Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya
akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi 3 proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi.
Evolusi didorong oleh 2 mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan
genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang
berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum
dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal
ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar
bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi
sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui
kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan
seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetic merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetic
dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sidat akan diwariskan ketika suatu individu
bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil,
perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada
organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru.
Sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain
mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang
sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa saja teori-teori para ilmuwan tentang evolusi.
2.
Apa perbandingan antara teori evolusi Lamarck dengan teori evolusi Darwin.
3.
Apa saja bukti-bukti evolusi.
4.
Bagaimana pandangan baru mengenai evolusi.
1

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui teori-teori para ilmuwan tentang evolusi.
2.
Mengetahui perbandingan antara teori evolusi Lamarck dengan teori evolusi
Darwin.
3.
Mengetahui bukti-bukti evolusi.
4.
Mengetahui pandangan baru mengenai evolusi.

BAB II
PEMBAHASAN
Evolusi adalah proses perubahan pada makhluk hidup dari generasi ke genersi
berikutnya dalam kurun waktu yang sangat lama. Perubahan yang terjadi akibat teori evolusi
bisa bermacam-macam bentuknya. Sebagai hasil dari proses perubahan-perubahan dalam
evolusi tersebut bisa kita lihat dalam keanekaragaman makhluk hidup yang ada sekarang ini.
Teori-teori evolusi
Beberapa teori-teori dari para ilmuwan tentang evolusi adalah sebagai berikut:
a. Teori Fixisme
Diyakini oleh para pemikir pada masa-masa terdahulu. Teori ini meyakini adanya
eaneka ragam spesies makhluk yang bersifat independen, artinya manusia berasal dari
manusia dan seluruh binatang yang lain juga berasal dari spesies mereka masing-masing.
b. Teori Transformisme
Beranggapan bahwa penciptaan spesies-spesies yang ada sekarang ini berasal dari
makhluk dan spesies-spesies yang berbeda. Para ilmuwan berkeyakinan bahwa teori evolusi
alam natural paling tidak sesuai dengan masa para filosof Yunani. Sebagai contoh, Heraclitus
meyakini bahwa segala sesuatu senantiasa mengalami proses dan evolusi. Jika manusia
memiliki bentuk seperti yang dapat kita lihat sekarang ini sejak dari permulaan, niscaya ia
tidak akan dapat bertahan hidup.
c. Teori Katastropisme
Merupakan paham tentang keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh nenek
moyang yang umum, dan muncul atau punahnya makhluk hidup disebabkan oleh bencana
alam. Teori ini dikenalkan oleh George Cuvier (1796-1832), seorang ahli Palentologi (ilmu
fosil). Alasan Cuvier adalah karena ia mengamati stiap sedimen bebatuan kuno yang ia
temukan mengandung beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang berbeda. Karena itu, ia
berpikir bahwa sedimen mewakili tiap masa atau waktu evolusi. Tiap sedimen yang
mengandung jenis-jenis organisme hidup dan mati karena bencana.Ia berkeyakinan bahwa
makhluk hidup muncul selama masa yang beranekaragam dalam tataran geologis. Teori ini
dalam ilmu geologi dikenal dengan nama Catastrophisme; yaitu evolusi besar di permukaan
bumi. Ia mengingkari jenis hubungan kefamilian antara makhluk hidup yang hidup pada
masa kini dengan makhluk hidup yang pernah hidup.
d. Teori Kresionisme

Merupakan teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu kehidupan
sekaligus lengkap, kemudian selesai dan taka da lagi evolusi atau prubahan. Paham ini dianut
berdasar keyakinan agama juga berdasarkan keterangan Aristoteles (hidup pada masa 300
SM). Teori Kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyatannya banyak spesies yang
hidupnya tidak sekaligus ada pada satu zaman. Misalnya, masa hidup dinosaurus tidak
bersamaan dengan masa hidup manusia.
e. Teori Gradualisme
Dikemukakan oleh ahli geologi Swedia bernama James Hutton (1795). Paham
tersebut menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tetapi pasti. Teori
ini tidak mampu dijelaskan dengan mekanisme yang meyakinkan.
f. Teori Uiformitarianisme
Dinyatakan oleh Charles Lyell (1797-1875). Paham ini meyatakan bahwa prosesproses geologis ternyata menuruti pola yang seragam sehingga kecepata dan pengaruh
perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu. Misalnya, terbentuknya gunung selalu
diimbangi dengan erosi gunung. Teori ini tidak dapat menjelaskan kejadian terbentuknya
spesies.
g. Teori Lammarck
Pada abad ke-18, sejumlah naturalis (termasuk kakek Darwin, Erasmus Darwin)
berpendapat bahwa makhluk hidup berevolusi seiring perubahan lingkungan. Namun, hanya
satu pendahulu Charles Darwin yang mengajukan mekanisme bagaimana makhluk hidup
berubah seiring waktu: ahli biologi Prancis Jean-Baptiste de Lamarck (1744-1829).
Lamarck menerbitkan hipotesisnya pada 1809 tahun ketika Darwin dilahirkan.
Dengan membandingkan spesies hidup dan bentuk fosil. Lamarck menemukan sesuatu yang
tampaknya merupakan sejumlah garris keturunan. Masing-masing garis keturunan merupakan
rangkaian kronologis dari fosil yang lebih tua ke fosil yang lebih muda dan mengarah ke
spesies yang masih ada saat ini. Ia menjelaskan temuannya menggunakan dua prinsip. Prinsip
pertama adalah digunakan atau dibuang (use ndisuse), gagasan bahwa bagian tubuh yang
sering digunakan menjadi lebih besar dan kuat, sementara yang jarang digunakan menjadi
lemah. Sebagai contoh, ia menyebutkan jerapah yang meregangkan lehernya untuk mencapai
dedaunan dicabang yang tinggi. Prinsip kedua, pewarisan sifat dari karakteristik yang
diperoleh (inheritance of aquired characteristic), menyatakan bahwa suatu organisme dapat
meneruskan modifikasi-modifikasi karakteristik kepada keturunannya. Lamarck menalar
bahwa leher yang panjang dan berotot milik jerapah yang masih hidup saat ini telah
dievolusikan selama beberapa generasi seiring rentangan leher jerapah yang semakin tinggi.
Lamarck juga mengira bahwa evolusi terjadi karena organisme memiliki dorongan
bawaan untuk menjadi lebih kompleks. Darwin menolak gagasan ini, namun ia juga menduga
4

