ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ALBERTUS
RACHMAD
WIBOWO
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
ARIF RAHMAN
HAKIM
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
dan BPLH.
EDDY HERMANTO 2016-05-04 14:17:32 Mohon izin menjawab persoalan ke 3, Menurut saya
adapun strategi untuk mengantisipasi masalah
kebakaran hutan ini adalah sebagai berikut : 1.
Memantapkan kelembagaan dengan membentuk
dengan membentuk Sub Direktorat Kebakaran
Hutan dan Lembaga non struktural berupa
Pusdalkarhutnas, Pusdalkarhutda dan Satlak serta
Brigade-brigade pemadam kebakaran hutan di
masing-masing HPH dan HTI; 2. Melengkapi
perangkat lunak berupa pedoman dan petunjuk
teknis pencegahan dan penanggulangan kebakaran
hutan; 3. Melengkapi perangkat keras berupa
peralatan pencegah dan pemadam kebakaran hutan;
4. pelatihan pengendalian kebakaran hutan bagi
aparat pemerintah, tenaga BUMN dan perusahaan
kehutanan serta masyarakat sekitar hutan;
EDDY HERMANTO 2016-05-04 14:19:19 Lanjutan..... 5. Kampanye dan penyuluhan melalui
berbagai Apel Siaga pengendalian kebakaran hutan;
6. Pemberian pembekalan kepada pengusaha (HPH,
HTI, perkebunan dan Transmigrasi), Kanwil
Dephut, dan jajaran Pemda oleh Menteri Kehutanan
dan Menteri Negara Lingkungan Hidup; 7. Dalam
setiap persetujuan pelepasan kawasan hutan bagi
pembangunan non kehutanan, selalu disyaratkan
pembukaan hutan tanpa bakar.
EDDY HERMANTO 2016-05-04 14:22:58 Mohon izin menambahkan jawaban persoalan ke 3,
Adapun upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran hutan di masa depan antara lain : 1.
Melakukan pembinaan dan penyuluhan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pinggiran
atau dalam kawasan hutan, sekaligus berupaya
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
bahaya kebakaran hutan dan semak belukar. 2.
Memberikan penghargaan terhadap hukum adat
sama seperti hukum negara, atau merevisi hukum
negara dengan mengadopsi hukum adat. 3
Peningkatan kemampuan sumberdaya aparat
pemerintah melalui pelatihan maupun pendidikan
formal. Pembukaan program studi penanggulangan
kebakaran hutan merupakan alternatif yang bisa
ditawarkan. 4. Melengkapi fasilitas untuk
menanggulagi kebakaran hutan, baik perangkat
lunak maupun perangkat kerasnya. 5. Penerapan
sangsi hukum pada pelaku pelanggaran dibidang
lingkungan khususnya yang memicu atau penyebab
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDDY HERMANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EDY SUSWANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
EKO KRISTIANTO
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
kelestarian lingkungan
2016-05-04 13:51:28 Lanjutan : 3) Bilamana reklamasi sudah dapat
disepakati untuk dilaksanakan maka mendorong
pengembang reklamasi untuk mengikutsertakan dan
mempekerjakan masyarakat sekitar serta membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, 4)
menghormati nilai-nilai agama, budaya, kesusilaan
dan/atau ketertiban umum dalam penyelenggaraan
kegiatan reklamasi
2016-05-04 13:55:44 Lanjutan jawaban persoalan kedua : Adapun
KHUSUS untuk permasalahan reklamasi di pantai
utara Jakarta, maka Polri harus : 1. Mendukung dan
melaksanakan langkah-langkah penegakan hukum
bilamana ditemukan unsur kejahatan/pidana, baik itu
dengan mendukung KPK dalam melaksanakan
tugas, maupun dengan melaksanakan lidik terhadap
dugaan tindak pidana dalam reklamasi di pantai
utara Jakarta. 2. Meminta dan mendorong
pemerintah untuk mensosialisasikan rencana tata
ruang wilayah sehingga masyarakat bisa mengetahui
dan memahami maksud reklamasi. selain sosialisasi
kepada masyarakat, Pemerintah pusat dan DKI juga
harus mengajak duduk bersama pemerintah daerah
propinsi Jabar dan Banten karena reklamasi akan
berdampak juga terhadap kawasan propinsi tersebut.
2016-05-04 13:58:28 Lanjutan : 3. Mendorong pengembang reklamasi
untuk duduk bersama dengan para ahli lingkungan
guna mendiskusikan Amdal yang telah dibuat serta
dampaknya bagi lingkungan. 4. Disini peran Polri
yang paling utama, yaitu menjalankan tugas pokok
memelihara keamanan dan ketertiban terutama di
sekitar kawasan yang direncanakan untuk
direklamasi, sehingga dapat mencegah terjadinya
konflik sebagai ekses dari rencana Reklamasi.
