Farmakologi
Kelompok 2
M. Galih A.
Frisca Larasati
Tata Martha
Tio Tigris Manullang
Ayugea Juvenda Y
Gelvinda Jamil
J3P115008
J3P115032
J3P115037
J3P115053
J3P215067
J3P215074
PENDAHULUAN
Dalam mengaplikasikan obat ada beberapa hal yang harus diperhatikan, karena dalam
dalam proses pemberian obat pada hewan harus dilakukan dengan penuh kesejahteraan hewan.
Perlakuan yang tidak wajar terhadap hewan dapat menimbulkan penyimpanganpenyimpangan(Singagerda, 2009).
Pemberiaan obat dilakukan dengan rute pemberian obat, hal-hal ini yang menyebabkan
jumlah obat yang dapat mencapai lokasi dia bekerja dalam waktu dan situasi tertentu akan jelas
sangat berbeda, karena tergantung dari rute pemberiaan obat. Farmakologi didefenisikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang obat dan bagaimana cara kerja pada tubuh ataupun
sistem biologis.
Dalam hal ini farmakologi membantu tenaga paramedis untuk memberikan obat-obatan
dengan prosedur yang benar dan tidak ada terjadinya kesalahan dalam tindakan pemberian
obat. Di dunia kedokteran hewan paramedis berada dibawah kontrol dokter hewan yang dapat
mengkaji apakah pemberian obat sudah benar dan sesuai dengan dosis yang telah ditentukan
atau tidak. Obat merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,
mendiagnosa penyakit atau gangguan yang menumbulkan suatu kondisi tertentu.
Penentuan dosis sangat berperan penting pada saat pemberian obat, apabila dosis yang
diberikan tidak tepat maka akan berakibat fatal kepada hewannya ataupun tidak memiliki
pengaruh kepada pasien yang akan diberikan obat. Sesuai dengan artinya dosis adalah takaran
obat yang menimbulkan efek farmakologi(khasiat) yang tepat dan aman apabila dikonsumsi oleh
pasien. Pemberian obat merupakan suatu tindakan unutk membantu proses penyembuhan
dengan cara memberikan obat-obatan melalui oral dan injeksi sesuai dengan pengobatan yangb
dilakukan oleh dokter.
Setiap obat pasti berbeda pemberian dosis dan efek samping yang ditimbulkannya serta
cara pemberian setiap obat itu berbeda. Pada hewan, pada saat pemberian obat tentu kita
terlebih dahulu melakukan handling supaya obat dapat masuk ke tubuh hewan atau pasien
secara menyeluruh dan akurat. Ketika akan memberikan obat, paramedis harus memeriksa
dosisnya dari obatnya. Jika paramedis meragukan dosisnya, maka harus berkonsultasi dengan
dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum diberikan kepada pasien.
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan obat pada hewan atau pasien
2. Mengetahui jenis obat dan dosis yang akan diberikan sesuai dengan petunjuk obat
3. Mahasiswa mampu melakukan berbagai teknik pemberian obat kepada berbagai
hewan
METODE
Bahan yang digunakan pada pratikum ini ialah salep mata ( erlamycetin
chloramphenicol ), obat combantrin ( pirantel pamoat ), tetes telinga ( erlamycetin
chloromphenicol ), dan obat vitamin c ( vitamin c ipi ).
PROSEDUR KERJA
1. Handling hewan pada saat pemberian salep mata ( ERLAMYCETIN CHLORAMPHENICOL )
- Handling hewan dengan posisi hewan dikepit oleh tangan kanan atau kiri
- Buka kelopak mata bagian bawah hewan
- Oleskan salep mata sepanjang konjungtiva
- Tutup mata hewan, lalu beri pijatan lembut
HASIL
1. OBAT
: Erlamycetin Chloramphenicol (salep mata)
DOSIS PEMBERIAN : Sepanjang konjungtiva atau sesuai kebutuhan
CARA PEMBERIAN : Tropikal
2. OBAT
: Combantrin ( Pirantel Pamoat )
DOSIS PEMBERIAN : 0,2 cc per 1 kg berat badan
CARA PEMBERIAN : Peroral
3. OBAT
: Erlamycetin Chloramphenicol ( tetes telinga )
DOSIS PEMBERIAN : 2-3 tetes pada telinga hewan sebanyak 3X satu hari
CARA PEMBERIAN : Tropikal
4. OBAT
: Vitamin C IPI
DOSIS PEMBERIAN : Pencegahan : satu tablet satu hari
Pengobatan : 2-4 tablet satu hari
CARA PEMBERIAN : Peroral
PEMBAHASAN
Combantrin Syrup
Combantrin adalah obat cacing yang bekerja mengatasi cacing kremi (Enterobius
vermicularis), cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale),
cacing
tambang
(Necator
americanus),
cacing Trichastrongylus
colubriformis dan Trichastrongylus orientalis. Setiap sendok takar (mL) combantrin mengandung
pirantel pamoate setara dengan Pirantel base 125 mg. Pirantel pamoat dapat digunakan untuk
pengobatan infeksi yang disebabkan oleh satu jenis cacing atau lebih. Pirantel pamoat
melumpuhkan cacing dengan cara mendepolarisasi senyawa penghambat neuromuskuler dan
mengeluarkannya dari dalam tubuh biasanya tanpa memerlukan pencahar (Kirana 2007).
