Anda di halaman 1dari 34

PEMANFAATAN AMPAS KOPI SEBAGAI SOLUSI

ALTERNATIF PERAWATAN KULIT PADA REMAJA


KARYA TULIS
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir di SMA Negeri 1 Garut

Disusun Oleh:
Intan Putri Permatasari
131410124
XII IPA 2
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GARUT
Jalan Merdeka No. 91 Telepon (0262) 233782
2015/2016

LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul PEMANFAATAN AMPAS KOPI

SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF PERAWATAN KULIT


PADA REMAJA telah disetujui dan disahkan oleh :

Penanggung Jawab Program

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang
atas karunia dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ini tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam tetap
tercurah limpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.,
kepada para keluarganya, para sahabatnya, dan sampailah kepada
kita selaku umatnya.
Karya tulis ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas akhir di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Garut pada tahun ajaran
2015/2016, dengan judul PEMANFAATAN AMPAS KOPI SEBAGAI
SOLUSI ALTERNATIF PERAWATAN KULIT PADA REMAJA.
Karya tulis ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Achdiat Kusdani, M.Pd selaku Kepala Sekolah
SMAN 1 Garut.
2. Bapak Asep Suryana,

S.Pd

selaku

penanggungjawab

program.
3. Bapak Iwa Priyatna, S.Pd.I selaku pembimbing dalam
penyusunan karya tulis ini

yang selalu memberikan

petunjuk dan saran dalam penyusunan karya tulis ini.


4. Bapak Ende Sunarya selaku wali kelas dari XII IPA 2
5. Keluarga penulis yang tercinta, yang
selalu memberi
motivasi, dan dukungan baik moril maupun materil.

6. Sahabat sahabat penulis, Alvira Rizqi Utami, Isvi Maulani,


dan Saila Maudi yang tak hentinya memberi dukungan dan
kasih sayang kepada penulis.
7. Teman teman FRENSCOR91 khususnya Hanum Nurhaliza,
Budiman Dwi Putra, Aditya Darma Priyatna, Nova, Ranty
Gelar Andicke, Nisa Munawar, Novaria Lasher, Rd. Aurelia
Surya, Lufi Karisma, Vingki Vientineu dan Cahya Afdila yang
selalu mendukung, memberi masukan, dan tawa canda
kepada penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak bantuan kepada
penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan
kekurangan yang dimiliki dalam penulisan karya tulis ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di
masa yang akan datang.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi


penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca dan semua pihak
terkait.
Garut, Oktober 2015
Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................v
ABSTRAK..........................................................................................viii
BAB I....................................................................................................1
1.1

Latar Belakang.......................................................................1

1.2

Rumusan dan Pembatasan Masalah.....................................3

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian...............................................3

1.4

Manfaat Penelitian..................................................................4

1.5

Metode Penelitian...................................................................4

1.6 Sistematika Penulisan................................................................4


BAB II...................................................................................................6
2.1 Sejarah Kopi...............................................................................6

2.2 Jenis jenis Kopi.......................................................................8


2.2.1 Kopi Arabika.........................................................................8
2.2.2 Kopi Robusta.......................................................................9
2.2.3 Kopi Liberika........................................................................9
2.2.4 Kopi Excelsa......................................................................10
2.3 Kandungan Nutrisi Kopi............................................................11
2.3.1 Dicaffeoylquinic Acid..........................................................11
2.3.2 Polifenol..............................................................................11
2.3.3 Flavonoid............................................................................11
2.3.4 Quinic Acid.........................................................................12
2.3.5 Kafein.................................................................................12
2.3.6 Dimethyl Disulfide..............................................................13
2.3.7 Acetylmethylcarbinol..........................................................13
2.3.8 Putrescine..........................................................................13
2.3.9 Trigonelline.........................................................................13
2.3.10 Niacin...............................................................................13
2.3.11 Air.....................................................................................14
2.3.12 Ethyphenol.......................................................................14
BAB III................................................................................................15
3.1 Alat dan Bahan.........................................................................15

