Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GANGGUAN JIWA MANIA


DI RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWATIMUR

DISUSUN OLEH :
1.

Ainun Najib

1120016074

2.

Ainur Rosyidah

1120016037

3.

Alfiana

1120016053

4.

Siti Nurjanah Siska 1120016096

5.

Sulton

1120016073

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSIITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyusun SAP Gangguan Jiwa Mania serta dapat menyelesaikan dengan baik dan lancar.
Adapun tujuan dari penulisan SAP Gangguan Jiwa Mania ini adalah sebagai salah
satu tugas yang diberikan oleh pembimbing klinik Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa
Timur dengan kompetensi keperawatan jiwa. Banyak kesulitan dan cobaan yang dihadapi
selama menyelesaikan makalah ini, berkat bantuan yang diberikan secara moril dan materil
dari berbagai pihak, maka dapatlah kami menyelesaikan SAP ini dengan baik. Dalam
kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
kelancaran penulisan tugas SAP ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna. Kami sadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.

Surabaya, 15 November 2016

Tim Penyusun

I.

LATAR BELAKANG
Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruh

seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Menurut Stuart (2006), alam perasaan

adalah perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi
kehifupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai oleh sindroma depresif sebagian atau
total dan ditandai engan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari.
Gangguan alam perasaan depresi dapat disebabkan karena ketidakseimbangan elektrolit
yaitu, natrium dan kalium di dalam neuron (gibbsons, 1960) di kutip dari Townsend, M.C
1995). Neurotransmitter yang ada di system syaraf pusat dan perifer juga memiliki implikasi
pada psikiatrik. Transmisi monoamin seperti neropinefrin, dopamine dan serotonin
berimplikasi pada etiologi gangguan emosi tertentu seperti gangguan alam perasaan: depresi
dan mania. Norepinefrin dan dopamine mempunyai implikasi menurunkan derajat depresi
dan meningkatkan derajat mania sedangkan serotonin memiliki implikasi menurunkan kadar
depresi (Suliswati, 2005).
Dari penjelasan di atas penting untuk kita ketahui mengenai terjadinya mania oleh
karena mania memiliki psikopatologi yang tidak jauh berbeda dengan depresi, sehingga
berdasarkan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Gangguan Jiwa Mania

Sasaran

: Masyarakat di Poli Rumah Sakit Jiiwa Menur Provinsi Jawa Timur

Hari/tanggal

: Senin, 28 November 2016

Pukul

: 09.00 WIB selesai`

Kegiatan

: Penyuluhan tentang Gangguan Jiwa Mania

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan tentang Mania selama 45 menit, maka masyarakat di
Poli Rumah Sakit Jiiwa Menur Provinsi Jawa Timur dapat memahami mengenai Gangguan
Jiwa Mania
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan masyarakat di Poli Rumah Sakit
Jiiwa Menur Provinsi Jawa Timur mampu:
a. Memahami Pengertian Gangguan Jiwa Mania
b. Menyebutkan Penyebab Gangguan Jiwa Mania
c. Mengetahui Tanda Gejala dari Gangguan Jiwa Mania
d. Mengetahui Akibat dari Gangguan Jiwa Mania
e. Mengetahui peran keluarga pada Gangguan Jiwa Mania
3. SASARAN
Seluruh masyarakat yang berkunjung ke Poli Rumah Sakit Jiiwa Menur Provinsi Jawa
Timur
4. MATERI
Dalam penyuluhan materi, yang disampaikan adalah :
a.
b.
c.
d.
e.

Pengertian Gangguan Jiwa Mania


Penyebab Gangguan Jiwa Mania
Tanda Gejala dari Gangguan Jiwa Mania
Akiibat dari Gangguan Jiwa Mania
Peran Keluarga Gangguan Jiwa Mania

5. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
6. MEDIA
a. Lembar Balik
b. Leaflet Kenakalan Remaja
7. TEMPAT
Di poli Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur
8. SETTING
a. Setting waktu
No.

Fase

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Sasaran

Waktu

1.

Pra interaksi

Menyiapkan satuan acara


penyuluhan

dan

untuk leaflet
Menentukan
2.

