Gangguan Kepribadian
Gangguan Kepribadian
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, dilahirkan dengan
ciri khas dan watak berbeda-beda yang menjadikan seseorang itu unik,
mempunyai kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari
di lingkungan masyarakat, manusia saling berinteraksi dan menciptakan suatu
kebudayaan yang mempengaruhi
generasi baru memberikan corak kepribadian baru dari generasi sebelumnya dan
bereaksi terhadap lingkungannnya, yang merupakan akibat dari perbedaan
kepribadian dalam pemenuhan kebutuhannya. Dalam usaha penyesuaian diri
terhadap kebutuhan manusia sedapat mungkin tidak menyimpang dari ketentuanketentuan yang berlaku dalam kelompoknya. Pengalaman tersebut sangat
mempengaruhi kepribadian tiap individu sehingga menandai terbentuknya suatu
individu. 1
Kepribadian adalah sesuatu yang unik dan menetap yang didapat dari
pengalaman diri yang bermanifestasi menjadi perilaku yang teramati, bersifat
konsisten dan sering disebut sebagai sifat, karakter, dan ciri pembawaan.
Kepribadian juga bersifat fleksibel dalam beradaptasi dengan lingkungannya,
dimana fleksibilitas tersebut biasanya hilang jika terjadi gangguan kepribadian.
Yang dimaksud dengan Gangguan Kepribadian adalah bentuk yang sangat rigid
dari suatu ciri kepribadian yang teramati dari perilakunya, yang tampak dari
sikapnya yang ekstrim dan berlangsung lama. Dikatakan terganggu jika
menyebabkan hendaya dalam fungsi sosial dan pekerjaan yang menimbulkan
distress bagi individu, yang pada umumnya individu tersebut tidak menyadari
perilaku bermasalahnya.1 Gangguan kepribadian secara khas sudah dapat diamati
sejak masa remaja atau dewasa muda, dan kurang lebih 9%-13% seluruh orang
dewasa mengalami gangguan kepribadian. Mereka yang memiliki gangguan
kepribadian memiliki beberapa fitur yang berbeda termasuk gangguan psikologis
dalam diri, kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal yang sukses,
kesesuaian dari jangkauan emosi, cara memahami diri mereka sendiri, orang lain
dan dunia dan kesulitan memiliki konbtrol impuls yang tepat. Orang dengan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas dari ciri perilaku dan
emosi yang merupakan karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari
dalam kondisi yang biasa. Sifatnya stabil dan dapat diramalkan. Kepribadian
meliputi segala, corak perilaku manusia yang terhimpun dalam dirinya, dan yang
digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan dirinya terhadap rangsang baik
yang datang dari lingkungannya (dunia luarnya) maupun yang berasal dari
2
pengaruh yang
itupun merencanakan
dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untk menjadi identik (sama) dengan
orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, guru, dsb. Pada masa remaja tahap
identifikasi ini menyabakan kebingungan dan kekaburan akan peran sosial, karena
remaja-remaja cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh
sekaligus, misalnya dengan ayahnya, bintang film kesayangannnya, tokoh politik
favoritnya, dsb. Jika kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat dihapuskan
sampai remaja itu menjadi dewasa, maka besar kemungkinannya ia akan
menderita gangguan-gangguanan kejiwaan pada masa dewasanya. Karena itu
penting sakali diusahakan agar remaja dapat menentukan sendiri idenitas dirinya
dan berangsur-angsur melepaskan identifikasinya terhadap orang-orang lain untuk
akhirnya menjadi dirinya sendiri.6
2.3. Definisi Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian (Aksis II pada DSM-IV) merupakan suatu ciri
kepribadian yang menetap, kronis dapat terjadi pada hampir semua keadaan,
menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya dan maladaptif serta
menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk, tidak fleksibel dan biasanya terjadi
pada akhir masa remaja atau pada masa awal dewasa. Hal ini disebabkan pada
usia ini masalah-masalah kepribadian sering bermunculan begitu luas dan
kompleks.6
Gangguan kepribadian khas (F60 PPDGJ-III) adalah suatu gangguan berat
dalam konstitusi karakteriologis dan kecenderungan perilaku dari seseorang,
biasanya meliputi beberapa bidang dari kepribadian, dan hampir selalu
berhubungan dengan kesulitan pribadi dan sosial.8
Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai sifat-sifat
kepribadian yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya. Akibatnya ia akan mengalami kerusakan berat dalam hubungan
sosialnya atau dalam bidang pekerjaannya atau dirinya terasa sangat menderita.
Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian biasanya alloplastik.
Artinya
orang
dengan
gangguan
kepribadian
akan
berusaha
merubah
lingkungannya untuk disesuaikan dengan keinginannya. Selain itu, gejalagejalanya juga egosintonik, artinya orang dengan gangguan kepribadian dapat
menerima dengan baik gejala-gejalanya. Umumnya orang dengan gangguan
kepribadian menolak bantuan secara psikiatrik.6
4
2.4. Etiologi
a. Faktor Genetika
Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik
pada 15.000 pasangan kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar
monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan kepribadian adalah
beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu
menurut suatu penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan
temperament, minat okupasional dan waktu luang, dan sikap sosial,
kembar monozigotik yang dibesarkan terpisah adalah kira-kira sama
dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.
b. Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak
mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa.
Contohnya, anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin
mengalami kepribadian menghindar.
c. Faktor Biologis
Hormon. Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga
menunukkan peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan
esterone.
Neurotransmitter. Aktivasi dopaminergik dan serotoninergik.
Peningkatkan kadar serotonin dengan obat seretonergik tertentu
seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik pada
beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi,
impulsivitas.
Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektro
ensefalogram telah ditemukaan pada beberaapa pasien dengan
gangguan kepribadian, paling sering pada tipe antisosial dan
ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.
d. Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan
dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual.
5
b.
c.
d.
e.
lainnya.
Status sosial ekonomi rendah
Pelecehan verbal, fisik dan seksual selama masa kanak-kanak
Diabaikan selama masa kanak-kanak
Kehidupan keluarga yang tidak stabil dan kacau selama masa kanak-
f.
kanak.
Kehilangan orang tua karena proses kematian atau perceraian yang
traumatik selam masa kanak-kanak.3,5
a.
melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Mereka sering kali bersikap
bermusuhan, mudah tersinggung dan marah.5
Menurut teori psikodinamika, gangguan ini merupakan mekanisme
pertahanan ego proyeksi, orang tersebut melihat orang lain mempunyai
motif merusak dan negatif, bukan dirinya. Ada kecenderungan untuk
membanggakan dirinya sendiri karena menganggap dirinya mampu berfikir
secara rasional dan objektif, padahal sebenarnya tidak. Dalam situasisosial,
orang dengan kepribadian paranoid mungkin tampak sibuk dan efisisen,
tetapi mereka seringkali menciptakan ketakutan dan konflik bagi orang lain. Dan
berdasarkan teori kognitif- behavioral, orang dengan gangguan ini akan selalu
dalam keadaan waspada, karena tidak mampu membedakan antara orang
yang membahayakan dan yang tidak.3,5
Para penderita gangguan kepribadian paranoid cenderung tidak
memiliki kemampuan untuk menyatakan perasaan negatif yang mereka
miliki terhadap orang lain, selain itu mereka pada umumnya juga tidak
kehilangan hubungan dengan dunia nyata, dengan kata lain berada dalam
kesadaran saat mengalami kecurigaan yang mereka alami walau secara
berlebihan. Penderita akan merasa sangat tidak nyaman untuk berada
bersama orang lain, walaupun di dalam lingkungan tersebut merupakan
lingkungan yang hangat dan ramah. Dimana dan bersama siapa saja mereka
akan memiliki perasaan ketakutan akan dikhianati dan dimanfaatkan oleh
orang lain.2
Gangguan kepribadian paranoid juga dapat disebabkan oleh
pengalaman masa kecil yang buruk ditambah dengan keadaan lingkungan
yang dirasa mengancam. Pola asuh dari orang tua yang cenderung tidak
menumbuhkan rasa percaya antara anak dengan orang lain juga dapat
menjadi penyebab dari berkembangnya gangguan ini.4
Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 sampai 2,5%.
