Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN PANEN JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava Linn.

)
DI PT TIRTA HARAPAN KEBUN BAYU KIDUL
(DESA SUMBERARUM, KECAMATAN SONGGON,
BANYUWANGI, JAWA TIMUR )

Oleh:
RIZKA WAHYU PRABAWATI
135040101111021

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

LEMBAR PENGESHAN
LAPORAN MAGANG KERJA
MANAJEMEN PANEN JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava Linn.)
DI PT TIRTA HARAPAN KEBUN BAYU KIDUL
(DESA SUMBERARUM, KECAMATAN SONGGON, BANYUWANGI,
JAWA TIMUR)

Disetujui Oleh:
Pembimbing Lapang,

Pembimbing Utama,

Hartoyo

Reza Safitri, S.Sos.,M.Si.,Ph.D.

NIK

NIP. 19701124199903 2 002

Mengetahui,
Ketua
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Mangku Purnomo, SP.,M.Si.,Ph.D.


NIP. 19770420 200501 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang kerja yang
berjudul Manajemen Panen Jambu Biji Merah (Psidium Guajava Linn.) di PT
Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul. Proposal magang kerja ini disusun sebagai
persyaratan dalam pelaksanaan Magang Kerja di PT Tirta Harapan Kebun Bayu
Kidul, Banyuwangi.
Dalam penyusunan laporan magang kerja ini, tentunya tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Reza Safitri, S.Sos.,M.Si.,Ph.D. selaku dosen pembimbing atas bimbingan,
arahan, waktu dan motivasi yang diberikan dalam penyusunan laporan magang
kerja ini,
2. Bapak Hartoyo selaku pembimbing lapang atas bimbingan, arahan, waktu dan
motivasi yang diberikan selama kegiatan magang kerja,
3. Seluruh staff dan karyawan PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul atas
bimbingan, arahan, waktu dan motivasi yang diberikan selama kegiatan
magang kerja
4. Kedua orang tua penulis atas semangat, motivasi, dan doa yang tidak pernah
putus,
5. Teman-teman penulis atas dukungan dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan magang kerja ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran senantiasa penulis harapkan
demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
sebagai sumber informasi dan bahan ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Malang, Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL ....................................................................................

ii

SURAT PENGANTAR MAGANG KERJA ..............................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................

iv

SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG KERJA.........................

KATA PENGANTAR...................................................................................

vi

DAFTAR ISI ................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL .........................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

ix

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................

1.2 Tujuan Kegiatan Magang Kerja ......................................................

1.2.1 Tujuan Umum ........................................................................

1.2.2 Tujuan Khusus .......................................................................

1.3 Sasaran Kompetensi ........................................................................

1.4 Manfaat Magang Kerja ...................................................................

1.4.1 Bagi Mahasiswa .....................................................................

1.4.2 Bagi Jurusan ...........................................................................

1.4.3 Bagi Perusahaan .....................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn.) ....................................

2.2 Panen Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn.)..........................

2.3 Manajemen Panen ...........................................................................

III. METODE PELAKSANAAN MAGANG KERJA


3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................

17

3.2 Metode Pelaksanaan .........................................................................

17

3.3 Metode Pengumpulan Data ..............................................................

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Profil Lokasi Magang Kerja .............................................................

19

4.2 Deskripsi Kegiatan Magang Kerja ...................................................

21

4.3 Pembahasan Hasil Magang Kerja ....................................................

36

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................

51

5.2 Saran .................................................................................................

51

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

52

LAMPIRAN .................................................................................................

53

DAFTAR TABEL
Nomor

Teks

Kerangka Pemikiran Eksistensi Tradisi Petani Suku Using


dalam Bercocok Tanam Padi (Oryza sativa L.) di Era
Modern ....................................................................................

Halaman

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Teks

Kerangka Pemikiran Eksistensi Tradisi Petani Suku Using


dalam Bercocok Tanam Padi (Oryza sativa L.) di Era
Modern ....................................................................................

