Tumor Jaringan Lunak
Tumor Jaringan Lunak
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta
organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot,
tendon, jaringan ikat, lemak dan jaringan synovial (jaringan di sekitar persendian).
Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh, tetapi dalam artian
khusus tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma. Secara klinis, tumor
dibedakan atas golongan neoplasma dan nonneoplasma misalnya kista, akibat reaksi
radang atau hipertrofi. Tumor jaringan lunak dapat terjadi di seluruh bagian tubuh
mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tumor jaringan lunak ini ada yang jinak
dan ada yang ganas. Tumor ganas atau kanker pada jaringan lunak dikenal sebagai
sarcoma jaringan lunak atau Soft Tissue Sarcoma (STS). Kanker jaringan lunak
termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya sekitar 1% dari seluruh
keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15% dari seluruh keganasan pada
anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur. Pada anak-anak paling sering pada
umur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada umur 45-50 tahun.
Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak bawah yaitu sebesar
46% di mana 75% ada diatas lutut terutama di daerah paha. Di anggota gerak atas mulai
dari lengan atas, lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%. 30% di tubuh bagian
luar maupun dalam, seperti pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak dalam
perut maupun dekat ginjal atau yang disebut daerah retroperitoneum. Pada daerah
kepala dan leher sekitar 9% dan 1% di tempat lainnya, antara lain di dada.
1.2
Tujuan
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memenuhi tugas akhir kepaniteraan
klinik stase bedah RSUD Cianjur. Penulisan referat ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan pemahaman penulis tentang peritonitis tuberkulosa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Epidemiologi
Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya
sekitar 1% dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15 % dari
seluruh keganasan pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur. Pada anakanak paling sering pada umur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada
umur 45-50 tahun. Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak
bawah yaitu sebesar 46% dimana 75%-nya ada di atas lutut terutama di daerah paha.
Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas, lengan bawah hingga telapak tangan sekitar
13%. 30% di tubuh bagian di bagian luar maupun dalam, seperti pada dinding perut, dan
juga pada jaringan lunak di dalam perut maupun dekat ginjal atau yang disebut daerah
retroperitoneum. Pada daerah kepala dan leher sekitar 9% dan 1% di tempat lainnya,
antara lain di dada.
2.2 Anatomi
Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia, yang bersifat melindungi tubuh
dari pengaruh lingkungan. Secara anatomis, kulit dibagi menjadi 3 lapisan yaitu :
1. Lapisan Epidermis
Epidermis terdiri dari:
a. Stratum korneum (lapisan tanduk)
Adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri dari beberapa lapis sel-sel
gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi
keratin (zat tanduk)
b. Stratum lusidum
Terdapat dibawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti
dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan
tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin)
Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa
biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di
telapak tangan dan kaki
d. Stratum spinosum (stratum malphigi)
Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbedabeda karena adanya mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung
glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke
permukaan makin gepeng bentuknya. Diantara sel-sel stratum spinosum
terdapat jembatan-jembatan antar sel (intercelluler bridges) yang terdiri atas
protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan-jembatan ini
membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Diantara selsel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.
e. Stratum basale
Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada
perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Lapisan ini
merupakan lapisan yang paling bawah. Sel-sel basal ini mengadakan mitosis
dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel, yaitu :
-
2. Lapisan Dermis
Adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan
ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan
folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis berisi ujung serabut saraf
dan pembuluh darah
b. Pars retikuler, yaitu bagian bawahmya yang menonjol ke arah subkutan, bagian
ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan
retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat
dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen
dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan (bundel) yang mengandung
hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan
bertambahnya umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip
kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan
mudah mengembang serta lebih elastis.
3. Lapisan subkutis
Adalah kelanjutan dermis terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
didalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke
pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang
dipisahkan satu sama lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut
dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Dilapisan ini
terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya
jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokalisnya. Di abdomen dapat mencapai
ketebalan 3 cm, didaerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini
juga merupakan bantalan. Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus
yang terletak dibagian atas dermis (pleksus superfisial) dan yang terletak di subkutis
(pleksus profunda).
