DISUSUN OLEH:
INNEKE
(121310024)
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan
dan rahmat-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
penelitian yang berjudul Pengaruh Size, Likuiditas, Leverage, Profitability, dan
Capital Intensity Ratio Terhadap Effective Tax Rate (ETR) sebagai persyaratan
untuk penilaian Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Metodologi Penelitian.
Penulis tidak akan mampu menulis proposal penelitian ini tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Yth:
1. Bapak Daniel Sugama Stephanus, SE., MM., MSA., Ak., selaku dosen
pengampu mata perkuliahan Metodologi Penelitian
2. Ibu Ang Swat Lin Lindawati, M.Com. (Hons.), Ph.D., selaku dosen
pengampu mata perkuliahan Metodologi Penelitian
3. Bapak Yuswanto, S.Pd., MSA., MCP, selaku dosen pengampu mata
perkuliahan Metodologi Penelitian
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Besar harapan Penulis agar kiranya proposal penelitian ini dapat
bemanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Malang, 21 Desember 2015
Penulis
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR RUMUS
vii
BAB I
PENDAHULUAN
pemegang saham atau investor juga menginginkan return yang tinggi atas
investasi yang telah ditanamkan pada perusahaan tersebut, sehingga para investor
mendesak agar manajemen dapat menekan beban pajak serendah mungkin.
Sedangkan pihak manajemen menginginkan bonus atas peningkatan laba bersih
perusahaan, hal ini dikarenakan adanya konflik keagenan yang terjadi. Semakin
agresif suatu perusahaan terhadap pajak, maka semakin besar pula penghematan
terhadap pajak sehingga bonus yang diterima pihak manajemen tinggi dan return
yang diterima investor akan tinggi pula.
Tingkat penghindaran pajak yang dilakukan oleh para wajib pajak di
Indonesia dilihat dari rasio pajak (tax ratio) negara Indonesia. Rasio pajak ini
digunakan untuk melihat seberapa kemampuan yang telah dilakukan pemerintah
dalam mengumpulkan pendapatan pajak atau menyerap kembali PDB (Produk
Domestik Bruto) dari masyarakat dalam bentuk pajak. Apabila suatu negara
menghasilkan rasio pajak yang tinggi menunjukkan bahwa semakin optimal
kinerja pemerintah dalam pemungutan pajak di negara tersebut. Hussein (2015)
mengatakan bahwa pada tahun 2014 rasio pajak terhadap PDB Indonesia sebesar
12,4% sama dengan rasio pajak Indonesia pada tahun 2007.
Pemerintah selalu mengupayakan meningkatkan tax ratio secara bertahap
dengan memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan ekonomi dunia (Mariwan
& Arifin, 2005). Penyempurnaan kebijakan dan administrasi perpajakan
merupakan cara peningkatan tax ratio secara bertahap, sehingga memperluas basis
pajak dan pemungutan terhadap potensi pajak dapat dilakukan secara optimal.
Menurut Kementrian Keuangan (2015) mengungkapkan bahwa hingga 30
September 2015, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp686,274 triliun atau
53,02 persen dari target penerimaan yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang sebesar Rp1.294,258
triliun.Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, realisasi
penerimaan pajak tahun ini mengalami pertumbuhan yang cukup baik di sektor
tertentu, tetapi juga mengalami penurunan pertumbuhan di sektor lainnya. Dirjen
Jenderal Pajak (DJP) akan melaksanakan berbagai upaya dan terobosan untuk
memaksimalkan penerimaan pajak, serta mengawal kebijakan Tahun Pembinaan
Wajib Pajak (TPWP) 2015 melalui dialog perpajakan, pengawasan intensif, dan
penegakan hukum secara selektif.
Pemerintah melakukan segala upaya agar pemungutan pajak optimal dengan
memberlakukan kebijakan pemberian intensif penurunan tarif pajak sesuai dengan
Penjelasan Undang Undang nomor 36 tahun 2008 pasal 17 ayat (2b) yang
menjelaskan bahwa :
Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang
paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseleruhan saham yang
disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan
tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah
daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Selain itu, ada kebijakan penyederhanaan perhitungan pajak sesuai dengan
Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2013. Kebijakan kebijakan tersebut
ditetapkan agar pajak tidak terlalu memberatkan pihak wajib pajak sehingga wajib
pajak lebih taat dalam pembayaran pajak.