Kerja

bahan
kontrak

waktu dan materi


Membuka
kegiatan
dengan

3 menit

Menjawab salam

15 menit

mengucapkan

salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
Menyebutkan materi yang
akan diberikan

Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
dan menjawab

Materi :
a. Konsep Gangguan Jiwa
Mania
b. Faktor

penyebab

Gangguan Jiwa Mania


c. Tanda
Gejala
dari
Gangguan Jiwa Mania
d. Proses
terjadinya
Gangguan Jiwa Mania
e. Cara
penanganan

Menerima
Memperhatikan
Bertanya

dan

menjawab
pertanyaan yang
diajukan

Gangguan Jiwa Mania


Menggali
pengetahuan
peserta

mengenai

Kenakalan Pada Remaja


Membagi
leaflet
Kenakalan Pada Remaja
Menjelaskan
materi
tentang Kenakalan Pada
Remaja
Memberi
peserta

kesempatan
untuk

bertanya

lalu didiskusikan bersama


3.

Evaluasi

dan menjawab pertanyaan


Menanyakan kepada

Menjawab

10 menit

peserta tentang materi

pertanyaan

yang telah diberikan


dan
pada
dapat
4.

Terminasi

reinforcement
peserta

yang

menjawab

pertanyaan
Mengakhiri pertemuan

Mendengarkan

dan

mengucapkan

dan

terima

kasih

salam

atas

2 menit

menjawab

partisipasi peserta dan


salam penutup

f. Setting tempat
M
M
MO
M
M
P
M
M
M
M
OB
M
M
M
M
OP
M
M
M
M
M
M
M
M
Keterangan:
M
: Moderator
Op
: Operator
P
: Penyaji
Ob
: Observer
M
: Masyarakat
9. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Susunan kepanitiaan pada penyuluhan Gangguan Jiwa Mania pada masyarakat yang
berkunjung ke Poli Rumah Sakit Jiiwa Menur Provinsi Jawa Timur ini adalah:
a. Moderator
: Aiinun Najib
b. Observer
: Alfiana
c. Penyaji
: 1. Ainur Rosyidah
2. Sulton
d. Operator
: Siti Nurjanah Siska
10. URAIAN TUGAS
a. Moderator
Uraian tugas :
Membuka acara penyuluhan dan pendidikan kesehatan, memperkenalkan diri
dan tim kepada peserta.
Mengatur proses dan lama penyuluhan dan pendidikan kesehatan.

Menutup acara penyuluhan.


b. Penyaji
Uraian tugas
Menjelaskan materi penyuluhan dan pendidikan kesehatan dengan jelas dan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
Memotivasi peserta untuk bertanya.
c. Observer :
Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan

dapat

mengamankan

jalannya

proses

penyuluhan

dan

pendidikan kesehatan
Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
Mengevaluasi hasil penyuluhan dan pendidikan kesehatan dengan rencana
penyuluhan.
Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan dan pendidikan kesehatan.
d. Operator
Uraian tugas
Mengatur tampilan lembar balik
11. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi struktur
Kesiapan SAP dan materi, media (lembar balik, leaflet)
Kesiapan penyuluh
b. Evaluasi proses
Kesesuaian waktu
Respon peserta selama penyuluhan
Kelancaran kegiatan
Peran penyuluh sesuai pengorganisasian
c. Evaluasi hasil
Peserta dapat:
1.
Memahami Pengertian Gangguan Jiwa Mania
2. Menyebutkan Penyebab Gangguan Jiwa Mania
3. Mengetahui Tanda Gejala dari Gangguan Jiwa Mania
4. Mengetahui Akibat Gangguan Jiwa Mania
5. Mengetahui Peran keluarga pada Gangguan Jiwa Mania

MATERI
1. Definisi/Pengertian
Mania adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan aktivitas fisiik yang
berlebihan dan perasaan gembiira yang luar biasa, yang secara keseluruhan tidak sebanding
dengan peristiwa posiitif yang terjadi. (Nugroho, 2007)
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam
perasaan yang meluas, meningkat, bersemangat, atau mudah tersinggung. Respon diri dapat
ditunjukkan dengan perilaku hiperaktif, banyak bicara, tertawa berlebihan

dan

penyimpangan seksual (Riyadi, 2009: 140).


