Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Erosi
Erosi dikatakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang
umumnya disebabkan oleh zat asam. Erosi gigi harus dibedakan dari karies gigi
walaupun keduanya mempunyai kesamaan yaitu terjadinya demineralisasi pada
jaringan keras gigi akibat asam.Erosi dan karies gigi sama-sama dari asam yang
merupakan hasil fermentasi karbohidrat sisa-sisa makanan oleh bakteri dalam tubuh
tetapi erosi gigi terjadi karena proses kimia tanpa melibatkan bakteri, hal ini berbeda
dengan karies gigi.2 Zat asam penyebab erosi gigi dapat dibedakan menjadi zat asam
intrinsik dan zat asam ekstrinsik.3,4,5

2.1.1 Zat Intrinsik


Pada dasarnya erosi gigi akibat faktor intrinsik dapat dibagi dua yaitu faktor
penyakit dan keadaan psikologis. Penyakit yang dapat mengakibatkan erosi gigi
adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dan sindroma Sjogren.8 Selain itu,
gangguan keadaan psikologis yang bermasalah, seperti bulimia dan aneroksia
nervosa.
a) Penyakit
Hubungan antara penyakit saluran cerna GERD dengan eosi gigi telah banyak
dibahas dalam penelitian sejak kebelakangan ini. Saat ini, diperkirakan dalam sehari
melibatkan 7,00% orang dewasa dan mencapai rata-rata 36,00% dalam kurun waktu

Universitas Sumatera Utara

sebulan.8 Pada kondisi ini, isi lambung melewati esophagus bagian bawah lalu
mencapai bagian distal esophagus diluar kesadaran penderita.8Pada beberapa pasien,
kondisi ini berlanjut melewati sphincteresophagus yang lebih tinggi untuk mencapai
rongga mulut. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya tekanan abdominal dan ketidak
kemampuan sphincter esophagus bagian bawah berelaksasi sehingga cairan lambung
mencapai rongga mulut dengan pH 1,0-2,0 dan berkontak dengan gigi terutama pada
permukaan palatal dan oklusal gigi geligi.9
Biasanya, erosi gigi akibat GERD dijumpai pada permukaan palatal gigi
anterior maksila. Jika terdapat tambalan amalgam, maka restorasi akan terlihat lebih
tinggi dari permukaan gigi (Gambar 1). Kehilangan struktur gigi ini lebih lanjut akan
menurunkan dimensi vertikal gigi dan menyebabkan gigi menjadi sensitif, dan
selanjutnya enamel yang tipis akan menyebabkan diskolorasi gigi dan pecahnya tepi
insisal gigi.10

Gambar 1. Restorasi gigi terlihat lebih tinggi dari permukaan gigi yang mengalami
erosi.

Penyakit lain yang dapat mengakibatkan erosi gigi adalah sindroma Sjorgen.
Sindroma Sjorgen adalah kondisi autoimun yang menyebabkan inflamasi kronis pada
kelenjar saliva dan kelenjar air mata yang mengakibatkan kekeringan pada mulut dan
mata. Mulut kering dapat memicu terjadinya erosi gigi,karena aliran saliva sangat

Universitas Sumatera Utara

sedikit sehingga kapasitas buffer oleh saliva berkurang.Penderita sindroma ini


cenderung mengkonsumsi minuman bersifat asam untuk merangsang aliran saliva
dan menjaga rongga mulut agar tetap basah. Namun hal ini akan semakin
menurunkan pH saliva sehingga bertambahnya resiko erosi gigi.8
b) Keadaan Psikologis
Keadaan psikologis yang berpengaruh pada erosi adalah keadaan seseorang
yang dipengaruhi kadar konsumsi makanan. Contohnya, aneroksia nervosa dan
bulimia. Kelainan ini umumnya ditemukan pada wanita diantara umur 12 30 thn
dengan latar belakang fisik untuk menguruskan tubuh ataupun mengatur berat
badan.10 Pasien aneroksia nervosa biasanya menahan lapar sepanjang hari dan
umumnya ditandai dengan rangsangan muntah kronis.10Sedangkan penderita bulimia
selalu makan dengan jumlah yang berlebihan dan setelah itu merasa tidak
puasterhadap jumlah makanan yang dikonsumsi. Mereka akan coba memuntahkan
makanan tersebut dengan menstimulasi muntah, yaitu dengan memasukan jari
kedalam tenggorokan. Frekuensi muntah yang mengandung asam lambung ini dapat
memicu terjadinya erosi gigi.10Pada penderita penyakit ini, terlihat hampir seluruh
enamel gigi pada bagian palatal elemen gigi anterior maksila hilang (Gambar 2).
Pasien yang telah lama menderita penyakit ini akan mengalami erosi dan
hipersensitivitas gigi.10

