Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN STRATEGIS

Tentang
Grand Strategy

Disusun oleh :
Rio Awulle

(131210033)

Gumita Widyana

(131210114)

Rossa Rezky Utami

(131210182)

Elsa Yuliani

(131210170)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kesatuan Bogor


Bogor Jawa Barat

Pengertian grand strategi yaitu


perencanaan strategi di tingkatan korporat.
Adapun formulasi untuk Menyusun strategi
pada tingkatan korporat yaitu dengan
melakukan grand strategi dan strategi
pendekatan portfolio. Strategi korporat atau
yang biasa disebut grand strategi dibedakan
kedalam 3 tipe generik yaitu:

Pertumbuhan (growth) yang


mencakup

1. konsentrasi (pengembangan pasar


dan produk baru)
2. Integrasi vertikal (integrasi
kebelakang dan intergrasi kedepan)
3. Diversifikasi (konsentrik,horizontik,konglomerat)

Stabilitas (stability) yang termasuk di dalamnya yaitu mempertahankan status quo dan
meningkatkan metodologi yang lambat untuk menghindari resiko, menggunakan waktu untuk
recovery, menilai prospek pertumbuhan yang rendah, manajemen tidak memperhatikan arah
strategi.

Bertahan ( defensive)

1. Harvest untuk meningkatkan cashflow / profit jangka pendek


2. Turn around atau mengantisipasi pasar yang turun
3. Divesture yaitu penciutan atau divertasi
4. Bankcruptcy yaitu kepailitan
5. Merger ( usaha patungan)

Matriks Grand Strategi


Matrik Grand Strategy merupakan tahapan pencocokan (matching stage) pada proses
formulasi strategi. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi kompetitif

(Competititive position) dan pertumbuhan pasar (market growth). Strategi yang sesuai untuk
dipertimbangkan suatu organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing
kuadran dalam matriks.
Matrik Grand Strategy mempunyai empat kuadran yang mewakili keadaan suatu perusahaan.
Pada Kuadran I mewakili perusahaan dengan pertumbuhan pasar yang tinggi dan posisi kompetitif yang
kuat. Perusahaan pada kuadran ini mempunyai posisi yang sangat bagus. Untuk perusahaan ini, terus
berkonsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan produk saat ini
(pengembangan produk) adalah strategi yang sesuai. Tidak bijak untuk perusahaan di Kuadran I untuk
bergerak jauh dari keunggulan kompetitif yang dimilikinya saat ini. Ketika organisasi pada Kuadran I
memiliki sumber daya yang berlebih, maka integrasi ke belakang, ke depan, atau horizontal dapat
menjadi strategi yang efektif. Bila perusahaan pada Kuadran I terlalu berkomitmen pada pada suatu
produk, maka diversifikasi konsentrik dapat mengurangi resiko yang berhubungan dengan lini produk
yang sempit.
Perusahaan pada Kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan mereka saat ini terhadap
pasar secara serius. Walaupun industri mereka bertumbuh, mereka tidak mampu untuk bersaing
secara efektif, dan mereka perlu menentukan ,mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak
efektif dan bagaimana perusahaan dapat berubah dengan cara terbaik untuk memperbaiki daya
saingnya. Karena perusahaan pada Kuadran II berada pada industri yang pasarnya tumbuh secara
cepat, strategi intensif (bukannya integrative atau diversifikasi) biasanya menjadi pilihan pertama
yang dipikirkan. Tetapi, jika perusahaan tidak memiliki kompetensi yang unik atau keunggulan
kompetitif, maka integrasi horizontal sering menjadi alternatif yang disukai. Sebagai jalan
terakhir Divestasi dan likuidasi merupakan cara yang dapat dipertimbangkan. Divestasi dapat
memberikan dana yang dibutuhkan untuk memmbeli bisnis lain atau membeli kembali saham
perusahaan.
Perusahaan di Kuadran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat dan
memiliki posisi kompetitif yang lemah. Perusahaan-perusahaan ini harus membuat perubahan
drastis untuk menghindari penurunan yang lebih jauh dan kemungkinan likuidasi. Pengurangan
asset dan biaya secara ekstensif (retrenchment) harus dilakukan terlebih dahulu. Alternatif lain
yaitu melakukan diverifikasi untuk mengalihkan sumber daya dari bisnis ke bidang lain, jika
gagal alternatif seperti seperti divestasi atau likuidasi dapat dilakukan.
Untuk Kuadran IV, perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam industri yang
tumbuh lambat. Perusahaan ini memiliki kekuatan untuk memperkenalkan program yang
terdiverifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan. Perusahaan di Kuadran IV memiliki
tingkat arus kas yang tinggi dan kebutuhan untuk tumbuh secara internal yang terbatas dan sering
kali dapat menjalankan strategi diverifikasi dengan sukses. Perusahaan tersebut juga dapat
menjalankan joint venture.
Matrik Grand Strategi pada organisasi non profit dapat digunakan. Namun harus
dimodifikasi dan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi pemerintahan
yang menggunakan. Pada organisasi profit terdapat dua dimensi evaluative yaitu pertumbuhan

pasar dan posisi kompetitif dengan 4 kuadran yang didalamnya terdapat strategi yang dapat
digunakan.
SEKTOR PUBLIK
Bila matrix ini digunakan dalam sektor publik, ada 2 kemungkinan :
1. Variabel tetap : market growth dan competitive position, namun strategi di masing-masing
kuadran berbeda dengan yang diterapkan pada swasta.
2. Variabel berubah namun tetap sesuai dengan karakteristiknya
Contoh penerapan di Departemen Perindustrian :
Sehubungan dengan diterapkannya China-ASEAN Free Trade Agreement pada 1 Januari
2010, sektor perindustrian di Indonesia cukup terkena imbas yang negative, salah satunya sektor
industri tekstil. Oleh karena itu, Departemen Perindustrian akan merancang suatu strategi untuk
memacu industri tekstil agar dapat bersaing di era pasar bebas saat ini. Dengan membuat Grand
Strategy Matrix diatas, Departemen Perindustrian mengklasifikasikan variable-variabel
didalamnya sebagai berikut :
1.
Market Growth
Dengan melihat pertumbuhan pasar tekstil negara-negara ASEAN dan China. Jika dilihat dari
pertumbuhan pasar, industri tekstil mempunyai pertumbuhan pasar yang tinggi dimana China
merupakan pemain terbesar dibanding negara-negara ASEAN termasuk Indonesia.
2.
Competitive Position
Posisi kompetitif adalah posisi Indonesia dalam sektor industri tekstil dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN lainnya dan China. Indonesia saat ini berada di posisi kompetitif yang
lemah.

Kesimpulannya, Indonesia berada di Kuadaran II, dimana posisi kompetitif lemah namun berada
di industri yang pertumbuhannya tinggi. Oleh karena itu Departemen Perindustrian harus mengambil
inisiatif strategi agar posisi kompetitif industri tekstil nasional mengalami peningkatan, seperti insentif
fiskal untuk para pengusaha industri tekstil, memberikan kemudahan kredit perbankan bagi sektor
industri tekstil, dan sebagainya.

Mengenal istilah Grand Strategy dalam pengembangan Web


Grand strategies atau strategi umum, sering dinamai strategi induk atau bisnis, memberikan arah
bagi tindakan tindakan strategik. Jadi, suatu strategi umum dapat didefinisikan sebagai ancangan
umum yang memedomani tindakan tindakan penting perusahaan. Strategi umum secara garis besar
terdapat 4 tipe , yaitu :
Integration Strategies (Strategi Integrasi)

Strategi integrasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :


Forward Integration (Integrasi Hilir)
Strategi ini adalah strategi yang dilakukan perusahaan dengan membeli atau menguasai perusahaan yang
lebih dekat dengan konsumen atau yag berhubungan langsung dengan konsumen, contohnya : agen
distributor , pedagang pengecer dan lain lain . Strategi ini dilakukan untuk meluaskan distribusi barang
dari sebuah perusahaan. Salah satu bentuk yang efektif dari strategi ini adalah franchising (waralaba).
Contohnya : Perusahana farmasi Kimia Farma dengan apotik kimia farmanya dan perusanaan Coca Cola
dengan perusahaan pembotolan di berbagai negara .
Backward Intergration (Strategi Hulu)
Strategi ini adalah strategi yang dilakukan perusahaan dengan membeli atau menguasai supplier atau
pemasok. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekurangan supply bahan baku, perusahaan pemasok
terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan . Langkah ini merupakan upaya untuk
mengamankan jalur pasokan terhadap kebutuhan dalam rangka proses produksinya. Namun demikian,
kecenderungan industri besar melakukan aktivitas de-intergrasi, yaitu melepas berbagai aktivitas
perusahaan pemasok. Tidak tertutup kemungkinan perusahaan menemukan bahwa jenis integrasi ini
bukan solusi yang tepat untuk unggul dalam persaingan karena menjadi semakin membebani keuangan .
Contohnya : Harian Jawa Pos yang mendirikan pabrik kertas untuk menjamin ketersediaan pasokan
kebutuhan bahan bakunya . Contoh lain, Gudang Garam yang memiliki pabrik kertas rokok di Afrika .
Horizontal Integration
Strategi ini dilakukan dalam bentuk membeli atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pesaing .
Yang bisa disapat dari strategi ini adalah memperbesar pangsa pasar potensial perusahaan, meningkatkan
penjualan dan memperbesar ukuran perusahaan. Caranya dapat dengan akuisisi, merjer (penggabungan)
dan pengambilalihan perusahaan yang menjadi pesaing.
Contohnya : Toko obat Guardian membeli Shop-in, Indofood yang membeli SuperMie dan merjer
berbagai bank yang membentuk Bank Mandiri .
Intensive Strategies (Strategi Intensif )
Strategi ini disebut strategi intensif karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk
meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Strategi intensif dibagi menjadi
tiga, yaitu :
Market Penetration
Strategi ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau layanan yang ada saat
ini dalam pasar melalui upaya upaya pemasaran yang lebih besar . Strategi ini umum diterapkan baik
sendiri maupun sebagai kombinasi dengan strategi lainnya . Bentuk strategi ini antara lain :

meningkatkan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pembelanjaan iklan, penawaran barang barang
promosi secara besar besaran atau peningkatan upaya upaya publisitas lainnya.
Contoh : Promosi intensif dari AXIS atau XL yang iklannya banyak dan menarik, penambahan sales di
berbagai event untuk menjual produk dan usaha McDonald untuk memberikan berbagai cineramata
untuk anak anak .
Market development
Strategi ini dilakukan perusahaan sebagai upaya untuk mengenalkan produk atau layanan yang ada
kepada wilayah geografis yang baru . Strategi ini juga bisa dalam bentuk memasarkan produk lama
dengan sedikit memodifikasi agar lebih menarik dan membuka cabang di kota atau negara baru untuk
memperluas jangkauan produk . Globalisasi dan iklim perkembangan pasar internasional semakin
kondusif untuk strategi ini . Hal ini dibutuhkan karena tidak jarang persaingan yang sedemikian ketat
pada suatu pasar tertentu menyebabkan pengalihan kepada pasar yang baru sehinga dapat tersingkir dari
arena bisnisnya. Namun demikian, perlu dicermati bahwa pada wilayah wilayah tertentu, masuknya
para pemain baru menimbulkan pergeseran keseimbangan bisnis yang ada. Tidak jarang para pemain
besar akan mengalami tantangan dari pemain lokal dan begiti juga sebaliknya.
Contoh : Matahari dan Giant membuka gerai baru ke daerah baru dan Indosat yang membuka gerai baru
untuk menjangkau daerah baru .
Product development
Strategi ini meliputi modifikasi cukup besar atas prosuk lama atau penciptaan prosuk baru yang masih
berkaitan yang dapat dipasarkan kepada pelanggan lama melalui saluran yang sudah ada . Strategi
pengembangan produ k digunakan untuk memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada ataupun
untuk mempertahankan reputasi atau merek favorit .
Contoh : Rinso mengembangkan berbagai variant nya , Sunsilk dengan formula yang seakan akan
diciptakan oleh penata rambut profesional padahal sama saja dan ponsel yang muncul dengan tipe baru
padahal rata rata hanya modifikasi sedikit dari tipe sebelumnya .
Diversification Strategies
Strategi ini adalah strategi yang membuat kelompok usaha baru namun tidak sejenis dengan jenis usaha
sebelumnya ( beda sektor ) sebagai usaha pengembangan perusahaan . Strategi ini dinilai kompleks
karena usaha yang bergerak pada sektor yang beragam sulit untuk dikelola . Pada 1960-an dan 1970-an
strategi ini populer digunakan karena setiap perusahaan ingin semaksimal mungkin agar tidak
tergantung pada satu jenis usaha saja , tapi konsep ini surut pada dekade 1980-an . Walau demikian,
bukan berarti strategi ini sudah benar benar hilang. Masih cukup banyak pula perusahaan yang berahsil
dengan strategi ini , terutama ketika perusahaan yang bergerak di wilayah yang mengalami
kecenderungan menurun seperti keika Philip Morris, sebuah produsen rokok membeli Kraft General
Food, sebuah perusahaan makanan kelompok Nestle. Hal ini dilakukan atas dasar asumsi konsumsi

rokok semakin menurun akibat peningkatan kesadaran akan kesehatan dan bahaya rokok. Strategi
diversifikasi ini dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu :
Concentric Diversification
Strategi ini adalah akuisisi bisnis yang terkait dengan perusahaan pengakuisisi dari segi tekhnologi,
pasar atau produk . Jadi, perusahaan pengakuisisi mencari usaha usaha baru yang produk, pasar,
saluran distribusi, tekhnologi dan kebutuhan sumber dayanya serupa namun tidak sama dengan yang
dimilikinya sekarang yang akusisinya menghasilkan sinerji tetapi bukan berupa saling kebergantungan
sepenuhnya.
Contoh : harian Kompas yang memunculkan berbagai surat kabar, tabloid dan majalah baru .
Conglomerate Diversification
Berbeda dengan strategi concentrate diversification yang mengakuisisi jenis usaha yang sinerji,
conglomerate diversification tidak mempermasalahkan sinerji produk pasar dengan bisnis yang sedang
berjalan .
Contoh : ketika Lippobank memutuskan untuk bergerak di sektor properti dan Maspion dengan
Maspionbank-nya .
Horizontal Diversification
Bentuk strategi ini adalah menambah produk atau layanan baru yang tidak berhubungan atau terkait
yang telah ada tapi sasarannya (konsumen) sama .
Contoh : Garuda Indonesia Airways yang memiliki beberapa jaringan hotel di Indonesia . Jenis usaha
hotel tidak terkait dengan penerbangan, namun sasarannya sama . Pengguna layanan maskapai garuda
yang pergi ke suat kota dapat menggunakan layanan hotel yang dimiliki Garuda juga .
Defensive Strategies
Pada prinsipnya strategi ini ditujukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dari semakin
ketatnya persaingan bisnis dan berbagai ketidakpastian eksternal yang sulit dikontrol dan diprediksi.
Biasanya strategi ini digunakan ketika dalam suasana krisis. Oleh karena itu strategi ini sering disebut
juga Survival Strategy .
Joint Ventura
Strategi yang akrab disebut JV ini muncul ketika dua perusahaan atau lebih membentuk suatu kerjasama
dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada secara bersama sama . Strategi ini termasuk defensif
karena perusahaan yang melakukan JV tidak berminat untuk mengambil resiko sendiri . Tak jarang
pihak pihak yang melakukan kerjasama membentuk perusahaan baru dengan tujuan menjalankan
kerjasama yang dimaksud. JV bisa terjadi dalan berbagai bentuk seperti jaringan distribusi, kesepakatan
lisensi, kesepakatan produksi dan upaya melakukan penawaran bersama guna memenagkan suatu

tender . Strategi ini populer karena kemampuannya menciptakan komunikasi dan jaringan kerja untuk
melakukan operasi secara global serta dapat menurunkan resiko . Bahkan kesepakatan kerjasama antar
perusahaan yang sedang bersaing secara langsung juga terjadi. Biasanya kesepakatan kerjasama
merupakan jembatan untuk mensinergikan keunggulan kompetitif di bidang masing masing, baik itu
tekhnologi, distribusi, riset dasarmaupun kapasitas produksi.
Contoh : Kompas dan Poskota melakukan JV yang menghasilkan Harian Surya di Surabaya.
Divestasi
Divestasi adalah strategi dengan menjual suatu perusahaan atau komponen utama perusahaan . Sebagai
contoh, pada bulan Maret 1992, Goodyear Tire mengumumkan keputusannya untuk menjual bisnis
poliesternya kepada Shell Chemical guna menghapuskan utang sebesar $2,6 miliar . Penjualan ini
merupakan bagian dari strategi Goodyear 1991 untuk menekan utangnya sampai di bawah $2 miliar 18
bulan.
Retrenchment
Strategi penciutan dilakukan ketika organisasi mengelompok kembali melalui reduksi biaya dan aset
dalam upaya membalikkan proses penurunan penjualan dan laba perusahaan. Strategi ini terkadang
dikenal sebagai strategi turnaround atau reorganizational. Tujuan dari strategi ini adalah untuk
memperkokoh keunggulan yang membedakan yang dimiliki perusahaan. Pada masa strategi ini, operasi
perusahaan berjalan dengan sumber daya yang terbatas dan akan pada tekanan dari berbagai pihak
seperti pemilik saham, pegawai dan media. Bentuk penciutan seperti penjualan aste untuk memperoleh
dana tunai, pemangkasan lini produk, menutup bisnis yang kuramg menguntungkan, pengurangan
jumlah pegawai dan penerapan sistem kontrol pengeluaran biaya.
Contohnya : PHK besar besaran saat krisis moneter tahun 1998 .
Daftar Pustaka
http://inayahyeni.blogspot.com/2013/11/grand-strategy.html
http://pityrose.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-strategik.html
http://sis.binus.ac.id/2014/10/08/mengenal-istilah-grand-strategy-dalam-pengembangan-web/

Anda mungkin juga menyukai