Adneksa kulit
Adneksa kulit terdiri dari kelenjar kulit (kelenjar ekrin, apokrin dan sebaseus),
rambut dan kuku.
Kelenjar kulit
Kelenjar ekrin berbentuk spiral danbermuara langsung ke permukaan kulit. Kelenjar
ini terdapat seluruh permukaan tubuh terutama di telapak tangan, kaki, dahi, dan
aksila. Sekresinya bervariasi pada tiap individu dan dipengaruhi oleh saraf
koligernik, rangsang panas, status emosional, dll. Sekretnya mengandung 99,5% air
ditambah dengan sisa elektrolit, karbohidrat, asam amino, urea, laktat, amonia,
hormon, obat, vitamin, dll. Dengan pH 4 6,8. Kelenjar ini terdapat di aksila, areola
mamae, anogenital, kelenjar mata, saluran telinga luar. Sekretnya ketal, mengkilat,
dipengaruhi saraf adrenergik dan ketokolamin dan pengeluaranya episodik,
meskipun diproduksi terus menerus. Kelenjar ekrin dan apokrin baru berfungsi 40
minggu setelah kelahiran. Kelenjar sebasea merupakan kelenjar hilokrin, terdapat
diseluruh permukaan kulit kecuali telapak tangan dan kaki. Sekretnya disebut
sebum, mengandung asam lemak bebas, skualen, wax esterdan kolesterol. Kelenjar
ini aktif pada bayi, berkurang pada anak dan bertambah saat pubertas.
2.3 Fisiologi Kulit
Kulit memiliki fungsi bermacam-macam untuk menyesusaikan diri dengan
lingkungannya.
a. Sebagai pelindung (proteksi)
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya
tekanan, gesekan, tarikan. Gangguan kimiawi misalnya : zat-zat kimiawi terutama
bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam, dan alkali kuat lainnya yang bersifat
panas, misalnya radiasi, sengatan sinar ultra violet, gangguan infeksi luar terutama
kuman/bakteri maupun jamur. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit
terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan tanning. Proteksi rangsangan
kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap
berbagai zat kimia dan air, disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang
melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mungkin
terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum, keasaman kulit menyebabkan pH
kulit berkisar pada pH 5-6,5 sehingga merupakan perlindungan kimiawi terhadap
infeksi bakteri maupun jamur. Proses keratinisasi juga berperanan sebagai sawar
(barrier) mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri secara teratur.
b. Fungsi absorbsi
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme dan jenis vehikulum. Penyebaran dapat penyerapan dapat berlangsung
melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui muara saluran
kelenjar tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui
muara kelenjar.
c. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam dan amonia.
d. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di papila dermis
berperan terhadap rabaan, demikian pula badan merkel Ranvier yang terletak di
epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan pacini di epidermis.
Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerut (otot
berkontaksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga
memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi
oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi biasanya dinding pembuluh darah belum
terbentuk sempurna, sehingga terjadi ekstravasasi cairan, karena itu kulit bayi tampak
lebih edematosa karena lebih banyak mengandung air dan Na.
f. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) ,terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari
rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10:1. Jumlah melanosit
dan butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.
Melanosom dibentuk oleh alat Golgi dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan O2.
Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen
disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan kulit
dibawahnya dibawa oleh sel melanofag (melanofor). Warna kulit tidak sepenuhnya
dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal, tipisnya kulit, reduksi Hb,
oksi Hb, dan karoten.
g. Fungsi Keratinin
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel
langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan,
sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum, makin keatas sel menjadi semakin gepeng dan bergranula menjadi sel
granulosum. makin lama inti menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang
amorf. Proses ini berlangsung terus-menerus seumur hidup dan sampai sekarang
belum sepenuhnya dimengerti. Proses ini berlangsung selama 14 sampai 21 hari dan
memberi perlindungan terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.
h. Pembentukan vit D
Pembentukan vit D berlangsung pada stratum spinosum dan stratum basale yaitu
dengan mengubah 7 hidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.
