Anda di halaman 1dari 62

RENCANA STRATEGIS 20132017

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang
tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
rencana

pembangunan

daerah,

perencanaan

pembangunan

daerah

merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan


nasional yang dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku
kepentingan berdasarkan peran dan kewenangannya, berdasarkan kondisi
dan

potensi

yang

dimiliki

masing-masing

daerah

sesuai

dinamika

pembangunan.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur
dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan kepada Satuan Kerja
Pemerintahan

Daerah

(SKPD)

untuk

menyusun

Rencana

Strategis

(Renstra), dengan koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan daerah.


Dokumen Rencana Strategis (Renstra) berpedoman kepada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), mengacu kepada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta dengan
memperhatikan RPJM Nasional.
Berdasarkan hal tersebut maka RSUD Tarakan bersama-sama dengan
para pejabat struktural dan staf serta berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan DKI Jakarta menyusun Rencana Strategis Tahun 2013-2017
yang merupakan dokumen perencanaan lima tahunan RSUD Tarakan.
Berisikan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan di bidang pelayanan kesehatan masayrakat
berdasarkan kondisi dan potensi daerah di Provinsi DKI Jakarta. Rencana
Strategis Tahun 2013 hingga Tahun 2017 yang diterjemahkan melalui
beberapa tahapan hingga tercipta Plan of Action (POA).
1.2. LANDASAN HUKUM
Dasar hukum penyusunan Renstra RSUD Tarakan mencakup:

Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin


1

RENCANA STRATEGIS 20132017


dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tercantum di
dalam Pasal 28 Ayat 1 Tentang Hak Asasi manusia bahwasanya
setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya. Serta Pasal 34 ayat 3 yang menyatakan
bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak;

Rumah Sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan


yang keberadaannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Disebutkan bahwa Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan
sosial

ekonomi

masyarakat

yang

harus

tetap

mampu

meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh


masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya;

Definisi rumah sakit dengan pelayanan yang layak memiliki


beberapa parameter kajian seperti definisi mutu melalui ISO 2008:
9001, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2005

Tentang Pedoman

Penyusunan Dan Penerapan

Standar Pelayanan Minimal khususnya Bab 1 Ayat 7 serta ayat 8;

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008;

Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

2007

tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

RENCANA STRATEGIS 20132017

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan


Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara
Kesatuan

Republik

Indonesia

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 4744);

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman


dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005

Nomor

140,

Tambahan

Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor 4578);

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008


Tentang

Pedoman

Evaluasi

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor


19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata


Cara

Penyusunan,

Pengendalian

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang


Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah
diatur beberapa kali, diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang


Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
3

RENCANA STRATEGIS 20132017

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 5);

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor


10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2011


tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran
Terpadu.

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 tahun 2012


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Peraturan Gubernur No. 71 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan


Tata Kelola RSUD Tarakan

RENCANA STRATEGIS 20132017

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN


Secara garis besar maksud dan tujuan Renstra RSUD Tarakan minimal
mencakup:

Acuan dalam melaksanakan rencana pembangunan

Pedoman dalam menyusun Renja RSUD Tarakan

Acuan dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja RSUD


Tarakan

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan Renstra RSUD Tarakan 2013-2017 ini terdiri
dari 7 (tujuh) bagian sesuai dengan Permendagri No 54 tahun 2010, yaitu:
BAB I Pendahuluan mencakup: Latar Belakang, Landasan Hukum,
Maksud dan Tujuan,

Sistematika Penulisan

Bab II Gambaran Pelayanan mencakup: Tugas, Fungsi, dan Struktur


Organisasi, Sumber Daya, Kinerja Pelayanan, Tantangan dan
Peluang Pengembangan Pelayanan
Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi mencakup:
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih,Telaahan Renstra K/L, Telaahan Rencana
Tata

Ruang

Wilayah

(RTRW),

Identifikasi

Permasalahan

Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan dan Penentuan IsuIsu Strategis


Bab IV Visi, Misi, Indikator Pencapaian Misi, Strategi dan Kebijakan
mencakup: Visi dan Misi, Indikator Pencapaian Misi Jangka
Menengah, Strategi dan Kebijakan RSUD Tarakan
Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Bab VI Indikator Kinerja RSUD Tarakan Yang Mengacu Pada Tujuan dan
Sasaran RSUD Tarakan
Bab VII

Kaidah Pelaksanaan

RENCANA STRATEGIS 20132017

BAB 2
GAMBARAN PELAYANAN RSUD
TARAKAN
2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI
Dasar umum pembentukan RSUD Tarakan
Tahun 1953
Tahun 1956
Tahun 1987
Tahun 1997
Tahun 1999
Tahun 2006

Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Gambir dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta
Pusat
Menjadi Rumah Sakit Kelas C, SK MENKES 15/1989
RS Kelas B Non Pendidikan, (SK Menkes No.1224/MENKES/SK/1997),
Rumah Sakit Unit SWADANA (PERDA DKI NO.10/1997)
Mendapatkan akreditasi dasar 5 pelayanan
UPT DINKES dengan pengelolaan keuangan BLU penuh

2.1.1. Tugas
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif)
yang dilakukan secara terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan
peningkatan (promotif) serta melaksanakan upaya rujukan.
2.1.2. Fungsi
a) Penyusunan, dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran .
b) Penyelenggaraan pelayanan medis.
c) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis.
d) Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan.
e) Penyelenggaraan pelayanan rujukan dan ambulans.
f) Penyelenggaraan peningkatan mutu pelayanan.
g) Penyelenggaraan urusan rekam medis.
h) Penyelenggaraan pelayanan kegawatdaruratan.
i) Penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja.
j) Penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit.
k) Penyelenggaraan pelayanan pemulasaran rumah sakit.
l) Penyelenggaraan keselamatan pasien.
m) Fasilitasi

penyelenggaraan

pendidikan

dan

pelatihan

tenaga
6

RENCANA STRATEGIS 20132017


kesehatan
n) Fasilitasi penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan.
o) Pelaksanaan

kerjasama

dengan

pihak

ketiga

dalam

rangka

meningkatkan pelayanan kesehatan perorangan.


p) Penyusunan dan pelaksanaan standar pelayanan.
q) Penyusunan

dan

pelaksanaan

standar

operasional

prosedur

pelayanan.
r) Penyediaan,

penatausahaan,

penggunaan,

pemeliharaan,

dan

perawatan prasarana dan sarana kerja RSUD Tarakan.


s) Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat
daerah.
t) Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit.
u) Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang RSUD Tarakan.
v) Pengelolaan ketatausahaan RSUD Tarakan.
w) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
2.1.3. Struktur Organisasi
Gambar 2.1. Sturktur Organisasi RSUD Tarakan

RENCANA STRATEGIS 20132017


2.1.4. Susunan Manajemen di Lingkungan RSUD Tarakan
a) Direktur

: dr. Koesmedi Priharto, SPOT., M.Kes.

b) Wakil Direktur Pelayanan Medis

: dr. Julaga HCL Tobing, MARS.

Bidang Pelayanan Medis

: dr. Theryono, M.Kes.

o Instalasi Rawat Jalan


o Instalasi Rawat Inap
o Instalasi Bedah Sentral
o Instalasi Gawat Darurat
o Instalasi Khusus Pelayanan Medis

Bidang Penunjang Medis

: dr. Henny Fachrudin, MARS.

o Instalasi Laboratorium
o Instalasi Radiologi
o Instalasi Farmasi
o Instalasi Rekam Medis
o Instalasi Gizi
o Instalasi Khusus

Bidang Pelayanan Keperawatan

: Zr. Zuraidah, S.Kp., M.Kep.

o Asisten Manajer Keperawatan


o Asisten Manajer SDM
o Asisten Manajer Logistik
o SPK
c) Wakil Direktur Keuangan dan Umum

: drg. Fridayanti, MARS.

Bagian Keuangan dan Perencanaan : Een Heryani, S.Sos, MM.


o Satuan Pelaksana Akuntansi
o Satuan Pelaksana Perbendaharaan dan Verifikasi
o Satuan Pelaksana Mobilisasi Dana
o Satuan Pelaksana Perencanaan dan Anggaran

Bagian Umum dan Pemasaran

: Iswanto. SE.

o Satuan Pelaksana Kesekertariatan dan Legal


o Satuan Pelaksana Pemasaran dan Informasi
o Satuan Pelaksana Rumah Tangga
o Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana

Bagian Sumber Daya Manusia

: drg. Yulidar Nur Adinda, M.Kes.

o Satuan Pelaksana Kepegawaian


o Satuan Pelaksana Prestasi Kerja dan Remunerasi
o Satuan Pelaksana Diklat

RENCANA STRATEGIS 20132017


2.2. SUMBER DAYA RSUD TARAKAN
2.2.1. Sumber Daya Manusia
Tabel 2.1. SDM Berdasarkan Jenis Pegawai
No

1
1
2
3
4
5
6

UNIT KERJA

JENIS PEGAWAI
PEMDA DKI JAKARTA
Golongan
TITIPA
N
III
II
I
4
5
6
7
137
47
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
137
47
0
0

IV
3
43
0
0
0
0
0
43

2
PNS
CPNS
TETAP NON PNS
KONTRAK
PERCOBAAN
Dr. Tamu
JUMLAH TOTAL

JUMLA
H
8
227
0
0
0
0
0
227

*Update: 1 Mei 2013

Tabel 2.2. SDM Berdasarkan Jenis Tenaga

Gizi

Teknik Medis

4
11
7

14

31

11

11

0
17
7

27

0
12
5
21
5

26

29

12

0
34
3
31
6

22

25

18
10
9

1
48
0

41

17

57

0
22
0

19
93
0

PNS

CPNS

55
0

TETAP NON PNS

KONTRAK

PERCOBAAN

Dr. Tamu
JUMLAH TOTAL

JUMLAH

KesMas

Farmasi

Medis

UNIT KERJA

Keperawatan

Kesehatan
N
o

Non Kesehatan

Jenis Tenaga

10
22
7

*Update: 1 Mei 2013

2.2.2. Asset/ Modal


2.2.2.1. Lokasi RSUD Tarakan
Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan beralamat di Jl. Kiai Caringin
No. 7, Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
2.2.2.2. Sarana, Prasarana, dan Fasilitas RSUD Tarakan

Luas Tanah

: 10.463 M2

Luas Bangunan

: 31.936 M2

Luas Lahan Parkir : 1.707 M

Daya Listrik

: 2.075 KVA
9

RENCANA STRATEGIS 20132017

Generator

Mesin Boiler (Steam)

: 2 Tungku

Pengolahan Limbah

: IPAL & Incenerator

Sumber Air

Sarana Komunikasi

: 1.500 KVA

: PAM & Sumur Dalam


: Telp. Sentral dengan 240 pesawat & 400

line telepon PABX

CCTV

: 150 Titik

2.2.3. Unit Usaha Operasional


2.2.3.1. Instalasi Gawat Darurat
Pelayanan Gawat Darurat merupakan pelayanan 24 jam yang tersedia di
RSUD Tarakan, IGD menyediakan 20 tempat tidur menggunakan Billing
System yang terintegrasi untuk pembayarannya.IGD dilayani oleh Dokter
jaga dan perawat dengan berbagai kualifikasi kedaruratan dan dokter
spesialis konsulen. Pelayanan IGD RSUD Tarakan buka 24 jam dan
dilengkapi dengan Ambulance, Radiologi, Laboratorium, Ruang Resusitasi,
Ruang Operasi Emergency, Ruang Pemeriksaan Non Emergency, Ruang
Triage.
2.2.3.2. Instalasi Rawat Jalan
Instalasi rawat jalan adalah unit pelayanan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada direktur medik dan keperawatan.Instalasi
rawat jalan dipimpin oleh seorang kepala instalasi.Mempunyai tugas dan
fungsi menyediakan fasilitas terhadap penyelenggara kegiatan pelayanan
Poliklinik rawat Jalan dari berbagai disiplin ilmu kedokteran klinik.
RSUD Tarakan memiliki 19 poliklinik spesialis pagi 11 poliklinik
spesialis sore. Instalasi ini bertugas dan fungsi menyediakan fasilitas
terhadap penyelanggaraan kegiatan pelayan.
a) 19 poliklinik spesialis pagi
b) 11 poliklinik spesialis sore
1.
2.
3.
4.

Klinik
Klinik
Klinik
Klinik

Penyakit Dalam
Anak
Kebidanan/ Kandungan
Jantung

11.
12.
13.
14.

Klinik
Klinik
Klinik
Klinik

Bedah
Bedah
Bedah
Bedah

Umum
Syaraf
Orthopedi
Urologi

10

RENCANA STRATEGIS 20132017


5. Klinik Mata
6. Klinik Telinga Hidung Tenggorokan (THT)
7. Klinik Paru
8. Klinik Syaraf (Neurologi)
9. Klinik Kulit Kelamin
10. Klinik Konsultasi Gizi

15.
16.
17.
18.
19.

Klinik
Klinik
Klinik
Klinik
Klinik

Gigi dan Mulut


Bedah Jantung & Thoraks
Jiwa
Medical Check Up
Puspa (HIV/AIDS)

11

2.2.3.3. Instalasi Rawat Inap


Sarana penunjang fasilitas rawat inap didukung dengan kebutuhan
oksigen cair dengan kapasitas 300 liter air.Daya listrik juga mencapai
5000 KVA.Dilengkapi AC, CCTV Monitor, dan Lift yang terpisah antara
pengunjung dan pasien sudah dipersiapkan.
Tabel 2.3. Jumlah Tempat Tidur Rawat Inap
NO
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

RUANG RAWAT
NICU
PICU
ICU
CVCU
VIP
ANGGREK 1
IW/ HCU
CEMPAKA
CATELIA
BOUGENVILLE
SERUNI (R.B)
MELATI ANAK 3
MAWAR
SOKA (BHD)
DAHLIA (PD)
JUMLAH
Kemuning (Perima)
TOTAL

TEMPAT
TIDUR
7
7
8
7
10
22
12
67
42
24
42
48
48
48
48
440
20
460

2.2.3.4. Instalasi Bedah Sentral


Instalasi Bedah Sentral (IBS) merupakan ruang operasi yang dilengkapi
dengan perlengkapan yang lengkap dan ditata dengan memperhatikan
kaidah-kaidah bebas infeksi.IBS memiliki ruangan untuk operasi besar,
operasi sedang, dan operasi kecil.Dibedakan ruang untuk kasus infeksi
dan non-infeksi. Di Instalasi ini memiliki kapasitas 5 kamar operasi dan
melayani : Bedah Umum, Bedah Orthopedi, Bedah Urologi, Bedah
Disgetive, Bedah Mata, Bedah Kepala dan Leher, Bedah Kandungan dan
Kebidanan, Bedah Mulut, Bedah THT, Bedah Saraf, serta Bedah Jantung
Vasculer. Juga pelayanan One Day Care untuk kasus bedah ringan.
2.2.3.5. Instalasi Kamar Bersalin
Pada Instalasi Kamar Bersalin mempunyai kapasitas 66 tempat tidur.Tarif
ditetapkan berdasarkan tarif Perda.Memberikan pelayanan yang dapat
membantu persalinan normal dan persalinan dengan penyulit.