2016-05-04 14:04:52 Sependapat dengan rekan Tantan Sulistyana bahwa
upaya Polri yang utama adalah mengakomodir
semua kepentingan yang ada dan menghindarkan
terjadinya konflik, dimana mempunyai kewajiban
mengawal kebijakan Pemerintah pusat sehingga
pembangunan tetap berjalan namun konflik sosial
tidak terjadi, seperti melaksanakan kegiatan
preemtif, preventif, penegakan hukum dan
kerjasama lintas sektoral.
2016-05-04 14:08:20 terimakasih atas tanggapan rekan Arif Rahman
Hakim
2016-05-04 14:18:43 Ijin memberikan jawaban persoalan ketiga :
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
HILMAN
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
MUKHLIS
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
CRIME
2016-05-04 13:25:57 Lanjutan : Untuk menangani dampak negatif dari
MEA berkaitan meningkatnya kejahatan trans
nasional crime serta perubahan modus, perlu
diadakan kerja sama polisional antar departemen.
Peraturan Pemerintah no. 68 tahun 2008 telah
diberlakukan, Polri dapat melakukan kerja sama
baik dalam negeri maupundengan luar negeri
2016-05-04 13:28:06 Lanjutan : berkaiatan dengan pencegahan dampak
negatif masuknya orang asing ke Indonesia perlu
dilakukan langkah kerja sama dengan beberapa
kementrian diantaranya Kemenhukam (Direjen
Imigrasi), kemenlu, keminfo, kementraker.
2016-05-04 13:29:08 Lanjutan : Dalam kaitannya dengan kerjasama
pengawasan orang asing, dalam implementasinya
sudah tentu pihak imigrasi perlu bantuan dari
instansi lainya. Saat ini, pihak Imigrasi telah
memiliki tim pengawasan orang asing mulai tingkat
pusat sampai daerah. Yang komposisinya terdiri dari
beragam pihak, baik itu Kepolisian, TNI, Pemda ,
Kejaksaan dan Instansi terkait lainnya. Koordinasi
dan sharing informasi sangat diperlukan. Begitu
juga peran serta masyarakat turut mendukung
tercapainya tujuan pengawasan orang asing,
seringkali informasi pelanggaran keimigrasian
diketahui lebih awal oleh masyarakat setempat.
2016-05-04 13:29:44 Lanjutan : Strategi kerjasama yang dapat dilakukan
diantaranya : 1.Semenjak tahun 2011 (pasca UU
Imigrasi diberlakukan), Polri tidak lagi melakukan
pengawasan orang asing secara administrasi (tidak
lagi menerbitkan formulir a, surat tanda
melapor/STD, surat keterangan lapor diri/KLD,
surat keterangan jalan/SKJ). Namun kedepan perlu
dilakukan evaluasi. 2.Pengawasan yang dilakukan
oleh Timpora dan Kemenkum HAM perlu
melibatkan Polri. Mengingat Tim tersebut hanya
bekerja secara periodik setiap 3 (tiga)bulan dan
dalam pelaksanaanya, tim efektif hanya bekerja pada
tahun 2012 dan 2013 sementara sejak tahun 2014
sampai dengan saat ini belum berjalan secara
optimal. 3.Meningkatkan kerjasama pertukaran
informasi, karena sampai saat ini Polri sulit untuk
melaksanakan pendataan orang asing yang tinggal
yang sudah bukan kewenangannya lagi sehingga
Polri mengalami kendala dalam memenuhi
permintaan dari pihak asing/kedutaan/konsulat
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
tidak boleh main hakim sendiri, bersikap sewenangwenang dan melakukan tindak kekerasan, sebagai
Implementasi salah satu program Quick Win Polri
yang 6 yaitu Polri sebagai Pelopor tertib sosial di
ruang publik.
2016-05-04 13:48:44 Lanjutan : 3.Meredam Potensi Konflik, dengan
melakukan beberapa kegiatan yaitu : a.Memberikan
masukan kepada Pemerintah Daerah dalam
menyusun perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan dengan memperhatikan aspirasi
masyarakat. b.Menerapkan tugas pelayanan
masyarakat dengan prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik di semua titik pelayanan publik.
c.Melaksanakan FGD dalam setiap upaya
menemukan solusi terhadap permasalahan yang
berpotensi terjadinya konflik sosial. d.Proaktif
dalam memediasi para pihak yang berkonflik agar
tidak berkembang menjadi konflik yang meluas.
e.Membangun kemitraan dengan berbagai
komunitas dalam masyarakat melalui kegiatan
Polmas guna mengeleminir potensi konflik.
f.Menegakkan hukum secara tegas, nondiskriminasi
dan menghormati HAM.
