Anda di halaman 1dari 5

Sap Kuliah Geologi I === P.S.

D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

AIRTANAH
(GROUNDWATER)
Walaupun jumlah air tanah hanya sekitar satu persen dari jumlah air yang menyusun bumi kita
ini, tetapi jumlahnya sangat besar. Diperkirakan jumlah air tanah pada kerak bumi sampai kedalamam 899
meter sekitar 3000 kali lebih besar dari jumlah volume air yang berada pada semua sungai, dan sekitar 20
kali dari jumlah volume air yang terdapat pada semua danau dan sungai.
Di beberapa bagian di dunia ini air yang berasal dari tanah tidak hanya digunakan untuk
mencukupi kebutuhan hidup manusia, tetapi juga digunakan untuk pertanian dan indutri. Di Indonesia
pemanfaatan airtanah ini dikelola oleh instansi dibawah Departemen Pekerjaan Umum. Instansi tersebut
adalah Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT). Instansi inilah yang berusaha mengembangkan
pemanfaatan air tanah untuk pertanian terutama pada lahan pertanian yang belum dicapai atau dialiri oleh
air dari segi irigasi teknik.
Selain itu airtanah juga merupakan media yang sangat penting dari proses erosi seperti aliran air
permukaan. Proses erosi yang dilakukan airtanahlah yang membentuk gua-gua di dalam tanah dan
kenampakan lain yang berhubungan dengan gua tersebut.
Penyebaran Airtanah
Air hujan sebagian akan menjadi air permukaan, sebagian akan menguap, dan sebagian lagi
akan meresap ke dalam tanah menjadi airtanah. Sumber airtanah yang berasal dari peresapan air hujan ini
disebut air meteorik. Jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu kemiringan topografi, sifat batuan, intensitas hujan dan tipe serta jumlah vegetasi yang terdapat pada
daerah tersebut. Air hujan yang turun pada daerah kemiringan lereng yang terjal dan disusun oleh batuan
yang kedap air (impermeable), sebagian besar airnya menjadi air permukaan (run off). Sedangkan air
hujan yang turun pada daerah yang landai dengan batuan yang tidak kedap air (permeable), sebagian
besar airnya akan meresap kedalam tanah menjadi airtanah.
Air yang meresap kedalam tanha sebagian akan tertahan oleh partikel-partikel tanah dan akan
menguap kembali ke atmosfer, sebagian akan diserap oleh tumbuhan dan sebagian lagi akan terus meresap
ke bawah sampai pada suatu zona dimana pori-pori dari tanah seluruhnya terisi oleh air. Zona tersebut
disebut zona yang jenuh air atau zona saturasi (zone of saturation). Air yang terdapat dalam zona ini
disebut airtanah. Batas teratas dari zona yang jenuh air ini disebut muka airtanah (water table). Daerah
di atas muka airtanah, dimana tanah, sedimen atau batuannya tidak jenuh air disebut zone of aeration.
Pada zona ini rongga antar butiran terisi oleh udara.
Sumber Airtanah
Airtanah berasal dari bermacam sumber. Airtanah yang berasal dari peresapan air permukaan
disebut air meteorik (meteroic water). Selain berasal dari air permukaan, airtanah dapat juga berasal dari
air yang terjebak pada waktu pembentukan batuan sedimen. Airtanah jenis ini disebut air konat (connate
water). Aktivitas magma di dalam bumi dapat membentuk airtanah, karena adanya unsur hidrogen dan
oksigen yang menyusun magma. Airtanah yang berasal dari aktivitas magma ini disebut dengan air
juvenil (juvenile water). Dari ketiga sumber airtanah tersebut air meteorik merupakan sumber airtanah
yang terbesar.
Muka Airtanah (Water Table)
Muka airtanah merupakan kenampakan yang sangat penting bagi airtanah, terutama untuk
memperkirakan produktivitas dari suatu sumur, menerangkan tentang aliran sungai dan mata air, dan
menentukan fluktuasi dari air di danau dan sungai.

