Psap 03
Psap 03
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komponen laporan keuangan yang dipersyaratkan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyajian keempat komponen
secara umum diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
01. Pos-pos neraca diatur dalam PSAP 05, PSAP 06, PSAP 07, PSAP 08, PSAP 09.
Laporan Realisasi Anggaran diatur secara khusus dalam PSAP 02, Laporan Arus
Kas diatur secara khusus dalam PSAP 03, dan Catatan atas Laporan Keuangan
diatur secara khusus dalam PSAP 04.
Modul ini membahas mengenai Laporan Arus Kas sesuai dengan PSAP 03.
Laporan Arus Kas merupakan laporan keuangan yang memberikan informasi
historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset
nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran selama satu periode akuntansi.
Laporan
Arus
Kas
mempunyai
kekhususan.
Laporan
tersebut
menggambarkan saldo awal kas, perubahan selama periode tertentu, dan saldo
akhir. Dalam Laporan Arus Kas disajikan seluruh arus masuk dan keluar kas
serta saldo baik yang berasal dari transaski yang berhubungan dengan anggaran
maupun yang tidak. Laporan ini juga hanya disajikan oleh unit yang mempunyai
fungsi perbendaharaan
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode
akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini
disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta mampu:
1. Memahami Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
2. Mampu mengimplementasikan SAP dalam menyusun dan menyajikan
Laporan Keuangan
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta mampu:
1. Memahami pengertian Kas dan Setara Kas serta manfaat informasi
Laporan Arus Kas;
2. Mengetahui bentuk dan struktur Laporan Arus Kas;
3. Memahami dasar pengklasifikasian penyajian Laporan Arus Kas;
4. Mengetahui entitas pelaporan arus kas;
PSAP 03 1
C. Deskripsi Singkat
Laporan Arus Kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan
pemerintah. Laporan ini menggambarkan arus masuk dan arus keluar kas
selama satu periode kemudian dihubungkan dengan saldo kas awal dan akhir
periode. Arus kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas-aktivitas. Laporan Arus
Kas berhubungan dengan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.
D. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dalam pelatihan ini dilakukan dengan cara
pemaparan teori yang diikuti dengan tanya jawab serta diskusi soal-soal latihan
dan contoh kasus yang bertalian dengan penyusunan Laporan Arus Kas.
PSAP 03 2
BAB II
PENGERTIAN DAN MANFAAT LAPORAN ARUS KAS
A. Pengertian
Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menyajikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas umum negara/kas
daerah selama periode tertentu. Pada dasarnya aktivitas keuangan pemerintah
sebagian besar merupakan penerimaan dan pengeluaran kas negara/daerah
dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran yang ditetapkan. Bahkan penentuan
adanya hak dan kewajiban pemerintah diakui pada saat kas diterima atau
dikeluarkan dari kas umum negara/kas daerah. Hal ini sesuai dengan basis yang
dianut yaitu basis kas menuju akrual.
Laporan Arus Kas menggambarkan arus masuk dan arus keluar kas dan
setara kas. Arus kas masuk dapat berasal dari penerimaan tunai pendapatan,
penjualan aset tetap, pencairan dana cadangan, penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan, pinjaman bahkan penerimaan atas potongan pembayaran yang
dilakukan pemerintah (PFK). Arus kas keluar misalnya pembayaran tunai belanja
pegawai, belanja modal, pembayaran cicilan hutang, pemberian pinjaman,
pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah, dan penyetoran
kepada pihak ketiga (PFK) atas pemotongan yang telah dilakukan.
Penerimaan dan pengeluaran kas dalam Laporan Arus Kas disajikan
berdasarkan aktivitas-aktivitas keuangan pemerintahan. Penerimaan dan
pengeluaran dikelompokkan berdasarkan aktivitas tersebut. Aktivitas tersebut
terdiri dari aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, aktivitas pembiayaan,
dan aktivitas nonanggaran. Hal ini berbeda dengan penyajian yang ada dalam
Laporan Realisasi Anggaran.
Pada dasarnya penerimaan dan pengeluaran yang tercantum dalam
Laporan Arus Kas sama dengan penerimaan dan pengeluaran yang ada dalam
Laporan Realisasi Anggaran. Pendapatan dan belanja juga penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan seperti yang tercantum dalam Laporan Realisasi
Anggaran diakui berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas di kas
negara/daerah. Hal ini disebabkan basis yang dianut dalam penyajian Laporan
Realisasi Anggaran yaitu basis kas.
Akan tetapi ada transaksi keuangan pemerintah yang menimbulkan
penerimaan dan pengeluaran kas tetapi tidak dianggarkan. Artinya transaksi
tersebut tidak tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran. Transaksi atau
aktivitas ini disebut transaksi nonanggaran. Transaksi ini sebenarnya merupakan
penerimaan kas untuk dan atas nama pihak lain yang harus diserahkan kepada
pihak tersebut. Oleh karena itu transaksi ini disebut transaksi perhitungan pihak
ketiga (PFK). Misalnya, pemerintah daerah diwajibkan memungut pajak
penghasilan atas pembayaran gaji atau honor yang dilakukan. Pemungutan
tersebut untuk dan atas nama Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak) dan harus disetor
kepada Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak). Transaksi ini merupakan arus masuk
PSAP 03 3
dan keluar kas dan mempengaruhi posisi kas tetapi tidak masuk dalam Laporan
Realisasi Anggaran.