Halaman

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman jambu biji merupakan tanamana hortikultura tahunan yang dapat
dibudidayakan secara masal di perkebunan. Tanaman jambu biji merah merupakan
salah satu tanaman buah unggulan di Indonesia. Sebagai komoditas unggulan
nasional, produksi jambu biji Indonesia mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013,
produksi jambu biji di Indonesia mencapai 181.632 ton (Direktorat Jenderal
Hortikultura, 2013). Angka yang cukup besar tersebut menunjukkan bahwa,
budidaya tanaman jambu biji memiliki peran penting bagi negara. Selain sebagai
penyumbang pendapatan nasional dan daerah, usahatani jambu biji juga mampu
menyerap banyak tenaga kerja.
Di Indonesia, terdapat beberapa varietas jambu biji, diantaranya jambu biji
variegata, australia, brasil, getas merah, susu, khemer, bangkok epal, dan pasar
minggu (Parimin, 2005). Daerah penyebaran tanaman jambu biji adalah Pulau
jawa, Nusa Tenggara barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT),Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Bali (Cahyono, 2010). Di Jawa, Provinsi Jawa Timur
menempati urutan ketiga terbesar penghasil jambu biji setelah Provinsi Jawa Barat
dan Jawa Tengah. Produksi jambu biji di Provinsi Jawa Timur mencapai 22.148
ton/tahun atau 18,72 ton/ha/tahun dengan luas panen 1.183 ha (Direktorat Jenderal
Hortikultura, 2013).
Faktor penting dalam mencapai produksi jambu biji agar sesuai dengan
target adalah penerapan manajemen panen. Menurut Stoner dalam Wijayanti
(2008),

manajemen

merupakan

proses

yang

terdiri

dari

perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota


organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya manusia organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan panen
jambu biji, manajemen sangat penting agar hasil produksi dapat memenuhi
permintaan pasar, baik dari segi kuntitas maupun kualitasnya sehingga dapat
tersedia secara kontinyu.
PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul merupakan salah satu perkebunan
swasta di Kabupaten Banyuwangi yang salah satunya mengusahakan tanaman

jambu biji merah. Dalam produksi jambu biji merah di PT Tirta Harapan Kebun
Bayu Kidul, selain ditentukan oleh faktor lingkungan, pengelolaan panen juga
penting dilakukan. Manajemen panen meliputi fungsi-fungsi manajemen mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
kegiatan panen. Penerapan manajemen pada kegiatan panen di PT Tirta Harapan
Kebun Bayu Kidul bertujuan untuk mengurangi resiko kehilangan hasil panen.
Sehingga melalui manajemen panen, PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul dapat
memenuhi permintaan pasar dengan kualitas yang terjamin.
1.2 Tujuan Magang Kerja
1.2.1

Tujuan Umum
Secara umum, tujuan magang kerja di PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul

adalah sebagai berikut:


1. Mengembangkan wawasan mahasiswa dalam melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan bidangnya.
2. Memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja sehingga dapat mengetahui
dan dapat memberikan penyelesaian masalah kepada perusahaan secara
langsung.
3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai praktek dalam dunia kerja
sehingga dapat memberikan bekal untuk terjun langsung ke masyarakat atau
lingkungan kerja.
1.2.2

Tujuan Khusus
Secara khusus, tujuan magang kerja di PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul

adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui manajemen panen jambu biji merah yang dilakukan oleh PT Tirta
Harapan Kebun Bayu Kidul.
2. Mengetahui kegiatan panen jambu biji merah yang dilakukan oleh PT Tirta
Harapan Kebun Bayu Kidul.
3. Melaksanakan kegiatan panen jambu biji merah yang dilakukan oleh PT Tirta
Harapan Kebun Bayu Kidul.

1.3 Sasaran Kompetensi yang Diharapkan


Sasaran kompetensi yang diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan magang
kerja di PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul adalah:
1. Mahasiswa mampu menerapkan, membandingkan, dan menelaah ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama berada di bangku perkuliahan.
2. Mampu berpikir analitik dan praktis serta terampil dalam mengelola
perusahaan perkebunan terutama dalam kegiatan panen jambu biji merah.
1.4 Manfaat Magang Kerja
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan magang kerja di PT Tirta
Harapan Kebun Bayu Kidul adalah sebagai berikut:
1.4.1

Bagi Mahasiswa

1. Dapat menambah wawasan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.


2. Dapat memperoleh keterampilan dan pengalaman secara nyata di dunia kerja.
3. Sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas diri.

1.4.2

Bagi Jurusan

1. Sebagai bahan untuk mengevaluasi kurikulum yang telah diterapkan, serta


menemukan kesesuaiannya dengan kebutuhan dunia kerja.
2. Sebagai sarana untuk memperluas dan menjalin hubungan kerjasama dengan
instansi lain dalam upaya sosialisasi penerapan ilmu pertanian, khususnya
Agribisnis.
I.4.3

Bagi Perusahaan

1. Membantu menyelesaikan pekerjaan khususnya panen jambu biji merah yang


ada di PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul.
2. Sebagai sarana kerjasama antara PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul dengan
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
3. Melalui kegiatan magang kerja, PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul dapat
memperoleh acuan dalam merekrut tenaga kerja yang berkualitas.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn.)
2.1.1

Deskripsi Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn.)


Tanaman jambu biji merah (Psidium guajava L.) atau sering disebut jambu

getas merah merupakan hasil penemuan Lembaga Penelitian Getas, Salatiga, Jawa
Tengah pada tahun 1980-an (Parimin, 2005). Tanaman ini menjadi salah satu
varietas jambu biji hasil persilangan antara jambu Bangkok dengan jambu Susu
Putih yang berdaging buah merah, berukuran besar, daging buahnya yang tebal,
teksturnya yang lunak, bijinya yang sedikit, rasanya yang manis, aromanya yang
harum, serta produktivitasnya yang cukup tinggi dan tidak mengenal musim
(Gardjito dan Saifudin, 2011). Menurut Cahyono (2010), tanaman jambu biji
merah memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kerajaan

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae


Kelas

: Dicotyledoneae

Bangsa

: Myrtales

Suku

: Myrtaceae

Marga

: Psidium

Jenis

: Psidium guajava Linn.

2.1.2

Syarat Tumbuh Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn.)


Persyaratan tumbuh jambu biji merah agar dapat tumbuh, berkembang dan

menghasilkan produk yang diinginkan adalah ditanam pada ketinggian 5-1.200 m


dpl dengan intensitas matahari sedang. Apabila tanaman kekurangan sinar
matahari,

maka

pertumbuhan

tanaman

kurang

sempurna

(kerdil)

dan

menyebabkan penurunan hasil. Curah hujan yang ideal sebanyak 1.000-2.000


mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Suhu optimal untuk pertumbuhan jambu
biji merah sekitar 23-28oC dengan kelembaban rendah. Tanaman jambu bijji
merah akan tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, banyak mengandung
unsur Nitrogen dan bahan organik. Tanah yang cocok adalah yang mengandung

liat tetapi sedikit berpasir. Sedangkan derajat keasaman anah berkisar 4,5-8,2
(Redaksi AgroMedia Pustaka, 2009).
2.2 Panen Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn.)
Panen adalah rangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya berdasarkan
umur, waktu, dan cara sesuai dengan sifat dan/atau karakter produk. Pelaksaknaan
panen harus memperhatikan kaidah penanganan panen produk hortikultura
berdasarkan karakteristik komoditas. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penanganan panen dan pascapanen buah antara lain suhu, kelembaban, kandungan
gula, respirasi, etilen, kandungan nutrisi, kesegaran dan keamanan pangan. Tujuan
panen yaitu mengambil dan/atau memisahkan bagian hasil atau tanaman secara
utuh serta mengumpulkan dari lahan atau tanaman atau tanaman induk lain
dengan cara yang baik dan benar (PP Menteri Pertanian RI, 2013).
Pemanenan buah jambu biji perlu memperhatikan kaidah yang tepat. Panen
buah jambu biji tergantung jarak tempuh daerah pemasaran. Pemasaran pada jarak
yang jauh, panen dilakukan saat buah masih hijau dengan tingkat kematangan
yang hampir mendekati matang sempurna agar buah tidak rusak dalam perjalanan.
Sebaiknya buah dipanen pada umur 109-114 hari setelah buah mekar untuk
konsumsi segar. Adapun ciri buah panen jambu biji adalah warna kulit sudah
berubah dari hijau tua menjadi hijau muda dan mengkilap, aroma sudah menjadi
harum, rasa buah sudah manis yang dapat diukur dengan menggunakan alat
refraktrometer brix serta tekstur daging buah agak lunak yang dapat diuji dengan
menggunakan rheometer (Suwarni, 2006).
2.3 Manajemen Panen
2.3.1 Pengertian Manajemen
Manajemen dalam Bahasa Inggris management dengan kata kerja to
manage yang secara umum berarti mengurusi atau mengelola. Dalam arti khusus
manajemen dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-orang yang
melakukan kegiatan memimpin, disebut manajer. Manajemen adalah suatu
rangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan,

pengawasan,

evaluasi

dan

pengendalian

dalam

rangka

memberdayakan seluruh sumber daya organisasi/perusahaan, baik sumberdaya

manusia (human resource capital), modal (financial capital), material (land,


natural resources or raw materials), maupun teknologi secara optimal untuk
mencapai tujuan organisasi/perusahaan (Firdaus, 2010).
2.3.2 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Effendy (2000)
menyebutkan elemen-elemen dasar dalam proses manajemen terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating)
dan pengawasan (controlling) untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan
organisasi, yang sering disebut dengan singkatan POAC. Mekanisme bekerjanya
fungsi-fungsi manajemen dijelaskan dalam gambar 2.

