Anda di halaman 1dari 14

COULOMETRI

I. TUJUAN
-

Mempelajari dan memahami cara kerja dari alat coulometer.

Mempelajari hubungan kuantitatif jumlah arus dengan berat ekivalen


komponen zat yang bereaksi.

Menentukan konsentrasi dari larutan sampel dengan menggunakan metoda


analisa coulometri.

II. TEORI
Coulometri adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pengukuran
besaran jumlah arus yang mengalir dalam suatu larutan elektrolit, dimana besaran
ini merupakan fungsi dari konsentrasi ion-ion yang terkandung dalam larutan
elektrolit tersebut.
Adapun syarat syarat analisa coulometri antara lain adalah :

Zat yang dihasilkan bereaksi cepat dan berlangsung secara stoikiometri


dengan zat yang ditentukan.

Efisiensi harus 100%.

Tidak ada reaksi lain yang bereaksi sama dengan elektrolisa.


Jumlah arus listrik atau muatan yang mengalir dapat diukur dalam satuan

coulomb (C) dan faraday (F). Coulomb adalah jumlah muatan yang dipindahkan
dalam 1 detik oleh arus tetap 1 ampere. Jadi, jumlah arus (i) yang mengalir dapat
dinyatakan dengan persamaan:
i =Q/t
atau
Q=i.t
Faraday adalah jumlah arus listrik yang akan menghasilkan satu setara zat
pada suatu elektroda. Oleh karena setara dalam reaksi oksidasi dan reduksi sesuai
dengan perubahan yang disebabkan oleh 1 mol elektron, maka 1 faraday sama
dengan 6,02 x 1023 elektron dan sama juga dengan 96487 C.

Analisa Coulometri dapat dilakukan dengan 2 metoda, yaitu :


1. Analisa coulometri dengan potensial konstan
Pada metoda ini, diusahakan agar potensial elektroda kerja konstan,
dimana reaksi yang diinginkan terjadi tetap konstan atau terkendali. Hal ini
dilakukan untuk mencegah masuknya reaksi elektroda yang tidak diinginkan.
Alat yang digunakan untuk Coulometri dengan potensial konstan adalah:

Sel dan 3 elektroda, yaitu: elektroda kerja, elektroda pembantu, elektroda


pembanding.

Sumber potensial konstan

Coulometri (alat pengukur banyak muatan yang diperlukan untuk analisa)


atau dapat juga integrator arus waktu.
Potensiostat digunakan untuk mengendalikan potensial elektroda,

dimana elektroda tempat terjadi reaksi disebut elektroda kerja (working


elektroda) dan elektroda lain disebut elektroda pemebnding. Selama proses
coulometri terjadi (pada potensial konstan), arus akan segera melemah karena
arus tidak konstan. Coulomb total (Q) yang dikaitkan dengan reaksi yang
terjadi dapat dirumuskan :
C=Idt
Coulometri jenis ini telah diterapkan dalam penetapan sejumlah logam seperti
tembaga , perak , uranium.
Contoh reaksi Halida yang berjalan dari kanan ke kiri perak :
E

Ag + X

Analisa ini dikenal dengan coulorimetri secara langsung dimana ia mengalami


1 proses reaksi.
Contoh :
Fe+ + e

Fe

Dengan terbentuknya Fe maka reaksi telah sempurna sehingga harga Q dapat


dilihat pada alat coulorimeter atau dihitung secara integrator.
Analisa jenis ini mempunyai semua keuntungan yang dimiliki metoda
elektrogravimetri. Oleh karena itu metoda ini dapat digunakan untuk sistem
yang menghasilkan endapan dengan sifat-sifat fisika yang kurang baik, dan
untuk reaksi yang tidak menghasilkan zat padat sama sekali.