2.4 Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi di mana
tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang
tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi
akibat pendarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan
pada saraf-saraf tepi. Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat
membesar, bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah
digerakan dari jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh.
Umumnya pertumbuhan kanker jaringan lunak relatif cepat membesar, berkembang
menjadi benjolan yang keras, dan bila digerakkan agak sukar dan dapat menyebar ke
tempat jauh ke paru-paru, liver maupun tulang. Kalau ukuran kanker sudah begitu besar,
dapat menyebabkan borok dan perdarahan pada kulit diatasnya.
2.5 Jenis jenis tumor jaringan lunak
Jaringan Asal
Adiposa
Benigna
Lipoma
Intermediet
Berdiferensiasi baik
Maligna
Liposarkoma berdiferensiasi
Angiolipoma
Liposarkoma miksoma
Miolipoma
Fibrosit/miofibro
Lipoma Kondroid
Fascitis nodular
Fibromatosis
Fibrosarkoma dewasa
sit
Fascitis proliferative
superficial (Palmar /
Miksofibrosarkoma
Myositis Osificans
Plantar)
Sarcoma fibromiksoma
Fibromatosis tipe
daerah rendah
desmoids
Fibrosarkoma epiteloid
Lipofibromatosis
Tumor
sklerosans
Histiositoma fibrosa
Biasa disebut
Tumor
tendo
fibriohistiositik
maligna pleomorfik
Fibrohistiositik
pleksiform
Histiositoma fibrosa
tipe difus
Histiositoma fibrosa
jaringan lunak
Histiositoma fibrosa
Otot polos
benigna profunda
Angioleimioma
maligna inflamatorik
Leiomiosarkoma
Leiomioma profunda
Perivaskuler
Leiomioma genital
Tumor glomus
(Perisit)
Otot rangka
Rabdomioma
Mioperisitoma
Rabdomiosarkoma
Vaskular
Tipe dewasa
embrional
Tipe fetus
Rabdomiosarkoma alveolar
Tipe genital
Rabdomiosarkoma
Hemangioma
Hemangioendoteliom
pleomorfik
Hemangioendotelioma
Hemangioma
a kaposiformis
epiteloid
epiteloid
Hemangioendoteliom
Angiosarkoma jaringan
Angiomatosis
a retiformis
lunak
Limfangioma
Angioendotelioma
retiformis
Angioendotelioma
intralimfatik papilaris
Kondro-osseus
Kondroma jaringan
Kondrosarkoma
lunak
mesenkimal
Tumor yang
Miksoma
Histiositoma fibrosa
Osteosarkoma ekstraskeletal
Sarcoma synovial
berasal dari
intramuscular
angiomatoid
jaringan yang
Miksoma juksta-
Tumor fibromiksoma
alveolar
diferensiasinya
artikular
oksifikans
PNET/Tumor Ewing
tidak jelas
Angiomiksoma
Tumor campuran
ekstraskeletal
profunda
Mioepiteloma
Mesenkimoma maligna
Hialinisasi
Parakordoma
pleomorfik
Timoma
hamartomatosa
ektonik
Lipoma berukuran kecil dengan diameter kurang dari 2 inci (5 cm), tetapi lipoma
dapat tumbuh menjadi besar dengan diameter mencapai lebih dari 4 inci (10 cm).
Lipoma jika disentuh terasa kenyal dan mudah bergerak (mobile), jika sedikit ditekan
dengan jari.