3.1.1 Alat.....................................................................................15
3.1.2 Bahan.................................................................................15
3.2 Cara Penggunaan....................................................................15
3.2 Pembahasan............................................................................16
BAB IV...............................................................................................18
4.1 Kesimpulan...............................................................................18
4.2 Saran........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................20

ABSTRAK
Banyak remaja di Indonesia yang mendambakan wajah cantik
dengan menggunakan perawatan kulit yang dapat membersihkan
wajah secara instan, tetapi mengandung beberapa zat kimia
berbahaya seperti merkuri, hidrokinon, dan rhodamin B. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk memberi solusi untuk permasalahan
tersebut di dalam karya tulis yang berjudul Pemanfaatan Ampas
Kopi Sebagai Solusi Alternatif Perawatan Kulit Pada Remaja.
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan karya tulis
ini adalah metode studi pustaka, yaitu dengan mengambil data
data yang terdapat pada buku dan artikel artikel yang terdapat
pada internet yang menyangkut permasalahan yang di bahas dalam
karya tulis ini.
Rumusan masalah dari karya tulis ini adalah (1) Apa saja
manfaat ampas kopi bagi remaja? (2) Bagaimana cara
menggunakan ampas kopi dalam perawatan kulit?
Untuk menjawab permasalahan penggunaan zat kimia
berbahaya yang dipakai oleh banyak remaja, maka penulis
menawarkan sebuah solusi dengan memanfaatkan ampas kopi yang
biasanya dibuang oleh banyak orang sebagai masker.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang menduduki
peringkat 4 dengan penduduk terbanyak di dunia setelah
Amerika Serikat, India, dan China. Menurut Badan Pusat Statistik
Indonesia, jumlah penduduk di Indonesia di tahun 2015 telah
mencapai

255.993.674 jiwa.

Dengan

kepadatan

jumlah

penduduk tersebut, semakin beragam pula penyakit yang


diderita oleh masing-masing penduduk di Indonesia.
Penelitian Sample Registration Survey ( SRS )
mendapatkan data terbaru 5 penyebab kematian tertinggi atau
terbanyak di Indonesia. Pertama, stroke dengan persentase
21,1 persen, kedua penyakit jantung sebanyak 12,9 persen,
penyebab kematian tertinggi ketiga yaitu diabetes melitus
dengan komplikasi (6,7 persen) dan keempat asma (5,7 persen).
Sementara penyebab kematian tertinggi kelima adalah hipertensi
dengan komplikasi (5,3 persen). Berdasarkan pernyataan diatas,
terlihat bahwa penyakit asma masuk ke dalam 5 daftar penyakit
dengan pengidap terbanyak di Indonesia.
Kurangnya pengetahuan penderita asma tentang asma
dan menganggap asma merupakan penyakit yang tidak dapat

disembuhkan,

kurangnya

upaya

untuk

melaksanakan

pencegahan serangan asma di rumah, serta belum terlihat


adanya usaha yang baik dalam mengontrol dan menghindari
alergen. Hal ini yang mengakibatkan kekambuhan pada
penderita asma (Sundaru, 2006).
Usaha
bergantung

untuk menjaga agar tidak kambuh juga

pada

pengetahuan

penderita

asma

terhadap

penyakitnya, karena dengan pengetahuannya tersebut klien


memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan.
Informasi dan pengetahuan tentang asma sangat penting dimana
yang harus diajarkan kepada pasien adalah mengenal faktor
pemicu serangan asma pada dirinya serta pemahaman tentang
pencegahan, perawatan dan kerja obat asma. Strategi ini
mengurangi frekuensi gejala, eksaserbasi, dampak asma pada
gaya hidup serta kekambuhan pada asma (Chang, Esther et al,
2010). Tingkat pengetahuan yang baik mempengaruhi frekuensi
kekambuhan, karena dengan pengetahuan yang baik penderita
mampu melakukan pencegahan kekambuhan yang berulang
(Waspadji, 2007).
Oleh karena itu, harus ada penanganan yang tepat
agar penyakit asma tidak berujung pada kematian. Disamping
menggunakan obat-obatan dalam penanganan penyakit asma,
dengan olahraga renang juga merupakan langkah yang tepat

