Thalassemia dikelompokan ke dalam empat bentuk genotip klasik dengan fenotip yang
berbeda, seperti tertera pada tabel berikut :
Tabel 4 .Genotip dan Fenotip Thalassemia
Bentuk Thalassemia
Genotip
Fenotip
Thalassemia 2
(- /
Asimtomatik
trait
)
Thalassemia 1
trait :
(- / Menyerupai
a
)
- Thalassemia 2
thalassemia
minor
( / Homozigot
-)
- Thalassemia -1a
Heterozigot
Hemoglobin H disease
(- -/-
Thalassemia
)
intermedia
Hydrops fetalis dengan Hb
(- -/- -)
Hydrops fetalis
meinggal
Barts
in utero
1. Thalassemia 2 trait (- / ) :
Pada penderita hanya dijumpai delesi satu rantai ( ) , yang diwarisi dari
salah satu orang tuanya. Sedangkan rantai lainya yang lengkap (
),diwarisi dari pasagan orang tuanya dengan rantai normal. Penderita
kelainan ini merupakan pembawa sifat yang fenotipnya tidak memberikan gejala
dan tanda (an asymptomatic, silent carrier state). Kelainan ini ditemukan pada
15-20% populasi keturunan Afrika.
2. Thalassemia 1 trait (- / - ) atau ( / - -) :
Pada penderita ditemuan delesi dua loki. Delesi ini dapat berbentuk Thalassemia
2a omozigot (- / - ) atau Thalassemia -1a Heterozigot (
/ - -). Fenotip Thalassemia 1 trait menyerupai thalassemia
minor.
3. Hemoglobin H disease (- -/- )
Pada penderita ditemukan delesi tiga lokoi, berbentuk heterezigot ganda untuk
Thalassemia 2 dan Thalassemia 1 (- -/- ). Pada fetus terjadi
akumulasi (unpaired - chains). Yang mudah cair ini berbentuk tetramer 4 ,
yang disebut HbH. Hbh membentuk sejumpalh kecil inklusi di dalam
eritroblast,tetapi tidak tidak berpresipitasi dalam eritrosit yang beredar. Delesi tiga
loki ini memberikan fenotip yang lebih berat. Bentuk kelainan ini disebut HbH
disease. FenotipHbH disease berupa thalassemia intermedia. Ditandai dengan
anemia hemoliti sedang berat, namun dengan inefektivitas eritropoiesis yang
lebih ringan.
4. Hydrops fetalis dengan Hb Barts (- -/- -)
Pada fetus ditemukan delesi empat loki. Pada keadaan embrional ini sama sekali
a
tidak diproduksi rantai globin . Akibatnya produksi rantai globulin - ~
~
a
berlebihan dan membentuk tetramer globulin - a , yang disebut Hb Barts ( ~
~
a
).
ini
memiliki
afinitas
oksigen
yang
sangat
tingg.
Akibatnya
oksigentidak
4
4
ada yang mencapai jaringan fetus, sehingga terjadi asfiksia jaringan, edema
(hydrops fetalis), gagal jantung kongestif dan meninggal dalam uterus.
Normal
trait
+ trait
homozig
ot
0 trait
heterozi
got
HbH
disease
Hydrops
fetalis
Gambar 1. Jenis jenis thalassemia yang berbeda. Kotak hitam menunjukan gen normal,
sedangkan kotak putih mengambarkan delesi gen atau gen gen yang tidak aktif sebagian
(parsial) atau seluruhnya (komplit)
PATOGENESIS THALASSEMIA
Thalassemia merupakan sindrom kelainan yang disebebkan oleh gangguan sintesis
hemoglobin akibat mutasi di dalamatau di dekat gen globin. Pada thalassemia mutasi gen
globin inidapat menyebabkan perubahan rantai globin dan , berupa perubahan
kecepatan sintesis (rate of synthesis) atau kemampuan produksi rantai globin tertentu,
akibat menurunnya atau tidak produksinya rantai globin tersebut. Perubahan ini
diakibatkan oleh adanya mutasi gen globin pada clusters gen dan berupa bentuk
delesi atau non delesi. Walaupun sudah lebih dari 200 mutasi gen thalassemia yang telah
diidentifikasi, tidak jarang pada analisis DNA thalassemia belum dapat di tentukan jenis
mutasi gennya. Hal inilah yang merupakan kendala terapi gen pada thalassemia.