Lipoma dapat menyebabkan nyeri jika tumor lemak ini tumbuh dan ditekan di dekat
Sarkoma jenis ini tumbuh relatif lambat. Umumnya berupa massa berlokasi dalam,
berbatas tegas dan tidak nyeri. Dengan berkembangnya penyakit, dapat timbul nyeri,
gejala desakan terkait dan gangguan fungsi. Liposarkoma di retroperitoneal lebih sulit
dideteksi secara klinis, pasien sering datang dengan komplikasi seperti hernia inguinalis,
udema tungkai bawah atau tanda desakan organ dalam. Pada stadium lanjut dapat disertai
penurunan berat badan, dll.
Terapi
Terutama dengan operasi, harus dengan eksisi luas. Disamping itu, anggapan luas bahwa
liposarkoma relatif peka terhadap radiasi, maka terhadap kasus tidak mudah dieksisi
tuntas karena lokasi yang unik, harus diraditerapi agresif
Tumor vascular jinak. Tumor ini merupakan tumor jaringan lunak terbanyak,
yang terdiri dari berbagai tipe, yaitu hemangioma, hemangioma kavernosa, hemangioma
arteriovenosa
hemangioma
epiteloid
(penyakit
Kimura),
granuloma
piogenik,
makin lama makin membesar, warnanya menjadi merah menyala, tegang dan
berbentuk lobular, berbatas tegas dan keras pada perabaan. Involusi spontan
ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral lesi menjadi kurang tegang
dan lebih mendatar.
Granuloma piogenik, lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah
trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi
sekunder. Lesi biasanyasoliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada
anak dan tersering pada bagiandistal tubuh yang sering mengalami trauma.
Mula-mula berbentuk papula eritematosadengan pembesaran yang cepat.
Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah
berdarah.
Hemangioma kavernosum, lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula
eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan
mengempis dan cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari
elemen yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi
spontan.
Hemangioma campuran, Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan
jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis
tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter,
dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-a n a k . L e s i b e r u p a t u m o r y a n g l u n a k ,
berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangann ya
dapat
memberi
gambaran
keratotik
dan
verukosa.
Lokasi
h e m a n g i o m a c a m p u r a n p a d a l a p i s a n k u l i t s u p e r f i s i a l . Gambaran klinis
umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat
setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau
beberapa bulan, warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila
jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9
12 tahun, warnanya menajdi merah gelap.
Penatalaksanaan
Operasi
Indikasi :
1. Ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan terlalu cepat, misalnya dalam
beberapa minggu lesi menajdi 3-4 kali lebih besar
2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia
3. Tidak ada regresi spontan, penurunan tersebut tidak terjadi setelah 6-7
tahun. Lesi terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh
cepat, mungkin memerlukan eksisi untuk mengendalikannya.
Tumor fibrosa jinak. Fibroma berasal dari proliferasi fibroblast bersama
matriksnya. Kelompok ini paling banyak variasinya, antara lain tumor fibrosa
proliferative jinak, tumor fibrosa proliferative pada bayi dan anak, fibromatosis, tumor
desmoid ekstra-abdominal, dan lain-lain. Pada kelompok tumor fibrosa ini, sebagian
besarnya (kecuali tumor desmoids ekstraabdominal) merupakan proses reaktif terutama
akibat inflamasi. Tumor desmoids terjadi pada usia dewasa muda sampai umur 40 tahun,
banyak terjadi pada pria dan lokasi tersering adalah daerah proksimal seperti bahu,
gluteus, posterior femur, poplitea, lengan atas, dan lengan bawah, umumnya lesi tunggal.
Fibrosarkoma
Fibrosarkoma paling sering ditemukan diantara berbagai sarkoma jaringan lunak. Tapi
belakangan ini dengan perbaikan dan peningkatan teknik diagnosis, sebagian tumor yang
terbentuk dari serat kolagen yang di produksi sel spindel didiagnosis sebagai
histiotistoma fibrosa maligna, neurilemoma maligna, dll, sehingga proporsi fibrosarkoma
dalam sarkoma jaringan lunak menurun.