Mania adalah respon emosional yang berat dan dapat dikenali melalui intensitas dan
pengaruhnya terhadap fisik individu dan fungsi sosial (Purwaningsih, 2009: 130).
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan
kegembiraan yang berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan
motorik meningkat, sehingga menyebabkan energi banyak yang keluar (Standar Asuhan
Keperawatan Jiwa, DEPKES, biru blogspot).
Jadi, mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam
perasan yang meningkat dimana kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku yang berlebihan
berupa peningkatan kegiatan motorik, banyak bicara, ide-ide yang meloncat, tertawa
berlebihan, penyimpangan seksual yang berpngaruh terhadap fungsi fisik dan sosial individu.
2. Etiologi/Penyebab
Mania dapat timbul karena adanya factor predisposisi dan factor presipitasi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor genetik
Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan diteruskan
melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada
kembar monozigote.
2) Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan
pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan objek/orang, ambivalen
antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri
sendiri dan dimunculkan dengan perilaku mania (sebagai suatu mekanisme
kompensasi)
3) Teori Kehilangan

Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan orangtua yang


sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
4) Teori Kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang
mengalami mania.
5) Teori Kognitif
Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang dipengaruhi oleh
penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.
6) Model Belajar Ketidakberdayaan
Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu menjadi
aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu timbul
keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak
berupaya mengembangkan respons yang adaptif.
7) Model Perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant positif
selama berinteraksi dengan lingkungan.
8) Model Biologis
Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan kimiawi,
yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi
kortisol.
b. Faktor Presipitasi
Stresor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi factor
biologis, psikologis, dan sosial budaya. Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis
yang disebabkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi,
neoplasma dan ketidakseimbangan metabolism. Faktor psikologis meliputi kehilangan
kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang, dan kehilangan harga diri. Faktor
osial budaya meliputi kehilangan peran, perceraian, dan kehilangan pekerjaan.
Menurut Riyadi, terdapat stressor pencetus gangguan alam perasaan yang meliputi:
1) Kehilangan keterkaitan individu mempunyai hubungan yang sangat actual atau
penting dengan seeorang atau obyek kehilangan sehingga menimbulkan stress.
Misalkan kehilangan orang yang dicintai, fungsi fisik, harga diri dan peran.
2) Peristiwa besar dalam kehidupan, pengalaman terdahulu tentang hal-hal menyakikan
atau menyenangkan yang tidak terlupakan mempengaruhi masalah individu saat ini
dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.
3) Ketegangan Peran, yang meliputi konflik peran, peran yang tidak jelas, atau peran
yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan alam perasaan depresi atau mania
4) Perubahan fisiologis akibat penyakit dan obat-obatan penyakit fisik seperti infeksi,
neoplasma, dan ketidakseimbangan metabolic dan berbagai macam obatantihipertensi
serta penyalahgunaan obat dapat mencetuskan gangguan alam perasaan.
3. Proses Terjadinya Mania

Mania adalah gangguan afek yang ditandai dengan kegembiraan yang luar biasa dan
disertai dengan hiperaktivites, agitasi serta jalan pikiran dan bicara yang cepat dan kadangkadang sebagai pikiran yang meloncat-loncat (flight of ideas).
Pada dasarnya pasien mania sama dengan pasien depresif yang merasa tidak berharga
dan tidak berguna. Karena tidak dapat menerima perasaan ini, mereka menyangkalnya dan
mengakibatkan timbulnya kecemasan. Pasien memperlihatkan sikap banyak bicara, banyak
pikiran dan cepat berpindah topiknya tetapi tidak dapat memusatkan pada satu topik.
Meskipun mereka menunjukkan kegembiraan yang berlebihan, sebenarnya pasien penuh
dengan kebencian dan rasa permusuhan terutama terhadap lingkungannya. Ia melontarkan
perasaannya secara kasar dalam cetusan-cetusan yang pendek dan cepat beralih ke topik yang
lain.
Pada pasien depresif tampak menonjol perasaan bersalah dan kebutuhan akan
hukuman atas tingkah laku yang buruk, sedangkan pada pasien dengan mania rasa
permusuhannya timbul, ia bertindak seolah-olah mempunyai kekuasaan yang penuh dan tidak
pernah membiarkan rasa bersalah menguasai dirinya. Dari luar pasien tampak
memilikikepercayaan diri yang penuh dan membesarkan diri untuk menutupi perasaan tidak
berharga, yang pada dasarnya bersifat depresif.
Pasien membutuhkan cinta kasih dan perlindungan. Untuk mendapatkan ini pasien
berusaha menguasai orang lain agar memenuhi dan memberi kepuasan kepadanya. Karena
kebutuhan ini tidak nampak orang tidak melihatnya, bahkan menolak karena sikapnya yang
mengganggu orang lain. Penolakan ini menimbulkan kecemasannya bertambah yang
mengakibatkan gejala manianya lebih menonjol.