2. Analisa dengan arus konstan


Pada metoda ini, zat yang akan ditentukan dielektrolisa dengan arus
konstan sampai reaksi sempurna. Reaksi sempurna diperlihatkan oleh
indikator atau diperlihatkan oleh alat yang dipergunakan untuk menentukan
titik akhir titrasi.
Pada metoda ini, diperlukan voltase arus searah yang tinggi yang
dihubungkan seri dengan suatu resistor besar sedemikian rupa sehingga
perubahan resistor sel elektrolisa selama operasi dapat diabaikan dan arus
tetap konstan. Pada elektrolisis ini, menyambung dan memutus arus analog
dengan membuka atau menutup buret.
Jika hukum Faraday I dan II digabungkan :
W = Mr . Q
NF
Dimana i/F adalah faktor pembanding
I/F = 1/96487
Sehingga dapat ditulis :
W = Mr . Q
96487 F
Dimana :
W = Berat zat yang diendapkan
Mr = BM zat yang dielektrolisa
N = Jumlah elektron dalam reaksi elektroda
Q = Jumlah coulomb muatan yang telah mengalir
Persyaratan utama kedua metode coulometri adalah zat yang ditentukan
berinteraksi dengan efektivitas arus 100%. Jadi tiap faraday arus listrik harus
menyebabkan perubahan kimia yang sesuai dengan dengan satu setara analit.
Tetapi persyaratan ini tidak menunjukkan bahwa analit harus ikut serta langsung
dalam proses perpindahan elektron di katoda. Kenyataannya, seluruh atau
sebagian zat yang akan ditentukan ini lebih sering terlibat dalam suatu reaksi yang
merupakan reaksi elektroda jenis kedua.

Berdasarkan perbedaan efisiensi arus, analisa coulometri dapat dibedakan


atas :
a. Proses langsung
Senyawa yang akan ditentukan bereaksi langsung pada elektroda. Proses ini
jarang digunakan karena zat yang dapat dititrasi secara langsung jumlahnya
terbatas.
b. Proses tidak langsung
Intermediet aktifnya adalah hasil kuantitatif pertama oleh proses titrasi
elektroda kemudian bereaksi langsung dengan zat yang akan ditentukan.
Persamaan antara titrasi volumetri biasa dengan titrasi coulometri adalah
titik akhir yang sama-sama dapat diamati. Namun titrasi coulometri memiliki
keunggulan sebagai berikut:
1. Larutan standar diproduksi secara elektrolisis, bukan ditambahkan melalui
buret. Arus konstan dapat dipergunakan untunk menghasilkan asam, basa,
oksidator, reduktor, pengendap atau pengompleks yang sangat murni. Dengan
kata lain, coulomb menjadi standar primer ,menggantikan zat kimia.
2. Dapat digunakan untuk menghasilkan zat-at yang mudah menguap (Cl2 , Br2 ,
I2 yang tidak stabil).
3. Zat-zat yang mudah menguap, terurai atau bersifat racun pada titrasi
volumetri, dapat dianalisa dengan metoda ini.
4. Dapat digunakan untuk analisa bahan-bahan yang radioaktif karena analisa
secara ini dapat berlangsung secara otomatis.
Adapun penggunaan titrasi coulometri:
-

Titrasi penetralan

Titrasi pengendapan

Titrasi pembentukan kompleks.

Titrasi redoks

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
A. Alat-alat
-

Coulemeter arus konstan

mA meter

Labu ukur

Buret

Gelas piala

B. Bahan-bahan
-

Na2S2O3 0,1 N

H2SO4 0,1 N

Ki 10%

Amilum

3.2. Cara Kerja


A. Pembuatan larutan standar
1. Encerkan larutan induk Na2S2O3 0,1 N menjadi 0,001 N dalam labu 100
ml.
2. Buat variasi larutan standar, dengan memvariasikan jumlah volume larutan
induk, 0, 1, 3, dan 5 ml dalam labu ukur 25 ml. Tambahkan 3 ml KI 10%,
1 ml H2SO4 dan 3 tetes amilum, lalu encerkan sampai tanda batas.
3. Pindahkan larutan ke dalam beker glass.
4. Letakkan di atas magnetik stirrer.
B. Kerja Alat
1. Minimumkan tombol Adjust pada alat. On-kan alat dan biarkan stabil 5
menit.
2. Masukkan elektroda ke dalam beker glass berisi larutan KI 1%. Pindahkan
tombol star pada posisi on dan atur tombol Adjust sehingga didapatkan
nilai kuat arus yang ditugaskan atau diinginkan.