Patologi
Fibroadenoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel fibroblas. Konsistensinya
lembut, permukaan irisann umumnya berwarna abu-abu putih atau warna daging ikan,
dapat terjadi nekrosis, hemoragi dan transformasi. Dapat timbul kapsul semu, namun
bila tumor tumbuh relatif besar, batasnya sering tidak jelas, bentuknya dapat tidak
beraturan berekspansi menonjol ke jaringan sekitarnya. Di bawah mikroskopik : struktur
jaringan sangat dismorfik, bukan hanya terdeapat sangat banyak gambaran mitosis, tapi
dapat timbul sel datia tumor berbentuk sangat aneh. Pola ekspansi utamanya adalah
pertumbuhan invasif lokal, dan bukan metastasis jauh, eksisi bedah sulit tuntas. Oleh
karena itu faktor utama itu, faktor utama pengancam pasien fibrosarkoma bukanlah
metastasis, melainkan rekurensi refrakter. Jika timbul diseminasi hematogen, terutama
metastasis ke paru. Pada sedikit kasus dapat juga timbul metastasis kelenjar limfe
regional.
Manifestasi klinik
Usia predileksi fibrosarkoma adalah 30-55 tahun, wanita agak lebih banyak dari pria,
dapat rimbul disetiap lokasi tubuh, namun paling sering timbul di ekstermitas. Gejala
utamanya berupa tumor, tidak nyeri. Perjalanan penyakit lambat, bervariasi dari beberapa
minggu hingga 20 tahun, bila menekan saraf dapat timbul nyeri. Permukaan tumor yang
berlingkup luas, bervolume besar dapat mengalami udem, venodilatasi, ulserasi dan
perdarahan.
Diagnosis
Gejala dan tanda fisik dapat menunjukkan kemungkinan fibrosarkoma, tapi diagnosis
pasti harus mengandalkan diagnosis patologi. Sebelum terapi dilakukan perhatikan
hubungan antara tumor dengan jaringan lapisan dalam, untuk menetapkan batas eksisi.
Bila perlu harus dikerjakan pemeriksaan khusus lain, misal angiografi, dll.
Pemeriksaan pencitraan
Pada fluoroskopi sinar X fibrosarkoma tampak sebagai massa bulat, densitasnya lebih
tinggi dari jaringan lunak sekitar, bila timbul destruksi tulang, retraksi periosteum,
penipisan korteks tulang dan morfologi irreguler, maka pertanda tumor sudah mengenai
tulang, CT, MRI, angiografi arteri pemasok tumor dan lainnya juga membantu dalam
memahami luas invasinya.
Pemeriksaan biopsi
Secara prinsip sebelum terapi setiap sarkoma jaringan lunak, harus terlebih dahulu
diperoleh diagnosis patologi, untuk memastikan jenis tumornya, sebagai dasar handal
untuk memilih metode terapi yang tepat. Harus dengan prosedur bertahap melakukan
pulsan pungsi-biopsi jarum-biopsi insisi-biopsi eksisi.
Diagnosis banding
Fibrosarkoma kadangkala mudah tertukar dengan neurofibroma dan tumor jinak lainnya,
tapi yang terkakhir umumnya memiliki riwayat penyakit lebih panjang, pertumbuhan
lambat, mobilitas tinggi, jarang adhesi dengan jaringan sekitarnya, dapat didiagnosis
jelas secara klinis.
Terapi
Dewasa ini, terapi operasi merupakan piliha pertama terhadap tumor tersebut. Begitu
terbukti dari biopsi, harus dieksisi in too berikut jaringan normal sekitar yang luas. Untuk
daerah kepala, leher, dan khusus lainnya, tidak mudah melakukan eksisi luas, maka
dilakukan eksisi luas terhadap tumor, secara agresif dikombinasi dengan radioterapi dan
kemoterapi. Pada lesi yang masif, atau karena keterbatasan anatomis yang tidak
dimungkinkan eksisi langsung maka dapat dipertimbangkan kemoterapi infus panas
intra-arteri, sampai tumor mengecil berulah dieksisi dan tambah radioterapi pasca
operasi.