Gambar 3. Mekanisme Kerja dan Fungsi Manajemen


Pada gambar 3. terlihat bahwa kegiatan manajemen dimulai dari adanya
informasi untuk memanfaatkan berbagai sumberdaya yang tersedia (natural and
humanresources) untuk berproduksi dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia/konsumen. Pencapaian tujuan tersebut melalui pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen. Mekanisme kerja dan fungsi manajemen tersebut berjalan mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan sampai pada pengawasan dan
evaluasi. Selanjutnya, hasil pengawasan dan evaluasi akan menjadi bahan
perencanaan

berikutnya

diperoleh

improvement

daripada

perencanaan

sebelumnya.
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah memikirkan dan menetapkan apa-apa yang akan dicapai
dengan sumberdaya yang dimiliki, yang kemudian memberikan pedoman, garisgaris besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan juga dapat dimaknai

persiapan-persiapan untuk pelaksanaan suatu tujuan, berupa rumusan-rumusan


tentang apa dan bagaimana suatu pekerjaan dapat dilaksanakan. Persiapanpersiapan tesebut dapat berupa tindakan-tindakan administrasi atas tindakantindakan selanjutnya. Adapun perencanaan dalam suatu organisasi/perusahaan
umumnya

tertulis

untuk

memudahkan

pencapaian

dan

evaluasi

atas

pelaksanaannya. Hal-hal yang direncanakan terkait alokasi sumberdaya alam,


sumberdaya manusia, dan sumberdaya financial/capital. Perencanaan meliputi
apa-apa yang akan dilakukan (program kerja), bagaimana/dengan cara bagaimana
melakukan (metode), menggunakan sumberdaya mana dan berapa banyak
(resources). Perencanaan juga dilengkapi sasaran (target) capaian pada setiap apa
yang direncanakan dalam kurun waktu tertentu (period). Hal ini tentu akan
mempermudah pencapaiannya. Organisasi manapun biasanya selalu membuat
perencanaan untuk lancarnya perputaran roda organisasi. Demikan halnya dengan
individu, hendaknya membiasakan diri untuk membuat/menentukan rencana agar
aktivitas jelas dan terarah. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat
berjalan (Effendy, 2000).
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatankegiatan yang lebih kecil. Pembagian kegiatan besar organisasi/perusahaan
tersebut dengan cara menetapkan struktur peran-peran melalui penentuan
aktivitas-aktivitas, pegelompokan aktivitas, penugasan kelompok aktivitas,
pendelegasian wewenang, pengkoordinasian hubungan antar wewenang serta
informasi baik secara vertikal maupun horizontal, yang dibutuhkan organisasi
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi (Firdaus, 2010). Agar peran organisasi
ada dan berarti bagi orang-orang, peran-peran itu harus mencakup :
a. Tujuan yang dapat direalisasikan.
b. Konsep dan batas kewajiban yang jelas.
c. Kebijakan-kebijakan yang dapat dimengerti dan dapat dilaksanakan.
d. Ketersediaan informasi yang diperlukan, alat-alat dan sumber-sumber yang
penting.

Organizing mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan


menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan
siapa mengerjakan apa dan dengan cara bagaimana. Dalam kalimat lain dapat
dikatakan bahwa perngorganisasian menentukan job description (tugas apa yang
harus dikerjakan), oleh siapa pekerjaan itu harus dikerjakan, dan bagaimana tugastugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,
pada tingkatan mana keputusan harus diambil. Ini semua membutuhkan struktur
organisasi untuk memudahkan pencapaiannya (Effendy, 2000).
3. Penggerakan (actuating)
Penggerakan adalah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan serta
penggerakan orang-orang agar orang-orang tersebut mau dan suka bekerja.
Berdasarkan pengertian tersebut jelaslah bahwa peranan penggerakan (actuating)
sangat penting, karena penggerakan berfungsi untuk menggerakan fungsi-fungsi
manajemen yang lain, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan.
Effendy (2000) menyebutkan bahwa menggerakkan orang-orang dalam
organisasinya agar mau bekerja mempunyai arti bagaimana menjadikan para
pegawai sadar akan tugas dan kewajiban serta bertanggung jawab atas tugas yang
dibebankan kepadanya tanpa menunggu instruksi.
Fungsi