Gangguan ini lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita, dan
gangguan ini tampaknya tidak memiliki pola familial. Gangguan ini
10
biasanya muncul pada masa dewasa awal yang mana merupakan manifestasi
dari rasa tidak percaya dan kecurigaan yang tidak tepat terhadap orang lain
sehingga menghasilkan kesalah pahaman atas tindakan orang lain sebagai
sesuatu yang akan merugikan dirinya. Secara spesifik penyebab dari
munculnya gangguan ini masih belum diketahui, namun seringkali dalam
suatu kasus muncul pada individu yang memiliki anggota keluarga dengan
gangguan
skizofrenia,
dengan
kata
lain
faktor
genetik
masih
mempengaruhi.5
Pedoman diagnosis :
a) Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan.
b) Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan
pengalaman dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral
atau bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan dan penghinaan.
c) Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak
untuk memaafkan suatu penghinaan dan luka hati masa kecil.
d) Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa
memperhatikan situasi yang ada (actual situation).
e) Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justication), tentang kesetiaan
seksual dari pasangannya.
f) Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara belebihan, yang
bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri (self
referential attitude).
g) Preekupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak
substantif dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien
maupun dunia pada umumnya.
Untuk diagnosis diatas dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.8
Diagnosis banding:
1. Skizofrenia paranoid
Dapat dibedakan karena halusinasi dan pikiran formal tidak ditemukan
pada gangguan kepribadian paranoid.
11
12
b.
jenis
kelamin
untuk
gangguan
ini
tidak
mencari
kontak
pekerjaan
atau
sendirian
tanpa
kontak
yang
melibatkan
dengan
orang
13
Pedoman diagnostik :
a. Aktivitas yang memberikan kebahagiaan; biasanya hanya sedikit saja.
b. Emosi dingin, afek datar an tidak perduli (detachment).
c. Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain.
d. Ketidakpedulian yang nyata terhadap pujian atau kecaman.
e. Kurang tertarik untuk menjalin pengalaman seksual dengan orang lain
(dengan memperhitungkan umurnya).
f.
pikiran
atau
pikiran
waham.
Walaupun
mereka
sosial,
riwayat
perilaku
verbal
yang
agresif
dan
14
Tetapi,
kecendrungan
pasien
skizoid
ke
arah
jauh.
Saat
kepercayaan berkembang,
pasien
skizoid
Antipsikosis
mungkin
berguna
dalam
c.
b.
c.
d.
e.
banyak pasien dengan antisosial yang depresif dan cemas. Hanya saja belum
16
Diagnosis Banding
Riwayat yang penuh dengan pelnaggaran hukum dan noram-norma
sosial belum cukup untuk membuat diagnosis gangguan kepribadian
disossional. Harus dicari ciri-ciri kepribadian lain seperti yang telah
dilukiskan diatas ini, karena ada juga penjahat yang profesional yang tidak
mempunyai gangguan kepribadian disossional. Perlu dibedakan dari
gangguan afektif episode manik, skizofrenia, gangguan mental organik yang
17
d.
pemikirannya. Emosinya sangat tidak stabil. Terdapat dua varian khas yang
berkaitan dengan impulsivitas dan kurangnya kontrol diri yaitu :
1. Tipe impulsive
Ciri khas yang dominan adalah ketidakstabilan emosional dan
kekurangan pengendalian impuls (dorongan hati). Ledakan kekerasan
perilaku menganca lazim terjadi, khususnya sebagai tanggapan terhadap
kritik orang lain.