Gambar 2. Erosi pada gigi anterior maksila akibat frekuensi muntah.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2Zat Ekstrinsik
Erosi akibat zat asam ekstrinsik dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu diet
dan pekerjaaan atau perilaku.Faktor diet meliputi makanan atau minuman bersifat
asam yang dikonsumsi secara berlebihan, mungkin juga akibat obat yang bersifat
asam yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan faktor pekejaan
dan perilaku meliputi paparan klorin dari kolam renang, maupun paparan agen
korosif dari pabrik.3,4,5
a) Diet
Jeruk manis dan buah-buahan sitrus lainnya sering bersifat sangat asam;
pHnya terletak diantara 2,0 dan 3,8. Mengonsumsi buah-buahan ini, dengan
menghisap buah sitrus, minum minuman berkarbonat seperti Coca-Cola dan sering
minum minuman bersifat asam.10Resikoyang cukup tinggi ditemukan ketika buah
jeruk dikonsumsi lebih dari dua kali sehari dan meminum minuman berkarbonat
sehari

sekali.

Selain

itu

konsumsi

permenasamyang

berlebihan

yang

dikombinasikandengankapasitas buffer saliva yang rendah dapat meningkatkan kadar


erosi pada gigi. Gaya hidupyang tidak sehatsepertiasupanalkoholdan wine juga
menyebabkan

erosigigi.Gaya

lactovegetarianyangmengonsumsimakananasam

hidup
seperti

yangsehatseperti
krim

dan

yoghurt,

jugadikaitkandenganprevalensierosigigi yang tinggi.11

Gambar 3. Erosi gigi akibat menghisap buah-buahan sitrus.12

Universitas Sumatera Utara

Selain itu, erosi dapat terjadi akibat pengaruh obat cair yang mengandung besi
yang

bersifat asam, serta dari pengunyahan obat aspirin dan vitamin C, sering

berkumur dengan perhidrol dan menyikat gigi dengan gel fluorida yang bersifat asam
pada jangka waktu lama.9
b) Pekerjaan dan Perilaku
Beberapa kelompok pekerjaaan yang tidak terlindung terhadap udara dengan
konsentrasi asam tinggi, misalnya di pabrik seng elektrolitis. Lamanya terpapar udara
dan terbukanya bibir (uap asam menyebabkan pernafasan mulut), menyebabkan
keparahan kerusakan.9 Selain itu pada perenang-perenang di dalam air yang diberi
klorida banyak dan pH yang rendah, timbul erosi yang luas,oleh karena pengaruh
cahaya akan mengakibatkan terbentuknya asam garam yang mengakibatkan erosi
gigi.9,13

2.2 Soft Drink


Minuman yang bersifat asam seperti minuman berkarbonat merupakan salah
satu faktor eksternal penyebab erosi.3 Minuman berkarbonat mengandung 90% air,
gula, karbon dioksida (CO 2 ), asam fosfor, asam sitrat, kaffein serta bahan perasa dan
pewarna. Kadar asam (pH) yang terkandung dalam minuman berkarbonat adalah
diantara 2,2-3,7 ini merupakan tahap yang paling asam. Setiap mengonsumsi
minuman berkarbonat memerlukan waktu 20 detik untuk bereaksi dengan
gigi.Efeknya mengakibatkan permukaan gigi menjadi kasar, dan dapat dirasakan
dengan mengunakan lidah.6 Keadaan ini menyebabkan enamel gigi mengalami erosi.

