Kaca memiliki sejarah yang sangat panjang dalam kemasan makanan.
Gelas kaca juga meningkatkan untuk mengurangi kerusakan. Produsen
untuk membuat botol kaca lebih memilih bahan kaca yang tipis karena bertujuan untuk mengurangi berat botol. Karena kaca tidak berbau dan bersifat inert, banyak produk makanan atau minuman yang menggunakan botol kaca karena kaca memiliki beberapa keunggulan untuk aplikasi kemasan. Hal ini disebabkan kaca kedap gas dan uap, sehingga dapat mempertahankan produk untuk jangka waktu yang panjang tanpa merusak rasa atau aroma. Transparansi kaca memungkinkan konsumen untuk melihat produk, namun variasi warna kaca dapat melindungi isi terhadap cahaya. Kemasan gelas kaca memiliki manfaat bagi lingkungan karena dapat digunakan kembali dan didaur ulang. Seperti bahan lainnya, kaca memiliki beberapa kelemahan. Meskipun telah diupayakan menggunakan kaca yang tipis, botol kaca tetap memiliki beban yang berat yang dapat menambah biaya transportasi. Botol gelas merupakan kemasan yang sangat baik untuk benda padat, cair, dan gas. Kemasan gelas menjadi bahan pelindung yang sangat baik dari kontaminasi bau dari luar sehingga citra rasa produk dapat dipertahankan. Berdasarkan warnanya, botol gelas dibagi menjadi 3 jenis, yaitu hijau (UVA hijau), flint (putih jernih), dan amber (cokelat). Berdasarkan jenis botol gelas yang dihasilkan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu HPS (Hasil Produk Selesai) dan HPA (Hasil Produk Antara). Berdasarkan tujuan penggunaan botol gelas, dibagi menjadi 3 jenis, yaitu a) botol gelas sekali pakai dirancang dengan bahan yang ringan (jenis kemasan ini biasanya dibuang setelah digunakan), b) botol gelas setelah dipakai dapat digunakan kembali tiga sampai lima kali, dan c) botol gelas yang dapat dipakai kembali sampai lebih dari 70 kali. Kemasan gelas atau kaca memiliki keunggulan dibanding dengan bahan kemasan lain. Keunggulan tersebut diantaranya : 2. mencegah penguapan sehingga cocok untuk mengemas bahan makanan cair, gas dan padat, 4. menghalangi keluarnya cairan atau gas dari produk yang dikemas, 5. gelas transparan dan jernih akan mempermudah serta menarik pembeli untuk melihat langsung produk yang dikemas, 6. bahan gelas bersifat kokoh, tahan tekanan dan tahan panas sehingga sangat tahan terhadap pengaruh dari luar,memudahkan proses pengisian dan pengepakan makanan dan minuman, 7. mulut botol atau gelas yang terbuka dapat memudahkan pengisian,
8. kemasan botol kaca atau gelas dapat digunakan kembali sehingga
menguntungkan pembeli dan otomatis biayanya lebih murah, 9. Kedap terhadap air, gas, bau-bauan, dan mikroorganisme, 10. Inert dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi ke dalam bahan pangan, 11. Sesuai untuk produk yang mengalami pemanasan dan penutupan secara hermetis.
Dari banyaknya keunggulan tersebut, botol kaca juga memiliki
kelemahan, diantaranya: 1. tidak disarankan untuk meletakkan ditempat yang memiliki cahaya terang karena akan mudah teroksidasi, 2. berat dan kurang praktis sehingga sulit dibawa, 3. mudah pecah.
Menurut Millati (2010), untuk membuat agar kemasan gelas
bersifat inert dan netral maka gelas dicelupkan dalam larutan asam. Untuk melindungi permukaan gelas maka diberi laminasi silikon polietilen glikol atau polietilen stearat. Sifat gelas yang stabil menyebabkan gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa kerusakan.