AKTIVITAS/
TINDAKAN
Assessment/
Penilaian
Awal
RAWAT INAP
HARI 1
Investigation
/
Pemeriksaan
RAWAT INAP
HARI 2
Status RM
lengkap
Tanda vital
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
sputum BTA
langsung ke
-1
Pemeriksaan
laboratorium :
Darah
rutin,hitung
jenis, LED
Foto rontgen
dada
Treament/
Medikasi
Tentukan jenis
regimen OAT
yang akan
diberikan:
1. Kasus baru : 2
RHZE / 4 RH
atau 2
RHZE /
4R3H3
2. Kasus
kambuh :
Lakukan
periksaan
kultur
resistensis
BTA
sementara itu
pengobatan
di berikan
kembali
RAWAT INAP
HARI 3-6
RAWAT INAP
HARI 7
Tanda vital
Pemeriksaan
Fisik
Tanda
vital
Pemeriksa
an Fisik
Pemeriksaan
sputum BTA
langsung ke2
Pemeriksaan
kultur BTA
dan
resintensi
tes sesuai
indikasi
Pemeriksaan
Xpert sesuai
indikasi
Tes fungsi
hati, fungsi
ginjal, darah
gula
sewaktu &
HbA1C
Pengobatan
OAT dimulai
sesuai
dengan
kategori
yang telah
ditentukan
sebelumnya
Pemeriksa
an
sputum
langsung
BTA ke-3
Pengobat
an OAT
dilanjutka
n.
Tanda vita
Pemeriksaa
n Fisik
Pengobata
n OAT
dilanjutkan.
dengan
regimen OAT
yang lebih
kuat:
-Bila sebelumnya
mendapat
terapi
kategori 1,
diberikan
kategori 2.
-Bila sebelumnya
mendapat
terapi
kategori
2,lakukan
pemeriksaan
Xpert.Bila
hasilnya
positif
diberikan
terapi untuk
MDR TB di RS
rujukan TB
MDR Kasus
3. Kasus gagal
pengobatan:
sebelumnya
ada hasil uji
resintesis
BTA:
Pengobatan
diberikan
kembali
dengan
regimen yang
lebih kuat
-Bila sebelumnya
mendapat
terapi
kategori 1,
diberikan
kategori 2
-Bila sebelumnya
mendapat
terapi
kategori 2,
lakukan
pemeriksaan
Xpert.Bila
hasilnya
positif,pasien
dirujuk ke RS
rujukan TB
MDR
4. Kasus
dengan
pengobatan
TB yang
tidak
teratur:
-Putus
pengobatan
kurang dari 1
bulan :
lanjutkan
pengobatan
sampai
selesai sesuai
dengan
regimen
semula.
-Putus berobat
antara 1-2
bulan:
*Bila hasil
BTA negatif
lanjutkan
pengobatan
sampai
selesai
sesuairegime
n semula.
*Bila 1 atau
lebih hasil
BTA positif :
-> lama
pengobatan
sebelumnya
<5bulan :
lanjutkan
pengobatan
sesuai
dengan
regimen
sebelumnya
sampai
selesai.
-> lama
pengobatan
sebelumnya
>5 bulan :
pengobatan
TB dimulai
lagi dengan
regimen yang
lebih kuat
(diberikan
kategori 2,bila
sebelumnya
mendapat
kategori 1.
Bila
sebelumnya
sudah
mendapatkan
regimen
,kategori 2,
dilakukan
pemeriksaan
Xpert/kultur
resisten BTA,
Bila Xpert
positif, pasien
dirujuk ke RS
yang
mempunyai
fasilitas
pengobatan
TB MDR))
Putus berobat
> 2 bulan
-Hasil BTA
negatif,pengo
batan
dihentikan,pa
sien
diobservasi,bi
la gejala nya
semakin
parah perlu
dilakukan
pemeriksaan
kembali
sputum BTA
3x serta
pemeriksaan
kultur
resintensi
BTA.
- Bila satu atau
lebih hasil
BTA positif
,berikan
regimen OAT
dengan
regimen yang
lebih kuat
- (diberikan
kategori 2,
bila
sebelumnya
mendapat
kategori 1.
Bila
sebelumnya
sudah
mendapatkan
regimen
kategori 2,
dilakukan
pemeriksaan
Xpert / kultur
resisten BTA.
Bila Xpert
positif pasien
dirujuk ke RS
yang
mempunyai
fasilitas
pengobatan
TB MDR)
Diet
Diet biasa
Diet biasa
Penyuluhan
Edukasi kepada
pasien dan
keluarga
Diet biasa
Jelaskan
kepada
keluarga dan
Jelaskan
kepada
keluarga
Diet biasa
mengenai
penyakit dan
pengobatan
yang akan
diberikan serta
rencana
perawatan
pasien
Rujuk /
Konsultasi
Outcome
Konsultasi
dengan divisi
pulmonologi
Hemodinamiksta
bil untuk
transfer ke
ruang isolasi
pasien
tentang
kondisi
pasien ,
kemungkina
n komplikasi,
dan rencana
terapi yang
mulai
diberikan.