Transaksi nonanggaran menjadi faktor yang membedakan substansi
Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. Hal lain yang membedakan
adalah penyajian. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam Laporan Realisasi
Anggaran diklasifikasikan berdasarkan jenis belanja sedangkan penyajian dalam
Laporan Arus Kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas keuangan pemerintahan.
Pengertian kas dan setara kas yang ada dalam Laporan Realisasi
Anggaran sama dengan pengertian kas dan setara kas dalam neraca. Dalam
Laporan Arus Kas terdapat tiga jenis kas yang mempunyai nama dan jenis yang
sama dalam neraca. Jenis kas dan setara kas yang dimaksud untuk Pemda
adalah Kas di Kas Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran, dan Kas di Bendahara
Penerimaan. Saldo-saldo yang ditunjukkan dalam Laporan Arus Kas harus
menunjukkan jumlah yang sama dalam neraca.
sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta
berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat
sebelumnya;
sebagai alat pertanggung-jawaban arus kas masuk dan arus kas keluar
selama periode pelaporan;
Realisasi arus kas dapat dijadikan sebagai indikator arus kas di masa yang
akan datang. Kejadian yang akan datang dapat diperkirakan dari realisasi yang
terjadi saat ini. Perkiraan atau prediksi ini akan lebih baik kalau didasarkan pada
data masa lalu lebih dari satu. Data lebih dari satu ini dapat disusun dalam
bentuk analisis kecenderungan (trend) untuk mendapatkan perkiraan yang lebih
tepat. Arus kas dapat digunakan dalam analisis trend untuk memperkirakan arus
kas di masa yang akan datang.
Arus kas merupakan transaksi penting dalam pemerintahan. Arus kas
keluar dan masuk merupakan prediksi sebelum terjadi. Sebuah Laporan Arus
Kas menunjukkan realisasi arus kas yang diprediksi sebelumnya. Oleh karena
itu, Laporan Arus Kas yang disusun dapat dijadikan untuk menilai kecermatan
taksiran yang telah dibuat sebelumnya.
PSAP 03 4
PSAP 03 5
BAB III
BENTUK DAN STRUKTUR LAPORAN ARUS KAS
Bentuk dan struktur Laporan Arus Kas merupakan kerangka atau acuan
dalam penyajian Laporan Arus Kas. Bentuknya terdiri dari uraian berbagai
aktivitas yang disajikan secara stafel diurutkan dari atas ke bawah. Penyajian
didahului dengan arus kas masuk dan keluar berbagai aktivitas. Kemudian
disajikan saldo awal dan saldo akhir kas.
Struktur Laporan Arus Kas terdiri dari
arus masuk dan keluar kas
berbagai aktivitas. Dari arus masuk dan arus masuk setiap aktivitas akan
diperoleh arus kas bersih dari setiap aktivitas. Arus kas bersih setiap aktivitas
dijumlahkan sehingga diperoleh kenaikan atau penurunan kas. Jika arus
penjumlahan arus kas bersih setiap aktivitas positif berarti ada kenaikan kas.
Sebaliknya jika penjumlahan arus kas bersih setiap aktivitas negatif maka terjadi
penurunan kas. Kenaikan atau penurunan kas akan ditambahkan dengan saldo
akhir sehingga diperoleh saldo akhir. Saldo akhir yang dihasilkan dari
penjumlahan ini harus sama dengan yang tercatat di neraca untuk masingmasing akun yang berkaitan.
Aktivitas yang dijadikan dasar dalam penyajian Laporan Arus Kas terdiri
dari aktivitas operasi, aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.
Aktivitas investasi aset nonkeuangan adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap dan
aset nonkeuangan lainnya. Aktivitas pembiayaan adalah aktivitas penerimaan
kas yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran kas yang akan diterima
kembali yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi investasi
jangka panjang, piutang jangka panjang, dan utang pemerintah sehubungan
dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran.
Aktivitas
nonanggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan
pemerintah.
Aktivitas-aktivitas dalam penyajian Laporan Arus Kas diuraikan lebih rinci
sebagai berikut:
a. Aktivitas Operasi
Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan
kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk
membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa
mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari:
1. Penerimaan Perpajakan;
PSAP 03 6
negara/daerah
dan
Investasi
Arus keluar kas untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pengeluaran:
1. Belanja Pegawai;
2. Belanja Barang;
3. Bunga;
4. Subsidi;
5. Bantuan Sosial;
6. Hibah;
7. Belanja Lain-lain; dan
8. Transfer keluar.
Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat berharga yang sifatnya
sama dengan
persediaan, yang dibeli untuk dijual, maka perolehan dan
penjualan surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
Jika entitas pelaporan mengotorisasikan dana untuk kegiatan suatu
entitas lain, yang peruntukannya belum jelas apakah sebagai modal kerja,
penyertaan modal, atau untuk membiayai aktivitas periode berjalan, maka
pemberian dana tersebut harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
Kejadian ini dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
PSAP 03 7
1.
