1 comment
Matriks Evaluasi Posisi dan Tindakan Strategis (Strategic Position and Action Evaluation
SPACE Matrix), mengindikasikan apakah strategi yang agresif, konservatif, defensif, atau
kompetitif yang paling cocok dengan organisasi tertentu. Sumbu untuk Matriks SPACE
mewakili dua dimensi internal, yaitu kekuatan keuangan (financial strengthFS) dan
keunggulan kompetitif (competitive advantageCA) dan dua dimensi eksternal, yaitu
stabilitas lingkungan (environmental stability ES) dan kekuatan industri (industrial
strengthIS). Keempat faktor ini adalah penentu yang paling penting dari keseluruhan posisi
Strategis organisasi.Jelas ???
Jadi sebelum kita menentukan strategi apa yang cocok untuk perusahaan kita, maka kita perlu
mengetahui posisi perusahaan dalam persaingan bisnisnya, setelah kita mengetahui posisi
perusahaan maka baru kita dapat menentukan strategi strategi apa yang cocok untuk
diterapkan.
Menurut David (2006 ) Tahap yang dibutuhkan untuk mengembangkan Matriks SPACE
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
Hitung nilai rata-rata untuk FS, CA, IS, dan ES dengan menjumlahkan nilai yang
diberikan kepada variabel dari setiap dimensi dan kemudian membagin}ra dengan
jumlah variabel yang disertakan dalam dimensi tersebut.
4.
Tempatkan nilai rata-rata untuk FS, IS, ES, dan CA untuk sumbu yang sesuai dalam
Matriks SPACE.
5.
Tambahkan dua nilai pada sumbu x dan gambar titik basil pada X. Tambahkan dua
nilai pada sumbu y dan gambar titik hasil pada Y. Gambar perpotongan dari titik xy
yang baru.
6.
Gambar vektor arah dari titik asal Matriks SPACE melalui titik perpotongan yang
baru. Vektor ini mengungkapkan tipe strategi yang direkomendasikan untuk
organisasi:
agresif,
kompetitif,
defensif,
atau
konservatif.
Dari hasil grafik matriks space di atas , kan keliatan tuh ada beberapa kuadran, nah
masing masing kuadran merepresentasikan strategi strategi yang layak
digunakan oleh perusahaan. Berikut ini penjelasannya masing masing :
Ketika vektor arah perusahaan berlokasi di kuadran agresif (kuadran kanan atas) dari
Matriks SPACE, organisasi berada pada posisi yang baik untuk menggunakan kekuatan
internalnya guna (1) memanfaatkan peluang eksternal, (2) mengatasi kelemahan internal, dan
(3) menghindari ancaman eksternal. Dengan demikian, penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal,
diversifikasi konglomerat, diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal, atau strategi
kombinasi semuanya bisa layak digunakan, tergantung pada kondisi spesifik yang dihadapi
perusahaan.
Vektor arah dapat muncul di kuadran konservatif (kuadran kiri atas) dari Matriks SPACE,
yang mengimplikasikan untuk tetap berada dekat dengan kompetensi dasar perusahaan dan
tidak mengambil risiko yang berlebihan. Strategi konservatif sering kali memasukkan
penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan diversifikasi konsentrik.
Vektor arah mungkin berlokasi di kiri bawah atau kuadran defensif dari Matriks SPACE,
yang menyarankan bahwa perusahaan seharusnya berfokus pada memperbaiki kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi defensif mencakup retrenchment,
divestasi, likuidasi, dan diversifikasi konsentrik.
Akhirnya, vektor arah dapat berlokasi di kanan bawah atau kuadran kompetitif dari Matriks
SPACE, mengindikasikan strategi kompetitif. Strategi kompetitif mencakup integrasi ke
belakang, ke depan, dan horizontal; penetrasi pasar; pengembangan pasar; pengembangan
produk; dan joint venture.