Clusters Gen Globin
1. Cluster gen terletak pada kromosom 16:
o Terdiri atas satu gen fungsional dan dua gen ( 2 dan 1)
o Exon kedua gen globin memiliki sekuens yang identikal.
o Produksi mRNA 2 melebihi produksi mRNA 1 pleh faktor 1,5 ke 3
2. Cluster gen terletak pada kromosom 11 :
o Terdiri atas satu gen fungsional, gen G ~
a , gen A ~
a , gen , gen
Haplotip gen globin dapat ditulis sebagai yang menunjukan gen 2 dan
gen 1. Individu normal memiliki genotip / . Pada thalassemia - a dapat
terjadi mutasi gen yang berbentuk delesi dan non delesi gen .
Delesi Gen
Delesi pada thalasssemia yang mencakup satu (- ) atau kedua (- -) gen
dapat diklasifikasikan berdasakan ukurannya, ditulis di atas (superscript) contohnya ( 37) menunjukan delesi 3,7 kb pada satu gen .
Bila ukuran delsi belum dapat ditentukan, maka ditulis sebagai (- -MED) yang
artinya delesi kedua gen yang pertama kali diidentifikasi pada individu yang
berasal dari Mediteranian.
Pada thalasssemia 0, terdapat 14 delesi yang mengenai kedua gen ,
sehingga produksi rantai hilang sama sekali dari kromosom yang abnormal.
Bentuk thalassemia + yang paling umum (- 37 dan 42) mencakup
delesi satu atau duplikasi lainya gen globin .
Non delesi Gen
Pada lesi non-delesi kedua haplotip gen utuh ( ), sehingga diberikan
nomenklatur ( T dimana subscript T menunjukan bahwa gen tersebut
thalassemik. Namun bila defek molekular diketahui, seperti pada hemoglobin Constant
Spring, nomenklatur ( T dapat diubah menjadi ( CS .
Ekspresi gen 2 lebihkuat dua sampai tiga kali dari ekspresi gen 1
sehingga sebagaian besar mutasi non delesi ditemukan predominasi pada ekspresi gen 2.
Kelas Mutasu Gen pada Thalassemia
Tabel dibawah menunjukan jenis jenis mutasi gen yang menyebabkan thalassemia
Thalassemia
Delesi mencakup klaster gen globin Truncation of
0
*missense
*nonsense
*splice site
PATOFISIOLOGI THALASSEMIA
Pada thalassemia terjadi pengurangan atau tidak ada sama sekali produksi rantai globulin
satu atau lebih rantai globulin. Penurunan secarabermakna kecepatan sintesis salah satu
jenis rantai globulin (rantai atau rantai ) menyebabkan rantai globulin yang
tidak seimbang. Bila pada keadan normal rantai globulin yang di produksi seimbang antara
rantai atau rantai yakni berupa 2 2 maka padathalassemia 0,
dimana tidak di sintesis sama sekali rantai maka rantai globin yang di produksi
berupa rantai yang berlebih ( 4). Sedangkan pada thalassemia 0
dimanatidak disintesis sama sekali rantai maka rantai globin yang diproduksi berupa
rantai yang berlebihan ( 4).
Patofisiologis Thalassemia
Pada thalassemia dimana terdapat penurunan produksi rantai terjadi produksi
a dimana pasca kehamilan masih tetap
berlebih rantai . Produksi rantai globin - ~
a 2 (HbF), tidak mencukupi untuk kompensasi defisiensi
diproduksi rantai globin 2 ~
2 2 (HbA). Hal ini menunjukan bahwa produksi rantai globin dan rantai
a tidak pernah dapat mencukpi untuk mengikat rantai yang berlebihan.
globin ~
Rantai yang berlebihan ini merupakan ciri khas pada patogenesis thalassemia .
Rantai yang berlebihan, yang tidak dapat berikatan dengan rantai globin yang
lainnya akan berpresipitasi pada prekursor sel darah merah dalam sumsum tulang dan
dalam sel progenitor dalam darah tepi. Presipitasi ini akan menimbulkan pematangan
prekursor eritroid dan eritropoiesis yangtidak efektif (inefektif), sehingga umur eritrosit
menjadi pendek akibatnya timbul anemia. Anemia ini lebih lanjut lagi akan menjadi
pendorong (drive) profiferasi eritroid yang intens dalam sumsum tulang yang inefektif
sehingga terjadi ekspansi sumsum tulang. Hal inikemudian akan menyebabkan deformitas
skeletal dan berbagai gangguan pertumbuhan dan metabolisme. Anemia kemudian lagi
akan ditimbulkan dengan adanya hemodilusi akibat adanya hubungan langsung darah
akibat sumsum tulang yang berekspansi dan juga karena adanya splenomegali. Pada limpa
yang membesar semakin banyak sel darah merah yang terjebak, untuk kemudian akan
dihancurkan oleh sitem fagosit. Hiperolasia susmsum tulang kemudian akan meningkatkan
absorbsi dan muatan besi. Transfusi yang diberikan secaa teratur juga menambah muatan
besi. Hal ini menyebabkan penimbunan besi yang progresif di berbagai jariangan organ,
yang diikuti dengan kerusakan organ dan diakhiri dengan kematian akibat penumpukan
besi yang tidak segera dikeluarkan.
Pengobatan
Riwayat evolusioner
Akibatnya/manifestasinya
Sintesis globinyang tidak seimbang
Anemia
Anemia, splenomegali, hepatomegali,
kondisi hiperkoagulasbilitas
Produksi eritropoietin dan ekspansi
sumsum tulang, deformitas skeletal,
gangguan metablosme dan perubahan
adaptif fungsi kardiovaskular
Muatan besi berlebih kerusakan
jaringan hati, endokrin, miokardium, kulit
Rentan terhadap infeksi.
Peningkatan kadar HbF; Heterogenitas
populasi sel darah merahmet
Variasi fenotip : khususnya melalui
respons HbF
Variasi metabolisme bilirubin, besi dan
tulang
Muatan besi berlebih kelainan tulang,
infeksi yang ditularkan lewat darah =,
toksisitas obat
Variasi dari latar belakang genetik : respon
terhadap infeksi
Patofisiologi Thalassemia
Umumnya akan sama dengan thalassemia kecuali beberapa perbedan utama akibat
delesi (-) atau mutasi (T) rantai globin . Hilangnya gen globin tunggal ( / ) tidak berdampak pada fenotip. Sedangkan thalassemia 2a homozigot ( / - ) atau Thalassemia -1a Heterozigot ( / - -) memberi fenotip
seperti thalassemia karier. Kehilangan 3 dan 4 gen globin memberikan
fenotip penyakit tingkat berat menengah (moderat) yang dikatan sebagai HbH disease.
Sedangkan thalassemia 0 homozigot (--/--) tidak dapat bertahan hidup disebut
sebagai Hb Barts hydrops syndrom.
Kelainan dasar thalassemia sana dengan thalassemia yakni
ketidakseimbangan sintesis rantai globin. Namun ada perbedan besar dalam hal
patofisiologis kedua jenis thalassemia ini :
o Pertama karena rantai dimiliki bersama oleh hemoglobin fetus ataupun dewasa
(tidak seperti pada thalassemia ) maka thalassemia bermanifestasi pada
masa fetus.
o Kedua, sifat sifat yang di timbulkan akibat produksi secara berlebihan rantai globin
a dan yang disebabkan oleh defek produksi rantai globin sangat
- ~
berbeda dibandingkan dengan akibat produksi berlebihan rantai pada
thalassemia . Bila kelebihan rantai tersebut menyebabkan presipitasi
pda prekursel eritrosit, maka thalassemia menimbulkan tetramer yang larut
a 4, Hb Barts dan 4 seperti pada gambar berikut.
yakni ~
Fetus
Dewasa
Y2
Berlebihan
Berlebihan
Y4
Hb Barts
HbH
Afinitas oksigen tinggi HIPOKSIA
Instabilitas homotertramer
Inclusion bodies . kerusakan membran .