12

RENCANA STRATEGIS 20132017


2.2.3.6. Instalasi Radiologi
Instalasi

Radiologi

RSUD

Tarakan

menyediakan

berbagai

fasilitas

pemeriksaan Rontgen, USG, CT Scan dengan didukung peralatan yang


canggih, teknologi yang handal, dan personil-personil yang potensial yang
mampu memberikan hasil akurat dan terpercaya.
2.2.3.7. Instalasi Patologi Klinik
Mempunyai kemampuan pemeriksaan Kimia Klinik, Hematologi, Imunologi
serta pemeriksaan lainnya.
Pelayanan Patologi Klinik, antara lain :

Patologi Klinik

Patologi Anatomi

Bank Darah

2.2.3.8. Critical Care Center (CCC)


RSUD Tarakan memiliki Critical Care Center (CCC) yang terintegrasi serta
didukung sarana prsarana yang lengkap. CCU terdiri dari Intensif Care
Unit (ICU), Intermediate Ward (IW), Neonatal Intensive Care Unit (NICU),
Perinatal Intensive Care Unit (PICU), dan Intensive Cardiac Care Unit
(ICCU).
2.2.3.9. Instalasi Intensif Care Unit (ICU)
Di ruang ICU RSUD Tarakan Jakarta, terdapat dokter dan petugas yang
selalu siap stand by dalam pengawasan pasien. Sebagai sebuah layanan
kesehatan paripurna, di instansi Rumah Sakit juga dilengkapi dengan
ruangan yang diperuntukkan bagi pasien dengan kondisi kritis. Secara
umum, ruang ICU adalah ruang rawat di Rumah Sakit yang dilengkapi
dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien
yang terancam jiwa oleh kegagalan / disfungsi satu organ atau ganda
akibat penyakit, bencana atau komplikasi yang masih ada harapan
hidupnya (reversible).
RSUD Tarakan Jakarta juga memiliki ruang khusus yang memang
diperuntukkan bagi pasien dengan kondisi kritis. Sehingga dengan
13

RENCANA STRATEGIS 20132017


demikian,pasien

dengan

kondisi

kritis

bisa

mendapatkan

asuhan

keperawatan yang aman dan nyaman. Ruang ICU di RSUD Tarakan Jakarta
juga didukung dengan peralatan memadai dan tenaga medis yang
berpengalaman.
2.2.3.10. Instalasi Intermediate Ward (IW)
Pelayanan IW di RSUD Tarakan memiliki kapasitas maksimal 15 tempat
tidur.IW merupakan tempat perawatan yang memerlukan perawatan ketat
dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
2.2.3.11. Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
Neonatus Intensive Care Unit (NICU) adalah ruang di dalam ICU yang
diperuntukan bagi bayi yang terancam jiwanya karena kondisi kritis dan
penyakit berat
2.2.3.12. Perinatal Intensive Care Unit (PICU)
Pediatric Intensive Care Unit (ICU) yang diperuntukan untuk merawat
dengan anak dengan sakit berat dan kronis yang mengancam jiwanya. Di
ruang ini, anak-anak akan ditangani dengan tenaga terlatij dan peralatan
khusus
2.2.3.13. Intensive Cardiac Care Unit (ICCU)
Intensive Cardiology Care Unit (ICCU) adalah ruang yang diperuntukan
bagi pasien yang memiliki masalah berat atau penyakit kritis pada jantung
2.2.3.14. Instalasi Gizi
Pelayanan penunjang gizi mempunyai kemampuan pelayanan untuk
pasien (menu biasa dan menu diet) serta untuk karyawan shift sore, shift
malam dan petugas jaga. Pelayanan gizi bertanggungjawab dalam
pengelolaan kebutuhan perbekalan gizi rumah sakit, meliputi belanja
makanan pasien, makanan pegawai, alat dapur, belanja kemasan (tempat
makanan). Menyediakan konsultasi gizi oleh ahli gizi berpengalaman,
sehingga pertanyaan ibu mengenai gizi bagi ibu hamil dan anak akan
terjawab. Gizi yang lengkap dan sehat menjamin kesehatan ibu dan anak.
14

RENCANA STRATEGIS 20132017


2.2.3.15. Instalasi Penunjang Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
Pelayanan penunjang IPSRS bertanggung jawab mengelola kebutuhan
belanja pemeliharaan sarana rumah sakit meliputi : belanja pemeliharaan
alat kesehatan, belanja pemeliharaan alat kantor, belanja pemeliharaan
gedung, belanja pemeliharaan Boiler, Genset dan alat berat lainnya,
belanja sanitasi (K3L) dan House Keeping.

15

RENCANA STRATEGIS 20132017


2.2.3.16. Instalasi Farmasi
Pelayanan Penunjang Farmasi memberikan pelayanan resep 24 jam,
mengelola kebutuhan belanja perbekalan farmasi rumah sakit yang
meliputi

belanja

alat

kesehatan,

obat-obatan,

alat

beban,

bahan

laboratorium dan belanja CSSD dan Linen. Outlet Farmasi tersebar di


setiap lantai pelayanan rawat jalan sehingga mudah untuk dicapai.Untuk
pasien rawat inap Instalasi Farmasi menetapkan sistem distribusi Unit
Dose dan Konseling terhadap obat yang diberikan oleh farmasi.
2.2.3.17. Instalasi Kamar Jenazah
Mempunyai kemampuan untuk melakukan penyimpanan dan pemulasaran
jenazah,

dan

saat

ini

dalam

rangka

peningkatan

pelayanannya

pengelolaan
Kamar Jenazah bekerjasama dengan pihak III ( KSO )
2.2.3.18. Instalasi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Mempunyai kemampuan menyelenggarakan:
a) Pelatihan untuk karyawan (in house atau out side training)
b) Pendidikan formal untuk karyawan bekerja sama dengan institusi
pendidikan lain
c) Pelatihan untuk pihak luar RSUD Tarakan (in house atau out side
training)
d) Pendidikan formal untuk pihak luar

dalam bentuk kerjasama

pemanfaatan lahan
e) RSUD Tarakan sebagai tempat Magang/PKL bagi mahasiswa D3, S1
dan S2.
f) Pelaksanaan studi banding atau kunjungan kerja dari pihak luar
rumah

sakit

baik

dari

RS

Pemerintah,

Swasta

dan

Institusi

Pendidikan.
2.2.3.19. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit menyediakan informasi secara
akurat dan tepat waktu guna memenuhi kebutuhan Direktur dan jajaran
Manajemen dalam organisasi dan pengambilan keputusan di rumah
16

RENCANA STRATEGIS 20132017


sakit.SIM juga merupakan suatu metoda formal yang diperlukan dalam
pelaksanaan fungsi operasional secara efektif. Saat ini SIM RSUD Tarakan
telah memiliki Electronic Medical Records (EMRs), dan Billing System, kini
sedang

mengembangkan

Human

Resources

Information

System.

Ditargetkan pada Tahun 2014, RSUD Tarakan telah memiliki Integrated


Hospital Management Information System (IHMIS).
2.2.3.20. Fasilitas Hemodialisa
Ruang hemodialisa memiliki 14 tempat tidur, dengan sistim pelayanan 24
jam memberikan pelayan kepada pasien yang memiliki gangguan Ginjal
Kronik, yang membutuhkan pengobatan dengan sistim cuci darah
( Hemodialisa )
2.2.3.21. Instalasi Laboratorium
Instalasi Laboratorium RSUD Tarakan Jakarta melayani pemeriksaan
Patologi

Klinik

dan Patologi

Anatomi.Pemeriksaan

Patologi

Anatomi

dilakukan oleh dokter spesialis Patologi Anatomi, untuk memeriksa


sediaan jaringan tubuh manusia, yang berguna untuk menegakkan
diagnosis serta menetapkan prognosis penyakit.
Pemeriksaan Patologi Klinik dilakukan oleh dokter Spesialis Patologi Klinik,
untuk memeriksa cairan tubuh manusia, meliputi darah, urin, tinja, cairan
otak, cairan pleura, cairan sendi, sputum dan sperma. Pelayana Patologi
klinik

meliputi

Immunoserologi

pemeriksaan
dan

Hematologi,

Mikrobiologi.Adapun

hemostasis,
pemeriksaan

Kimia

Klinik,

hematologi

meliputi pemeriksaan hematologi rutin yang dilakukan dengan Automatic


Cell Counter, dengan hasil yang akurat dan presisi yang tinggi.
Pemeriksaan Hemostasis meliputi Protrombin time, activated vartial
Thromboplastin time, INR (International Normalized Ratio) dan Fibrinogen,
dilakukan dengan alat koagulometer. Sedangkan pemeriksaan kimia klinik
dilakukan dengan Autoanalyzer, meliputi pemeriksaan fungsi hati, fungsi
ginjal, fungsi jantung, endokrin dll, selain itu juga melayani pemeriksaan
Elektrolit (Na, K, Cl) dengan Electrolite Analyzer dan pemeriksaan analisa
gas darah dengan Blood gas analyzer. Semua pemeriksaan tersebut sudah
dilakukan Quality Control setiap hari sebelum melakukan pemeriksaan
17

RENCANA STRATEGIS 20132017


spesimen.
Pemeriksaan Immunoserologi menegakkan diagnosis penyakit infeksi
seperti Hepatitis A, B, C, Demam tipoid, demam rhematik, HIV, Demam
Dengue, Leptospirosis dll.Pemeriksaan mikrobiologi melayani pemeriksaan
sediaan langsung dengan pewarnaan, seperti pemeriksaan sekret (vagina,
urethra, mata), pemeriksaan baksil tahan asam.
2.3. KINERJA PELAYANAN RSUD TARAKAN
2.3.1 Kinerja Pelayanan Berdasarkan Tupoksi
Pengukuran kinerja pelayanan berdasarkan indikator kinerja sesuai
tugas dan fungsi RSUD Tarakan memerlukan standar baku yang terukur.
Alternatif indikator yang dapat digunakan dengan perbandingan target
proyeksi pendapatan Renstra yang telah dirancang pada periode 20082012

berbanding

dengan

Laporan

Realisasi

Penyerapan

Anggaran

Swadana dan Subsidi RSUD Tarakan setiap tahunnya. Berdasarkan 23


fungsi RSUD Tarakan, dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) indikator
utama yaitu Instalasi Gawat Darurat (fungsi ke-8), Rawat Jalan (fungsi ke-2
dan 9), Rawat Inap (fungsi ke-4), Penunjang (fungsi ke-3 dan 7), Pihak
Ketiga (fungsi ke-15), dan Lain-lain (fungsi ke-5, 11, dan 12). Fungsi RSUD
yang lain dianggap telah terakomodasi di dalam keenam fungsi utama
tersebut.

Tabel 2.4. Target Renstra RSUD Tarakan 2008-2012


No.

Indikator Kinerja
sesuai Tugas dan
Fungsi SKPD

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

N/A

Rp
1.524.000.000

Rp
1.524.000.000

Rp
4.469.894.791

Rp
3.767.444.400

Target Renstra SKPD Tahun ke-

IGD

Rawat Jalan

Rp2.805.871.231

Rp3.002.819.6
96

Rp3.199.768.1
61

Rp3.396.716.6
26

Rp3.593.665.0
91

Rawat Inap

Rp3.926.182.207

Rp4.388.528.0
44

Rp4.850.873.8
81

Rp4.850.873.8
81

Rp5.775.565.5
55

Penunjang

Rp3.117.849.035

Rp3.105.559.5
59

Rp3.093.270.0
82

Rp3.080.980.6
06

Rp3.068.691.1
30

Pihak Ke 3

Rp10.335.409.08
5

Rp12.156.791.
172

Rp13.958.173.
259

Rp15.759.555.
346

Rp17.560.937.
432

Lain-lain

Rp10.532.807.20
2

Rp12.323.374.
188

Rp14.113.941.
174

Rp15.904.508.
160

Rp17.695.075.
146

TOTAL

Rp30.718.118.76
0

Rp34.977.072.
659

Rp39.216.026.
557

Rp42.992.634.
619

Rp47.693.934.
354

18

RENCANA STRATEGIS 20132017


Sumber: Target Renstra diambil dari proyeksi penerimaan yang tercantum pada Renstra
RSUD Tarakan Tahun 2008-2012 (Tabel 2.6 & Tabel 3.4)

Tabel 2.5. Realisasi Penyerapan Anggaran Swadana dan Subsidi RSUD


Tarakan 2008-2012
No.

Indikator Kinerja
sesuai Tugas dan
Fungsi SKPD

(1)

(2)

(3)

Realisasi Capaian Tahun ke2

(4)

(5)

(6)

(7)

Rp 673.141.000

Rp1.449.464.7
79

Rp1.955.430.5
26

Rp2.067.891.8
92

Rp3.721.892.1
12

IGD

Rawat Jalan

Rp2.061.889.932

Rp3.101.367.6
36

Rp3.826.897.3
43

Rp5.547.081.3
09

Rp8.205.584.0
34

Rawat Inap

Rp3.932.166.681

Rp3.454.476.2
64

Rp4.866.900.8
00

Rp12.472.905.
802

Rp11.794.189.
623

Penunjang

Rp4.910.026.797

Rp7.655.197.0
10

Rp12.157.029.
625

Rp10.655.693.
350

Rp
14.142.883.68
1

Pihak Ke 3

Rp9.721.955.545

Rp8.623.791.4
25

Rp19.682.361.
877

Rp30.226.630.
860

Rp
70.421.578.96
1

Lain-lain

Rp7.923.242.103

Rp10.092.787.
974

Rp12.960.008.
897

Rp12.281.956.
859

Rp
4.312.295.151

TOTAL

Rp29.222.422.05
8

Rp34.377.085.
088

Rp55.448.629.
068

Rp73.252.160.
072

Rp113.059.103
.562

Sumber: Realisasi diambil dari Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Swadana dan
Subsidi RSUD Tarakan setiap tahunnya.