Masing masing pengertian jenis jenis strategi diatas , seperti penetrasi pasar, diversifikasi
dan sebagainya bisa dilihat pada postingan di manajemen pemasaran ya gan :
Space
Matrix
Perusahaan
Air
Minum
Dalam
Kemasan
AMDK
(Aqua)
Keberhasilan perusahaan keunggulan dan dalam persaingan di masa sekarang tampaknya sulit
diprediksi. Kemampuan menciptakan perusahaan yang mampu berperan sebagai perusahaan yang
kuat dalam bersaing semakin sulit untuk ditempuh. Sehingga para manajer mungkin akan berfikir
keras untuk menetapkan strategi utama perusahaan. Hal ini disebabkan meningkatnya inovasi dari
para pesaing sehingga keputusan strategi tidak akan berumur lama dan harus menentukan strategi
baru.
Perkembangan perusahaan air minum dalam kemasan di Indonesia secara tidak langsung telah
menumbuhkan tingkat persaingan antar perusahaan yang makin ketat. Bertitik tolak dari masalah
tersebut perlu kiranya disusun sebuah perencanaan strategi yang baik sehingga diperoleh kondisi
perusahaan yang sehat dari aspek Aset, Likuiditas dan Manajemen serta memiliki kompetensi dan
daya saing yang tinggi untuk memperebutkan pasar air minum dalam kemasan yang cukup ketat
dengan
tetap
memperhatikan
baik
aspek
internal
maupun
aspek
eksternal.
Tekanan penduduk yang sulit diatur telah melambungkan biaya memperoleh sumber-sumber air
bersih, menciptakan masalah kesehatan masyarakat. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya
sungguh-sunnguh dalam menyediakan air bersih. Ada program Nasional untuk membangun sistem
penyediaan air berupa perpipaan air minum pada masyarakat lokal. Namun proyek-proyek ini
melibatkan instalasi penjernih air yang besar dan jaringan distribusi bawah tanah yang ekstensif.
Instalasi butuh modal, waktu, dan peran serta masyarakat. Kebanyakan di Indonesia belum
mempunyai sambungan pada penyediaan air minum melalui fasilitas lokal.
Produsen AMDK merk Aqua, PT. Golden Mississippi (kemudian bernama PT Aqua Golden Mississipi)
didirikan oleh Tirto Utomo (1930-1994) pada 23 Pebruari 1974. PT Aqua Golden Mississipi (AGM)
bernaung di bawah PT. Tirta Investama. Pabrik pertamanya didirikan di Bekasi. Sejak saat itu, orang
Indonesia mulai mengkonsumsi AMDK dengan membeli.
Danone, sebuah korporasi multinasional asal Perancis, berambisi untuk memimpin pasar global lewat
tiga bisnis intinya, yaitu: dairy products, AMDK dan biskuit. Untuk dairy products, kini Danone
menempati posisi nomor satu di dunia dengan penguasaan pasar sebesar 15%. Sedangkan untuk
produk AMDK, Danone mengklaim telah menempati peringkat pertama dunia lewat merek Evian,
Volvic, dan Badoit. Sebagai produsen AMDK nomor satu dunia, Danone harus berjuang keras
menahan gempuran Coca-Cola dan Nestle. Danone terus menambah kekuatannya dengan
memasuki pasar Asia, dan mengambil alih dua perusahaan AMDK di Cina.
Di Indonesia, Danone berhasil membeli saham Aqua pada tanggal 4 September 1998. Aqua secara
resmi mengumumkan penyatuan kedua perusahaan tersebut. Tahun 2000 Aqua meluncurkan
produk berlabel Aqua-Danone, dan tahun 2001, Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT.
Tirta Investama dari semula 40% menjadi 74%, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang
saham mayoritas Aqua-Danone.
Menurut Fred R. David, cara menentukan strategi utama adalah dengan melakukan tiga tahapan
kerangka kerja denga matriks sebagai model analisisnya. Perangkat atau alat yang berbentuk
matriks-matriks itu telah sesuai dengan segala ukuran dan tipe organisasi perusahaan, sehingga alat
tersebut dapat dipakai unutk membantu para ahli strategi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
memilih startegi-strategi yang paling tepat.
Tahap 1 dari kerangka kerja perumusan strategi kerja perumusan startegi ini trdiri dari tiga
macam matriks, yaitu EFE Matrix, IFE Matrix, dan CP Matrix. Ketiga matrix ini disebut juga
sebagai Input stage, karena ia bertugas menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk
merumuskan strategi-strategi.