Gambar garis besar patofisiologi thalassemia
BEBERAPA PERBEDAAN PENTING ANTARA THALASSEMIA
THALASSEMIA
dan
Anemia
Perubahan
tulang
Besi berlebih
Membran hiperstabil
P50 menurun
Terutama hemolitik
Jarang
Jarang
Umum
dan thalassemia
HBH DISEASE
Kelainan Genotip, gambaran Fenotip dan Laboratorium
Hbh disease biasanya disebebkan oleh hanya adanya satu gen yang memproduksi
rantai globin (- -/- atau dapat juga disebebkan oleh kombinasi 0 dengan
Hb Constant Spring (- -/ CSn .
Penderita mengalami anemia hemolitik kronik ringan sampai sedang, dengan kadar
Hb terentang antara 7 10g% dan retikulosit antara 5 10%. Limpa biasanya membesar.
Susum tulang belakang menunjukan hyperplasia eritroid.
Retardasi mental yang terkait dengan thalassemia dapat terjadi bila lokus
atau loki dekat dengan cluster gen pada kromosom 16, bermutasi atau ko delesi
dengan cluster gen .
krisis hemolitik terjadi apabila penderita mengalami infeksi, hamil atau terpapar
dengan obat obatan oksidatif. Krisis hemolitik dapat menjadi penyebab terditeksinya
kelainan ini, karena penderita HbH Disease biasanya menunjukan gambaran klinik
normal.
Eritrosit menunjukan mikrositik hipokromik dengan poikilositosis yang nyata,
termasuk sel target dan gambaran beraneka ragam. HbH mudah teroksidasi dan in vivo
secara perlahan berubah ke bentuk Heinz lika bodies dari hemoglobin yang
terdenaturasi. Inclusion bodies mengubah bentuk dan sifat viskoelastik eritrosit,
menyebabkan umur eritrosit menurun. Splenektomi sering memberi perbaikan kondisi.
HYDROPS FETALIS
Kelainan Genotip, Gambaran Fenotip, Laboraturium dan Tindak Lanjut
Thalassemia homozigot (- -/- -) tidak dapat bertahan hidup karena sintesis
rantai globin tidak terjadi. bayi lahir dengan hydrops fetalis, yakni edema
disebabkan penumpukan cairan serosa dalam jaringan fetus akibat anemia berat.
4) bersama dengan Hb Portland 5
Hemoglobin di dominasi oleh Hb Barts ( ~
20% dan sedikit Hbh. Hb Barts mempunyai afinitas yang tinggi terhadap oksigen
sehingga tidak membawa oksigen ke jaringan. Fetus dapat bertahan hidup karenan adanya
Hb Portland, tetapi Hb jenis ini tidak mendukung tahap berikutnya pada pertumbuhan
fetus dan akhirnya fetus mininggal karena anoksia.
Bayi dilahirkan premature, dapat lahir tetapi hidup dalam waktu yang singkat.
Fetus menunjukan anemia, edema, asites, hepatosplenomegali berat dan kardiomegali.
Pada saat lahir bayi menunjukan anemia mikrositik hipokrom. Ronggasumsum tulang
melebar dengan hiperplasisa eritroid yang nyata. Hal ini menunjukan eritropoiesis
ekstramedular.
Kehamilan dengan hydrops fetalis berbahaya bagi sib u karena dapat menyebabkan
toksemia dan pendarahan berat pasca partum. Adanya hydrops fetalis ini dapat diketahui
pada pertengahan umur kehamilan dengan ultrasonografi. terminasi awal dapat
menghindarkan kejadian berbahaya in pada si ibu.
Sintesis rantai
globin
Analisis Struktural
Hb varian (misalnya : Hb
Lepore)
b.3. Laboratorium
Analisis darah tepi lengkap :
- Hemoglobin
- Hematokrit
- Retikulosit
- Sediaan apus darah tepi : anemia mikrositer, hipokrom, anisositosis,
poikilositosis, sel eritrosit muda (normoblast), fragmentosit, sel target.
- Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC, RWD) bila tidak ada cell counter,
lakukan uji resistensi osmotic 1 tabung (fragilitas)
Analisis hemoglobin :
1. Elektoforesis Hemoglobin
- Hb varian kualitatif
- HbA2 kuantitatif (metoda mikrokolom)
- HbF (alkali denaturasi modifikasi betke 2 menit)
- HbH badan inklusi (pewarnaan sipravital/retikulosit)
atau
2. Metoda HPLC (beta short varian Biorad) : analisis kualitatif dan kuantitatif
b.4. Radio Imajing (tentative)
MRI
: untuk melihat hematopoiesis ekstramedular
MRI T2*
: untuk melihat iron overload pada jantung
b.5. Pemeriksaan Komplikasi Penyakit Thalassemia
Splenomegali pemeriksaan fisik atau USG
Kolelitiasis : USG/CT scan
Hemopoiesis ekstramedular : Foto rontgen (X ray)
Kelainan tulang
: X ray/MRI
Trombosis (DVT, stroke, APS)
: USG dupleks, angiografi, hemostatis
Kelainan jantung
: Eko kardiografi atau T2* MRI
Kelainan hati : LIC/Liver Iron Konsentrasi (biopsy atau T2* MRI)
c. Penatalaksanaan Penderita Thalassemia Intermedia
Penderita thalassemia dewasa diawali dengan penentuankadar hemoglobin dan
adanya pansitopenia (penurunan Hb progresif <7 g/dl, leukopeni <3000/ul trombositopeni
<80000/ul) yang menunjukan adanya hipersplenisme,
Berdasarkan kadar hemoglobin (7 9) ditentukan langkah penatalaksanaan
selanjutnya.
c.1. Hb <7 gr/dl disertai dengan Splenomegali Masif
Pada kondisi ini splenektomi merupakanpilihan. Imunoprofilaksis pra splenektomi
merupakan keharusan mencakup
:
vaksinasi anti meningococus
vaksinasi anti hemophilus influenza
Pasca splenektomi diberikanantibiotika profilaksis antibiotic (penisilin oral)
c.2. Hipersplenisme
DFO
(Desferal)
Deferiprone
(Ferriprox)
PROGRAM PENCEGAHAN
Program pencegahan berdasarkan penapisan pembawa sifat thalassemia dan
diagnosa prenatal telah dapat menrunkan secara bermakna kejadian thalassemia mayor
pada anak anak di Yunani, Siprus, Italia daratan dan Sardinia. Penapisan pembawa sifat
thalassemia lebih berdaya guna bila dikerjakan dengan penilaian indeks sel darah
merah. Individu dengan MCV dan MCH yang rendah dinilai konsentrasi HbA 2-nya.
Masalahnya timbul pada penapisan individu dengan pembawa sifat thalassemia
bersamaan (co existent) dengan thalassemia .
Di Indonesia program pencegahan thalassemia mayor telah dikaji oleh
depatement kesehatan melalui program healty technology assesment (HTA) dimana
beberapa butir rekomendasi sebagai hasil kajian, diusalkan dalam prevensithalassemia
termasuk teknik dan metoda uji saring laboraturiu, strategi pelaksanaan dan aspek
medikolegal, psikososial dan agama.
DIAGNOSIS PRENATAL
Mutasi thalassemia biasanya dapat dideteksi dengan analisis DNA
langsungyang diperoleh dari fetus dengan biopsi villus korionik atau cairan aminosentesis.
DNA dianalisis dengan metoda polymerase chain reaction (PCR) dan metoda hibridasi
molekular untuk menentukan adanya mutasi thalassemia.
Bila ke dua pasang orang tua membawa sifat gen thalassemia minor, diagnosis
prenatal thalassemia
homozigot pada bayi yang dikandung dapat dibuat
dengananalisis endonuklease restriksi DNA, yang diperoleh dari villus kronik atau cairan
aminiosentesis. Tidak adanya gen memastikan diagnosis. Terminasi awal dapat
mencegah akibat berbahaya bagi si ibu, yakni toksemia dan pendarahan hebat pasca
partus.