Documents - Tips - Laporan Tetap Praktikum Titrasi Pengendapan
Documents - Tips - Laporan Tetap Praktikum Titrasi Pengendapan
KIMIA TERAPAN
Nama
: Firman Haris
Galuh Wicaksono
061340411509
061340411510
Jurusan
Iksan Nopratama
061340411512
Karina Thohirah
061340411513
Khoirun Naimah
061340411514
Lidya Lorenza
061340411515
Lusiana Apridayani
061340411516
: Teknik Energi
: 09
Instruktur
I.
TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan standardisasi dan penentuan pada titrasi pengendapan
dengan menggunakan metode Mohr
II.
RINCIAN KERJA
1. Standardisasi larutan AgNO3
III.
IV.
DASAR TEORI
Titrasi Pengendapan merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan
endapan antara analit dengan titran. Terdapat tiga macam titrasi pengendapan yang
dibedakan dari indicator yang digunakan :
1. Metode Mohr
2. Metode Volhard
3. Metode Adsorbsi
Pada titrasi yang melibatkan garam-garam perak, ada tiga indicator yang dapat
di pergunakan. Metode Mohr menggunakan ion kromat CrO42- untuk mengendapkan
AgCrO4 berwarna coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk
kompleks berwarna dengan ion tiosianat SCN-. Dengan metode Fajans menggunakan
indicator adsorbsi , seperti suatu system asam-basa dapat digunakan sebagai suatu
indicator untuk titrasi asam-basa, maka pembentukan endapan dapat juga digunakan
sebagai petunjuk akhir suatu titrasi. Pada metode Mohr, yaitu penentuan klorida
dengan ion perak dengan indicator ion kromat, penampilan pertama yang tetap dari
pengendapan perak kromat yang berwarna kemerah-merahan dianggap sebagai suatu
titik akhir titrasi. Merupakan hal yang diinginkan bahwa pengendapan indicator
dekat pada titik ekivalen. Perak kromat lebih larut ( sekitar 2,4x10 -5 mol/liter ) dari
pada perak klorida ( 1x10-5 mol/liter ). Jika ion perak ditambahkan pada sebuah
larutan yang mengandung ion klorida dalam konsentrasi yang besar dan ion kromat
dalam konsentrasi yang kecil, maka perak klorida akan terlebih dahulu mengendap
membentuk endapan berwarna putih. Pada perak kromat baru akan terbentuk sesudah
konsentrasi ion perak meningkat sampai melampaui harga Kkel perak kromat.
Metode Mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion bromide dengan
perak nitrat. Selain itu juga, dapat menentukan ion sianida dalam larutan yang sedikit
alkalis.
V.
LANGKAH KERJA
1. Strandardisasi Larutan Baku AgNO3
2. Penentuan Klorida
Menimbang dengan teliti tiga cuplikan seberat 0,5 gr dan melarutkannya
ke dalam air sampai 50 mL, dengan menggunakan cuplikan MgCl 2 dan
KCl
Mengambil 10 Ml alikot, dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer
berukuran 250 mL
Menambahkan tiga tetes indicator Kalium Kromat
Menitrasinya dengan larutan baku Perak Nitrat sampai terjadi perubahan
warna menjadi kemerah-merahan yang stabil.
VI.
DATA PENGAMATAN
1. Standardisasi Larutan Baku AgNO3
No.
1.
2.
3.
