LABORATORIUM
PUSKESMAS KAUMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Kauman Kabupaten Ponorogo pada
Tahun 2016 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Kauman Kabupaten Ponorogo sangatlah penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang
pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Kauman Kabupaten Ponorogo maka diperlukan pedoman
pelayanan di Puskesmas Kauman.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini ndapat member manfaat dan
bagi Puskesmas Kauman, sehingga akreditasi di Puskesmas Kauman Kabupaten Ponorogo
berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas
Kauman adalah salah satu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo dengan wilayah
kerja yang mencakup 11 desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ponorogo.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kauman adalah
Sebagai Penggerak Pembangunan Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kauman
untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka Pelayanan Medis di Puskesmas Kauman
dilengkapi dengan Laboratorium Klinik yang dilengkapi dengan Alat yang canggih. Guna
menunjang keakuratan hasil maka Laboratorium rutin melakukan perawatan alat. Hal ini
tentunya akan menjamin hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya guna menjamin
tepatnya diagnosa penyakit. Tidak ketinggalan Laboratorium Puskesmas Kauman
melakukan Pemantapan Mutu External (PME) dan Pemantapan Mutu Internal (PMI).
Dalam melaksanakan
berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka Puskesmas
Kauman
menyusun
PEDOMAN
PELAYANAN
LABORATORIUM
PUSKESMAS
KAUMAN.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di Puskesmas Kauman.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan berdasarkan
hasil Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di Puskesmas Kauman.
C. SASARAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu :Tenaga Pelaksana
di Puskesmas
D. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Pelayanan poli umum di Puskesmas Kauman secara garis besar meliputi empat
kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative. Untuk
menunjang hal tersebut maka Pelayanan Laboratorium sangat diperlukan untuk
menegakkan diagnosa penyakit.
E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium puskesmas kauman beroprasi setiap hari kerja mulai pukul 8
hingga pukul 12.30,untuk hari senin hingga kamis dan untuk hari jumat hingga pukul 10
wib.untuk hari sabtu hingga pukul 12 siang
Laboratorium puskesmas kauman dapat mengerjakan pemeriksaan sebagai berikut
1.darah lengkap
2.widal
3.gula darah
3.Asam urat
4.Cholesterol
5.Urine lengkap
6.bta sputum
7.skin smer kusta
F. LANDASAN HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75
TAHUN 2015 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS ).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan pelayanan
Laboratorium di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik
jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh Puskesmas.
Adapun tenaga di laboratorium Puskesmas Kauman sebagai berikut :
No
1
2
JENIS TENAGA
PENANGGUNG JAWAB
KUALIFIKASI
D III Analis Kesehatan
PELAKSANA
SMAK
JUMLAH
JUMLAH
1
1
2
Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang sesuai
kompetensinya.
1. Penanggung jawab Laboratorium di Puskesmas mempunyai tugas:
a. Menyusun program kerja untuk menunjang keakuratan hasil dalam hal ini
PME, PMI, perawatan alat, Kalibrasi Alat, Pemenuhan reagent, dll
b. Memonitor setiap pelaksanaan program kerja.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil Laboratorium.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga Medis di Laboratorium bertugas di Ruang Laboratorium dan ditempat
pelayanan lain bila ditugaskan oleh Kepala Puskesmas.
KEPALA PUSKESMAS
drg. Rahayu Kusdarini, M.Kes
PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN LABORATORIUM
Arif Kartiko, A.Md.
PELAKSANA PELAYANAN
LABORATORIUM
Laboratorium
Poli Lansia
C. JADWAL KEGIATAN
berkelanjutan.
Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik ,magang
dan penelitian tentang pelayanan kesehatan di puskesmas.
BAB III
STANDAR FASILITAS
Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait
dengan
Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan yang
Secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung
Pelayanan klinik puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.
A.DENAH RUANG LABORATORIUM
Meja
dari
bahan
cor
Kulakas
Reagent
Kurs
i
Kurs
i
Meja
Penerimaan
Pasien
Kurs
i
Almari
Bed
pasi
en
Kursi
Meja
dari
bahan
cor
Almari
Meja
Wastafel
KETERANGAN :
a. Luas ruangan 4 x 6 m
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah
g. Ruang berAC
B.STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
a. Meja pemeriksaan
b. Kursi Pasien
c. Wastafel
d. Tempat sampah 3
e. Komputer
f. Alat Hematology Analizer
g. Fotometer
h. Mikroskop
i. Centrifuge
j. Hematokrit Centrifuge
k. Rotator
l. Urine Analizer
m. Kulkas Reagent
n. Strerilisator
o. Bed Pasien
p. Almari
2. PERALATAN
NO
JENIS ALAT
JUMLAH
Setirilisator
Hematology Analizer
Meja Pasien
Fotometer
Mikroskop
Centrifuge
Hematokrit Centrifuge
Rotator
Bed Pasien
10
Komputer
11.
Rak Tabung
12
Rak Westergren
13
Tabung Westergren
15
14.
Tabung Reaksi
15
15
Kaki 3
16
Bak Pengecatan
17
Bunsen
18
Pipet tetes
10
19
Klinipet
20
Hemositometer
1 set
21
Obyek Glass
22
Cover Glass
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
PASIEN
PENDAFTARAN
1.POLI UMUM
2. POLI GIGI
3.POLI KIA/ KB
4.POLI LANSIA
5.UGD
6.RAWAT INAP
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PEMBAYARAN/
KASIR
KEMBALI KE
POLI
PENGIRIM
PENGAMBILAN
HASIL LAB
Keterangan :
1. Pasien datang dari pendaftaran ( loket ) diterima oleh petugas poli (Poli Gigi, Poli
Lansia, Poli Umum, Poli KIA, Rawat Inap, IGD )
2. Petugas poli mengirim pasien beserta blangko rujukan Laboratorium
3. Petugas Laboratorium Mengerjakan Pemeriksaan Lab sesuai Blangko Rujukan
Laboratorium.
4. Pasien membayar biaya pemeriksaan Lab ke Kasir.
5. Pasien datang lagi ke Lab untuk mengambil hasil Lab dengan menunjukkan kwitansi
pembayaran.
6. Pasien kembali lagi ke Poli Pengirim untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.
C. LANGKAH KEGIATAN
1) KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium Puskesmas Kauman melakukan pemeriksaan
meliputi :
a. Sampling darah.
Erytrosit, Hematokrit;
Waktu Pembekuan;
Waktu Perdarahan;
Pemeriksaan Urine Lengkap;
Pemeriksaan Kehamilan;
Pemeriksaan Faeces Lengkap;
Pemeriksaan BTA Kusta;
Pemeriksaan HIV;
Pemeriksaan Widal;
Pemeriksaan Malaria;
Pemeriksaan HBsAg;
Pemeriksaan Sputum BTA;
Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, Cholesterol, Trigliserida, Asam Urat);
Pemeriksaan Golongan Darah;
alat pelindung diri dipakai tergantung tindakan dan kegiatan yang dikerjakan. Pada
plebotomi cukup menggunakan sarung tangan jas laboratorium.
Limbah plebotomi dipilah-pilah ketempat sampah medis (kapas bekas pakai dan
jarum suntik) dan nonmedis pembungkus jarum suntik. Tempat sampah harus diberi
kantong plastic tertutup, dibedakan sampah infeksius dan non infeksius. Sampah pada
kantong diberi label lalu dibakar. .( Workshop Plebotomi Bagi Petugas Lab di
Puskesmas, Dinkes Propinsi Tahun 2009)
Bahwa sebagai upaya pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran lingkungan adalh dengan meningkatnya penataan terhadap ketentuanketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup. Dalam rangka
penataan terhadap peraturan perundang-undangan tersebut dapat dilakukan dengan
upaya kemitraan dengan badan usaha penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun.
Limbah adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi. Limbah bahan
berbahaya dan beracun disingkat B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau
mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan keselamatan manusia.
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan limbah B3 termasuk
penimbunan hasil pengolahan tersebut.( Keputusan Kepala Bapedal No 03 Tahun 1998)
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal dari factor
fisik, biologi, kimia, ergonomic, dan psikososial dengan akibat dapat mengganggu
kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium serta lingkungannya. Untuk itu perlu
dilakukan manajemen K3 yang meliputi identifikasi, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, melaksanakan upaya perbaikan. ( Pedoman Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI Tahun 2003)
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan mutu ada 2 macam yaitu Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan
Mutu Ekternal. Pemantapan Mutu Internal meliputi persiapan pasien, pengambilan dan
pengolahan spesimen, kalibrasi alat.Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang
diselenggarakan secara periodic oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan
untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan
tertentu. ( Pedoman Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di Puskesmas Kauman meliputi:
a. Darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan hemoglobin, leukosit, trombosit, erytrosit,
hematokrit, hitung jenis. Ada beberapa cara pemeriksaan darah lengkap yaitu
cara manual dan cara menggunakan alat auto analyzer. Alat ini menggunakan
sampel darah segar dengan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah pertama
menekan tombol WB dilanjutkan dengan menekan tombol sampel ID. Kemudian
mudah pecah. Jika memeriksa faeces pilihlah bagian yang kemungkinan besar
menemui adanya kelainan , umpamanya bagian yang bercampur dengan lender
ataupun darah. Pemeriksaan faeces meliputi pemeriksaan makroskopis dan
mikroskopis. Makroskopis meliputi warna, bau, konsistensi, lender, darah.
Sedangkan pemeriksaan mikroskopis menggunakan larutan PZ lalu diamati di
bawah mikroskop.( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun
1984)
f.
g. Pemeriksaan HIV
Penyakit HIV di Indonesia semakin lam jumlah penderitanya semakin meningkat.
Untuk itu perlu dilakukan penjaringan di tingkat Puskesmas seperti para
penderita TB dan ibu hamil. Adapun pemeriksaan HIV menggunakan sampel
serum dengan cara diteteskan pada rapid test sebanyak 10 ul. Kemudian
ditambah 4 tetes reagent lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca hasilnya
( Lembar prosedur pada box kemasan reagent)
h. Pemeriksaan BTA Paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
mycobacterium tuberculosis. Sebagian TBC menyerang paru, tetapi dapat juga
menyerang organ tubuh yang lain. Cara penularan TBC adalah melalui percikan
atau droplet. Cara pemeriksaan BTA ini adalah dengan membuat hapusan dahak
dengan ukuran 2x3 cm. Kemudian hapusan ini dicat dengan reagent Ziehl
Nielsen lalu diamati di bawah mikroskop. ( Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis, Depkes RI Tahun 2005)
i.
Widal
Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya
penyakit typus. Pemeriksaan ini dilakukan jika pasien sudah mengalami panas 34 hari. Sampel dari pemeriksaan ini adalah serum atau plasma. Serum
diteteskan sebanyak 4 tetes di tempat terpisah di atas kaca obyek. Kepada
masing-masing tetesan serum ditambah reagent typho O, typhi H, paratyphi A,
paratyphi B. Dilakukan pencampuran lalu digoyangkan dan diamati adanya
k. Malaria
Pemeriksaan malaria adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
adanya parasit penyebab malaria dalam sediaan darah tepi. Parasit malaria ada
4 macam yaitu plasmodium falciparum, plasmodium malariae, plasmodium vivax,
plasmodium ovale. Lokasi pengambilan darah pada orang dewasa adalah pada
ujung jari tengah atau ujung jari manis, seangkan pada orang dewasa dan anak
kecil adalah pada bagian tumit atau ibu jari kaki. Setelah dilakukan penusukan
maka darah diteteskan pada kaca obyek setelah itu dibuat hapusan.. Kemudian
setelah kering dilakukan pengecatan dengan pewarna wright giemsa. Setelah
kering diamati di bawah mikroskop. ( Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas, Depkes RI Tahun 1991)
l.
Golongan Darah
Penetapan golongan darah adalah menentukan jenis aglutinogen yang ada
dalam sel, disamping itu juga dikenal jenis agglutinin yang ada dalam serum.
Darah diteteskan sebanyak 4 tetes pada kaca obyek di tempat yang berbeda.
Kemudian ke masing-masing tetesan darah ditetesi dengan antisera a, B, AB,
dan Anti D. Selanjutnya dicampur dan digoyang dan diamati adanya aglutinas.
( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)
KURANG DARI
LEBIH DARI
*KIMIA KLINIK*
1.
< 45 mg/dl
>500 mg/dl
2.
Asam urat
< 3 mg/dl
>20 mg/dl
3.
Cholesterol
<100 mg/dl
>400 mg/dl
*HEMATOLOGI*
4.
Hemoglobin
< 20 g/dl
5.
Leukosit
6.
Trombosit Dewasa
< 50.000/ul
< 1.000.000/ul
7.
Trombosit Anak
< 20.000/ul
< 1.000.000/ul
8.
Erytrosit
9.
Hematokrit
< 20 VOL%
< 60 VOL%
Lama nya pemeriksaan laboratorium telah di tentukan denga cara perhitungan per
pasien dan rapat kolaborasi dengan tiap poli.
Jenis Pemeriksaan
Waktu Penyampaian
Keterangan
Hasil
DL (darah lengkap)
30 menit
-Waktu yang
dicantumkan sudah
BTA sputum
2 jam
Cholesterol
10 menit
Trigliserida
30 menit
Asam urat
10 menit
Urine lengkap
30 menit
Widal
30 menit
pasien 1 jam
-Khusus untuk
Golongan darah
10 menit
pemeriksaan Cyto
Hemoglobin
10 menit
Gula darah
10 menit
HIV
kerja(sampel sudah
tersedia)
-Rata-rata waktu
pemeriksaan setiap
waktu
pemeriksaannya
adalah maksimal
1 jam
HbsAg
30 menit
Malaria
1 jam
2 jam
Test kehamilan
siap untuk
30 menit
10 menit
Saat memberikan hasil pemeriksaan ke pada pasien harus di sertai dengan nilai
normal pemeriksaan.
NO
Nama Pemeriksaan
Nilai normal
DL (darah lengkap)
-Hemoglobin
-leukosit
-trombosit
12 16 gr%
4.500 12.000/ul darah
150.000 450.000/ul
darah
-erytrosit
-hematokrit
37 45
Cholesterol
Trigliserida
<150 mg/dl
Asam urat
4 7 mg/dl
Gula darah
<110 mg/dl
<125 mg/dl
widal
Negative (-)
HbsAg
Negatife (-)
HIV
Non reaktif
Nilai normal tersebut di dapat dari startkit tiap reagen dan juga dari rapat kolaborasi tiap
poli.
2) RUJUKAN
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan Karena suatu hal ( Alat
Rusak, Listrik Mati, dll) maka darah akan dikirim ke Laboratorium Lain.
3) PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. PENCATATAN
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi. Macam-macam
pencatatan antara lain :
a. Buku Kwitansi Pembayaran.
b. Buku Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
c. Lembar Copy hasil pemeriksaan.
d. Blangko Pemeriksaan Laboratorium.
e. Buku bukti Pengambilan Hasil
f. Buku Stok Reagent.
2. PELAPORAN
Pelaporan yang
harus
disampaikan
secara
berkala
ke
Dinas
Kesehatan
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan Laboratorium Puskesmas kauman
direncanakan dalam POA, permintaan obat dan bahan habis pakai dan lokmin bulanan.
Pengadaan logistik berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten.
Untuk yang pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat pengajuan
logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang dari
DKK.
Daftar logistik Laboratorium di Puskesmas kauman
No
NAMA
1.
Stik Gula
Stik Cholesterol
Reagent Cholesterol
Reagent Widal
Reagent ZN
10
11
Blood Lancet
12
Spuit Injeksi
13
14
Objek Glass
15
Cover Glass
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
NO
TARGET
1.
100%
2.
100%
3.
100%
4.
100%
keperawatan
5.
75%
6.
100%
1.
2.
mengurangi
kesalahan,
dan
menghasilkan
peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi
yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang
diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk
melaporkan hasil pemeriksaan segera/ cito.
3.
4.
harus
selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan
mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian prosedur.
5.
6.
beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang rawat inap.
Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan lingkungan
yang aman.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan petugas medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit
dimana di puskesmas banyak kasus kasus penyakit menular misal; TBC ,Kusta
,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit yang disebabkan virus lainya. maka petugas dalam
melaksanakan pelayanan diwajibkan memperhatikaan keamanan diri dengan
pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu menggunakan masker ,sarung tangan, jas
kerja laboratorium, kacamata pelindung. Dan selalu melakukan cuci tangan sebelum
dan setelah melaksanakan kegiatan atau pelayanan.
PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)
Pemeriksaa
n
Tindakan
Perlukaan
SCalling
Tindakan tanpa
perlukaan
Ya
Ya
ya
ya
Sarung tangan
Ya
Ya
ya
ya
Jas Laboratorium
Ya
Ya
Ya
ya
Masker
Ya
Ya
ya
ya
Kaca mata
pelindung
tidak
Penilaian
resiko
ya
tidak
Sanitasi tangan
Sterilisasi Alat:
Sterilisator listrik setiap selesai pelayanan, dan alat2 dari stainless/ metal yg sudah di
sterilisasi dibiarkan di dalam sterilisator sampai besoknya, sehingga pemakaian alat alat
sudah siap dipergunakan esoknya.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di Laboratorium
perlu diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan resiko terhadap pasien harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk mencegah
terjadinya masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah terjadinya kesalahan
pengobatan / medikasi (medication error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan Standar Operasional Prosedur.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon dan
tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program pengendalian mutu
pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk
peningkatan mutu standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja(membandingkan
antara capaian dengan rencana kerja)
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk
memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring
dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis yang melakukan proses. Aktifitas
monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh ; monitoring pelayanan pasien, monitoring kinerja tenaga kesehatan
Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis, dilakukan
evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperleh melalui
metode berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Tahun 2003
6. Buku Workshop Plebotomi Bagi Petugas Laboratorium di Puskesmas, Dinkes
Propinsi Tahun 2009
7. Buku Manual Alat poch-100i SYSMEX
8. Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984
9. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Depkes RI Tahun 1991
10. Modul Pelatihan Program P2 Kusta, Subdirektorat Kusta dan Frambusia
11. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI Tahun 2005