penggerakkan

meliputi

usaha

untuk

memimpin,

mengawasi,

memotivasi, mengarahkan, membina, berkoordinasi, mendelegasikan dan menilai


para karyawan yang ada dalam organisasi. Pengarahan (directing) sebagai bagian
dari fungsi actuating merupakan suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha. Pengarahan ditujukan untuk menetapkan kewajiban dan
tanggungjawab setiap karyawan dalam organisasi, menetapkan hasil yang harus
dicapai, mendelegasikan wewenang pada setiap karyawan dan mengawasi agar
pekerjaan benar-benar dilaksanakan sebagaimana mestinya. Selain directing,
terdapat pula fungsi pengkoordinasian (coordinating) yang lebih menekanan pada
hubungan koordinasi antar individu atas berbagai aktivitas organisasi sehingga
diperoleh harmonisasi dalam setiap pelaksanaan kegiatan (Firdaus, 2010).
4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinaningin mengetahui apakah


hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan sesuai dengan rencana,
perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan. Pengawasan dimaksudkan
untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian
dan lain-lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah
ditentukan. Jadi pengawasan bukan mencari kesalahan terhadap orangnya, tetapi
mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan (Firdaus, 2010). Tujuan
pengawasan adalah agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berhasil
guna (efektif) dan berdaya guna (efisien) sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan. Sebagai penunjang fungsi pengawasan, terdapat fungsi evaluasi
(evaluation) yang menekankan pada upaya untuk menilai proses pelaksanaan
rencana, mengenai ada tidaknya penyimpangan dan tercapai tidaknya sasaran
yang telah ditetapkan berdasarkan rencana yang telah dibuat yang ditujukan pada
obyek tertentu dan periode tertentu. Selain fungsi evaluasi, terdapat pula fungsi
pengendalian yang merupakan upaya manajerial untuk mengembalikan semua
kegiatan pada rel yang telah ditentukan, sehingga jika diperoleh penyimpanganpenyimpangan dari prosedur kerja dapat segera dilakukan pengenadalian
(Effendy, 2000).
2.3.3

Manajemen Panen Komoditas Hortikultura


Panen adalah kegiatan penting dalam rangkaian kegiatan budidaya tanaman

hortikultura. Kegiatan panen menjadi salah satu penentu keberhasilan suatu


usahatani karena terkait dengan pengelolaan panen yang menentukan kuantitas
dan kualitas produksi. Dalam skala besar, kegiatan panen komoditas hortikultura
memerlukan GHP (Good Handling Practises) dengan tujuan utamanya adalah
menekan kehilangan hasil produksi. GHP merupakan bentuk dari manajemen
panen

yang

baik

dan

73/Permentan/OT.140/7/2013

terintegrasi.

PP

Menteri

tentang

Pedoman

Panen,

Pertanian

RI

No

Pascapanen,

dan

Pengelolaan Bangsal Pascapanen Hortikultura yang Baik antara lain:


1. Prinsip Penanganan Panen, Pascapanen, dan Pengelolaan Bangsal Pascapanen
Hortikultura yang Baik
Prinsip penanganan panen, pascapanen, dan pengelolaan bangsal pascapanen
hortikultura yang baik antara lain:

a. Mengikuti program keamanan pangan dengan melakukan penyusunan


Prosedur Operasional Baku (POB)/Standard Operational Procedure (SOP)
dan Sanitary Standard Operational Procedure (SSOP), melakukan
pencatatan untuk kegiatan tertentu, pencatatan secara periodik, memiliki
jadwal pemeriksaan, serta terdapat petugas atau sumber daya manusia yang
kompeten.
b. Membuat sistem ketelusuran balik agar dapat menjamin keamanan dan mutu
yang baik terhadap produk hortikultura.
c. Menyediakan program kesehatan dan kebersihan bagi pekerja seperti sarana
kerja yang baik, ketersediaan air bersih, dan lain-lain.
d. Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam tahapan dan waktu penanganan
diupayakan sesingkat mungkin untuk menghantarkan produk hortikultura
dari lahan produksi ke tangan konsumen dalam keadaan baik.
2. Kriteria Umum pada Panen
Kriteria umum pada panen merupakan persyaratan dasar yang harus dipenuhi
pada kegiatan panen. Kriteria umum panen sebagai berikut:
a. Mempunyai pembagian kerja yang jelas (organisasi) dan manajemen yang
bertanggungjawab, yang dilengkapi dengan segala aspek legalitas yang
berlaku.
b. Mempunyai panduan untuk melaksanakan panen yang sesuai dengan
karakteristik produk yang sekurangkurangnya mencantumkan antara lain:

waktu pemanenan yang tepat (keterangan jam dan hari);

indeks kematangan produk untuk dipanen;

standar mutu untuk pemasaran;

peralatan dan bahan penolong yang dipakai;

cara memetik, memotong, memisah/split, membongkar, mewadahi,


mengumpulkan, dan menyimpan sementara;

cara perekrutan dan pelatihan pekerja;

larangan, peringatan, petunjuk;

pengawasan.

