Disusun oleh :
T. Fathur Rahmat
1512101020185
1. Manifestasi klinik umum (akibat dari peningkatan TIK, obstruksi dari CSF),
seperti sakit kepala, nausea atau muntah proyektif, perubahan mental dan
kejang.
2. Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik
dari otak.
a. Perubahan penglihatan, misalnya hemianopsia, diplopia, kebutaan, dan
tanda-tanda papil edema.
b. Perubahan bicara, misalnya aphasia
c. Perubahan sensorik, misalnya hilangnya sensasi nyeri, halusinasi
sensorik
d. Perubahan motorik, misalnya; ataksia, jatuh, kelemahan dan paralisis
e. Perubahan bowel atau blader, misalnya inkontensia, retensi urin, dan
konstipasi.
f. Perubahan dalam pendengaran, misalnya tinnitus, deafness.
g. Perubahan dalam seksual
D. Komplikasi
1. Edema cerebral
2. Syok Hipovolemik
3. Hydrocephalus
4. Perdarahan subdural, epidural dan intracerebral.
E. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menentukan lokasi tumor yang tepat, pemeriksaan penunjang yang
harus dilakukan ialah:
1. CT-Scan memberikan info spesifik menyangkut jumlah, ukuran, dan
kepadatan jejas tumor, serta meluasnya edema serebral sekunder.
2. MRI membantu mendiagnosis tumor. Ini dilakukan untuk mendeteksi jejjas
tumoryang kecil. Alat ini juga membantu mendeteksi jejjas yang kecil dan
tumor-tumor di dalam batang otak dan daerah hipofisis.
3. Biopsy stereotaktik bantuan komputer ( 3 dimensi) dapat digunakan untuk
mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasardasar pengobatan dan informasi prognosis.
4. Angiografi serebral memberikan gambaran tentang pembuluh darah serebral
dan letak tumor serebral.
5. Elektroensefalogram (EEG) untuk mendeteksi gelombang otak abnormal
pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk
mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
F. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan pada post op craniotomy adalah;
1. Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
2. Mempercepat penyembuhan
3. Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi
4. Mempertahankan konsep diri pasien
5. Mempersiapkan klien pulang
Tindakan keperawatan post op craniotomy:
1. Monitor kesadaran, tanda-tanda vital, CVP, intake dan output
2. Observasi dan catat sifat drain (warna, jumlah drainage)
3. Saat melakukan mobilisasi pada pasien harus hati-hati, jangan sampai drain
tercabut.
4. Perawatan luka operasi secara steril
5. Makanan; Pada klien pasca operasi biasanya tidak diperkenankan menelan
makanan sesudah pembedahan. Makanan yang dianjurkan pada pasien post
operasi adalah makanan tinggi protein dan vitamin C. Protein sangat
diperlukan pada proses penyembuhan luka, sedangkan Vit C yang
mengandung antioksidan membantu meningkatkan daya tahan tubuh untuk
pencegahan infeksi.
b) Inspeksi:
Pergerakan
dinding
dada,
penggunaan
otot
rangsangan
parasimpatik
ke
jantung
yang
akan
a) Abdomen; I n s p e k s i
tidak
ada
asites,
palpasi
hati
t e r a b a 2 j a r i b a w a h i g a , d a n l i m p a t i d a k membesar,
perkusi bunyi redup, bising usus 14 X/menit. Distensi abdominal
dan peristaltic usus adalah pengkajian yang harus dilakukan
padagastrointestinal.
b) Ekstremitas; Mampu mengangkat tangan dan kaki. Kekuatan otot
ekstremitas atas 4 4 dan ekstremitas bawah 4 4, akral dingin
dan pucat.
c) Integument; Kulit keriput, pucat, turgor sedang.
d) Pemeriksaan neurologis; Bila perdarahan hebat/luas dan
mengenai batang otak akan terjadi gangguan pada nervus
cranialis, maka dapat terjadi :
Perubahan
perhatian,
status
mental
(orientasi,
konsentrasi, pemecahan
kewaspadaan,
masalah,
pengaruh
nervus
diafragma.
vagusmenyebabkan
kompresi
spasmodik
Nama
: Ny. M
Umur
: 26 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
: O+
: Islam
Suku
: Aceh
: Bireun
d. Analisa data
No
1.
Data
DS: -.
Etiologi
Perdarahan
Masalah
Perubahan
perfusi jaringan
serebral
berkomunikasi, GCS = 6
DS: -
Luka insisi
Gangguan rasa
nyaman nyeri
DS: -
Luka insisi
Kerusakan
integritas kulit
DS: -
Perdarahan
Kekurangan
penurunan kesadaran
(stuport), Kimia AGD; PH=
7,506, PCO2 : 27,5,
bikarbonat; 32,0, membran
mukosa kering.
2. Diagnosa
a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan perdarahan
Diagnosa
1.
Gangguan perfusi
Tujuan:
jaringan serebral
Setelah dilakukan
ekstermitas
berhubungan dengan
perawatan tidak
terhadap pembengk
perdarahan
Intervensi Keperatan
a. Observasi
b. Evaluasi status
mental. Perhatikan
terjadinya
hemaparalis, afasia,
kejang, muntah
dan peningkatan
TD
d. Masukan atau
2.
Gangguan rasa
haluaran seimbang
Tujuan: Setelah dilakukan
nyaman
lokasi,karakteristi
nyeri berhubungan
k, skala (0-10).
b. Selidiki dan
laporkan perubaha
n nyeri dengan
tepat.
b. Mengungkapkan
c. Pertahankan posisi
metode pemberian
istirahat semi
fowler.
c. Mendemonstrasikan
d. Dorong ambulasi
penggunaan teknik
relaksasi dan
dini
e. Berikan kantong
aktivitas hiburan
sebagi penghilang
3.
es pada abdomen
f.
Berikan analgesic
rasa nyeri
sesuain indikasi
Tujuan:Setelah di berikan a. Kaji dan catat
berhubungan dengan
ukuran, warna,
luka insisi.
mengalami gangguan
hasil:
a. Menunjukkan penyem
buhan luka tepat
waktu.
b. Pasien menunjukkan
b. Lakukan kompres
basah dan sejuk atau
terap irendaman.
c. Lakukan perawatan
luka dan hygiene
perilaku
untuk meningkatkan p
keringkan kulit
enyembuhan dan
Daftar Pustaka
Brown., C.V, Weng., J, Oh., D. (2004). Does routine serial computed tomography
of the head influence management of traumatic brain injury?