Combantrin diberikan secara peroral yaitu dengan memberikannya langsung ke dalam
mulut hewan hingga hewan menelan obat tersebut. Combantrin tidak boleh digunakan pada
kucing hamil. Efek samping dari pemakainan combantrin adalah anoreksia (nafsu makan hilang),
mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, mengantuk dan merah-merah pada kulit, keringat
dingin, berkeringat, pruritus, urtikaria.
Erlamycetine Tetes Telinga
Erlamycetin tetes telinga adalah obat untuk infeksi superficial pada telinga luar yang
disebabkan oleh kuman gram positif atau gram negatif yang peka terhadap Chlorampenicol.
Obat ini mengandung 1% Chloramphenicol base di dalam larutan tetes teinga. Sebagai broad
spektrum antibiotika, chloramphenicol bekerja sebagai bakteriostatik terhadap beberapa spesies
dan pada keadaan tertentu bekerja sebagai bakterisid (Kirana 2007).
Obat ini ialah obat topikal yaitu penggunaannya hanya di luar permukaan atau tidak
masuk ke dalam saluran pencernaan (Ika 2010). Cara pemberian obat ini ialah dengan
menteskan Erlamycetin sebanyak 2-3 tetes 3 kali sehari. Pemberian tetes telinga pda kucing
harus memerlukan keterampilakn dalam meng-handle kucing dengan baik.
Erlamycetin tetes telinga tidak boleh diberikan pada penderita yang sensitif terhdap
Chloramphenicol dan perforasi membran timpani. Penggunaan obat ini hanya untuk daerah
telinga suoerficial dan tidak untuk infeksi yang dalam. Efek samping yang dapat ditimbulkan dari
penggunaan obat ini adalah iritasi lokal seperti rasa panas, dermatitis, vesikular, dan
mukolapapular.
Vitamin C Ipi
Vitamin C Ipi adalah obat suplemen yang mengandung Vitamin C yang berguna untuk
mencegah dan mengobati kekurangan Vitamin C. Vitamin C bekerja menjaga keutuhan fungsi
jaringan mesodermal, yaitu kolagen, tulang, gigi, dan pembuluh darah. Obat ini berbentuk tablet,
tiap tablet mengandung vitamin C 50 mg dengan perisa jeruk. Obat ini diindikasi untuk
mencegah dan mengobati kekurangan Vitamin C.
Vitamin C Ipi diberikan secara peroral yaitu dengan memberikannya langsung ke dalam
mulut hewan hingga hewan dapat menelan obat tersebut dengan sempurna. Efek samping dari
pemakaian Vitamin C Ipi yang berlebihan dapat mengakibatkan sakit perut, muntah, diare, dan
kembung pada perut.
SIMPULAN
Setiap obat berbeda pemberian dosis dan teknik pemberiannya. Pada hewan, saat
pemberian obat kita terlebih dahulu melakukan handling supaya obat dapat masuk ke tubuh
hewan atau pasien secara menyeluruh dan akurat dan juga cara pemberian yang disesuaikan
dengan obat yang akan diberikan, contohnya pembrian obat peroral langsung menggunakan
tangan atau melalui perantara alat untuk mempermudah memasukan obat tersebut serta
pemberiannya dengan ditetes ataupun di suntikan dengan spoit ke tubuh hewan tersebut. Ketika
akan memberikan obat, paramedis harus memeriksa dosis dari obatnya. Jika paramedis
meragukan dosisnya, maka harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelum diberikan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Farmakologi jilid I. Jakarta: Pusdiknakes
Anonim, 2009. Kumpukan Kuliah Farmakologi. Jakarta: EGC
Asmadi, 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Puspitasari Ika. 2010. Jadi Dokter untuk Diri Sendiri. Jakarta (ID) : Bentang Pustaka
Rahardja Kirana, Tan Hoan Tjay. 2007. Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek Efek
Sampingnya. Jakarta (ID) : Elex Media Komputindo
Singagerda, linda Kirana, 2009. Hewan Uji Dalam Eksperimen Framakologi. Bandung: ITB press.
Tjay, T. H. dan Kirana R. 2007.Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Gramedia