Penyebab sindroma nefrotik ini belum diketahui, namun akhir-akhir ini dianggap sebagai
penyakit autoimun, yaitu reaksi antigen-antibodi. Dimana 80% anak dengan sindroma nefrotik
yang dilakukan biopsi ginjal menunjukkan hanya sedikit keabnormalannya, sementara sisanya 20
% biopsi ginjal menunjukkan keabnormalan seperti glomerulonefritis (Novak & Broom, 1999).
Patogenesis mungkin karena gangguan metabolisme, biokimia dan fisiokimia yang menyebabkan
permeabilitas membran glomerulus meningkat terhadap protein (Whalley and Wong, 1998).
Sedangkan menurut Behrman (2001), kebanyakan (90%) anak yang menderita nefrosis
mempunyai beberapa bentuk sindroma nefrotik idiopatik, penyakit lesi minimal ditemukan pada
sekitar 85%. Sindroma nefrotik sebagian besar diperantarai oleh beberapa bentuk
glomerulonefritis (infeksi pada glomerulus). (Siburian, Apriliani 2013)
Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh glomerulonefrotis primer dan sekunder akibat
infeksi,keganasan,penyakit penghubung (connective tissue disease), obat atau toksin, dan
akibat penyakit sistemik seperti berikut :
a. Glomerulonephritis primer :
-
Efek
obat
dan
toksin
obat
NSAID,
preparat
penisilinamin,probenesid,captopril
-
(Nurbi,Alfian 2010)
Ada juga yang membagi etiologi sindrom nefrotik menjadi :
emas,
a.
b.
c.
Alfian.
2010.
Sindrom
Nefrotik
(online),