Mobilisasi
pasif
dan
pasien
tentang
pentingny
a
keteratura
n berobat.
Mobilisasi
aktif
Administrasi
pasien
lengkap
Pasien dan
keluarga
memahami
rencana
terapi serta
kemungkina
n komplikasi
selama
perawatan
Pasien dan
keluarga
memahami
tentang
biaya dan
administrasi
Pasien dapat
bisa bekerja
sama
selama
perawatan
Pasien /
keluarga
menandatan
gani inform
consent
Pasien
dan
keluarga
memaha
mi
rencana
tindakan,
proses,
serta
kemungki
nan
Kemungki
nan yang
mungkin
terjadi
selama
perawata
n
Pasien
dan
keluarga
memaha
mi
tentang
besaran
biaya dan
penyelesa
ian
administr
asi
Pasien
Rencana
Perawatan
Rawat inap
isolasi
Rawat inap
isolasi
mengerti
dan dapat
bekerja
sama
selama
proses
perawata
n
Rawat inap
isolasi
Rawat jalan
poliklinik TB
paru
ASMA
JENIS
AKTIVITAS/
TINDAKAN
Assessmen
t/ Penilaian
Awal
Investigati
on/
Pemeriksaa
RAWAT INAP
HARI 1
TANGGAL.....
Status RM
lengkap
Tanda vital
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
saturasi O2
Pemeriksaan
RAWAT INAP
HARI 2
TANGGAL.....
Tanda vital
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
laboratorium :
Darah rutin,
RAWAT INAP
HARI 3
TANGGAL.....
Tanda vital
Pemeriksaan
Fisik
Treatment/
Medikasi
Diet
Rujuk /
Konsultasi
laboratorium :
Darah
rutin,Analisis
gas darah
(AGD)
Rontgen dada
EKG
Inhalasi beta 2
agonis setiap
20 menit
dalam 1 jam
Inhalasi
antikolinergik
bila
diperlukan
Kortikosteroid
sistematik jika
dalam
pengobatan
kortikosteroid
oral / asma
berat / tdk
respon segera
dengan
inhalasi
bronkodilator
Antibiotika
sesuai indikasi
Magnesium
intravena bila
diperlukan
Aminofilin
intravena bila
diperlukan
Obat untuk
menurunka
asam
lambung bila
mendapat
kortikosteroid
sistematik
Agonis beta 2
intravena bila
diperlukan
DIET LUNAK
KONSULTASI divisi
Alergi Imunologi /
AGD
Inhalasi beta 2
agonis+ anti
kolinergik
dengan atau
tanpa
kortikosteroid
inhalasi
Kortikosteroid
sistematik
Terapi oksigen
nasal kanul /
venturi mask
Antibiotika
sesuai indikasi
Aminofilin
intravena bila
diperlukan
DIET LUNAK
KONSULTASI divisi
Alergi Imunologi /
Kortikosteroid
inhaler
dengan tanpa
long acting
beta2 agonist
untik
maintenance
Short acting
beta 2 agonis
inhaler atau
oral untuk
reliever
Kortikosteroid
oral
Antibiotika
sesuai indikasi
DIET BIASA
KONSULTASI divisi
Alergi Imunologi /
Outcome
Rencana
Perawatan
Pulmonologi
Serangan akut
tertangani
Hemodinamik
stabil transfer
ke ruang
rawat
Rawat inap
Pulmonologi
Administrasi
pasien
lengkap
Pasien dan
keluarga
memahami
rencana
tindakan,
proses, serta
kemungkinan
yang mungkin
terjadi selama
keperawatan
Pasien dan
keluarga
memahami
tentang
besaran biaya
dan
penyelesaian
administrasi
Pasien dapat
bekerja sama
selama proses
keperawatan
Pasien /
keluarga
menandatang
ani inform
consent
Rawat inap
Pulmonologi
Fase akut
tertangani
Keluhan
pernapasan
tidak ada
Rencana
tindak lanjut
jelas
Rawat jalan
DBD
JENIS
AKTIVITAS /
TINDAKAN
ASSESSME
NT /
PENILAIAN
AWAL
INVESTIGAT
ION /
PEMERIKSA
AN
RAWAT INAP
HARI KE -1
TANGGAL :.......
Status MR
lengkap
Tanda vital
RAWAT INAP
HARI KE -2
TANGGAL :.......
Tanda vital
RAWAT INAP
HARI KE 3-5
TANGGAL :.......
Tanda vital
RAWAT INAP
HARI KE 6-8
TANGGAL :.......
Tanda vital
Darah
perifer
lengkap
fungsi hati
Tes Dengue
Blot ulang
bila
diperlukan
Darah
perifer
lengkap
fungsi hati
serial bila
diperlukan
Memberika
n O2 mulai
2-4 it /
menit
disesuaikan
dengan
Memberika
n O2 mulai
2-4 it /
menit
disesuaikan
dengan
TREATMEN
T/
MEDIKASI
Darah
perifer
lengkap, tes
fungsi hati
(Albumin
SGOT,
SGPT),
ureum, crea
tinine,
elektrolit,
gula darah
sewaktu
CRP atau
Hs-CRP
Urine
lengkap
Tes NS1
(bila awitan
demam <3
hari) atau
dengue blot
IgG,IgM
( bila awitan
>5 hari)
Widal, IgM
Salmonel la
malaria
ICT,bila
gejala klinis
meraguk an
Memberikan
O2 mulai 24 it / menit
disesuaikan
dengan
saturasi O2
Darah
perifer
lengkap
fungsi hati
Memberika
n O2 mulai
2-4 it /
menit
disesuaikan
dengan
(pemberian
oksigen
disesuaikan
indikasi
klinis medis)
Pemasanga
n akses
vena
Antipiretik:
Parasetamol
bila demam
Simptomatis
o: (Ppi,
sukralfat,
ondansetron
, danlainnya
sesuai
indikasi)
Pemberian
cairan
kristaloid
sesuai
rumus:
1500+{2ox(
BB dalam kg
2o )}atau
antara 2000
cc 3000 cc
/ 24 jam
Evaluasi :
Hb dan Ht
tiap 12 24
jam
Bila Ht
meningkat
10 20 %
dan
trombosit <
100.000,
jumlah
pemberian
cairan tetap
sesuai
rumus
diatas
namun
pemantauan
saturasi O2
(Pemberian
oksigen
disesuaikan
indikasi
klinis
medis)
Memeriksa
alat medik
yang
terpasang
di tubuh
pasien
( akses
intravena
kateter
urine,
dll).Nilai
diuresis
Antipiretik:
parasetamo
l bila
demam
Simptomati
s
Medikamen
tosa
suportif
lainnya
dilanjutkan
Pemberian
cairan
kristaloid
sesuai
rumus:
500+{20x(
BB dalam
kg 20)}
atau antara
2000 cc3000 cc/24
jam
Evaluasi:Hb
dan Ht tiap
24 jam
Bila Hb
meningkat
saturasi O2
(Pemberian
oksigen
disesuaikan
indikasi
klinis
medis)
Memeriksa
alat medik
yang
terpasang
di tubuh
pasien
( akses
intravena
kateter
urine,
dll).Nilai
diuresis
Antipiretik:
parasetamo
l bila
demam
Simptomati
s
Medikamen
tosa
suportif
lainnya
dilanjutkan
Pemberian
cairan
kristaloid
sesuai
rumus:
1500+{2ox
(BB dalam
kg
2o )}atau
antara
2000 cc
3000 cc /
24 jam
Evaluasi:Hb
dan Ht tiap
24 jam
Bila Hb
saturasi O2
(Pemberian
oksigen
disesuaikan
indikasi
klinis
medis)
Memeriksa
alat medik
yang
terpasang
di tubuh
pasien
( akses
intravena
kateter
urine,
dll).Nilai
diuresis
Simptomati
s
Antipiretik:
parasetamo
l bila
demam
Medikamen
tosa
suportif
lainnya
dilanjutkan
Hitung dari
awitan
demam,
klinis dan
laboratoriu
m pasien.
Bila fase
kritis sudah
terlewati
cairan
diturunkan
kebutuhan
dasar /
maintenans
Hb dan Ht
dilakukan
tiap 12 jam
Bila Ht
meningkat
> 20% dan
trombosit <
100.000,
maka
pemberian
cairan
sesuai
protocol
penatalaksa
naan
dengan
peningkatan
Ht > 20%
dengan
pertimbang
an
kombinasi
koloid
gelatin /
500-1000
cc/24 jam
Bila Ht tetap
meningkat,
masuk
protokol
DSS
10-20%dan
trombosit <
100.000,
jumlah
pemberian
cairan
tetap
sesuai
rumus
diatas,
namun
pemantaua
n Hb dan Ht
dilakukan
tiap 12 jam
Bila Ht
meningkat
> 20% dan
trombosit <
100.000,
maka
pemberian
cairan
sesuai
protocol
penatalaks
anaan
dengan
peningkata
n Ht > 20%
dengan
pertimbang
an
kombinasi
koloid
gelatin /
500-1000
cc/24 jam
Bila Ht
tetap
meningkat,
masuk
protokol
DSS
meningkat
10-20%dan
trombosit <
100.000,
jumlah
pemberian
cairan
tetap
sesuai
rumus
diatas,
namun
pemantaua
n Hb dan Ht
dilakukan
tiap 12 jam
Bila Ht
meningkat
> 20% dan
trombosit <
100.000,
maka
pemberian
cairan
sesuai
protocol
penatalaks
anaan
dengan
peningkata
n Ht > 20%
dengan
pertimbang
an
kombinasi
koloid
gelatin /
500-1000
cc/24 jam
Bila Ht
tetap
meningkat,
masuk
protokol
DSS
Hitung hari
awitan
DIET
Lunak
Lunak
PENYULUH
AN
Edukasi
Rujuk /
Konsultasi
OUTCOME
Edukasi
Pengkajian
Komplikasi:
- Dengue
Shock
- DIC
- Sepsis
SpPD ,
Konsultan
penyakit
Tropik dan
Infeksi
Tegaknya
diagnosis
DF/ DHF
diantaranya
memenuhi
kriteria:
Demam
atau riwayat
demam akut
, antara 2-7
hari ,
biasanya
bisafik.
Terdapat
minimal
satu dari
manifestasi
perdarahan
demam ,
klinis dan
laboratoriu
m pasien.
Bila fase
kritis sudah
terlewati
cairan
diturunkan
sesuai
perhitunga
n
kebutuhan
dasar /
maintenans
Bertahap ke
diet biasa
Edukasi
Die biasa
SpPD ,
Konsultan
penyakit
Tropik dan
Infeksi
Demam
turun
Hemodina
mik stabil
Monitoring
tanda
tanda
perdarahan
Cegah
komplikasi
SpPD ,
Konsultan
penyakit
Tropik dan
Infeksi
Demam turun
Hemodina
mik stabil
Monitoring
tanda
tanda
perdarahan
Pengkajian
risiko
infeksi
nosokomial
Rencana
kepulangan
Rencana
kontrol post
rawat inap
SpPD ,
Konsultan
penyakit
Tropik dan
Infeksi
Kesadaran baik
Demam
tidak ada
Intake baik
RENCANA
PERAWATA
N
Trombositop
enia
( jumlah
trombosit
<100.000 /
ml).
Terdapat
minimal satu
tanda tanda
plasma
leakage
(kebocoran
plasma)
Rawat inap
Rawat inap
Rawat inap
Rawat jalan
ABSES HATI
JENIS
AKTIVITA
S/
TINDAKA
N
Assessm
ent/
Penilaian
Awal
RAWAT INAP
0-6 JAM
TANGGAL....
Pencatatan
identitas
pasien
Melakukan
general inform
consent
Edukasi
kepada pasien
mengenai
rencana
pemeriksaan,
tatalaksana ,
dan perawat
pasien
Tanda vital
Monitoring
peningkatan
suhu tubuh
Pengkajian
risiko jatuh dan
alergi
Status
kesadaran
Defisit
neurologik
fokal transien
Pemantauan
tanda sesak
RAWAT INAP
6-24 JAM
TANGGAL....
Tanda vital
Status
kesadaran
Pemberian
oksigen ( bila
diperlukan)
Nyeri di
kuadran kanan
atas
Mual , muntah,
nafsu makan
turun,
penurunan
berat badan ,
demam
Evaluasi feses
(warna
dempul), diare
berdarah
Bendungan
vena porta ,
ikterik
Urine ouput
RAWAT INAP
HARI KE 2
TANGGAL....
Tanda vital
Status
kesadaran
Pemberian
oksigen
( bila
diperlukan)
Nyeri di
kuadran
kanan atas
Mual ,
muntah,
nafsu
makan
turun,
penurunan
berat
badan ,
demam
Evaluasi
feses
(warna
dempul),
diare
berdarah
Bendungan
vena
porta ,
ikterik
Urine ouput
Intake
nutrisi
RAWAT INAP
HARI KE 3-7
TANGGAL....
Pemberian
oksigen mulai
Tanda vital
Status
kesadaran
Pemberian
oksigen
( bila
diperlukan
)
Nyeri di
kuadran
kanan
atas
Mual ,
muntah,
nafsu
makan
turun,
penurunan
berat
badan ,
demam
Evaluasi
feses
(warna
dempul),
diare
berdarah
Bendunga
n vena
porta ,
ikterik
Urine
ouput
Intake
nutrisi
dari 2 L / menit
( bila
diperlukan)
Pemasangan
akses vena
Pengkajian
skala nyeri
kuadran kanan
atas
Mual, nafsu
makan
turun,muntah,
penurunan
berat
badan,demam
Evaluasi feses
( warna
dempul), diare
berdarah
Pemasangan
NGT ( bila
diperlukan)
Bendungan
vena porta ,
ikterik
Urine output
dan
pemasangan
kateter urin
bila diperlukan
Cek gula darah
Pemeriksaan
laboratorium :
darah perifer
lengkap
hemostasis
( BT, PT,
APTT), SGOT
SGPT AFP,
Ureum
Kreatinin,
elektrolit(Na /
K/Cl), albumin ,
globulin
Tes kimia hati
lengkap
Pemeriksaa
CT scan
abdomen atas
3 fase ( kalau
perlu)
Pemeriksa
an
laboratori
um :
darah
perifer
lengkap
hemostasi
s ( BT, PT,
APTT),
SGOT
SGPT AFP,
Ureum
Kreatinin,
elektrolit(
Na / K/Cl),
albumin ,
globulin
Tes kimia
hati
lengkap
Evaluasi
VSG
abdomen (
bila
diperlukan
Treamen
t/
Medikasi
EKG
Serologi
Amuba
Analisa cairan
asites, kultur
abses dan
sitology abses
USG abdomen
Foto rontgen
dada
Antipiretik :
parasetamol
Analgetik :
Tramadol ,
profenid supp
Antibiotik / anti
amebik
Abses hati
piogenik
Antibiotika
spektrum luas
atau sesuai
hasil kultur
kuman
kombinasi
antibiotik
sebaiknya
terdiri dari
golongan
inhibitor beta
laktamase
generasi l atau
lll dengan /
atau tanpa
aminoglikosida
. Pasien yang
tidak dapat
mengkonsumsi
golongan beta
laktamase
dapat diganti
dengan
fluorokuinolon
kombinasi lain
tediri dari
golongan
ampisilin ,
Antipiretik :
parasetamol
Analgetik :
Tramadol ,
profenid supp
Antibiotik / anti
amebik
Abses hati
piogenik
Antibiotika
spektrum luas
atau sesuai
hasil kultur
kuman
kombinasi
antibiotik
sebaiknya
terdiri dari
golongan
inhibitor beta
laktamase
generasi l atau
lll dengan /
atau tanpa
aminoglikosida.
Pasien yang
tidak dapat
mengkonsumsi
golongan beta
laktamase
dapat diganti
dengan
fluorokuinolon
kombinasi lain
tediri dari
golongan
ampisilin ,
Antipiretik :
parasetam
ol
Analgetik :
Tramadol ,
profenid
supp
Antibiotik /
anti
amebik
Abses hati
piogenik
Antibiotika
spektrum
luas atau
sesuai hasil
kultur
kuman
kombinasi
antibiotik
sebaiknya
terdiri dari
golongan
inhibitor
beta
laktamase
generasi l
atau lll
dengan /
atau tanpa
aminogliko
sida.
Pasien
yang tidak
dapat
mengkonsu
msi
Antipiretik
:
parasetam
ol
Analgetik :
Tramadol ,
profenid
supp
Antibiotik /
anti
amebik
Abses hati
piogenik
Antibiotika
spektrum
luas atau
sesuai
hasil
kultur
kuman
kombinasi
antibiotik
sebaiknya
terdiri dari
golongan
inhibitor
beta
laktamase
generasi l
atau lll
dengan /
atau tanpa
aminogliko
sida.
Pasien
yang tidak
dapat
aminoglikosida
( jika dicurigai
adanya
sumber infeksi
dari sistem
bilier), atau
sefalosporin
Generasi lll
( jika dicuriga
adanya
sumber infeksi
dari kolon) dan
Klindamisin
atau
metronidazol
( untuk bakteri
anaerob).
Jika dalam
waktu 4-72
jam belum ada
perbaikan
klinis , maka
antibiotika
diganti dengan
antibiotika
yang sesuai
hasil kultur
sensivitas.
Pengobatan
secara
parenteral
selama
minimal 14
hari lalu dapat
di ubah
menjadi oral
dosis tinggi
diberikan
sampai 6
bulan.
Abses hati
amebik
Metronidazol:
harus
diberikan
sebelum
dilakukan
aminoglikosida
( jika dicurigai
adanya sumber
infeksi dari
sistem bilier),
atau
sefalosporin
Generasi lll
( jika dicuriga
adanya sumber
infeksi dari
kolon) dan
Klindamisin
atau
metronidazol
( untuk bakteri
anaerob).
Jika dalam
waktu 4-72 jam
belum ada
perbaikan
klinis , maka
antibiotika
diganti dengan
antibiotika
yang sesuai
hasil kultur
sensivitas.
Pengobatan
secara
parenteral
selama
minimal 14
hari lalu dapat
di ubah
menjadi oral
dosis tinggi
diberikan
sampai 6
bulan.
Abses hati
amebik
Metronidazol:
harus diberikan
sebelum
dilakukan
aspirasi
golongan
beta
laktamase
dapat
diganti
dengan
fluorokuinol
on
kombinasi
lain tediri
dari
golongan
ampisilin ,
aminogliko
sida ( jika
dicurigai
adanya
sumber
infeksi dari
sistem
bilier), atau
sefalospori
n Generasi
lll ( jika
dicuriga
adanya
sumber
infeksi dari
kolon) dan
Klindamisin
atau
metronidaz
ol ( untuk
bakteri
anaerob).
Jika dalam
waktu 4-72
jam belum
ada
perbaikan
klinis ,
maka
antibiotika
diganti
dengan
antibiotika
yang
mengkons
umsi
golongan
beta
laktamase
dapat
diganti
dengan
fluorokuin
olon
kombinasi
lain tediri
dari
golongan
ampisilin ,
aminogliko
sida ( jika
dicurigai
adanya
sumber
infeksi
dari
sistem
bilier),
atau
sefalospori
n Generasi
lll ( jika
dicuriga
adanya
sumber
infeksi
dari kolon)
dan
Klindamisi
n atau
metronida
zol ( untuk
bakteri
anaerob).
Jika
dalam
waktu 472 jam
belum ada
perbaikan
klinis ,
aspirasi
Metronidazol3x
750 mg setiap
hari peroral
atau secara
intravena
selama 7-10
hari
Amebisid
luminal
lodoquinol
3x650 mg
setiap hari
selama 20 hari
Diloxanide
furoat 3x500
mg setiap hari
selama 10 hari
Aminosidin
(paromomisin)
25-35 mg /kg
berat badan
setiap hari
dalam dosis
terbagi tiga
selama 7-10
hari
Metronidazol
3x 750 mg
setiap hari
peroral atau
secara
intravena
selama 7-10
hari
Amebisid
luminal
lodoquinol
3x650 mg
setiap hari
selama 20 hari
Diloxanide
furoat 3x500
mg setiap hari
selama 10 hari
Aminosidin
(paromomisin)
25-35 mg /kg
berat badan
setiap hari
dalam dosis
terbagi tiga
selama 7-10
hari
sesuai hasil
kultur
sensivitas.
Pengobata
n secara
parenteral
selama
minimal 14
hari lalu
dapat di
ubah
menjadi
oral dosis
tinggi
diberikan
sampai 6
bulan.
Abses hati
amebik
Metronidaz
ol:
harus
diberikan
sebelum
dilakukan
aspirasi
Metronidaz
ol 3x750
mg setiap
hari
peroral
atau secara
intravena
selama 710 hari
Amebesid
Luminal :
Aminosidin
(paromomi
sin) 25-35
mg /kg
berat
badan
setiap hari
dalam
dosis
maka
antibiotika
diganti
dengan
antibiotika
yang
sesuai
hasil
kultur
sensivitas.
Pengobata
n secara
parenteral
selama
minimal
14 hari
lalu dapat
di ubah
menjadi
oral dosis
tinggi
diberikan
sampai 6
bulan.
Abses hati
amebik
Metronida
zol:
harus
diberikan
sebelum
dilakukan
aspirasi
Metronida
zol 3x750
mg setiap
hari
peroral
atau
secara
intravena
selama 710 hari
Amebisid
luminal
lodoquinol
3x650 mg
Non
farmakol
ogi
Drainase
cairan abses
terutama pada
kasus yang
gagal pada
terapi
koservatif atau
bila abses
berukuran
besar (>5 cm).
Jika abses kecil
dapat
dilakukan
aspirasi
berulang. Pada
abses multipel,
dilakukan
aspirasi jika
ukuran abses
yang besar,
sedangkan
abses yang
kecil akan
menghilang
Drainase (bila
masih
diperlukan)
Aspirasi (bila
masih
diperlukan)
terbagi tiga
selama 710 hari
luminal
lodoquinol
3x650 mg
setiap hari
selama 20
hari
Diloxanide furoat
3x500 mg
setiap hari
selama 10
hari
Drainase
(bila masih
diperlukan)
Aspirasi
(bila masih
diperlukan)
setiap hari
selama 20
hari
Diloxanide
furoat
3x500 mg
setiap hari
selama 10
hari
Aminosidi
n
(paromomi
sin) 25-35
mg/kg
berat
badan
setiap hari
dalam
dosis
terbagi
tiga
selama 710 hari
Drainase
(bila
masih
diperlukan
)
Aspirasi
(bila
masih
diperlukan
)
Diet
Penyuluh
dengan
pemberian
antibiotik.
Surgical
drainage :
dilakukan jika
drainase
perkutaneus
tidak komplit
dilakukan,
ikterik yang
persisten,
gangguan
ginjal,
multioculated
abscess, atau
adanya ruptur
abses.
Abses hati
amebik
Aspirasi cairan
abses:
Indikasi :
Tidak respon
terhadap
pemberian
antibiotik
selama 5 7
hari
Jika abses di
lobus hati kiri
berdekatan
dengan
perikardium
Dilakukan jika
diagnosa
belum dapat
ditentukan
(diagnosis
remain
uncertain).
Diet biasa,
tinggi kalori
tinggi protein
Edukasi
Diet biasa,
tinggi kalori
tinggi protein
Edukasi kepada
Diet biasa,
tinggi
kalori
tinggi
protein
Edukasi
Diet biasa,
tinggi kalori
tinggi protein
Edukasi
an
kepada pasien
dan keluarga
mengenai
perawatan
pasien
Mobilisasi aktif
pasien dan
keluarga
mengenai
gejala pasien
tanpa
memperburuk
penyakitnya
Mobilisasi
kepada
pasien dan
keluarga
mengenai
gejala
pasien
tanpa
memperbur
uk
penyakitny
a.
Mobilisasi
Rujuk/ko
nsultasi
Outcome
Teridentifikasi
gejala dan
keluhan sesuai
diagnostik
Penegakkan
diagnosis
Mencegah
dehidrasi dan
memberikan
asupan nutrisi
optimal
Hemodinamik
stabil untuk
transfer
keruangan
Evaluasi
komplikasi
yang dapat
muncul:
Empiema
Efusi pleura
atau
pericardium
Trombosis vena
porta atau
vena lienalis
Ruptur abses
ke rongga
pericardium
atau thoraks
Terbentuknya
fistel abdomen
kepada
pasien
dan
keluarga
mengenai
gejala
pasien
tanpa
memperb
uruk
penyakitn
ya.
Mobilisasi
Rencana
perawat
an
Sepsis
sKoinfeksi
dengan infeksi
bakteri,
kegagalan
multiorgan,
dan ruptur ke
dalam
peritoneum,
rongga toraks,
dan
perikardium.
Rawat inap
Rawat inap
Rawat inap
Rawat inap
DEMAM TIFOID
JENIS
RAWAT INAP
RAWAT INAP
AKTIVITAS/
HARI KE 1
HARI KE 2
TINDAKAN
TANGGAL :
TANGGAL :
Assesment/ Status MR
Tanda vital
penilaian
lengkap
awal
Tanda vital
Investigation Darah perifer Darah
/
lengkap,
perifer
pemeriksaan
(fungsi hati)
lengkap, tes
SGOT, SGPT,
fungsi hati
Albumin,
serial bila
Ureum,
diperlukan.
Creatinin,
gula darah
sewaktu,
elektrolit, HsCRP
Tes Widal, IgM
salmonella
Kultur darah
gall
NS1 atau
dengue Blot,
Malaria
mikroskopik
dan ICT, IgM
leptospira
(Bila
diperlukan
untuk
menyingkirka
n diagnosis
banding)
Treatment/
Memberikan
Memberikan
medikasi
O2 mulai 2-4
O2 mulai 2-4
lt/menit,
lt/menit,
disesuaikan
disesuaikan
RAWAT INAP
HARI KE 3 5
TANGGAL :
Tanda vital
RAWAT INAP
HARI KE 6
TANGGAL :
Tanda vital
Darah
perifer
lengkap,
tes fungsi
hati, HsCRP,
elektrolit
serial bila
diperlukan.
Tes Widal,
IgM
salmonella
Darah
perifer
lengkap,
tes fungsi
hati dan
elektrolit
serial bila
diperluka
n.
Memberika
n O2 mulai
2-4
lt/menit,
Memberik
an O2
mulai 2-4
lt/menit,
dengan
saturasi O2
(pemberian
oksigen
disesuai
indikasi klinis
medis)
Pemasangan
akses vena.
Antipiretik:
Parasetamol
bila demam
Simptomatis
lainnya
Kloramfenikol:
4x500mg
sampai
dengan 7 hari
bebas
demam.
Alternatif
lain :
Tiamfenikol :
4x500mg
Kotrimoksazol
2x2 tablet
selama 2
minggu
Ampisilin dan
amoksilin 50150 mg/kgBB
selama 2
minggu
Sefalosporin
generasi ke
3:
Ceftriaxon 3-4
gram dalam
100 cc
dextrose drip,
habis dalam
jam,
1x/hari,
selama 3-5
hari.
Cefotaxime 23 x 1 gram
Cefoperazone
dengan
saturasi O2
(pemberian
oksigen
disesuai
indikasi
klinis medis)
Memeriksa
alat medis
yang
terpasang di
tubuh pasien
(akses
intravena,
kateter urin,
dll). Nilai
diuresis.
Antipiretik:
Parasetamol
bila demam
Simptomatis
Kloramfenik
ol: 4x500
mg sampai
dengan 7
hari bebas
demam
Alternatif
lain :
Tiamfenikol :
4x500mg
Kotrimoksaz
ol 2x2 tablet
selama 2
minggu
Ampisilin
dan
amoksilin
50-150
mg/kgBB
selama 2
minggu
Sefalosporin
generasi ke
3:
Ceftriaxon 34 gram
disesuaikan
dengan
saturasi O2
(pemberian
oksigen
disesuai
indikasi
klinis
medis)
Memeriksa
alat medis
yang
terpasang
di tubuh
pasien
(akses
intravena,
kateter
urin, dll).
Nilai
diuresis.
Antipiretik:
Parasetamo
l bila
demam
Simptomati
s
Kloramfeni
kol: 4x500
mg sampai
dengan 7
hari bebas
demam
Alternatif
lain :
Tiamfenikol
: 4x500mg
Kotrimoksa
zol 2x2
tablet
selama 2
minggu
Ampisilin
dan
amoksilin
50-150
mg/kgBB
disesuaik
an
dengan
saturasi
O2
(pemberi
an
oksigen
disesuai
indikasi
klinis
medis)
Memeriks
a alat
medis
yang
terpasang
di tubuh
pasien
(akses
intravena
, kateter
urin, dll).
Nilai
diuresis.
Antipireti
k:
Paraseta
mol bila
demam
Simptom
atis
Kloramfe
nikol:
4x500 mg
sampai
dengan 7
hari
bebas
demam
Alternatif
lain :
Tiamfenik
ol :
4x500mg
Kotrimoks
azol 2x2
2x1 gram
dalam 100
Fluorokuinolon
cc dextrose
- Ciproflokasasi
drip, habis
n 2x500
dalam
mg/hari
jam, 1x/hari,
selama 6 hari
selama 3-5
- Ofloksasin
hari.
2x400
- Cefotaxime
mg/hari
2-3 x 1 gram
selama 7 hari - Cefoperazon
- Pefloksasin
e 2x1 gram
400 mg/hari
Fluorokuinolon
selama 7 hari - Ciproflokasa
- Flerofloksasin
sin 2x500
400 mg/hari
mg/hari
selama 7 hari.
selama 6
-
hari
Ofloksasin
2x400
mg/hari
selama 7
hari
Lenofloxacin
1x500
mg/hari
selama 7
hari.
selama 2
minggu
Sefalospori
n generasi
ke 3 :
Ceftriaxon
3-4 gram
dalam 100
cc dextrose
drip, habis
dalam
jam,
1x/hari,
selama 3-5
hari.
Cefotaxime
2-3 x 1
gram
- Cefoperazo
ne 2x1
gram
Fluorokuinolon
- Ciproflokas
asin 2x500
mg/hari
selama 6
hari
- Ofloksasin
2x400
mg/hari
selama 7
hari
- Lenofloxaci
n 1x500
mg/hari
selama 7
hari.
tablet
selama 2
minggu
- Ampisilin
dan
amoksilin
50-150
mg/kgBB
selama 2
minggu
- Sefalospo
rin
generasi
ke 3 :
- Ceftriaxo
n 3-4
gram
dalam
100 cc
dextrose
drip,
habis
dalam
jam,
1x/hari,
selama 35 hari.
- Cefotaxi
me 2-3 x
1 gram
- Cefoperaz
one 2x1
gram
Fluorokuinol
on
- Ciprofloka
sasin
2x500
mg/hari
selama 6
hari
- Ofloksasi
n 2x400
mg/hari
selama 7
hari
- Lenofloxa
cin 1x500
Diet
Lunak
Penyuluhan
Lunak
Edukasi
Pengkajian
komplikasi :
- Intestinal :
perdarahan
intestinal,
perforasi
usus, ileus
paralitik,
pancreatitis
- Extraintestinal :
Cardiovasc
ular:
kegagalan
sirkulasi
perifer,
miocarditis,
trombosis,
(trombofleb
itis)
Hematologi
k : anemia
hemolitik,
trombosito
penia, DIC
Paru :
empiema,
pneumonia
, pleuritis
Hepatobilie
r: hepatitis,
kolesistitis
Ginjal:
Glomerulon
efritis,
pielonefritis
,
perinefritis
Tulang:
osteomieliti
s,
Edukasi
Bertahap ke
diet biasa
Edukasi
mg/hari
selama 7
hari.
Diet biasa
Rencana
kepulang
an
Rencana
kontrol
post
rawat
inap
Rujuk/
konsultasi
Outcome
Rencana
perawatan
periostitis,
spondilitis,
arthritis.
Neuropsikia
trik:
typhoid
toksik
Syok sepsis
SpPD, konsultan
penyakit tropik infeksi
SpPD,
konsultan
penyakit tropik
- infeksi
Tegaknya
Demam
diagnosis
turun
Hemodinami
berdasarkan
k stabil
anamnesis
Cegah
dan
komplikasi
pemeriksaan
fisik yang
mendukung.
Didapatkan
diagnosis
definitif
Salmonella
thypi atau
Salmonella
paratyphi dari
pemeriksaan
penunjang
Rawat inap
Rawat inap
SpPD,
konsultan
penyakit
tropik - infeksi
Demam
turun
Hemodina
mik stabil
Cegah
komplikasi
Pengkajian
resiko
infeksi
nosokomial
Rawat inap
SpPD,
konsultan
penyakit
tropik infeksi
Kesadara
n baik
Demam
tidak ada
Intake
baik
Rawat inap