bahwa variasi muncul dalam proses evolusi sebagian melalui pewarisan sifat yang diperoleh.
Akan tetapi, pemahaman kita sekarang mengenai genetika menggugurkan mekanisme ini:
tidak ada bukti bahwa karakteristik yang diperoleh dapat diwariskan memalui cara yang
diajukan oleh Lamarck.
h. Teori Darwin
Darwin menalar bahwa dalam jangka waktu yang amat panjang, penurunan dengan
modifikasi pada akhirnya menyebabkan tingginya keanekaragaman makhluk hidup yang kita
lihat sekarang ini.
Darwin memandang sejarah kehidupan sebagai sebuah pohon, dengan banyak cabang
dari batang bersama menuju keujung-ujung ranting termudah. Ujung-ujung ranting tersebut
mencerminkan keanekaragaman organisme yang ada saat ini. Setiap percabangan pada pohon
mencerminkan nenek moyang dari semua garis evolusi yang kemudian bercabang dari titik
tersebut. Spesies yang berkerabat dekat, misalnya gajah Asia dan gajah Afrika, sangat mirip
sebab mereka berada pada garis keturunan yang sama sebelum baru-baru ini memisah dari
nenek moyang bersama mereka.
Dalam upayanya untuk mengklasifikasikan makhluk hidup, Linnaeus menyadari
bahwa sejumlah organisme memiliki kemiripan yang lebih banyak daripada organisme lain,
namun ia tidak mengaitkan kemiripan tersebut dengan evolusi. Bagaimanapun juga karna ia
telah menyadari bahwa keanekaragaman luar biasa dari organisme dapat disusun ke dalam
kelompok dibawah kelompok (ungkapan Darwin), sistem Linnaeus sangat sesuai dengan
hipotesis Darwin. Bagi Darwin, hirarki Linnaean mencerminkan sejarah percabangan dari
pohon kehidupan dengan organisme pada tingkat yang berbeda berkerabat melalui penurunan
dari nenek moyang bersama.
Perbandingan Teori Evolusi Lamarck dengan teori evolusi Darwin
Teori Lamarck tentang evolusi
1. Organ tubuh yang sering dipergunakan akan tumbuh sempurna, sedangkan organ tubuh
yang jarang/tidak dipergunakan akan menyusut (rudimeter). (Teori Use and Disuse).
2. Perubahan-perubahan
pada
makhluk
hidup
disebabkan
oleh
perubahan
lingkungan.Setiap perubahan yang dialami oleh makhluk hidup akan diturunkan.
Teori Darwin tentang Evolusi
1. Mahluk hidup yang ada sekarang berasal dari mahluk hidup dimasa silam dengan
mengalami perubahan secara perlahan-lahan.
2. Proses perubahah dari mahluk hidup dimasa silam (sederhana) menjadi mahluk hidup
dimasa sekarang (lebih sempurna) berlangsung secara bertahap dan dalam kurun waktu
yang sangat lama.

3.

Setiap mahluk hidup harus berjuang untuk melangsungkan kehidupannya (teori seleksi
alam).

Seleksi Buatan, Seleksi Alam dan Adaptasi


Darwin mengajukan sebuah mekanisme, seleksi alam, untuk menjelaskan pola-pola
evolusi yang teramati. Manusia telah memodifikasi spesies lain selama beberapa generasi
dengan cara menyeleksi dan membiakkan individu-individu yang memiliki sifat-sifat yang
diinginkan-proses yang disebut seleksi buatan (artificial selection). Akibat dari seleksi buatan,
tanaman pangan dan hewan yang dibiakkan sebagai ternak atau hewan peiharaan sering kali
amat berbeda dari nenek moyangnya di alam bebas.
Darwin menyadari hubungan penting antara seleksi alam dan kemampuan organisme
untuk menghasilkan keturunan secara berlebih. Darwin menyadari bahwa kapasitas untuk
menghasilkan keturunan secara berlebih (over produksi) merupakan karakteristik semua
spesies. Dari banyak telur yang dihasilkan, anak yang dilahirkan, dan biji yang disebarkan,
hanya sekian persen yang menuntaskan perkembangan mereka dan menghasilkan keturunan
sendiri. Sisanya dimakan, mati kelaparan, mati sakit, tidak kawin, atau tidak mampu
bertoleransi terhadap kondisi fisik lingkungan seperti kadar garam atau suhu.
Sifat-sifat suatu organisme dapat memengaruhi tidak hanya kinerjanya, namun juga
sebaik apa keturunannya menghadapi tantangan lingkungan. Misalnya suatu organisme
mungkin memiliki satu sifat warisan yang memberi keuntungan bagi keturunannya untuk
meloloskan diri dari predator, memperoleh makanan, atau bertoleransi terhadap kondisi fisik.
Oleh karena itu, seiring waktu, seleksi alam yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti
predator, kekurangan makanan, atau kondisi fisik yang tak bersahabat dan meningkatkan
presentase sifat-sifat yang menguntungkan di dalam populasi.
Darwin menalar bahwa jika seleksi buatan dapat menyebabkan perubahan dramatis
dalam periode waktu yang relatif singkat, maka seleksi alam dapat mengakibatkan modifikasi
penting dari spesies lebih dari ratusan generasi. Seiring waktu, proses ini akan meningkatkan
frekuensi individu-individu dengan adaptasi yang menguntungkan sehingga meningkatkan
kecocokan antara organisme-organisme dan lingkungannya.
Seleksi alam berlangsung melalui interaksi antara orgaisme individual dan
lingkungannya, namun individu tidak berevolusi. Sebenarnya, populasilah yang berevolusi
seiring waktu. Seleksi alam dapat memperbanyak atau mengurangi sifat-sifat warisan sajasifat yang diwariskan dari organisme pada keturunannya. Walaupun suatu organisme
mungkin termodifikasi semasa hidupnya, dan karakteristik yng diperoleh dapat membantu
organisme tersebut di lingkungannya, hanya ada sedikit bukti bahwa sifat yang diperoleh
semacam itu diwariskan pada keturunan. Faktor lingkungan variasi menurut tempat dan
waktu. Sifat yang menguntungkan disuatu tempat atau waktu mungkin tak berguna-atau
bahkan mematikan-ditempat atau waktu lain. Seleksi alam selalu bekerja, namun sifat mana
yang menguntungkan bergantung pada konteks alam.
6

Mata rantai terlemah dalam teori Darwin mengenai seleksi alam adalah
pengabaiannya akan mekanisme pewarisan. Tanpa adanya cukup pemahaman mengenai
hukum-hukum genetika. Darwin tak dapat menjelaskan variasi-variasi yang muncul sebagai
erkecualian dari kecenderungan yang mirip menghasilkan yang mirip, walaupun variasivariasi tersebut yang penting sekali artinya bagi teorinya.
Teori seleksi alam bersandar pada tiga prinsip utama. Yang pertama, pada setiap
generasi dihasikan anak-anak yang luar biasa berlebih jumlahnya-lebih banyak daripada yang
dapat didukung oleh sumber-sumber yang terbatas (makanan, air, tempat berteduh, pasangan
kawin) di lingkungan. Yang kedua, terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam populasi
anak yang terlalu besar itu. Yang ketiga, terjadi kompetisi demi kesintasan, yang
menyebabkan varian-varian yang teradaptasi dengan lebih baik terhadap lingkungan tertentulah yang akan berhasil dan menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat-sifat adaptif tersebut.
Seiring berlalunya waktu, sifat-sifat yang memberikan keadaptifan, atau kelestarian (fitness)
tersebut. Menjadi terakumulasi dalam populasi, sedangkan sifat-sifat yang mengurangi
pelestarian cenderung semakin sedikit atau menghilang sama sekali. Aspek terakhir inilahkeberhasilan reproduktif dari bentuk-bentuk yang lebih teradaptasi-yang diberi istilah tepat
seleksi alam (natural selection)
Faktor yang mempengaruhi populasi
Seorang profesor matematika dari Inggris, Godfrey Harold Hardy, dan seorang dokter
dari Jerman, Wilhelm Weinbwerg, secara terpisah mempublikasikan analisanya mengenai
keseimbangan gen dalam populasi yang dikenal sebagai Hukum Hardy-Weinberg.
Hukum Hardy-Weinber menyatakan bahwa frekuensi alela atau gen dalam populasi
dapat tetap stabil dan tetap berada dalam keseimbangan dari satu geerasi ke generasi dengan
syarat :
1. jumlah populasi besar
2. perkawinan secara acak atau random
3. tidak terjadi mutasi maju atau balik
4. tidak ada seleksi
5. tidak ada migrasi
Frekuensi gen adalah perbandingan antara suatu gen atau genotipe dengan gen atau
genotipe yang lain di dalam suatu populasi. Meniurut hukum Hardy-Weinberg, perbandingan
antara alel A dan a di dalam suatu populasi misalnya, tidak akan berubah dari generasi ke
generasi. Andaikan frekuensi alel A di dalam populasi diumpamakan p, sedangkan frekuensi
alel a diumpamakan q, maka kemungkinan kombinasi spermatozoa dan sel telur (ovum) pada
perkawinan individu heterozigot Aa X Aa ialah sebagai berikut : karena ( p+q) 2=1 maka
p+q=1, sehingga p=1- q

Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan frekuensi gen atau alel di
dalam suatu populasi, yaitu :
1. Perkawinan tak acak
Akibat dari perkawinan tak acak ini, alel yang membawa sifat yang lebih disukai akan
menjadi lebih sering dijumoai dalam populasi. Alel dengan sifat yang tidak disukai akan
menjadi berkurang dan mungkin akan hilang dari populasi.
2. Migrasi
Individu yang meninggalkan populasi (emigrasi), akan membawa alel keluar.
Sebaliknya individu yang masuk ke dalam populasi (imigrasi), akan membawa alel yang
berpotensi menjadi alel baru. Pergerakan alel antar populasi ini disebut arus gen. Migrasi
menyebabkan bertambahnya variasi sifat dalam suatu populasi.
Tidak adanya migrasi dapat menyebabkan perbedaan frekuensi gen antar populasi. Spesies
pada kedua populasi yang terpisah saling terisolir. Melalui proses evolusi, maka akan terjadi
perubahan frekuensi gen pada kedua gen tersebut. Perubahan yang terjadi dapat sama atau
berbeda, tergantung pada keadaan lingkungan masing-masing. Jika lingkungan berbeda,
perubahan dapat mengarah pada terbentuknya dua spesies yang berbeda.
Contohspesies yang mengalami perubahan frekuensi gen adalah Xylocopa nobilus (kumbang
kayu). Xylocopa nobilus yang terdapat dipulau Sangihe memiliki ciri-ciri yang berbeda
dengan Xylocopa nobilus di daerah Manado. Apabila kumbang kayu dari Sangihe bermigrsi
ke Manado daan terjadi interhibridisasi, maka akan timbul perubahan frekuensi gen pada
generasi berikutnya.
3. Hanyutan genetik
Perubahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi
besar ini disebut hanyutan genetik. Salah satu sebab dari hanyutan genetik adalah founder
effect. Founder, yang dalam bahasa Inggris berarti penemu atau pendiri mengacu pada
sekelompok individu yang menempati tempat baru dan membentuk koloni tersendiri. Koloni
baru ini dapat memiliki frekuensi alel yang bereda dengan populasi induknya karena mereka
menikah dengan sesama anggota koloninya. Frekuensi gen akibat hanyutan genetik amat sulit
diprediksi karena bersifat acak.
Bottleneck effect juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya hanyutan genetik.
Hal ini terjadi jika banyak anggota populasi yang mati dan sisanya saling kawin hingga
jumlah populasinya kembali seperti semula.
Hanyutan genetik dapat berakibat buruk jika terjadi penurunan variasi gen. Penurunan
variasi gen menyebabkan suatu populasi menjadi rentan terhadap kepunahan apabila terjadi
perubahan lingkungan atau gaya hidup.
4. Seleksi alam
8

Terjadinya perubahan pada suatu lingkungan hidup akan mengakibatkan terjadinya


dua hal, yaitu :
a. organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru akan
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b. organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru akan
mati atau pindah ke daerah lain yang tidak mengalami perubahan lingkungan.Suatu
organisme dapat menyesuaikam diri dengan lingkungannya jika memiliki fenotipe
yang sesuai untuk melangsungkan proses kehidupannya dengan lancar dan aman.
5. Mutasi
Mutasi merupakan perubahan materi genetik yang beersifat menurun. Mutasi dapat
terjadi pada semua orgenisme dan merupakan sumber dari adanya variasi hereditas.
Contohnya adalah mutasi gen. Mutasi gen adalah perubahan struktur kimiawi dari gen yang
terjadi tanpa atau karena pengaruh faktor luar (alami/buatan).
Jika ada satu atau beberapa gen yang bermutasi, maka akan mengakibatkan
terjadinya perubahan frekuensigen. Mutasi adalah bahan mentah evolusi karena seleksi alam
bekerja pada fenotipe, sedangkan fenotipe muncul dari gen. Agar sesuatu populasi dapat
bertahan terhadap seleksi alam, populasi itu harus memiliki variasi genetik yang tinggi.
Sebagian besar mutasi memang bersifat buruk. Akan tetapi, sebagian besar dari kesalahan
genetik ini bersifat resesif dan kemudian akan menjadi target seleksi alam. Sebagian mutasi
bersifat baik, misalnya mutasi pada reseptor pada permukaan sel T pada manusian yang
menghambat infeksi HIV. Jadi, jumlah mutasi yang menguntungkan selama periode
evolusinya menjadi sangat besar, sehingga terjadinya spesies adaptif menjadi besar pula.
Akibat dari mutasi gen yang menguntungkan adalah pembentukan spesies yang adaptif;
peningkatan daya fertilitas dan viabilitas; pembentukan spesies yang kurang adaptif; dan
plientropi, yaitu suatu gen yang bermutasi dan dapat memperoleh lebih dari dua sifat.
6. Rekombinasi dan Seleksi
Bagian terpenting dari mekanisme evolusi adalah adanya rekombinasi gen.
Rekombinasi gen dapat berlangsung melalui perkawinan, sehingga reproduksi seksual
merupakan faktor penting dalam proses evolusi.
Percobaan yang dilakukan oleh Wilhelm Ludwick Johansen (Denmrk, 1857-1927). Pada
tahun 1905 dan kelompok peneliti dari universitas Illinois pada tahun 1985 menunjukkan
bahwa :
a. seleksi sangat efektif terhadap rekombinasi pada organisme yang melakukan
perkawinan silang
b. seleksi merupakan faktor pengarah, pembatas, dam penstabil terhadap rekombinasi
gen.

Terbentuknya Spesies Baru


Timbulnya spesies baru (spesiasi) merupakan suatu mekanisme evolusi. Apabila dua
varietas dari suatu spesies tertentu menghuni dua tempat yang sangat berbada, sehingga tidak
dapat megadakan hubungan reproduksi, maka varietas tersebut akan mengalami perubahan
dan akhirnya menjadi dua spesies yang berlainan.
Isolasi merupakan kunci terjadinya spesies baru, karena isolasi mencegah terciptanya
kembali keseragaman antar spesies melalui hibridisasai. Isolasi ada dua macam, yaitu :
a. isolasi geografi yang dipisahkan oleh tempat
b. isolasi reproduksi dapat terjadi melalui isolasi ekologi, musim, tingkah laku, mekanik dan
isolasi gamet.
Bentuk-bentuk isolasi akan diuraikan berikut ini:
1. Isolasi geografi
Adalah isolasi yang terjadi akibat keadaan alam. Isolasi geografi terjadi jika
organisme dari suatau spesies berpindah ke lingkunga baru yang berbeda dari lingkungan asal
dan dipisahkan oleh laut, gunung, atau gurun. Di lingkungan baru ini, organisme aan
beradaptasi dan membentuk populasi. Bentuk adaptasi ini daat mengarah pada pembentukan
spesies baru.
2. Isolasi ekologi
Disebabkan karena dua spesies yang berkerabat dekat terdapat di daerah geografi
yang sama, namun pada habitat berbeda. Contohnya , katak pohon kawin di danau yang tidak
permanen (kubangan), sedangkan katak banteng kawin di danau atau bada air permanen yang
lebih besar.
3. Isolasi musim
Isolasi musim (temporal) disebbkan oleh masa kawin atau kematangan gamet yang
berbeda. Contohnya, masa kawin lalat buah Drosophila pseodoobscura pada sore hari,
sedangkan masa kawin Drosophila pseumilis pada pagi hari.
4. Isolasi tingkah laku
Menghalangi fertilisasi karena adanaya perilaku tertentu atau ritual yang berbedabeda sebelum terjadi perkawinan. Ritual ini dapat berupa pertukaran sinya antara betina dan
jantan.

10

5. Isolasi mekanik
Menghalangi perkawinan akibat struktur kelamin yang berbeda. Perbedaan morfologi
atau anatomi membuat dua spesies yang berbeda tidak dapat kawin. Contohnya, tanaman
sage hitam memiliki bunga kecil yang hanya dapat diserbukkan oleh lebah kecil. Berbeda
denagan tanaman sage putih yang memiliki struktur bunga yang besar yang hanya dapat
diserbukkan oleh lebah besar.
6. Isolasi gamet
Menghalangi terjadinya pembuahan akibat susunan kimiawi dan molekul yang
berbeda antara dua sel gamet. Jika ada dua kelompok individu yang berbeda spesies
menempati habitat yang sama, disebut populasi simpatrik. Jika menempati habitat berbeda,
disebut populasi alopatrik.
Spesies baru dapat pula terbentuk melalui peristiwa poliploidi (berlipat gandanya
jumlah kromosom dalam sel) akibat pengaruh dari radiasi dn zat kimia tertentu, dan secara
spontan melalui domestikasi.
Domestikasi adalah menjadikan hewan ternak dari hewan liar, dan tanamanbudi daya
dari tumbuhan yang semuaa hidup liar. Jadi, domestikasi adalah langkah terbentuknya spesies
baru yang mekanismenya terjadi karena adanya campur tangan manusia.
Bukti-Bukti Evolusi
1. Biogeografi
Penyebaran geografis spesies biogeagrafi adalah hal yang pertama kali memberi
ide akan adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki banyak spesies tumbuhan dan
hewan yang bersifat indigenous (asli, tidak ditemukan di tempat lain) namunsangat erat
hubungan kekerabatannya dengan spesies di daratan utama terdekat atau di pulau-pulau
sekitarnya. Beberapa pertannyaan muncul. Kenapa dua pulau denganlingkungan yang mirip
di tempat yang berbeda di Bumi ini dihuni bukan oleh spesies yang memiliki hubungan
kekerabatan yang sangat erat, tetapi oleh spesies yang secara taksonomi terkait dengan
tumbuhan dan hewan pada daratan yang terdekat, dimana lingkunganya sering kali sangat
berbeda? Kenapa hewan tropis Amerika Selatan lebih dekat hubungannya dengan spesies
gurun Amerika Selatan dibangdingkan dengan spesies daerah tropis afrika? Kenapa Australia
merupakan tempat tinggal bagi begitu banyak mamalia berkantung (marshupial) tetapi
relative sedikit hewan berplasenta (eutheria), binatang yang perkembangan embrionya
diselesaikan dalam uterus? Sebenarnya, bukan karena Australia tidak ramah terhadap
mamalia berplasenta, pada tahun terakhir ini, manusia telah memasukan kelinci ke Australia,
dan populasi kelinci meledak. Hypothesis yang berlaku adalah bahwa pauna Australia yang
unik itu berkembang dipulau benua Australia dalam keadaan terisolasi dari tempat-tempat
dimana nenek moyang mamalia berplasenta hidup.
Meskipun pula biogeografi seperti itu tidak sesuai jika setiap orang membayangkan
bahwa spesies ditempatkan satu persatu dalam ingkungan yang sesuai, namun pola tersebut
11

masuk akal dalam konteks sejarah evolusi. Dalam pandangan evolusi, kita menemukan
spesies modern dimana mereka berada karenamereka berkembang dari nenek moyan yang
menempati dari daerah itu.
Tinjaulahlah Armadillo, mamalia berkulit keras yang hanya hidup di amerika. Sudut
pandang evolusi biogeografi meramalkan bahwa armadillo modern adalah turunan yang
termoifikasi dari spesies yang terlebih dahulu menempati benua tersebut, dan ukti fosil
menguatkan bahwa nenek moyang seperti itu memang benar pernah ada. Contoh ini akan
membawa kita kekeutamaan umum bukti fosil sebagai catatan sejarah evolusi.
2. Catatan fosil
Pengertian suksesi bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain
mengenai cabang utama keturunan dalam pohon kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti dari
bidang biokimia, biomolekuler , dan biosel menempatkan prokariota sebagai nenek moyang
semua kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan eokarioti
dalam catatan fosil. Memang, fosil tertua yang dikenali yang diketaui adalah prokarioti.
Contoh lain adalah penampakkan kronologi dari kelas-kelas hewan veterebrata yang berbedabeda dalam catatan fosil. Fosil ikan adalah yang paling tua dari semua vetebrata lain, disusul
kemudian oleh amfibia, diikuti oleh reptilian, kemudian mamalia dan burung. Urutan ini
sesuai dengan sejarah keturunan vetebrata sebagaimana diungkapkan oleh banyak jenis bukti
yang lain. Sebaliknya, ide bahwa semua spesies diciptakan satu demi satu pada waktu yang
mampir sama diperkirakan bahwa hampir semua kelas vertebrata akan muncul pertama kali
pada catatan fosil dalam bebtuan dengan umur yang sama, yang ternyata berlawanan dengan
apa yang sesungguhnya diamati oleh para ahli paleontology.
Pandangan Darwin mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi
evolusioner harus meninggalan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para ahli paleontology telah
menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan fosil yang lebih tua dengan spesies
modern. Sebagai contoh, serangkaian fosil mendokuentasikan perubahan bentuk dan ukuran
tengkorak yang terjadi ketika mamalia berevolusi dari reptilian. Setiap tahun, ahli
paleontology menemukan kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk modern
dengan nenek moyangya. Pada beberapa tahun ini misalnya, para peneliti telah menemukan
paus yang telah menjadi fosil yang menghubungkan mamalia air ini dengan leluhurnya yang
hidup di daratan.
3. Anatomi Perbandingan
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan anatomi antara
anatomi spesies yang dikelompokan dalam kategori taksonomi yang sama. Sebagai contoh,
banyak elemen kerangka yang sama menyusun tungkai depan manusia, kucing, paus,
kelelawar, dan semua mamalia lain, meskipun tungkai tersebut mempunyai fungsi yang
sangat berbeda. Tentunya, cara ternaik untuk membangun infrastruktur sayap kelelawar
12

bukan merupakan cara terbaik utnuk membangun sirip paus. Perbedaan anatomi seperti itu
tidak masuk akal, jika struktur tersebut secara unik direkayasa dan tidak saling berhubungan.
Suatu penjelasan yang lebih mungkin adalah bahwa kemiripan dasar tungkai depan ini adalah
akibat diturunkannya semua mamalia dari satu nenek moyaanh yang sama. Tungkai depan,
sayap, sirip, dan lengan dari mamalia yang berbeda adalah variasi dari pokok struktur dasar
yang sama. Akibat fungsi yang berbeda pada setiap spesies, maka struktur dasarnya
dimodifikasi.
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek moyang yang sama disebut
homologi, dan tanda-tanda anatomi evolusi seperti itu disebut struktur homolog (homologous
structure). Anatomi perbandingan konsisten dengan semua bukti-bukti lain dalam
memberikan bukti bahwa evolusi adalah suatu proses pemodelan ulang dimana struktur
nenek moyang yang berfungsi dalam satu kapasitas dimodifikasi ketika mereka mengemban
fungsi baru.
Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ vestigial (organ sisa
yang tidak berguna lagi ), yaitu struktur dengan arti penting yang kecil, jika ada, bagi
organisme tersebut. Organ vestigial merupakan sis-sisa historis dari struktur yang memiliki
fungsi penting pada leluhurnya. Sebagai contoh, paus masa kini tidak memiliki tungkai
belakang tetapi memilki dua sisa tulang pelvis dan kaki lrluhur daratnya yang berkaki empat.
Pada tingkat dasar, organ vestigial tampaknya bisa mendukung konsep Menggunakan dan
tidak menggunakan yang dikemukakan oleh Lamarck, tetapi sebagai mana telah kita bahas,
pengaruh penggunaan struktur tubuh oleh suatu individu tidak diwariskan ke keturunan
individu tersebut. Sebaiknya, organ vestigial merupakan bukti evolusi melalu seleksi alam.
Karena akan membuang waktu saja untuk terus menyediakan darah, zat-zat makanan dan
ruangan bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting, maka seleksi alam cinderung
menguntungkan individu yang memiliki organ tersebut dalam bentuk tereduksi, dan dengan
demilikian cinderung akan menghilangkan struktur yang tidak berfungsi lagi. Akhirnya,
perubahan struktur seperti adaptasi ekor sebagai uatu struktur pendorong utama dan reduksi
tungkai belakang pada paus melibatkan perubahan pada pola ekspresi gen selama
perkembangan embrio. Karena beragai proses yang terjadi saat perkembangan embrio
mempengaruhi fungsi organisme dewasa, maka organisme itu sendiri merupakan pokok dari
proses seleksi alam. Dengan demilikian, organ vestigial mewakili perubahan dalam
perkembangan embrio organisme yang ditempa atau dibentuk oleh seleksi alam.
4. Embriologi perbandingan
Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan mengalami tahapan
yang sama dalam perkembangan embrionya. Sebagai contoh, semua embrio vertebrata akan
mengalami suatu tahapan diman mereka memilki kantong insang pada bagian samping
tenggorokannya. Memang, pada tahapan perkembangan ini, persamaan pada ikan, katak, ular,
burung, manusia, dan semua vertebrata lain jauh lebh terlihat daripada perbedaanya.
13

Sementara perkembangan itu berlangsung, berbagai vertebrata menjadi semakin bervariasi,


dan akhirnya akan memiliki ciri khas pada kelasnya. Pada ikan, misalnya, kantung insang
berkembang menjadi insang ; pada vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan
dimodivikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti saluran eutachius yang menghubungkan telinga
tengah dengan tenggorokan pada manusia. Embriologi berbandingan sering kali membentuk
homologi pada beberapa struktur, seperti kantung insang, yang mejadi sedemikian berubah
pada perkembangan selanjutnya sehingga asal mulanya yang sama tidak lagi terlihat dengan
jelas saat membandingkan bentuknya telah berkembang secara lengkap.
Diilhami oleh prinsip Darwinan mengenai pewarisan yang dimodifikasi, banyak ahli
embriologi pada akhir abad ke-19 mengemukakan pandangan ekstrim yaitu Entogeni
memberikan ikhtisar filogeni. Pendapat ini menganggap bahwa perkembangan organisme
individu, atau ontogeni, merupakan pengulangan sejarah evolusioner spesies, atau filogeni.
Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan yang berlebihan. Meskipun semua vertebrata
memiliki banyak ciri perkembangan embrio yang sama, tidak benar bahwa mamalia pertamatama mengalami tahapan perkembangan ikan, kemudian tahapan amfibia, dan
seterusnya. Ontogeny dapat memberikan petunjuk untuk filogeni, tetapi penting untuk diingat
bahwa semua tahapan perkembangan itu bisa berubah sepanjang rentetan proses evolusi yang
panjang.
Pandangan Baru Tentang Evolusi
Menurut Darwin, alam adalah arena perjuangan dan kompetisi yang mulai diterapkan
pada manusia. Sedangkan pada tumbuha aupun hewan, seleksi alam hanya berlaku pada
tumbuhan dan hewan yang cacat. Organisme yang kalah hanya sebagian kecil, sementara
yang lolos masih tetap banyak dan dapat mempertahankan diri hingga saat ini.
Sejak dikemukakan pertama kali oleh Charles Darwin, teori evolusi telah mendapat
tentangan dari berbagai pihak. Pihak yang tidak setuju dengan pendapat Darwin
mengemukakan bahwa mahluk hidup tercipta dengan betuk yang ada seperti saat ini. Ini
disebut teori penciptaan dan berkembang menjadi teori-teori yang pada intinya
mendukung teori penciptaan (creationism). Salah satu teori penciptaan adalah teori
Intelligent Design.
Menurut teori ini, semua mahluk hidup dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan
secara terencana dan bukannya dengan ketidak sengajaan. Dewasa ini, terdapat
kecenderungan berkembangnya teori creationism dengan adanya fakta dari hal-hal berikut
ini.
1. Penemuan Model DNA oleh Watson dan Crick
Melekul DNA yang terdapat dalam sel hidup, mempunyai kerumitan dan keteraturan.
DNA mengandung basa-basa yang berurutan yang terdiri dari adenine, timin, guanine, dan
sitosin. Keteraturan dan kerumitan mulekul DNA dalam menentukan urutan basa tidak akan
14

muncul secara kebetulan. Walaupun ada kerusakan atau perubahan yang berupa mutasi,
biasanya individu yang mengalami mutasi menjadi cacat ataupun steril, sehingga tidak
mungkin menurunkan keturunan. Dengan kata lain, tidak mungkin suatu sel berubah menjadi
mahluk hidup yang lebih kompleks dan seleksi alam bukanlah pendorong terjadinya evolusi.
2. Hukum Penurunan Sifat Menurut Mendel
Gregor Johann Mendel (1822-1884) mengemukakan bahwa penurunan sifat induk
kepada keturunannya disebabkan oleh factor penentu yang sekarang diketahui sebagai gen.
komposisi gen ditentukan separuh dari induk jantan (spermatozoa) dan separuh dari induk
betina (ovum). Penurunan sifat dari induk ke keturunan berjalan secara terus-menerus dan
teratur. Pembentukan sel kelamin terjadi melalui peristiwa meiosis yang didahului oleh
replikasi DNA pada waktu interfase, dan dilanjutkan dengan terjadinya duplikasi kromosom
pada profase 1. Dengan demikian meteri genetik dari induk kepada keturunannya dijamin
sama.
Teori Asal Usul Kehidupan
Asal usul kehidupan menurut pandangan ilmu pengetahuan belum sepenuhnya
terkuak, ada hal-hal yang masih menjadi misteri. Sama halnya dengan asal usul terbentuknya
bumi yang belum jelas sepenuhnya. Hingga saat ini, semuanya masih bersifat hipotesis.
Mengenai terbentuknya bumi dan planet-planet lain ada dua teori yang terkenal, yaitu teori
kabut asal (nebula) dan teori big-bang.
1. Teori Nebula
Teori ini menyatakan bahwa beberapa miliar tahun lalu, bintang-bintang di angkasa
yang tidak stabil meledak. Debu dan gas hasil ledakan ini membentuk kabut. Kabut ini
disebut kabut asal atau nebula. Kemudian kabut asal memadat lalu meledak, menghasilkan
bintang baru dan planet-planet, termasukbumi. Bintang baru yang tidak stabil meledak dan
membentuk nebula lagi.
2. Teori Big Bang
Teori ini menyatakan bahwa materi di angkasa menyatu dan memadat membentuk
benda kecil yang kemudian meledak. Ledakan ini menghasilkan bintang-bintang dan planetplanet, termasuk bumi.
Dalam biologi, dikenal tiga teori asal-usul kehidupan yaitu teori abiogenesis, biogenesis, dan
evolusi kimia.
1. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Aristoteles adalah orang yang pertama kali mengemukakan konsep bahwa kehidupan
berasal dari benda mati. Teori ini dikenal dengan namageneratio spontanea dan abiogenesis.
Dari hasil penelitian Aristoteles tentang hewan-hewan yang hidup di air, ternyata ikan-ikan
15

tertentu melakukan perkawinan, kemudian bertelur. Dari telur-telur tersebut lahir ikan-ikan
yang sama dengan induknya. Akan tetapi, ia juga percaya bahwa ikan-ikan tertentu terbentuk
dari lumpur.
2. Teori Biogenesis
Eksperimen terkenal yang menentang teori abiogenesis dilakukan antara lain oleh
Francesco Redi (Italia), Lazzaro Spallanzani (Italia), dan Louis Pasteur (Prancis).
3. Teori Evolusi Kimia (teori Biologi Modern)
Para ahli geologi beranggapan bahwa pada mulanya keadaan suhu dibumi ini sangat
tinggi. Akan tetapi, pada suatu saat bumi mengalami pendinginan. Pada proses pemanasan
dan pendinginan tersebut, banyak terbentuk bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat
akan masuk ke dalam permukaan bumi karena adanya gaya gravitasi, sedangkan bahan-bahan
yang ringan akan berada si bagian luar bumi yang disebut atmosfer.susunan atmosfer pada
masa itu amat berbeda dengan susunan isi atmosfer sekaran. Pada atmosfer purba tidak
terapat unsur oksigen, kerena suhu yang amat tinggi oksigen mudah bersenyawa dengan
unsur-unsur lain.
Teori evolusi kimia dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini.
a) A.I. Oparin (Rusia)
A.I. Oparin adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia
telah terjadi sebelum kehidupan ini ada. Atmosfer bumi mula-mula memiliki air, CO 2,
metana, ammonia, namun tidak memiliki oksigen bebas. Dengan adanya panas dari berbagai
sumber energy, zat-zat terebut mengalami serangkaian perubahan menjadi mulekul organic
sederhana.
b) Harold Urey
Pada tahun 1893 Harold Urey mengemukakan teori yang didasari atas pemikiran
bahwa organic merupakan bahan dasar organisme hidup, yang pada mulanya dibentuk
sebagai reaksi gas yang ada di alam dengan bantuan energy.
c) Stanley miller
Pada tahun 1953, Stanley Miller berhasil membuktikan teori gurunya, Urey, dalam
laboratorium. Dia menciptakan alat yang dimasukan bermacam-macam gas, seperti uap air
yang dihasilkan dari air yang dipanaskan, hydrogen, metana, dan ammonia. Selanjutnya pada
alat tersebut diberikan aliran listrik 75.000 volt, seminggu kemudian ternyata Miller
mendapatkan zat organic berupa asam amino, asam hidroksi, HCN, dan Urea. Asam amino
merupakan komponen kehidupan, pemikiran selanjutnya adalah bagaimana terbentuknya
proein dari asam amino tersebut.
d) Melvin calvin

16

Melvin Calvin menunjukan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, ammonia,
hydrogen dan air menjadi mulekul-mulekul gula dan asam amino, dan juga terbentuk purin
dan pirimidin, yang merupakan zat dasar pembentukan DNA, RNA, ATP, dan ADP.
Dari evolusi kimia kita dapat menyimpulkan bahwa senyawa-senyawa organic yang ada di
atmosfer mengalami perubahan sedikit demi sedikit membentuk senyawa organic. Senyawa
organic itulah yang merupakan komponen dasar mahluk hidup.

17

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Evolusi adalah proses perubahan pada makhluk hidup dari generasi ke genersi
berikutnya dalam kurun waktu yang sangat lama.Teori-teori evolusi yaitu Teori Fixisme,
Katastrophisme, Transformisme, Gradualisme, Kreasionisme, Uiformitanianisme, Lamarck,
Darwin. Perbedaan dari teori Lamarck dengan Darwin yaitu Lamarck mengatakan evolusi
terjadi Karen adanya perubahan individu sebagai mekanisme adaptasi terhadap lingkungan,
dan perubahan ini diwariskan. Sedangkan Darwin mengatakan evolusi terjadi karena seleksi
alam, individu yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang mampu bertahan hidup.
Adapun bukti-bukti terjadinya evolusi yaitu biogeografi, catatan fosil, anatomi perbandigan,
dan embriologi perbandingan. Pandangan baru mengenai evolusi yaitu dari pihak yang tidak
setuju dengan pendapat Darwin mengemukakan bahwa mahluk hidup tercipta dengan betuk
yang ada seperti saat ini. Ini disebut teori penciptaan dan berkembang menjadi teori-teori
yang pada intinya mendukung teori penciptaan (creationism). Salah satu teori penciptaan
adalah teori Intelligent Design. Menurut teori ini, semua mahluk hidup dan alam semesta
diciptakan oleh Tuhan secara terencana dan bukannya dengan ketidak sengajaan.

18

Anda mungkin juga menyukai