2010). Perlawanan
pasif merupakan
suatu hambatan
yang
(Karayan & Swenson, 2007). Effective tax rate banyak digunakan oleh perusahaan
untuk dijadikan kategori pengukuran dalam merencanakan pajak yang efektif.
Namun, effective tax rate perusahaan untuk setiap negara berbeda beda hasilnya,
ada yang hasil effective tax rate beberapa perusahaan di satu negara lebih rendah
dibanding perusahaan perusahaan di negara lainnya, dikarenakan kebijakan
pajak yang diterapkan oleh masing masing negara.
Terdapat perbedaan antara tarif pajak yang berlaku dengan tarif pajak efektif
(effective tax rate), tarif pajak berlaku menunjukkan jumlah kewajiban pajak
relatif terhadap penghasilan kena pajak sedangkan tarif pajak efektif adalah cara
yang digunakan dalam mengukur pajak yang dibayarkan sebagai proporsi dari
pendapatan ekonomi. Semakin besar effective tax rate yang dimiliki suatu
perusahaan, maka semakin kecil kemungkinan untuk melakukan penghindaran
pajak (Surbakti, 2012)
Ada beberapa variabel yang dapat memengaruhi besarnya beban pajak yang
harus dibayar oleh perusahaan,ukuran perusahaan (size) merupakan variabel yang
sering digunakan untuk meneliti pengaruh besar kecilnya ukuran perusahaan
terhadap laba yang diperoleh sehingga memengaruhi beban pajak yang
ditanggung, struktur utang perusahaan (leverage) yang mana beban bunga dari
utang yang dilakukan dapat memengaruhi besarnya beban pajak, tingkat likuiditas
perusahaan yang lebih mementingkan kewajiban jangka pendek sehingga
menekan beban pajak yang ditanggungnya, dan capital intensity ratio yang
mengukur besarnya investasi pada aset perusahaan.
dimiliki
dibandingkan
menggunakan
utang
sebagai
pembiayaan
10
11
memiliki berbagai subsektor industri yang dapat mewakili sektor sektor industri
lainnya.
12
13
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan afirmasi mengenai teori yang mendasari
pengaruh variabel fundamental terhadap effective tax rate suatu perusahaan,
karena masing masing perusahaan pasti memiliki effective tax rate yang
berbeda beda nilainya. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi referensi bagi perkembangan ilmu akuntansi dan menambah kajian
ilmu khususnya di bidang keuangan untuk mengetahui faktor faktor finansial
yang memengaruhi effective tax rate.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan
dalam pengambilan keputusaan dalam setiap operasionalnya, seperti struktur
permodalan yang akan digunakan, besarnya utang yang digunakan, perhitungan
laba yang diperoleh dan investasi yang dilakukan terhadap aset perusahaan.
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap perusahaan agar
dapat menekan beban pajak yang harus perusahaan tanggung dengan seefektif
mungkin, agar profitabilitas perusahaan juga meningkat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Akuntansi
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat,
dan mengomunikasikan berbagai peristiwa ekonomi dari suatu organisasi pada
para pengguna yang berkepentingan (Kieso dkk., 2007). Maka dari itu, akuntan
harus
memiliki
keahlian
khusus
dalam
menganalisis,
membaca,
dan
14
15
16
17
2. Moral hazard
Adanya bentuk penyelewengan yang dilakukan agen tidak sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan manajer
perusahaan yang tidak diketahui oleh para pemegang saham sehingga agen
dalam melakukan tindakan tindakan tidak sesuai dengan norma.
18
yang dibayar untuk keuntungan sebelum pajak dalam suatu perioda tertentu.
Effective tax rate menunjuk pada tingkat efektivitas manajemen pajak dalam suatu
perusahaan (Meilinda, 2013). Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa effective tax rate digunakan untuk menghitung prosentase
perubahan dalam pembayaran pajak yang sebenarnya terhadap laba komersial
yang diperoleh.
Menurut Fullerton (1983), effective tax rate dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis sebagai berikut :
1. Average effective corporate tax rate :
Biaya pajak tahunan berjalan dibagi dengan penghasilan perusahaan yang
sebenarnya (laba sebelum pajak)
2. Average affective total tax rate :
Besaran biaya pajak perusahaan ditambah dengan pajak properti ditambah
bunga atas pajak pribadi dan dividen, kemudian dibagi dengan pendapatan total
dan modal.
3. Marginal effective corporate tax wedge:
Besaran tarif penghasilan riil sebelum pajak yang diharapkan atas penghasilan
dari investasi marjinal, dikurangi dengan penghasilan riil perusahaan yang
sebelum pajak.
4. Marginal effective total tax wedge :
Pajak marjinal efektif perusahaan dibagi dengan penghasilan sebelum pajak
atau penghasilan setelah pajak.
19
20
ini menggunakan natural log untuk mengurangi fluktuasi data tanpa mengubah
proporsi nilai asal, dengan rumus sebagai berikut :
=
).......................................................................(1)
21
100% ...........................................(2)
X 100%.........................................(3)
2.4.3 Leverage
Menurut Keown (2005), leverage sebagai penggunaan sumber daya yang
memiliki beban tetap (fixed rate of return) dengan harapan membei keuntungan
yang lebih besar dibanding biaya tetapnya sehingga akan meningkatkan return
atas saham yang diinvestasikan para investor. Utang yang dimiliki oleh
perusahaan menimbulkan beban tetap yang dimaksud adalah beban bunga dari
utang tersebut kepada kreditur. Bunga harus dibayarkan dan dimasukkan ke dalam
biaya operasional tanpa memperdulikan tingkat laba perusahaan.
Leverage merupakan banyaknya jumlah utang yang dimiliki perusahaan
dalam melakukan pembiayaan dan dapat digunakan untuk mengukur besarnya
22
aset yang dibiayai utang. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi
mempunyai ketergantungan pada pinjaman dana luar untuk membiayai seluruh
aset yang dimilikinya, sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang
rendah lebih banyak membiayai aset dengan modal sendiri (Yulfaida, 2012).
Leverage diproksikan dengan debt to total equity dan debt to total asset dengan
rumus sebagai berikut :
100% ................................(4)
100%...................................(5)
23
diproksikan dengan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) dengan
rumus sebagai berikut :
ROA =
ROE =
100%.........................................................(6)
100%.........................................................(7)
100%.............................................................(8)
24
Perusahaan besar cenderung memiliki ruang lebih besar untuk perencanaan pajak
yang baik untuk menurunkan ETR perusahaan (Rodriguez & Arias, 2012).
Aset yang dimilki perusahaan akan mengalami penyusutan setiap tahunnya
yang dapat mengurangi laba bersih perusahaan, sehingga menurunkan beban
pajak yang dibayarkan. Perusahaan yang besar mempunyai manajemen yang baik
cenderung memiliki konflik kepentingan yang lebih rendah antara pihak
pemegang saham (prinsipal) dan pihak manajemen (agen). Menurut Richardson
dan Lanis (2007) menyebutkan bahwa, semakin besar perusahaan maka semakin
rendah effective tax rate (ETR) yang dimilikinya.
2.5.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Effective Tax Rate (ETR)
Rasio Likuiditas digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi tigkat likuiditas
yang dimiliki perusahaan, semakin baik kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya, sehingga cenderung memiliki effective tax rate yang
tinggi pula. Namun di sisi lain, semakin rendah likuiditas yang dimiliki
perusahaan ini berarti bahwa semakin rendah kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang dapat berdampak pada perusahaan
lebih mementingkan pembayaran utang jangka pendeknya dibandingkan harus
membayar beban pajak yang ditanggung.
2.5.3 Pengaruh Leverage Terhadap Effective Tax Rate (ETR)
Rasio leverage digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Berkurangnya sumber pendanaan
25
26
menghasilkan keuntungan besar akan membayar pajak lebih besar pula dalam
setiap tahunnya. Sedangkan perusahaan yang menghasilkan keuntungan kecil atau
mengalami kerugian akan membayar pajak lebih sedikit atau tidak sama sekali,
karena dengan menunjukkan kompensasi kerugian perusahaan dapat mengurangi
beban pajak yang ditanggungnya. Dapat disimpulkan bahwa keuntungan dapat
secara langsung memengaruhi effective tax rate perusahaan.
2.5.5 Pengaruh Capital Intensity Ratio Terhadap Effective Tax Rate (ETR)
Capital intensity ratio dikaitkan dengan seberapa besar aset tetap dan
persediaan yang dimiliki perusahaan. Menurut Rodiguez dan Arias (2012), aktiva
tetap yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan untuk memotong pajak
akibat depresiasi dari aktiva tetap setiap tahunnya. Perusahaan dengan tingkat aset
tetap yang tinggi memiliki beban pajak yang lebih rendah dibandingkan
perusahaan yang mempunyai aset tetap yang rendah.
Metode penyusutan aset didorong oleh hukum pajak, sehingga biaya
depresiasi dapat dikurangkan pada laba sebelum
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi aset tetap dan
biaya depresiasi modal yang diakibatkan oleh kepemilikian aset yang besar
tersebut, perusahaan mempunyai effective tax rate yang rendah.
27
Peneliti
Ardyansah (2014)
2.
Darmawan
(2014)
3.
Suyanto (2012)
4.
5.
Zeng (2011)
(dilanjutkan...)
&
Metode Analisis
Analisis Regresi Linier Berganda
Sukartha
Variabel
Dependen :
Effective tax rate (ETR)
Independen :
Size, leverage, profitability, capital intensity
ratio, dan komisaris independen
Dependen :
Penghindaran pajak
Independen :
Corporate governance, leverage, return on
assets, dan ukuran perusahaan
Dependen :
Agresivitas pajak
Independen :
Likuiditas, leverage, proporsi komisaris
independen, dan manajemen laba
Dependen :
Effective tax rate (ETR)
Independen :
Ukuran perusahaan, struktur permodalan,
dan komposisi aktiva
Dependen :
Effective tax rate (ETR)
Independen :
Konsentrasi kepemilikan pemerintah
Hasil Penelitian
Menemukan hubungan signifikan antara size,
leverage, profitability, capital intensity ratio, dan
komisaris independen terhadap effective tax rate.
Menemukan
hubungan
signifikan
antara
corporate governance, leverage, return on assets,
dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran
pajak.
Menemukan
hubungan
signifikan
antara
likuiditas,
leverage,
proporsi
komisaris
independen, dan manajemen laba terhadap
agresivitas pajak.
Menemukan hubungan signifikan antara ukuran
perusahaan, struktur permodalan, dan komposisi
aktiva setelah reformasi pajak terhadap effective
tax rate.
Menemukan
hubungan
signifikan
antara
konsentrasi kepemilikan pemerintah terhadap
effective tax rate.
28
(lanjutan...)
6.
7.
8.
Dependen :
Effective tax rate (ETR)
Independen :
Proportion of independen directors,
institutional investors
Kontrol :
Firm size, leverage ratio, return on asset
(ROA), and capital intensity ratio
Dependen :
Effective tax rate (ETR)
Independen :
Ukuran perusahaan, struktur modal, dan
asset mix
Dependen :
Effective tax rate (ETR)
Independen :
Ukuran perusahaan, struktur modal, tingkat
persediaan, aset campuran, profitabilitas,
dan lokasi perusahaan
29
30
Ha2: Size, likuiditas, leverage, profitability, dan capital intensity ratio berpengaruh
secara parsial terhadap effective tax rate.
Effective tax rate (ETR) perusahaan dipengaruhi oleh beberapa variabel, di
antaranya adalah size, likuiditas, leverage, profitability, dan capital intensity ratio.
Ukuran perusahaan (size) merupakan variabel yang sering digunakan untuk
meneliti pengaruh besar kecilnya ukuran perusahaan terhadap laba yang diperoleh
sehingga memengaruhi beban pajak yang ditanggung. Perusahaan besar
cenderung memiliki aset tetap yang besar pula, aset tetap yang besar
menimbulkan beban depresiasi yang cukup besar sehingga berpengaruh pada
beban pajak cenderung kecil dan berpengaruh pada effective tax rate. Berdasarkan
teori tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ho2.1: Size berpengaruh negatif signifikan terhadap effective tax rate.
Ha2.1: Size berpengaruh positif signifikan terhadap effective tax rate.
Semakin tinggi tigkat likuiditas yang dimiliki perusahaan, semakin baik
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya, sehingga
cenderung memiliki effective tax rate yang tinggi pula. Namun di sisi lain,
semakin rendah likuiditas yang dimiliki perusahaan ini berarti bahwa semakin
rendah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya,
yang dapat berdampak pada perusahaan lebih mementingkan pembayaran utang
jangka pendeknya dibandingkan harus membayar beban pajak yang ditanggung
dan berpengaruh pada effective tax rate. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
31
Ho2.2: Current ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap effective tax rate.
Ha2.2: Current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap effective tax rate.
Ho2.3: Quick ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap effective tax rate.
Ha2.3: Quick ratio berpengaruh positif signifikan terhadap effective tax rate.
Besarnya utang yang dimiliki perusahaan berpengaruh terhadap besarnya
beban pajak yang harus dibayarkan, dikarenakan beban bunga dari utang dimiliki
perusahaan dapat mengurangi earning before interest and tax (EBIT) sehingga
berpengaruh juga pada effective tax rate perusahaan. Perusahaan yang memiliki
jumlah utang yang lebih besar, memiliki nilai ETR yang rendah karena
pengeluaran beban bunga mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan oleh
perusahaan dan berpengaruh pada effective tax rate. Berdasarkan teori tersebut,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ho2.4: Debt to total equity berpengaruh negatif signifikan terhadap effective tax
rate.
Ha2.4: Debt to total equity berpengaruh positif signifikan terhadap effective tax
rate.
Ho2.5: Debt to total asset berpengaruh negatif signifikan terhadap effective tax
rate.
Ha2.5: Debt to total asset berpengaruh positif signifikan terhadap effective tax rate.
Profitabilitas adalah salah satu faktor penentu dari beban pajak yang dimiliki
perusahaan, dikarenakan perusahaan yang menghasilkan keuntungan besar akan
membayar pajak lebih besar pula dalam setiap tahunnya. Sedangkan perusahaan
yang menghasilkan keuntungan kecil atau mengalami kerugian akan membayar
32
pajak lebih sedikit atau tidak sama sekali, karena dengan menunjukkan
kompensasi kerugian perusahaan dapat mengurangi beban pajak
yang
Semakin besar
33
perusahaan cenderung mempunyai aset besar, aset besar tersebut setiap tahunnya
akan mengalami penyusutan dan mengurangi laba bersih perusahaan, sehingga
dapat memperkecil beban pajak yang dibayarkan.
Likuiditas mempunyai arah hipotesis yang positif, dikarenakan bila
perusahaan baik dalam hal likuiditas atau kemampuan membayar utang jangka
pendeknya baik, perusahaan cenderung memiliki beban pajak yang lebih besar.
Leverage mempunyai arah hipotesis yang negatif, dikarenakan utang akan
menimbulkan beban bunga
34
35
Perusahaan
Kinerja Keuangan
Laporan Keuangan
Analisis Rasio
Size Perusahaan
Likuiditas
Leverage
Profitability
Keterangan :
Berpengaruh secara parsial
Berpengaruh secara simultan
Capital
Intensity Ratio
BAB III
METODA PENELITIAN
mendeskripsikan
statistik
untuk
mengembangkan
konsep
dan
mengembangkan pemahaman tentang banyak hal baik dalam ilmu ilmu alam
maupun sosial. Proses yang terjadi di dalam penelitian kuantitatif, banyak
menggunakan angka angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran data, serta
penampilan hasilnya (Arikunto, 2009). Penelitian ini menggunakan pendekatan uji
hipotesis dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sifat sifat dari
suatu hubungan klausalitas yang ada di antara berbagai variabel (Sugiyono, 2010).
36
37
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 2015.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi termasuk jumlah dan
karakteristik di dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Populasi dianggap
dapat mewakili dari keseluruhan populasi yang diteliti tersebut. Menurut Santoso
(2009), sampel diambil dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya dan
sampel tersebut sesuai dengan kriteria yang ditentukan peneliti serta sesuai
dengan tujuan dari penelitian tersebut.
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling yang
mana teknik ini mengambil sampel berdasarkan target atau tujuan tertentu serta
dengan melalui beberapa pertimbangan oleh peneliti. Purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) perioda 2011 2015. Kriteria sampel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya lengkap yang terdiri dari
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan untuk perioda 2011 2015.
2. Perusahaan yang konsisten terdaftar di BEI sejak tahun 2011 hingga 2015.
3. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.
38
39
40
100%..................................... (9)
41
2) Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio lancar merupakan salah satu dari rasio likuiditas yang
dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam jangka pendeknya dengan
melihat aset lancar terhadap utang lancarnya.
3) Leverage
Leverage adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan utang untuk
membiayai operasionalnya. Variabel ini diukur dengan membagi seluruh
kewajiban total dengan ekuitas (Weston & Copeland, 1997), yang memiliki
rumus sebagai berikut :
4) Profitability
Profitability merupakan kemampuan dari kinerja suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan
rasio yang membagi laba sebelum pajak dengan aset total (Rodriguez &
Arias, 2012), yang memiliki rumus sebagai berikut :
5) Capital Intensity Ratio
Capital intensity ratio merupakan suatu rasio yang menjelaskan seberapa
besar perusahaan dalam melakukan investasi pada asetnya. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh Rodriguez & Arias (2012), variabel ini
diukur dengan menggunakan rasio yang membagi aset tetap dengan aset
total, yang memiliki rumus sebagai berikut :
42
43
maupun dependen. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dimasukkan dalam
tabulasi yang kemudian dideskripsikan.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik diperlukan sebelum model regresi dalam pengujian
hipotesis ini. Model model yang ada dalam penelitian harus diuji terlebih dahulu
untuk melihat apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Uji
asumsi klasik ini digunakan untuk memastikan bahwa model dalam penelitian
memenuhi asumsi dasar dalam pengujian regresi (Sugiyono, 2009). Uji asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas.
1. Uji Normalitas
Menurut Santoso (2009), uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel
pengganggu atau residual dalam model regresi ini memiliki distribusi normal.
Dalam menguji normal atau tidaknya sebuah data, maka menggunakan uji
kolmogorov smirnov. Uji kolmogorov smirnov memiliki pedoman dalam
pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah
tidak normal.
b. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah
tidak normal.
Agar dapat menguji normalitas maka menggunakan uji kolmogorov
smirnov (K-S), sehingga dapat dilakukan dengan membuat hipotesis :
44
45
46
47
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan
varians dari residul suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2007). Bila terjadi gejala heteroskedastisitas, maka dapat mengakibatkan
varians koefisien regresi menjadi minimum dan confidence interval melebar
sehingga uji signifikansi statiatik tidak valid. Cara melihat adanya
heteroskedastisitas dalam penelitian yaitu menggunakan glejser test dengan
cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independennya.
Bila nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residual
lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2009). Menurut
Ghozali
(2007),
mengatakan
bahwa
cara
mendeteksi
keberadaan
heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik Plot antara nilai prediksi variabel
independen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Kriteria dalam
menentukan keberadaan heteroskedastisitas sebagai berikut :
a. Bila terdapat pola tertentu, ada yang membentuk pola teratur (bergelombang,
melebar, menyempit), berarti ada indikasi telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Bila tidak ada pola jelas serta titik titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan metoda regresi linier berganda dengan tujuan
untuk menganalisis dampak atau hubungan fungsional dari variabel independen
terhadap variabel dependen. Regresi linier berganda ini digunakan karena
48
penelitian memiliki lebih dari satu variabel independen. Hasil dari uji regresi
linier berganda dapat dilihat melalui kolom sig yang terletak pada tabel coefience
yang menunjukkan signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen (Santoso, 2009). Bila nilai sig kurang dari 0,05 menunjukkan
bahwa adanya hubungan signifikan.
ETR = + 1.X1 + 2.X2 + 3.X3 + 4.X4 + 5.X5 + ........................(10)
Keterangan :
ETR = effective tax rate
= konstanta
= koefisien garis regresi
1: koefisien size perusahaan
2: koefisien rasio likuiditas
3: koefisien leverage ratio
4: koefisien profitability ratio
5: koefisien capital intensity ratio
X1: size perusahaan
X2: rasio likuiditas
X3: leverage ratio
X4: profitability ratio
49
50
Ho2.4: Debt to total equity berpengaruh negatif signifikan terhadap effective tax
rate.
Ha2.4: Debt to total equity berpengaruh positif signifikan terhadap effective tax
rate.
Ho2.5: Debt to total asset berpengaruh negatif signifikan terhadap effective tax
rate.
Ha2.5: Debt to total asset berpengaruh positif signifikan terhadap effective tax rate.
Ho2.6: Return on Asset berpengaruh negatif signifikan terhadap effective tax rate.
Ha2.6: Return on Asset berpengaruh positif signifikan terhadap effective tax rate.
Ho2.7: Return on Equity berpengaruh negatif signifikan terhadap effective tax rate.
Ha2.7: Return on Equity berpengaruh positif signifikan terhadap effective tax rate.
Ho2.8: Capital intensity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap effective tax
rate.
Ha2.8: Capital intensity ratio berpengaruh positif signifikan terhadap effective tax
rate.
51
dapat digunakan untuk melihat apakah model regresi telah sesuai dengan
penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan alat analisis SPSS maka hasil uji F dapat dilihat pada tabel
ANOVA dengan melihat p-value pada kolom sig dengan tingkat signifikansi yang
digunakan sebesar 0,05.
3.7.2 Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel
independen memegaruhi variabel dependen atau sebagai alat dalam mengukur
seberapa jauh kemampuan model menjelaskan variabel dependen (Santoso, 2009).
Rentang nilai R2 adalah antara 0 < R2 < 1. Semakin besar nilai R2 semakin
mendekati nilai satu maka menunjukkan bahwa semakin baik penelitian tersebut
dikarenakan variabel independen memiliki pengaruh sangat besar terhadap
variabel dependennya (Ghozali, 2007). Bila nilai nilai R2 semakin mendekati nilai
nol berarti semakin kecil pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel
dependennya.
Kelemahan dari penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu,
dianjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 saat mengevaluasi model regresi
yang terbaik karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun bila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2007).
Dalam penelitian ini digunakan regresi linier berganda sehingga masing
masing variabel independen, yaitu size, likuiditas, leverage, profitability, dan
52
53
parsial semakin besar maka semakin besar pula pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen (Santoso, 2009).
Bila nilai r parsial sama dengan nol maka variabel independen tidak
berpengaru terhadap variabel dependen, dan bila r parsial semakin mendekati
angka satu menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Menurut Santoso (2009), variabel independen yang paling
dominan adalah variabel independen yang memiliki nilai r parsial paling tinggi.
3.8 Tahapan Tahapan Penelitian
Tahapan tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data serta dokumen berupa laporan keuangan tahunan
perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia perioda
2011 2015.
2. Mengolah data, berupa variabel dependen dan variabel independen dengan
rumus tertentu yang telah ditentukan metodanya.
3. Melakukan tabulasi data variabel dependen dan variabel independen
menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) 18.0 for
Windows.
4. Melakukan uji asumsi klasih dan uji regresi linier berganda pada variabel
dependen dan variabel independen dengan bantuan alat uji analisis SPSS 18.0
for Windows.
5. Melakukan uji hipotesis.
54
DAFTAR PUSTAKA
55
56
57
58
59
LAMPIRAN
60