2016-05-04 13:49:12 Lanjutan : 4.Membangun Sistem Peringatan Dini
(SPD), dengan melakukan beberapa kegiatan yaitu :
a.Mengoptimalkan peran jajaran Intelkam untuk
melakukan Deteksi Dini, diantaranya dengan
menempatkan 1 anggota Intelkam pada setiap
kelurahan/desa yang memiliki bobot potensi konflik
tinggi dan bersinergi dengan unsur Kominda.
b.Mengoptimalkan Peran Bhabinkamtibmas,
diantaranya dengan menempatkan 1 atau lebih
Bhabinkamtibmas pada setiap Kelurahan/Desa yang
memiliki bobot potensi konflik tinggi
c.Mengoptimalkan peran patrol sabhara, diantaranya
melalui patrol dialogis untuk memperoleh informasi
tentang perkembangan situasi wilayah.
d.Mengoptimalkan peran Polsek sebagai basis
deteksi. e.Membangun komunikasi yang intensif
dengan media massa dan jejaring sosial dalam
rangka memperluas jaringan informasi.
f.Mewajibkan anggota Polri yang bertugas di daerah
potensi konflik untuk membuat Laporan Informasi
tentang berbagai permasalahan yang ditemukan.
g.Mewajibkan anggota Polri memasukkan data pote
2016-05-04 13:49:38 Lanjutan : f.Mewajibkan anggota Polri yang
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
memberikan masukan2016-05-04 13:59:46 terima kasih sdr Rachmat Wibowo yang telah
memberikan tanggapannya
2016-05-04 14:09:25 trima kasih sdr Hilman atas tanggapannya
2016-05-04 14:15:41 Mohon ijin menjawab pertanyaan no 3 : Dahulu
Indonesia sering disebut sebagai paru-paru dunia
karena memiliki area hutan yang sangat luas. Hutan
dianggap memiliki peran sentral sebagai penghasil
oksigen bagi umat manusia. Sayangnya, kasus
kebakaran hutan yang melanda Indonesia membuat
area hutan di Indonesia makin menyempit. Negara
bahkan mengalami kerugian materiil mencapai 200
trilyun rupiah. Jumlah yang sangat fantastis jika
dibandingkan dengan kerugian-kerugian dalam
kasus manapun.
2016-05-04 14:17:33 Lanjutan : Adapun penyebab kebakaran hutan
diantaranya : 1.Kebakaran yang disebabkan oleh
alam 2.Kebakaran yang disebabkan oleh
kesengajaan manuasia
2016-05-04 14:22:12 Lanjutan : Pada hakekatnya penanggulangan hutan
telah diatur dengan jelas di dalam Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor: P.12/Menhut-Ii/2009 Tentang
Pengendalian Kebakaran Hutan. Adapun upaya
penanggulangan yang dimaktub tersebut antara lain:
1. Memberdayakan sejumlah posko yang bertugas
menanggulangi kebakaran hutan di semua tingkatan.
Pemberdayaan ini juga harus disertai dengan
langkah pembinaan terkait tindakan apa saja yang
harus dilakukan jika kawasan hutan telah memasuki
status Siaga I dan juga Siaga II. 2.Memindahkan
segala macam sumber daya baik itu manusia,
perlengkapan serta dana pada semua tingkatan mulai
dari jajaran Kementrian Kehutanan hingga instansi
lain bahkan juga pihak swasta. 3.Memantapkan
koordinasi antara sesame instansi yang saling terkait
melalui dengan PUSDALKARHUTNAS dan juga di
lever daerah dengan PUSDALKARHUTDA tingkat
I dan SATLAK kebakaran lahan dan juga hutan. 4.
Bekerjasama dengan pihak luar seperti Negara
lainnya dalam hal menanggulangi kebakaran hutan.
Ne
2016-05-04 14:22:54 Lanjutan : Upaya penanggulangan kebakaran hutan
ini tentunya harus sinkron dengan upaya
pencegahan. Sebab walau bagaimanapun,
pencegahan jauh lebih baik dari memanggulangi.
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TANTAN
SULISTYANA
TEAM WIDYA
ISWARA VII
TEAM WIDYA
ISWARA VII
TEAM WIDYA
ISWARA VII
TEAM WIDYA
ISWARA VII
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S
TJAHYONO S