Anda di halaman 1dari 5

Resensi Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah

Membeci Angin

A. Judul resensi : Takdir Dari Tuhan untuk Tania


B. Identitas buku :
1.Judul buku : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
2.Pengarang : Tere-Liye
3.Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
4.Tahun terbit : Cetakan kesembilan, maret 2013
5.Harga : Rp 48.000,00

C. Isi resensi
i. Pendahuluan
Tere-Liye adalah seorang penulis yang sudah terkenal dengan karya-karyanya, dan sudah
menulis banyak buku. Karyanya juga sudah ada yang di film kan yaitu Hafalan Shalat Delisa,
Moga Bunda Disayang Allah.
Ciri khas penulisan Tere liye didalam novel-novelnya selalu mengisahkan tentang kesedihan,
kehilangan, dan kematian yang dialami para tokohnya. Tere liye sering menggunakan alur maju
mundur dalam novelnya. Tere liye juga lebih sering menggunakan tokoh wanita dan sudut
pandang perasaan dan isi hati seorang wanita dalam novelnya.
Keunikan dari buku Tere liye dia tidak menuliskan identitas dirinya atau biografinya didalam
setiap novel-novelnya.
Meskipun Tere liye menggunakan bahasa indonesia yang baik, tetapi didalam bukunya
terdapat bahasa yang teralalu hiperbola dan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh pembaca.
Cerita di dalam novelnya bisa membawa pembaca terlarut dalam alur cerita yang disajikan
sehingga kita seolah olah ikut hanyut kedalam situasi yang ada di dalam novel.

ii. Tubuh/isi

Sinopsis :
Didalam kehidupan Tania penuh dengan cobaan. Tania telah ditinggal oleh ayahnya sejak
umur 8 tahun dan adiknya Dede yang masih berumur 3 tahun. Tania dan Dede sekarang hanya
hidup dengan Ibunya. Sejak ditinggal oleh ayahnya kehidupan keluarga Tania semakin sulit,
mereka tidak sanggup untuk membayar uang kontrakan rumah dan juga biaya sekolah. Tania
dan Dede harus mengamen dari bis satu ke bis yang lain demi mencari uang untuk makan.
Tania bertemu dengan seorang malaikat yang akan membantu keluarganya, membantunya
sekolah, mendapatkan tempat tinggal dan janji masa depan yang lebih baik. Seiring berjalannya
waktu, Tania mulai merasakan perasaan yang berbeda bahkan saat rambutnya masih dikepang
dua dengan malaikat keluarganya.
Namun Tania sadar jika ia tidak boleh membiarkan perasaannya semakin bertambah. Karena
Tania tahu jika malaikatnya hanya menganggap Tania sebagai seorang adik tak lebih. Takdir
telah ditentukan oleh Tuhan manusia hanya bisa menerimanya seperti daun yang jatuh tak
pernah membenci angin.
Keunggulan :
Novel daun yang jatuh tak pernah membenci angin, memberikan pengetahuan kepada kita jika
semua keinginan kita tidak bisa semuanya tercapai.
Tokoh-tokoh yang berada di dalam novel ini memberikan contoh agar dalam menghadapi
kehidupan ini kita harus menjalani dengan lapang dada, ikhlas, dan selalu berusaha dengan
kemampuan yang kita punya.
Alur ceritanya mudah dipahami
Sebuah bacaan yang inspiratif
Kelemahan :
Tidak diperuntukkan semua umur, dan terkadang ada bahasa istilah yang sulit dimengerti.
Rumusan kerangka buku (kerangka per bab) :
Pukul 20.00 : Saat Semuanya Berawal Pertemuan awal Tania dan adiknya Dede dengan
seseorang yang akan menjadi malaikat penolong bagi keluarga Tania.
Pukul 20.15 : Pertama Kali Aku Mengenal Perasaan Itu Tania yang masih berumur 11 tahun
mulai mengenal perasaan yang berbeda dengan Oom Danar (malaikat keluarganya). Namun
Tania belum mengerti tentang perasaan apa yang dirasakannya itu.
Pukul 20.21 : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Tania dan adiknya Dede sekarang
hanya mempunyai seorang Ibu, namun Ibu Tania tiba-tiba jatuh sakit terkena kanker paru-paru

stadium IV dan akhirnya meninggal. Namun Tania tetap harus melanjutkan hidupnya karena
takdir sudah ditentukan oleh Tuhan dan manusia tidak bisa menyalahkan-Nya seperti daun yang
jatuh tak pernah membenci angin.
Pukul 20.26 : Setelah Ibu Pergi! Untuk melupakan kesedihannya, Tania memutuskan untuk
melanjutkan sekolahnya di Singapura. Tania juga berfikir dengan dia berhasil atau mendapatkan
nilai yang baik di sekolahnya ASEAN scholarship juga bisa membuat Ibunya bangga di surga.
Pukul 20.32 : Sweet Seventeen yang Indah Tania berusia 17 tahun, Oom Danar dan adiknya
Dede datang berkunjung ke Singapura untuk mengadakan pesta ulang tahun untuk Tania di
Singapura. Oom Danar memberikan hadiah sebuah liontin bertuliskan T yang menurut Tania
sangat berharga untuknya.
Pukul 20.37 : Liontin Seribu Pertanyaan. Tania bertanya tanya apa maksud dari liontin yang
diberikan Oom Danar kepadanya. Setelah beberapa waktu kemudian Tania mengetahui arti dari
liontin tersebut adalah hanya sebatas teman, adiknya Dede yang mengatakannya bahwa Ia dan
Ibu juga diberikan kalung yang sama sepertinya.
Pukul 20.45 : Izinkan Aku Menangis Demi Dia, Ibu! Graduation day Tania telah datang. Dede,
Oom danar dan pacarnya Kak Ratna datang ke acara tersebut. Saat acara makan malam Oom
Danar dan Kak Ratna mengumumkan acara pernikahan mereka yang akan dilaksanakan 3 bulan
kemudian. Tania menangis karena pengumuman ini yang menurutnya sangat menyakitkan
seperti saat kehilangan Ibunya untuk kedua kalinya. Pukul
20.50 : Hari-Hari Menyakitkan Tania diminta pulang ke indonesia untuk menghadiri acara
pernikahan Oom Danar dan Kak Ratna, yang tentu saja ditolak oleh Tania. Yang membuat Tania
bertambah sedih karena Kak Ratna selalu baik kepada Tania dan selalu menganggap Tania
sebagai teman.
Pukul 21.02 : Masa-Masa Berdamai Setalah kejadian pernikahan itu, Tania dan Oom Danar tidak
memberi kabar satu sama lain. Saat Tania ada libur semester, ia pulang ke Indonesia untuk
memperingati hari kematian Ibu yang ke 8 tahun. Saat itu juga Tania dan Oom Danar bertemu
kembali dan mereka berdamai seperti dulu, karena
Pukul 21.06 : Pulang! Tania kembali pulang ke Singapura, saat di Singapura Tania mulai terbuka
dengan teman lain jenisnya juga teman-temannya yang lain. Karena, sebelumya Tania terkenal
galak diantara par apria di tempat kuliahnya commerce NUS.
Pukul 21.10 : Potongan Teka-Teki yang Pertama Kak Ratna sering mengirimi E-Mail ke Tania
tentang kehidupan rumah tangganya dengan Oom Danar yang akhir-akhir ini Kak Ratna yang
sering diacuhakn oleh Oom Danar. Tania binggung dengan apa yang telah dilakukan Oom Danar
ke Kak Ratna, padahal sewaktu mereka bertemu di pemakaman Ibu mereka terlihat sangat
serasi.

Pukul 21.15 : Semuanya Berubah Terlalu Cepat Kak Ratna semakin sering berkirim email
dengan Tania dan curhat tentang suaminya yang berubah semakin parah.
Pukul 21. 17 : Ketika Semua Potongan Lengkap Tania tahu apa yang sebenarnya terjadi
sekarang dengan Oom Danar melalui cerita adiknya Dede. Dede menceritakan jika liontin yang
diberikan oleh Oom Danar ke Tania adalah spesial. Karena di dalam liontin mereka berdua ada
sepasang bunga linden. Sebenarnaya Oom Danar telah mencintai Tania. Namun Oom Danar
tetap memilih istrinya, karena takdir sudah tidak bisa dirubah.
Pukul 09.00 (Keesokan Pagi) : Kembali Tania kembali lagi ke Singapura dan berniat tidak akan
pulang ke Indonesia. Tinjauan bahasa Menggunakan bahasa Indonesia yang baik namun
terkadang juga terlalu hiperbola dan puitis. Banyak menggunakan bahasa istilah. Adanya
kesalahan cetak: Ada beberapa kata yang tedapat kesalahan cetak.

iii. Penutup Sasaran pembaca pada novel ini adalah remaja, karena kisah cinta didalam novel
ini dipandang dari sudut cinta seorang remaja. Novel ini tidak sesuai dengan semua umur,
meskipun diawal cerita Tania masih berumur 11 tahun, tetapi karena perasaannya dengan Oom
Danar membuat itu tidak bagus untuk dicontoh oleh anak dibawah umur.

Anda mungkin juga menyukai