2. Tipe ambang
Ciri khas ketidakstabilan emosional yaitu gambaran diri pasien, tujuan
dan preferensi internalnya (termasuk seksual) sering kali tidak jelas atau
terganggu.
Biasanya
terdapat
perasaan
kosong
yang
kronis.
Kecenderungan terlibat dalam pergaulan yang erat dan tidak stabil dapat
menyebabkan krisis emosional yang berulang dan mungkin disertai
dengan
usaha
yang
berlebihan
untuk
menghindarkan
dirinya
Pedoman diagnostik
a. Terdapat kecendeungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensinya bersamaan dengan ketidak
stabilan emosional.
b. Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan impulsivitas dan
kekurangan pengendalian diri.8
19
Diagnosis Banding
Pembedaan dari skizofrenia dilakukan berdasarkan tidak
adanya
episode
skizofrenia
psikotik,
klasik
gangguan
lainnya
ya n g
pikiran,
atau
berkepanjangan
tanda
ya n g
20
Prognosis
Gangguan ini cukup stabil dimana pasien mengalami sedikit
perubahan dengan berjalannya waktu. Berdasarkan penelitian perjalanan
penyakit ini tidak menunjukkan perkembnagan ke arah skizofenia, tetapi
pasien memiliki insiden tinggi untuk mengalami episodik gangguan depresi
berat. 5
Terapi
1. Psikoterapi. Terapi perilaku digunakan untuk mengendalikan ledakan
kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan terhadap kritik dan
penolakan.
2. Farmakoterapi. Antipsikotik dapat digunakan untuk mengendalikan
kemarahan, permusuhan dan episode psikotik akut. Antidepresan
memperbaiki mood yang terdepresi. MAOI efektif dalam memodulasi
perilaku impulsive. Benzodiazepine (alprazolam) membantu kecemasan
dan depresi. Antikonvulsan (carbamazepine) dapat meningkatakn fungsi
global. 7
e.
Kebutuhan mereka akan ketentraman tidak ada habisnya. Ditinjau dari teori
psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya parental
seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orang tua yang
mengatakan bahwa seks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan
perilaku yang ditunjukkan dimana perilaku menunjukkan bahwa seks itu
adalah hal yang menyenangkan dan diinginkan.7
Epidemiologi
Prevalensi gangguan sekitar 2-3% dan lebih sering didiagnosis pada
wanita daripada pria.7
Pedoman diagnostik
a. Ekspresi
emosi
yang
dibuat-buat
(self-dramatization)
seperti
22
Dapat
diberikan
jika
muncul
gangguan
f.
Persahabatan
mereka
sering
rapuh
karena
mereka
tidak
mampu
g. Pemaksa yang tak beralasan agar orang lain mengikiti persis caranya
mengerjakan sesuatu, atau keenggangan yang ak beralasan untuk
mengizinkan orang lain mengerjakan sesuatu.
h.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding ganguan kepribadian histrionik adalah gangguan
kepribadian ambang, dan antisosial.5
Prognosis
24
g.
kepribadian
menghindar
dan
gangguan
Terapi
1. Psikoterapi. Dapat dilakukan dengan cara memberikan dorongan kepada
pasien untuk dapat melihat ke dunia luar dan merasakan bahwa yang
mereka rasakan memiliki resiko tinggi terhadap penghinaan, penolakan
dan kegagalan. Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan
26
tugas untuk berlatih keterampilan sosial yang baru di luar terapi, karena
kegagalan dapat memperberat harga diri pasien yang telah buruk. Terapi
kelompok dapat membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka
terhadap penolakan pada diri mereka sendiri dan orang lain. Melatih
ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien
untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk
meningkatkan harga diri mereka.
2. Farmakoterapi : Beberapa pasien tertolong oleh penghambat beta,
seperti atenolol (Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem saraf
otonomik, yang cenderung tinggi pada pasien dengan gangguan
kepribadian menghindar, khususnya jika mereka menghadapi situasi
yang menakutkan.7
h.