c. Membuat catatan mengenai proses panen sejak direncanakan sampai


penyerahan hasil panen.
d. Mempekerjakan pekerja yang sehat dan terampil yang dilengkapi dengan
alat keselamatan dan alat kebersihan yang bebas dari cemaran.
e. Menggunakan alat pemanen, wadah penampungan, alat pengangkut yang
bersih dan aman yang sesuai dengan karakteristik produk.
f. Meletakkan

hasil

panen

di

wadah

penampungan,

lapang/tempat

pengumpulan yang bersih, terhindar dari sinar matahari langsung dan hujan,
terlindung dari pencemaran fisik, kimia dan biologis.
3. Kegiatan Panen
Beberapa kegiatan panen yang dilakukan diantaranya:
a. Pemungutan Hasil
Prosedur operasional baku pemungutan hasil yang baik adalah:

menentukan produk sesuai dengan indeks kematangan yang telah


ditetapkan;

menyisihkan produk yang tidak memenuhi syarat;

menggunakan alat bantu untuk menentukan indeks kematangan yang


sesuai dengan karakteristik produk, misalnya: kartu pembanding warna
(color chart);

memastikan alat/mesin yang akan digunakan dalam kondisi bersih dan


dapat bekerja dengan aman dan baik;

memastikan bahan pembersih (air, desinfektan, dll.) diperoleh dari


sumber yang aman dan gunakan sesuai dengan dosis dan cara aplikasi
yang tepat;

memetik/memotong/memungut sesuai dengan karakteristik produk;

membersihkan hasil panen dari kotoran yang masih melekat; menampung


hasil pemetikan/pemotongan/pemungutan dalam wadah yang bersih.

Indikator pemungutan hasil yang baik:

tersedia produk sesuai dengan indeks kematangan yang telah ditetapkan;

tersedia alat bantu untuk menentukan indeks kematangan yang sesuai


dengan karakteristik produk;

tersedia alat/mesin dalam kondisi terbaik;

tersedia bahan pembersih yang aman;

tersedia wadah yang bersih.

Titik kritis kegiatan pemungutan hasil:

menentukan produk yang sesuai dengan indeks kematangan yang telah


ditetapkan dan meninggalkan/menyisihkan produk yang tidak memenuhi
syarat;

memastikan alat/mesin yang akan digunakan dalam kondisi bersih dan


dapat bekerja dengan aman dan baik;

memastikan bahan pembersih (air, desinfektan, dll.) diperoleh dari


sumber yang aman dan digunakan sesuai dengan dosis dan cara aplikasi
yang tepat.

b. Pewadahan
Prosedur operasional baku pewadahan yang baik yaitu:

mengisi wadah sesuai kapasitasnya;

menyusun hasil pemetikan/pemotongan/pemungutan dalam wadah


penampung dengan cara yang baik dan benar agar tidak mudah rusak;

menutup wadah penampung dengan baik agar tidak terkontaminasi atau


tercecer.

Indikator pewadahan yang baik:

tersedia wadah sesuai kapasitasnya;

tersedia

hasil

pemetikan/pemotongan/pemungutan

dalam

wadah

penampung.
Titik kritis kegiatan pewadahan:

menutup wadah penampung dengan baik agar tidak terkontaminasi atau


tercecer.

c. Bongkar Muat dari Kebun ke Lapang/Tempat Pengumpulan


Prosedur operasional baku bongkar muat dari kebun ke lapang/tempat
pengumpulan yang baik:

membersihkan wadah penampung di tempat agar tidak membawa serta


kotoran dari kebun;

mengangkat wadah penampung sesuai dengan kemampuan pekerja atau


alat pengangkat;

membawa

wadah

penampung

dan

isinya

dengan

hati-hati

ke

lapang/tempat pengumpulan;

menurunkan wadah penampung dengan hati-hati di lokasi yang sudah


ditetapkan di lapang/tempat pengumpulan;

membongkar isi wadah penampung dengan hati-hati dan kumpulkan di


lokasi yang sudah ditetapkan di dalam lapang/tempat pengumpulan.

Indikator bongkar muat dari kebun ke lapang/tempat pengumpulan yang


baik:

tersedia wadah penampung yang bersih/bebas dari kotoran;

tidak terdapat produk yang rusak.

