAAT/POTENSI
Jenis batuan :
a. Batuan beku
b. Batuan
sedimen
c. Batuan
metamorf
Hampir jarang
bermasalah
urugan batu
Perlapisan sebagai
bidang lemah
juga akifer
Lemah-banyak foliasi,
hancur, biasanya
tertektonik kuat
d. Tanah lunak /
material
Mudah dierosi,
Lempung bentonit
Dayadukung kecil,
Berpotensi kembang-
kerut
!$!#
1.3.
!$!#
!$!#
Geologi
Struktur
Geomorfologi
Tanah
Batuan
ASPEK
Potensi
Kendala
Lereng Selatan
Potensi
Kendala
Pegunungan
Potensi
Kendala
Lereng Utara
Potensi
Kendala
Dataran
Utara
Potensi
Kendala
Pantai Utara
Penampang U-S Jawa Barat dengan potensi dan kendala dalam pengembangan wilayah
Kendala
Gambar 1.2.
Potensi
Pantai Selatan
Selatan
BAB 2
ASPEK KETEKNIKAN
DALAM GEOLOGI TEKNIK
2.1.
PENDAHULUAN
didapatnya
dengan
cara
Classification System).
2.1.3. Materi
-
Sifat indeks
!$!#
klasifikasi
USCS
(unifined
Soil
2.2.
PENGERTIAN DASAR
Metoda pembedaan tanah dalam suatu kategori tertentu merupakan
upaya mengurangi kebencanaan dalam masalah tanah. Sifat-sifat yang
mendasari pembedaan tersebut dinamakan sifat-sifat indeks (index
properties), pengujiannya disebut uji klasifikasi. Sifat indeks dibagi
menjadi :
a. Sifat butiran tanah : Sifat utama dari butiran tanah adalah bentuk dan
ukurannya. Pada lempung adalah karakter mineralogi dari butiran
terkecil.
b. Sifat agregat tanah: Pada tanah tak kohesif sifat agregat terpenting
adalah kepadatan relatif. Pada tanah kohesif sifat terpenting adalah
konsistensinya.
padu ( cemented )
bila terdiri dari satu butir, ukuran butirnya boulder ( 256 mm)
beratnya > 40 kg )
!$!#
Pada
!$!#
tanah
pelapukan
telah
mengalami
transportasi,
disebut
plastisitas.
!$!#
10
Tanah campuran dengan susunan dari dua jenis tanah berbeda, maka
campuran yang dominan dinyatakan sebagai kata benda, sedang yang
sedikit sebagai kata sifat. Contoh : 1) Pasir lanauan, menyatakan tanah
pasir yang mengandung lanau; 2) Lempung pasiran, menyatakan tanah
mengandung sifat-sifat lempung dengan mengandung sedikit pasir.
Secara kualititatif, sifat-sifat agregat pasir dan kerikil dinyatakan dalam
istilah: Loose (lepas), medium (sedang), dan dense (padat). Untuk
lempung, dinyatakan dengan istilah : hard (keras), stiff (kaku), medium
(sedang), soft (lunak). Warna juga merupakan petunjuk bagi perbedaan
karakter tanah. Dalam kondisi geologi tertentu, tanah di lapangan dikenali
dengan ciri-ciri yang khas. Karenanya diberi nama khusus, antara lain:
Tuff, Loess, Modified loess, Tanah diatomeous, Lake marl atau boglime,
Marl, Adobe, Caliche, Bentonit.
!$!#
11
Residual soil
Erosi (transportasi hasil erosi)
Transported soil
Moderatelly weathered
zone
Fresh rock
2.3.
lebih mudah
!$!#
12
Sebagian dari
2.4.
Tanah organik.
Dasar klasifikasi sistem USCS melihat kepada jenis ukuran butir tanah,
yaitu tanah kasar dan tanah halus:
Tanah berbutir halus adalah yang lolos saringan 200 mesh sebanyak
lebih dari 50%.