Tahap 3 disebut sebagai Decision Stage, hanya terdiri dari suatu teknik yaitu Quantitative
Startegic Planning Matrix. QSPM ini menggunakan input informasi dari tahap 1 untuk
mengevaluasikan secara objektif strategi-strategi alternatif hasil dari tahap 2 yang dapat
diimplementasikan, sehingga ia memberikan sutu basis objektif bagi pemilihan strategistrategi yang paling tepat.
Matriks dimana metode ini lebih comprehensive dalam menilai sebuah perusahaan baik faktor
internal maupun eksternal dengan membagi kerangka kerja perusahaan ke dalam empat kategori
yaitu: aggressive, conservative, defensive dan competitive
SPACE merupakan instrumen dominan dalam memformulasikan strategi alternatif. Matriks ini
berdasarkan
empat
elemen
penting
yang
disebut
Kuadran
Matriks
SPACE.
Advantage (CA) dan dua yang lain adalah dimensi external adalahEnvirontment Stability (ES)
dan Industry
Strength (IS).
Matriks ini menunjukkan kecocokan atau kesesuaian strategi yang dipilih oleh sebuah perusahaan
yaitu apakah agressive, conservative, defensive, atau competitive. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Kekuatan Keuangan,
Keunggulan persaingan,
Stabilitas lingkungan,
Financial Strength
Liquidity (likuiditas)
Working capital (modal kerja)
Cash flows (arus kas)
Competitive Advantage
Market Share
Quality
Product Life Cycle
Customer Prefference
Technological Inovation
Sound Supply Chain
External Dimensions
Environmental Stability
Technological changes (perubahan teknologi)
Inflation (inflasi)
Demand elasticity (elastisitas permintaan)
Competitors price ranges (cakupan harga pesaing)
Barriers to entry (batasan masuk)
Risk exposure
Industry Strength
Growth potential (potensi pertumbuhan)
Profit potential (potensi keuntungan)
Financial stability (stabilitas keuangan)
Resource availability (ketersediaan sumberdaya)
Ease of entry (kemudahan untuk masuk)
Capacity utilization (kegunaan modal)
serta
memberikan
penilaian
-1
sampai
-6
pada
setiap
Keterangan:
Financial Strenght
Return On Investment, dengan menghitung return on investment
perusahaan
pada
tahun
2009=26,283,281,815/ 607,900,336,085=
4,32
%
2010=32,581,439,732/688,388,681,704 =
4,73
%
return on investment mengalami kenaikan sebesar 9,4% dari tahun
sebelumnya
Financial and Operasional Leverage, dengan menghitung rasio
leverage
pada
debt
to
total
Aset
Pada
tahun
2009
= 445,810,270,187/ 1,063,476,840,405 = 41,92% Pada tahun 2010
= 531,884,258,629/ 1,229,706,831,351 = 43,25% Debt to total asset
mengalami kenaikan sebesar 3,17%
Likuiditas perusahaan, dengan menghitung current ratio Pada tahun
2009 =720,026,693,325/ 107,912,187,549 = 6,67 (kali) Pada tahun 2010
=850,123,488,757/ 157,684,763,050 = 5,39 (kali) Current ratio turun
19,19% dari tahun sebelmnya, artinya perusahaan lebih meningkatkan
kegunaan inventories perusahaan untuk proses produksi.
Working capital dapat kita hitung dengan cara mengurangi aset
lancar perusahaan dengan kewajiban lancar perusahaan. Pada tahun 2009
= 720,026,693,325-107,912,187,549 = 612,114,505,776 Pada tahun 2010
= 850,123,488,757-157,684,763,050 = 692,438,725,707
Mengalami
kenaikan 13,12% pada working capital perusahaan dari tahun
sebelumnya.
Cash Flow perusahaan Pada tahun 2009 = 64,569,420,812 Pada
tahun 2010 =60,304,059,839 Mengalami penurunan Cash Flow
perusahaan dari tahun sebelumnya sebesar 6,60%.
