PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah membuktika bahwa agama islam di berbagai belahan dunia
berkembang berkat jasa para ulama yang kemudian dikenal sebagai Wali Allah,
seperti di India, Afrika Utara Dan Afrika Selatan bahkan di indonesia. Di Aceh
terkenal
dengan
serambi
Mekkah,
suatu
gelar
yang
diberikan
untuk
sufi,
biasanya
mengalami
pengembaraan
spiritual
yang
seringkali
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Thariqat
Thariqat
menurut
bahasa
artinya
jalan,
cara,
garis,
Sesungguhnya orang orang yang kafr dan melakukan kezaliman, Allah sekali
kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) aka menunjukkan
jalan kepada mereka.
2. Surat An-Nisa : 169
Jadi ayat itu berarti, kedatangan Nabi Musa dan Harun ke Mesir
adalah untuk mengusir kaum dengan sihirnya dan hendak menlenyapkan jamaah
atau tokoh tokoh terkemuka kamu.
-
qaumi
ialah
Keduanya, yakni Musa dan Harun akan menlenyapkan sunnah dan agama kamu
yang kamu anut.
-
Tafsir Al Baghawi juz 4 halaman 273, orang Arab menyatakan fulanun alat
thariqatil mutsla.
Maksudnya ialah ala shirathin mustaqim, berarti si Anu berada atas jalan
yang lurus.
4. Surat Thoha :77
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa : Pergilah kamu dengan
hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang
kering di laut itu, kamu usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan
tenggelam).
Kata kata thariqat dalam ayat itu berarti jalan di laut dan terbelahnya
Lautan Merah untuk jalan bagi Nabi Musa dan pengikut pengikutnya. Peristiwa
itu terjadi setelah ia memukulkan tongkatnya.
5. Surat Thoha : 104
Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan ketika berkata orang yang
paling lurus jalannya di antara mereka : Kamu tidak berdiam (di dunia)
melainkan hanyalah sehari saja.
Adapun yang dimaksud dengan lurus jalannya dalam ayat itu ialah orang yang
agak lurus pikirannya atau amalannya di antara orang orang berdoa itu.
6. Surat Al Ahqaf : 30
Mereka berkata :Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab
(Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab
kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang
lurus.
7. Surat Al Mukminin : 17
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh
buah langit) dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).
8. Surat Al Jin : 11
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang orang yang saleh dan di antara
kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang
berbeda beda.
Al farra mengartikan kunna thariqa qidada dalam ayat itu dengan kunna
firaqan mukhtalifa bermakna adalah kami beberapa kelompok yang berbeda
beda.
9. Surat Al Jin :16
Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama
Islam), benar benar Kami akan memberi minuman kepada mereka air yang
segar (rezki yang banyak).
Kata thariqat dalam ayat itu berarti agama Islam.
Demikian beberapa makna thariqat dari segi bahasa.
1. Tarekat wajib , yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu
kifayah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang
utama adalah mengamalkan rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini insya
Allah akan membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa yang dipelihara
oleh Allah. Paket tarekat wajib ini sudah ditentukan oleh Allah s.w.t melalui
Al-Quran dan Al-Hadis. Contoh amalan wajib yang utama adalah shalat,
puasa, zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah menutup aurat ,
makan makanan halal dan lain sebagainya.
2. Tarekat sunat, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang
diarahkan sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya
menjadi orang bertaqwa. Tentu saja orang yang hendak mengamalkan
tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan tarekat wajib. Jadi tarekat
sunnah ini adalah tambahan amalan-amalan di atas tarekat wajib. Paket
tarekat sunat ini disusun oleh seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh
murid-murid dan pengikutnya. Isi dari paket tarekat sunat ini tidak tetap,
tergantung keadaan zaman tarekat tersebut dan juga keadaan sang murid
atau pengikut. Hal-hal yang dapat menjadi isi tarekat sunat ada ribuan
jumlahnya, seperti shalat sunat, membaca Al Quran, puasa sunat, wirid,
zikir dan lain sebagainya.4
Hubungan Tarekat Denagan Tasawuf
Didalam ilmu tasawuf, istilah tarekat tidak saja ditunjukan kepada aturan
dan cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang syekh tarekat dan bukan
pula terhadap klompok yang menjadi pengikut salah seorang syekh tarekat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tasawuf itu secara umum adalah usaha
mendekatkan diri kepada Allah, sedangkat tarekat adalah cara dan jalan yang
ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada allah.5
Tujuan Thariqat
Pada waktu kita berbicara tentang ilmu pengetahuan sufi dan tasawuf, sudah kita
singgung bahwa mereka membagikan ilmu dan amal itu empat tingkat sesuai
dengan fitrah dan perkembangan keyakinan manusia yatit syariat, tarekat,
hakekat dan marifat. Meskipun ada golongan yang membagikan ilmu bathin itu
atas pembagian lain, misalnya atas hidayat dan nihayat, sperti yang kita dapati
pada penganut penganut tasawuf Ibn Taimiyah dan Ibn Qayyim Al Jauziyah,
tetapi pembagian yang kita jumpai adalah pembagian yang empat macam
tersebut.
Dalam kehidupan sehari hari kita dapati Sufi sufi yang mengemukakan
kepada murid muridnya mengambil misalnya thariqat atau hakekat saja,
4 http://penyebarislam.blogspot.com/2012/11/pengertian-tarekat-dan-sejarah.html
diakses pada tanggal 06 Okt 2014 pukul 09,00 wib
5 http://yuhazi.blogspot.com/2013/06/sejarah-dan-perkembangan-tarekat.html diakses
pada tanggal 06 Okt 2014 pukul 09,00 wib
7
disamping ahli alhi fiqh yang hanya menekankan pelaksanaan Islam itu kepada
melakukan syariat saja.
Syeikh Najmuddin Al Kubra, sebagai tersebut dalam kitab Jamiul Auliya
(Mesir, 1331M) mengatakan syariat itu merupakan uraian, thariqat itu merupakan
pelaksanaan, hakikat itu merupakan keadaan, dan marifat itu merupakan tujuan
pokok yakni pengenalan Tuhan sebenar benarnya. Diberinya teladan seperti
bersuci thaharah, pada syariat dari air atau tanah, pada hakikatnya bersih dari
hawa nafsu, pada hakikatnya bersih hati dari selain Allah, semuanya itu untuk
mencapai marifat terhadap Allah. Oleh karena itu orang tidak dapat berhenti
pada syriat saja, mengambil thariqat atau hakekat saja. Ia memperbandingkan
syariat itu dengan sampan, thariqat itu itu lautan, dan hakekat itu mutiara, orang
tidak dapat mencapai mutiara itu dengan tidak melalui kapan dan laut.
Oleh karena itu Syeikh Ahmad Al Khamsyakhanuwi An Naksyabandi,
pengarang kitab yang tersebut di atas, menyimpilkan bahwa syariat itu apa yang
diperintahkan, dan hakekat itu apa yang dipahami, syariat itu terpilih menjadi
satu dengan hakekat, dan hakekat menjadi satu dengan syariat.
Kedua ucapan orang suci itu sesuai dengan apa yang pernah dijelaskan oleh
Anas bin Malik : Barang siapa berfiqh saja, tidak bertasawuf, ia termasuk
golongan fasiq, barang siapa bertasawuf saja meninggalkan fiqh ia termasuk
golongan zindiq, tetapi barang siapa mengerjakan kedua duanya dialah yang
dapat dinamakan mutahaqqiq yaitu ahli hakekat.
Seorang ahli thariqat terbesar menerangkan bahwa sebenarnya thariqat itu
tidak terbatas banyaknya, karena thariqat atau jalan kepada Tuhan itu sebanyak
jiwa hamba Allah. Pokok ajarannya tidak terbilang pula, karena ada yang akan
melalui jalan dzikir, jalan muraqabah, jalan ketenangan hati, jalan pelaksanaan
segala ibadat (sepeti sembahyang, puasa, haji dan jihad), jalan melalui kekayaan
(seperti
mengeluarkan
zakat,
dan
membiayai
amal
kebajikan),
jalan
membersihkan jiwa dari kebimbangan dunia akan ketamakan hawa nafsu (seperti
khalwat, dan mengurangi tidur, mengurangi makan minum), semuanya itu tidak
dapat dicapai dengan meninggalkan syariat dan sunnah Nabi. Dalam hal ini Al
Junaid memperingatkan semua thariqat itu tidak berfaedah bagi hamba Allah jika
tidak menurut Sunnah Rasulnya.
Maka oleh karena itu, tiap tiap thariqat yang diakui sah oleh ulama harus
mempunyai lima dasar:
-
6 Abu Bakar, Pengantar Ilmu Tarekat (Solo, Ramadhani : 1996) hlm. 70-72
8
Orientalist
juga
ada
yang
tertarik
mempelajari
tarekat,
dan
7 Drs. H. Mizwar, MA., H. Pangulu Abd. Karim Nasution, Lc., MA. Akhlak Tasawuf,
(Medan:Cita Pustaka Media Perintis,2013), hlm. 107-112.
8 Drs. H. Hasbi AR, Pengantar Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi
Agama Islam Negeri Sumatera Utara, 1983), hlm. 257-258.
9
yang
tergabung
untuk
kehidupan
bersama
dalam
seorang
Syekh
yang
mempunyai
pengalaman
tertentu
dalam
cara
mendekatkan diri kepada Allah dan cara memberikan tuntutan dan bimbingan
pada muridnya. Dalam memberi nama suatu kelompok yang terikat dengan suatu
ajaran tertentu dalam mendekatkan diri kepada Tuhan itu dan dalam cara
memberikan latihan-latihan selalu dinisbahkan kepada nama seorang Syekh yang
dianggap mempunyai metode tertentu ( ) dan pengalaman yang khusus (
).
Maka di dalam prakteknya dalam suatu tarikat ditemuilah adanya guru yang
digelari dengan Mursyid atau Syekh. Wakilnya digelari Khalifah dan sejumlah
pengikutnya disebut murid. Sedangkan tempat untuk latihan disebut kibath atau
zawiyah atau taqiyah dan dalam bahasa Persia disebut Khanaqah. Dalam hal ini
peranan Syekh (Mursyid) sangat menentukan terhadap muridnya.
Dari unsur-unsur pokok di atas terlihat bahwa tujuan yang sebenarnya dari
tarikat adalah agar para pengikut yang tergabung di dalamnya dapat berada
sedekat mungkin dengan Allah sesuai bimbingan guru atau mursyid.9
Secara harfiah, tariqah berarti jalan, mempunyai arti sama dengan syariah.
Banyak kosa kata yang dapat diartikan dengan jalan, seperti sabil, sirat, manhaj,
atau minhaj, suluk, atau maslak, nusuk atau mansak. Jadi tarekat yang berasal
dari
bahasa
Arab,
yaitu
tariqah
memiliki
banyak
pengertian,
satu
menyirnakan kemauan terhadap keluarga, harta, anak, tanah air, dan dari imu,
kekuasaan, kedudukan, bahkan hati sanubari beralih menjadi satu keadaan
dimana ada dan tidaknya akan merasa sama.11
Dalam tasawuf jalan menuju Tuhan mereka namakan thariqah, kata inggrisnya
the path.
Para
mistikus
menyimbolkan
dalam
setiap
pengembaraan
suku
spiritual
bangsa
ataupun
agama
mereka
sebagai
suatu
umumnya
perjalanan.
anatara keduanya adalah maqamat dicapai melalui usaha yang sadar dan
sistematis, sedangkan ahwal adalah keadaan-keadaan jiwa yang datang secara
spontan, sebagai hadiah dar Tuhan, dan umumnya berlangsung relatif cepat dan
tidak bertahan lama.
Selain pengalaman spiritual yang berbeda-beda dari seorang sufi dalam
tarekatnya, intensitas dan kecepatan perjalananpun bisa berbeda-beda. Ali nadwi
misalnya menggambarkan perjalanan mistik Rumi seperti burung Rajawali yang
bisa dengan cepat tiba di tangan si Raja, sedangkan perjalanan spiritual Farid alDin digambarkan merayap seperti semut. Rumi sendiri misalnya mengatakan
seorang sufi bermikraj ke Arsy dalam sekejap sang zahid memerlukan sebulan
untuk sehari perjalanan.14
2. Sejarah lahirnya Tarikat
Lahirnya tarekat tidak terlepas dari keberadaan tasawuf secara umum,
terutama peralihan tasawuf yang bersifat personal kepada tarekat sebagai suatu
organisasi, yang merupakan perkembangan, pengamalan serta perluasan ajaran
tasawuf. Kajian tentang tarekat sendiri tidak mungkin dilakukan tanpa kajian
tasawuf. Dalam perspektif tertentu tarekat dapat dilihat sebagai perkembangan
lanjutan dari tasawuf. Dari perspektif lain, tarekat adalah praktek yang terstruktur
dari prinsip-prinsip dan doktrin-doktrin tasawuf; atau ringkasnya tasawuf adalah
aspek teoritis sementara tarekat adalah aspek praktisnya.
Dalam konteks ini, Trimingham berpendapat bahwa perkembangan tasawuf
menjadi tarekat mengalami proses panjang yang dapat dibagi kedalam tiga
tahapan:
Tahapan pertama (khanaqah).
mistisme
yang
bersinambung.
Silsilah-tariqah,
yang
berasal
dari
2. Pengikut
menjalani
kehidupan
moral.
Para
pengikut
tasawuf
pada
garis
pembeda
antara
pengikutnya
dengan
yang
bukan
pengikut.
3. Aturan-aturan masih sederhana. Apa yang dikenal sekarang ini didunia
tasawuf dalam bentuk aturan-aturan yang sangat banyak dan rumit, sama
sekali belum muncul pada tahapan perkembangan pertama ini.dalam
tahapan ini meskipun ada aturan, namun masih sangat sederhana. Aturanaturan yang paling utama pada umumnya bersifat moral-etis dan tak
menyentuh persoalan-persoalan teknis sebagaimana kemudian muncul
belakangan hari.
4. Metode utama adalah
kontemplasi
individual.
Metode
yang
paling
menempatkan
satu
tokoh
sebagai
central
fgure.
Mulai
metode-metode
yang
tidak
hanya
terstandarisasi,
tetapi
sekali
kenyataannya
dan
menjadi
tarekat
sebuah
malah
fenomena
menjadi
lebih
grass
lekat
root.
pada
Dalam
kehidupan
besar
memunculkan
yang
bayat
komunal,
yaitu
pernyataan
untuk
dapat
mendapatkan
meskipun
bertentangan
dengan
pendapatnya.
2. Menjauhi larangan Syekh meskipun disenanginya.
3. Menjaga kehormatan Syekh baik dihadapan maupun dibelakang Syekh,
diwaktu hidupnya atau sesudah matinya.
4. Menegakkan hak-hak nya sedapat mungkin dengan tidak bersia-sia.
5. Mengenyampingkan akalnya, ilmunya dan kepemimpinannya kecuali
dalam hal-hal yang sesuai dengan perintah Syekhnya.
Disamping itu pula setiap murid mempunyai tugas-tugas yang tidak boleh
dilupakannya, yaitu:
1. Tetap bertaqwa dengan meninggalkan yang dilarang dan memelihara
kewajiban.
2. Beramal denga segala sesuatu yang dapat menyebabkan kesempurnaan
jiwa dan taqwa.
3. Senantiasa hati-hati terhadap sesuatu dan sumber-sumbernya.
16
3. Perkembangan Tarikat
Pada masa permulaan Islam, hanya terdapat dua macam thariqat, yaitu :
1. Thariqat Nabawiah, yaitu amalan yang berlaku di masa Rasulullah saw yang
dilaksanakan
secara
murni.
Dinamakan
juga
dengan
Thariqat
ini
dapat
ditandai
dengan
setiap
silsilah
thariqat
selalu
duhubungkan dengan nama pendirinya dan tokoh tokoh Sufi lainnya. Setiap
thariqat mempunyai Syekh, kaifiat dzikir dan upacara rituil. Biasanya Syekh atau
Mursyid mengajar murid muridnya di asrama latihan rohani yang dinamakan
rumah suluk atau ribath.
Mula mula menonjol di Asia Tengah, Tibristan tempat kelahiran dan
operasinya Syekh Abdul Qadir Jailani, kemudian berkembang ke Baghdad, Irak,
Turki, Arab Saudi dan smapai ke Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, India,
dan Tiongkok.
Kemudian pada abad ke XII itu muncul pula thariqat Rifaiah di Maroko dan
Aljazair, thariqat Sahrawadiah dan lainnya yang berkembang di Afrika Utara dan
Afrika Tengah, seperti di Sudan dan Nigeria.
Perkembangan itu begitu cepat melalui murid murid yang telah diangkat
menjadi Khalifah, mengajarkannya dan menyebarluaskannya ke negeri negeri
Islam. Dan adapula melalui pedagang pedagang.
Organisasi thariqat pernah mempunyai pengaruh yang sangat besar di dunia
Islam, sebagaimana dikatakan H. R. Gibb dala An Interpretation of Islamic
History, bahwa sesudah direbutnya Khalifah oleh orang orang Mongol pada
tahun 1258 H, maka tugas untuk memelihara kesatuan masyarakat Islam beralih
ke tangan kaum Sufi.
Peranan
ahli
thariqat
dalam
percaturan
politik
di
Turki
pada
masa
18
Dalam proses Islamisasi Indonesia, sebahagian adalah atas usaha dari kaum
Sufi dan mistik Islam. Sehingga pada waktu itu pemimpin pemimpin agama
Islam di Indonesia bukanlah ahli ahli Teology (Mutakallimin) dan ahli hukum
(Fuqaha), tetapi juga Syekh syekh thariqat dan guru guru suluk.
Salah seorang pemuka Thariqat Naqsabandiyah yang telah berjasa bagi
perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan lahir dan batin, adalah Syekh
Abdul Wahab Rokan Al Khalidi Naqsabandi (1811 1926) yang terkenal dengan
panggilan Tuan Guru Babussalam Langkat. Pusaranya di desa Babussalam
Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara.
Ia adalah murid dari Syekh Sulaiman Zuhdi dan belajar kepadanya selama 6
tahun di Mekkah. Sekembalinya ke tanah air, ia aktif mengajar agama dan
thariqat di beberapa kerajaan, seperti di wilayah kerajaan Langkat, Deli Serdang,
Asahan Kualuh, Panai di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera
Selatan,
dan
Sulawesi
Selatan.
Khalifah
khalifah
beliau
yang
giat
mutashawwifun atau sufi. Dengan timbulnya gerakan zuhud dalam bentuk tipe
baru ini, mengakibatkan tipe dan coraknya (sedikit banyaknya) menjadi berbeda
satu sama lain antara masing-masing ulama yang mengembangkannya.
17 H.A. Fuad Said,Hakekat Tarekat Naqsabandiyah (Jakarta, Percetakan Mutiara Suber
Widya: 1996) hlm. 9-12
18 Ahmad Syafii Mufid, Tangklukan, Abangan, dan Tarekat:Kebangkitan Agama di Jawa,
(Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2006), hlm. 62
19
lain.
Keadaan seperti ini terjadi pula pada kelompok lain, sehingga perkembangan
tarikat semakin pesat dalam dunia Islam.19
Taftazani dan Cesar E. Farah berpendapat bahwa perkembangan tasawuf
menjadi suatu organisasi (tarekat) dan kemudian tersebar luas dimulai pada abad
ke 6/12. Berkaitan dengan ini, perkembangan tarekat pada hakikatnya tidak bisa
dilepas dari kemunculan tasawuf filosofis dan tasawuf sunni pada rentang waktu
bersamaan pada abad ke 6-7/12-13. Hal ini karena tasawuf merupakan fondasi
teoritis bagi tarekat sebagai komunitas dan organisasi.
Ada beberapa hal yang menyebabkan tarekat mempunyai daya tarik dan
berkembang cepat:
Pertama, kecenderungan sebagian sufi untuk melakukan ibadah sebanyakbanyaknya. Para syekh sufi merasa
orang-orang
yang
sangat
konsisten
dengan
ajaran
dan
praktik
wali.
Nabi
muhammad
berkata,wahai
Abu
Shalih,
Allah
akan
memberikan anak Laki-laki, anak itu kelak akan mendapat pangkat yang
tinggi dalam kewalian sebagaimana halnya aku mendapat pangkat tertinggi
dalam kenabian dan kerasulan. Syeikh Abd Qadir meninggal di Baghdad pada
tahun 561/1166. Dikalangan kaum sufi Syaikh Abd Al-Qadir diakui sebagai
sosok yang menempati hirarki mistik yang tertinggi yang menduduki tingkat
kewalian yang tertinggi.21
Manusia dibagi menjadi empat kategori demikian pendapat al jailani.
Kategori pertama adalah orang-orang yang tidak punya hati dan lidah.
Mereka mayoritas masyarakat yang tidak peduli tentang kebenaran dan
keutamaan, hanya tunduk pada indra fisik. Kategori kedua adalah meraka
yang punya lidah, tetapi tidak punya hati. Kelompok ini adalah orang yang
20 Dr. H. L. Hidayat Siregar, MA., Tarekat Doktrin dan Sejarah, (Bandung: Citapustaka
Media Perintis, 2008), hlm. 40-43.
21 Dr. Hj. Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat Tarekat Muktabarah Di Indonesia,
(Jakarta: kencana, 2005), cetakan 2, hlm. 26-27
21
terpelajar dan memiliki retorika yang bagus, yang selalu menganjurkan umat
untuk berbuat baik dan benar. Namun mereka sendiri berbuat tidak sesuai
dengan perkataan bahkan kebalikannya. Kategori ketiga adalah mereka yang
punya hati tetapi tidak punya lidah. Mereka inilah mukmin sejati, yang selalu
sadar akan kekurangan dan kelemahan, sehingga berusaha terus mensucikan
diri dari hal-hal yang kotor. Bagi mereka diam lebih baik dibandingkan
berbicara, tetapi membingungkan umat. Kategori keempat adalah mereka
yang memiliki hati dan juga lidah. Mereka adalah orang yang mendapatkan
pengetahuan yang sejati, dilengkapi dengan bimbingan dari Allah SWT.
Kemudian menjadi penyambung kenabian. Mereka adalah kelompok yang
tertinggi setelah kelompok para nabi.
Untuk mencapai kategori manusia yang tertinggi menurut Abd al Qadir
Al jailani harus mengalami empat tahap perkembangan spiritual. Tahap
pertama
adalah
orang
yang
meyakini
tuhan
dengan
totalitas
dan
menjalankan ajaran agama dengan baik, tanpa pertolongan siapa pun. Tahap
kedua adalah ketika seseorang sudah mendekati kesucian hati yang dapat
dijelaskan dalam dua hal, yaitu orang yang berusaha untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya tetapi menahan diri dari kehidupan yang hedonistik, dan
orang yang mengikuti suara hati yang selalu melintas dalam dirinya. Tahap
ketiga adalah keadaan tawakal, yakni ketika seorang berserah diri secara
total kepada Tuhan. Tahap keempat adalah keadaan fana, yakni keadaan
seseorang
yang
amat
dekat
dengan
Tuhan
dan
bahkan
menyatu
denganNya.22
Dasar pokok ajaran Tarikat Qadariyah, yaitu:
a. Tinggi cita-cita
b. Menjaga kehormatan
c. Baik pelayanan
d. Kuat pendirian
e. Membesarkan nikmat Tuhan
Siapa
yang
tinggi
cita-citanya
naiklah
martabatnya.
Siapa
yang
3. Futuhul Ghaibi
4. Al Fuyudhatur Robbaniatu
menegaskan kepada mereka : Kita tidak hanya mengajak diri sendiri tetapi
juga mengajak semua makhluk Allah supaya menjadi seperti kita.
Diantara Syekh Tahariqat ini yang menonjol adalah Sayid Ahmad bin
Idris Al Fasi. Ia sejalan dengan Syrkh Sayid Muhammad bin Ali As Sanusi,
pendiri Thariqat Sanusiah. Pengikut Thariqat Qadiriyah terbagi tiga, yaitu :
1. Al Qadiriyah Al Bukaiyah, tersebar luas di wilayah Tombouctou, sebuah
negeri di Sudan (Afrika Tengah) pusat perdagangan Sungai Nigeria.
2. Al Qadiriyah, di wilayah padang pasir sebelah Barat, yang dinamakan
dengan Ad Dirar.
3. Al Qadiriyah Al Walatih, tersebar di wilayah Sudan bagian Barat.
Thariqat Qadiriyah adalah salah satu thariqat sufiah yang paling giat
menyebarkan
agama
Islam
di
Barat
Afrika.
Pengikut
pengikutnya
23
Abdul Qadir adalah seorang Wali Allah yang banyak memiliki keramat. 24
Menurut buku ini dunia tarekat bukanlah gambaran kepasifan dan
kemujudan anti intelektualisme sebagaimana yang selama ini dipahami oleh
banyak orang dan sebagian orientalis (yang berpikiran picik). Sufisme Islam
seperti tarekat Qadariyyah Naqsyabandiyyah telah banyak memberikan
pencerahan spiritual serta menggelar aktifitas intelektualisme maupun politik
dalam arti kata yang sebenarnya.
Itulah sebabnya mengapa banyak sufi dan mursyid (pemimpin) tarekat
yang menjadi guru dan sarjana, seniman dan ilmuwan, bahkan negarawan
dan tokoh politik sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Ahmad Faruq AlSirhindi (1564-1624M) di India dari Tarekat Naqsyabandiyyah dan Muhyiddin
dari tarekat Qadariyyah di Aljazair ketika melawan kolonial Perancis.25
2. Tarikat Syadziliyah dinisbatkan dengan nama pendirinya Abu al-Hasan alSyadzili. Dia dilahirkan di desa Ghumara, dekat Ceuta saat ini., di utara
Marokopada tahun 573H., pada saat ini dinasti al-Muwahhidun mencapai titik
nadinya. Adapun mengenai tahun kelahiran al-syadzili sebenarnya masih
belum ada kesepakatan. Beberapa penulis berbeda pendapat antara lain
sebagai berikutSiradj al-Din Abu Hafsh menyebut tahun kelahiran nya pada
591H/1069M; Ibn Sabbagh menyebut tahun kelahirannya pada 583H/1187M;
dan J. Spencer Trimingham mencatat tahun kelahirannya al-Syadzili pada
593H/1196M.26
Pokok ajarannya ada lima yaitu:
a. Bertaqwa kepada Allah ditempat sunyi dan ramai.
b. Mengikut sunnah dalam segala perkataan dan perbuatan
c. Berpaling hati dari makhluk waktu berhadapan dan membelakang
d. Ridha dengan pemberian Allah sedikit atau banyak
e. Kembali kepada Allah diwaktu senang dan susah.
Thariqat Syadziliyah didirikan pada pertengahan abad ke 13 M,
dianggap Thariqat Sufiah yang utama memasukkan tasawuf ke negeri Arab,
pusatnya di Bobarit, Maroko. Pendirinya Syekh Abu Hasan bin Abdullah bin
Abdul Jabbar bin Hormuz As Syadzii Al Maghribi Al Husaini Al Idrisi,
keturunan Hasan bin Abi Thalib. Ia dilahirkan pada tahun 591 H (1195M) di
Gahamarah sebuah desa dekat Sabtah, Afrika. Ia memperdalam ilmu figh dan
tasawuf
di
Tunis.
Karena
bermukim
di
Sadzili,
maka
thariqat
yang
Tuhan
lahir
bathin,
mengikuti
sunnah
dalam
perkataan
dan
pada
seorang
quthb
di
Nasaf,
yaitu
Amir
Sayyid
Kulal
al-
Bukhari(w.772H/1371M). Kulal adalah seorang khlaifah Muhammad Baba alSamasi. Dari Kulal inilah ia pertama belajar tarekat yang didirikannya.30
Syekh Bahauddin Syah Naqsabandiyah pendiri tahriqat Naqsabandiyah,
seorang pemuka Tasawuf terkenal dilahirkan pada tahun 717 H di sebuah
desa bernama Qashrul Arifan, kurang lebih 4 mil dari Bukhara, Sovyet, Rusia,
tempat lahir Imam Bukhari. Dia mengambil thariqat dari Syekh Muhammad
Baba As Samasi kemudian dari Sayid Amir Kulal.31
H. A. R. Gibb dalam kitab Shorter Encyl of Islam (Leidin 1953)
menceritakan bahwa Muhammad Bahauddin dalam usia delapan belas tahun
memang pernah dikirm untuk balajar ke Sammas, suatu desa yang letaknya
kira kira tiga mil dari Bukhara, untuk mempelajari ilmu tasawuf dari
seorang guru yang sangat ternama ketika itu, yaitu Muhammad Baba As
Samasi. Meskipun demikian tidaklah seluruh thariqat Naqsabandiyah itu
bersamaan dengan thariqat Baba As Samasi, misalnya menurut thariqat
Baba As Samasi dzikir itu harus diucapkan dengan suara yang keras, tetapi
Naqsabandiyah lebih menyukai dzikir secara thariqat Abdul Khalik Al
Khujdawani (seorang wali besar, mgl. 575 H), yang diucapkan dengan suara
yang hampir tidak kedengaran dalam diri pribadi.
Dengan demikian, maka terjadilah perbedaan faham antara Naqsabandi
dengan teman teman sethariqat yang lain dari As Samasi, yang akhirnya
membenarkan pendirian Naqsabandi dan dalam sakitnya mengangkat dia
menjadi khalifahnya.
Thariqat Naqsabandiyah ini kemudian pecah atas beberapa cabang, satu
diantaranya dinamakan thariqat Naqsabandiyah Al Aliyah, yang didasarkan
atas amal perbuatan yang terdiri dari sebelas perkataan Persi, delapan
berasal
dari
Syekh
Abdul
Ghalib
Al
Khujdawani
dan
tiga
dari
30 Dr. Hj. Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat Tarekat Muktabarah Di Indonesia,
(Jakarta: kencana, 2005), cetakan 2, hlm. 89.
31 H.A. Fuad Said,Hakekat Tarekat Naqsabandiyah (Jakarta, Percetakan Mutiara Suber Widya:
1996) hlm. 23
32 Abu Bakar, Pengantar Ilmu Tarekat (Solo, Ramadhani : 1996) hlm. 320-322
26
Ayaatul
Baiyinaat,
halaman
23
menyatakan
bahwa
thariqat
Naqsabandiyah ialah thariqat Nabi saw yang diajarkan dan diasuh Bahaudin
Syekh Naqsabandi, dan diamalkan oleh murid muridnya. Dalam praktenya
ia mengamalkan ilmu yang tiga, yakni Tauhid, Fikih, dan Tasawuf dan
mengasuh murid muridnya mengamalkannya. Berbeda nama thariqat itu
karena berbeda nama orang yang mengajarkannya. Dan berbeda pula wirid
yang datang dari Nabi kita yang dipakai mereka. Asal pekerjaan mereka satu
dan berbeda beda pada wirid dan nama.
Thariqat Nabi saw yang diikuti oleh Sahabat sahabatnya dan diikuti
pula oleh Ulama ulama Syara dan Tasawuf, ialah mengamalkan hukum
yang dibawa Rasul, yaitu yang sekalian yang wajib, sunnat, haram, makruh,
dan mubah.
Maka kewajiban yang mula mula ialah mengetahui itikad terhadap
Tuhan dan Rasul yang diterangkan dalam ilmu Tauhid. Kemudian mengetahui
peraturan amalan yang berhubungan dengan ibadat yang diterangkan dalam
27
ilmu Fikih. Dan seterusnya mempelajari ilmu untuk menbersihkan hati yang
diterangkan dalam ilmu Tasawuf.
Orang yang mengamalkan ilmu yang tiga itu, menurut Ahmad Khatib,
ialah yang dinamakan mengamalkan thariqat Nabi saw, thariqat Sahabat,
Ulama dan Wali wali. Tetapi jika lain daripada itu, seperti dzikir lathifah
lathifah, muraqabah dan menghadirkan rupa guru, menurut Ahmad Khatib
adalah bidah.33
Di Indonesia, tarekat Naqsyabandiyah sudah masuk sejak dua abad
sebelum Belanda mengenalnya untuk yang pertama kali. Ulama dan sufi
Indonesia yang pertama sekali menyebut tarekat Naqsyabandiyah dalam
tulisan-tulisannya ialah Syekh Yusuf al-Makassari (w.1699). Tulisannya yang
berjudul
al-Naqsyabandiyyah
pengembangan
tarekat
ini
memberi
terutama
di
pengaruh
Banten.
besar
dalam
Penyebaran
tarekat
waktunya
dan
tampaknya
mendapat
tempat
terhormat
33 H.A. Fuad Said,Hakekat Tarekat Naqsabandiyah (Jakarta, Percetakan Mutiara Suber Widya:
1996) hlm. 7-8
34 Dr. H. L. Hidayat Siregar,MA., Aktualisasi Ajaran Tarekat Syekh Abdul Wahab Rokan AlNaqyabandiyyah, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2009), hlm. 10-12.
28
Ahmad
bin
Abdullah
(1843-1885)
yang
pernah
memproklamasikan dirinya sebagai Imam Mahdi (pemimpin yang ditunggutunggu kedatangannya oleh masyarakat). Ia adalah seorang pemimpin dan
anggota Tarekat Sammaniyah yang sangat saleh dan kehadirannya dinantinantikan oleh masyarakat Sudan.
Syaikh Muhammad Ahmad menghendaki adanya perbaikan-perbaikan
terhadap praktik-praktik keagamaan sesuai dengan agama Islam yang benar.
Ia
memberikan
berbagai
perintah
tentang
bermacam-macam
aspek
tembakau
dan
juga
alkohol,
menentang
ratapan
pemakaian
wanita
pada
jimat,
upacara
makassar
abad
ke-17,
syaikh
yusuf
al-makasari
al-khalwati
ibadah
sendiri
(mushalla,
langgar)
dan
cenderung
yang
tidak
menjadi
anggota
tarekat,
anggota
tarekat
30
merakyat baik dalam hal gaya maupun komposisi sosial, sebagian besar
pengikutnya orang desa.
Untuk mengetahui segala sesuatu tentang tarekat khalwatiyah, perlu
diketahui sejarah singkat syaikh yusuf al-makasari, karena beliaulah yang
pertamakali menyebarkan tarekat ini ke indonesia pata tahun 1670 M. almakasari berguru dan mendapatkan ijazah dari syaikh abu al-albarakah
ayyub bin ahmad bin ayyub al-khalwati al-quraisyi serta mendapat gelar taj
al-khalwati sehingga namanya menjadi syaikh yusuf taj al-khalwati. Di
sulawesi selatan beliau digelari tuanta salamakari gowa (guru kami yang
agung dari gowa). Nama lengkapnya Muhamad yusuf bin abdullah abu
mahasin al-taj al-khalwati al-makasari.
Dalam perjalanan kehidupannya al-makasari sempat belajar beberapa
tarekat diantanya beliau sempat belajar tarekat qadiriyah dan mendapatkan
ijazah langsung dari al-raniri kemudian belajar tareakt naqsyabandiyah dari
Muhamad bin abd al-baqi al-mizjaji al-naqsyabandi (w. 1074 H/1664 M), almakassari juga sempat belajar kepada syaikh maulana sayyid ali al-zabidi
dan
dari
gurunya
ini
diduga
al-makassari
mendapat
ijazah
tarekat
al-quraisyi
yang
31
ungkapan
tuhan
dalam
ciptaan-Nya
bukanlah
berarti
turun
(tanazzul),
Beliau
kesadaran
mengambil
atau monisme
merenggangkan
diri
konsep
konsep wahdat
fenomenologis).
dengan
Dengan
dokrin wahdat
al-syuhud (kesatuan
hati-hati
al-wujud ibnu-arabi
beliah
dan
doktrin al-hulul abu manshur al-hallaj serta mengambil doktrin wahdat alsyuhud yang dikembangkan ahmad al-sirhindi dan syah wali Allah.
Ciri yang paling menonjol dari teologi al-makassari mengenai keesaan
tuhan
adalah
usahanya
untuk
mendamaikan
sifat-sifat
tuhan
yang
32
yang
benar-benar
menyadari
implikasi
lahir
dan
batin
dari
pernyataan keimanan dalam kehidupan mereka, dinamakn golongan elit (ahlkhawashsh). Keempat, adalah kategori tertinggi orang beriman yang keluar
dari golongan ketiga dengan jalan mengintensifkan syadat mereka terutama
dengan mengamalkan tasawuf dengan tujuan menjadi lebih dekat dengan
tuhan, mereka dinamaka yang terpilih dari golongan elit (khashsh alkhawashsh).
Yaqza
hadapan Allah
2.
Taubah
3.
Muhasabah
: introspeksi diri.
4.
Inabah
5.
Tafakkur
6.
Itisam
7.
Firar
berguna
8.
Riyadah
9.
Tasyakur
dan memuji-Nya.
10.
Sima
bidayah atau
permulaan.
ditempuh
tawassut/khawashsh atau
tingkat
khusus.
pada
maqam
ini
ditempuh mujahadah, yaitu cara latihan batin yang keras untuk mengubah
khlak menjadi islami dengan melipatgandakan amal lahir dan batin.
Latihan dzikirnya ditambah lagi dengan zikir Allah-Allah dengan jumlah
tertentu (biasanya antara 40-101-300 kali setiap hari)
3. Maqam nihayah atau al-khash al-khawashsh. Maqam
ini
merupakan
maqam ahli zikir, yaitu jalan bagi golongan yang sangat cinta kepada Allah
dan
merupakan
golongan
yang
tertinggi,
baik
dari
kesungguhan
Seseorang harus mengikuti bimbingan sang guru tanpa syarat, patuh mutlak
seperti mayat di tangan orang yang memandikan.
Karya-karya al-makassari
Menurut azyumardi azra ada delapan di antara karya tulis al-makassari yang
ditulis di ceylon, yaitu:
Al-barakat al-saylaniyah
Al-nafahat al-saylaniyah
Al-manhat al-saylaniyah f manhat al-rahmaniyah
Kayfyah al-mughni f al saadat al-murid
Habl al-warit li saadat al-murid
Safnah a-najah
Mathalib al-salikin
Risalah al-ghayat al-ikhtishar wa al-nihayat al-intizhar37
6. Tarikat Syattariyah dinisbatkan dengan nama pendirinya oleh Abdullah asySyattar.Tarekat Syattariyah kali pertama muncul di India pada abad ke 15.
Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah)
dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini
disebut Bistamiyah. Kedua nama ini diturunkan dari nama Abu Yazid al-Isyqi,
yang dianggap sebagai tokoh utamanya. Akan tetapi dalam perkembangan
selanjutnya Tarekat Syattariyah tidak menganggap dirinya sebagai cabang
dari persatuan sufi mana pun. Tarekat ini dianggap sebagai suatu tarekat
tersendiri
yang
memiliki
karakteristik-karakteristik
tersendiri
dalam
35
misalnya
Tarekat
Naqsyabandiyah.
Kemudian
Tarekat
ini
sebagai
pimpinan
tertinggi
dan
penganjur
Tarekat
Syattariyah yang cukup terkenal di wilayah Madinah. Dua orang yang disebut
terakhir di atas, Ahmad al-Qusyasyi dan Ibrahim al-Kurani, adalah guru dari
Abdul Rauf Singkel yang kemudian berhasil mengembangkan Tarekat
Syattariyah di Indonesia.
Sebelum Abdul Rauf. Telah ada seorang tokoh sufi yang dinyatakan
bertanggung jawab terhadap ajaran Syattariyah yang berkembang di
Nusantara lewat bukunya Tuhfat al-Mursalat ila ar Ruh an-Nabi, sebuah karya
yang relatif pendek tentang wahdat al-wujud. Ia adalah Muhammad bin
Fadlullah al-Bunhanpuri (w. 1620), juga salah seorang murid Wajihuddin.
Bukunya, Tuhfat al-Mursalat, yang menguraikan metafisika martabat tujuh ini
lebih populer di Nusantara ketimbang karya Ibnu Arabi sendiri. Martin van
Bruinessen menduga bahwa kemungkinan karena berbagai gagasan menarik
dari kitab ini yang menyatu dengan Tarekat Syattariyah, sehingga kemudian
murid-murid asal Indonesia yang berguru kepada al-Qusyasyi dan Al-Kurani
lebih menyukai tarekat ini ketimbang tarekat-tarekat lainnya yang diajarkan
oleh kedua guru tersebut. Abdul Rauf sendiri yang kemudian turut mewarnai
sejarah mistik Islam di Indonesia pada abad ke-17 ini, menggunakan
kesempatan untuk menuntut ilmu, terutama tasawuf ketika melaksanakan
haji pada tahun 1643. Ia menetap di Arab Saudi selama 19 tahun dan
36
berguru kepada berbagai tokoh agama dan ahli tarekat ternama. Sesudah
Ahmad Qusyasyi meninggal, ia kembali ke Aceh dan mengembangkan
tarekatnya.
Kemasyhurannya dengan cepat merambah ke luar wilayah Aceh, melalui
murid-muridnya yang menyebarkan tarekat yang dibawanya. Antara lain,
misalnya,
di
Sumatera
Barat
dikembangkan
oleh
muridnya
Syekh
bagi
Dzat
Allah
(hal.
5).
Sesudah Ayan
Tsabitah ini menjelma pada Ayan Khrijiyah (kenyataan Tuhan yang berada di
luar), makaAyan Kharijiyyah itu merupakan bayang-bayang bagi Yang
Memiliki bayang-bayang; dan ia tiada lain daripada-Nya.
Perkembangan tarekat ini ditujukan untuk mengembangkan suatu
pandangan yang membangkitkan kesadaran akan Allah SWT di dalam hati,
tetapi tidak harus melalui tahap fana'. Penganut Tarekat Syattariyah percaya
bahwa jalan menuju Allah itu sebanyak gerak napas makhluk. Akan tetapi,
jalan yang paling utama menurut tarekat ini adalah jalan yang ditempuh oleh
kaum Akhyar, Abrar, dan Syattar. Seorang salik sebelum sampai pada
tingkatan Syattar, terlebih dahulu harus mencapai kesempurnaan pada
tingkat Akhyar (orang-orang terpilih) dan Abrar (orang-orang terbaik) serta
menguasai rahasia-rahasia dzikir. Untuk itu ada sepuluh aturan yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan tarekat ini, yaitu taubat, zuhud, tawakkal,
qana'ah, uzlah, muraqabah, sabar, ridla, dzikir, dan musyahadah.
Sebagaimana
halnya
tarekat-tarekat lain, Tarekat Syattariyah
menonjolkan aspek dzikir di dalam ajarannya. Tiga kelompok yang disebut di
atas, masing-masing memiliki metode berdzikir dan bermeditasi untuk
mencapai intuisi ketuhanan, penghayatan, dan kedekatan kepada Allah SWT.
Kaum Akhyar melakukannya dengan menjalani shalat dan puasa, membaca
al-Qur'an, melaksanakan haji, dan berjihad. Kaum Abrar menyibukkan diri
dengan latihan-latihan kehidupan asketisme atau zuhud yang keras, latihan
37
ketahanan
menderita,
menghindari
kejahatan,
dan
berusaha
selalu
Surat
al-Mukminun
ayat
17:
"Dan
sesungguhnya
Kami
telah
menciptakan di atas kamu semua tujuh buah jalan, dan Kami sama sekali
tidak akan lengah terhadap ciptaan Kami (terhadap adanya tujuh buah jalan
tersebut)". Adapun ketujuh macam nafsu yang harus ditunggangi tersebut,
sebagai berikut: Nafsu Ammarah, Nafsu Lawwamah, Nafsu Mulhimah, Nafsu
Muthmainnah, Nafsu Radhiyah, Nafsu Mardliyah,dan Nafsu Kamilah.
38
Syekh
Abdul
Rauf
Singkel,
kepada
Syekh
Abdul
Muhyi
Futhuh
(keterbukaan)
dan
Wushul
(puncak
tujuan)
atas
39
ini bersandar penuh kepada syariat, dalam arti berpegang teguh pada
Alqur'an
dan
Sunnah.
Dalam salah satu makalahnya yang ma'tsur, Syaikh Ahmad r.a berkata :Jika
kalian mendengar sesuatu dariku, maka pertimbangkanlah dengan
ukuran syara'.Apabila sesuai maka ambillah dan apa bila bertolak
belakang, tinggalkanlah.
Dalam tarekah tijaniyah ada 3 jenis zikir,yaitu :
1. Lazimah ,mempunyai 3 rukun yaitu:
Istighfar 100 x
Shalawat 100 x
Kalimatul ikhlas (haylalah) 100 x
2. Wadzhifah, mempunyai 4 rukun yaitu :
Istighfar 30 x
Shalawat 50 x
Kalimatul ikhlas (haylalah) 100 x
Shalawat Jauharatul Kamal 12x
3. Haylalah Jum'at
Wirid haylalah Jumat membaca kalimatul ikhlas setelah shalat ashar sampai
terbenam matahari.
Lazimah
Lazimah adalah zikir wajib tarekat Tijaniyah yang dibaca dua kali dalam
sehari semalam.Zikir ini ditalkinkan (diajarkan) pada seluruh mahluk Allah
SWT.Zikir Lazimah diterima oleh Sayyid Ahmad bin Muhammad Al-Tijani
langsung dari Rasulullah SAW.
Lazimah terdiri dari tiga macam zikir : Istighfar,Shalawat,dan kalimah
thayyibah/Kalimat
Tauhid/Laa
ilaaha
illallah.biasanya
khusus
shalawat
waktu duha/sebelum waktu zuhur dan sore hari setelah shalat ashar sampai
habis waktu shalat isya'.Masing-masing zikir dibaca sebanyak 100 x
( istighfar 100x,shalawat 100x /yang utama shalawat fatih,La ilaaha ilallah
100x).
Orang yang mendapat uzur, maka seluruh siang dan malam adalah
waktu baginya,sedangkan orang yang meninggalkan zikirnya maka dia wajib
meng qadhla.Siapa yang meninggalkan zikir lazimah secara keseluruhan atau
karena meremehkan, maka dia akan menjadi orang yang rugi.
Rasulullah SAW bersabda pada Sayyid Ahmad r.a :
Tiap orang yang mengambil zikir tarekat darimu, maka katakan
kepadanya dalam wasiatmu, Zikir kami ini adalah zikir yang besar.
Selain waktu yang telah ditentukan untuk melakukan zikir lazimah,
seseorang juga harus suci. Mencakup suci badan, pakaian dan tempat, Juga
disyaratkan menghadap kiblat dan tidak berbicara selain zikir kecuali dalam
keadaan darurat.Semua itu termasuk dalam syarat umum bagi setiap orang
yang hendak membaca zikir lazimah. Syarat khususnya adalah membaca
zikir dengan Istihdlarul Qalbi (kehadiran hati) dan meresapi makna yang
terkandung di dalamnya.Zikir lazimah ini diberikan kepada setiap orang yang
memintanya, tanpa kecuali dan tanpa perbedaan.Semua orang memperoleh
hak yang sama untuk meminta diajarkan zikir lazimah.Meskipun dia orang
ahli maksiat, dengan ketentuan bahwa orang itu tidak mempunyai ikatan
zikir wajib dari guru-guru tarekat lain.
Hailalah
Hailalah secara bahasa adalah mashdar dari fi'il ruba'i (empat huruf), yaitu
hailala, yuhaililu, hailalatan. Artinya membaca kalimat Laa ilaaha ilallah,
sedangkan menurut tarekat tijani hailalah adalah zikir Laa ilaaha ilallah yang
dibaca pada jumat sore sampai terbenam matahari ( minimum 1000x).
Hailalah termasuk salah satu zikir yang menjadi pokok tarekat dan
menjadi kewajiban bagi setiap ikhwan.Hailalah dilakukan secara berjamaah
pada hari jumat sore, setelah shalat ashar. Karena hari jumat adalah hari
yang menjadi sentral (poros) beberapa hari dalam seminggu dan disebut
sebagai sayyid al-ayyam. Adapun waktu setelah ashar adalah waktu yang
mustajabah (diharap terkabulnya doa) dan merupakan waktu pergantian
antara malaikat yang bertugas menjaga siang dan malam.
Diriwayatkan bahwa shahifah (buku catatan amal) akan dihadapkan
kepada Allah SWT dan diperiksa setiap minggu,yaitu hari jumat.Maka
diharapkan awal dan akhir catatan buku tersebut adalah kalimat Laa ilaaha
ilallah.
Zikir hailalah dilakukan secara berjamaah ini dapat menyempurnakan
kekurangan apabila seorang ikhwan tarekat berada seorang diri, maka dia
41
membaca
zikir
hailalah
tidak
dibatasi
dengan
jumlah
Ahmad
Al-Tijani
memberikan
rukhsoh
(keringanan)
bagi
sahabatnya di sakhra dalam zikir hailalah jumat tidak kurang dari 100x.
Wadzifah
Zikir wadzifah juga merupakan salah satu ciri khas zikir tarekat AlTijani, namun bukan kewajiban dalam arti Lazimah.Bagi ikhwan (sebutan
untuk orang yang mengikuti tarekat ini) mereka tidak diharuskan untuk
wadzifah.Jika mereka merasa mampu dan ingin melakukan dzikir wadzifah ini
dipersilahkan dan apabila tidak melakukan tidak terkena tuntutan.
Wadzifah ini berbeda dengan lazimah.Orang yang meninggalkan zikir
lazimah wajib meng-qadha, sedangkan untuk wadzifah tidak wajib qadha
akan tetapi wadzifah sebaiknya dilakukan secara istiqomah, karena di
dalamnya terdapat keutamaan yang besar.
Zikir wadzifah dilakukan cukup sekali dalam sehari semalam dan tidak
dibatasi oleh ketentuan waktu, boleh pagi atau sore hari dan apabila
memungkinkan lebih baik dilakukan pada kedua waktu tersebut.Sebagai zikir
zawiyah (zikir khusus dan ditempat khusus) wadzifah sebaiknya dilakukan
secara berjamaah tetapi boleh dilakukan perorangan.
Ketika
sempurna,
melakukan
artinya
suci
zikir
dari
wadzifah
hadas
disyaratkan
besar
dan
harus
kecil,suci
suci
dari
secara
najis
Istighfar 30x
Shalawat Fatih 50x
Kalimat Tauhid 100x
Shalawat Jauharatul Kamal 12x39
39 http://www.pengobatangratisonline.com/2012/10/thariqah-al-tijaniyah.html ,
Maka barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang
dengan
serangannya
terhadapmu.
Bertakwalah
kepada
Allah
dan
Perancis
tidak
menindasnya,
sebagaimana
Eropa
hampir
seluruhnya dikuasai Islam kalaulah tidak ditantang keras oleh Charles I (Karel
Agung 742 814 M).40
8. Tarikat Sanusiah dinisbatkan dengan nama pendirinya oleh Sayid Muhammad
bin Ali As Sanusi, lahir pada 179.Thariqat Sanusiah muncul di Afrika Utara.
Ia seorang alim dan mujtahid. Thariqat yang dipimpinnya berkembang luas
dari Maroko sampai Somali, terutama di daerah pedalaman Libia.
Dasar thariqat ini adalah ajaran Islam dan lapangan kerjanya mendidik
umat supaya dapat mengendalikan hawa nafsu untuk keselamtannya dari
40 A. Fuad Said, Hakikat Tarekat Naqsyabandiyyah, Cetakan ke 2, (Jakarta:Al-Husna Zikra,
1996), hlm. 16-18.
43
dunia sampai akhirat. Dan melatih pengikutnya supaya giat bekerja dan
berusaga serta beribadah dengan memiliki akidah yang kokoh.
Thariqat Sanusiah menurut Syekh Dr. Ahmad Syarbasi guru besar
Universitas Al Azhar Kairo berdasarkan Al Quran dan Sunnah. Penjajah di
benua
Eropa
menganggapnya
sebagai
sesuatu
yang
membahayakan.
Perjuangan mereka tidak saja dalam dzikir dan wirid wirid, tetapi juga
berjihad menegakkan kebenaran.
Pengaruh thariqat ini di wilayah Jaghbub sangat besar. Hal itu dapat
ditandai dengan kemajuan dan keamanan negeri itu jauh lebih meningkat
dibanding dengan sebelum thariqat itu muncul. Tadinya Jughbub merupakan
pusat kejahatan dan kekacauan, tetapi setelah pengaruh thariqat itu semakin
kuat, maka Jaghbub berubah menjadi pusat pendidikan dan pengajaran,
pusat peribadahan dan kemakmuran.
Dikawasan itu, Sanusi mendirikan sekolah dan madrasah unutk mendidik
kader kader thariqat dan pejuang pejuang Islam yang militan. Stelah
Sanusi wafat, ia digantikan oleh puteranya Al Mahdi. Al Mahdi
melanjutkan jihad dan perjuangan ayahnya dengan mendirikan pusat latihan
rohani diberbagai daerah, sehingga dalam waktu relatif singkat, namanya
menjadi populer.
Kaum penjajah berusaha menyetop kegiatannya, namun ia terus
berjuang dan bahkan lebih memperingati dakwah dan membangun mental
umat. Disamping mengajar, ia juga mendidik pengikutnya supaya berjihad
menantang musuh musuh Islam. Sebagai akibta dari perjuangannya yang
gigih dan gesit, maka pada tahun 1911 meletuslah pemberontakan
menentang pendudukan Itali dan mengembangkan Islam di Sudan dan Afrika
Tengah.
Thariqat Sanusiah menganggap Nabi nabi adalah wasilah antara
makhluk dengan Allah. Ahmad Sanusi telah menyusun kitab tentang sejarah
Thariqat Sanusiah. Melalui ajaran Thariqat, berjuta juta penduduk Afrika
Tengahmemeluk agama Islam. Thariqat Sanusiah mengajarakan kepada
pengikut pengikutnya ketangkasan berkuda, panah memanah dan
berbagai seni bela diri. Setiap hari Jumat diadakan latihan perang. Pada hari
Kamis latihan kerajinan tangan seperti pandai besi, tukang sepatu, menjahit
dan menenun, bertani dan bercocok tanam.
Pesan sebagian dari tokoh tokoh Thariqat Sanusiah : Jangan menghina
seseorang, baik Orang Islam maupun Nasrani, Yahudi dan orang orang kafir
lain. Mungkin mereka lebih baik dari nda di sisi Allah, sebab Anda tidak tahu
apa yang kan terjadi pada akhirnya. Diantara kebasaan penganut Thariqat
Sanusiah, mereka membeli budak di Sudan, diasuh di Jaghbub. Sesudah
dewasa dan berilmu, dimerdekakan dan dierjunkan ke masyarakat sebagai
44
memperkenalkan
perkembangan
Idrisiyah
ditengah
tengah
menafsirkan
dikelompokkan
kaidah
menjadi
hukum
wajib,
Islam.
sunnah,
Kaidah
mubah,
hukum
makruh,
yang
dan
biasa
haram
45
Hukum wajib adalah perintah Tuhan yang jika dikerjakan berpahala dan
jika ditinggalkan berdosa. Sedangkan sunnah yaitu apabila dikerjakan
mendapat pahala, dan bila ditinggalkan tidak akan mendapat apa apa.
Begitu pula dengan makruh yaitu bila ditingalkan mendapat pahala, bila
dikerjakan mendapat kerugian.
Dengan demikian, formula kaidah hukum menurut ajaran Idrisiyah
adalah baik sunnah apalagi wajib eduanya harus dikerjakan, begitu juga
sebaliknya, hal hal yang haram dan makruh keduanya harus ditinggalkan.
Kaidah ini menjadi utama dalam ajaran Thariqat Idrisiyah.
Beberapa ajaran / ahwal yang khususiyyah, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Masalah rokok
Pakaian taqwa
Shalat sunnah berjamaah
Shalat sunnah bada Ashar
1. Masalah Rokok
Dalam ajaran thariqat Idrisiyah mengandung pilar pilar kemashlahatan
duniawi dan ukhrawi, yang selama ini sedang dikembangkan dan dipupuk secara
berkesinambungan oleh guru dan murid muridnya. Diantaranya adalah
berusaha belajar untuk tidak merokok. Karena disamping merokok itu merugikan
diri sendiri dan orang lain, juga berakibat jauhnya ridha Allah swt. Disebutkan pula
dalam kitab Fawa Idul Makkiyah bahwa sebab sebab rokok diharamkan antara
lain :
Memabukkan
dan
membahayakan.
Makanan
dan
minuman
yang
1. Al Quran 1 Juz, bagi yang tidak mampu membaca Fatiha 25 kali setiap
saat (bagi murid baru)
2. Istighfar sebanyak 100 kali
3. Dzikir (Laa Ilaaha Illalallah Muhammadur Rasulullah fi Kulli Lamhati
Wanafasin adad maa Wa Siahuu ilmullah) sebanyak 300 kali
4. Shalawat Ummiyyah sebanyak 100 kali (Allahumma sholli alaa Sayyidina
Muhammadinin Nabiyyil Ummiyyi waalaa aalihii wa shohbihii wa sallim)
47
mendefinisikan
ekonomi
Islam
sebagai
bentuk
kegiatan
45 Ibid,hlm.304
48
Al-Idrisiyyah mengembangkan
berbagai bentuk kegiatan ekonomi yang dibangun atas tiga pondasi, yaitu nilainilai keimanan (Tauhid) , nilai-nilai Islam (Syariah), dan nilai-nilai Ihsan (Tasawuf).
Berbagai bentuk kegiatan ekonomi dilaksanakan untuk mewujudkan konsep
Ekonomi Islam yang dikembangkan, mulai pembentukan Koperasi, BMT (Baitul
Maal wat Tamwil), Mini Market, Restoran, Perkebunan, Perikanan, Travel Umroh,
dan berbagai aktivitas ekonomi lainnya, yang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat.46
BAB III
PENUTUP
46 http://www.al-idrisiyyah.com/profil/ekonomi diakses pada tanggal 07-Okt-2014 pukul 14.35 wib
49
DAFTAR PUSTAKA
50
51