dalam mengurangi gejala asma ini, karena berenang lebih aman


dan sehat daripada terus menerus mengkonsumsi obat-obatan
kimia yang jelas memiliki efek sampingnya. Dari permasalahan
tersebut maka penulis membuat karya tulis yang berjudul
Peranan Renang sebagai Terapi dalam Mengurangi Gejala
Asma.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka
penulis dapat mengambil beberapa masalah yang dapat
dirumuskan ke dalam pertanyaan. Adapun rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peranan renang dalam mengurangi tingkat
kambuh asma?
2. Bagaimana kriteria renang yang tepat dalam mengurangi
tingkat kambuh asma?
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dari penyusunan karya tulis ilmiah yang
berjudul

Peranan

Renang

sebagai

Terapi

dalam

Mengurangi Gejala Asma adalah untuk memenuhi salah satu


tugas akhir di SMA Negeri 1 Garut.

Adapun tujuan lain dari penyusunan karya tulis ini


adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui peranan renang dalam mengurangi tingkat
kambuh asma.
2. Untuk mengetahui kriteria renang yang tepat dalam
mengurangi tingkat kambuh asma.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah
ini diantaranya adalah :
1. Bagi Penulis
Dapat memberi wawasan dan pengetahuan lebih mengenai
pengaruh

olahraga

renang

terhadap

penyembuhan

penyakit asma dan bronkitis. Selain itu, penyusunan karya


tulis ini juga disusun berdasarkan pengalaman penulis serta
dapat menambah pengalaman dan pembelajaran bagi
penulis dalam penyusunan karya tulis yang lebih baik ke
depannya.
2. Bagi Pembaca

Dapat menjadi pengetahuan bagi pembaca agar lebih


mengetahui mengenai pengaruh renang terhadap penyakit
asma dan bronkitis. Dapat juga dijadikan acuan atau contoh
bagi pembaca dalam menyusun karya tulisnya.

3. Bagi Sekolah
Dapat menjadi tambahan koleksi di perpustakaan sekolah.
Dan juga untuk menambah ilmu pengetahuan bagi yang
membacanya.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam
penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Metode yang mengambil sumber materi dari berbagai
buku dan artikel yang berkaitan dengan materi karya tulis
yang akan dibahas oleh penulis.
2. Wawancara
Metode dengan melakukan tanya jawab pada seorang
narasumber untuk mendapatkan sumber berlandaskan

empiris narasumber mengenai hal yang berkaitan dengan


karya tulis ini.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk dapat mempermudah penulis dalam penyusunan
karya tulis ini, dan juga untuk mempermudah pembahasan dan
penjelasan masalah yang terdapat dalam karya tulis ini, maka
penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut.

JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
1.5 Metode Penulisan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II. KAJIAN TEORI
2.1 Terapi Renang
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Macam-macam Gaya Renang
2.1.2.1 Gaya Bebas
2.1.2.2 Gaya Dada
2.1.2.3 Gaya Kupu-kupu
2.1.2.4 Gaya Punggung

2.2 Asma
2.2.1 Pengertian
7

2.2.2 Penyebab
2.2.3 Gejala
2.2.3.1

Tanda Gejala Awal Asma

dari Serangan Asma


2.2.3.2

Gajala Asma Akut

2.2.3.3

Gejala Asma Kronik

2.3 Peranan Terapi Renang bagi Asma


BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Hasil Wawancara
3.1.1 Dokter
3.1.2 Penderita Asma
3.2

Kriteria

renang

yang

tepat

dalam

proses

penyembuhan asma
BAB. IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah Kopi


Sejarah koApi dimulai dari Etiopia (Afrika), sekitar abad ke-3.
Seorang penggembala kambing menemukan efek yang ditimbulkan
dari biji kopi pada ternak kambing mereka, yang membuat kambing
tetap terjaga selama beberapa jam. Dari Etiopia, kopi menyebar ke
negara lain di Afrika, kemudian ke Yaman dan Mesir.