Gram Analit
( NaCl )
0,2 gr
0,2 gr
0,2 gr
Volume Titran
( AgNO3 )
8 mL
7,5 mL
8 mL
Perubahan Warna
Kuning kemerah-merahan
Kuning kemerah-merahan
Kuning kemerah-merahan
Volume Analit
(MgCl2)
10 mL
10 mL
10 mL
Volume Titran
(AgNO3)
14,4 mL
14,0 mL
14,2 mL
Perubahan Warna
Kuning kemerah-merahan
Kuning kemerah-merahan
Kuning kemerah-merahan
Volume Analit
(MgCl2)
10 mL
10 mL
10 mL
Volume Titran
(AgNO3)
19 mL
18,8 mL
18,7 mL
Perubahan Warna
Kuning kemerah-merahan
Kuning kemerah-merahan
Kuning kemerah-merahan
VII. PERHITUNGAN
Secara Teori
AgNO3 Ag+ + NO3=nxM
=1
M=
x 0,1 M
= 0,1 N
Secara Praktek
a. Standardisasi Larutan AgNO3
Menentukan Normalitas AgNO3
= VAgNO3 x NAgNO3
= 7,8 mL x NAgNO3
NAgNO3 = 0,087661 N
% kesalahan =
x 100
x 100
= 12,339 %
b. Menentukan persen klorida dalam contoh
Cl- dalam MgCl2
% Cl- =
x 100
= 0,1 M
x 100
= 44,191422 %
% kesalahan =
x 100
=
x 100
= 25 %
Cl dalam KCl
% Cl - =
x 100
x 100
= 58,5049514 %
% kesalahan =
x 100
=
x 100
= 17 %
VIII.
ANALISA DATA
Pada percobaan Titrasi Pengendapan ( Penentuan Klorida ) menggunakan metode
Mohr, dimana pada titrasi ini menggunakan indicator Kalium Kromat ( K2CrO4 ). Hal
pertama yang dilakukan adalah membuat larutan baku AgNO3 ( Perak Nitrat ).
Setelah itu, melakukan Standardisasi Larutan Baku dengan menitrasi larutan NaCl
yang telah ditambah dengan 2 mL Kalium Kromat ( K 2CrO4 ) 0,1 M. dan dari
percobaan tersebut di dapatkan nilai Normalitas AgNO 3 sebesar 0,087661 N, dimana
secara teorinya Normalitas AgNO3 adalah 0,1 N. Sehingga didapat % kesalahannya
yaitu 12,339 %. Kesalahan ini didapat karena kurangnya ketelitian praktikan dalam
pembuatan larutan maupun dalam melakukan titrasi, dan bisa juga dikarenakan alat
yang fungsinya tidak akurat lagi. Adapun nilai Normalitas secara praktek didapat dari
rumus standardisasi yaitu :
= VAgNO3 x NAgNO3
Setelah didapat nilai Normalitas dan Standardisasi larutan baku, maka dapat kita cari
kadar klorida ( % Cl- ) dalam analit / cuplikan dengan rumus :
% Cl - =
x 100
Cuplikan yang kita gunakan ada dua yaitu MgCl 2.6H2O dan KCl dengan berat
masing-masing 0,5 gr. Sehingga di dapat kadar klorida dalam KCl sebesar
58,5049514 %, dengan % kesalahan sebesar 17 %, dan kadar klorida dalam
MgCl2.6H2O sebesar 44,191422 %, dengan % kesalahan sebesar 25 %. Jadi, semua
itu tak luput dari kurangnya ketelitian dan ketepatan.
IX.
KESIMPULAN
1. Titrasi Pengendapan adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan
endapan antara analit dengan titran
2. Macam-macam titrasi pengendapan :
Metode Mohr
Metode Valhard
Metode Adsorbsi
3. Dalam metode Mohr, penentuan klorida dengan ion perak menggunakan indicator
ion kromat, penampilan pertama yang tetap dari endapan perak kromat yang harus
berwarna kemerah-merahan di anggap sebagai titik akhir suatu titrasi
4. Dari percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan data :
NAgNO3 secara teori
= 0,1 N
NAgNO3 secara praktek
= 0,087661 N
= 59 %
= 44 %
= 50 %
= 58,5049514 %
= VAgNO3 x NAgNO3
X.
x 100
DAFTAR PUSTAKA
Fatria. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Terapan. Palembang : Politeknik Negeri
Sriwijaya
GAMBAR ALAT
Spatula
Aquadest
Neraca Analitis
Kaca Arloji
Gelas Kimia
Pengaduk
Pipet Ukur
Pipet Tetes
Bola Karet
Erlenmeyer
Labu Ukur
Buret