27
Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan
lebih sering terjadi pada anak yang lebih kecil jika dibandingkan yang lebih
tua.5
Pedoman diagnostik
a. Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian
besar keputusan penting bagi dirinya.
b. Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain pada
siapa ia bergantung dan kerelaan yang tidak semestinya terhadap
keinginan mereka.
c. Keenganan untuk mengajukan tuntutan yang layak kepada orang pada
siapa ia bergantung.
d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidak mampuan mengurus
sendiri.
e. Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat
dengannya dan ditinggalkan agar mengurus diri sendiri.
f.
28
dengan proses
kognitif-behavioral,
dengan
menciptakan
i.
diri
yang
rapuh
dan
rentan
terhadap
depresi.
Kesulitan
interpersonal, penolakan, kehilangan dan masalah pekerjaan adalah stressstress yang sering dihasilkan oleh pasien dengan narsistik karena
perilakunya. Menurut pandangan psikoanalitik tradisonal, gangguan
histrionok dan narsistik merupakan variensi histeria. Dan bila dilihat dari
sudut pandang psikoanalisis yang kognitif, kedua gangguan ini (gangguan
histrionik dan gangguan narsistik) adalah akibat dari ketidakmampuan
memfokuskan diri pada yang detail atau yang khusus, jadi dalam memahami
situasi dan problem dilakukan secara global.6
Epidemiologi
Menurut DSM IV perkiraan prevalensi gangguan kepribadian
narsistik terentang antara 2-16% dalam populasi klinis dan kurang dari 1% dalam
populasi umum.6
Pedoman diagnostik
1. Memiliki rasa kepentingan diri yang besar (misalnya, pencapaian dan
bakatyang dilebih-lebihkan, berharap terkenal sebagai superior tanpa
usaha yang sepadan).
2. Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan,
kecantikan atau cinta ideal yang tidak terbatas.
3. Yakin bahwa ia adalah khusus dan unik dan dapat dimengerti hanya
oleh, atau harus berhubungan dengan, orang lain (atau institusi) yang
khusus atau memiliki status tinggi.
4. Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan.
5. Memiliki perasaan bernama besar, yaitu, harapan yang tidak beralasan
akan perlakuan khusus atau kepatuhan otomatis sesuai harapannya.
6. Eksploitatif secara interpersonal, yaitu, mengambil keuntungan dari
orang lain untuk mencapai tujuannya sendiri.
30
dengan
gangguan
kepribadian
narsistik
memiliki
j.
dari
memenuhi
satu
gangguan
kriteria
kepribadian
lengkap
untuk
spesitik
salah
satu
yang
tidak
gangguan
selalu menganggap dirinya benar. Dari sudut kognitif-behavioral, pasifagresif berkembang dari kepercayaan bahwa ekspresi terbuka dan
kemarahan adalah berbahaya. Menuntut orang lain harus tahu apa yang
diinginkan, tanpa ia memintanya.5,6
Epidemiologi
Tidak ada data yang tersedia tentang epidemiologi gangguan,
termasuk rasio jenis kelamin, pola familial dan prevalensi.7
Gangguan klinis :
Karakteristik pasien gangguan kepribadian pasif agresif adalah:
1. Menunda-nunda, tidak menerima permintaan untuk kinerja yang
optimal,
meminta
maaf
untuk
keterlambatan
dan
mencari
kesalahan pada diri orang lain pada siapa mereka tergantung, mereka
menolak untuk melepaskan diri mereka sendiri dar iketergantungan.
2. Tidak memeiliki ketegasan dan tidak lansung tentang kebutuhan dan
harapan mereka.