Kopi yang disangrai dan dibuat minuman pertama kali


diperkenalkan di negara Arab, sehingga kemudian dijadikan sebagai
salah satu jenis kopi, yaitu Arabika.
Di Indonesia, tanaman kopi dikenal sejak tahun 1696, yang
didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada awalnya
pemerintah Belanda menanam kopi di sekitar Batavia (Jakarta),
Sukabumi dan Bogor. Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat, Sumatera dan Sulawesi. Ekspor kopi Indonesia
pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dan sepuluh tahun
kemudian ekspor kopi terus meningkat hingga 60 ton/tahun.
Indonesia menjadi negara yang mengembangkan perkebunan kopi
pertama di luar Arab dan Etiopia. Selanjutnya, penanaman kopi
meluas ke luar Jawa, seperti di Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor.
Jenis kopi yang pertama kali ditanam di Indonesia adalah kopi
Arabika (Coffe arabica). Memasuki abad ke-20 tanaman kopi Arabika
di Indonesia terserang penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) yang
hampir

memusnahkan

seluruh

perkebunan

kopi.

Pemerintah

Belanda mendatangkan kopi Liberika, tetapi varietas ini tidak begitu


populer dan juga terserang penyakit karat daun. Didatangkan lagi
jenis kopi Robusta (Coffea canephora) yang mempunyai karakteristik
tahan terhadap penyakit karat daun dan produksinya tinggi. Kopi
Robusta tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah.

10

Pada abad ke-18 dan 19, Indonesia dikenal sebagai produsen


kopi Arabika, dan pada awal abad ke-20 menjadi produsen kopi
Robusta. Daerah penyebaran dan penghasil kopi utama Indonesia
adalah Sumatera, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Bali, Sulawesi
Selatan dan Irian Jaya.

2.2 Jenis jenis Kopi


Terdapat empat jenis kopi yang dikenal di dunia, yaitu kopi
Arabika, kopi Robusta, kopi Liberika, dan kopi Ekselsa.

2.2.1 Kopi Arabika


Kopi Arabika merupakan jenis kopi yang pertama kali
dibudidayakan di Indonesia. Kopi ini tumbuh sangat baik di daerah
dengan ketinggian 1.000-2.11 m di atas permukaan laut (dpl.).
Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi Arabika, cita rasa biji kopi
11

yang dihasilkan semakin baik. Perakaran tanaman kopi Arabika lebih


dalam dibanding perakaran kopi Robusta.
Perkebunan kopi Arabika terdapat di beberapa daerah, antara
lain Tapanuli Utara, Dairi, Tobasa, Humbang, Mandailing, dan Karo
(Provinsi Sumatera Utara), Provinsi Aceh, Provinsi Lampung,
beberapa Provinsi di Pulau Sulawesi, Jawa dan Bali.
Kopi Arabika memiliki variasi rasa yang beragam. Mulai dari
rasa manis, lembut, hingga rasanya yang kuat dan tajam. Ketika
proses sangrai, aroma yang dikeluarkan oleh jenis kopi ini mirip
dengan blueberry. Namun setelah disangrai, biji kopi Arabika
beraroma buah buahan dan manis.

2.2.2 Kopi Robusta


Kopi Robusta berasal dari kata robust yang artinya kuat,
sesuai dengan gambaran postur (body) atau tingkat kekentalannya
yang kuat.
Tanaman kopi Robusta menghendaki tanah yang
gembur dan kaya bahan organik. Tingkat keasaman tanah yang ideal

12

untuk tanaman ini sekitar 5,5 6,5. Kopi Robusta dianjurkan


dibudidayakan dibawah naungan pohon lain.
Jenis kopi ini memiliki variasi rasa netral sampai tajam dan
sering dianggap memiliki rasa seperti gandum. Sama halnya dengan
kopi Arabica, ketika disangrai kopi Robusta juga mengeluarkan
aroma wangi. Namun kopi Robusta lebih beraroma seperti kacang
kacangan.