!$!#
13
Tanah dibagi dalam simbol tertentu (15 simbol), terdiri atas gabungan
atau individu dari simboil-simbol komponen, gradasi dan batas cair (L).
Simbol komponen :
Kerikil (G, gravel),
Pasir (S, sand),
Lanau (M, mo),
Lempung (C, clay),
Organik (O, organic)
Gambut (Pt, peat),
Simbol gradasi :
Bergradasi baik (W, well graded)
Bergradasi buruk (P, poor graded),
Jenis
Tanah
Prefiks
Sub-kelompok
Sufiks
Kerikil
Gradasi baik
GW
Kerikil
Gradasi buruk
GP
Pasir
Lanauan
SM
Pasir
Lempungan
SC
Lanau
ML
Lempung
CL
Organik
OH
Gambut
Pt
!$!#
Simbol
Nama
14
SM
GP
MH
CL
Contoh:
SC
GW
ML
CH
2.5.
!$!#
15
Profil
Deskripsi
Top soil
(organic soil)
Completelly
weathered
zone
Strongly
weathered
zone
Moderatelly
weathered
zone
Partly
weathered
zone
Fresh rock
!$!#
16
BAB 3
POTENSI LAHAN
3.1.
PENDAHULUAN
Kebencanaan geologi
!$!#
17
3.2.
PENGERTIAN DASAR
Pemetaan dalam geologi teknik merupakan faktor yang sangat penting
terutama dalam aplikasinya untuk menunjang perencanaan lahan
termasuk pengkajian bahan bangunan, jaringan jalan raya, sumber daya
mineral/enerji maupun penunjang analisis dampak lingkungan. Kegunaan
lain dari pemetaan geologi teknik adalah untuk mengetahui kondisi
hidrogeologi dan geomorfologi suatu daerah berkaitan dengan kajian
aspek manfaaat (kegunaan) dan aspek kendala (kebencanaan). Ketelitian
peta geologi teknik
masing-masing.
Pemetaan geologi teknik merupakan bagian dari eksplorasi. Sasaran
umum suatu program eksplorasi adalah untuk mengenal seluruh bentuk
lingkungan geologi yang bisa memberikan dampak terhadap konstruksi
maupun pengembangan fisik wilayah/lahan yang diusulkan. Sasaran
khusus adalah :
!$!#
18
Pelapukan
3.3
Airtanah-dalam (groundwater),
Kemantapan fundasi,
Kestabilan lereng,
SKALA PETA
.
Jenis peta-peta pada umumnya tergantung kepada keperluan pemakaian
dan besar skala yang digunakannya, sebagai contoh menurut Dearman
(1991) :
Engineering type, peta jenis ini berskala lebih besar dari 1:5.000.
Informasi yang didapat sangat detail. Jenis peta ini identik dengan
Peta Singkapan Detail berskala besar yang memuat sifat
fisik-
!$!#
19
3.4.
KEBENCANAAN GEOLOGI
Secara umum kondisi geologi dimanapun menyimpan sumberdaya yang
bermanfaat bagi manusia sekaligus menyimpan potensi kebencanaan
yang merugikan manusia. Sumber daya yang menguntungkan terdiri atas
sumberdaya mineral & energi dan sumberdaya lahan/kewilayahan. Yang
pertama
merupakan
material
yang
dimanfaatkan,
yang
terakhir
!$!#
20
faktor
kendala
yang
perlu
dikendalikan,
diturunkan
subsidence
(penurunan)
dan/atau
uplift
(pengangkatan),
!$!#
21
pula berupa proses eksogen (kegiatan atau gaya-gaya yang bekerja dari
luar bumi, seperti pelapukan fisika maupun kimia, erosi, abrasi, iklim, dll.).
Secara ringkas dapat dirumuskan sebagai :
Bg = f (pn, px, g, t)
Bg
pn
px
g
t
= kebencanaan geologi
= proses endogen akibat gaya yang bekerja dari dalam bumi
= proses eksogen akibat gaya yang bekerja dari luar bumi
= kondisi geologi (batuan & lapukannya, bentangalam, stratigrafi dll.)
= waktu
eksogen terhadap suatu kondisi geologi (g) pada suatu waktu (t) tertentu.
Jenis kebencanaan dan intensitas kerusakan akibat bencana yang timbul
sangat dipengaruhi oleh proses, material yang terkena bencana dan
waktu kebencanaan berlangsung.
3.5.
!$!#
22
BAB 4
EROSI DAN ERODIBILITAS
4.1.
PENDAHULUAN
menghitung
erodibilitas
tanah
pada
suatu
lahan
yang
dibuka/dikembangkan.
4.1.2. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa diberikan data daerah yang akan dibuka / dikembangkan
berupa data-data kualitatif dan kuantitatif, misalnya daerah hutan yang
dibuka untuk areal pemukiman/villa. Contoh kasus misalnya pada daerah
pengembangan perumahan di Bandung Utara.
4.1.3. Materi
4.2.
PENGERTIAN DASAR
Dalam setiap pembukaan lahan untuk peletakan bangunan, biasanya
dihitung nilai Buliding Coverage Rratio (BCR), namum BCR dapat juga
dihitung setelah bangunan dibuat.
!$!#
23
erosi
yang
berperan
adalah
struktur
tanah/batuan,
perlapisan, kelulusan air, kadar air, tekstur, komposisi mekanik, jenis dan
sebaran selimut vegetasi serta kemiringan lereng.
Menurut Brady (1974) faktor-faktor erosi yang dipercepat umumnya akan
meliputi : pengaruh curah hujan, faktor tanah (erosibilitas dll.), faktor
topografi (lereng dan drainase/saluran), faktor tanaman penutup dan
faktor pengendali erosi. Menurut menurut Wischmeier & Smith (1960),
laju erosinya dapat dihitung.
!$!#
24
Laju kenaikan erosi (E) didekati dengan Persamaan USLE (Universal Soil
Loss Equation) menurut Wischmeier & Smith (1960) dalam Soemarwoto
(1990) dirumuskan sebagai E = R K L S C P
E=RKLSCP
Dimana :
E
Contoh :
Di sebuah perbukitan landai terdapat sebuah kawasan hutan seluas 500
ha. Seluas 300 ha diantaranya akan dibuka menjadi kebun campuran
dengan jenis tanah setelah dibuka diketahui merupakan tanah latosol
merah dengan nilai faktor erodibilitas tanah, K = 0,12 (nilai untuk tanah
jenis latosol merah, lihat Tabel);
Nilai CPhutan (lihat Tabel) adalah 0,01;
Nilai CPkebun campuran (lihat Tabel) adalah 0,43;
!$!#
25
= 0,41 x H1,09
= 0,41 x (2000)1,09
= 1625,199
= 0,12
= (Lo / 22)0,5
= (25/22)0,5
= 1,066
= ( s / 9)1,4
= (12/9)1,4
= 1,496
CPhutan = 0,01
CPkebun = 0,43
Laju kenaikan erosi setelah daerah tersebut dibuka adalah :
E
= RKLS(CPkebun CPhutan)
= 1625,199 x 0,12 x 1,066 x 1,496 x (0,43-0,01)
= 311,0112 x (0,42)
= 130,625 ton/Ha/tahun
Karena lahan yang dibuka adalah seluas 300 ha, maka jumlah total erosi
yang terjadi pada lahan seluas tersebut adalah :
ET
!$!#
26
dalam
yang
mengandung
pasir
lebih
resisten
terhadap
erosi
kapasitas
Bouyoucos
% Pasir + % Lanau
K = ------------------------% Lempung
!$!#
27
CP
Hutan :
tak terganggu
tanpa tumbuhan bawah, dengan seresah
tanpa tumbuhan bawah, tanpa seresah
0,01
0,05
0,50
Semak :
tak terganggu
sebagian berumput
0,01
0,10
Kebun:
kebun-talun
kebonan
kebun pekarangan
0,02
0,07
0,20
Perkebunan :
0,01
0,07
Rerumputan :
0,01
0,02
0,06
0,65
Tanaman
pertanian :
umbi-umbian
biji-bijian
kacang-kacangan
campuran
padi dengan pengairan
0,51
0,51
0,36
0,43
0,02
Perladangan:
0,28
0,19
Pertanian yang
disertai pencagaran tanah :
mulsa
teras bangku
galengan kontur
0,14
0,04
0,14
Sumber : Soemarwoto, 1990
!$!#
28
Tabel 4.2.
Jenis tanah
Nilai K
Latosol merah
0,12
Latosol merah-kuning
0,12
Latosol coklat
0,26
0,23
0,27
0,16
Gley humic
0,29
Litosol
0,13
Grumosol
0,16
Regosol
0,21
Latosol coklat
0,31
0,31
Hydromorf abu-abu
0,20
Sumber : Soemarwoto, 1990
Contoh :
Tanah-1
Tanah-2
!$!#
29
4.3.
1. Diketahui
data
kasus
pembukaan
lahan
di
Bandung
Utara
Berapa
nilai
erodibiltas masing-
!$!#
30
DAFTAR PUSTAKA
Craig, R.F., (Budi Susilo, ed. Penerjemah), 1989, Mekanika Tanah, ed. 4,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Dikau, R., et.al., 1997, Landslide Recognition, John Willey & Sons, 251 p.
Schwab, G.O., et.al., 1993, Soil and water conservation engineering, John
Willey & Sons, 507 p.
Sowers, G.B. , & Sowers, B.F., 1967, Introductory Soil Mechanics and
Foundations, Macmillan, New York City.
Strahler, A.N., & Strahler, A.H., 1983, Modern physical geography, John
Willey & Sons, 532 p.
Sutedjo, MM., & Kartasapoetra, 1988, Pengantar ilmu tanah, Bina Aksara,
152 hal.,
Terzaghi, K., & Peck, R.B., 1967, Soil Mechanics in Engineering Practice,
2nd ed., John Wiley & Sons, p.3-22,
Zaruba, Q., & Mencl., V., 1969, Landslide and their control, Elsevier Pub.
Co., Amsterdam, 205 p.
!$!#
31
LAMPIRAN
Ringkasan
Materi dan Kajian Utama
PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK
(1) Materi:
-
Kajian:
PENGERTIAN DASAR
KEKUATAN DAN KELEMAHAN
FENOMENA GEOLOGI TEKNIK
" *
#
-#
!
"# # $
& % % # )
# & *&
+
*&
*
& % %!
# #
&
.
! &# # &
&
%
#
*
0
%
!
.
, 0
% % #
%!
# ,%
%# &
/ %# &
& * *&
# # &
& ! % ,
%
&
&
!
,
% !
("
BATUAN / TANAH
RESIDUAL & TRANSPORTED SOIL
PROFIL TANAH RESIDU
KLASIFIKASI TANAH
%
&
!$!#
#
* +
,
( 2( .
%#
,
& * *&
!
*% !
# #
# #
Kajian:
%
%!
!#
%! & 0 .
'
+ *!*&
(2) Materi:
&$
&
%! &
% && %
!
* /
& %
&
!#
&
32
(3) Materi:
-
Kajian:
% % #
&
&/%
#%# &
(
#
& * *&
! %
%
&
"
&
& ! %
&
!
% #
!*
# # &
&
!
%
&#
& ! %
EROSI
3 (
ERODIBILITAS
&
# &
&
,#
#
+-
# &
%
.2 *
*
/
!$!#
&
,#
!
&
0
# !
# &
&
!
# &
&
#
!
(
!
0 &
1
'
* *&
0
#
! %# %
.
& * *&
!
0
# .
Kajian:
!
*
0 .
(4) Materi:
&#
# /*
# +
%
0 &
#
& %
& !
%
&
#
.
%
&
*
.
#!
#
#%
/
'
# &
&