19

RENCANA STRATEGIS 20132017


Catatan:
1. Proyeksi dan realisasi dalam bentuk rupiah yang dikonversi menjadi
persentase
2. Nilai penerimaan IGD didapatkan dari jumlah IGD saja
3. Nilai penerimaan rawat jalan didapatkan dari jumlah rawat jalan saja
4. Nilai penerimaan rawat inap didapatkan dari jumlah rawat inap saja
5. Nilai penunjang didapatkan dari electromedik, laboratorium,
radiologi, patologi anatomi, OK, dan tindakan RI/RJ/R.Bersalin
6. Nilai penerimaan Pihak III didapatkan dari jumlah Pihak III, Askes,
Jamsostek
7. Nilai penerimaan lain-lain didapatkan dari jumlah farmasi, PKS,
Checkup, diklat, dan lain-lain saja
Tabel 2.6. Pencapaian Kinerja Pelayanan RSUD Tarakan
Tar Target
Indikator Kinerja
ge Indikat
Target
No. sesuai Tugas dan
t
or
SPM
Fungsi SKPD
IK Lainny
U
a
(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Target Renstra SKPD


Tahun ke-

Rasio Capaian pada


Tahun ke(=capaian/target x
100%)

Realisasi Capaian Tahun


ke-

(6)

(7)

(8)

(9)

(1
0)

(1
1)

(1
2)

(1
3)

(1
4)

(1
5)

(1
6)

(1
7)

(1
8)

(1
9)

(2
0)

IGD

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

N/
A

Rawat Jalan

10
0
%

10
7
%

11
4
%

12
1
%

12
8
%

73
%

10
3
%

12
0
%

16
3
%

22
8
%

73
%

97
%

10
5
%

13
5
%

17
8
%

Rawat Inap

10
0
%

11
2
%

12
4
%

12
4
%

14
7
%

10
0
%

79
%

10
0
%

25
7
%

20
4
%

10
0
%

70
%

81
%

20
8
%

13
9
%

Penunjang

10
0
%

10
0
%

99
%

99
%

98
%

15
7
%

24
6
%

39
3
%

34
6
%

46
1
%

15
7
%

24
7
%

39
6
%

35
0
%

46
8
%

Pihak Ke 3

10
0
%

11
8
%

13
5
%

15
2
%

17
0
%

94
%

71
%

14
1
%

19
2
%

40
1
%

94
%

60
%

10
4
%

12
6
%

23
6
%

Lain-lain

10
0
%

11
7
%

13
4
%

15
1
%

16
8
%

75
%

82
%

92
%

77
%

24
%

75
%

70
%

69
%

51
%

15
%

Hasil rasio antara capaian dan target menunjukkan hasil yang positif
dengan peningkatan yang signifikan. Faktor yang mempengaruhi pada
peningkatan rasio adalah penambahan jumlah fasilitas yang dibangun
pada tahun 2011 dan berdampak pada peningkatan kapasitas daya
tampung pasien, bantuan publikasi pada media billboard oleh Pemerintah
Propinsi DKI Jakarta pada tahun 2012, minat masyarakat untuk fasilitas
berobat gratis dan faktor lain berupa pasien yang datang ke pelayanan
rawat jalan biasanya sudah mengalami kondisi kesehatan yang buruk
sehingga hampir dipastikan menjadi pasien rawat inap dan memerlukan
beberapa diagnosis menggunakan peralatan penunjang .
Sedangkan faktor yang mempengaruhi penurunan pada tahun 2012
20

RENCANA STRATEGIS 20132017


adalah waktu libur sekolah yang diiringi dengan bulan ramadhan sehingga
berdampak kepada jumlah pasien yang memeriksakan diri ke rumah sakit.
Faktor yang mempengaruhi penurunan pada 2011 adalah pembangunan
fisik rumah sakit yang berdampak pada kenyamanan dan aktivitas serta
mobilisasi di dalam rumah sakit.

21

RENCANA STRATEGIS 20132017


2.3.2

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan RSUD

Tarakan
Untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan khusus pada
aspek

pendanaan

pelayanan

RSUD

Tarakan

pada

level

program,

selanjutnya, kinerja RSUD Tarakan akan di analisis pengelolaan pendanaan


pelayanan

melalui

pelaksanaan

Renstra

RSUD

Tarakan

periode

perencanaan sebelumnya yang dituangkan dalam tabel berikut


Tabel 2.7. Anggaran Rumah Sakit Selama 5 Tahun Terakhir (2008-2012)
Uraian
(1)
Belanja Langsung
Belanja Tidak
Langsung
Total

Anggaran pada Tahun ke- (dalam rupiah)


1

(2)
79,453,355,32
0
13,013,061,13
1
92,466,416,45
1

(3)
64,645,636,24
2
13,954,068,24
4
78,599,704,48
6

(4)
87,513,579,06
4
16,253,109,37
5
103,766,688,4
39

(5)
205,829,226,8
10
17,186,164,24
1
223,015,391,0
51

(6)
162,319,400,0
00
19,385,590,59
3
181,704,990,5
93

Tabel 2.8. Realisasi Anggaran Rumah Sakit Selama 5 Tahun Terakhir (20082012)
Uraian
(1)
Belanja Langsung
Belanja Tidak
Langsung
Total

Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (dalam rupiah)


1

(2)
72,203,093,37
3
13,485,004,93
8
85,688,098,31
1

(3)
51,427,249,35
2
13,510,467,00
5
64,937,716,35
7

(4)
80,015,015,84
5
15,849,633,49
1
95,864,649,33
6

(5)
203,025,413,7
62
16,411,656,90
4
219,437,070,6
66

(6)
168,915,981,3
91
18,586,793,65
7
187,502,775,0
48

Gambar 2.2. Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung dan


TIdak Langsung

22

RENCANA STRATEGIS 20132017


Peningkatan belanja RSUD Tarakan yang signifikan pada tahun 2011
disebabkan oleh pembangunan gedung baru sebagai pusat critical care
(Gedung Merah) dengan kapasitas dari 270 TT menjadi 461 TT. Dampak
pada peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan adalah penambahan
jumlah SDM perawat non PNS untuk melayani peningkatan jumlah pasien
yang berobat.
Tabel 2.9. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan RSUD Tarakan
(2008-2012)
Anggaran pada Tahun ke-

Realisasi Anggaran pada

Rasio antara Realisasi dan

Rata-rata

Tahun ke-

Anggaran Tahun ke-

Pertumbuhan
Angga Realis

Uraian
1
(1)
Belanja
Langsung
Belanja
Tidak

(1

(11

(12

(13

(14

(15

(16

)
104

)
91

)
98

)
83

)
38

)
51

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

10
0

81

11
0

25
9

20
4

91

80

91

0)
99

10
0

10
7

12
5

13
2

14
9

10
4

97

98

95

96

10
4

90

78

72

10
0

85

11
2

24
1

19
7

93

83

92

98

103

93

97

82

41

ran

asi

(17)

(18)

21

64

10

-2

53

19

Langsung
Total

*angka dalam persen

2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN


2.4.1 Tantangan
a) Anggaran dan realisasi belum sinkron alias belum sepenuhnya
terserap,

PR

adalah

bagaimana

caranya

merancang

sistem

budgeting yang dapat dikontrol pelaksanaan sehingga dana yang


sudah dialokasikan dapat terserap sepenuhnya agar target yang
telah ditentukan dapat berjalan sesuai rancangan.
b) Pertumbuhan antara anggaran dan realisasi masih terpaut gap
persentase yang cukup besar. PR bagi RSUD Tarakan untuk
memperkecil gap yang ada. Khususnya gap belanja langsung yang
terdiri dari belanja subsidi dan belanja swadana.
c) Tren kinerja RSUD Tarakan sejak tahun 2008 sampai tahun 2012
mengalami tren peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan
target yang telah dirancang pada Renstra periode sebelumnya.
Tantangan bagi manajemen rumah sakit adalah perancangan
perangkat baru yang bersifat Decision Support System (DSS) secara

23

RENCANA STRATEGIS 20132017


real time agar kinerja rumah sakit dapat dipantau secara harian
sehingga memudahkan pengambilan keputusan strategis.
2.4.2. Peluang
a) Dengan anggaran belanja rumah sakit yang besar, peluang RSUD
Tarakan untuk pengembangan sistem rumah sakit baik tangible
maupun intangible yang berdampak langsung pada pelayanan
kesehatan sangat besar.
b) Pada analisis kinerja berbasis tupoksi: rawat inap, penunjang, lainlain dan pihak ketiga memberikan kontribusi terbesar terhadap
pendapatan realisasi RSUD Tarakan. Tantangan berikutnya adalah
continuous improvement fasilitas pada empat pelayanan tersebut
agar mampu menjadi leverage pendapatan rumah sakit.

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS & FUNGSI
Pada

Bab

ini,

akan

dijelaskan

isu-isu

strategis

berdasarkan

permasalahan yang ada pada RSUD Tarakan beserta unit-unit kerja di


bawahnya.

Penelaahan

dan

penentuan

isu-isu

strategis

dilakukan

berdasarkan sistematika berikut ini.


3.1. TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN
WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
Berdasarkan RPJMD Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 2017, maka visi
dan misi dalam Rencana Pembangunan Jangka Mengengah Daerah
(RPDMJ) adalah:
Visi: Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian
yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan,
dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik.
Misi:
a) Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta
konsisten dengan rencana Tata Ruang Wilayah.
24

RENCANA STRATEGIS 20132017


b) Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalahmasalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh,
sampah dan lain-lain.
c) Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta
terjangkau bagi warga kota dan ketersediaan pelayanan
kesehatan yang gratis sampai rawat inap dan pendidikan yang
berkualitas secara gratis selama 12 tahun untuk warga Jakarta.
d) Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi
juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota.
e) Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta
berorientasi pada pelayanan publik.
Berdasarkan pada visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam
RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017, maka

RSUD Tarakan akan

mendukung pelaksanaan misi tersebut sebagai bentuk tanggungjawab


mendukung pencapaian Visi dan pelaksanaan misi Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta.
Selanjutnya dari misi yang telah dipilih tersebut, maka RSUD Tarakan
menyajikan faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD
yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil
Gubernur tersebut dalam tabel di bawah ini.

25

RENCANA STRATEGIS 20132017


Tabel 3.1. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan RSUD Tarakan
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
Visi: Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi,
memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada
pelayanan publik
No

Misi dan Program


KDH dan Wakil KDH
terpilih

Permasalahan
Pelayanan SKPD

Penghambat

(1)

(2)

(3)

(4)

10

Faktor
Pendorong

(5)
Misi ke-5:
Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan
publik.
Makna Misi dimaksud:
Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan yang berorientasi kepada pelayanan publik. Pelayanan
yang mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat sehingga berdampak pada
kesejahteraan hidup mereka. Pelayanan public juga memberikan informasi yang jelas dan transparan
sehingga seluruh masyarakat dapat bersama ikut mengawasi jalannya pemerintahan. Pelayanan akan
diprioritaskan pada bidang-bidang yang sangat menyentuh kehidupan masyarakat antara lain:
pendidikan, kesehatan, sosial budaya, keamanan, ketertiban, hukum, sarana dan prasarana kota, serta
perhubungan dan transportasi.
Program:
(1) Program
(1) Kurangnya
(1) Kegiatan sosialisasi
Pembinaan Upaya
pelayanan untuk
kepedulian masyarakat
program dan fasilitas RS
Kesehatan
upaya kesehatan
terhadap upaya
secara rutin
dalam bentuk
kesehatan pribadi
preventif belum
(preventif)
optimal
Program:
(1) Belum ada area
(1) Keterbatasan ruang
(1) Pembangunan
Bina Gizi, Kesehatan Ibu
yang terintegrasi
di rumah sakit
gedung baru untuk zona
dan Anak
khusus ibu dan anak
khusus ibu dan anak
Program:
(1) Adanya piutang
(1) Penjadwalan
(1) Komputerisasi dan
Jaminan Pemeliharaan
belum tertagih (2)
penagihan yang tidak
scheduling laporan
Kesehatan Daerah
Sistem laporan
ketat (2) Sistem
piutang untuk
keuangan dan
keuangan belum di
mengurangi Bed Debt (2)
akuntansi masih
komputerisasi
Komputerisasi keuangan
manual
dan scheduling laporan
keuangan agar tepat
waktu
Program:
(1) Banyaknya Alat
(1) Maintenance belum
(1) Revitalisasi sarana
Peningkatan Sarana dan
kesehatan yang
optimal (2) Feedback
dan prasarana baru (2)
Prasarana Kesehatan
telah tua dan tidak
dari user belum
Meningkatkan utilisasi
layak (2)
terakomodasi dengan
peralatan dan bangunan
Pemeliharaan alat
baik (3) Bergantung
yang ada (3) Menambah
dan bangunan
kepada rekanan yang
Kerjasama Operasional
belum optimal (3)
ada saja
(KSO)
Kemitraan teknologi
kedokteran belum
optimal
Program:
(1) Alur pasien sehat
(1) Keterbatasan
(1) Pembangunan koridor
Pengendalian Penyakit
dan pasien sakit
pengembangan
yang berbeda
dan Penyehatan
masih dalam satu
bangunan RS
Lingkungan
koridor
Program:
(1) Penggunaan
(1) Budaya kerja
(1) Evaluasi penggunaan
Kefarmasian, Alat
bahan dan alat habis professional belum
bahan dan alat habis
kesehatan dan Makanan
pakai belum sesuai
terbentuk
pakai dan prosedur
& Minuman
ketentuan
penggunaan
Program:
(1) Disiplin sebagai
(1) Jumlah komplain dari
(1) Perancangan budaya
Pengembangan dan
budaya kerja belum
pasien terhadap sistem
kerja dan sistem reward
Pemberdayaan SDM
optimal (2) Jumlah
pelayanan RS (2)
and punishment (2)
Kesehatan
tenaga perawat RS
Bertumpu pada tenaga
Rekruitment tenaga
masih kurang dan
perawat yang ada (3)
perawat baru (3)
kemampuan perlu
Pelatihan dan standar
mengembangkan SDM
ditambah (3) SDM
jam terbang SDM minim
dan meningkatkan
belum kompetitif
volume kegiatan disemua
yang berdampak
bidang pelayanan
pada pencapaian
target SPM
Program:
(1) Kamar operasi
(1) Kontrol terhadap
(1) Sosialisasi fasilitas
Antisipasi dan
CITO di IGD belum
optimalisasi kamar
CITO , melengkapi

26

RENCANA STRATEGIS 20132017


Penanggulangan
Kesehatan Terkait
Bencana

maksimal
dioperasionalkan

operasi CITO tidak


optimal

kebutuhannya, dan
perancangan program
utilisasi

27

RENCANA STRATEGIS 20132017


3.2. TELAAHAN RENSTRA K/L
Berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan maka Visi dan Misi
Kementerian Kesehatan adalah:
Visi: Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan
Misi:
a) Meningkatkan

derajat

kesehatan

masyarakat,

melalui

pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat


madani.
b) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
c) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
d) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
Dengan

sasaran

strategis

dalam

pembangunan

kesehatan

oleh

Kementrian Kesehatan Tahun 2010-2014, yaitu:


1) Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan:
a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72
tahun;
b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi
118 per 100.000 kelahiran hidup;
c. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per
1.000 kelahiran hidup;
d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per
1.000 kelahiran hidup;
e. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting)
dari 36,8% menjadi kurang dari 32%;
f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih
(cakupan PN) sebesar 90%;
g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED
sebesar 100%;
h. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar
100%;
i. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar
28

RENCANA STRATEGIS 20132017


90%.
2) Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:
a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per
100.000 penduduk;
b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2
menjadi 1 per 1.000 penduduk;
c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2
menjadi dibawah 0,5%;
d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11
bulan dari 80% menjadi 90%;
e. Persentase Desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi 100%;
f. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000
penduduk.
3) Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar
wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan
menurunnya disparitas separuh dari tahun 2009.
4) Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam
rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi
seluruh penduduk, terutama penduduk miskin.
5) Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat
rumah tangga dari 50% menjadi 70%.
6) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah
Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
7)

Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit


tidak menular.

8) Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal


(SPM).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka faktor-faktor penghambat
ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan RSUD Tarakan yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan rumah sakit ditinjau dari sasaran
jangka menengah Renstra K/L ditinjau pada tabel berikut ini

29

RENCANA STRATEGIS 20132017


Tabel 3.2. Permasalahan Pelayanan RSUD Tarakan Berdasarkan Sasaran
Renstra K/L Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya

No
(1)
1
b.

c.

d.

f.

Sasaran Jangka Menengah


Renstra K/L

Sebagai Faktor

Permasalahan
Pelayanan SKPD

Penghambat

Pendorong

(2)
Meningkatnya status
kesehatan dan gizi
masyarakat

(3)
(1) Kurangnya
pengetahuan pasien
terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan

Menurunnya angka
kematian ibu melahirkan
dari 228 menjadi 118 per
100.000 kelahiran hidup
Menurunnya angka
kematian bayi dari 34
menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup

(1) Kurangnya tenaga


bidan professional
yang berpengalaman
(1) Kurangnya tenaga
berpengalaman di
perinatologi

(4)
(1) Tingkat pendidikan
yang rendah dan
kurangnya informasi
(2) Kompetensi SDM RS
rendah
(1) Bidan
berpengalaman
cenderung membuka
praktek sendiri
(1) Kurangnya
anggaran untuk
pendidikan pelatihan

Menurunnya angka
kematian neonatal dari 19
menjadi 15 per 1.000
kelahiran hidup
Persentase ibu bersalin
yang ditolong oleh nakes
terlatih (cakupan PN)
sebesar 90%

(1) Kurangnya tenaga


berpengalaman di
neonatal

(1) Kurangnya
anggaran untuk
pendidikan pelatihan

(1) Kurangnya tenaga


kesehatan (nakes)
professional yang
berpengalaman

(1) tenaga kesehatan


(nakes) berpengalaman
cenderung membuka
praktek sendiri

Meningkatnya penyediaan
anggaran publik untuk
kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko finansial
akibat gangguan kesehatan
bagi seluruh penduduk,
terutama penduduk miskin

(1) Sistem keuangan


dan reimbursement
pada provider
kesehatan penduduk
miskin berbeda-beda,
berpengaruh
terhadap sistem di RS

(1) Perecanaan dan


realisasi yang kurang
baik

(5)
(1) Informasi yang
komprehensif tentang
pelayanan kesehatan
(2) kompetensi SDM
RS yang tinggi
(1) RS memberikan
remunerasi yang baik
bagi bidan
berpengalaman
(1) Keinginan tenaga
perinatologi untuk
maju dan
berkembang (self
motivation)
(1) Keinginan tenaga
neonatal untuk maju
dan berkembang (self
motivation)
(1) RS memberikan
remunerasi yang baik
bagi tenaga
kesehatan (nakes)
berpengalaman
(1) Terdapat sistem
terpadu yang mampu
menjembatani
perbedaan sistem di
setiap provider

3.3. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH


3.3.1. Asumsi Keadaan Tahun 2017
a) Politic
Yang paling berpengaruh dalam kondisi politik dan berkaitan dengan
pelayanan kesehatan adalah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI
Jakarta pada tahun 2012 dan Pemilihan Umum (Pemilu) Republik Indonesia
pada tahun 2014 karena akan berdampak langsung terhadap rancangan
regulasi dan kebijakan pemimpin baru.
b) Economic
Perekonomian

Indonesia

secara

makro

akan

mengalami

peningkatan. Didukung dengan kelas menengah menoingkat 50 juta orang


dalam rentang 7 tahun (2003-2010). Penduduk menengah adalah
30

RENCANA STRATEGIS 20132017


pendduk dengan pengeluaran 2-20 dollar AS perhari (World Bank).
Ekonomi Indonesia juga didukung oleh sistem keuangan yang relative
stabil. Indeks stabilisasi mencapai 1,68 pada Oktober 2011, berhasil turun
dari 2,43 ketika krisis 2008. Dibuktikan dengan Fitch menetapkan
Indonesia masuk dalam kategori peringkat investasi (15 Desember 2011).
Tantangan justru berasal dari sektor riil di dalam negeri. Seperti akses
perbankan yang tidak mudah, bunga bank yang tinggi, biaya logistic
tinggi, infrastruktur tidak memadahi, dan korupsi.
Meningkatnya kelas menengah masyarakat berdampak langsung
pada

awareness

mreka

terhadap

kesehatan,

serta

tuntutan

akan

pelayanan yang lebih baik. Tentu saja menjadi tantangan bagi rumah sakit
untuk memberikan service excellence walaupun dampak sektor riil juga
berpengaruh terhadap pemenuhan fasilitas rumah sakit. Seperti halnya
biaya peralatan medis yang masih tinggi di Indonesia dibandingkan
Negara lain.
c) Social
Jakarta Pusat, secara administrasi terdiri dari 8 Kecamatan, 44 Kelurahan,
394 RW dan 4662 RT. (Bulan Januari 2008)
Luas

: 50,2 km2

Populasi

: 861.531 jiwa (2005

Kepadatan : 17.161,97 jiwa/km2


d) Technology
Pemanfaatan teknologi baru di bidang kesehatan terbukti dapat
memberikan suatu peningkatan dan keuntungan untuk menciptakan
produk dan proses yang berbeda (technology-push product). Penggunaan
teknologi

baru

meningkatkan

di

rumah

kualitas

sakit

pelayanan

pada

dasarnya

pasien,

bertujuan

memberikan

untuk

keunggulan

kompetitif, dan mengurangi biaya operasinal sehingga rumah sakit bisa


melakukan efisiensi dan meningkatkan pendapatan.
Beberapa teknologi baru yang dapat digunakan di RSUD Tarakan untuk 5
tahun ke depan:
Advance in Digital

:Open MRI, Multi-slice CT Imaging, Nuclear Medicine, Nuclear

31

RENCANA STRATEGIS 20132017


Imaging
Hybrid Operating
Room
Computer-Assisted
and Robotic
Surgery
Paperless Hospital
Integrated Hospital
Management
Information
System (IHMIS)

Cardiology
:Gabungan intervensi, pencitraan, dan layanan bedah dalam satu
tempat
:CAS memungkinkan untuk visualisasi yang lebih baik dan
pentargetan serta kemampuan diagnostic yang ditingkatkan,
memberikan keuntungan yang signifikan dibandingkan konvensional
:Penggunaan peralatan nirkabel, penggunaan kode bar, penggunaan
Decision Support System (DSS)
:Clinical Information System (CIS), Financial Information System
(FIS), Laboratory Information System (LIS), Nursing Information
System (NIS), Pharmacy Informatin System (PIS), Radiology
Information System (RIS), Electronic Medical Record (EMRs)

e) Rencana Detail Tata Ruang 2030

Analisis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) secara garis besar dibagi
menjadi dua jenis yaitu berdasarkan pola pergerakan dan berdasarkan
pola ruang.
Pola Pergerakan

Gambar 3.1. Pola Pergerakan


Sesuai dengan gambar di atas, dapat diketahui bahawasanya RSUD
Tarakan berada pada persimpangan jalan arteri Kyai Caringin. Dengan
lokasi yang strategis, pola pergerakan di sekitar RSUD Tarakan kedepan
akan dibangun jalur transportsai baru berupa:
1. Stasiun LRT/ Monorail: lokasi di depan RSUD Tarakan
3. Jalur bus berlajur khusus
Pola Ruang

32

RENCANA STRATEGIS 20132017

Gambar 3.2. Pola Ruang


Sesuai dengan gambar di atas, pola ruang sekitar RSUD Tarakan
berupa Kawasan Perdagangan, Perkantoran dan Jasa (saat ini berbentuk
ruko), Kawasan Non Hijau (saat ini berupa sungai), dan Kawasan
Perumahan Horizontal. Jika dilihat dalam radius 1 km dari RSUD Tarakan,
terdapat Kawasan Perumahan Horizontal dan Kawasan Campuran yang
berarti banyak masayarkat tinggal disekitar rumah sakit. Begitu juga
dengan kelurahan yang bersebelahan seperti Kelurahan Petojo Utara dan
Kelurahan Petojo Selatan, banyak berisi Kawasan Perumahan Horizontal
dan Kawasan Campuran. Sedangkan kawasam yang menjadi penghuni
ketiga adalah Kawasan Perdagangan Perkantoran dan Jasa seperti di
Kelurahan Duri Pulo.
3.3.2. Asumsi Keadaan Kesehatan Tahun 2017
Asumsi keadaan kesehatan pada tahun 2017 dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
3.3.2.1. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) / Badan Pengelola Jasminan
Sosial (BPJS)
Tahun 2014 Kementeriaan Kesehatan RI akan mengimplementasikan
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) / Badan Pengelola Jasminan Sosial
(BPJS)

maka

kebijakan

arah

tersebut.

kebijakan

RSUD

Disebutkan

Tarakan

bahwa

harus

kebijakan

mengakomodasi
tersebut

akan

mengakomodir masyarakat miskin untuk berobat ke pelayanan kesehatan


dengan biaya perobatan yang ditanggung oleh pemerintah.
Sesuai dengan laporan tahun 2011 RSUD Tarakan, jumlah pasien
yang terdiri dari SKTM (Surat keterangan Tidak Mampu), JAMKESMAS
33

RENCANA STRATEGIS 20132017


(Jaminan Kesehatan Masyarakat), dan GAKIN (Keluarga Miskin) mencapai
25,1% dari seluruh pasien RSUD Tarakan. Jumlah tersebut meningkat 1,5
kali dari tahun 2010 sebanyak 16,4%. Dengan berlakunya kebijakan BPJS/
SJSN, berhubungan dengan 25,1% pasien RSUD Tarakan yang akan
ditanggung oleh kebijakan tersebut tentunya berpengaruh terhadap
Rencana Tata Ruang Wilayah RSUD Tarakan.
Segmentasi yang berbeda antara pasien dari BPJS/ SJSN dengan
pasien lain (yang membayar normal) perlu dipisahkan batasannya agar
kedua kelompok pasien tersebut merasa nyaman. Solusi yang dapat
dilakukan adalah pembeda main gate untuk penerimaan kedua pasien
tersebut. Dapat dikembangkan juga perbedaan tersebut diterjemahkan ke
dalam zoning area yang berbeda seperti area BPJS/ SJSN dan area pasien
umum.

34

RENCANA STRATEGIS 20132017


3.3.2.2. ASIAN Free Trade Area (AFTA)
AFTA menggunakan konsep globalisasi yang mengandung unsur
pasar bebas. Globalisasi ini sebenarnya merupakan konsep turunan dari
neoliberalisme

yaitu

teori

perekonomian

yang

menolak

intervensi

pemerintah dalam sektor perekonomian yang tidak jauh beda dengan


liberalisme klasik. Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan
perdagangan

bebas

merobohkan

hambatan

untuk

perdagangan

internasional dan investasi agar semua negara bisa mendapatkan


keuntungan dari meningkatkan standar hidup masyarakat atau rakyat
sebuah

negara

dan

modernisasi

melalui

peningkatan

efisiensi

perdagangan dan mengalirnya investasi (wikipedia).


Tujuan AFTA diantaranya menigkatnya kerjasama di negaranegara
ASEAN

sehingga

meningkatkan

efisiensi

dan

kompetitif

serta

menganekaragamkan kapasitas produk dan distribusi jasa antar negara


ASEAN. Setiap aspek jasa di era globalisasi mempunyai perjanjian
termasuk aspek pelayanan kesehatan sehingga menteri perdagangan tiap
Negara ASEAN membuat perjanjian untuk praktik kedokteran di era
globalisasi berupa ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Medical
Practitioners (MRA) yang bertujuan memfasilitasi mobilitas para dokter di
Negara ASEAN dan pertukaran informasi, meningkatkan kerja sama antar
tenaga dokter di ASEAN, mempromosikan praktik kedokteran sesuai
standar dan kualifikasi serta membuka kesempatan untuk membangun
dan melatih para dokter di negara ASEAN.
Dampak yang dapat terjadi adalah meningkatnya jumlah fasilitas
tenaga kesehatan. Akan muncul pelayanan kesehatan yang lebih baik
seperti munculnya rumah sakit internasional juga alat alat kesehatan
sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan terhadap fasilitas yang
akan

mereka

gunakan.