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 1

Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

Meskipun muka airtanah tidak dapat diketahui secara langsung tetapi kedudukannya dapat
dipelajari dan dipetakan pada daerah yang mempunyai banyak sumur, karena muka airtanah di sumur
merupakan batas paling atas dari zona yang jenuh air. Muka air tanah biasanya merupakan pencerminan
dari keadaan topografinya. Di daerah rawa muka airtanah akan tinggi, dan akan turun ke bawah pada
daerah yang rendah (gambar 1). Di daerah rawa muka airtanah tepat berada di permukaan. Sedangkan
muka airtanah yang berada di atas permukaan akan membentuk danau atau sungai. Kedudukan muka
airtanah sangat bervariasi tergantung pada jumlah curah hujan dan permeabilitas dari tanah dan batuan
penyusunnya.
Hubungan antara muka airtanah dengan sungai yang mengalir pada daerah yang basah (humid)
digambarkan pada gambar 2. Sungai yang airnya disuplai oleh airtanah, sehingga sungai tersebut tetap
berair pada musim kemarau, disebut sungai effuent. Sebaliknya di daerah kering (arid) dimana muka
airtanah sangat dalam, airtanah tidak dapat mensuplai aliran air sungai. Hanya sungai permanen di daerah
ini yang berasal dari daerah bawah yang kemudian mengalir ke daerah kering. Pada kondisi yang
demikian, zona saturasi yang berada di bawah lembah sungai akan disuplai oleh air sungai, sehingga muka
airtanah di bawah lembah ini akan cembung ke atas. Sungai demikian disebut dengan sungai influen.

Gambar 1. Beberapa kenampakkan kedudukan muka airtanah

Gambar 2. Tipe sungai yang didasarkan pada kedudukan muka airtanah terhadap sungai
Pergerakan Airtanah
Aliran airtanah sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Airtanah mengalir dari muka airtanah
yang tinggi ke muka airtanah yang rendah, yaitu menuju lembah sungai, danau atau mata air. Meskipun
kebanyakan airtanah mengalir ke tempat yang rendah sesuai dengan kemiringan muka airtanah, tetapi
sebagian airtanah mengalir melalui jalur yang melengkung ke daerah tersebut di atas. Pada gambar 3,
terlihat sebagian airtanah meresap ke sungai dari segala arah. Ada juga aliran yang melengkung ke atas
berlawanan arah dengan gaya gravitasi. Aliran tersebut disebabkan oleh perbedaan ketinggian muka
airtanah yang menyebabkan perbedaan tekanan pada airtanah tersebut. Hal ini dapat dikatakan bahwa
airtanah di daerah perbukitan berada pada tekanan yang lebih tinggi daripada airtanah yang berada di

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 2

Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

lembah sungai, sehingga airtanah bergerak ke daerah yang bertekanan rendah. Jadi aliran yang berbentuk
garis melengkung di zona saturasi merupakan perpaduan antara gaya gravitasi dan kecenderungan air
untuk mengalir ke tempat yang tekanannya lebih rendah.

Gambar 3.

Arah pergerakan airtanah pada material yang permeabilitasnya seragam.

Keadaan material bawah tanah sangat mempengaruhi aliran dan jumlah airtanah. Jumlah
airtanah yang dapat disimpan dalam batuan dasar, sedimen dan tanah, sangat tergantung pada porositas
bahan tersebut. Porositas merupakan jumlah atau persentase pori atau rongga dalam total volume batuan
atau sedimen. Selain pori atau rongga antar butiran, rongga di dalam batuan dapat juga terbentuk karena
adanya kekar dan sesar, atau karena pelarutan batuan seperti yang sering terbentuk pada batugamping.
Porositas suatu material sangat bervariasi, sedimen pada umumnya mempunyai porositas antara
10% sampai 50%. Besarnya porositas sangat tergantung pada bentuk dan ukuran butir, susunan butiran,
derajat sortasi dan derajat batuan sedimen. Sebagai contoh, lempung dapat mempunyai porositas samapi
50%, sedang material yang disusun oleh gravel mempunyai porositas 20%. Pada batuan yang disusun oleh
ukuran butir yang sangat bervariasi (sortasinya jelek), porositasnya akan turun, sebab butiran yang halus
akan mengisi rongga diantara butiran yang kasar. Batuan beku dan metamorf, dan juga sebagian batuan
sedimen yang disusun oleh mineral yang saling tumbuh dan mengikat, porositasnya sangat kecil. Porositas
yang besar pada batuan semacam ini disebabkan oleh adanya rekahan-rekahan pada batuan tersebut.
Selain porositas, sifat fisik batuan lainnya yang mempengaruhi jumlah airtanah adalah
permeabilitas. Permeabilitas merupakan kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan atau
meloloskan air. Airtanah mengalir melalui rongga-rongga yang kecil. Semakin kecil rongganya, semakin
lambat alirannya. Jika rongganya sangat kecil, akibatnya molekul air tersebut akan tetap tinggal. Kejadian
semacam ini terjadi pada lempung. Meskipun lempung mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
menyimpan air, tetapi karena porinya sangat kecil, maka air tidak dapat bergerak atau mengalir. Lapisan
atau batuan yang disusun oleh material lempung yang tidak dapat melewatkan air disebut lapisan kedap
air (impermeable) dan disebut lapisan aquiclude. Sebaliknya batuan yang disusun oleh material kasar
seperti batupasir atau kerakal yang mempunyai pori yang besar, airtanah akan mengalir dengan mudah.
Batuan permeabel semacam ini yang dapat mengalirkan airtanah dengan mudah disebut aquifer.
Mataair (Spring)
Mataair (spring) merupakan airtanah yang muncul kepermukaan. Munculnya airtanah
kepermukaan dapat disebabkan oleh bermacam faktor, diantaranya adalah terpotongnya muka airtanah
oleh topografi atau sesar, atau karena adanya perbedaan sifat fisik batuan. Oleh karena itulah masa air
banyak dijumpai pada daerah pegunungan, karena pada daerah dengan topografi tinggi banyak yang muka
airtanah yang terpotong oleh topografi. Pada gambar 1, terlihat bagaimana suatu mataair terbentuk oleh
perbedaan sifat batuan. Lapisan kedap air yang terdapat di atas muka airtanah, akan menghalangi aliran air
yang meresap ke dalam tanah, sehingga akan terbentuk suatu zona saturasi diatas lapisan kedap air
tersebut. Pada zona saturasi tersebut akan terbentuk muka airtanah yang terjebak (perched water table).
Karena airtanah tersebut tidak dapat mengalir secara vertikal, maka aliran airtanah tersebut akan mendatar,
dan akan membentuk mataair bila alirannya terpotong oleh topografi.