Universitas Sumatera Utara

2.2.1

Jenis, Kandungan, pH Beberapa Minuman Ringan dan


Mekanismenya

Pada tabel 1 dapat dilihat daftar minuman yang bersifat asam yang umum
dikonsumsi oleh masyarakat. Terdapat beberapa jenis jus buah dan minuman
berkarbonat dan yang diketahui mempunyai pH yang sangat rendah.8
Tabel 1. Jenis,Kandungan dan pH Beberapa Minuman Ringan14

Sebagaimana diketahui, enamel gigi terdiri atas kalsium hidroksi apatit


(Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 ) dan sebagian kecil fluor apatit serta beberapa ion tambahan
seperti ion karbonat dan fluoride.pH kritis enamel gigi adalah 5,5.15 Ketika seseorang
mengkonsumsi minuman ringan, maka minuman tersebut akan berada dalam rongga
mulut untuk sementara waktu. Adanya kandungan zat asam dalam minuman ringan
akan menyebabkan perubahan pH saliva sehingga permukaan gigi menjadi sedikit
kasar.15,16 Menurut Freguson apabila pH lebih kecil dari pH kritis enamel, akan
mengakibatkan saliva berada di titik jenuh sehingga terjadi pengurangan kristal apatit,

Universitas Sumatera Utara

mineral dipermukaan gigi menjadi hilang, lalu enamel gigi mengalami proses
demineralisasi.16
Proses demineralisasi terjadi akibat gangguan keseimbangan kalsium hidroksi
apatit, yang dijabarkan sebagai berikut:15
Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 10 Ca2+ + 6 PO 4 3- + 2 OHBila pH turun, maka ion PO 4 3- akan berubah menjadi HPO 4 2- atau H 2 PO 4 - dan ion
OH menjadi normal dalam bentuk air, maka hasil akhirnya saliva akan menjadi
sangat jenuh.15
Perubahan patologi erosi gigi berupa demineralisasi permukaan jaringan keras
gigi, pertama-tama terjadi pelarutan kristal apatit. Pelarutan ini dapat terjadi oleh
karena adanya zat asam kuat, misalnya asam klorida, asam sitrat dan asam fosfor
pada minuman ringan yang melekat pada permukaan gigi.Pada erosi gigi,
demineralisasi terjadi pada prisma enamel berlanjut sampai ke daerah batang prisma
dan interprimatik membentuk struktur seperti sarang lebah. Struktur prisma enamel
menjadi tidak beraturan diikuti dengan hilangnya enamel yang bervariasi.16
Hubungan antara kadar asam (pH) pada permukaan gigi dan waktu konsumsi
makanan dan minuman ditunjukkan dalam Kurva Stephan. Dimana pH rendah
menunjukkan kondisi asam, pH tinggi menunjukkan kondisi alkanitas. Ketika pH
pada permukaan gigi di bawah 5,5 (pH kritis) permukaan gigi mengalami kerusakan.
Kurva Stephan menunjukkan peningkatan akumulasi asam pada permukaan gigi
(penurunan pH) segera setelah kita makan atau minum sesuatu. Setelah menelan
saliva akan mengencerkan sisa-sisa yang tertinggal di mulut, dengan ini dapat
mengurangi potensi kerusakan permukaan gigi. Diperlukan sekitar 20 menit untuk

Universitas Sumatera Utara

saliva dalam menyingkirkan cairan erosif yang berkontak dengan permukaan gigi
sampai pH melebihi 5,5. Sering minum selama olahraga adalah perlindungan terbaik
terhadap kehilangan cairan tubuh, Tetapi kurva Stephan juga menunjukkan bahwa
sering minum atau makan diantara jam makan akan mengakibatkan pH pada
permukaan gigi tetap dibawah nilai kritis 5,5 dan resiko gigi bertambah parah jika
aliran saliva berkurang, akibat dehidrasi atau xerostomia. Hal ini dapat mempunyai
efek jangka pendek akibat obat dehidrasi ataupun dari konsekuensi dari jangka
panjang akibat dari kebiasaan pernapasan melalui mulut atau disfungsi dari kelenjar
saliva.17