2.
3.
4.
5.
Penerimaan Pinjaman;
Penjualan Surat Utang Negara Pemerintah;
Hasil Privatisasi Perusahaan Negara/Daerah;
Penjualan Investasi Jangka Panjang Lainnya; dan
Pencairan Dana Cadangan.
d. Aktivitas Nonanggaran
Arus kas dari aktivitas nonanggaran mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja
dan pembiayaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas nonanggaran antara lain
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan kiriman uang. PFK menggambarkan kas
yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar atau
diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes.
Kiriman uang menggambarkan mutasi kas antar rekening kas umum
negara/daerah.
Arus masuk kas dari aktivitas nonanggaran meliputi penerimaan PFK dan
kiriman uang masuk. Sedangkan, arus keluar kas dari aktivitas nonanggaran
meliputi pengeluaran PFK dan kiriman uang keluar.
PSAP 03 8
BAB IV
PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
PSAP 03 9
Rp 60.000,00
Rp
8.000,00
Rp
3.000,00
Pada tanggal 10 Januari 2005 saldo kas yang ada di Bendahara Pengeluaran
disetorkan ke Kas Daerah. Selama tahun 2005 Pemda tersebut menerima
pendapatan sebesar Rp740.000,00 dan mengeluarkan belanja sebesar
Rp700.000,00. Dalam realisasi pendapatan termasuk yang berasal dari
pendapatan yang telah diterima oleh Bendahara Penerimaan. Belanja tersebut
termasuk pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran yang sudah di-SPJ-kan dan
telah terbit SPM/SP2D GU Nihil sebesar Rp250.000,00. Nilai Uang Persediaan
awal yang diterima oleh Bendahara Pengeluaran dari Kas Daerah adalah sebesar
Rp259.000,00. Dengan demikian jumlah belanja yang dibayar langsung oleh Kas
Daerah hanya sebesar Rp450.000,00. Dengan transaksi di atas maka dalam
Neraca per 31 Desember 2005, saldo Kas di Kas Daerah pada akhir tahun
sebesar Rp99.000,00,
dan saldo Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar
Rp9.000,00. Hal ini dapat dilihat dalam bentuk saldo buku besar sebagai
berikut:
PSAP 03 10
Debet
Kredit
Saldo Awal
Saldo
60.000
8.000
68.000
740.000
808.000
259.000
549.000
Pengeluaran Belanja
450.000
99.000
Debet
Kredit
Saldo Awal
8.000
Saldo
8.000
259.000
Pengeluaran Belanja
259.000
250.000
9.000
Rp
39.000,00
Rp
60.000,00
Rp
99.000,00
9.000,00
4.500,00
Rp 112.500,00
Saldo akhir kas dalam Laporan Arus Kas adalah sebesar Rp112.500,00.
PSAP 03 11
SOAL LATIHAN
Pilihan Ganda:
1. Aktivitas-aktivitas yang dijadikan dasar dalam penyajian Laporan Arus Kas,
kecuali:
a. operasi
b. investasi nonkeuangan
c. dana cadangan
d. pembiayaan.
2. Jenis-jenis akun yang terkait antara Laporan Arus Kas dan di Neraca
pemerintah daerah adalah sebagai berikut kecuali:
a. Kas di BUD
b. Kas di Kas Daerah
c. Kas di Bendahara Penerimaan
d. Kas di Bendahara Pengeluaran.
3. Saldo dana cadangan Pemda dalam bentuk rekening tertentu di sebuah bank,
pelaporannya dalam Laporan Arus Kas adalah:
a. dilaporkan dalam aktivitas pembiayaan
b. dilaporkan dalam saldo akhir kas di BUD
c. tidak dilaporkan dalam Laporan Arus Kas
d. dilaporkan dalam aktivitas operasi.
4. Basis yang dianut dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah
basis kas, akan tetapi Laporan Arus Kas (LAK) berbeda dengan LRA dalam
hal:
a. penyajian transaksi non anggaran
b. penyajian belanja
c. penyajian pendapatan
d. penyajian pembiayaan.
5. Metode langsung disarankan dalam penyajian Laporan Arus Kas karena:
a. Metode lain tidak dikenal di SAP
b. lebih mudah
c. Tidak perlu jurnal
d. Metode langsung dan tidak langsung sebenarnya sama saja penyajiannya.
PSAP 03 12
DAFTAR BACAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
PP No. 2/2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah
serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;
19.
20.
21.
22.
23.
Piutang
Negara/Daerah,
PSAP 03 13