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 3

Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

Sumur Bor (Well)


Salah satu pemanfaatan airtanah oleh manusia dilakukan dengan cara melakukan pemboran
sampai ke zona saturasi yang biasanya disingkat dengan sumur bor (well). Kegiatan semacam ini sudah
dilakukan sejak berabad lalu dan sampai sekarang masih merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan
airtanah. Sekarang ini pemanfaatan airtanah bukan saja untuk kebutuhan manusia sehari-hari, tetapi juga
untuk pengairan atau irigasi.
Muka air laut selalu mengalami fluktuasi tergantung musim. Pada musim kering muka airtanah
turun, sedangkan pada musim hujan muka airtanah akan naik. Untuk menjaga agar sumur bor dapat selalu
mensuplai air, maka pemboran harus dilakukan beberapa meter di bawah muka airtanah. Pada waktu
dilakukan pemompaan akan terjadi penurunan muka airtanah disekitar sumur yang berbentuk kerucut
yang disebut cone of depression. Bila pemompaan dilakukan dalam jumlah yang sangat berlebihan, maka
akan terjadi penurunan muka airtanah yang meliputi daerah yang sangat luas. Kejadian ini dapat
mempengaruhi sumur-sumur bor launnya yang lebih dangkal. Untuk menghindari hal tersebut, maka
pemompaan airtanah harus disesuaikan dengan debit dan suplai airtanahnya.
Sumur Artesis
Istilah artesis digunakan untuk airtanah yang muncul kepermukaan dengan tekanannya sendiri.
Kondisi demikian dapat terjadi apabila lapisan aquifer yang miring terletak diantara dua lapisan kedap air,
sehingga salah satu sisinya muncuk dipermukaan dan suplai airtanah dapat terjadi. Airtanah yang terdapat
di dalam aquifer semacam ini disebut airtanah tertekan (confined grounwater). Karena tekanan
airtanah yang terdapat diatasnya, maka air akan naik. Bila tidak ada hambatan, maka airtanah tersebut
akan memancarka sampai ketinggian airtanah pada puncak aquifer. Adanya hambatan menyebabkan
turunnya permukaan tekanan. Semakin jauh dari daerah suplai air (discharge area), hambatan semakin
besar, dan kenaikan air semakin kecil. Pada gambar 4, sumur 1 merupakan sumur artesis negatif, karena
ditempat ini permukaan tekanan dibawah permukaan tanah. Jika permukaan tekanan berada diatas
permukaan tanah, maka sumur yang di bor sampai aquifer (sumur 2), merupakan sumur artesis positif.

Gambar 4.

Pembentukan sumur artesis yang tipenya sangat dipengaruhi oleh batas tekanan
airtanah.

Mata Air Panas (Hot Spring)


Mata air panas adalah mata air yang temperatur airnya sekitar 6 o 9o C diatas temperatur ratarata disekitar mata air tersebut. Pada umumnya mata air panas muncul di daerah gunung api. Airtanah
yang mempunyai sirkulasi pada tempat yang sangat dalam akan menjadi panas karena adanya gradient
geotermal, yaitu perubahan temperatur bumi karena bertambahnya kedalaman. Tiap daerah mempunyai
gradient geotermal yang berbeda-beda. Pada umumnya di Indonesia besarnya gradien geotermal adalah 3 o
per 100 meter. Artinya setiap masuk sampai kedalaman seratus meter temperatur akan naik sekitar 3 oC. Di
daerah volkanik angka ini akan bertambah besar, karena besar aktivitas magma di daerah ini. Bila airtanah
pada daerah semacam ini muncul dipermukaan, maka akan terbentuk juga mata air panas.

