Anda di halaman 1dari 2

Ulasan Buku Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Judul                : Daun Yang Jatuh Tak Pernah


Membenci Angin
Pengarang      : Tere Liye
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit     : 2010
Tebal halaman : 264 halaman
Ukuran buku    : 20 cm
ISBN                : 978–979–22–5780–9
Sumber Gambar: bukukita.com

Siapa sih yang tidak mengenal penulis dengan nama pena “Tere Liye”? Karyanya bukan lagi
sebuah hal baru dalam dunia pernovelan. Karyanya pun sudah tidak diragukan lagi. Buku-
bukunya selalu berada di peringkat Top 10 hampir diseluruh toko buku di Indonesia. Selalu
memikat hati pembacanya, dan selalu meluncurkan karya yang luar biasa.
Cerita-ceritanya terkenal selalu memiliki pola pemikiran berbeda, baik dari segi alur dan
pembawaan perasaan. Salah satunya pada bukunya yang berjudul Daun Yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin. Buku ini banyak menjadi perbincangan selain karena penulisnya adalah Tere
Liye, namun alasan lain adalah alur cerita yang disuguhkan. Alur yang sangat menguras emosi
pembaca yang menyukai alur cerita pejalanan hidup seseorang dengan bumbu-bumbu percintaan
yang berjalan lambat dan santai.
***
Buku ini menceritakan tentang gadis berumur 12 tahun bernama Tania. Gadis kecil yang harus
putus sekolah dan mengamen bersama adiknya sepanjang hari setelah 3 tahun lalu ayahnya pergi
untuk selamanya. Tania, Dede (adiknya), dan ibunya tinggal di sebuah rumah kardus di pinggir
kota akibat kesulitan ekonomi. Sampai akhirnya mereka bertemu dengan seorang malaikat.
Siapa yang tidak senang bertemu dengan malaikat? Jelas ini adalah sebuah cahaya masa depan
bagi Tania. Danar namanya. Danar bagai malaikat di kehidupan Tania dan keluarganya yang
serba kekurangan. Pertemuan yang tidak disengaja antara mereka di suatu malam membawa
cahaya indah bagi kehidupan Tania kedepannya. Perbedaan umur yang berjarak 14 tahun
membuat Tania seperti bertemu dengan sosok kakak yang selama ini tidak pernah ia rasakan.
Danar menjanjikan masa depan yang bercahaya. Danar membiayai Tania dan Dede untuk
kembali sekolah. Memberikan modal ibu untuk membuat usaha kue. Danar membawa
kebahagiaan yang selama ini hilang dari kehidupan Tania dan keluarganya. Danar membawa
mereka ke toko buku terbesar kota kala itu. Toko buku yang menjadi tempat favorit Tania hingga
saat dirinya bertumbuh dewasa.
Tania tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan malaikatnya. Tania menjadi siswi
terpintar di sekolah. Semua berjalan baik dalam kurun waktu satu tahun. Mereka sudah tidak
tinggal dirumah kardus, sudah pindah ke sebuah kontrakan. Tania menikmati setiap waktu ia
bersama Danar. Kebahagiaan yang entah apa Tania tidak mengerti, perasaan yang bagi seorang
anak berusia tiga belas tahun yang masih berkepang dua tidak akan mengerti perasaan bahagia
apa itu.
Namun kebahagian itu tidak berjalan lama. Ini lah bagian yang paling menguras emosi, ketika
ibu meninggalkan Tania dan Dede selamanya satu setengah tahun kemudian. Pukulan berat bagi
Tania yang saat itu masih berumur tiga belas tahun dan saat-saat menuju kelulusan sekolah
dasar. Saat dimana Dede masih belum mengerti semua kejadian tersebut. Saat Danar
merangkulnya pada acara pemakaman ibu hari itu. Namun Tania sadar hidup harus terus
berjalan. Tania diterima di salah satu SMP  di Singapore dan memutuskan untuk melanjutkan
sekolah disana, demi membanggakan ibu dan malaikatnya.
Tania memberikan pelajaran pentingnya sebuah pendidikan. Tania tumbuh menjadi gadis yang
cerdas, lulus SMP  dengan predikat terbaik nomor 2 dan mendapatkan beasiswa lanjutan untuk
SMA  di Singapore. Tania menjadi gadis dewasa dengan cepat, persis seperti keinginan Danar.
Dan perlahan mengerti perasaan berbunga-bunga saat memikirkan seseorang serta perasaan rindu
tersebut.
Tania semakin tumbuh dan semakin mengerti perasaannya. Danar bukan lagi hanya
sebagai malaikat.  Danar punya sisi tersendiri dalam hati Tania. Tania tidak boleh membiarkan
perasaannya terus mekar. Takdir telah ditentukan oleh Tuhan dan manusia hanya bisa menerima
seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Perasaan Tania berakhir ketika Danar
mengumumkan dirinya akan segera menikah dengan seorang perempuan bernama Ratna. Buku
ini dengan baik menyajikan perasaan-perasaan yang menguras emosi dan tisu kamar para
pembaca. Buku ini menyimpan banyak rahasia mengenai perasaan antara Tania dan Danar di
setiap bagiannya.
Novel ini menceritakan kehidupan Tania, Dede (adiknya), Danar, dan perasaan Tania yang
tumbuh kepada malaikatnya. Menceritakan Tania yang melanjutkan kehidupan sebagai gadis
pintar di negeri orang, gadis yang membanggakan ibunya di sana dan malaikatnya. Menceritakan
Tania dan segala prestasinya yang membanggakan. Menceritakan bagaimana Tania memandang
lain Danar selain sebagai malaikat di hidupnya. Menceritakan bagaimana Tania yang menempati
janji ibunya dan usaha Tania untuk merelakan. Selain itu di akhir cerita juga menjelaskan segala
teka-teki mengenai perasaan Tania dan Danar selama ini.
Kelebihan Novel ini adalah Tere Liye berhasil membungkus semua rangkaian cerita dengan
sempurna dan menguras emosi pembaca. Novel ini mengambil sudut pandang orang pertama,
dimana Tania yang menceritakan kisahnya. Alurnya dibuat maju-mundur namun tersusun rapi
dan mudah dipahami. Diksi yang digunakan sangat dapat mendeskripsikan siapa Tania, yang
akan membuat pembaca mudah larut dalam setiap bagiannya. Banyak bagian yang akan
membuat pembaca meneteskan air matanya. Dan diakhir cerita yang mengungkapkan fakta
bagaimana perasaan Danar kepada Tania selama ini.
Banyak pesan yang dapat diambil dari novel ini. Danar dengan sosok dewasanya banyak
memberikan pelajaran hidup kepada Tania dan para pembaca. Cerita ini banyak mengajarkan
bagaimana kita harus tetap berjalan maju ke depan. Mengajarkan ikhlas ketika sesuatu
menghantam kehidupan kita, seperti judul novel ini. memberikan pelajar bahwa mengungkapkan
perasaan bukan hal buruk untuk dilakukan, sebelum merasa kehilangan.

Anda mungkin juga menyukai