2.2.3 Kopi Liberika


Kopi Liberika berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi ini dapat
tumbuh setinggi 9 meter dari tanah. Jenis kopi ini paling tahan pada
penyakit

Hemelia

vastatrix

dibanding

jenis

lainnya.

Hal

itu

merupakan keunggulan kopi Liberika dari jenis kopi lainnya.

Produktivitas jenis kopi ini ada pada kisaran 400 500


kg/ha/tahun. Liberika dapat berbunga sepanjang tahun. Dalam satu
buku bisa berbunga lebih dari satu kali. Di Indonesia, jenis kopi ini
ditanam di daerah Jawa dan Lampung.
Kopi Liberika dikenal pula dengan sebutan kopi nangka
karena aromanya yang mirip dengan buah nangka.

13

2.2.4 Kopi Excelsa


Kopi Excelsa merupakan salah satu jenis kopi yang paling
toleran terhadap ketinggian lahan. Kopi ini bisa tumbuh dengan baik
di dataran rendah mulai 0 - 750 meter dpl. Selain itu, kopi Excelsa
juga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan.
Pohon kopi Excelsa bisa menjulang hingga 20 meter. Kopi
Excelsa memiliki produktivitas rata rata 800 1.200 kg/ha/tahun.
Kelebihan lain jenis kopi Excelsa adalah bisa tumbuh di lahan
gambut. Di Indonesia, Excelsa ditemukan secara terbatas di daerah
Tanjung Jabung Barat, Jambi.
Kopi Excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang
dikategorikan kuat dan dominan pahit.

2.3 Kandungan Nutrisi Kopi


Berikut merupakan kandungan kimiawi yang dapat ditemukan
di dalam kopi.

14

2.3.1 Dicaffeoylquinic Acid


Zat ini adalah salah satu zat antioksidan yang dapat
menangkal radikal bebas. Meskipun kadar antioksidan didalam biji
kopi tidak sebanyak tumbuhan obat lain, namun kopi adalah salah
satu suplayer antioksidan paling banyak dikonsumsi didunia.

2.3.2 Polifenol
Polifenol (polyphenol) adalah kelompok bahan kimia dengan
lebih dari satu unit fenol per molekul. Polifenol diketahui memiliki sifat
antioksidan yang dapat mencegah radikal bebas. Selain pada kopi,
polifenol juga terdapat pada teh, coklat, anggur merah, minyak
zaitun, dan kacang kacangan.

2.3.3 Flavonoid
Flavonoid, juga dikenal sebagai bioflavonoid adalah kelas
phytochemical yang hanya bisa disintesis oleh tanaman, termasuk
kopi.
Flavonoid
berfungsi

mampu

menetralisir

bertindak

radikal

sebagai

bebas

dan

antioksidan
dengan

dan

demikian

meminimalkan efek kerusakan pada sel dan jaringan tubuh.

15

2.3.4 Quinic Acid


Rasa asam pada kopi ditentukan pada jumlah zat yang satu
ini. Kadar quinic acid pada kopi terkadang jumlahnya berbeda-beda.
Zat ini digunakan pula dalam ilmu kedokteran sebagai bahan
pembuatan obat flu

2.3.5 Kafein
Kafein ditemukan didalam beberapa biji daun dan buah dari
beberapa tanaman, kopi adalah salah satu tanaman yang memiliki
kandungan kafein yang paling sering dinikmati oleh manusia, kafein
diklasifikasikan sebagai drug dan diakui aman dalam dosis tertentu.
Melebihi dosis yang ditentukan akan menyebabkan ketergantungan.
Dalam konsumsi yang sudah menahun kafein dapat menyebabkan
timbulnya penyakit seperti kanker dan masalah gangguan tidur.

16

2.3.6 Dimethyl Disulfide


Pada biji kopi yang masih hijau atau belum dikeringkan dan di
sangrai, kandungan senyawa ini termasuk senyawa yang banyak.
Zat ini lah yang membuat kotoran manusia berbau, mirip dengan
senyawa sulfur.

2.3.7 Acetylmethylcarbinol
Zat yang satu ini adalah zat yang membuat kopi terasa gurih
di lidah, zat ini banyak ditemukan pula pada mentega.

2.3.8 Putrescine
Zat yang dihasilkan oleh bakteri E.Coli ini adalah bakteri yang
membuat sesuatu menjadi busuk, zat ini adalah hasil dari
pembusukan dari bakteri tersebut.

2.3.9 Trigonelline
Zat yang satu ini adalah zat yang dapat melindungi gigi. Meski
kadang seorang peminum kopi mempunyai gigi yang agak hitam,
namun zat ini yang membuat gigi peminum tidak gampang
berlubang.

17

2.3.10 Niacin
Zat yang satu ini adalah senyawa yang kurang baik bagi
tubuh, karena senyawa ini dapat menyerap vitamin-vitamin dalam
tubuh, sedangkan vitamin sangat dibutuhkan tubuh untuk prosesproses yang ada didalam tubuh. Oleh karenanya meminum kopi
hanya di anjurkan paling banyak 2-3 kali sehari.

2.3.11 Air
Air atau H2O adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kopi. Kandungan kimiawi kopi yang satu ini adalah bagian yang
penting bagi tubuh, karena 70% tubuh adalah air dan meskipun
kandungan air didalam kopi terkadang tidak digunakan (dilakukan
pengeringan pada biji kopi) namun kandungan air didalam kopi
adalah bagian dari senyawa kimiawi kopi.

2.3.12 Ethyphenol
Zat yang satu ini mungkin asing bagi kita, namun zat ini
merupakan aroma khusus pada kopi. Zat ini mirip dengan tar dan
mengandung pheromone.

18

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
-

Mangkuk

3 sendok makan ampas kopi

1 gelas kecil susu

3.1.2 Bahan

3.2 Cara Penggunaan


1. Masukkan ampas kopi ke dalam mangkuk.
2. Masukkan susu kedalamnya.
19

3. Aduk sampai tercampur dan sedikit kental.


4. Pastikan berbentuk pasta dan tidak encer.
5. Oleskan pasta tersebut ke wajah dan leher.
6. Hindarilah bagian sekitar mata dan bibir.
7. Lakukan pijatan yang lembut dan ringan pada kulit.
8. Kemudian biarkan selama 20 menit.

9. Saat membersihkan masker, perlahan-lahan pijat


ringan ke kulit kita dan ini akan berfungsi sebagai
exfoliator.
10. Keringkan wajah.
11. Gunakan pelembab saat kulit masih lembab untuk
menjaga kelembaban.

3.2 Pembahasan
Seperti yang telah kita ketahui, kopi mengandung beberapa
zat antioksidan seperti polifenol, flavonoid, dan dicaffeoylquinic acid
yang dapat mencegah radikal bebas, dimana radikal bebas dapat
menyebabkan beberapa permasalahan kulit.
20

Perlu kita ketahui, radikal bebas yang terbentuk selama


oksidasi berada dalam keadaan yang sangat tidak stabil sehingga
memiliki kecenderungan melepaskan elektron atau menyerap
elektron dari sel.
Setiap kali sebuah elektron dilepaskan atau ditangkap oleh
radikal bebas, maka akan terbentuk radikal bebas yang baru. Radikal
bebas yang baru terbentuk akan terus melakukan hal yang sama.
Dengan cara ini, rantai radikal bebas tercipta.

Jika kondisi ini terus terjadi dalam waktu yang lama, sel tubuh
akan menjadi rusak. Antioksidan seperti polifenol, flavonoid, dan
dicaffeoylquinic acid membantu mengubah radikal bebas yang tidak
stabil ke dalam bentuk yang stabil, yang menyebabkan rantai radikal
bebas terhenti. Oleh karena itu, antioksidan dapat mencegah radikal
bebas.
Mengenai penggunaan susu dalam ampas kopi, selain untuk
membuat ampas kopi bertekstur seperti pasta, susu juga mempunyai
kandungan yang baik untuk kulit seperti vitamin D.
Kombinasi

antara

susu

dengan

ampas

kopi

dapat

menghasilkan masker yang mempunyai banyak manfaat seperti


mencerahkan kulit, melembabkan kulit, mengangkat sel sel kulit
mati, dan mencegah jerawat yang biasanya diderita oleh remaja.
21

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Banyak remaja di Indonesia yang mendambakan kulit bersih
secara

instan

dengan

menggunakan

perawatan

kulit

yang

mempunyai kandungan berbahaya seperti merkuri, hidrokinon, dan


rhodamin B.
Namun,

daripada

menggunakan

perawatan

kulit

yang

berbahaya, lebih baik menggunakan perawatan kulit alami yang bisa


didapat di lingkungan sekitar kita, contohnya ampas kopi.
Kopi yang digemari oleh banyak orang ternyata mengandung
beberapa antioksidan yang baik bagi kulit seperti polifenol, flavonoid,
dan dicaffeoylquinic acid yang dapat mencegah radikal bebas.

22

Oleh karena itu, kopi dapat dijadikan sebagai alternatif


perawatan kulit yang baik dengan cara memanfaatkan ampas kopi
hitam yang biasanya dibuang oleh banyak orang.
Adapun pengolahan ampas kopi untuk dijadikan sebagai
alternatif perawatan kulit bagi remaja diantaranya dapat dijadikan
masker, yang mempunyai beberapa manfaat seperti mencerahkan
kulit, melembabkan kulit, mengangkat sel sel kulit mati, dan
mencegah jerawat yang biasanya diderita oleh remaja.
Jadi, dengan adanya masker ampas kopi ini, para remaja
tidak perlu menggunakan perawatan kulit yang berbahaya, karena
masker ampas kopi ini mudah diolah, tidak mengeluarkan banyak
biaya, dan tentunya memiliki beberapa manfaat yang baik bagi kulit
remaja.

4.2 Saran
1. Bagi para remaja, disarankan untuk memakai bahan
bahan alami untuk perawatan kulit seperti menggunakan
ampas kopi yang dijadikan sebagai masker wajah yang
alami dan aman bagi kulit.
2. Bagi masyarakat, disarankan untuk mengembangkan
potensi yang berada di lingkungan sekitar, seperti

23

memanfaatkan ampas kopi yang biasanya dibuang oleh


kebanyakan orang.

DAFTAR PUSTAKA
Rukmana, H.Rahmat. Untung Selangit dari Agribisnis Kopi.
http://ikiopo.com/kosmetik-yang-berbahaya-mengandung-apa-saja
http://manfaat.co/manfaat-masker-kopi-untuk-wajah-dan-caramembuatnya.html
http://alamtani.com/kopi-arabika.html
http://alamtani.com/kopi-robusta.html
http://penikmatkopi.com/arabica-dan-robusta-apa-bedanya/
http://penikmatkopi.com/liberika-jenis-kopi-beraroma-nangka-khasprovinsi-jambi/
http://alamtani.com/jenis-kopi.html

24

http://www.hasbihtc.com/10-kandungan-kimiawi-yang-terdapat-padakopi.
http://www.amazine.co/18696/tips-antioksidan-8-manfaat-polifenoluntuk-kesehatan/
http://aylacream.com/cara-membuat-masker-kopi.html
http://www.amazine.co/18678/cara-kerja-antioksidan-mencegahradikal-bebas/

25

Anda mungkin juga menyukai