Syncope
Syncope
Sumbatan Jantung
Gangguan pada jantung bisa disebabkan adanya sumbatan (obstruksi) pada jantung sumbatan ini
bisa disebabkan gangguan katup jantung, adanya tumor dan pembesaran otot-otot jantung serta penyakitpenyakit jantung.
Listrik Jantung
Gangguan listrik jantung menyebabkan gangguan irama dan frekuensi denyutan jantung sehingga
volume darah yang dipompa ke tubuh dan yang sampai ke otak juga akan berkurang.
-
Vertebrobasilar system
Penyempitan pada pembuluh darah yang dikarenakan faktor umur, merokok, tekanan darah tinggi,
kolesterol tinggi, dan diabetes. Sistim vertebrobasilar ini berisiko untuk terjadi penyempitan, dan jika ada
gangguan sementara pada aliran darah ke otak tengah (midbrain) dan reticular activating system, pingsan
atau syncope mungkin terjadi.
2)
-
Persyarafan
Vasovagal syncope
Di dalam tubuh manusia terdapat system reflek pada saraf yang secara tidak sadar reflek saraf ini
bisa menyebabkan penurunan tekanan darah mendadak. Vasovagal syncope akibat dari tindakan saraf
vagus yang kemudian akan mengirim sinyal ke jantung kemudian memperlambat denyut jantung sehingga
seseorang pingsan. Vasovagal syncope ini biasanya dipicu oleh rasa takut, nyeri, cedera, kelelahan dan
berdiri terlalu lama. Situasi-situasi lain umumnya menyebabkan denyut jantung untuk sementara
melambat dan menyebabkan pingsan seperti mengejan, batuk, bersin (Ocupational syncope) yang dapat
menyebabkan vagal response.
-
Sinus Karotis
Sinus Karotis merupakan bagian dari pembuluh darah leher yang sangat sensitif terhadap perubahan
fisik dan regangan pembuluh darah pada daerah tersebut. Karena terlalu sensitif, maka hal ini akan
mengakibatkan pengiriman impuls pada saraf pusat sehingga menstimulasi system saraf yang membuat
kehilangan kesadaran.
3)
Ortostatik Hypotensi
Postural HypotensionPembuluh-pembuluh darah perlu untuk mempertahankan kekuatan mereka
sehingga tubuh dapat menahan efek-efek dari gravitas (gaya berat) dengan perubahan-perubahan dalam
posisi. Ketika posisi tubuh berubah dari berbaring ke berdiri, sistim syaraf autonomik meningkatkan
kekuatan pada dinding-dinding pembuluh darah, membuat mereka mengerut, dan pada saat yang sama
meningkatkan denyut jantung supaya darah dapat dipompa naik keatas ke otak yang menyebabkan
tekanan darah yang relatif rendah pada saat berdiri. Hal ini biasa terjadi pada lansia dan ibu hamil.
Biasanya, pingsan akan terjadi ketika seseorang berdiri dengan cepat dan tidak ada cukup waktu
untuk tubuh untuk mengkompensasi. Hal ini membuat jantung berdenyut lebih cepat, serta terjadi
vasokontriksi pembuluh-pembuluh darah untuk mempertahankan tekanan darah tubuh dan aliran darah ke
otak.
4)
-
Ketidakseimbangan elektrolit
Hal ini dikarenakan perubahan konsentrasi cairan dalam tubuh dan juga secara langsung
mempengaruhi tekanan darah dalam tubuh.
Anemia
Anemia adalah suatu kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit) lebih spesifiknya adalah
hemoglobin (Hb). Hal ini menyebabkan kurangnya jumlah oksigen mencapai otak yang menyebabkan
pingsan, dikarenakan Hb tersebut adalah alat transportasi oksigen untuk sampai di sel dalam hal ini sel-sel
yang ada di otak.
5)
-
Penyebab lain
Kehamilan
Hal ini disebabkan oleh tekanan dari inferior vena cava (vena besar yang mengembalikan darah ke
jantung) oleh kandungan yang membesar dan oleh orthostatic hypotension.
Obat-obatan
Obat-obat lain mungkin juga penyebab yang berpotensi dari pingsan atau syncope termasuk yang untuk
tekanan darah tinggi yang dapat melebarkan pembuluh-pembuluh darah, antidepressants yang dapat
mempengaruhi aktivitas elektrik jantung, dan yang mempengaruhi keadaan mental seperti obat-obat
nyeri, alkohol, dan kokain.
1.3 Patofisiologi syncope
Hilangnya pada setiap jenis sinkop disebabkan oleh penurunan oksigenasi pada bagian-bagian
otak yang merupakan bagian kesadaran. Terdapat penurunan aliran darah, penggunaan oksigen dan
serebral. Jika iskemia hanya berakhir beberapa menit, tidak terdapat efek otak. Iskemia yang lama
mengakibatkan nekrosis jaringan otak pada daerah perbatasan dari perfusi antara daerah vaskuler dari
arteri serebralis mayor. Masalah pada jantung mungkin menyebabkan jantung untuk berdenyut terlalu
cepat atau terlalu perlahan.
Selain itu masalah pada klep jantung juga berpengaruh terhadap kekuatan aliran darah yang
dipompa menuju otak. Denyut jantung yang cepat atau tachycardia adalah irama abnormal yang
dihasilkan ruang jantung bagian atas atau bagian bawah dan mungkin mengancam nyawa. Jika jantung
berdenyut terlalu cepat, mungkin tidak ada cukup waktu untuknya untuk mengisi dengan darah diantara
setiap denyut jantung, yang mengurangi jumlah darah yang dapat diantar jantung keseluruh tubuh.
