BANDAR LAMPUNG
(Makalah Mata Kuliah Geoteknik)
Oleh
Nur Syabana Santoso
1315051040
A. Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi sedang digalakan oleh pemerintah agar kemajuan
Negara Indonesia sendiri kian meningkat sehingga dapat bersaing dengan negara
negara lainnya. Dengan adanya salah satu program kerja dari pemerintah ini,
banyak pengusaha pengusaha nasional maupun internasional menanam modal
di Negara Indoneisa. Selain para penanam modal, masyarakat umum juga kini
telah membuka usahanya sendiri untuk memajukan taraf hidup mereka masing
masing.
Perlu diketahui bahwa, suatu negara ketika ingin menjadi negara maju
minimal memiliki wirausaha sebesar 12%. Sedangkan di Indonesia sendiri, hanya
1,9% dari total penduduk Indonesia, sekitar 250 juta jiwa. Sebagai perbandingan,
Negara Singapura sendiri memiliki penduduk yang berwirausaha sebesar 7%.
Dari nilai statistik yang terjadi, dapat diwajarkan bahwa masih banyaknya
masyarakat masyarakat di Indoensia masih memiliki perekonomian yang cukup
rendah.
Menurut badan statistik sendiri, pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Lampung sendiri memiliki pertumubuhan ekonomi sebesar 1,74%. Hal ini
dikarenakan pada pertumbuhan produksi produk-produk industri besar dan
sedang. Masih banyak masyarakat Indonesia, terutama pada Provinsi Lampung
memiliki perekonomian cukup rendah.
Dari hal ini, banyak masyarakat Provinsi Lampung yang memanfaatkan
sumber daya alam untuk mencari kebutuhan hidup. Sebagai contoh, sumber air
panas yang dibuka menjadi pemandian air panas, penambangan batu blerenang
yang dijual serta penambangan batu kapur yang sebagai bahan baku pembuatan
semen ataupun batuan pondasi rumah. Dari semua penambangan secara besar
besaran yang ada, masih terdapat penambangan secara ilegal yang tidak
memperhatikan keselamatan kerja, baik dari pengelola maupun dari sang pelaku
penambang itu sendiri. Salah satu penambangan baru kapur ilegal di Provinsi
Lampung adalah pada bukit kapur, Bukit Kunyit, Bandar Lampung.
Bukit Kunyit berada pada koordinat 2.592LS 101.63BT dan memilik
ketinggian 2.151 meter. Menurut Isbedy, 2014, pertambangan di Bukit Kunyit
telah dimulai pada tahun 1988 secara liar dan ilegal.
Menurut Reza (2010), Bukit Kunyit telah dilakukan penambangan sejak
tahun 2005 secara besar besaran dan dengan tanpa izin dari Dinas
Pertambangan Lampung. Batuan batuan itu dibutuhkan untuk pembangunan
pembangunan perumahan real estate di Bandar Lampung.
Pertambagan ilegal ini menghasilkan batuan batuan yang cukup banyak,
namun memiliki kekurangan pada lingkungan, yaitu pada keselamatan pekerja
serta lingkungan sekitar penambangan Bukit Kunyit. Menurut Rina (2003), telah
terjadi longsor akibat penambangan liar yang telah dilakukan masyarakat sekitar
sejak 15 tahun silam.
Akibat dari penambangan liar ini, Gunung Kunyit yang tadinya cukup
besar, kini tinggal seperempat bagian. Padahal, Bukit Kunyit tersebut dapat
digunakan sebagai pemecah ombak ketika terjadi tsunami ataupun angin
kencang, sehingga dapat menjadi pemecah ombak ataupun pemecah dari arus
angin yang kencang dan dapat mengurangi dampak dari bancana alam tersebut.
Dari banyak hal yang telah disebutkan di atas, perlu dilakukan kajian lebih
lanjut berupa pengawasan yang benar sehingga dapat mengurangi dampak buruk
dari pertambangan ini, yaitu berupa longsoran batuan dalam bentuk boulder
maupun serpihan. Serta penutupan lahan tambang yang akan berdampak pada
keamanan sekitar lokasi Bukit Kunyit.
B. Pembahasan
Telah disebutkan bahwa penambangan yang dilakukan secara ilegal akan
sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan tidak adanya standar serta pengawasan
baik pada bidang keselamatan kerja maupun pada aspek lingkungan di sekitar
area penambangan.
Perlu diketahui bahwa, hasil dari survey yang pernah kami lakukan (11/9),
memperlihatkan bahwa Bukit Kunyit telah memiliki kemiringan lebih kurang 85
E. Penutup
Mohon ampun kepada Allah S.W.T dan mohon maaf kepada pembaca jika
terdapat kesalahan kata ataupun informasi yang kurang tepat, penulis tidak