Anda di halaman 1dari 5

TUGAS STUDI ISLAMI

“DEFINISI,SEJARAH DAN RUANG LINGKUP


ULUMUL HADIST”

Nama : Syahrul Putra Patamani


Nim : 22136037
Fakultas : Ushuluddin Adab dan Dakwah
Prodi : Psikologi Islam

A. Definisi Ulumul Hadist


Ulumul Hadits adalah istilah ilmu hadits di dalam tradisi Ulama Hadits (arabnya
: Ulum al-Hadits). Dari segi bahasa ilmu hadist terdiri dari dua katayakni ilmu
dan hadist, secara sederhana ilmu artinya pengetahuan, knowledgr,dan
science, sedangkan hadist secara etimologis, hadist memiliki makna  jadid,qorib,
dan khabar.Adapun pengertiannya sebagai berikut:
a. jadid,lawa Qadim : yang baru (jamaknya hidast,hudatsa,dan huduts)
b. Qorib : yang dekat,yang belum lama terjadi
c. Khabar : warta, yakni: sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari
seseorang yang lain
Adapun pengertian hadist secara terminologis menurut Ahli Hadist :
“Segala ucapan,segala perbuatan dan segala keadaan atau perilaku Nabi
Saw” (Mahmud Thahan, 1978 : 155)
Dari definisi di atas dapat di jelaskan bahwa ilmu hadist adalah ilmu yang
membicarakan tentang keadaan atau sifat perawi dan yang di riwayatkan.
Apabila dilihat kepada garis besarnya.ilmu Hadist terbagi menjadi dua
macam.pertama, Ilmu Hadist Riwayat (riwayah).Kedua, Ilmu Hadist Dirayat
(dirayah).

B. Sejarah Perkembangan Ulumul Hadist


Selama dua puluh tiga tahun Rasulullah SAW mencurahkan segala aktifitasnya
untuk mendakwahkan Islam kepada umat manusia sehingga belahan dunia
(Arab) tersinari oleh agama yang hanif ini.Perkembangan ilmu hadits selalu
beriringan dengan pertumbuhan pembinaan hadits itu sendiri.
Hanya saja ia belum wujud sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
Pada saat Rasulullah SAW masih hidup ditengah-tengah kaum muslimin, ilmu
ini masih wujud dalam bentuk prinsip-prinsip dasar, yang merupakan embrio
bagi pertumbuhan ilmu hadits dikemudian hari.Misalnya tentang pentingnya
pemeriksaan dan tabayyun, terhadap setiap berita yang di dengar, atau
pentingnya persaksian orang adil dan sebagainya.
Sepeninggal Rasulullah SAW,para sahabat Nabi sangat hati-hati dalam
periwayatan hadits, karena konsentrasi mereka masih banyak tercurahkan
kepada al-Qur‟an, yang baru mulai dibukukan pada zaman
khalifah Abu Bakar dan disempurnakan pada saat sahabat Utsman binAffan
menjadi Khalifah. Selanjutnya ketika mulai terjadi konflik politik,
yang memicu munculnya firqah di kalangan kaum muslimin ; Syi‟ah,Murji‟ah
dan Jama‟ah, dan pada gilirannya mendorong timbulnya
periwayatan yang dimanipulasi, dipalsukan dan direkayasa, maka para ulama
bangkit untuk membendung pemalsuan dan menjaga kemurnian hadits Nabi.
Dari usaha ini, terbentuklah teori-teori tentang periwayatan.Keharusan
menyertakan sanad menjadi bagian penting yang di persyaratakan dalam
setiap periwayatan.

C. Ruang Lingkup Ulumul Hadist


1. Ilmu Rijal al-Hadist
Yaitu ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, dari tabi`in,
mupun dari angkatan-angkatan sesudahnya. Hal yang terpenting di dalam ilmu
Rijal al-Hadits adalah sejarah kehidupan para tokoh tersebut, meliputi masa
kelahiran dan wafat mereka, negeri asal, negeri mana saja tokoh-tokoh itu
mengembara dan dalam jangka berapa lama, kepada siapa saja mereka
memperoleh hadis dan kepada siapa saja mereka menyampaikan Hadis. Ada
beberapa istilah untuk menyebut ilmu yang mempelajari persoalan ini. Ada
yang menyebut Ilmut 10 Tarikh, ada yang menyebut Tarikh al-Ruwat, ada juga
yang menyebutnya Ilmu Tarikh al-Ruwat.

2. Ilmu al-jarh wa al-Ta’dil


Yaitu Ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan kepada
para perawi dan tentang penta`dilannya (memandang adil para perawi)
dengan memakai kata-kata yang khusus dan tentang martabatmartabat kata-
kata itu. Maksudnya al-Jarh (cacat) yaitu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan “sifat jelek” yang melekat pada periwayat hadis seperti, pelupa,
pembohong, dan sebagainya. Apabila sifat itu dapat dikemukakan maka
dikatakan bahwa periwayat tesebut cacat. Hadist yang dibawa oleh periwayat
seperti ini ditolak, dan hadisnya di nilai lemah (dha`if). Maksudnya al-Ta`dil
(menilai adil kepada orang lain) yaitu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan sifat baik yang melekat pada periwayat, seperti, kuat hafalan,
terpercaya, cermat, dan lain sebagainya. Orang yang mendapat penilaian
seperti ini disebut `adil,sehingga hadis yang di bawanya dapat di terima
sebagai dalil agama. Hadisnya dinilai shahih. Sesuai dengan fungsinya sebagai
suber ajaran Islam, maka yang diambil adalah hadis shahih.

3.Ilmu Fannil Mubhamat


Yaitu ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam
matan atau di dalam sanad. Misalnya perawi-perawi yang tidak tersebut
namanya dalam shahih Bukhory diterangkan selengkapnya olehIbnu Hajar Al
`Asqollany dalam Hidayatus Sari Muqaddamah Fathul Bari.

4. Ilmu Mukhtalif al-Hadist


Yaitu ilmu yang membahas Hadis-hadis secara lahiriah bertentangan, namun
ada kemungkinan dapat diterima dengan syarat. Mungkin dengan cara
membatasi kemutlakan atau keumumannya dan lainnya, yang bisa disebut
sebagai ilmu Talfiq al-Hadits.

5.Ilmu Gharibul-Hadist
Yaitu ilmu yang membahas dan menjelaskan Hadis Rasulullah SAW yang sukar
di ketahui dan di pahami orang banyak karena telah berbaur dengan bahasa
lisan atau bahasa Arab pasar. Atau ilmu yang menerangkan makna kalimat
yang terdapat dalam matan hadis yang sukar diketahui maknanya dan yang
kurang terpakai oleh umum.

Anda mungkin juga menyukai