Anda di halaman 1dari 2

Mengukur Kepuasan Kerja dengan Job Descriptive Index (JDI)

Cara pengukuran kepuasan kerja sangat banyak dan


bervariasi, baik dari segi analisis statistik maupun proses
pengumpulan datanya. Pada tulisan ini mencoba membahas
pengukuran kepuasan kerja diukur berdasarkan Job Descriptive
Index (JDI), yaitu pengukuran standar terhadap kepuasan kerja
seperti yang terkutip pada Riggio (1992), The job Descriptive
Index is a self-report job satisfaction rating scale measuring five
job facet: the job itself, supervision, pay, promotion and coworkers. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa terdapat lima
dimensi pekerjaan yang menggambarkan elemen-elemen
utama dari pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang, yaitu:
pekerjaan itu sendiri, supervisi, pemberian upah, promosi dan
mitra kerja. Secara lebih terperinci kelima dimensi di atas dapat
dijabarkan
sebagaiberikut:
a. Pekerjaan itu sendiri (job itself)
Dari studi-studi tentang karakteristik pekerjaan, diketahui bahwa sifat dari pekerjaan itu sendiri adalah
determinan utama dari kepuasan kerja. Hackman and Lawyer tahun 1975 seperti yang di terjemahkan
oleh Muh Shobarudin (1992), yaitu Kepuasan kerja akan tercapai jika ada kesesuaian antara keinginan
dari para pekerja dan dimensi inti pekerjaan (five core job dimensions) yang terdiri dari ragam
ketrampilan, identitas pekerjaan, keberartian pekerjaan, otonomi dan umpan balik. Setiap dimensi inti
dari pekerjaan mencakup sejumlah aspek materi pekerjaan yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja
seseorang. Adapun kaitan dari masing-masing dimensi tersebut dengan kepuasan kerja dijelaskan bahwa
dengan semakin besarnya keragaman aktivitas pekerjaan yang dilakukan, seseorang akan merasa
pekerjaannya makin berarti, karena pekerjaan yang sama sederhana dan berulang menyebabkan
karyawan menjadi bosan.
b. Supervisi (supervision)
Menurut Halsey (1983) Supervisi adalah memilih orang-orang yang tepat untuk tiap-tiap pekerjaan,
menimbulkan minat tiap-tiap orang terhadap pekerjaan dan mengajarkan bagaimana harus melakukan
pekerjaannya, mengukur dan menilai hasil kerjanya, mengadakan koreksi-koreksi bilamana perlu dan
memindahkan orang kepada pekerjaannya yang lebih sesuai atau memberhentikan mereka yang
ternyata tidak dapat bekerja dengan baik, memberi pujian dan penghargaan atas kerja yang baik dan
akhirnya menyelaraskan setiap orang kedalam suatu kerja sama yang erat dengan teman-teman
kerjanya Dari pendapat Hasley, dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah suatu usaha untuk memimpin
dengan mengarahkan orang lain sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik, serta memberikan hasil
yang maksimum.
c. Imbalan (pay)
Merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi, dan
kepuasan kerja. Adapun pengertian imbalan menurut Hadi Poerwoto seperti yang ditulis oleh
Heijrachman (1990) adalah, jumlah keseluruhan pengganti jasa yang telah dilakukan oleh tenaga kerja
yang meliputi gaji / upah pokok dan tunjangan sosial lainnya. Pada beberapa studi yang telah dilakukan
diketahui bahwa imbalan merupakan karakteristik pekerjaan yang menjadi ukuran ada tidaknya kepuasan
kerja, dimana penyebab utamanya adalah ketidakadilan dalam pemberian imbalan tersebut. Ada 2
macam
imbalan
yaitu:

1.
2.

Imbalan intrinsik, yaitu imbalan yang diperoleh karena adanya pengakuan dan penghargaan.
Imbalan ekstrinsik, yaitu imbalan yang diperoleh karena adanya promosi, upah dan gaji.

d. Kesempatan promosi (promotion)


Kesempatan untuk maju didalam organisasi disebut dengan promosi atau kenaikan jabatan. Menurut
Flippo (1984), a career can be defined a sequence of separate but related work activities that provides
continuity, order and meaning in persons life Hal ini memiliki nilai karena merupakan bukti pengakuan
yang lain terhadap prestasi kerja yang dicapai. Seseorang yang dipromosikan umumnya dianggap
prestasinya adalah baik, di samping pertimbangan lain. Promosi memberikan kesempatan untuk
pertumbuhan pribadi, lebih bertanggung jawab dan meningkatkan status sosial. Oleh karena itu individu
yang merasakan adanya ketetapan promosi merupakan salah satu kepuasan dari pekerjaannya.
e. Suasana tempat kerja (co-workers)
Kartono (1985) mengatakan bahwa perasaan puas oleh bawahan akan diperoleh apabila bawahan
merasa dihargai oleh atasannya, dilibatkan dalam pemecahan suatu masalah serta mempunyai
kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Hal ini berarti pekerjaan seringkali memberikan
kepuasan kebutuhan sosial, tidak hanya dalam arti persahabatan saja tetapi juga dari segi yang lain
seperti kebutuhan untuk dihormati, berprestasi dan berafiliasi, karena manusia adalah mahluk sosial.
Pada dasarnya seorang karyawan menginginkan adanya perhatian dari atasan maupun dari rekan
kerjanya serta lingkungan kerja yang mendukungnya.

Anda mungkin juga menyukai