Kemungkinan

yang

terjadi

lagi

adalah

meningkatnya persaingan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan


terjangkau. Tenaga kesehatan domestik akan bersaing dengan tenaga
kesehatan asing sehingga mereka saling menunjukkan yang terbaik dari
segi keilmuan maupun pelayanan dan transparansi kualitas tenaga
kesehatan akan semakin benar benar terbuka lebar karena kompetisi
35

RENCANA STRATEGIS 20132017


menjual kemampuan diri semakin tinggi. Yang ketiga,meningkatnya
lapangan

kerja

bagi

tenaga

kesehatan

domestik

seiring

dengan

banyaknya pihak swasta yang masuk dan membuat lapangan kerja.


RSUD

Tarakan

perlu

mempersiapkan

diri

dalam

menghadapi

persaingan global dengan mempersiapkan kompetensi tenaga medis


rumah

sakit.

menjembatani

Persiapan
pengiriman

dapat

dilakukan

dokter

ke

dengan

rumah

sakit

pelatihan
asing

dan
untuk

meningkatkan standar pelayanan kesehatan dan kualitas medis rumah


sakit.
3.3.2.3. Sertifikasi Rumah Sakit Versi 2012 (JCI)
Joint Commission International (JCI) merupakan salah satu divisi dari
Joint Commission International Resources. JCI telah bekerja dengan
organisasi perawatan kesehatan, departemen kesehatan, dan organisasi
global di lebih dari 80 negara sejak tahun 1994. JCI merupakan lembaga
non pemerintah dan tidak terfokus pada keuntungan. Fokus dari JCI adalah
meningkatkan keselamatan perawatan pasien melalui penyediaan jasa
akreditasi dan sertifikasi serta melalui layanan konsultasi dan pendidikan
yang bertujuan membantu organisasi menerapkan solusi praktis dan
berkelanjutan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan sistem akreditasi menurut JCI
adalah:

Bersifat sukarela
Mengandung hal-hal yang optimal dan dapat dicapai
Memperlihatkan komitmen organisasi untuk peningkatan mutu
pelayanan pada pasien, menjamin keselamatan lingkungan, dan
secara terus menerus mengurangi resiko pasien dan karyawan
Mendapat perhatian secara luas sebagai alat evaluasi tentang
mutu dan manajemen yang efektif.

Standar internasional dari Joint Commission ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu standar yang berhubungan dengan pasien dan standar yang
berhubungan dengan organisasi:
Standar Yang Berhubungan Dengan
Pasien
-Akses
terhadap
pelayanan
dan
keberlangsungannya

Standar Yang Berhubungan Dengan


Organisasi
-Perbaikan mutu dan keselamatan pasien

36

RENCANA STRATEGIS 20132017


-Hak pasien dan keluarga
-Diagnose pasien
-Penanganan dan perawatan pasien
-Anestesi dan bedah
-Manajemen obat dan penggunaan narkoba
-Penjelasan dan edukasi pada pasien dan
keluarganya

-Pencegahan dan pengendalian infeksi


-Pimpinan organisasi
-Manajemen dan keamanan bangunan
-Kualifikasi dan pendidikan SDM
-Manajemen komunikasi dan informasi

RSUD Tarakan akan mendapatkan akreditasi JCI pada tahun 2016. Perlu
persiapan yang matang dan terukur terkait sistem yang telah ada di
rumah sakit saat ini.
3.3.2.4. Reformasi Birokrasi
RSUD Tarakan perlu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan
haluan pelayanan kesehatan yang dinamis dan semakin kompetitif.
Diperlukan perancangan sistem yang komprehensif dan sinergis bagi
institusi pelayanan kesehatan milik pemerintah. Sistem tersebut dapat
berjalan dengan baik dengan Reformasi Birokrasi yang baik. Sebuah
sistem yang sinergis antara fungsi sebagai Regulator, Pengawasan,
Efisiensi

Anggaran,

Akuntabilitas,

E-Gov,

Pelayanan

Prima

dan

Pemberdayaan.
3.3.2.5. RAPERDA RDTR dan ZONASI rev.08-MM-17102012
Berdasarkan hasil analisis terhadap Kota Jakarta Pusat, Kecamatan
Gambir,

Kelurahan Cideng

(lokasi RSUD

Tarakan), maka

diperoleh

beberapa kebijakan yang akan berpengaruh terhadap kebijakan RSUD


Tarakan ke depan:
Tabel 3.3. Rekapitulasi RAPERDA RDTR dan ZONASI rev.08-MM-17102012
di Kecamatan Gambir, Kelurahan Cideng
Pasal
14
Pasal
15
pasal
18
Pasal
42

Rencana persebaran penduduk sampai tahun 2030 sebanyak 12.500.000


(dua belas juta lima ratus ribu) jiwa, dengan persebaran diarahkan sebagai
berikut:
a. Kota Administrasi Jakarta Pusat sebanyak 9,2%;
(1) Rencana persebaran penduduk di Kota Administrasi Jakarta Pusat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a, diarahkan sebagai berikut:
b. Kecamatan Gambir sebanyak 86.768 jiwa;
h. Kecamatan Tanah Abang sebanyak 173.509 jiwa.
Kecamatan gambir sebagai pusat fungsi pemerintahan nasional dan daerah,
kawasan pemukiman secara horisontal, vertikal, dan kompak, serta
perkantoran yang didukung prasarana dan sarana kota.
(1) Kawasan rawan bencana banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41
ayat (1) huruf a, di masing-masing Kecamatan sebagai berikut:
a. Kota Administrasi Jakarta Pusat berada di:

37

RENCANA STRATEGIS 20132017

Pasal
44
Pasal
64
pasal
93

Pasal
97

Pasal
105

Pasal
122

2. Kecamatan Gambir di Kelurahan Cideng, Kelurahan Duri Pulo dan


Kelurahan Petojo Selatan;
(1) Kawasan rawan bencana kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
43 huruf a di masing-masing Kecamatan sebagai berikut:
a. Kota Administrasi Jakarta Pusat berada di:
2. Kecamatan Gambir di Kelurahan Petojo Utara;
a. setiap rumah sakit harus dilengkapi incenerator sampah; dan
b. setiap bangunan rumah sakit harus dilengkapi dengan tempat
penampungan dan pengolahan limbah.
Rencana pengembangan jaringan jalan arteri primer sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, sebagai berikut:
a. Kota Administrasi Jakarta Pusat diarahkan pada pembangunan dan
peningkatan jaringan jalan arteri dibeberapa kecamatan, meliputi:
2. Kecamatan Gambir diarahkan di Jalan Merdeka Barat, Jalan Majapahit, Jalan
Gajah Mada, Jalan KH. Hasyim Ashari, Jalan KH. Zainul Arifin, Jalan Kebon Sirih
Raya, Jalan Jatibaru, Jalan Kyai Caringin, Jalan Balikpapan, Jalan Suryopranoto,
Jalan Ir.H.Juanda, Jalan Veteran, Jalan Cideng Barat, Jalan Cideng Timur dan
Jalan Kyai Haji Moh. Mahbub
Rencana pengembangan jaringan sepeda dan pedestrian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 90 huruf g sebagai berikut:
3. Kecamatan Gambir diarahkan pada :
a) pengembangan dan penataan kawasan perkantoran di
Kelurahan Duri Pulo, Kelurahan Cideng, Kelurahan Petojo Utara, Kelurahan
Petojo Selatan dan Kelurahan Kebon Kelapa dengan tetap memperhitungkan
kemudahan pencapaian, daya dukung lingkungan dan penyediaan sarana dan
prasarana pendukungnya termasuk menyediakan prasarana untuk pejalan
kaki, penyandang cacat dan sepeda;dan
b) perbaikan lingkungan fasilitas perdagangan dengan penataan prasarana
dan sarana pejalan kaki dan parkir di setiap stasiun MRT;
(1) Rencana sistem angkutan umum massal darat atau berbasiskan jalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 huruf a, terdiri atas:
a. sistem angkutan umum massal berupa bis berjalur khusus;
b. sistem angkutan umum massal berupa bis besar; dan
c. sistem angkutan umum massal berupa angkutan pengumpan (feeder)
(3) Penyediaan halte angkutan umum massal sebagaimana dimaksud ayat (1)
sebagai berikut:
a. Kota Administrasi Jakarta Pusat dilaksanakan pada lokasi
berikut:
4. Kecamatan Gambir, Halte Pecenongan, Halte Bank Indonesia,Halte
Monumen Nasional, Halte Harmoni, Halte Balaikota, Halte Gambir 1, Halte
Gambir 2, Halte RS Tarakan, dan Halte Petojo;
(1) Rencana jalur evakuasi bencana sebagaimana sebagaimana dimaksud
pada pasal 88 ayat (1) huruf c, dimasing-masing kecamatan sebagai berikut:
a. Kota Administrasi Jakarta Pusat ditetapkan pada:
2. Kecamatan Gambir di Jalan Merdeka Barat, Jalan Majapahit, Jalan Gajah
Mada, Jalan KH. Hasyim Ashari, Jalan KH. Zainul Arifin, Jalan Kebon Sirih Raya,
Jalan Jatibaru, Jalan Kyai Caringin, Jalan Balikpapan, Jalan Suryopranoto, Jalan
Ir.H.Juanda, Jalan Veteran, Jalan Cideng Barat, Jalan Cideng Timur, Jalan Kyai
Haji Moh. Mahbub, Jalan Majapahit, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Merdeka Utara,
dan Jalan Merdeka Timur

Selanjutnya dibawah ini akan diuraikan faktor-faktor penghambat


dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan disajikan dalam Tabel
3.4.

38

RENCANA STRATEGIS 20132017


Tabel 3.4. Permasalahan Pelayanan RSUD Tarakan berdasarkan Telaahan
Rencana Tata Ruang Wilayah Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong
Keberhasilan Penanganannya
No
(1)

Rencana Tata Ruang


Wilayah terkait Tugas
dan Fungsi SKPD
(2)
RSUD Tarakan dikelilingi
oleh kawasan
pemukiman baik
horizontal dan vertikal
serta kawasan kantor
dan pemerintahan

RSUD Tarakan berada di


kecamatan rawan banjir
2

RSUD Tarakan berada di


dekat kawasan rawan
bencana kebakaran

RSUD Tarakan dilalui


jalan arteri sebagai jalan
utama dengan traffic
yang tinggi

RSUD Tarakan berada


dekat
dengan
halte
mass
transportation
berupa LDR/ Monorail

Jalan Kayi Caringin di


depan RSUD Tararakan
merupakan
jalur
evakuasi bencana

Permasalahan
Pelayanan SKPD

Faktor
Penghambat

Pendorong

(3)
(1) Rumah sakit harus
mampu mengakomodir
kebutuhan pasien yang
open minded, aware
kesehatan, dan kritis
(2) Perkembangan penyakit
degenerative

(4)
(1) Masyarakat yang
heterogen dengan
lingkungan
perkotaan yang
kurang baik bagi
kesehatan (pola
makan, gaya hidup,
dll)

(5)
(1) Sosialisasi
manfaat Medical
Check Up
(2) Mengadakan
program untuk
meningkatkan
awareness berobat ke
RS

(1) Aksesibilitas ke rumah


sakit dapat terganggu
apabila musim hujan

(1) Respon
pemerintah yang
lambat dalam
menangani
perbaikan
insfrastruktur
(1) Kejadian
kebakaran bersifat
isidental

(1) Lokasi rumah


sakit trategis
sehingga mudah di
akses

(1) Lahan terbatas,


juga desain dan
layout rumah sakit
masih tumpang
tindih- belum
optimal
(1) Awareness
masyarakat tentang
one day care center
belum luas
(1) Lahan terbatas,
juga desain dan
layout rumah sakit
masih tumpang
tindih- belum
optimal

(1) Lokasi strategis,


mudah di akses oleh
kendaraan dari
berbagai arah

(1) Belum adanya layanan


khusus bagi penderita luka
bakar hingga tahap
rehabilitative (luka bakar
center)
(1) Lokasi Critical Care
Center perlu dikembangkan
agar mudah dijangkau
kendaraan dalam waktu
singkat
(1) Belum ada penanganan
bagi pasien yang ingin
mendapatkan layanan
kesehatan terpadu
(1) Lokasi Critical Care
Center perlu dikembangkan
agar mudah dijangkau
kendaraan dalam waktu
singkat

(1) Layanan Critical


Care Center dapat
dikembangkan hingga
tahapan rehabilitatif

(1) Sudah terdapat


one day center, perlu
di kembangakan lebih
baik
(1) Lokasi strategis,
mudah di akses oleh
kendaraan dari
berbagai arah

39

RENCANA STRATEGIS 20132017


3.4. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI PELAYANAN
Berdasarkan gambaran pelayanan RSUD Tarakan, Kajian terhadap
Visi Misi Gubernur terpilih, Kajian terhadap Renstra K/L, Kajian terhadap
RTRW, maka berikut adalah permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Identifikasi permasalahan
didasarkan pada hasil analisa kondisi internal maupun eksternal dan
disajikan pada tabel 3.5
Tabel 3.5. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi RSUD
Tarakan
Aspek Kajian

Capaian/K
ondisi
Saat ini

(1)

(2)

Gambaran Pelayan
RSUD Tarakan

90%

Standar
yang
Digunakan
(3)
SPM

Faktor yang Mempengaruhi


INTERNAL
(4)
SDM, Sarana &
Prasarana

Kajian Terhadap Visi


Misi Gubernur
Terpilih

70%

100%

Plan of Action RS

Kajian Terhadap
Renstra K/L

75%

100%

Plan of Action RS

60%

Raperda
RDTR Dan
Zonasi

Kajian Terhadap
RTRW

Peningkatan
mutu RS,
komitmen
internal, sistem
di RS

EKSTERNAL
(5)
Patient
Behaviour,
kemitraan pihak
ketiga
Perubahan
kebijakan
pemerintah
Tingkat
pendidikan
pasien yang
rendah

Dinamika
ekonomi dan
sosial

Permasalahan
Pelayanan RSUD
Tarakan
(6)
Kompetensi SDM
dan keterbatasan
sarana prasarana
Budaya kerja belum
disiplin, SDM
terbatas, kemitraan
belum optimal, alat
medis perlu
perbaikan
SDM professional
terbatas, sistem
pihak ketiga
berbeda-beda,
kurangnya anggaran
Pelayanan
kesehatan belum
optimal, perlu
redesign sistem RS,
RS perlu membaca
perubahan gaya
hidup masayrakat

3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS


Gambaran Pelayanan SKPD
RSUD Tarakan merupakan rumah sakit dengan Kelas B non
pendidikan yang memiliki 463 tempat tidur untuk menangani
masyrakat di Kecamatan Gambir dan kecamatan sekitarnya serta
menjadi rujukan bagi pelayanan kesehatan lain. Didukung dengan
19 poliklinik dan 884 SDM untuk menangani pasien umum dan
pasien dari pihak ketiga. Sebesar 93% dari pasien yang datang
merupakan pasien yang ditanggung oleh pihak ketiga. Unggulan
RSUD Tarakan yang akan dikembangkan adalah Critical Care Center,
40

RENCANA STRATEGIS 20132017


dan Cardiac Brain Center. Lokasi yang strategis juga menjadi salah
satu aspek kelebihan RSUD Tarakan.

41

RENCANA STRATEGIS 20132017

Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Salah satu misi dari Gubernur DKI Jakarta adalah pelayanan
kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan publik. Misi ini
memudahkan masyarakat untuk mendapatkan fasilitas kesehatan,
tanpa memandang status ekonomi. Serta mekanisme yang mudah
bagi masyarakat yang didukung dengan sistem excellence sehingga
tersinkronisasi dari hulu hingga hilir. Salah satu value yang dianut
oleh

pelayanan

kesehatan

di

DKI

Jakarta

adalah

pelayanan

kesehatan yang bersih dan transparan


Beberapa hal yang menjadi isu strategis yang berkaitan dengan Misi
Gubernur DKI Jakarta sekarang adalah disiplin sebagai budaya kerja
belum optimal, faktor Kepuasan pelanggan, Jumlah tenaga perawat
RS masih kurang dan kemampuan perlu ditambah, SDM belum
kompetitif yang berdampak pada pencapaian target SPM, sosialisasi
fasilitas

RS

belum

optimal,

adanya

piutang

belum

tertagih,

penggunaan bahan dan alat habis pakai belum sesuai ketentuan,


kemitraan teknologi kedokteran belum optimal, banyaknya alat
kesehatan yang telah tua dan tidak layak, pemeliharaan alat dan
bangunan belum optimal, kamar operasi CITO di IGD belum
maksimal dioperasionalkan.
Sasaran Jangka Menengah Pada Renstra K/L
Berdasarkan

penjabaran

pada

misi

Kementrian

Kesehatan,

didapatkan beberapa permasalahan yang menjadi isu strategis bagi


RSUD Trakan diantaranya:
Kurangnya

pengetahuan

pasien

terhadap

kesehatan,

kurangnya

tenaga

bidan

fasilitas

pelayanan

professional

yang

berpengalaman, kurangnya tenaga berpengalaman di perinatologi,


kurangnya tenaga berpengalaman di neonatal, kurangnya tenaga
kesehatan

(nakes)

professional

yang

berpengalaman,

sistem

keuangan dan reimbursement pada provider kesehatan penduduk


42

RENCANA STRATEGIS 20132017


miskin berbeda-beda, berpengaruh terhadap sistem di RS, belum
tercapai SPM di Rumah Sakit.

43

RENCANA STRATEGIS 20132017

Implikasi RTRW Bagi Pelayanan SKPD


Sesuai dengan RAPERDA Rencana Detail Tata Ruang dan Zonasi
didapatkan beberapa aspek yang dapat berpengaruh terhadap
pengembangan RSUD Tarakan diantaranya:
Rumah sakit harus mampu mengakomodir kebutuhan pasien yang
open

minded,

terbuka

terhadap

kesehatan,

dan

kritis;

Perkembangan penyakit degenerative; Aksesibilitas ke rumah sakit


dapat terganggu apabila musim hujan; Belum adanya layanan
khusus bagi penderita luka bakar hingga tahap rehabilitative (luka
bakar center); Lokasi Critical Care Center perlu dikembangkan agar
mudah dijangkau kendaraan dalam waktu singkat; Belum ada
penanganan

bagi

pasien

yang

ingin

mendapatkan

layanan

kesehatan terpadu; Lokasi Critical Care Center perlu dikembangkan


agar mudah dijangkau kendaraan dalam waktu singkat.
Gambaran Pelayanan SKPD; Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Terpilih; Sasaran Jangka Menengah Pada Renstra
K/L; dan Implikasi RTRW Bagi Pelayanan SKPD selanjutnya dibahas melalui
forum Focussed Group Discussion (FGD) dengan melibatkan para pakar
yang memiliki pengalaman merumuskan isu-isu strategis di RSUD Tarakan.
Hasil dari pembahasan FGD tersebut adalah prioritas RSUD Tarakan untuk
meningkatkan dan penguatan aspek manajerial rumah sakit. Baik
peningkatan SDM maupun sistem yang mendukungnya. Diharapkan akan
memberikan dampak langsung terhadap perbaikan pelayanan kesehatan
khsusunya dibidang safety dan tentunya berdampak pada pencapaian
pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan publik.

44

RENCANA STRATEGIS 20132017

BAB IV
VISI, MISI, INDIKATOR MISI,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. VISI DAN MISI RSUD TARAKAN
4.1.1. Visi
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) RSUD Tarakan Tahun 2008
2012, RSUD Tarakan mengemban visi sebagai berikut: Rumah Sakit
Sahabat Anda Menuju Sehat tetapi pada tahun 2013 terdapat perubahan
menjadi :
PELAYANAN RSUD TARAKAN YANG AMAN, TERPERCAYA, DAN
MEMUASKAN
MENUJU JAKARTA SEHAT PADA TAHUN 2017
AMAN (SAFETY) : Harus dapat memberikan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan faktor faktor keselamatan kepada konsumen,
petugas dan buat rumah sakit itu sendiri.
TERPERCAYA (TRUSTED) : Dapat meningkatkan budaya kerja dengan
mengutamakan quality assurance dalam hal meningkatkan kepercayaan
konsumen.
MEMUASKAN (SATISFACTION): Harus dapat meningkatkan kompetensi
SDM dalam memberikan pelayanan yang berkualitas agar kepuasan
konsumen dapat tercapai.
Ketetapan Visi adalah sangat penting karena merupakan acuan
dalam mencapai tujuan Rumah Sakit Visi merupakan sesuatu yang
diinginkan rumah sakit di masa yang akan datang. Visi yang efektif adalah
visi yang dapat memunculkan inspirasi dimana hal itu dihubungkan
dengan keinginan rumah sakit untuk mencapai sesuatu yang tujuan yang
diinginkan.
4.1.2. Misi
45

RENCANA STRATEGIS 20132017


Dalam rangka mewujudkan visi tersebut RSUD Tarakan menetapkan misi
yaitu:
1. Memberikan pelayanan kesehatan prima untuk seluruh lapisan
masyarakat
2. Meningkatkan budaya kerja yang harmonis untuk membentuk
SDM yang berkualitas sesuai dengan perkembangan IPTEK serta
tuntutan konsumen tentang pelayanan yang berkualitas
3. Mengutamakan Quality assurance dan patien safety dalam
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen
4. Meningkatkan

sarana

dan

prasarana

untuk

memberikan

pelayanan yang optimal


Misi ini menggambarkan bahwa RSUD Tarakan melayani semua
kebutuhan pasien dengan harga yang terjangkau untuk semua lapisan
masyarakat disertai kualitas pelayanan yang baik.
4.1.3. Motto
Rumah Sakit

Tarakan sebagai perusahaan jasa yang bergerak di

bidang pelayanan kesehatan harus memiliki pedoman tertulis yang dapat


dipahami oleh segenap kalangan manajemen rumah sakit serta karyawan
dalam bertindak untuk mencapai tujuan. Adapun Motto RSUD Tarakan
adalah KEPUASAN ANDA KEBAHAGIAAN KAMI
4.1.4. Nilai
Ikhlas
Jujur
Disiplin
Peduli
Kerjasama

Memberikan pelayanan kesehatan pada konsumen, dengan ikhlas akan


membuahkan pelayanan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Nilai jujur menunjukkan nilai diri tentang bagaimana memberikan
pelayanan dengan keterbukaan sehingga meningkatkan kepercayaan
konsumen kepada pelayanan itu.
Peduli dalam melayani konsumen akan meningkatkan kualitas jaminan
pelayanan agar memberikan kepuasan bagi konsumen.
Peduli dalam memberikan pelayanan kesehatan akan meningkatkan
kepercayaan konsumen pada kualitas pelayanan.
Melakukan pelayanan dengan mengutamakan kerja sama bahu
membahu akan meringankan kerja kita, meningkatkan kualitas
pelayanan.

4.1.5. Tujuan RSUD Tarakan

46

RENCANA STRATEGIS 20132017


Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, RSUD
Tarakan menetapkan 5 (lima) tujuan yang akan dicapai dalam 5 (lima)
tahun ke depan, sebagai berikut:
4.1.6. Sasaran RSUD Tarakan
Untuk memastikan pencapaian tujuan yang diharapkan seperti
diatas

berkualias,

maka

sasaran

Jangka

Menengah

RSUD

Tarakan

dijabarkan sebagai berikut:

47

RENCANA STRATEGIS 20132017


4.2. INDIKATOR PENCAPAIAN MISI RSUD TARAKAN
Tabel 4.1. Indikator Pencapaian Misi Jangka Menengah RSUD Tarakan
NO
.
(1)

Tujuan

Indikator Pencapaian
Sasaran

Target
2017

(3)

(4)

(5)

Meningkatnya
kepuasan pelanggan
yang berdampak
pada jumlah
kunjungan pasien
dan pendapatan
RSUD Tarakan

Meningkatkan kepuasan
pelanggan dengan survey
kepuasan pelanggan
Meningkatnya jumlah
pasien yang berkunjung
rawat jalan dan rawat
inap
Meningkatnya
pendapatan RSUD
Tarakan

Sasaran

(2)
Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat

Terwujudnya
budaya kerja yang
berorientasi pada
pelayanan publik,
berkualitas, serta
sesuai
perkembangan
iptek serta
tuntutan
konsumen tentang
pelayanan yang
berkualitas
Tercapainya quality
assurance dan
patient safety
dalam
meningkatkan
kepuasan dan
kepercayaan
konsumen
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sistem pendanaan
yang terintegrasi
dan transparan

Meningkatnya
kompetensi SDM
sehingga terjadi
kesesuaian kinerja
yang berdampak
pada penurunan
komplain terhadap
RS

Menurunnya tingkat
KDT pada patient
safety yang dikontrol
dengan audit medis
serta penurunan
jumlah formularium

Meningkatkan
kesesuaian antara
sarana sesuai
dengan standar dan
utilisasi alat
pelayanan
Keselarasan antara
keuangan hulu dan
hilir

TARGET KINERJA PADA TAHUN


KE1

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

100

90

100 100

100 100

BOR
85%

90

100 100

100 100

120 M

90

100 100

100 100

90

100 100

100 100

90

100 100

100 100

6
Meningkatnya kompetensi
jam/org.
SDM
th
Tercapainya kesesuaian
jumlah SDM Profesional
Jmh px:
dan kompetensi dengan
prwt
beban kerja
Menurunnya angka
keluhan terhadap kinerja
SDM Rumah Sakit

Max 1
keluhan/ 30
ruangan

Menurunnya tingkat KDT


pada patient safety
Tercapainya Jumlah Audit
Medis yang dilakukan
terhadap dugaan KDT
Menurunkan jumlah
penyimpangan
formularium
Tercapainya kesesuaian
sarana sesuai standar

Max 2
KDT/DI
Audit
setiap
KDT

30
100

10

10

100 100

100 100

Max
10%

20

100

90

100 100

100 100

Tercapainya utilisasi alat


untuk pelayanan

100

90

100 100

100 100

Tersedianya anggaran

100

90

100 100

100 100

10

4.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN RSUD TARAKAN


Selanjutnya diuraikan rangkaian rumusan pernyataan strategi dan
kebijakan RSUD Tarakan dalam lima tahun mendatang, sebagaimana
dihasilkan pada tahapan Indikator Pencapaian Misi Jangka Menengah
RSUD Tarakan, dan disajikan dalam
tabel
di bawah ini.
ASEAN
Free

Trade Area
(2015)
Reformasi Birokrasi
1. Regulator
2. Pengawas
3. Efisiensi Biaya
4. Akuntabilitas
5. E-gov
6. Pelayanan Prima
7. Pemberdayaan

STRATEGI RSUD
TARAKAN
1. Strategi Fasilitas
2. Strategi SDM

SJSN/ BPJS
2014

48
Joint Commission
International

RENCANA STRATEGIS 20132017


Tabel 4.2. Visi, Misi, Indikator Pencapaian Misi, Strategi, dan Kebijakan
VISI :
PELAYANAN RSUD TARAKAN YANG AMAN, TERPERCAYA, DAN MEMUASKAN MENUJU
JAKARTA SEHAT PADA TAHUN 2017
MISI 1: Memberikan pelayanan kesehatan yang prima untuk seluruh lapisan masyarakat
Tujuan
Tercapainya
pelayanan kesehatan
yang prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat

Sasaran

Strategi

(1)Meningkatnya
kepuasan pelanggan
yang berdampak
pada jumlah
kunjungan pasien
dan pendapatan
RSUD Tarakan
(2) Meningkatnya
kompetensi SDM
sehingga terjadi
kesesuaian kinerja
yang berdampak
pada penurunan
komplain terhadap
RS

(1) Pengembangan sarana dan


prasarana
(2) Menyiapkan dan
mengembangkan SDM RS
(3) Menggunakan teknologi
terbaru untuk pelayanan RS
(4) Peningkatan kompetensi
tenaga pelayanan kesehatan
melalui pelatihan komprehensif

Kebijakan
(1) Pengembangan sarana &
prasarana Cardiac Cerebrovasculer
Center dengan dukungan Critical
Care Center, One Day Services.
(2) Pengembangan SDM RS untuk
Cardiac Cerebrovasculer Cente,
Critical Care Center, dan One Day
Services dalam rangka
meningkatkan pelayanan publik
(3) Implementasi Integrated
Hospital management Information
System
(4) Tercapai sistem terintegrasi
antara RS dengan pihak ketiga
(5) Perbaikan dan penambahan
gedung serta infrastruktur
pendukung pelayanan rumah sakit
(6) Pengembangan layanan lain
sesuai dengan perkembangan
kesehatan dan kebijakan dinas
kesehatan (Ponek, Geriatri, dll)
(7) Perancangan program pelatihan
komprehensif bagi tenaga
pelayanan kesehatan dan
pelaksanaannya yang dilakukan
secara rutin
(8) Evaluasi pelayanan dan Key
Performance Indicator (KPI)
(1) Program promosi dan edukasi
terhadap fasilitas unggulan dan
fasilitas lain RS

(1) Peningkatan awareness


masyarakat pada seluruh
pelayanan rumah sakit
(2) Peningkatan awareness
SDM dalam memberikan
pelayanan public yang prima
MISI 2: Meningkatkan budaya kerja yang harmonis untuk membentuk SDM yang berkualitas sesuai perkembangan iptek
serta tuntutan konsumen tentang pelayanan yang berkualitas
Terwujudnya budaya
Perubahan Budaya
(1) Perbaikan kualitas dan
(1) Pelatihan untuk SDM baik jajaran
kerja yang
Kerja yang safety,
kompetensi SDM rumah sakit
manajemen dan staf sesuai
berorientasi pada
trusted, dan
baik medis dan non medis
kompetensi masing-masing
pelayanan publik,
satisfaction
(2) Evaluasi bulanan terhadap
(2) Pengembangan budaya kerja
berkualitas, serta
kinerja SDM
dengan mindset: service excellence
sesuai perkembangan
(3) Monitoring, evaluasi, dan
iptek serta tuntutan
intervensi kinerja SDM secara rutin
konsumen tentang
terhadap kompetensi SDM
pelayanan yang
(4) Pembuatan database
berkualitas
kepegawaian
(5) Rekruitment tenaga kerja
professional Non PNS
(6) Paket pensiun dini untuk kinerja
SDM di bawah standar
(7) Implementasi Key Performace
Indicator (KPI) dengan reward and
punishment
MISI 3: Mengutamakan quality assurance dan patient safety dalam meningkatkan kepuasan dan kepercayaan
konsumen
Tercapainya quality
Meningkatnya
(1) Memperoleh akreditasi Joint (1) Persiapan awal hingga
assurance dan patient kualitas standar
Commission International (JCI)
implementasi Akreditasi JCI
safety dalam
Rumah Sakit
(2) Penetapan prosedur dan
(2) Monitoring, evaluasi, dan
meningkatkan
standar lain yang lebih tinggi
intervensi secara bertahap oleh
kepuasan dan
dibandingkan standar dinkes
team audit medis
kepercayaan
Menurunnya tingkat
(1) Optimalisasi peranan
(1) Implementasi Pharmacy
konsumen
KDT pada patient
komite medic dalam
Information System (PIS)
safety yang dikontrol
mengevaluasi mutu pelayanan
(2) Monitoring, evaluasi, dan
dengan audit medis
medik
intervensi secara bertahap
serta penurunan
(mingguan) oleh komite medik
jumlah formularium

49

RENCANA STRATEGIS 20132017


VISI :
PELAYANAN RSUD TARAKAN YANG AMAN, TERPERCAYA, DAN MEMUASKAN MENUJU
JAKARTA SEHAT PADA TAHUN 2017
MISI 1: Memberikan pelayanan kesehatan yang prima untuk seluruh lapisan masyarakat
Tujuan

Sasaran

Strategi

Kebijakan

MISI 4: Meningkatkan sarana dan prasarana untuk memberikan pelayanan yang optimal
Terwujudnya sarana
dan prasarana untuk
memberikan
pelayanan yang
optimal

Meningkatkan
kesesuaian antara
sarana sesuai
dengan standar dan
utilisasi alat
pelayanan
Mengembangkan
sarpras untuk
mengakomodir
kebutuhan pasien,
pengunjung, dan
pihak lain

(1) Dilakukan maintenance dan


kalibrasi secara rutin

Keselarasan antara
keuangan hulu dan
hilir

(1) Monitoring, evaluasi, dan


intervensi secara rutin oleh
Keuangan RS
(2) Proyeksi cash flow RS
dengan control yang ketat

(1) Semua orang dapat


menggunakan sarana
prasarana RS dengan mudah

(1) Monitoring, evaluasi, dan


intervensi secara bertahap
(2) Perancangan program untuk
meningkatkan utilisasi
(3) Optimalisasi center pendukung
(lab, rontgen, dll)
(1) Tersedia fasilitas RS untuk
difable people
(2) Penambahan gedung ,
Perbaikan gedung dan infrastruktur
rumah sakit (rawat inap, poliklinik,
parkir, dll)

KEUANGAN
Terwujudnya sistem
pendanaan yang
terintegrasi dan
transparan

(1) Implementasi Financial


Information System (FSI)
(2) Transparasi keuangan dapat
diakses secara realtime
(3) Sistem keuangan yang
terintegrasi dengan pihak ketiga

50

RENCANA STRATEGIS 20132017

BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,
INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN
PENDANAAN INDIKATIF
Pada bagian ini akan dikemukakan rencana program dan kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif. Adapun
penyajiannya menggunakan tabel berikut ini.

51

Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif RSUD Tarakan
NO

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR
PENCAPAIAN
SASARAN

PROGRAM

PROGRAM
BERSAMA
PENUNJANG
ORGANISASI
URUSAN
KESEHATAN
Program Pelayanan
Administrasi
Perkantoran

KEGIATAN

Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal

Mengembangkan sarana
dan prasarana untuk
mengakomodir kebutuhan
pasien, pengunjung, dan
pihak lain

Kesesuaian
prasarana sesuai
standar

Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal

Mengembangkan sarana
dan prasarana untuk
mengakomodir kebutuhan
pasien, pengunjung, dan
pihak lain

Kesesuaian
prasarana sesuai
standar

Mengembangkan sarana
dan prasarana untuk
mengakomodir kebutuhan
pasien, pengunjung, dan
pihak lain
Meningkatkan kesesuaian
antara sarana sesuai
dengan standar dan
utilisasi alat pelayanan
Meningkatkan kesesuaian
antara sarana sesuai
dengan standar dan
utilisasi alat pelayanan

Kesesuaian
prasarana sesuai
standar

Pengadaan jasa keamanan

Kesesuaian sarana
sesuai standar

Pengadaan jasa pemeliharaan


gedung (Building Managemen)

terselanggaranya jasa pemeliharaan


gedung RS

Kesesuaian sarana
sesuai standar

Pengadaan jasa pemeliharaan aset


(Aset Managemen)

terselanggaranya jasa pemeliharaan


aset RS

Pengadaan Bahan Bakar Minyak bagi


Kendaraan dan Genset

terpenuhinya kebutuhan bahan


bakar minyak bagi kendaraan dan
genset

Program Pengelolaan
Ruang Kantor

Penyediaan Jasa Komunikasi,


Sumber Daya Air, Listrik, Internet

INDIKATOR KINERJA PROGRAM


(OUTCOME) KEGIATAN (OUTPUT)

Pengadaan jasa kebersihan

terpenuhinya kebutuhan jasa


komunikasi sumber daya air, listrik,
dan internet

DATA
CAPAIAN
PADA
TAHUN
AWAL
2012

TARGET
2013

2014

2015

2016

2017

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

terselanggaranya jasa kebersihan RS

terselanggaranya jasa keamanan RS

Program Pengelolaan
Perlengkapan Kantor
Program Pengelolaan
Rumah Dinas
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal

Mengembangkan sarana
dan prasarana untuk
mengakomodir kebutuhan
pasien, pengunjung, dan
pihak lain

Kesesuaian
prasarana sesuai
standar

Program Pengelolaan
Kendaraan Dinas
(sarana mobilitas)

PROGRAM TEKNIS
BERSAMA URUSAN
KESEHATAN
Program Peningkatan
disiplin aparatur
Program Fasilitasi
pindah/purna tugas
PNS
Terwujudnya sistem

Keselarasan antara

Tersedianya

Peningkatan Kualitas

Penyelenggaraan Kegiatan

tersedianya anggaran operasional

52

pendanaan yang
terintegrasi dan
transparan
Tercapainya quality
assurance dan
patient safety
dalam
meningkatkan
kepuasan dan
kepercayaan
konsumen
Tercapainya quality
assurance dan
patient safety
dalam
meningkatkan
kepuasan dan
kepercayaan
konsumen
Tercapainya quality
assurance dan
patient safety
dalam
meningkatkan
kepuasan dan
kepercayaan
konsumen
Tercapainya quality
assurance dan
patient safety
dalam
meningkatkan
kepuasan dan
kepercayaan
konsumen
Tercapainya quality
assurance dan
patient safety
dalam
meningkatkan
kepuasan dan
kepercayaan
Tercapainya quality
assurance dan
patient safety
dalam
meningkatkan
kepuasan dan
kepercayaan
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat

keuangan hulu dan hilir

anggaran tepat
waktu

Meningkatnya kualitas
standar Rumah Sakit

Tingkat KDT pada


patient safety

Pelayanan Publik

Operasional Rumah Sakit (BLUD)

RS (BLUD)

TQM/ GKM (Total Quality


Managemen/ Gugus Kendali Mutu)

terselenggaranya kegiatan gugus


kendali mutu bagi RS

Menurunnya tingkat KDT


pada patient safety yang
dikontrol dengan audit
medis serta penurunan
jumlah formularium

Jumlah Audit Medis


yang dilakukan
terhadap dugaan
KDT

Patient Safety

Meningkatnya kualitas
standar Rumah Sakit

Tingkat KDT pada


patient safety

Akreditasi KARS

tercapainya akreditasinya KARS

Meningkatnya kualitas
standar Rumah Sakit

Tingkat KDT pada


patient safety

Akreditasi JCI

tercapainya akreditasinya JCI

Meningkatnya kualitas
standar Rumah Sakit

Tingkat KDT pada


patient safety

(2) Implementasi dan sertifikasi


sistem manajemen mutu ISO 9001:
2008

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

25%

25%

25%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

60%

80%

100%

100%

100%

95%

100%

100%

100%

100%

terselenggaranya kegiatan
pelayanan yang berdasarkan kaidah
patient safety

tercapainya akreditasi ISO

Menurunnya tingkat KDT


pada patient safety yang
dikontrol dengan audit
medis serta penurunan
jumlah formularium

Jumlah Audit Medis


yang dilakukan
terhadap dugaan
KDT

(3) Monitoring dan evaluasi kegiatan


pelayanan RS (SPM)

Mengembangkan sarana
dan prasarana untuk
mengakomodir kebutuhan
pasien, pengunjung, dan
pihak lain

Kesesuaian
prasarana sesuai
standar

(3) Penambahan ruang manajemen


penunjang didukung oleh Decision
Support System (DSS) secara real
time

tersedianya DSS secara real time

Meningkatnya kepuasan
pelanggan yang
berdampak pada jumlah
kunjungan pasien dan
pendapatan RSUD Tarakan

Meningkatkan
kepuasan
pelanggan dengan
survey kepuasan
pelanggan

(5) Survey Kepuasan Pelanggan

terselenggaranya survey kepuasan


pelanggan secara berkala

Program Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur

100%

terselenggaraannya monev atas


kegitan pelayanan RS (SPM)

Program
pengembangan
sistem
pengelolaan
kinerja
pembangunan
SKPD
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal

(1) Meningkatkan
kesesuaian antara sarana
sesuai dengan standar
dan utilisasi alat
pelayanan
(2) Mengembangkan
sarana dan prasarana
untuk mengakomodir
kebutuhan pasien,
pengunjung, dan pihak
lain

(i) Kesesuaian
sarana sesuai
standar
(i) Kesesuaian
prasarana sesuai
standar

Program
perencanaan
pembangunan
daerah tingkat
SKPD

Perencanaan RS yang sesuai dengan


kebutuhan (RBA dan Renstra)

Tercapainya perencanaan RS yang


sesuai dengan kebutuhan

85%

95%

100%

100%

100%

90%

100%

100%

100%

100%

80%

90%

100%

100%

100%

90%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Program
pengembangan
data/informasi SKPD
Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat
Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat
Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat

Meningkatnya
kepuasan pelanggan
yang berdampak pada
jumlah kunjungan
pasien dan pendapatan
RSUD Tarakan
Meningkatnya
kepuasan pelanggan
yang berdampak pada
jumlah kunjungan
pasien dan pendapatan
RSUD Tarakan
Meningkatnya
kepuasan pelanggan
yang berdampak pada
jumlah kunjungan
pasien dan pendapatan
RSUD Tarakan

Meningkatkan
kepuasan
pelanggan
dengan survey
kepuasan
pelanggan
Meningkatkan
kepuasan
pelanggan
dengan survey
kepuasan
pelanggan
Meningkatkan
kepuasan
pelanggan
dengan survey
kepuasan
pelanggan

Program
optimalisasi
pemanfaatan
teknologi
informasi SKPD

(1) Penyempurnaan SIMRS secara


efektif

Tersedianya SIMRS secara efektif

(3) Implementasi sistem terintegrasi


antara RS dengan pihak ketiga
(Implementasi Integrated Hospital
management Information System)

Tercapainya sistem integrasi RS


dengan pihak ketiga

Pengembangan Sistem Hospital


Position Information

Tersedianya sistem Hospital Position


Information

Program
peningkatan
disiplin dan
kinerja aparatur
Terwujudnya sistem
pendanaan yang
terintegrasi dan
transparan

Keselarasan antara
keuangan hulu dan hilir

Keselarasan antara
keuangan hulu dan hilir
Keselarasan antara
keuangan hulu dan hilir

Tersedianya
anggaran tepat
waktu

Program
peningkatan dan
pengembangan
pengelolaan
keuangan SKPD

Tersedianya
anggaran tepat
waktu
Tersedianya
anggaran tepat
waktu
Program
Sinkronisasi
Kebijakan Daerah
PROGRAM TEKNIS

(3) Implementasi Financial


Information System (FIS)

Tersedianya FIS

(4) Laporan keuangan yang


akuntabel

Terciptanya laporan keuangan yang


akuntabel

100%

100%

100%

100%

(5) Sistem keuangan yang


terintegrasi dengan pihak ketiga

Tercapainya sistem keuangan yang


terintegrasi dengan pihak ketiga

100%

100%

100%

100%

URUSAN
URUSAN WAJIB
Program Pembinaan
Upaya Kesehatan

Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat

Meningkatnya kompetensi
SDM sehingga terjadi
kesesuaian kinerja yang
berdampak pada
penurunan komplain
terhadap Rumah Sakit

Meningkatnya
jumlah pasien yang
berkunjung rawat
jalan dan rawat
inap

Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat
Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat

Meningkatnya kompetensi
SDM sehingga terjadi
kesesuaian kinerja yang
berdampak pada
penurunan komplain
terhadap Rumah Sakit
Meningkatnya kompetensi
SDM sehingga terjadi
kesesuaian kinerja yang
berdampak pada
penurunan komplain
terhadap Rumah Sakit

