Kelompok:
Adelvin Marscha A.
(I0214002)
Alfinda Krista R.
(I0214014)
Bidari Putri R.
(I0214022)
PENGERTIAN AUDITORIUM
Menurut KBBI auditorium adalah angunan atau ruangan besar yang digunakan untuk mengadakan
pertemuan umum, pertunjukan, dan sebagainya. Auditorium berasal dari kata audiens
(penonton/penikmat) dan rium (tempat), sehingga auditorium dapat diartikan sebagai tempat
berkumpul penonton untuk menyaksikan suatu pertunjukan tertentu.
ANALISIS AUDITORIUM
Kanopi pada arsitektur jawa hanyalah sebagai tambahan saja dan tidak harus ada. Kanopi
juga disebut topengan yang dimaknai seperti halnya topeng atau wajah yang tidak sebenarnya.
Kanopi berfungsi sebagai tempat pemberhentian kendaraan saat akan memasuki suatu bangunan.
Pada Bang auditorium UNS memiliki sebuah kanopi yang berfungsi tidak begitu jelas karena
hanyalah sebagai tambahan dengan ukuran yang minimalis, tetapi kanopi pada auditorium ini juga
berfungsi sebagai penghubung antara gedung rektorat dengan auditorium.
Pada langit-langit kanopi ini menerapkan desain tumpangsari yang berada pada bangunan
joglo tetapi dibuat lebih sederhana. Finishing langit-langit kanopi adalah cat berwarna coklat susu
yang tidak memiliki keharmonisan dengan ornamen disekitarnya. Pada bagian atas kanopi juga
terdapat angin-angin bermaterial kayu sebagai penunjang estetika pada bangunan.
Gambar 5. Bagian
samping auditorium
UNS
Sumber: Dokumen
Pribadi
Pada bagian samping auditorium terdapat tiang yang mengadopsi penggunaan soko guru
pada rumah joglo. Hal ini juga terlihat pada penerapan sistem purus dan penggunaan umpak. Sistem
purus adalah sistem sambungan tiang yang mempermudah ketika bangunan akan dibongkar untuk
di pindahkan, tetapi sistem purus pada bangunan ini hanya sebagai penambah nilai kesan estetis
sehingga fungsinya diabaikan. Begitu pula dengan bagian umpak yang hanya sebagai penambah nilai
estetis.
Plafon pada auditorium ini memiliki bentuk tumpang sari yang sederhana, seperti yang
terlihat pada gambar di atas. Tumpang sari pada auditorium tidak memiliki ornamen kayu yang
berbentuk ukiran seperti tumpang sari pada umumnya. Tumpang sari itu secara fungsional
sebenarnya untuk mengatur sirkulasi udara dan pendingin alami. Angin diputar ke atas, sehingga
kelika ada angin besar, tidak keras langsung menerpa penghuni yang berada di bawahnya.
Tumpangsari juga memutar angin, sehingga sirkulasi menjadi baik dan sehat. Namun, tumpang sari
pada auditorium hanya sebagai elemen plafon.
Bangunan auditorium menggunakan atap joglo. Ciri khas atap joglo, dapat dilihat dari
bentuk atapnya yang merupakan perpaduan antara dua buah bidang atap segi tiga dengan dua
buah bidang atap trapesium, yang masing-masing mempunyai sudut kemiringan yang berbeda
dan tidak sama besar. Atap joglo selalu terletak di tengah-tengah dan selalu lebih tinggi serta
diapit oleh atap serambi.
KESIMPULAN
Arsitektur Jawa pada bangunan auditorium UNS terlihat pada penggunaan elemenelemen bangunan, seperti penggunaan tumpangsari pada langit-langit kanopi dan bagian
dalam auditorium, penggunaan ornamen umpak dan purus pada tiangnya. Penggunaan
ornamen-ornamen ini hanyalah bentuk adopsi arsitektur Jawa yang diterapkan dengan
percampuran arsitektur yang ada di sekitarnya.