3. Tidak dapat menjawab pertanyaan yang diperlukan tentang apa yang
diharapakan oleh mereka dan mungkin menjadi cemas bila dipaksa
untuk melakukannya
4. Berusaha untuk memanipulasi dirinya sendiri kedalam posisi tergantung,
tetapi prilaku mereka yang pasif dan merendahkan diri sering kali
dialami orang lain sebagaihukuman atau manipulasi.7
Kriteria Riset Ga n g g u a n K e p r i b a d i a n P a s i f - Ag r e s i f
a. Pola perpasif sikap negatifistik
t e r h a d a p t u n t u t a n a k a n k i n e r j a ya n g a d e k u a t , d i m u l a i
pada masa
dewasa
awal dan
tampak
dalam
berbagai
adalah
dramatik,
afektif
dan
agresif
secara
terbuka
Terapi
1. Psikoterapi
pasien
gangguan
kepribadian
pasif-agresif
yang
35
prevalensi
gangguan
depresif
pada
populasi
keseluruhan, angka kejadian gangguan kepribadian depresif sama pada lakilaki dan perempuan dan terjadi pada keluarga dimana gangguan depresif
ditemukan.7
Di a g n o s i s B a n d i n g
Gangguan
distimik
adalah
gangguan
mood
ya n g
ditemukan
pada
gangguan
kepribadian
depresif.
sedangkan
gangguan
distimik adalah
episodic,
d a p a t t e r j a d i p a d a s e t i a p w a k t u , d a n b i a s a n ya m e m i l i k i
stressor p e n c e t u s .
dianggap
sebagai
Kepribadian
spektrum
depresif
kondisi
dapat
a f e k t i f dimana
lebih
menghindar
cenderung
parah.
adalah
lebih
Pasien
introvert
merasa
gangguan
kepribadian
dan tergantung
cemas
daripada
tetapi
depresi,
mampu
penyakitnya
interpersonal
dan
menggali
tilikan
memahami
mereka.
Terapi
kedalam
psikodinamika
efeknya
pada
hubungan
kognitif
membantu pasien
pemakaian
medikasi
anti
depresan,
yang
dinamakan
penderita
masokisme
moral
mencari
BAB III
PENUTUP
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa siapa saja berpotensi
untuk mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak saja
disebabkan oleh faktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh
39
faktor
temperamental,
faktor biologis
(hormon,
neurotransmitter
dan
elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik (yaitu adanya fiksasi pada salah satu
tahap di masa perkembangan psikoseksual dan juga tergantungdari mekanisme
pertahanan ego orang yang bersangkutan).
Dalam pengobatan perlu diingat bahwa sifat-sifat gangguan kepribadian
khas termasuk dalam pola seumur hidup dan penderita tidak mempunyai motivasi
dasar untuk berubah. Tetapi dapat memfokus pada spek kerugian akibat perilaku
itu. Hampir semua gangguan kepribadian dapat disembuhkan baik melalui
psikoterapi (terapi kejiwaan) maupun farmakoterapi (terapi obat-obatan), dengan
teknik penyembuhan yang berbeda-beda untuk masing-masing gangguan kepribadian. Selain
daripada terapi individual yang berlangsung lama, ada baiknya bila penderita dimasukka ke
dalam terapi kelompok sehingga ia dapat belajar cara-cara yang baru mengenai hubungan antar
manusia. Ia memerlukan model atau contoh untuk dapat diambil pelajaran. Ia memerlukan juga
orang-orang yang dapat ia melakukan identifikasi serta orang-orang yang secara tetap dapat
memberi umpanbalik kepadanya tentang akibat perilakunya pada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III, Jakarta.
4.
5.
Gangguan
kepribadian.
Dinduh
http://roziq.student.umm.ac.id/2010/02/05/gangguan-kepribadian/.
dari
Pada
7.
8.
Gangguan
kepribadian.
Dinduh
dari
Gangguan
kepribadian.
Dinduh
dari
Gangguan
kepribadian
paranoid.
Dinduh
dari
http://www.scribd.com/doc/57010199/6/Gangguan-Kepribadian-Paranoid.
Pada tanggal 15 Oktober 2011.
41