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 4

Sap Kuliah Geologi I === P.S. D-III Pertambangan UNMUL

T.A. 2002/2003

Dikutip dari ESSENTIALS OF GEOLOGY oleh Frederick K. Lutgens & Edward J. Tarbuck

Geyser
Geyser merupakan mata air panas yang pada waktu-waktu tertentu memuncratkan airnya
dengan tekanan yang besar. Semburan airnya sangat bervariasi, kadang sampai 30 60 meter. Setelah air
kemudian disemburkan udara panas yang disertai dengan suara yang bergemuruh.
Geyser terjadi karena airtanah dipanaskan di dalam suatu rongga di bawah tanah. Pada dasar
rongga tersebut air berada pada tekanan yang besar karena berat dari air yang berada diatasnya. Akibatnya
titik didihnya naik menjadi lebih dari 100oC. Karena pemanasan ini air mengembang, dan sebagian
mengalir keatas. Penurunan tekanan ini menyebabkan air dengan cepat berubah menjadi uap air, dan
menyebabkan terjadinya erupsi air panas.
Airtanah dari mata air panas dan geyser biasanya mengandung banyak material terlarut
daripada airtanah biasa, karena air panas mempunyai sifat lebih mudah melarutkan. Apabila airnya banyak
mengandung silika, maka akan terbentuk endapan geyser disekitar mata air. Bila banyak mengandung
karbonat, maka akan terbentuk travertin, yang merupakan karakteristik mata air panas di daerah
batugamping. Beberapa mata air panas banyak mengandung sulfur, yang menyebabkan rasa dan baunya
tidak enak.
Energi Panas Bumi (Geotermal)
Beberapa geyser merupakan tempat yang potensial untuk terkumpulnya energi geotermal, yaitu
tiap air alam yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Beberapa negara seperti Selandia Baru,
Italia, Rusia, Meksiko, Amerika Serikat dan juga Indonesia, telah memanfaatkan energi tersebut sebagai
tenaga listrik. Beberapa faktor geologis yang menyebabkan resevoir geotermal mempunyai nilai ekonomis
antara lain :
1.
Ada sumber panas yang potensial, seperti dapur magma yang besar. Dapur magma ini harus cukup
dalam sehingga mempunyai tekanan yang cukup besar dan pembekuan magma relatif lambat, tetapi
tidak terlalu dalam untuk sirkulasi airtanah. Dapur magma semacam ini umumnya terdapat di
daerah sekitar aktivitas gunung api.
2.
Ada batuan reservoir yang besar dan porous tempat tersimpannya uap air hasil dari pemanasan
sirkulasi airtanah oleh panas dari magma.
3.
Ada lapisan penutup (cap rock) yang disusun oleh batuan kedap air supaya uap air yang tersimpan
tidak lepas kemana-mana.
Indonesia juga merupakan daerah dengan aktifitas gunung api sangat besar, mempunyai potensi
energi geotermal sangat besar. Beberapa diantaranya telah dikembangkan sebagai pembangkit tenaga
listrik yang disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, yaitu di Kamojang dan Gunung Salak
(Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Lahendong (Sulawesi Utara), sedang di daerah lainnya masih taraf
eksplorasi. Beberapa kesulitan pemanfaatan energi panas bumi ini adalah kebanyakan tempat-tempat
dengan aktifitas magma yang besar juga merupakan tempat-tempat dengan kegempaan yang besar juga.
Proses Geologi Oleh Airtanah
Proses erosi atau pengikisan batuan penyusun kerak bumi selain dilakukan oleh air permukaan
juga dapat dilakukan oleh airtanah. Proses erosi yang terutama dilakukan oleh airtanah adalah pelarutan
batuan. Karena proses pelarutan inilah mengakibatkan komposisi kimia airtanah sangat tergantung pada
unsur-unsur yang terlarut didalamnya.
Batuan yang mudah larut seperti seperti batugamping mempunyai penyebaran yang luas pada
permukaan bumi. Pada daerah inilah airtanah memegang peranan penting sebagai media erosi.
Batugamping merupakan batuan yang mudah larut dalam air yang mengandung asam karbonat.
Kebanyakan air di alam mengandung asam tersebut, karena air hujan melarutkan karbon dioksida yang
terdapat di atmosfer dan dari pembusukan tumbuhan. Bila airtanah bersentuhan dengan batugamping, akan
terjadi reaksi antara kalsit dengan asam karbonat yang membentuk kalsium bikarbonat, yang mudah larut
dan ditransport oleh airtanah.

Diterjemahkan oleh Budi Rochmanto 5

Anda mungkin juga menyukai