Fibroma desmoplastika
Fibroma desmoplastik adalah tumor dengan progresivitas lambat dengan sel yang
berdiferensiasi baik yang memproduksi kolagen.
Tempat yang paling sering terkena adalah mandibula, femur dan pelvis Epidemiologi
dapat ditemukan baik pada wanita maupun pria.
Gejala klinis biasanya ditemukan sebagai efusi yang terletak dekat dengan sendi. Hanya
12% kasus yang disetai dengan fraktur.
Pemeriksaan radiologi menunjukkan osteolitik meluas , lesi sklerotik meduler dengan
batas tegas.biasanya ditemukan tumor berbentuk oval dalam metaphysis sejajar
dengan sumbupanjang
tulang.
Terdapat
penipisan
pada korteks,
dan
trabekula
kehitaman) sejalan dengan pertumbuhan, tumor akan tumbuh membesar dan dan menjadi
multiple.
Tumor Jaringan Lunak Ganas . Tumor jaringan lunak ganas terdiri dari tumor
adipose ganas, tumor fibroblastic ganas, tumor fibrohistiotik ganas, tumor otot rangka
ganas, tumor vascular ganas, dan tumor kondro-osseus ganas. Secara umum,
penatalaksanaan tumor jaringan lunak ganas sama dengan tumor tulang ganas.
Kemoterapi dan atau radioterapi adjuvant akan sangat membantu pembedahan dan
ditambah dengan upaya rekonstruksi akan meningkatkan harapan hidup penderita.
2.6 Diagnosis
Metode diagnosis yang paling umum selain pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan
biopsi, bisa dapat dengan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) atau biopsi dari jaringan
tumor langsung berupa biopsi insisi yaitu biopsi dengan mengambil jaringan tumor
sebagian sebagai contoh bila ukuran tumornya besar. Bila ukuran tumor kecil, dapat
dilakukan biopsi dengan pengangkatan seluruh tumor. Jaringan hasil biopsi diperiksa
oleh ahli patologi anatomi dan dapat diketahui apakah tumor jaringan lunak itu jinak atau
ganas. Bila jinak maka cukup hanya benjolannya saja yang diangkat, tetapi bila ganas
setalah dilakukan pengangkatan benjolan dilanjutkan dengan penggunaan radioterapi dan
kemoterapi. Bila ganas, dapat juga dilihat dan ditentukan jenis subtipe histologis tumor
tersebut, yang sangat berguna untuk menentukan tindakan selanjutnya.
2.7 Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen, biasanya tampak massa isodens, berlatar belakang bayangan otot.
Beberapa lesi menunjukkan gambaran yang
USG, mempunyai dua peran yaitu dapat membedakan tumor kistik atau padat, dan
mengukur besarnya tumor. Pada sarcoma jaringan lunak akan didapatkan gambaran
massa hiperechoic, kecuali pada liposarkoma. USG Doppler berwarna sangat berguna
untuk melihat vaskularisasi massa jaringan lunak.
2.8 Terapi
Secara umum, pengobatan untuk jaringan lunak tumor tergantung pada tahap dari
tumor. Tahap tumor yang didasarkan pada ukuran dan tingkatan dari tumor. Pengobatan
pilihan untuk jaringan lunak tumors termasuk operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.
Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau sesudah operasi
untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau membunuh sel kanker yang tersisa.
Penggunaan kemoterapi untuk mencegah penyebaran jaringan lunak tumors belum
membuktikan untuk lebih efektif. Jika kanker telah menyebar ke area lain dari tubuh,
kemoterapi dapat digunakan untuk Shrink Tumors dan mengurangi rasa sakit dan
menyebabkan kegelisahan mereka, tetapi tidak mungkin untuk membasmi penyakit.