3. Pindahkan elektroda ke dalam beker yang berisi larutan yang akan diukur.
Pengukuran dimulai dari larutan dengan konsentrasi terbesar. Masukkan
magnet, dan letakkan beker glass ke atas magnetik stirrer. Tekan tombol
stopwacth bersamaan dengan tombol on pada adjust. Pada saat perubahan
warna dari bening ke biru, matikan stopwacth dan alat sekaligus. Catat
waktu yang terpakai. Setiap penggantian larutan pada pengukuran,
elektroda dibilas dengan aquades.
4. Hitung jumlah arus yang mengalir selama titrasi berlangsung.

IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Perhitungan
-

Pengenceran larutan induk Na2S2O4 0,1 N menjadi 0,001 N dalam labu ukur
100 ml.
V1 x N1 = V2 x N2
V1 = V2 x N2
N1
V1 = 0,001 N x 100 ml
0,1 N
V1 = 1 ml

Pembuatan larutan standar 0,1,3, dan 5 ml dalam labu ukur 25 ml dari larutan
Na2S2O4 0,001 N
Rumus :
V1 x N1 = V2 x N2
N2 = V1 x N1
V2
a. Untuk 0 ml
N2 = 0 ml x 0,001 N
25 ml
N2 = 0 N
b. Untuk 1 ml
N2 = 1 ml x 0,001 N
25 ml
N2 = 4 x 10-5 N
c. Untuk 3 ml
N2 = 3 ml x 0,001 N
25 ml
N2 = 1,2 x 10-4 N
d. Untuk 5 ml
N2 = 5 ml x 0,001 N
25 ml
N2 = 2 x 10-4 N

Menghitung jumlah arus yang mengalir


Rumus :
Q=ixt
i = 6 mA = 6 x 10-3 A
a. Untuk 0 ml
Q = 6 x 10-3 A x 0 s
=0C
b. Untuk 1 ml
Q = 6 x 10-3 A x 66 s
= 0,396 C
c. Untuk 3 ml
Q = 6 x 10-3 A x 151 s
= 0,906 C
d. Untuk 5 ml
Q = 6 x 10-3 A x 226 s
= 1,356 C
e. Untuk sampel
Q = 6 x 10-3 A x 130 s
= 0,78 C
Volume (ml)
0
1
3
5
Sampel

Konsentrasi (N)
0
4 x 10-5
1,2 x 10-4
2 x 10-4
Cx

Tabel Regresi
X = Konsentrasi (N)

Waktu (Sekon)
0
66
151
226
130

Q (Coulomb)
0
0,396
0,906
1,356
0,78

Y = Q (Coulomb)
X
Y
0
0
-5
4 x 10
0,396
-4
1,2 x 10
0,906
2 x 10-4
1,356
-4
X = 3,6 x 10

XY
0
1,5840 x 10-5
1,0872 x 10-4
2,7120 x 10-4
Y = 2,658

X = 9 x 10-5
XY = 3,9576 x 10-4

Y = 0,6645

X2 = 5,6 x 10-8
n XY - X.Y
B =

____________________

n X2 (X)2
(4 x 3,9576 x 10-4) (3,6 x 10-4 x 2,658)
=
(4 x 5,6 x 10-8) (3,6 x 10-4)2
= 6633,0508
Y = A + BX
A = Y BX
= 0,6645 (6633,0508 x 9 x 10-5)
= 0,0675
Y = 0,0675 + 6633,0508 X
Sampel (Y) = 0,78
0,78 = 0,0675 + 6633,0508 X
6633,0508 X = 0,78 0,0675
X = 1,0742 x 10-4
Jadi, konsentrasi sampel adalah 1,0742 x 10-4 N.

