Lereng Adaro Riza
Lereng Adaro Riza
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
RIZA NOVRINDA
112.99.0009/TA
A.
Judul
ANALISIS KESTABILAN LERENG PADA TAMBANG BATUBARA DI
PT. ADARO INDONESIA, KALIMANTAN SELATAN
menjadi
masalah
yang
pembuatan lereng. Faktor pengontrol ini jelas sangat berbeda untuk situasi
penambangan yang berbeda dan sangat penting untuk memberikan aturan yang
umum untuk menentukan seberapa tinggi atau seberapa landai suatu lereng untuk
memastikan lereng itu akan stabil.
Apabila kestabilan dari suatu jenjang dalam operasi penambangan
meragukan, maka kestabilannya harus dinilai berdasarkan dari struktur geologi,
kondisi air tanah dan faktor pengontrol lainnya yang terjadi pada suatu lereng.
Kestabilan lereng pada batuan dipengaruhi oleh geometri lereng, struktur batuan,
sifat fisik dan mekanik batuan serta gaya-gaya luar yang bekerja pada lereng
tersebut.
Suatu cara yang umum untuk menyatakan kestabilan suatu lereng batuan
adalah dengan faktor keamanan. Faktor ini merupakan perbandingan antara gaya
penahan yang membuat lereng tetap stabil, dengan gaya penggerak yang
menyebabkan terjadinya longsor. Secara matematis faktor kestabilan lereng
dinyatakan sebagai berikut :
F = R / Fp
Dimana :
F = faktor kestabilan lereng
R = gaya penahan, berupa resultan gaya-gaya yang membuat lereng tetap stabil
Fp = gaya penggerak, berupa resultan gaya-gaya yang menyebabkan lereng
longsor
Pada keadaan :
F 1,0 = lereng dalam keadaan stabil
F = 1,0 = lereng dalam keadaan seimbang (akan longsor)
F 1,0 = lereng dalam keadaan tidak stabil.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng.
Umumnya stabil atau tidaknya suatu lereng tergantung dari beberapa faktor,
antara lain :
a. Geometri lereng
Struktur batuan
Strukutur batuan yang sangat mempengaruhi kestabilan lereng adalah
bidang-bidang sesar, perlapisan dan rekahan. Struktur batuan tersebut
merupakan bidang-bidang lemah (diskontinuitas) dan sekaligus sebagai
tempat merembesnya air, sehingga batuan lebih mudah longsor.
c.
C = kohesi (ton/m2)
= tegangan normal (ton/m2)
sebuah
bidang
miring.
Berdasarkan
bentuk
dan
proses
b. terdapat regangan tarik tegak yang terisi air sampai kedalaman tertentu
(Zw), regangan tarik ini dapat terjadi pada muka lereng maupun di atas
lereng.
c. Tekanan air pori pada regangan tarik sepanjang bidang luncur tersebar
secara linier.
d. Semua gaya yang bekerja pada lereng melalui titik pusat massa batuan
yang akan longsor, sehingga tidak terjadi rotasi.
Faktor keamanan lereng dapat dihitung dengan persamaan :
Gaya gayaPenahan
F = Gaya gayaPenggerak
F=
Dimana :
F = faktor kestabilan lereng
C = kohesi pada bidang luncur
A = panjang bidang luncur (A)
p = sudut kemiringan bidang luncur (o)
= sudut geser dalam batuan (o)
W = berat massa batuan yang akan longsor (ton)
U = gaya angkat yang ditimbulkan oleh tekanan air disepanjang bidang
luncur (ton)
= () w. Zw. (H Z) cosec p
V = gaya mendatar yang ditimbulkan oleh tekanan air pada regangan tarik
(ton)
= () w. Zw2
w = bobot isi air (ton/m3)
Zw = tinggi kolom iar yang mengisi regangan tarik (m)
Z = kedalaman regangan tarik (m)
H = tinggi lereng (m)
Jika terjadi getaran yang diakibatkan oleh adanya gempa, peledakan maupun
aktifitas manusia laninnya, maka persamaan diatas menjadi :
F=
Dimana :
= percepatan getaran pada arah mendatar
2. Longsoran baji
Dalam analisa menggunakan metode Hoek dan Bray, longsoran baji dapat
dianggap hanya akan terjadi pada garis perpotongan kedua bidang lemah.
Faktor keamanan lereng dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
3
X=
Sin 24
Sin 45.Cos 2na
Y=
Sin 13
Sin 35.Cos 1nb
A=
Cosa Cosb.Cosna.nb
Sin 5.Sin 2na.nb
B=
Cosb Cosa.Cosna.nb
Sin 5.Sin 2na.nb
b. Lereng total
Dari hasil perhitungan, kemudian dibuat grafik hubungan antara faktor
keamanan dengan sudut lereng atau antara tinggi lereng dengan sudut
lereng.
c. Perhitungan dengan metode Hoek dan Bray.
Sebagai pembanding perhitungan dengan metode Bishop
3. Pemilihan Geometri lereng
4. Pemantauan lereng
5. Usaha untuk menstabilkan lereng
G. Rencana Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Bab.
I.
II.
III.
PENDAHULUAN
TINJAUAN UMUM
A.
B.
C.
Iklim.
D.
Penambangan Batubara.
B.
Struktur Geologi.
2.
3.
4.
5.
6.
Geometri lereng.
Menghitung Faktor Kestabilan Lereng Batuan
IV.
V.
1.
Longsoran busur.
2.
Longsoran bidang.
3.
Longsoran baji.
4.
Longsoran guling.
B.
PEMBAHASAN
A. Kekuatan batuan.
B. Struktur Geologi.
C. Geometri Lereng.
D. Air tanah.
E. Pengaruh getaran.
F. Usaha untuk menstabilkan lereng.
VI.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
H. Daftar Pustaka
1. Hoek, E. and Bray, J.W., Rock Slope Engineering 3rd Ed., The Institution Of
Mining and Metallurgy London, !981.
2. Made Astawa Rai, Dr. Ir .Analisa Kemantapan Lereng : Proyeksi Stereografis
dan Metode Grafis, Kursus Geoteknik dan Perencanaan Tambang
Terbuka, 1993.
3. Made Astawa Rai, Dr. Ir. dan Anung Dri Prasetya, Ir Kemantapan Lereng
Batuan, Kursus Pengawas Tambang, 1993.
4. Gian Paolo Giani, Rock Slope Stability Analysis, A.A Balkema, Rotterdam,
Brookfield, 1992.
Proposal Skripsi
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Melaksanakan Skripsi
Pada Jurusan Teknik Pertambangan
Oleh :
Riza Novrinda
112990009
Menyetujui
Dosen Wali