Anda di halaman 1dari 5

"DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN.

"

A. SINOPSIS
Kehadirannya bagai seorang malaikat bagi keluargaku, dimana dia merengkuh ibu
dan juga adikku dari kehidupan kelam hidup di jalanan yang miskin dan nestapa. Dia
memberikan kebutuhan yang kami butuhkan baik itu makan, tempat berteduh, sekolah,
dan juga janji-janji di masa depan yang lebih baik. Sungguh merupakan malaikat yang
diberikan langit untukku, juga memberikan kami kasih sayang, perhatian, dan teladan
tanpa pengharapan budi sekalipun pada kami.
Tapi aku malah membalasnya itu dengan biarkan perasaanku mekar kepadanya, ibu
benar bahwa aku tak layak dan tak pantas memiliki perasaan lebih bahkan mencintai dia
yang menjadi malaikat bagi kami. Bahkan perasaan itu dimulai saat rambutku masih
dikepang menjadi dua, namun sekarang aku mengerti dan tahu bahwa dia tidak akan
menganggapku lebih sebagai seorang adik, seorang adik yang tidak tahu diri ini. Namun
biarlah, biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun, daun yang tidak pernah
membenci angin yang membuat aku menjadi harus terbggutkan dari tangkai pohonnya

B. PEMBAHASAN
Kritik sastra "Daun yang jatuh tak pernah membenci angin."
Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin merupakan sebuah novel yang
menceritakan kisah tentang seorang kakak beradik bernama Dede dan Tania.
Dede dan Tania adalah anak malang yang hidupnya menggelandang dan harus putus
sekolah. Kehidupan kedua anak tersebut berubah setelah bertemu dengan pria baik hati
bernama Damar.
Berlanjut ke kedekatan Damar dengan keluarga tersebut bahkan memberikannya
sebuah rumah kontrakan. Damar pun semakin dekat dengan Tania dan perlahan-lahan
perasaan itu muncul.
Lebih tepatnya hati Tania yang semakin terasa jelas bahwa dirinya menyukai Damar.
Ia tahu perbedaan usia di antara mereka akan menyulitkan perasaannya itu.
Kelemahan novel yang satu ini adalah terlihat dari ceritanya tampak klise. Ceritanya
mirip dengan sinetron pada umumnya. Kendati demikian Tereliye tetap mampu
mengisahkan sebuah cerita yang sederhana.
Kelebihan dari novel ini adalah mendapatkan pembelajaran baru mengenai cinta.
Artinya cinta memang tidak memandang usia dan membutuhkan kejujuran.
I. Unsur Intrinsik
a. Tema
Cinta yang di rahasiakan dan menyakitkan
b. Latar
Tempat : Rumah Tania, Toko Buku, Asrama Tania di Singapura
Waktu : Pagi, siang, sore dan malam
c. Alur
Pada awal cerita mundur dan pada akhir cerita campuran
d. Tokoh dan Penokohan
1. Tania
 Tekun (Mendapat beasiswa sekolah di Singapura)
 Ramah (Disukai banyak orang)
 Konsisten (Hanya mencintai Danar, walaupun banyak lelaki yang
mencintainya)
 Pantang menyerah (Menjalani
2. Dede
 Suka iseng
 Pandai menyimpan rahasia (Menyimpan rahasia Perasaan Tania dan
Danar)
 Sifat polos yang kental
3. Ibu
 Tekun dan tidak mengandalkan orang lain (Rajin berjualan kue, demi
membiayai anak-anaknya sekolah, walaupun sudah dibantu oleh Danar)
 Sabar (Sabar menghadapi hidupnya dan keluarganya yang miskin)
4. Danar
 Ringan tangan, suka menolong (Menolong Tania yang kakinya tertusuk
paku, ketika di bis)
 Pemendam rasa (Memendam perasaan cintanya kepada Tania, dan
mengorbankan perasaannya untuk Ratna)
 Bertanggung jawab (Mengurusi Tania dan Dede, setelah Ibu meninggal)
 Tidak jujur atas apa yang di rasakan dalam hatinya
5. Ratna
 Tidak suka berprasangka buruk (Ketika Danar jarang pulang, Ratna tidak
berprasangka buruk bahwa Danar selingkuh) dan (Tidak berprasangka
buruk terhadap Tania dan Danar)
 Tidak cemburuan (Tidak cemburu terhadap Tania dan Dede, yang selalu
dekat dengan Danar)
 Sabar (Sabar menunggu Danar yang jarang pulang ke rumah, setelah
mereka menikah)
e. Suasana
Hening, sedih, duka, tegang, senang, rindu
f. Gaya Bahasa
1. Hiperbola
Demi membaca e-mail berdarah-darah itu, esoknya aku memutuskan pulang
segera ke Jakarta (Hal. 230)
2. Metafora
Bagian tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun
menghunjam kakiku yang sehelai pun tak beralas saat melewatinya. (Hal. 22)
3. Personifikasi
Menuju tempat rumah kardus kami dulu berdiri kokoh dihajar hujan deras,
ditimpa terik matahari. (Hal. 231)
4. Personifikasi Hujan deras turun membungkus kota ini (Hal. 13)
g. Amanat
Ceritakanlah apa yang dirasakan hati kita walau susah dalam
kenyataannya ,berusahalah meyakinkan diri bahwa dengan menceritakan apa yang
kita rasakan kaan melegakan dan menentramkan hati kita sendiri dengan tidak
memendam perasaan.
h. Sudut Pandang
Orang pertama pelaku utama
II. Unsur Ekstrinsik
a. Nilai Sosial
Menolong orang dengan tidak memandang siapa yang di tolong karena menolong
dengan ikhlas seperti dalam novel tokoh Danar yang menolong Tania dengan
tidak memandang siapa Tania.
b. Nilai Moral
Memberi pengetahuan kepada kita bahwa sesuatu yang terlihat sulit nyatanya
tidak sesulit yang kita lihat jika kita ingin bersungguh sungguh mencapainya
seperti dalam novel tokoh Tania yang pantang menyerah menjalani hidupnya
walau banyak rintangan yang menghalanginya.

C. KESIMPULAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan analisisi terhadap penggunaan gaya bahasa perbandingan dalam
novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin dan Hujan karya Tere Liye
dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 gaya bahasa perbandingan yang digunakan
berdasarkan teori Henry Guntur Tarigan (2009). Gaya bahasa tersebut adalah gaya
bahasa perbandingan personifikasi dan metafora. Penggunaan gaya bahasa tersebut
menimbulkan efek keindahan yang memang menjadi tujuan dalam penciptaan cerita
pada novel.
Gaya bahasa yang dominan digunakan dalam novel Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin dan Hujan karya Tere Liye dalam personifikasi dan
metafora. gaya bahasa personifikasi dan metafora merupakan kekuatan dari kata-kata
yang ditulis oleh Tere Liye. Banyaknya gaya bahasa perbandingan personifikasi dan
metafora yang terdapat dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
dan Hujan karya Tere Liye merupakan imajinasi penulis dalam menyampaikan cerita
pada novel tersebut.
b. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada novel Daun yang Jatuh Tak
Pernh Membenci Angin dan novel Hujan karya Tere Liye, dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut.
1. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian terhadap novel ini dengan aspek
yang berbeda atau aspek yang sama dengan novel yang berbeda
2. Pembaca diharapkan menjadikan kehidupan dalam novel ini sebagai bahan
tentang gaya bahasa. Bagi pembaca karya sastra akan menambahkan pengetahuan
kita akan kehidupan.
3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan pengetahuan, dan pengalaman baik
dalam melakukan penelitian maupun dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh.
c. Kesimpulan kelompok
Berdasarkan analisis bersama, novel karya tere liye "Daun yang jatuh tak pernah
membenci angin" ini mengisahkan tentang manis pahitnya kehidupan seorang gadis
bernama tania dan juga mengusung tema percintaan tania dan danar yang dianggap
tidak lazim oleh danar sendiri.
Novel ini juga menganut alur yang berjenis campuran yang mana runtutan cerita
tidak lurus ataupun kebelakang saja, alur novel ini maju, mundur dan kemudian
maju kembali. Novel ini juga terdapat konflik-konflik, dari konflik yang kecil
sampai konflik yang besar.
Novel ini terkandung nilai moral yang sangat bagus diantaranya:
 Kita dianjurkan gemar menolong kepada orang yang membutuhkan.
 Membalas budi kepada orang yang telah membantu kita.
 Bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan.
Demikian kesimpulan yang telah kami dapatkan.
d. Saran kelompok
Setelah melihat dan membaca novel tersebut adakalah nya kita harus selalu
berbuat baik dan menolong seseorang jika dibutuhkan karna kita tidak pernah tau
orang yang pernah kita tolong akan menjadi penolong kita suatu hari nanti
Roda itu berputar kadang kita berada diatas kadang berada di bawah

Anda mungkin juga menyukai