Competitive Advantage
Market Share, berdasarkan data pada Indonesia Consumer Profile
2010, AQUA menguasai 60,01% market share air minum dalam kemasan
baru setelah itu Club dan Vit dengan 1,8% dan 1,7%.
Kualitas, kualitas Aqua masih di atas rata-rata air minum dalam
kemasan yang lain, terkenal dengan teknologi terpadu yang menjaga
kemurnian air dari sumbernya hingga kepada konsumen dengan metode
27 kali penyaringan.
Produk Life Cycle, Brand Aqua sangat kuat, sehingga umur produk
life cycle nya pun semakin tinggi.
Customer preference, dengan Brand yang sangat kuat, kualitas air
dan kemasan yang bagus, maka jelaslah Aqua leih disukai oleh
pelangganya.
Tecnological Inovation, Aqua memperkenalkan satu jalur baru dari
kemasan terbuat dari PET (polyethilene terephthalate). Dibandingkan PVC,
zat-zat kimia yang digunakan dalam pembuatan PET lebih kecil dalam
merusak lingkungan umum daripada penggunaan dalam pembuatan PVC.
Sound Supply Chain, dengan beroperasi di Pasuruan maka supply
chain atas sumber produksinya pun menjadi lebih terjamin karena sumber
mata air yang di ambil pun berasal dari Pasuruan.
Enviromental Stability
Technological Change, system bottling yang dilakukan semua air
minum dalam kemasan relatie sama, tetapi dengan metode baru dari
Aqua dengan tutup Botol pada Gallon yang reltive mudah dan aman untuk
di buka, menjadikanya masih unggul di dalam technologinya.
Inflation, tingkat inflasi di Indonesia adalah 6,16% tingkat inflasi
yang cukup tinggi untuk negara indonesia karena rata-rata tingkat inflasi
di Indonesia selama dua tahun terakhir ini adalah 4,97
Demand Elasticity, Aqua mempunyai tingkat elastisitas permintaan
yang cukup rendah, sehingga pembeli tidak mudah untuk berpaling
hatinya ke kemasan Air minum lain, karena harga yang lebih mahal dari
yang lain.
Competitor price range, tingkat harga dari kompetitor Aqua sangat
beragam, tetapi rata-rata harganya jauh lebih murah di bandingkan
dengan Aqua.
Barries to entry, halangan untuk masuk ke pasar, hampir tidak ada
halangan, karena Brand yang kuat dari Aqua telah melekat di hati
pelangganya.
Competitive Pressure, tekanan kompetisi Aqua cukup besar, karena
begitu banyak perusahaan air minum dalam kemasan yang denga
berbagai macam warna dan corak mewarnai pemasaran air minum dalam
kemasan di Indonesia.
Ease to Exit, perusahaan air minum Aqua mempunyai kualitas dan
nama besarnya dengan menjadi air minum dalam kemasan pertama di
Indonesia, sehinga ease to exit nya dalam kategori sangat mudah.
Price elasticity of demand, pada perusahaan Aqua tidak begitu
elastis, terbukti harga Aqua yang semakin tinggi tetapi Aqua tetap
memimpin pangsa pasar air minum dalam kemasan.
Risk Eksposure, risiko yang dihadapi Aqua menjadi lebih mudah di
tangani, karena pihak Aqua sendiri juga telah membranding produknya
dengan Danone.
Industry Strenght
Growth Potensial, jika kita melihat tentang bagaimana pertumbuhan
produk Aqua adalah mempunyai prospek yang sangat bagus, dengan
begitu banyak inovasi yang dikembangkan oleh perusahaan. Sebagai
perushaan produk air minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia,
pemimpin pasar air minum dalam kemasan ini terus mengembangkan
metode-metode teknologi dan dibarengi dengan metode pemasaran yang
bagus dengan menyakinkan para pelangganya untuk tetap menggunakan
produknya dengan mempersembahkan tampilan-tampilan dalam proses
pengolahan air minum Aqua.
Product
Development
yang
dilakukan
pihak
Aqua.
Istilah
Istilah
Penting:
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran
karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu
produk.