Titik kritis kegiatan bongkar muat dari kebun ke lapang/tempat


pengumpulan:

membongkar

isi

mengumpulkannya

wadah
di

lokasi

penampung
yang

dengan

sudah

hati-hati

ditetapkan

di

dan
dalam

lapang/tempat pengumpulan.
d. Pengumpulan di Lapang/Tempat Pengumpulan
Prosedur operasional baku pengumpulan di lapang/tempat pengumpulan
yang baik antara lain:

pilih lokasi lapang/tempat pengumpulan yang aman, bersih, dan jauh dari
sumber gangguan dan pencemaran;

siapkan lapang/tempat pengumpulan yang beratap, beralas, berbatas,


mempunyai tempat penampungan sampah/limbah yang tertutup, serta
terjamin kebersihannya;

atur dan tata tempat pengumpulan agar hasil panen yang dikumpulkan
pertama dapat segera diproses/diangkut keluar yang pertama juga (first in
first out);

bersihkan

lapang/tempat

pengumpulan

dari

sampah-sampah

masukkan ke dalam tempat sampah yang tertutup;

pasang tanda/lambang larangan, peringatan dan petunjuk.

dan

Indikator pengumpulan di lapang/tempat pengumpulan yang baik:

tersedia lokasi lapang/tempat pengumpulan yang aman, bersih dan jauh


dari sumber gangguan dan pencemaran;

tersedia lapang/tempat pengumpulan yang beratap, beralas, berbatas,


mempunyai tempat penampungan sampah/limbah yang tertutup, serta
terjamin kebersihannya;

tersedia tanda/lambang larangan, peringatan dan petunjuk.

Titik kritis kegiatan pengumpulan di lapang/tempat pengumpulan:

Menyiapkan lapang/tempat pengumpulan yang beratap, beralas, berbatas,


mempunyai tempat penampungan sampah/limbah yang tertutup, serta
terjamin kebersihannya.

e. Perlakuan Khusus Sesuai Dengan Karakteristik Produk


Prosedur operasional baku perlakuan khusus sesuai dengan karakteristik
produk yang baik adalah:

memastikan adanya aliran udara yang cukup untuk produk yang perlu
diangin-anginkan terlebih dahulu (curing);

memastikan adanya alat/bahan pendingin yang cukup dan berfungsi baik


untuk

menampung

produk

yang

membutuhkan

suhu

dan/atau

kelembaban tertentu;

melakukan hal-hal lain yang perlu seperti pembuangan getah


(delatexing), perompesan (trimming).

Indikator perlakuan khusus sesuai dengan karakteristik produk yang baik:

adanya aliran udara yang cukup untuk produk yang perlu dianginanginkan terlebih dahulu (curing);

tersedia alat/bahan pendingin yang cukup dan berfungsi baik untuk


menampung produk yang membutuhkan suhu dan/atau kelembaban
tertentu;

terlaksana hal-hal lain yang diperlukan seperti pembuangan getah


(delatexing) dan perompesan (trimming).

Titik kritis kegiatan perlakuan khusus sesuai dengan karakteristik produk:

memastikan adanya alat/bahan pendingin yang cukup dan berfungsi baik


untuk

menampung

produk

yang

membutuhkan

suhu

dan/atau

kelembaban tertentu.

III. METODE PELAKSANAAN MAGANG KERJA


III.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan magang kerja dilaksanakan di PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul
yang beralamat di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Kabupaten
Banyuwangi. Penentuan tempat magang kerja dilakukan secara purposive
(sengaja). PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul ditetapkan sebagai tempat magang
kerja dikarenakan PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul merupakan salah satu
perusahaan perkebunan swasta ternama yang mengedepankan kualitas kinerja
perusahaan dan produk, salah satunya pada komoditas jambu biji merah. Kegiatan
magang kerja ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu tangga 19 Juli-22 Oktober
2016.
3.2 Metode Pelaksanaan Magang Kerja
Pelaksanaan magang kerja di PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul dilakukan
dengan metode observasi partisipasi yaitu suatu proses pengamatan yang
dilakukan oleh subyek dengan ikut terlibat secara langsung pada berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul, terutama saat
kegiatan panen jambu biji merah. Terdapat beberapa cara pada metode observasi
partisipasi saat pelaksanaan magang kerja di PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul,
yaitu:
1. Praktek Kerja Langsung
Peserta magang kerja ikut serta dalam aktivitas yang dilakukan di PT Tirta
Harapan Kebun Bayu Kidul, terutama saat kegiatan panen jambu biji merah.
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar peserta memiliki pengetahuan dan
keterampilan berkaitan dengan kegiatan panen jambu biji merah serta kegiatankegiatan lain yang terdapat pada perusahaan.

2. Diskusi dan Wawancara


Peserta magang melakukan diskusi dan wawancara dengan staff dan karyawan
PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul. Hal ini dimaksudkan agar peserta
magang mengetahui tentang prosedur kerja yang diterapkan di perusahaan
tersebut. Selain itu, diskusi dan wawancara juga dimaksudkan sebagai upaya
pengumpulan data saat magang, dikarenakan peserta magang harus membuat
laporan mingguan dan laporan akhir magang dengan topik yang telah
ditetapkan sebelumnya.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam kegiatan magang kerja antara lain:
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil obeservasi mahasiswa saat pelaksanaan
magang kerja serta diskusi dan wawancara dengan staff dan karyawan PT Tirta
Harapan Kebun Bayu Kidul. Diskusi dan wawancara saat kegiatan magang
kerja bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai manajemen panen
jambu biji merah dan mengetahui pengalaman-pengalaman kerja yang telah
dimiliki oleh staff dan karyawan perusahaan. Diskusi dan wawancara
dilakukan untuk menghimpun data yang diperlukan dalam menyusun laporan
magang kerja.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai referensi, laporan,
literatur baik data ataupun ringkasan yang diperoleh dari pihak-pihak yang
terkait, hasil penelitian terdahulu, bukti-bukti relevan serta instansi terkait yang
digunakan untuk menunjang data primer dan melengkapi penulisan laporan.
Data ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum lokasi magang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat kelengkapan data yang berfungsi sebagai
penunjang informasi terkait dengan kegiatan yang dilakukan di perusahaan.
Dokumentasi kegiatan magang kerja yang dilakukan di PT Tirta Harapan
Kebun Bayu Kidul berupa foto kegiatan yang dilakukan pada saat magang
kerja.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Profil PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul


IV.1.1 Sejarah
IV.1.2 Struktur Organisasi
IV.2 Deskripsi Kegiatan Magang Kerja
IV.3 Pembahasan Hasil Kegiatan Magang Kerja

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1
DATA DIRI PESERTA KEGIATAN MAGANG KERJA
Nama

: Rizka Wahyu Prabawati

Tempat, Tanggal Lahir

: Banyuwangi, 03 Februari 1995

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Berat Badan

: 43 Kg

Tinggi Badan

: 153 cm

Alamat Asal

: Lingkungan Pancoran RT 03/RW I Kelurahan


Banjarsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten
Banyuwangi 68432

Alamat di Malang

: Jl. Kertoraharjo Dalam No.11D RT 02/RW IV


Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan
Lowokwaru, Malang 65145

No. Telepon

: 085655949418

E-mail

: rizkawahyup@gmail.com

Fakultas/Jurusan

: Pertanian/Sosial Ekonomi Pertanian

Universitas

: Brawijaya

Semester

:7

Alamat Universitas

: JL. Veteran No. 01 Malang, Jawa Timur

Judul Magang

: Manajemen Panen Jambu Biji Merah (Psidium


guajava Linn.) di PT Tirta Harapan Kebun Bayu
Kidul

Deskripsi Judul Magang

: Mendeskripsikan manajemen panen Jambu


Merah (Psidium guajava Linn.) yang dilakukan
oleh PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul

Riwayat Pendidikan Formal:


No. Bidang

Periode

SDN 1 Mojopanggung

2001-2007

SMPN 1 Banyuwangi

2007-2010

SMAN Giri

2010-2013

Universitas Brawijaya

2013-sekarang

Lampiran 2
JADWAL KEGIATAN MAGANG KERJA
Nama Mahasiswa
: Rizka Wahyu Prabawati
NIM
: 135040101111021
Judul Magang Kerja : Manajemen Panen Jambu Biji Merah (Psidium Guajava
Linn.) di PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul
Tempat Magang
: PT Tirta Harapan Kebun Bayu Kidul
Kegiatan dalam bulan ke- dan minggu keNo

Judul Kegiatan

Maret

April

Mei

Juni

Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7

Briefing magang kerja dari


fakultas
Penetapan tempat dan topik
magang kerja
Pembuatan surat ijin magang
dan menunggu surat balasan
dari tempat magang
Pembuatan proposal
Pembekalan magang kerja oleh
jurusan
Pelaksanaan magang kerja
Supervisi magang kerja

Anda mungkin juga menyukai