Tachycardia bisa terjadi pada segala umur dan mungkin tidak berhubungan pada penyakit jantung
atherosclerotic. Dengan bradycardia, atau denyut jantung yang lamban, kemampuan jantung untuk
memompa darah mungkin dikompromikan. Ketika jantung menua, sistik elektrik dapat menjadi rapuh dan
jantung terhalang, atau gangguan-gangguan dari sistim elektrik dapat terjadi, menyebabkan denyut
jantung untuk melambat.
Selain itu vasovagal syncope adalah penyebab yang paling umum dari pingsan. Pada situasi ini,
keseimbangan antara kimia-kimia adrenaline dan acetylcholine terganggu. Adrenaline menstimulasi
tubuh, termasuk membuat jantung berdenyut lebih cepat dan pembuluh-pembuluh darah menyempit.
Acetylcholine melakukan sebaliknya. Ketika syaraf vagus distimulasi, acetylcholine yang berlebihan
dilepas, denyut jantung melambat dan pembuluh-pembuluh darah melebar, membuat darah lebih sulit
untuk mengalahkan gaya berat (gravitasi) dan dipompa ke otak. Pengurangan sementara ini pada aliran
darah ke otak menyebabkan episode pingsan (syncope). Nyeri dapat menstimulasi syaraf vagus dan
adalah penyebab yang umum dari vasovagal syncope.
Pathway:
2)
3)
Nadi teraba lemah dan gerakan konvulsif pada otot lengan, tungkai dan wajah. Pada fase ini pasien
rentan mengalami obstruksi jalan napas karena terjadinya relaksasi otot akibat hilangnya kesadaran.
EKG
Untuk mengetahui adanya gangguan listrik jantung dan sumbatan pada jantung
2)
Holter monitor
Untuk mengetahui perubahan dan fluktuasi kondisi jantung serta mengetahui irama dan denyut
jantung yang abnormal yang mungkin terungkap sebagai penyebab yang potensial dari pingsan atau
syncope.
3)
4)
Masase Carotis
Masase carotis dapat mendeteksi penyebab syncope, salah satu dugaannya yaitu aritmia (takikardi).
Masase carotis dapat dilakukan untuk menurunkan heart rate. Pemijatan dilakukan di salah satu arteri
carotis selama 10 menit dengan maksud untuk merangsang system parasympatis sehingga dapat
memperlambat denyut jantung.
5)
CT Scan
Untuk mengetahui adanya lesi dalam otak dan sebagai pencitraan otak
6)
Tes Laboratorium diantaranya: Complete Blood Count, tes elektrolit, glukosa darah, tes fungsi ginjal
Pasien-pasien yang telah mempunyai episode vasovagal mungkin sadar atas tanda-tanda peringatan dan
mampu untuk duduk atau berbaring sebelum pingsan dan mencegah episode pingsan.
2)
Untuk pasien-pasien yang lebih tua dengan orthostatic hypotension, menunggu satu detik setelah
merubah posisi-posisi mungkin adalah segalanya yang diperlukan untuk mengizinkan refleks-refleks
tubuh untuk bereaksi.
3)
Pemasukan cairan yang memadai mungkin cukup untuk mencegah dehidrasi sebagai penyebab untuk
pingsan atau syncope.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian:
Riwayat penyakit sebelumnya
Pemeriksaan fisik
-
Sirkulasi: Riwayat penyakit jantung, penyakit katup jantung, aritmia, gagal jantung dll
Respirasi: Hyperpnea
Diagnosa Keperawatan:
1.
Penurunan curah jantung b/d adanya gangguan aliran darah ke otot jantung
2.
Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer; penghentian aliran arteri-vena
3.
Intervensi Keperawatan:
1.
Penurunan curah jantung b/d adanya gangguan aliran darah ke otot jantung
Tujuan : aliran darah jantung adekuat
Kriteria hasil : perabaan nadi kuat, tekanan darah normal
Intervensi:
1)
Periksa ABC dan jika diperlukan bebaskan jalan nafas dan pijat jantung
2)
Pantau frekuensi nadi, RR, TD secara teraturRasional: mengatasi kondisi gawat pasien lebih awal
dapat memperbaiki prognosis.
Rasional: Tanda vital sebagai acuan kondisi sirkulasi pasien.
3)
4)
5)
6)
2. Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer; penghentian aliran
arteri-vena
Tujuan: pemenuhan oksigen dan darah pada jaringan terpenuhi.
Kriteria hasil: Tidak terdapat tanda sianosis dan hipoksia jaringan.
Intervensi:
1)
Observasi adanya pucat, sianosis, belang, kulit dingin/lembab, catat kekuatan nadi perifer.
Rasional: Vasokonstriksi sistemik yang diakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin dibuktikan
oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.
2)
Rasional: Menurunkan stasis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko
tromboplebitis.
3)
Pantau pernafasan
Rasional: Pompa jantung yang gagal dapat mencetuskan distres pernafasan.
Tujuan:
3.
kebutuhan
darah,
oksigen
di
otak
terpenuhi,
perfusi
jaringan
efektif.
Kriteria hasil: TTV stabil, pasien berkomunikasi dan berorientasi dengan baik.
Intervensi:
1)
2)
3)
4)
DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2001
Markum, Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis, Jakarta, Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu
Penyakit Dalam FKUI, 2000
Nisa. 2011. Dentiztaz.blogspot.com/syncope what we supposed to do?/diakses pada 25 Maret 2012 pukul 16.00
WIB.
Padmosantjojo, Keperawatan Bedah Saraf, Jakarta, Bagian Bedah Saraf FKUI, 2000
Sadili, Ade. 2008. Saktyablog.blogspot.com/syncope/pingsan/blackout/html- diakses pada 25 Maret 2012
pukul 16.00 WIB.