Volume sampel :
V1 x N1 = V2 x N2
V1 = V2 x N2
N1
= 25 ml x 1,0742 x 10-4

X2
0
1,60 x 10-9
1,44 x 10-8
4 x 10-8

0,001 N
= 2,6855 ml

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul Coulometri bertujuan untuk mempelajarai
cara kerja dari alat coulometer, mempelajari hubungan kuantitatif jumlah arus
dengan berat ekivalen komponen zat yang bereaksi dan menentukan konsentrasi
dari larutan sampel dengan menggunakan metoda coulometri. Prinsip dari
praktikum ini adalah analisa berdasarkan pengukuran besaran jumlah arus listrik
yang mengalir dalam suatu larutan elektrolit, dimana besaran ini merupakan
fungsi dari konsentrasi ion tertentu yang mengalami proses oksidasi ataupun
reduksi dalam larutan elektrolit tersebut.
Titrasi coulometri yang digunakan dalam praktikum ini adalah titrasi
coulometri dengan arus tetap. Titrasi ini menggunakan suatu pentiter yang dibuat
secara elektrolisis oleh arus tetap yaitu 6 mA. Arus dijaga tetap secara hati-hati
dan diketahui secara tepat dengan bantuan amperstat.

Pada praktikum ini, dilakukan pentitrasian S2O32- oleh I2. Pada larutan
hanya terdapat I-. Oleh karena itu, I- harus dioksidasi terlebih dahulu oleh arus
listrik yang mengalir, sehingga didapatkan hubungan antara jumlah listrik yang
mengalir (Q) dengan konsentrasi tiosulfat yang dititrasi. Amilum berfungsi
sebagai indikator untuk melihat terjadinya perubahan warna, dimana titik akhir
titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi biru. Pada
praktikum ini juga digunakan alat magnetik stirrer yang digunakan dalam proses
pengocokan agar reaksi yang terjadi di dalam larutan berlangsung sempurna.
Dari grafik, dapat dilihat hubungan antara konsentrasi elektrolit dengan
jumlah arus listrik yang mengalir (Q), dimana semakin besar konsentrasi elektrolit
maka semakin besar pula jumlah arus listrik (Q) yang mengalir dalam larutan
elektrolit tersebut.
Dari hasil praktikum didapatkan konsentrasi larutan sampel sebesar 1,0742
x 10-4 N dan volume sampel sebesar 2,6855 ml. Sedangkan volume sampel yang
sebenarnya adalah 1,5 ml. Kesalahan dalam praktikum mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu :
-

Kurang teliti dalam melakukan pengenceran.

Kurang tepat dalam menekan stopwatch dan power supply secara bersamaan.

Kurang teliti dalam menentukan titik akhir titrasi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Prinsip dari coulometri adalah analisa berdasarkan pengukuran besaran jumlah
arus listrik yang mengalir dalam suatu larutan elektrolit, dimana besaran ini
merupakan fungsi dari konsentrasi ion tertentu yang mengalami proses
oksidasi ataupun reduksi dalam larutan elektrolit tersebut.
b. Konsentrasi berbanding lurus dengan jumlah arus listrik yang mengalir (Q)
c. Konsentrasi larutan sampel

= 1,0742 x 10-4 N

Volume sampel percobaan

= 2,6855 ml.

Volume sampel teori

= 1,5 ml.

5.2 Saran

Demi kelancaran kerja dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,
maka disarankan kepada praktikan selanjutnya agar :
a. Memahami cara kerja dengan baik.
b. Teliti dalam melakukan pengenceran.
c. Pastikan stopwatch dan power supply dihidupkan dalam waktu yang
bersamaan.
d. Teliti dalam menentukan titik akhir titrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dharmawangsa, ZA. 1986. Penuntun Praktikum Kimia Analisa Instrument.


Jakarta : CV.Guyana.
Ewing, Galen. W. 1985. Instrumental Method of Chemical Analysis. New
York : Mc Graw Hill company.
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP

Anda mungkin juga menyukai