Gambar 4:KurvaStephan

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Minuman Ringan


Secara umum faktor yang mempengaruhi kadar konsumsi minuman ringan
adalah tahap pendidikan, pendapatan, status kesehatan mental, ketersediaan makanan,
keamanan, kualitas gizi, daya terima terhadap makanan, politik, ideologi, institusi
sosial, ekonomi, budaya dan teknologi.18
Faktor stimulasi yang diterima seseorang remaja berupa rasa tertarik, senang,
ingin, rasa lapar dan hal-hal lain yang menarik dari informasi yang diterima, baik dari
iklan, promosi, pengalaman, maupun perilaku orang-orang terkemuka.18

Universitas Sumatera Utara

Selain itu, daya beli, peningkatan dalam pendapatan uang saku yang dimiliki
seseorang remaja dalam mengonsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh harga
produk pangan termasuk minuman ringan.18
2.2.3 Efek Samping Akibat Minuman Ringan
Pola hidup mengonsumsi minuman ringan dapat menyebabkan berbagai
dampak buruk, antara lain osteoporosis, penyakit jantung, batu ginjal, dan obesitas.
a) Kerusakan tulang dan Osteoporosis
Kebiasaan mengonsumsi minuman ringan menyebabkan jumlah konsumsi
jenis minuman lainnya menurun, seperti konsumsi air dan susu. Hal ini menyebabkan
konsumen minuman ringan kurang mendapat asupan kalsium. Asupan kalsium yang
rendah menyebabkan dekalsifikasi tulang, tulang rapuh, dan akhirnya dapat
berkembang menjadi osteoporosis.19
b) Penyakit jantung
Penyakit jantungmenduduki peringkat pertama dalam urutan penyebab
kematian di banyak negara di dunia. Penyebab utama penyakit ini adalah konsumsi
makanan yang tinggi kolestrol dan lemak jenuh, merokok, dan gaya hidup yang santai
dengan aktivitas fisik yang minimal. Penyebab lainnya yang berisiko sangat besar
pada orang dewasa adalah konsumsi gula yang berlebihan.19
c) Batu Ginjal
Penyakit batu ginjal merupakan penyakit yang paling umum terjadi dalam
saluran kemih dan merupakan salah satu dari sekelompok penyakit dengan rasa nyeri
terbesar. Batu ginjal merupakan kondisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal.
Kristal tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat, maupun kalsium sitrat.

Universitas Sumatera Utara

Sekitar 10% dari penduduk AS pernah memiliki penyakit batu ginjal. Penelitian
menemukan bahwa resiko munculnya batu ginjal sejalan dengan kandungan fosfat
dalam minuman ringan. Mekanismemunculnya batu ginjal sangat sejalan dengan
mekanisme munculnya osteoporosis. Gangguan keseimbangan rasio ion kalsium
menyebabkan penyerapan kalsium terhambat dan menyebabkan kalsium menjadi
tidak terlarut.19

2.3Gambaran Klinis dan Tahap Erosi Gigi


Erosi gigi dapat mengakibatkan hilangnya permukaan enamel.9 Gejala awal
erosi adalahbercak putih, yang secara mikroanatomi terlihat bulat, licin dan
mengkilap. Pada tahap lanjut, enamel akan semakin banyak hilang, permukaan gigi
semakin licin dan mengkilap serta permukaan yang membulat pada elemen gigi
menjadi rata. Pada permukaan oklusal akan timbul cekungan sebagai ciri khas dari
dentin yang lunak dan kurang mineralisasi.9
Permukaan labial gigi anterior paling sering terkena erosi, namun permukaan
palatal dan aproksimal dapat juga terkena. Pada lesi ini, terlihat beberapa variasi
ukuran dan bentuk yang selalu melibatkan beberapa gigi dengan gambaran dangkal,
besar, halus dengan bagian sebelah luar menekan permukaan enamel yang berbatasan
dengan cemento enamel junction.12
Pada penderita yang mengalami erosi gigi akibat minuman ringan akan
terlihat perbedaan morfologi dan ciri khusus permukaan gigi. Permukaan enamel
yang halus menjadi permukaan yang luas, cekung dan berkilat. Gigi akan terlihat
seperti kaca (Gambar 5). Pada permukaan sepertiga servikal gigi premolar dan molar

Universitas Sumatera Utara

mandibula umumnya menjadi cekung sampai ke free gingival margin, dan meluas
sampai ke permukaan akar gigi. Permukaan oklusal premolar dan molar ditandai
dengan permukaan yang cekung dan mengkilap yang meluas sampai ke dentin.12

Gambar 5 : Gambaran erosi oleh karena minuman ringan. Permukaan enamel yang halus
menjadi permukaan yang luas, cekung dan mengkilap.1

Insisivus sentralis maksila dapat menipis oleh karena meningkatnya daya


translucent insisal. Permukaannnya akan terlihat licin dan halus dan beberapa
permukaan khas menjadi hilang. Pada gigi susu, kehilangan permukaan terlihat lebih
jelas. Lapisan enamel dan dentin gigi susu lebih tipis dari gigi permanen. Hal ini akan
meningkatkan kemungkinan proses erosi berlanjut sehingga menyebabkan terlihatnya
pulpa.12
Menurut Gandara dan Truelove, erosi pada permukaan labial gigi insisivus
kemungkinan terjadi oleh karena konsumsi minuman ringan dilakukan dengan cara
menghirup minuman sedikit demi sedikit dalam beberapa menit.8 Permukaan gigi
oleh karena minuman ringan ini akan memperlihatkan gigi insisivus dengan
karakteristik permukaan enamel yang halus dan licin. (Gambar 6)

Gambar 6. Erosi pada permukaan labial gigi anterior oleh karena minuman ringan

Universitas Sumatera Utara

Pada gambar 7 dapat dilihat erosi pada permuakaan bukal molar mandibula
dari penderita erosi gigi, akibat mengonsumsi minuman ringan jenis cola dingin, dan
selama beberapa menit menahan minuman tersebut di dalam rongga mulutnya
sebelum minuman ditelan.

Gambar 7. Erosi gigi pada bagian bukal gigi molar mandibula

Minuman sitrus yang dikonsumsi dalam waktu lama, misalnya lebih dari dua
tahun dapat menyebabkan erosi pada daerah servikal gigi posterior seperti terlihat
pada gambar 8 dibawah ini.

Gambar 8. Erosi pada daerah servikal gigi posterior

Terdapat beberapa indeks yang digunakan untuk mengidentifikasi tahap erosi


gigi dengan mengunakan gambaran klinis atau visual. Antaranya adalah indeks
kombinasi atau modifikasi yang diterbitkan oleh Eccles dan Smith dan Knight (Tabel
2). Selain itu, indeks yang selalu digunakan adalah British Childrens NationalHealth
and National Diet and Nutrition Surveys serta indeks yang dikemukakan oleh Lussi
(Tabel 3).12

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2 : Indeks erosi gigi yang dikemukakan oleh Smith dan Knight, dan meliputi kriteria
diagnostik erosi gigi oleh Eccles dan Jenkins12

SKOR
0
1

PERMUKAAN
B/L/O/I/S
B/L/O/I/S
B/L/O

2
I
S
B/L/O
3

I
S
B/L/O

I
S

KRITERIA
Tidak ada permukaan gigi yang hilang
Kehilangan struktur enamel dalam jumlah sedikit
Kehilangan struktur enamel dengan kurang dari
sepertiga dentin terpapar
Kehilangan enamel hanya menyebabkan dentin
terpapar
Struktur yang hilang kurang dari 1mm
Kehilangan struktur enamel dengan lebih dari
sepertiga dentin terpapar
Kehilangan enamel dan dentin tanpa terpaparnya
dentin sekunder atau pulpa
Struktur yang hilang 1-2mm
Kehilangan struktur enamel dan dentin seluruhnya,
atau dentin sekundar dan pulpa juga terpapar
Pulpa atau sekunder dentin terpapar
Struktur yang hilang lebih dari 2mm atau pulpa
terpapar atau dentin sekunder terpapar
Kriteria diagnostik untuk erosi gigi

Lesi inisial
Lesi tahap lanjut :
permukaan fasial gigi

permukaan Oklusal

Terdapat developmental ridge pada enamel,


permukaan gigi mengkilap
-Terdapat cekungan yang lebar dan tidak dalam
- Lesi berbentuk oval atau bulan sabit pada
pinggirannya, berbentuk konkaf dari penampang
melintang
- Lesi yang luas di mahkota dengan pinggiran yang
tidak rata
- Permukaan terlihat tipis, penekanan pada cusp dan
insisal gigi, terdapat restorasi pada gigi sebelah

B= bukkal, L=lingual, O=oklusal, I=insisal, S=servikal

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3 :Indeks erosi gigi oleh Lussi Dkk( permukaan fasial,lingual dan oklusal pada semua
gigi kecuali molar tiga.12

Fasial
0

Tidak ada erosi. Permukaan gigi halus, kadang mengkilap. Dam


mungkin terdapat developmental ridge

Kehilangan permukaan enamel. Ditemukan lesi di daerah servikal


gigi. Cekungan pada enamel lebar tapi tidak dalam, untuk
membedakannyadari gigi yang abrasi. Tepi lesi bergelombang. Dentin

tidak terpapar.

Keterlibatan dentin kurang dari permukaan gigi


Keterlibatan dentin lebih dari permukaan gigi

Oklusal
0

Tidak ada erosi. Permukaan gigi halus, kadang mengkilap. Dan


mungkin terdapat developmental ridge

Sedikit erosi pada cusp gigi, cusp gigi membulat, terdapat restorasi
gigi sebelahnya meningkat, grove pada permukaan oklusal.
Kehilangan permukaan enamel tanpa melibatkan dentin.

Lesi lebih parah. Tanda lebih jelas daripada grade 1. Melibatkan


dentin

Tabel 4 : Indeks Eccless.10

Skor

KRITERIA

KlasI

Lesi superfisial, hanya pada permukaan enamel. Terlihat


enamel tipis dan berkilat.

Klas II

Lesi terlokalisasi, < 1/3 permukaan dentin. Terdapat lesi yang


berbentuk cawan dan lekukan yang dalam pada enamel dan
dentin.

Klas III

Lesi general, > 1/3 permukaan dentin, kehilangan banyak


jaringan dentin.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Cara Pencegahan


Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pabrik pembuatan minuman ringan
dengan mencoba memodifikasikan komposisi minuman ringan untuk mengurangi
efeknya pada gigi.Caranya adalah dengan menambah atau mengurangi komponen
tertentu dalam minuman ringan. Ada beberapa hal yang disarankan agar bisa
mengkonsumsi minuman ringan dengan aman yaitu2 :
a) Mengikuti anjuran pabrik pembuatannya, apakah bisa diminum langsung
atau harus diencerkan.
b)

Konsumsi minuman ringan hanya pada waktu makan.

c)

Waktu minum tidak boleh lama.

d)

Sebaiknya menggunakan pipet.

e)

Meminum minuman yang didinginkan karena sifat erosive yang kurang.

f)

Tidak boleh mengulum minuman dalam mulut.

g)

Jangan menyikat gigi segera setelah mengkonsumsi minuman ringan.

h)

Usahakan minum susu, air putih atau makan keju setelah mengkonsumsi

minuman ringan yang mengandung asam bagi menetralkan pH rongga mulut.


i)

Bila memungkinkan,sebaiknya mengganti minuman ringan mengandung

asam dengan minuman lain yang kurang bersifat erosif, seperti air putih.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Perawatan
Perawatan erosi gigi dapat dilakukan berdasarkan tingkat keparahannya.Jika
erosi hanya terdapat pada bagian enamel yaitu erosi ringan, dapat dilakukan aplikasi
flour atau ditambal dengan menggunakan bahan restoratif komposit. Bagi erosi pada
bagian labial yaitu erosi sedang, dilakukan pemasangan veener keramik atau overlay
mahkota, Serta pada erosi berat dilakukan pemasangan mahkota, bridgeatau
overdenture. Bagi mempertahankan perawatan ini, etiologi erosi perlu disingkirkan
seminimal mungkin.20

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai