Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

KURVA PERTUMBUHAN BAKTERI

Disusun oleh :
1. Nur Afidatul Maulidiyah (080914016)
2. Citra Hardiyanti Rukmana (080914019)
3. Ratih Kuspriyadani

(080914023)

4. Lyna Febriyanti

(080914029)

5. Evi Kustiningtyas

(080914031)

6. Hendra Susilo

(080914053)

7. Pratima Niana

(080914118)

Dosen pembimbing :
Dra. Nimatuzzahroh
Dr. Ir. Tini Surtiningsih, DEA
Drs Agus Supriyanto, M.Kes.
Tri Nurhayati, S.Si., M.Kes.
Fatimah, S.Si., M.Kes.

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2010
1

PENDAHULUAN
I. TUJUAN
1. Untuk mempelajari dinamika pertumbuhan populasi kultur bakteri.
2. Membuat kurva pertumbuhan dari suatu kultur bakteri.
3. Menentukan waktu generasi kultur bakteri.
II. BAHAN PRAKTIKUM
1. Kultur Saccharomyces cereviceae dalam NB. Kultur dapat dipertahankan
dalam fase log dengan menyimpan dalam pendingin,
2. 100 ml NB dalam labu erlenmeyer 250 ml,
3. 35 tabung reaksi berisi 9 ml akuades steril,
4. Media glukosa 2 %,
5. Media malt eksatrak 1 %,
6. Media yeast ekstrak 1 %.
III. ALAT PRAKTIKUM
1. Shaker inkubator
2. Spektrofotometer
3. Tabung cuvet
4. Hand taily counter
5. Colony counter
6. Dua puluh delapan cawan petri
7. Pipet steril 1 ml dan 10 ml
8. Gelas beaker 1000 ml
9. Bunsen
IV. CARA KERJA
1. Memberi label 35 akuades steril 9 ml dibagi menjadi 7 set masing-masing 5
sesuai dengan waktu inokulasi (t0, t30, t60, t90, t120, t150, t180) dan tiap set beri label
sesuai pengencerannya (10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6).
2. Memberi label 7 set cawan petri sesuai dengan waktu inokulasi, faktor
pengenceran yang dicawankan (10-4, 10-5, 10-6, 10-7) dan memberikan identitas
kelompok.
3. Mencairkan 5 botol NA dalam water bath. Kemudian mendinginkan dan
mempertahankannya pada suhu 450 C.
4. Menambahkan 5 ml kultur E. coli yang amsih pada fase log kedalam labu
yang berisi 100 ml NB yang sudah dilabel inisial kelompok. O.D. awal (t 0)
harus berkisar antara 0,08 hingga 0,1 pada 610 nm dengan menggunakan
spektrofotometer.
5. Setelah menentukan t0 O.D., kemudian memindahkan vortex labu kultur 1 ml
secara aseptik ke dalam akuades 9 ml yang berlabel 10 -2 dan melanjutkan pada
seri pengenceran selanjutnya.

6. Meletakkan labu kultur dalam shaker inkubator dan mengatur kecepatannya


120 rpm pada suhu kamar (300 C).
7. Mencawankan pengenceran t0 pada cawan yang berlabel t0 seperti yang
tergambarkan pada gambar 9.3 secara aseptik dan menuang 15 ml media
Nutrien Agar (NA) cair ke dalam cawan dan menggoyangkan dengan gerakan
memutar yang teratur.
8. Memindahkan secara aseptik 5 ml suspensi kultur dalam kuvet dan diukur
identitas optiknya setiap 60 menit. Juga memindahkan 1 ml suspensi kultur ke
dalam akuades yang berlabel 10-2 dan interval waktu yang sesuai, kemudian
melakukan seri pengenceran selengkapnya, dan mencawankan dalam cawan
petri sesuai labelnya.
9. Jika hasil pour plate dalam cawan petri telah memadat, kemudian
menginkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 370 C.
V. LANDASAN TEORI
Dinamika

pertumbuhan

mikroba

dapat

dipetakan

dalam

kurva

pertumbuhan populasi, yang dibuat dengan memplotkan peningkatan jumlah sel


terhadap waktu inkubasi. Kurva pertumbuhan mikroorganisme dapat digunakan
untuk menggambarkan tahap-tahap dari siklus pertumbuhannya. Kurva juga
memudahkan pengukuran jumlah sel dan kecepatan pertumbuhan dari organisme
pada kondisi yang distandarkan sebagai waktu generasi yaitu, waktu yang
dibutuhkan untuk mikroba mengganda dari satu menjadi dua.
Pembentukan kurva pertumbuhan yang sempurna memerlukan waktu
sekitar 24 jam dalam kultur yang diinkubasi di shaker inkubator. Percobaan ini
memerlukan modifikasi untuk mendapatkan fase lag dan fase log saja. Metode
langsung memerlukan penghitungan sel-sel viabel menggunakan pengenceran seri
dari sampel kultur uji yang diambil tiap interval waktu 30 menit. Metode tak
langsung

dilakukan

dengan

pengukuran

peningkatan

kekeruhan

kultur

menggunakan metode turbiditas dengan spektrofotometer.

HASIL PENGAMATAN
Data Kelompok Kleas D1 dan D2

Jam

Nilai OD

Rata-rata

D1

D2

10.00

0,1

0,1

0,1

11.14

0,28

0,27

0,275

12.13

0,28

0,25

0,265

13.20

0,48

0,38

0,43

14.00

0,46

0,47

0,465

15.00

0,61

0,7

0,655

16.40

0,7

0,8

0,75

ANALISIS DATA

Total

(waktu)

(OD)

0
74
133
200
240
300
400
1347

0.1
0.275
0.265
0.43
0.465
0.655
0.75
2.94

SP = x.y (

Xy

0
0
20.35
5476
35.245 17689
86
40000
111.6
57600
196.5
90000
300
160000
749.695 370765

y
0.01
0.08
0.07
0.18
0.22
0.43
0.56
1.55

= 749,695 (

= 749,695 - 565,74
= 183,955

SSX = x2 (

= 370765 (

= 370765 -259201,29
= 111563,71

SSy = y2

= 1,55
= 1,55 1,2348

= 0,3152

b =

a
= 0,42 0,0016 192,43
= 0,42 0,307
= 0,112
Y = 0,0016x + 0,112
r

=
= 0,98
Waktu generasi :
GT = t(OD 0,655) t(0,465)
= 300 menit 240 menit
= 60 menit

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami mempelajari tentang kurva pertumbuhan
bakteri. Sebenarnya mikroba yang akan digunakan dalam praktikum kali ini
adalah bakteri Escherichia coli. Namun, karena adanya beberapa pertimbangan
hal, maka mikroba yang digunakan dalam praktikum kali ini diganti dengan
Saccharomyces cereviceae.
Seperti layaknya makhluk hidup yang lain, mikroba juga mempunyai masa
pertumbuhan. Pertumbuhan yang dimaksud dalam hal ini adalah lebih mengacu
pada perubahan dalam hasil panen sel (pertambahan total massa sel) dan bukan
perubahan individu. Dalam hal ini juga dikenal istilah waktu generasi. Waktu
generasi adalah selang waktu yang diperlukan untuk membelah diri atau populasi
menjadi dua kali lipat. Hal-hal yang dapat mempengaruhi waktu generasi yaitu
jumlah bakteri awal, jumlah bakteri akhir, dan interval waktu. Hubungan antara
jumlah sel dengan waktu pertumbuhan dapat dinyatakan dalam kurva
pertumbuhan. Ada banyak versi dalam pembagian fase pertumbuhan mikroba.
Namun, secara garis besarnya fase pertumbuhan dibagi menjadi empat fase.
Yaitu fase lag, fase log, fase stationer, dan fase kematian. Keempat fase ini
mempunyai ciri masing-masing. Fase lag biasanya disebut sebagai fase adaptasi
dimana tidak ada pertambahan populasi, tetapi sel mengalami perubahan dalam
komposisi kimia dan bertambah ukurannya. Fase log adalah Sel membelah
dengan laju konstan, massa membelah dua kali lipat, aktivitas metabolik konstan,
keadaan pertumbuhan seimbang. Fase stationer adalah fase yang kecepatan
pertumbuhannya stabil. Jumlah sel yang tumbuh dan membelah hamper seimbang
dengan jumlah sel yang mati. Pada fase ini, nutrient mulai berkurang karena fase
ini merupakan fase akumulasi hasil metabolisme akhir. Sedangkan fase kematian
adalah fase yang kecepatan pertumbuhan mikroba terus berkurang. Sehingga
lebih banyak mikroba yang mati daripada mikroba yang hidup dan akan
membelah. Jumlah selnya mengalami penurunan secara eksponensial.
Apabila satu mikroorganisme (Saccharomyces cereviceae) diinokulasikan
pada suatu medium dan memperbanyak diri dengan laju yang konstan atau tetap,
maka pada suatu waktu pertumbuhannya akan berhenti dikarenakan asupan
nutrisi pada lingkungan sudah tidak memadai lagi, sehingga akhirnya terjadi
kemerosotan jumlah sel akibat banyak sel yang sudah tidak mendapatkan nutrisi

lagi. Hingga akhirnya pada titik ekstrim menyebabkan terjadinya kematian total
mikroorganisme. Kejadian di atas apabila digambarkan dalam bentuk kurva
adalah sebagaimana di bawah.

Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme


Sebenarnya

mikroba

mempunyai

waktu

generasi

di

setiap

fase

pertumbuhan. Tetapi yang membedakan adalah kecepatan pertumbuhannya.


Untuk mengetahui waktu generasi pertumbuhan, sebaiknya kita menghitung pada
fase lag dan fase log. Karena pada kedua fase ini nutrisi mikroba masih cukup
untuk digunakan tumbuh dan membelah diri. Sedangkan pada fase-fase
berikutnya nutrisinya mulai berkurang bahkan habis. Sehingga sel-sel yang mati
lebih banyak daripada sel yang akan membelah. Yang paling utama kita
menghitung pada fase logaritma karena sel anakan mempunyai kemampuan
tumbuh yang sama dengan sel induknya.
Kurva pertumbuhan bakteri menunjukkan jumlah sel dengan waktu
pertumbuhan bakteri. Untuk membuat kurva dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah
metode yang memerlukan perhitungan sel-sel variable dengan menggunakan
pengenceran seri dari sampel kultur uji yang diambil tiap interval waktu 30 menit.
Sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan pengukuran peningkatan
kekeruhan kultur bakteri menggunakan metode turbiditas dengan menggunakan
alat Spektrofotometer. Peningkatan kekeruhan pada tiap interval waktu 60 menit

dipakai sebagai indikator terjadinya peningkatan massa sel.


Dalam membuat kurva pertumbuhan bakteri kelompok kami hanya akan
menggunakan prosedur yang dimodifikasi untuk mendapatkan fase lag dan fase
log saja. Hal ini dikarenakan jika membuat kurva pertumbuhan bakteri hingga
fase kematian akan membutuhkan waktu yang lama. Berdasarkan analisa
perhitungan di dapatkan kurva dengan nilai Y = 0,0016x + 0,112.
Untuk nilai korelasinya dalah 0.98. Hal ini menunjukakan bahwa
eksperimen ini benar. Sedangkan nilai korelasi sebesar 0,98. Nilai korelasi
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel. Dimana nilai r
yang semakin mendekati angka 1 berarti mempunyai korelasi yang besar, yang
dapat diartikan data tersebut bisa dikatakan sebagai data yang bagus atau benar.
Namun jika nilai r bernilai jauh dari angka 1 berarti data tersebut mempunyai
kemungkinan benar sangat kecil sekali. Sedangkan untuk menentukan waktu
generasi kita dapat menghitungnya dengan menggunakan metode langsung dan
metode tidak langsung dari data kurva pertumbuhan. Metode tidak langsung
dapat dinyatakan dengan rumus:
GT = t(O.D.akhir) t(O.D.awal)
Metode langsung menggunakan skala jumlah sel pada kurva pertumbuhan dengan
persamaan:

g = waktu generasi
B = jumlah sel bakteri pada wal fase log
b = jumlah sel bakteri pada akhir fase log
t = waktu dalam jam atau menit antara B dan b
Untuk mencari waktu generasi, kami melakukan dengan metode tidak
langsung. Hal ini dikarenakan kami hanya mengukur OD. Berdasarkan data kelas,
kami dapat menentukan waktu generasi yaitu 60 menit.

Dari analisis perhitungan yang kami lakukan, dihasilkan gambar grafik


kurva pertumbuhan mikroba seperti yang ada pada lampiran 1. Gambar tersebut
sedikit berbeda dengan grafik kurva yang semestinya. Ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain ketidaktelitian dalam pembacaan skala pada
spektrofotometer, adanya keterlambatan dalam waktu pemindahan suspensi
sehingga tidak periodik tiap satu jam sekali, dan bisa juga disebabkan karena
terlalu dekatnya pipet cuvet dengan api bunsen saat memindahkan suspensi dari
labu kultur ke tabung cuvet sehingga beberapa mikrobanya ada yang mati.
Aplikasi dari praktikum bab ini, antara lain untuk mengetahui fase optimum
mikroba untuk tumbuh. Sehingga bagi beberapa industri atau instansi, ini bisa
menjadi info penting kapan mikroba itu dapat dipanen dan selanjutnya dapat
dimanfaatkan. Selain itu, dengan mengetahui fase-fase pertumbuhan, kita dapat
mengefisiensi media yang digunakan untuk suatu mikroba. Sehingga jika kita
melakukan riset atau penelitian, kesalahan-kesalahan yang berhubungan dengan
media dapat seminimal mungkin dan kerja kita bisa efisien.
PERTANYAAN
1. Jelaskan apa saja yang terjadi pada kultur bakteri saat fase lag !
Fase lag adalah fase di mana :
- Tak ada pertumbuhan populasi
- Kecepatan pertumbuhah nol atau lebih dari nol tetapi belum mencapai
-

maksimum
Fase adaptasi terhadap lingkungan baru
Sel bakteri memerlukan bahan-bahan penting atau enzim yang perlu

disintesis sehingga substansi interseluluer bertambah.


Sel mengalami perubahan dalam komposisi kimiawi dan bertambah

ukurannya.
2. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya fase stasioner pada
kultur bakteri !
Faktor yang menyebabkan terjadinya fase stasioner pada kultur bakteri antara
lain :
- Kekurangan nutrient
- Akumulasi hasil metabolisme akhir
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan waktu generasi !
Waktu generasi adalah waktu yang diperlukan mikroorganisme untuk
menggandakan diri dari 1 menjadi 2 sel, dan seterusnya.
4. Bisakah waktu generasi dihitung dari fase apapun dari kurva pertumbuhan?
Jelaskan!
Dapat. Sebenarnya mikroba mempunyai waktu generasi di setiap fase
pertumbuhan. Tetapi yang membedakan adalah kecepatan pertumbuhannya.

10

Untuk mengetahui waktu generasi pertumbuhan, sebaiknya kita menghitung


pada fase lag dan fase log.
Yang paling utama kita menghitung pada fase logaritma karena sel anakan
mempunyai kemampuan tumbuh yang sama dengan sel induknya.
5. Apakah waktu generasi merupakan parameter yang berguna untuk
menunjukkan tipe media apa yang terbaik untuk pertumbuhan suatu organisme
spesifik? Jelaskan !
Iya. Waktu generasi dapat digunakan untuk menginterpretasikan berbagai
respon pertumbuhan. Misalnya untuk menilai memadai tidaknya suatu media
tertentu untuk menunjang pertumbuhan suatu organisme.

11

KESIMPULAN
1. Untuk mengetahui dinamika pertumbuhan mikroba, kita bisa mengetahuinya
melalui kurva pertumbuhan mikroba yang dapat menggambarkan keadaan
mikroba pada tiap-tiap fase pertumbuhan. Selain itu, kita dapat mengetahui
fase optimum dari suatu mikroba untuk tumbuh dan kita dapat menentukan
media yang cocok untuk menumbuhkan mikroba.
2. Pada kurva pertumbuhan bakteri diperoleh persamaan regresi yang bernilai
y=0,0016x + 0,112.
3. Dari perhitungan dari OD 0,655 dan OD 0,465 kami memperoleh waktu
generasi dari kurva pertumbuhan bakteri Saccharomyces cereviceae adalah 60
menit.

12

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2007. http://educorolla2.blogspot.com/2009/03/pertumbuhanbakteri.html. diakses pada tanggal 4 Desember 2010 pukul 20.30 WIB
Hadioetomo, R., 1990, Mikrobiologi Dasar - Dasar Dalam Praktek, Gramedia,
Jakarta.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi (Common Teksbook). Biologi FPMIPA UPI,
IMSTEP.
Pelczar, Michael, J., 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Universitas Airlangga,
Jakarta.
Setiawan, Wawan Abdullah. 2009. http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/files/2009/0
7/kultivasi-reproduksi-dan-pertumbuhan-bakteri.pdf. diakses pada
tanggal 4 Desember 2010 pukul 20.30 WIB
Volk, dan Wheeler., 1993, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Erlangga, Jakarta.

13

LAMPIRAN
1. Grafik Pertumbuhan Mikroba

2. Foto Praktikum

Mengambil biakan secara aseptik

Menempatkan biakan pada cuvet

14

Biakan S.cereviceae setelah pengenceran

Spektrofotometer

Cuvet di rak tabung reaksi

Pipet cuvet

15

Bunsen

16

Anda mungkin juga menyukai