Meningkatnya
jumlah pasien yang
berkunjung rawat
jalan dan rawat
inap

Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan

Meningkatkan
kesesuaian antara
sarana sesuai dengan
standar dan utilisasi
alat pelayanan

Kesesuaian
sarana sesuai
standar

Meningkatkan
kesesuaian antara
sarana sesuai dengan
standar dan utilisasi
alat pelayanan

Kesesuaian
sarana sesuai
standar

(1) Pengembangan Sarana


pelayanan kesehatan (cardiac
cerebrovasculer, critical care center,
one day center, geriatri, diagnostic
center)

Tersedianya sarana pelayanan


unggulan

Mengembangkan
sarana dan prasarana
untuk mengakomodir
kebutuhan pasien,
pengunjung, dan pihak
lain
Mengembangkan
sarana dan prasarana
untuk mengakomodir
kebutuhan pasien,
pengunjung, dan pihak
lain
Meningkatkan
kesesuaian antara
sarana sesuai dengan
standar dan utilisasi
alat pelayanan

Kesesuaian
prasarana sesuai
standar

(1) Pengembangan Prasarana


pelayanan kesehatan

Tersedianya prasarana pelayanan RS

Utilisasi alat
untuk pelayanan

(1) Perancangan program untuk


meningkatkan utilisasi

Kesesuaian
sarana sesuai
standar

(2) Fasilitas RS untuk difable people

Meningkatkan
kesesuaian antara
sarana sesuai dengan
standar dan utilisasi
alat pelayanan

Kesesuaian
sarana sesuai
standar

a) Rencana tata ulang ruangan yang


ada;

Meningkatkan
kesesuaian antara
sarana sesuai dengan
standar dan utilisasi
alat pelayanan

Kesesuaian
sarana sesuai
standar

b) menyiapkan ruang perawatan


gakin/ sktm/jaminan perusahaan;

Mengembangkan
sarana dan prasarana

Kesesuaian
prasarana sesuai

Pengembangan alat kesehatan dan


Kedokteran RS

Program Bina Gizi,


Kesehatan Ibu dan
Anak

Meningkatnya
jumlah pasien yang
berkunjung rawat
jalan dan rawat
inap

Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Kesehatan

Pembinaan kesehatan antara RS dan


puskesmas sekitar

terselenggaranya jejaring
pembinaan kesehatan

(1) Pengembangan layanan lain


sesuai dengan perkembangan
kesehatan dan kebijakan dinas
kesehatan (Ponek, Geriatri, dll)

Terlaksananya layanan yang


terkoordinasi dengan kebijakan dinas
kesehatan

(2) Program promosi dan edukasi


terhadap fasilitas unggulan dan
fasilitas lain RS

Terlaksananya program promosi di


lingkungan RS

(1) Perencanaan dan pengembangan


green hospital

terselenggaranya kegiatan hemat


energi RS

60%

70%

80%

90%

100%

90%

95%

100%

100%

100%

60%

70%

80%

90%

100%

10%

40%

60%

100%

100%

10%

40%

60%

100%

90%

100%

100%

100%

100%

90%

100%

100%

100%

100%

50%

100%

100%

80%

90%

100%

100%

40%

60%

80%

100%

70%

80%

90%

100%

Tercapainya utilisasi sesuai


kebutuhan RS

Tersedianya fasilitas RS untuk difable


people

Tercapainya redesign layout RS


70%

Tersedianya ruang perawatan Gakin/


SKTM/ Jaminan Perusahaan

Tersedianya alat kesehatan dan


kedokteran RS

60%

prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal
Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal

untuk mengakomodir
kebutuhan pasien,
pengunjung, dan pihak
lain
Mengembangkan
sarana dan prasarana
untuk mengakomodir
kebutuhan pasien,
pengunjung, dan pihak
lain
Mengembangkan
sarana dan prasarana
untuk mengakomodir
kebutuhan pasien,
pengunjung, dan pihak
lain
Mengembangkan
sarana dan prasarana
untuk mengakomodir
kebutuhan pasien,
pengunjung, dan pihak
lain
Mengembangkan
sarana dan prasarana
untuk mengakomodir
kebutuhan pasien,
pengunjung, dan pihak
lain
Meningkatkan
kesesuaian antara
sarana sesuai dengan
standar dan utilisasi
alat pelayanan

standar

Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat
Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat

Meningkatnya kompetensi
SDM sehingga terjadi
kesesuaian kinerja yang
berdampak pada
penurunan komplain
terhadap Rumah Sakit
Meningkatnya kompetensi
SDM sehingga terjadi
kesesuaian kinerja yang
berdampak pada
penurunan komplain
terhadap Rumah Sakit

Meningkatnya
pendapatan RSUD
Tarakan

Terwujudnya
sarana dan
prasarana utnuk
memberikan
pelayanan yang
optimal

Mengembangkan
sarana dan prasarana
untuk mengakomodir
kebutuhan pasien,
pengunjung, dan pihak
lain

(1) Kesesuaian
prasarana sesuai
standar
(2) Utilisasi alat
untuk pelayanan

Program
Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan'

a) melakukan evaluasi terhadap


sarana pengolahan limbah yang
sudah ada;

Tercapainya evaluasi IPAL

Tercapainya quality
assurance dan
patient safety
dalam
meningkatkan
kepuasan dan
kepercayaan

Menurunnya tingkat
KDT pada patient
safety yang dikontrol
dengan audit medis
serta penurunan
jumlah formularium

Jumlah
penyimpangan
formularium

Program
Kefarmasian Alkes
dan Makanan dan
Minuman

(1) Implementasi Pharmacy


Information System (PIS)

Tersedianya PIS

Menurunnya tingkat
KDT pada patient
safety yang dikontrol
dengan audit medis

Jumlah
penyimpangan
formularium

Utilisasi alat
untuk pelayanan

Penggantian Lift

Tersedianya lift baru


70%

Kesesuaian
prasarana sesuai
standar

Pengadaan sistem pemadam


kebakaran terbaru

Kesesuaian
prasarana sesuai
standar

Pengadaan perlengkapan alat dapur

Kesesuaian
prasarana sesuai
standar

Pengadaan perlengkapan Genset

Kehilangan linen

Pengadaan Linen RS

90%

100%

Tersedianya sistem pemadam


kebakaran terbaru
100%

Tersedianya alat dapur baru


100%

Tersedianya genset baru


100%

Program Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan Daerah

Meningkatnya
pendapatan RSUD
Tarakan

a) re-koordinasi dengan pihak ketiga


(asuransi perusahaan)

Pengadaan Makan Pasien dan


Karyawan

a) Implementasi unit dose

Tersedianya linen baru RS


70%

100%

100%

100%

90%

100%

100%

100%

100%

80%

90%

100%

100%

100%

70%

80%

90%

100%

80%

90%

100%

100%

80%

90%

100%

100%

Terciptanya koordinasi ulang dengan


pihak ketiga (asuransi perusahaan)

Tersedianya pengadaan makan


pasien dan karyawan

Tercapainya implementasi unit dose

serta penurunan
jumlah formularium
Terwujudnya
budaya kerja yang
berorientasi pada
pelayanan publik,
berkualitas, serta
sesuai
perkembangan
iptek serta
tuntutan konsumen
tentang pelayanan
yang berkualitas
Terwujudnya
budaya kerja yang
berorientasi pada
pelayanan publik,
berkualitas, serta
sesuai
perkembangan
iptek serta
tuntutan konsumen
tentang pelayanan
yang berkualitas
Terwujudnya
budaya kerja yang
berorientasi pada
pelayanan publik,
berkualitas, serta
sesuai
perkembangan
iptek serta
tuntutan konsumen
tentang pelayanan
yang berkualitas
Terwujudnya
budaya kerja yang
berorientasi pada
pelayanan publik,
berkualitas, serta
sesuai
perkembangan
iptek serta
tuntutan konsumen
tentang pelayanan
yang berkualitas
Terwujudnya
budaya kerja yang
berorientasi pada
pelayanan publik,
berkualitas, serta
sesuai
perkembangan
iptek serta
tuntutan konsumen
tentang pelayanan
yang berkualitas

Perubahan Budaya
Kerja yang safety,
trusted, dan
satisfaction

Tercapainya
pelayanan
kesehatan yang
prima untuk
seluruh lapisan
masyarakat

Meningkatnya
kompetensi SDM
sehingga terjadi
kesesuaian kinerja
yang berdampak pada
penurunan komplain
terhadap Rumah Sakit

Perubahan Budaya
Kerja yang safety,
trusted, dan
satisfaction

Perubahan Budaya
Kerja yang safety,
trusted, dan
satisfaction

Perubahan Budaya
Kerja yang safety,
trusted, dan
satisfaction

Perubahan Budaya
Kerja yang safety,
trusted, dan
satisfaction

Jumlah pelatihan
untuk
meningkatkan
kompetensi SDM
(Jumlah pegawai
yang mendapat
pelatihan 8 jam
per tahun)

Program
Pengembangan
dan
Pemberdayaan
SDM Kesehatan

(1) Pengembangan SDM Non PNS


(Belanja Pegawai Non PNS)

Jumlah pelatihan
untuk
meningkatkan
kompetensi SDM
(Jumlah pegawai
yang mendapat
pelatihan 8 jam
per tahun)

(1) Pendidikan dan Latihan SDM RS


untuk peningkatan pelayanan RS

Menurunnya
angka keluhan
terhadap kinerja
SDM Rumah
Sakit

(3) Pengembangan budaya kerja


dengan mindset: service excellence

Kesesuaian
jumlah SDM
Profesional dan
kompetensi
dengan beban
kerja

(4) Implementasi Key Performace


Indicator (KPI) dengan reward and
punishment

Menurunnya
angka keluhan
terhadap kinerja
SDM Rumah
Sakit

b) Menyiapkan dan mengembangkan


SDM Rumah Sakit melalui studi
banding

Meningkatnya
jumlah pasien
yang berkunjung
rawat jalan dan
rawat inap

Program
Antisipasi dan
Penanggulangan
Kesehatan terkait
bencana.

Tercapainya pengembangan SDM


Non PNS

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

80%

90%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

10%

30%

50%

70%

100%

100%

100%

100%

Tercapainya pendidikan dan latihan


SDM RS untuk peningkatan
pelayanan RS

Tercapainya kualitas pelayanan


prima RS

Tercapainya KPI dengan reward dan


punishment

Terselenggaranya studi banding SDM


RS

Antisipasi Gadar (Gawat Darurat)


100%

BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD
YANG MENGACU PADA RPJMD
Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, dan/atau dampak yang
menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu sasaran, program atau
kegiatan. Pada bagian ini akan dikemukakan indikator kinerja RSUD Tarakan
yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima
tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran RPJMD, yang ditampilkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 6.1. Indikator Kinerja Sasaran RSUD Tarakan

No.

(1)

Indikator Kinerja Utama


(IKU)

Kondisi
Kinerja
pada Awal
Periode
RPJMD
2011/2012

2013

(3)

(4)

(2)

2015

2016

2017

Kondisi
Kinerja
pada
Akhir
Periode
RPJMD

(6)

(7)

(8)

(9)

Target Capaian Setiap Tahun

2014
(5)

Meningkatkan kepuasan
pelanggan dengan survey
kepuasan pelanggan

100

90

100

100

100

100

100

Meningkatnya jumlah pasien


yang berkunjung rawat jalan
dan rawat inap

BOR 85%

90

100

100

100

100

100

Meningkatnya pendapatan
RSUD Tarakan

120 M

90

100

100

100

100

100

Jumlah pelatihan untuk


meningkatkan kompetensi SDM

6
jam/org.th

90

100

100

100

100

100

Kesesuaian jumlah SDM


Profesional dan kompetensi
dengan beban kerja

Jmh px:
prwt

90

100

100

100

100

100

Menurunnya angka keluhan


terhadap kinerja SDM Rumah
Sakit

Max 1
keluhan/
ruangan

30

10

Tingkat KDT pada patient safety

Max 2
KDT/DI

30

10

Jumlah Audit Medis yang


dilakukan terhadap dugaan KDT

Audit
setiap KDT

100

100

100

100

100

100

Jumlah penyimpangan
formularium

Max 10%

20

10

10

Kesesuaian sarana sesuai


standar

100

90

100

100

100

100

100

11

Kesesuaian prasarana sesuai


standar

100

90

100

100

100

100

100

12

Utilisasi alat untuk pelayanan

100

90

100

100

100

100

100

13

Tersedianya anggaran

100

90

100

100

100

100

100

BAB VII
KAIDAH PELAKSANAAN
Sebagai suatu bagian dari dokumen perencanaan yang dimiliki oleh
pemerintah

daerah,

Rencana

Strategis

(Renstra)

merupakan dokumen yang dijadikan acuan dasar

RSUD

Tarakan,

ini

bagi pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi RSUD Tarakan selama periode 2013-2017, mengikuti


periode berlakunya RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017.
Renstra SKPD ini, memiliki kedudukan yang sangat vital dan urgen
dalam

pengembangan

Perencanaan,

Koordinasi

dan

Pengendalian

Pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan, memberikan arah, tujuan


sasaran,

strategi,

kebijakan,

program

dan

kegiatan

penyelenggaraan

pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi RSUD Tarakan.


Renstra

RSUD

Tarakan

merupakan

penjabaran

dokumen

RPJMD,

selanjutnya Renstra RSUD Tarakan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja (Renja)


RSUD Tarakan yang merupakan rencana tahunan RSUD DKI Jakarta selama
periode lima tahun, 2013 - 2017 dan akan dilaksanakan secara sungguhsungguh dan bertanggungjawab.
Renstra RSUD Tarakan diterbitkan melalui surat keputusan Direktur
RSUD Tarakan dan

di dalam pelaksanaannya, senantiasa dilakukan

pengawasan dan evaluasi, sebagai wujud penyelengaraan pemerintahan


yang akuntabel, transparan dan bercirikan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik (good governance). Pencapaian kinerja pelayanan sebagaimana
tugas pokok dan fungsi yang berkaitan dengan RSUD Tarakan merupakan
bagian pencapaian kinerja dan pertanggungjawaban kepada Gubernur dan
Wakil Gubernur, serta secara moral dipertanggung-jawabkan kepada seluruh
masyarakat Provinsi DKI Jakarta.
DIREKTUR RSUD TARAKAN

Dr. H. R. Koesmedi P., Sp.OT., M.Kes

Anda mungkin juga menyukai