Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PROSES INTERAKSI

Analisis proses interaksi, Robert gales adalah hal yang klasik dibidangnya. dengan menggunakan
penelitian bertahun-tahunnya sebagai sebuah fondasi, gales menciptakan sebuah teori terpadu dan
dikembangkan dengan baik dari komunikasi kelompok kecil yang bertujuan untuk menjelaskan jenis
pesan yang manusia tukar dalam kelompok, dari yang semua membentuk peran dan kepribadian
anggotakelompok, dan oleh karena itu, cara mereka mempengaruhi semua karakter secara umum pada
sebuah kelompok
dalam kelompok, setiap individu dapat memperlihatkan sikap positif atau gabungan dengan:
(1) menjadi ramah
(2) mendramatisasi(suka bercerita/ berbicara)
(3) menyetujui
sebaliknya , mereka juga menunjukkan sikap negative atau sikap campur aduk dengan:
(1)penolakan
(2)memperlihatkan ketegangan
(3)menjadi tidak ramah
dalam mnyelesaikan tugas kelompok ,setiap individu dapat
(1)menanyakan informasi
Jika manusia tidak berbagi informasi secara cukup, mereka akan memiliki seperti yang Balas sebut
permasalahan dalam komunikasi; jika mereka tidak berbagi opini, mereka akan mengalami
permasalahan dalam evaluasi;jika merekatidak meminta atau memberi saran, kelompok akan menderita
permasalahan dalam kendali; jika kelompok tidak dapat mencapai kesepakatan, anggota akan memiliki
permasalahan dalam keputusan; dan jika ada dramatisasi yang tidak mencukupi, maka akan menjadi
permasalahan ketegangan; akhirnya, jika kelompok tidak ramah, maka akan memiliki permasalahan
dalam reintegrasi; seperti yang dimaksudkan oleh Bales bahwa kelompok tidak mampu membangun
kembali sebuah perasaan kesatuan atau kepaduan dalam kelompok.
Anda dapat dengan mudah melihat skema logis Bales. Sebagai contoh, bayangkan bahwa anda adalah
seorang anggota tim dari sebuah proyek di kelas. Pekerjaan tim ini adalah untuk memutuskan,
melaksanakan dan membuat laporan dari proyek tersebut. Jika satu anggota kelompok tetap menyimpan
informasi dari yang lainnya, mereka tidak akan dapat berkomunikasi dengan sangat baik dan akan
memiliki gagasan kecil dari apa yang dapat dilakukan oleh setiap orangnnya. Jika mereka tidak berbagi
opini, mereka tidak akan dapat mengealuasi semua ide secara mendalam, dan akan berakhir dengan
sebuah pekerjaan yang kacau balau. Katakan saja bahwa anggota kelompok memberikan sedikit saran.
Dalam kasus ini, kelompok memiliki masalah dalam pengendalian, dengan tidak ada seorang pun yang
ingin mengatakannya pada anggota kelompok lain apa yang harus dilakukan. Jika anggota kelompok
proyek anda terlalu banyak menyetujui, semua gagasan tidak akan dapat diuji dan anada akan membuat
keputusan yang lemah. Sebaliknya, jika semuaanggota kelompok terlalu berseberangan, maka akan ada
banyak konflik, dan anda tidak akan bisa mengambil keputusan sama sekali. jika manusia memerhatikan
persoalan tugas mereka sendiri tidak dengan persoalan antarpribadi, ketegangan dapat tumbuh diantara
anggota, menciptakan sebuah atmosfir atarpribadi yang tidak baik dan sebuah kelompok yang tidak
produktif. Gagasan yang terakhir ini adalah sebuah area yang mengasumsikan kepentingan khusus
dalam teori Bales. Ia mengembangkan gagasan dramatisasi, yang berarti mengurangi ketegangan
dengan bercerita dan berbagi pengalaman yang mungkin tidak selalu berhubungan secara langsung
pada tugas kelompok.
Teori Bales mencakup perilaku komunikasi dari dua kelas dasar, sebuah pembagian yang memiliki
pengaruh yang besar sekali dalam sebuah kelompok kecil sastra. Pertama, mencakup perilaku emosi
sosial (socioemotional), seperti kelihatannya ramah, menunjukkan ketegangan, dan dramatisasi. Kategori

kedua adalah perilaku tugas (task behavior) disajikan oleh saran, opini, dan informasi. Dalam meneliti
kepemimpinan, Bales menemukan bahwa kelompok yang sama akan memiliki dua jenis pemimpin yang
berbeda. Tugas pemimpin memfasilitasi dan mengoordinasikan ulasan yang berhubungan dengan tugas
serta mengarahkan energi supaya tugas selesai. Hal yang sama pentingnya adalah emosi sosial
pemimpin, yang bekerja demi memperbaiki hubungan dalam kelompok, berkonsentrasi pada area positif
dan negatif.
Biasanya, pemimpin kelompok dan pemimpin dengan emosi sosial adalah dua orang yang berbeda.
Sebgai contoh, pada sebuah kelompok yang mempekerjakan sebuah proyek kelas bersamaan, anda
mungkin memiliki seorang anggota yang menginginkan adanya rapat, memastikan bahwasetiap orang
ada di sana, menyiapkan agenda, membuat panggilan, dan memperlihatkan perhatian yang besar pada
kualitas proyek tersebut. Ini menjadi tugas dari pemimpin. Mungkin ada seseorang yang hadir dalam
hubungan pada sebuah kelompok. Ini adalah seseorang yang mendorong orang lain, melunakkan konflik,
membanggakan orang karena pekerjaannya bagus dan biasanya memfasilitasi hubungan positif di antara
anggota kelompok.
Menurut Bales, posisi individu dalam sebuah kelompok adalah sebuah fungsi dari tiga dimensi:
1.
Dominan lawan pasif
2.
Ramah lawan tidakk ramah
3.
Aktif lawan emosional
Dalam sebuah kelompok tertentu, perilaku anggota dapat ditempatkan pada ketiga dimensi ini. posisi
individu bergantung pada kuadran tempat individu ada (sebagai contoh: berkuasa, ramah, aktif).
Cara anda tampil di hadapan anggota lainnya dari sebuah kelompok sangat ditentukan oleh bagaimana
anda menggabungkan semua dimensi ini dalam komunikasi anda. Jika gaya bicara anda cenderung
berkuasa, tidak ramah dan emosional, anda mungkin saja akan dirasa sebagai seorang yang
bermusuhan dan keras. Sebaliknya, jika anda berkuasa, ramah dan akhir, mungkin anda akan sangat
dihargai untuk kepemimpinan tugas anda yang sangat berguna. Jika anda cenderung keras, tidak ramah
dan emosional, anda mungkin akan dianggap sebagai orang yang negatif dan tidak kooperatif. Oleh
karena semua faktor ini bervariabel, anda dapat memberikan nilai tinggi, medium dan rendah untuk tiaptiap mereka, menciptakan campuran karakteristik daripada kategori tetap. Ketika jenis peilaku anggota
kelompok diarahkan di sini, jaringan dan hubungan mereka dapat dilihat. Semakin besar kelompok,
semakin besar kecenderungan adanya berbagai subkelompok dari individu dengan akrakteristik dan nilai
yang sama supaya berkembang.
Karya Bales sudah tidak lagi menjadi acuan dalam teori komunikasi kelompok, tetapi teori ini memiliki
pengaruh penting pada bangaimana kita berpikir tentang kelompok. Seperti penelitian seorang psikolog,
Bales sangat tertarik dengan perilaku individu anggota kelompok. Walaupun ia menamakan teorinya
analisis proses interaksi, sangatlah kecil hubungannya dengan interaksi atau proses seperti istilah
yang kita pahmi saat ini.
Sekarang, kita menyedari bahwa fokus Bales pada perilaku individu membatasi kemampuan teori untuk
berkecimpung dalam sistem yang lebih besar, sedangkan pemikiran terkini dalam bidang komunikasi
bahwa isu-isu yang sangat luas ini harus dipahami dari intinya. Untuk memperoleh perspektif yang lebih
besar, kita harus beralih ke tradisi sibernetika. Dalam bidang komunikasi kelompok, tradisi sibernetika
dan sosial budaya telah menjadi sumber penelitian kelompok yang paling kontemporer

Analisi proses interaksi


Robert Bales menyusun teori mengenai analisis proses interaksi(interation process analysis) yang
saat ini sudah menjd karya klasik. Bales menyatakan terdapat 12 jenis pesan dalam komunikasi
kelompok yang dapat disederhanakan menjd 4 kelompok yaitu tindakan fositif, jawaban, pertanyaan,
dan tindakan negatif. Jenis perilaku dalam kotak bersifat berpasangan dan setiap pasangan perilaku
memiliki wilayah masalah tertentu bagi kelompok bersangkutan, misalkan, memberikan informas
dipasangkan dengan meminta informasi. Tugas kelompok adalah menentukan topik atau tema
penelitian, melaksanakannya, dan menyusun laporannya.kategoridramatisasiberperan penting dlm
teori ini. Dramatisasi berarti melepaskan ketegangan dengan cara melepaskan ketegangan dg cara
menyampaikan cerita dan membagi pengalaman dengan orang lain. Bales menemukan bahwa
kelompok yang sama akan memiliki dua jenis pemimpin yang berbeda yaitu, pemimpin pekerjaan
dan pemimpinsosioemosional biasanya kedua pemimpin ini terdiri atas orang yg berbeda

1. Pemimpin perkerjaan (task leader) ialah anggota kelompok yang memfasilitasi dan mengoordinasikan
berbagai komentar anggota yang terkait dg perkerjaan da mengarahkan energi dan upaya bersama
utk menyelesaikan pekerjaan.

2. Pemimpin sosioemosional ( socioemotional leader ) hal yg tdk kalah pentingnya adalah


pemimpin sosioemosional yang bekerja untuk memperbaiki hubungan dlm kelompok, ia
menfokuskan perhatiannya pd interasi dlm sektor positif dan negatif dan sebagaimana terdapat
dalam skema.ia adalah orang yang memberikan perhatikan dp hubungan dalam kelompok, ia
slalu memberikan semangat kpd anggota lainnya, berupaya merendahkan konflik dan
keteganggan, memuji keberhasilan seseorg, ia secara umum mendorong terciptanya hubungan
yang posif, orang semcam ini termasuk kedalam katagori pemimpin sosioemosional.

Teori Analisis Proses Interaksi oleh Robert Bales

Sebagian besar karya yang membahas komunikasi dalam kelompok berasal dari ilmu
psikologi sosial. Pada bagian ini kita akan membahas satu teori klasik yang dinamakan teori
analisis interaksi yang memberikan pengaruh besar pada teori komunikasi kelompok. Teori ini
membahas jenis jenis pesan yang disampaikan anggota kelompok dan bagaimana pesan
memengaruhi peran dan kepribadian kelompok.
Robert Bales (1950) menyusun teori yang menjelaskan mengenai analisis proses interkasi
(interaction process analysis) yang saat ini sudah menjadi salah satu karya klasik teori
komunikasi. Dengan menggunakan hasil risetnya selama bertahun tahun sebagai fondasinya,
Bales menyusun teori mengenai komunikasi kelompok kecil untuk menjelaskan mengenai jenis
jenis pesan dan kepribadian anggota kelompok serta bagaimana pesan tersebut memengaruhi
karakter atau sifat kelompok secara keseluruhan.
Bales menyatakan terdapat 12 jenis pesan dalam komunikasi kelompok yang dapat
disederhanakan menjadi empat pesan, yang terdiri atas: tindakan positif, upaya jawaban,
pertanyaan dan tindakan negatif seperti pada skema di bawah ini. Jenis jenis perilaku dalam
kotak tersebut bersifat berpasangan, dan setiap pasangan perilaku memiliki wilayah masalah
tertentu bagi kelompok yang bersangkutan. Misalnya memberikan informasi dipasangakan
dengan meminta informasi, memberikan pendapat dipasangakan dengan meminta
pendapat, dan memberikan saran dipasangkan dengan meminta saran.
Bales menemukan bahwa salah satu cara kelompok melepaskan ketegangan adalah
dengan bercerita, atau mendramatisir. Dalam bab 8 kita melihat perkembangan Ernest Bormann
tentang ide ini dalam teori konvergensi simbolis, yang memiliki aplikasi khusus dalam kelompok
kecil. Bormann percaya bahwa bentuk komunikasi sangat penting tidak hanya dalam mengurangi
ketegangan, tetapi juga dalam mempengaruhi kualitas diskusi kelompok secara umum. Cerita
sering diceritakan dan diceritakan kembali dalam suatu kelompok. Mereka terdiri dari tema
fantasi, atau pengetahuan bersama, yang membangun identitas bersama dalam kelompok. Tema
fantasi merupakan mekanisme yang dikembangkan kekompakan dalam kelompok. Seperti kita
ketahui, kekompakan dapat memiliki efek baik positif dan negatif pada pengambilan keputusan.

Ada dua bentuk perilaku komunikasi, yaitu sosioemosional, ditunjukkan dengan sikap
positif dan negative seperti ramah, sombong, dramatisir, dan perilaku kedua ialah berdasarkan
kerjanyanya seperti saran, opini, dan informasi.
Dalam investigasi kepemimpinan, Balas menemukan bahwa group yang sama akan
memiliki dua bentuk kepemimpinan yang berbeda. Pemimpin kerja yaitu seseorang yang
memfasilitasi dan mengkoordinasi kerjanya berkaitan komentar, komando secara langsung untuk
memastikan kerjanya selesai. Sama pentingnya dengan pemimpin sosioemosional yang bekerja
untuk meningkatkan hubungan dalam group tesebut berkonsentrasi pada interaksi dari sector
positif dan negatifnya. Biasanya kedua pemimpin ini dipegang oleh dua orang yang berbeda.
Bales telah menunjukkan bagaimana persepsi posisi seorang individu dalam sebuah
group memiliki fungsi tiga dimensi, yaitu dominan versus submassive, peramah versus jutek, dan
instrumental versus emosional. Factor tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi
dengan label positif-negatif, atasan-bawahan, kemajuan-kemunduran.
Dalam kelompok tertentu, perilaku setiap anggota dapat ditempatkan dalam ruang tiga
dimensi. Posisi seseorang tergantung pada kuadran di mana individu tersebut muncul. Posisi
seseorang dalam kuadran ditentukan oleh tingkat dimensi masing-masing yang mewakili. Jadi,
misalnya UPF bisa muncul pada berbagai titik dalam ruang, tergantung pada tingkat U, P, dan F.
Ketika jenis perilaku semua anggota kelompok diplot dalam grafik spasial, hubungan dan
jaringan mereka dapat dilihat. Kelompok yang lebih besar, cenderung sebagai sub kelompok
koalisi untuk berkembang. Sub-kelompok terdiri dari individu dengan dimensi nilai yang sama.
Jelas ada afinitas antara individu-individu yang dekat dalam dimensi dan arah sebuah nilai,
sedangkan kedekatan individu tidak ada hubungannya.
Tidak hanya dapat memprediksi soal koalisi dan jaringan dalam sebuah kelompok dari
distribusi berbagai jenis kelompok, tapi Bales juga telah menunjukkan bahwa tipe perilaku
seseorang berkaitan dengan jenis pernyataan orang lain yang dibuat. Interaksi tersebut
menujukkan bahwa seseorang dapat memulai dan menerima bergantung pada jenis perilakunya.

Analisi proses interaksi


Robert Bales teori mengenai analisis proses interaksi saat ini menjadi karya klasik mengenai
komunikasi kelompok kecil untuk menjelaskan jenis - jenis pesan yang saliang dipertukarkan orang dlam
kelompok, bagaimana pesan - pesan itu membentuk peran dan kepribadian anggota kelompok dan
bagaimana pesan tersebut mempengaruhi karakter atau sifat kelompok secara keseluruhan.
Menurut Bales, analisis proses interaksi terdiri atas enam kategori yaitu :
1.
Jika masing-masing anggota tidak saling memberikan cukup informasi, maka kelompok
bersangkutan akan mengalami ''masalah komunikasi".
2.
Jika masing-masing anggota tidak saling memberikan pendapat maka kelompok bersangkutan
akan mengalami "masalah evaluasi".
3.
Jika masing-masing anggota tidak saling bertanya dan memberikan saran, maka kelompok akan
mengalami "masalah pengawasan".
4.
Jika masing-masing anggota tidakbisa mencapai kesepakatan maka mereka akan mendapatkan
"masalah keputusan".
5.

jika tidak cukup dramatisa maka akan muncul "masalah ketegangan"

6.

jika anggota kelompok tidak ramah dan bersahabat maka akan terdapa "masalah reintegrasi".

7.2

Lingkungan, Sistem, dan Konteks

Teori yang terdapat pada tradisi sibernetika memiliki kedudukan sangat penting untuk membantu
kita memahami sifat-sifat kelompok secara sistematis. Walaupun beberapa teori yang berada dalam
tradisi ini terkadang sangat bervariasi atau beragam. Teori sebertika mengingatkan kita pada kenyataan
bahwa kelompok adalah bagian dari sistem yang lebih besar dari proses interaksi.
7.2.1 Tori kelompok terpercaya
Teori analisis proses interaksi yang dikemukakan robert bales teori memandang kelompok sebagai
sekumpulan orang terisolasi yang tidak terpengaruh oleh dunia luar namun sebenernya kelompok
tidaklah dapat dipisahkan dari lingkungan luar yang lebih luar.

7.2.2 Model masukan - proses - hasil


Kelompok sering kali dipandang sebagai sistem sibernetika dimana informasi dan pengaruh masuk
ke dalam kelompok. kelompok kemudian mengelola masukan yang diterimanya (proses) sehingga
menjadi hasil (output ) hasil ini kemudian memengaruhi lingkungan yang nantiyah akan kembali menjadi
masukan bagi kelompok bersangkutan .gagasan ini dikenal dengan sebutan model masukan - proses hasil (input- process-output -model).

Anda mungkin juga menyukai