Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

MANAJEMEN MUTU
KUNJUNGAN INDUSTRI DI PT. GUJATI 59

Disusun Oleh :
Novita Putri Wijaya
(H1916019)
Rizky Nugrahaningtyas
(H1916021)
Santi Lestari
(H1916023)
Santi Wilujeng
(H1916024)

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

A. PROFIL INDUSTRI
1. Sejarah Gujati
Jamu Gujati 59 pada awalnya dipasarkan dengan nama jamu "Gunung Jati", sesuai dengan
namanya, perusahaan Perusahaan Jamu (PJ) ini terletak di Gunung Jati, yang didirikan pada
tanggal 22 Desember 1989 di Cirebon. Pada saat itu perusahaan ini beroperasi sebagaimana
layaknya suatu usaha home industry dengan beberapa karyawan dan daerah pemasaran yang
sangat terbatas.
Pada tahun 1996 PJ Gunung Jati berubah bentuk menjadi Perseroan Terbatas, yaitu PT
GUJATI 59 UTAMA. Nama Gunung Jati disingkat menjadi Gujati dengan alasan lebih
praktis dan mengena untuk tujuan pemasaran merk. Kemudian berubah lagi menjadi merk
seperti yang sekarang ini yakni Gujati 59. Dengan berbagai pertimbangan, maka sejak 2003
perusahaan memindahkan aktivitas produksi ke Jl. Raya Solo-Wonogiri No. 59 (Km 26.5)
Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah. Diharapkan dengan kepindahan ke
daerah Sukoharjo ini perusahaan akan dapat terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan
visi dan misi yang telah dicanangkan.
2. Visi
Menjadi Industri ini Jamu (obat herbal berbahan alami) terbaik, yang berperan penting dalam
peraturan nasional maupun global dalam mendukung terciptanya kesehatan masyarakat
Indonesia dan dunia.
3. Misi
a. Menjadikan Jamu sebagai tuan rumah di negeri sendiri dan tamu terhormat di Negara
lain, melalui produk-produk bermutu yang memberikan kepuasan kepada konsumen dan
menjadi solusi masalah kesehatan masyarakat.
b. Menjadi Perusahaan yang dapat memberikan nilai-nilai (value) yang tinggi dan menjadi
tumpuan hidup serta pengembangan diri bagi Pemilik dan Karyawan Perusahaan serta
seluruh jaringan Distributor dan pelaku alur distribusi lainnya.
c. Menjadi perusahaan yang berperan dalam peningkatan kemajuan bangsa dan
kesejahteraan rakyat Indonesia.
4. Produk dan Distribusi
PT Gujati59 Saat ini tersedia 90 item jamu untuk kebutuhan anak-anak sampai yang usia
lanjut. Beberapa pengelompokan produknya diantaranya jamu anak, jamu wanita, jamu pria,
jamu umum, jamu instan, kosmetik, dan minuman. Produk unggulan dari perusahaan ini ada
2, yaitu jamu Nostrat dan jamu Macan. Jamu Nostrat sendiri berkhasiat untuk mengurangi
pegal linu, dan asam urat, sedangkan pada jamu Macan memiliki khasiat yaitu memelihara
stamina, kesehatan ginjal dan melancarkan buang air seni.
Saat ini hampir seluruh wilayah di nusantara telah terjangkau oleh distribusi Jamu Gujati 59.
Memang ada beberapa wilayah seperti Aceh, Riau Kepulauan, Sulawesi Utara, Gorontalo,
Sulawesi Tengah dan Tenggara, Provinsi-provinsi di Kepulauan Maluku dan Papua yang
secara formal belum ada distributor industri ini. Namun pengamatan di lapangan, jamu-jamu
merk "Gujati 59" telah beredar luas di wilayah ini. Dalam hal ini jasa para pedagang
perantauan dari Jawa sangat membantu dalam penyebaran produk-produk "Gujati 59".
B. BAHAN BAKU

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan jamu terdiri dua jenis yaitu bahan baku
jamu dan bahan pengemas. Bahan baku jamu terdiri dari bahan baku utama, bahan tambahan dan
bahan penolong. Bahan baku utama dibagi menjadi dua macam yaitu bahan kering dan basah.
Sedangkan untuk bahan kemasan terdiri dari bahan primer yang berupa plastik yang berkontak
langsung dengan bahan dan sekunder yang berupa kardus.
Sebagai contoh komposisi bahan pada produk jamu Nostrat yang merupakan jamu asam
urat yaitu bahan baku utama terdiri dari singiberis rhizoma 25%, piperis nigrifructus 25%,
ortosiponis folium 20%. Sedangkan untuk bahan baku tambahan languatis rhizome 15%, dan
retrofracti fructus 15%, serta bahan baku penolong berupa lengkuas yang berfungsi untuk
memperbaki rasa dan aromanya.
Alur pengadaaan bahan baku diperoleh dari para pengepul (supplier tangan kedua) yang
dikumpulkan dari para petani yang tersebar dikawasan soloraya dan wonogiri dan supplier besar.
Agar selalu mendapatkan bahan baku yang berkualitas perusahaan melakukan dua macam cara.
Pertama ketika ada supplier yang akan berkerja sama dengan perusahaaan, mereka akan
melakukan audit secara mendalam mulai dari lingkungan, proses, dan penyimpanan. Kemudian
perusahaan memutuskan apakah bahan baku yang ditawarkan sesuai dengan spesifikasi
perusahaan. Apabila sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mereka akan menerima supplier
tersebut. Jika tidak, perusahaan akan memberikan toleransi untuk meningkatkan kualitasnya
hingga mencapai standar yang ditetapkan, bila pihak supplier tidak menyanggupi maka mereka
berhak untuk membatalkan kontrak. Mekanisme tersebut tetap berlaku pada supplier lama untuk
menjaga konsistensi kualitas bahan baku yang akan digunakan. Kedua, ketika bahan baku datang
dilakukan inspeksi dengan metode sampling untuk mengetahui tingkat kualitasnya. Sebagai
contoh, ketika datang 20 karung bahan baku dan ditemukan 1 karung yang memiliki kecacatan
maka perusahaan berhak untuk mengembalikannya pada supplier. Sedangkan apabila ada lebih
dari 20 karung bakan baku yang datang maka pengambilan sampel dilakukan dengan cara
sampling.
C. PROSES PRODUKSI
PT Gujati 59 memproduksi dua tipe jenis jamu yakni jamu yang berbentuk seduhan dan
instan. Dalam memproduksi kedua jenis jamu ini memiliki tahapan proses produksi yang
berbeda satu sama lain.
1. Jenis jamu berbentuk seduhan
a. Proses Penerimaan Bahan Baku
Di PT Gujati 59 bahan baku berasal dari suplier besar yang berasal dari sekitar
kawasan solo raya dan wonogiri serta berasal dari tangan kedua yakni para petani dari
daerah terdekat. Bahan baku yang diperoleh dari suplier sudah dalam bentuk kering.
Bahan baku yang sudah diterima keduan terlebih dahulu akan diperiksa oleh bagian QC
untuk mengetahui

apakah bahan baku sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan

standarisasi yang ditetapkan oleh PT Gujati 59.


b. Penyimpanan Bahan Baku
Bahan baku yang dinilai sudah memenuhi standar persyaratan kemudian akan
disimpan sementara untuk proses pengolahan selanjutnya. Bahan baku disimpan di

gudang menyimpan khusus bahan baku sehingga bahan baku yang telah diterima akan
tetap terjaga mutu dan kualitasnya. Bahan baku utama dalam pembuatan jamu sendiri
terdiri dari dua macam yakni basah dan juga kering. Bahan basah contohnya adalah
kunyit, jahe, lengkuas dan lain sebagainya sedangkan bahan kering contohnya adalah
kumis kucing, sirih dan lain sebagainya.
c. Penyortasian
Kegiatan penyortasian dilakukan oleh QC sebelum masuk kedalam proses
penggilingan. QC melakukan penyortasian untuk bahan baku kering. Kegiatan ini
meliputi pengujian ada tidaknya jamur, ada tidaknya kutu, kadar air bahan dan juga
tingkat kebersihannya. Dalam penyortasian bahan baku akan disesuaikan dengan grade
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. PT Gujati 59 menetapkan 3 grade yakni pada
grade 1 merupakan grade yang paling baik dimana bahan yang digunakan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh PT Gujati 59 dan memiliki mutu yang paling baik
diantara lainnya. Grade 2 merupakan bahan yang memiliki standar tidak lebih baik dari
grade 1 dengan ciri memiliki kadar air yang rendah dan Grade 3 merupakan bahan yang
memiliki kadar air tinggi dan tingkat kebersihannya sedikit lebih rendah. Apabila, kriteria
bahan sudah terpenuhi maka bahan akan diproses lebih lanjut.
d. Penggilingan Kasar
Penggilingan kasar dilakukan dengan tujuan untuk menggiling bahan baku secara
kasar untuk mempermudah dalam proses selanjutnya. Penggilingan kasar dilakukan
dengan menggunakan mesin grinder.
e. Penggilingan Halus
Proses selanjutnya adalah proses penggilingan halus. Bahan baku yang sudah
digiling kasar kemudian akan giling kembali sehingga menjadi bahan baku yang lebih
halus lagi.
f. Penimbangan
Bahan baku yang sudah tergiling halus kemudian akan ditimbang sesuai dengan
formula yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Penimbangan merupakan salah satu
proses yang cukup penting karena akan menentukan keberhasilan produk yang dihasilkan
sesuai dengan formula yang ditetapkan karena kesalahan dalam proses penimbangan
akan mengubah organoleptis dari jamu yang diproses seperti rasa.
g. Mixing/ Pencampuran
Bahan yang sudah ditimbang sesuai dengan jumlah menurut formula kemudian
akan di campur. Bahan-bahan yang dicampur biasanya berbagai campuran tergantung
jamu yang akan diproduksi. Proses pencampuran bertujuan akan seluruh bahan tercampur
dengan rata. Proses pencampuran biasanya memakan waktu 15 sampai 20 menit.
h. Penggilingan Halus
Bahan yang sudah tercampur kemudian akan dilakukan pencampuran untuk ketiga
kalinya. Penggilingan halus ini bertujuan untuk menghaluskan seluruh bahan-bahan yang
sudah tercampur agar memiliki tekstur yang lebih halus lagi.

i. Pengayakan
Pengayakan dilakukan untuk mendapat ukuran yang seragam. Jika dalam proses
pengayakan ada bahan yang tidak lolos ayakan kemudian akan digiling lagi agar bisa
lolos ayakan.
j. Pengemasan
Pengemasan dilakukan dengan 2 tahapan yaitu pengemasan primer dan
pengemasan sekunder. Kemasan primer adalah kemasan yang langsung berhubungan
dengan produk jamu. Kemasan primer sendiri antara lain adalah plastik PP. Sedangkan
kemasan sekunder adalah kemasan yang melindungi kemasan primer. Kemasan sekunder
yang digunakan adalah karton dan box. Pada industri tertentu, kemasan yang digunakan
tidak hanya kemasan primer dan sekunder tetapi juga membutuhkan kemasan tersier.
Kemasan tersier yang digunakan biasanya berbentuk kardus.
D. PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF SOLUSI
1. Teknis
a. Kendala
Pada musim hujan, sulit mendapatkan bahan baku basah seperti kunyit dan jahe.

Pada musim kemarau, bahan baku menjadi lebih kering dan lapuk.
Ketersediaan bahan baku yang tak sesuai dengan yang diharapkan industri. Bahan
baku yang ada dipasaran melimpah akan tetapi memiliki kualitas tak sesuai
spesifikasi. Bahan baku sesuai dengan spesifikasi akan tetapi memiliki harga yang

jauh lebih tinggi.


Suplier yang mengacuhkan standar bahan baku yang ditetapkan oleh PT. Gujati 59.
Tidak memiliki lahan tanam bahan baku pribadi, karena tidak ada alokasi dana untuk

pengadaan lahan tanam.


Ada beberapa pekerja yang memiliki kebiasaan yang sulit diubah dalam hal menaati

peraturan yang ditetapkan.


b. Alternatif
Penjemuran untuk mengurangi kandungan air pada bahan dan mengambil dari petani

sekitar.
Pemilihan suplier yang dapat dipercaya (dalam penyediaan bahan baku dengan harga

sesuai)
Adanya teguran dan pemberian peringatan pemutusan kontrak.
Bergantung pada suplier.
Pengawasan ketat dengan cara peninjauan langsung pada pekerja.
2. Admininstrasi
a. Kendala
Saat pengajuan awal untuk sertifikasi ke BPOM, perusahaan sulit untuk memenuhi berkasberkas persyaratan yang butuhkan, karena BPOM masih menyamakan Industri jamu dengan
industri farmasi sehingga banyak ketidaksesuaian yang akhirnya mampu mempersulit proses
sertifikasi tersebut.
b. Alternatif
Menjalin komunikasi dengan BPOM.
E. KESIMPULAN

PT. Gujati 59 merupakan industri jamu yang sedang berkembang, akan tetapi utuk tetap bisa
bertahan dalam persaingannya dengan kompetitor lain yang lebih dahulu diterima oleh pasar, industri
ini memiliki strategi dengan terus berinovasi, menjaga dan mengutamakan kualitas produk dengan
harga yang kompetitif (dibawah harga kompetitor).

Anda mungkin juga menyukai