4. Manifestasi (Perilaku dan Mekanisme Koping)


a. Perilaku
Gambaran utama dari mania adalah perbedaan intensitas psikofisiologikal yang tinggi.
Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan
dari kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.
Tabel 1. Perilaku yang berhubungan dengan mania
Komponen
Afektif

Perilaku
Gembira yang berlebihan

Kognitif

Fisik

Tingkah Laku

Harga diri meningkat


Tidak tahan kritik
Ambisi
Mudah terpengaruh
Mudah beralih perhatian
Waham kebesaran
Ilusi
Flight of ideas
Gangguan penilaian
Dehidrasi
Nutrisi yang tidak adekuat
Berkurangnya kebutuhan tidur/istirahat
Berat badan menurun
Agresif
Hiperaktif
Aktivitas motorik meningkat
Kurang bertanggung jawab
Royal
Irritable atau suka berdebat
Perawatan diri kurang
Tingkah lahu seksual yang berlebihan
Bicara bertele-tele

b. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang
adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat.
Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang
diakibatkan dari kurang efektif koping dalam menghadapi kehilangan.
5. Penatalaksanaan
Jika diketauhi penyebabnya, maka gangguan diatasi dengan menghilangkan atau
mengendalikan penyebabnya, misalnya penghentian pemakaian obat amfetamin.
Orang-orang yang didiagnosa mengalami mania perlu mendapatkan penanganan oleh
dokter untuk mengatasinya, misalnya berupa
a. Perawatan dirumah sakit. Awalnya penderita mungkin perlu dirawat di rumah sakit.
Karena berisiko tinggi melakukan tindakan yang tak terduga : nekat, serta
ketidakpatuhan terhadap pengobatan.
b. Pemberian obat untuk mengatasi gejala-gejala yang ada, seperti hiperaktivitas,
sedikitnya waktu tidur, permusuhan, dan iritabilitas.
c. Terapi elektrokonvulsif, untuk penderita dimana gangguan tidak dapat diatasi oleh
obat-obatan, mengalami mania berat. Wanita hamil dan tidak bisa menggunakan
obat-obat yang ada. Cara kerja terapi ini belum diketahui sepenuhnya, tetapi diduga

kejutan listrik menyebabkan perubahan kimia otak, sehingga memperbaiki mood


seseorang. Namun terapi ini bisa menyebabkan hilangnya memori sementara dan
kebingungan.
d. Psikoterapi dan membuat kegiatan rutin sehari-hari bisa membantu penderita untuk
mengatasi gangguan yang ada, disamping dengan terus menggunakan obat-obat
yang diberikan oleh dokter
6.

Pencegahan
a. Jauhkan stress. Hindari stress tinggi dengan menjaga situasi keseimbangan antara
pekerjaan dan hidup sehat, dan mencoba teknik relaksasi seperti mediasi, yoga ataui
pernapasan dalam.
b. Mencari dukungan . Sangat penting untuk memiliki orang yang dapat anda berpaling
untuk meminta bantuan dan dorongan. Cobalah bergabung dengan kelompok
pendukung atau berbicara dengan teman yang dipercaya.
c. Buatlah pilihan yang sehat. Sehat tidur, makan, dan berolahraga kebiasaan dapat
membantu menstabilkan suasana hati. Menjaga jadwal tidur yang teratur juga sangat
penting.
d. Monitor suasana hatii. Melacak gejala dan perhatikan tanda-tanda bahwa suasana hati
berayun diluar kendali sehingga dapat menghentikan masalah sebelum dimulai.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marlynn E et al. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri Edisi . Jakarta:
EGC
Maramis, W. F. 1996. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.Surabaya: Airlangga University Press.
NANDA Internasional. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta: EGC
Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu
Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai