INSTALLATION TESTER
Oleh :
Nama
Jurusan
Program Studi
:
:
Diploma
Adib Bara W
Anton Dwi Cahyo
Ariel Pratama
Teknik Instrumentasi Kilang
Instrumentasi dan
Elektronika
D-II
I.
II.
Pendahuluan
Penggunaan suatu alat ukur menentukan benar atau salah dari suatu pengukuran.
Penggunaan suatu alat ukur menentukan keberhasilan suatu rangkaian dapat bekerja.
Karena pentingnya penggunaan suatu alat ukur maka diperlukan sebuah panduan dari
penggunaan alat ukur.
IV.
adalah contoh dari penggunaan suatu alat. Panduan penggunaan alat ukur FLUKE
1654B Multifunction Tester sangat penting digunakan dalam instalasi rumah. Panduan
penggunaan alat ukur FLUKE 1654B Multifunction Tester mempunyai banyak fungsi
dalam mengukur suatu arus, tegangan, dan hambatan yang aman yang digunakan
dalam instalasi rumah. Panduan penggunaan alat ukur FLUKE 1654B Multifunction
Tester dapat digunakan oleh masyarakat umum yang bukan ahli dalam bidang listrik
sehingga masyarakat umum bisa menggunakan alat ukur
FLUKE 1654B
Multifunction Tester dalam instalasi rumah. Karena pentingnya penggunaan alat ukur
FLUKE 1654B Multifunction Tester maka penulis tertarik untuk membuat panduan
yang berjudul MANUAL PRAKTIK PENGGUNAAN FLUKE 1654B Multifunction
Tester.
1.2 FLUKE 1654B Multifunction Tester
1.2.1 Fungsi FLUKE 1654B Multifunction Tester
V.
Tester ini didesain untuk mengukur dan mengetes :
a. Tegangan dan Frekuensi
b. Resistansi Isolasi
c. Kontinuitas
d. Resistansi Loop/Line
e. Waktu Trip RCD
f. Arus Trip RCD
g. Resistansi Pentanahan
h. Urutan Fasa
1.2.2 Pengoperasian Tester
VI.
Gunakan switch rotary untuk memilih jenis tes yang ingin dilakukan.
VII.
VIII.
IX.
Gunakan push button untuk mengontrol pengoperasian tester, pilih hasil tes
X.
XI.
XIII.
XII.
Fitur pada layar utama FLUKE 1654B Multifunction Tester
XIV.
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
XIX.
XX.
Terdapat 3 input pada FLUKE 1654B Multifunction Tester
XXI.
XXII.
XXIII. Peralatan
2.1 Voltage and Frequency (V)
1 Fluke 1654B
2 Kotak kontak rangkaian
3 Connector Fluke
2.2 Insulation Resistance ( Riso )
1. Fluke 1654B
2. Trafo
3. Connector Fluke
2.3 Continuity ( R LO )
1. Fluke 1654B
2. Kabel tes
3. Connector Fluke
2.4 Tripping Current (I)
1. Fluke 1654B
2. Demonstration Board Electric Instalation
3. Connector Fluke
2.5 Tripping Time (T)
1 Fluke 1654B
2 Demonstration Board Electric Instalation
3 Connector Fluke
2.6 Earth Resistance (RE)
1 Fluke 1654B
2 Demonstration Board Electric Instalation
3 Connector Fluke
2.7 Z I No Trip
1. Fluke 1654B
2. Demonstration Board Electric Instalation
3. Connector Fluke
2.8 Z I High Current
1. Fluke 1654B
2. Demonstration Board Electric Instalation
3. Connector Fluke
2.9 Phase Sequence
1.
Fluke 1654B
2.
Panel distribusi 3 fasa
3.
Connector Fluke
XXIV.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
3.2
VIII.
Insulation Resistance
Langkah
Pengukuran
insulation resistansi :
RISO
2.
3.
PE
Tekan F4 untuk memilih
4.
5.
rangkaian/trafo
Tekan tombol test
mengukur
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
3.3 Continuity
untuk
XIV.
R LO
XIX.
Langkah
pengujian
langkah
current
tripping berikut :
1. Putar switch rotary fungsi
2. Tekan F1 dan pilih rating
(10,30,100,300,atau
menggunakan
500
pengaturan
ke I
arus
RCD
mA).
Jika
RCD
arus
yang
tidak
XX.
4. Tekan F4 untuk memilih fase arus uji 0 atau 180. RCD harus diuji pada masingmasing fase tersebut, karena waktu response akan bervariasi tergantung pada fase
5. Tekan dan lepaskan tombol TEST dan tunggu hingga pengujian selesai
Tampilan utama adalah arus trip RCD
Jika trip arus sesuai dengan standar RCD tertentu akan muncul indikator centang
Mode VAR dalam pengujian arus trip RCD bisa digunakan untuk menentukan nilai
setting nominal arus RCD yang tidak tersedia pada pilihan tester
Untuk cara dan cara pengujiannya bisa mengacu pada pengujian waktu trip RCD
mode Auto
3.5 Time Tripping (T)
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
2. Atur rating arus RCD dengan tombol
F1 (10,30,100,300,500,atau 1000 mA)
3. Tekan tombol F2 untuk mengatur
pengali rating arus (X1/2,X1,X5, atau
Auto). Normalnya digunakan X1 dalam
pengujian ini
4. Tekan F3 untuk memilih jenis bentuk
gelombang arus uji RCD
5. Tekan F4 memilih fase arus yang akan
digunakan 0 atau 180
3.6 Earth Resistance (RE)
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII.
XXIX.
2. Hubungkan
test
lead
tester
dengan
XXX.
XXXI.
XXXII.
No Trip :
No Trip
2. Koneksikan connector fluke ke tester lalu koneksikan connector dengan besi seperti
gambar
3. Tekan tombol zero untuk kalibrasi
4. Koneksikan connector ke soket listrik, karena menggunakan Demonstration Board
Electric Instalation dalam pengukuran maka colokkan ke soket pada board.
5. Tekan F1 untuk memilih L-PE atau L-N dan F3 untuk memilih pengukuran
IK
atau
RE
6. Tekan tombol test untuk mengetes
XXXIII.
XXXIV.
3.8 Z I
High Current
XXXV.
XXXVI.
High Current :
Hi Current
2. Koneksikan connector fluke ke tester lalu koneksikan connector dengan besi seperti
gambar
3. Tekan tombol zero untuk kalibrasi
Board
dalam
Electric
pengukuran
maka
XLI.
XLII.
Hi Current
XXVI.
XXVII.
Analisa
4.1
4.2
Insulation Resistance
4.3
Continuity
XLIII.
XLIV.
XLV.
XLVI.
XLVII.
XLVIII.
XLIX.
L.
LI.
LII.
LIII.
LIV.
LV.
LVI.
LVII.
4.4
LVIII.
LIX.
LX.
LXI.
LXII.
4.5
LXIII.
LXIV.
LXV.
LXVI.
LXVII.
LXVIII.
LXIX.
LXX.
LXXI.
LXXII.
LXXIII.
LXXIV.
LXXV.
LXXVI.
LXXVII.
4.8 Earth Resistance
LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
ZI
No Trip
ZI
High Current
LXXXI.
LXXXII.
LXXXIII.
4.9 Phase Sequence
LXXXIV.
1. Fluke
Corporation.
XXVIII.
Referensi
2003.
Importance
The
Loop
Impedance
Testing.
LXXXV.
LXXXVI.
HASIL PERCOBAAN
LXXXVII.
V AC dengan frekuensi
sebesar 49,8 Hz. Pada pengukuran tegangan dan frekuensi ini, benda yang diukur
dalam percobaan kurang stabil sehingga dihasilkan pengukuran yang kurang teliti.
Tegangan dan frekuensi di Indonesia yaitu 230 V AC dengan frekuensi 50 Hz.
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.
Pengukuran tahanan isolasi berfungsi mengukur tahanan dari alat listrik. Pada
percobaan ini dilakukan pengukuran tahanan isolasi dari trafo. Pada percobaan ini diberikan
tegangan 500
V DC
dimana tahanan isolasi masih bagus karena besarnya dalam megaohm. Apabila tahanan
isolasi besarnya dalam kiloohm maka alat yang diukur tahanan isolasinya tidak bagus.
XCI.
XCII.
Continuity ( R LO )
XCIII.
koneksi dengan cara membuat sebuah pengukuran tahanan dengan resolusi yang tinggi. ini
penting terutama untuk mengecek koneksi protective earth.
XCIV.
XCV.
XCVI.
Current Tripping ( I )
XCVII.
XCVIII.
XCIX.
Pengujian ini untuk mengetahui arus saat RCD mengalami trip dengan cara
tester akan memberikan arus ke RCD dan menaikkannya secara berlahan hingga RCD trip.
Pada percobaan ini kita memberi arus mulai dari 10, 30, 100, 300, 500, 1000 mA.
C.
Pertama mencoba memberi arus yang paling rendah yaitu 10mA. Arus akan
naik dari 0 sampai batas 10 mA. Setelah diberi arus 10 mA dan ditunggu selama tester
bekerja dihasilkan RCD belum trip. Kemudian dinaikkan arus sebesar 30 mA, arus itu
nantinya akan diberi pada rangkaian mulai dari 0 naik perlahan sampai 30 mA. Setelah diberi
arus 30 mA dan ditunggu selama tester bekerja dan yang terjadi RCD mengalami trip. RCD
mengalami trip pada arus 24 mA.
CI.
Time Tripping ( T )
CII.
CIII.
CIV.
akan mengakibatkan RCD trip. Tester akan menampilkan waktu yang dibutuhkan oleh RCD
untuk trip. Pengujian ini dilakukan pada rangkaian yang sedang bekerja. Untuk itu beberapa
hal yang harus diatur pada tester :
1. Arus kerja dari RCD : 10, 30, 100, 300, 500, 1000 mA, nilai selain itu bisa diatur
pada mode VAR
2. Jenis RCD yang diuji
CV.Pada percobaan ini, pertama diberikan arus 10 mA. Arus dalam kurun waktu tertentu
yang dicatat pada tester yang kemudian akan naik perlahan sampai 10 mA. Pada input arus
sebesar 10 mA, RCD tidak mengalami trip. Kemudian diberikan arus sebesar 30 mA, arus
akan naik perlahan dalam kurun waktu tertentu sampai mencapai arus 30 mA. Pada input arus
30 mA, RCD mengalami trip. RCD mengalami trip pada waktu 24 mS.
CVI.
CVII.
Earth Resistance ( R E )
CVIII.
CIX.
tes stake dan elektroda pentanahan dibawahnya. Pengujian ini membutuhkan sebuah
aksesoris stake kit. Akurasi terbaik didapatkan pada stake tengah 62% dari jarak stake terjauh.
Stake harus berada di garis luru dan kawat dipisah supaya menghindari saling terhubung.
Elektroda pentanahan di bawah harus didiskoneksikan dengan system ketika dilakukan
pengukuran. resistansi pentanahan tidak dapat bekerja pada system yang sedang bekerja.
CX.
Demonstration Board Electric Instalation. Pada percobaan ini dilakukan dimana kabel
RE
pada LR1, L pada aux rod dan N pada C1. Pada percobaan ini dihasilkan resistansi
sebesar 3,2 .
CXI.
CXII.
CXIII.
ZI
No Trip
Impedansi dari loop adalah pengukuran sumber impedansi antara line (L) dan
protective earth (PE). Kita dapat memastikan Prospective Earth Fault Current (PEFC) yaitu
suatu arus yang dapat berpotensi mengalir jika fasa konduktor terputus pada pelindung
konduktor pentanahan. Alat ukur menghitung PEFC dengan cara membagi tegangan terukur
dengan impedansi loop. Menu ini digunakan untuk mencegah RCD pada sistem untuk tidak
trip tetapi kita dapat mengetahui besar arus sehingga membuat RCD trip.
CXIV.
CXV.
pengukuran di outlet atau soket 2. Terlihat impedansi pada menu no trip dengan pengukuran
antara L-PE menghasilkan impedansi 11,91
dimana dihasilkan
I K PEFC = 20 A
yang artinya arus yang mengalir pada L-PE yang diperbolehkan sama dengan 20 A, jika
melebih arus tertinggi maka akan trip.
CXVI.
CXVII.
dan
R E = 0,7
resistansi pentanahan yang baik pada rangkaian ini kurang lebih 0,7 .
CXVIII.
dimana
CXIX.
dimana dihasilkan
I K PSC
hubungan singkat yang terjadi antara konduktor yang hidup pada rangkaian L-N. Arus yang
tertera di tampilan adalah arus yang aman pada rangkaian, jika arus melebihi maka akan trip.
CXX.
CXXI.
CXXII.
ZI
High Current
Pengkuran
ZI
yang menyebabkan suatu rangkaian menjadi short. Menu ini bisa digunakan apabila dalam
suatu rangkaian tidak terdapat RCD.
CXXIII.
CXXIV.
ZI
pada switch board 2 dengan pengukuran pada oulet atau soket 2, dihasilkan pengukuran besar
impedansi rangkaian 11,32
dan dihasilkan
PSC I K
yang mengalir yang membuat hubungan singkat yang terjadi antara konduktor yang hidup
pada rangkaian ini.
CXXV.
CXXVI.
CXXVII.
Phase Rotation
Pada fungsi urutan fasa sangat penting untuk mengetahui urutan fasa sistem
tegangan listrik 3 fasa. Fungsi ini sangat penting dalam melaksanakan penyambungan gardu
gardu atau ke konsumen listrik karena apabila terdapat kesalahan urutan fasa dapat
menimbulkan kerusakan pada peralatan atau mesin antara lain putaran motor listrik terbalik,
putaran piringan Kwh meter menjadi lambat ataupun terhenti sama sekali.
CXXVIII.
CXXIX.
Akamigas. Setelah dilakukan percobaan mengurutkan fasa pada panel distribusi didapatkan
urutan yang sesuai 1-2-3 sesuai gambar dimana 1-2-3 = N-PE-L
CXXX.
CXXXI.
CXXXII.