PENDAHULUAN
STATUS PENDERITA
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Agama
No RM
Tgl. Masuk RS
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny. D
55 tahun
Perempuan
Karanglewas lor RT 003/003 Purwokerto
Pedagang
Islam
00907112
14 November 2016
Tgl Periksa
16 November 2016
Bangsal
ICCU. 2
B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama : Sesak napas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSMS dengan keluhan sesak napas sejak 1
bulan yang lalu dan memberat satu hari Sebelum masuk rumah sakit.
Sesak dirasakan terus-menerus terutama ketika aktivitas dan berkurang
ketika istirahat dengan posisi duduk. Pasien juga mengeluhkan batuk,
nyeri perut, kaki bengkak, badan lemas, mual, dan muntah. Nafsu makan
dan minum turun. Kaki bengkak dirasakan pasien sejak satu bulan yang
lalu dan bengkak tidak berkurang ketika diistirahatkan. Pasien mulai
didiagnosis sakit jantung 3 tahun yang lalu, tetapi tidak rutin kontrol. Satu
hari terakhir sesak memberat sehingga pasien dibawa ke puskesmas
Lumbir kemudian dirujuk ke RSMS.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat hipertensi
: disangkal
b. Riwayat DM
: disangkal
: diakui
: disangkal
e. Riwayat alergi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
b. Riwayat hipertensi
: disangkal
c. Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
: disangkal
f. Riwayat alergi
: disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign
:
:
:
N : 100x/menit, lemah
RR : 28 x/menit
S : 35,4OC
Status Generalis
Pemeriksaan Kepala
Bentuk Kepala
: Mesochepal, simetris, venektasi temporal (-)
Rambut
: Warna hitam, mudah rontok (-), distribusi merata
Pemeriksaan Mata
Palpebra
: Edema (-/-), ptosis (-/-)
Konjunctiva
: Anemis (-/-)
Sklera
: Ikterik (-/-)
Pupil
: Reflek cahaya (+/+), isokor 3 mm
Pemeriksaan Telinga
: Otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-)
Pemeriksaan Hidung
: Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-),
rinore (-/-)
: Bibir sianosis (-), tepi hiperemis (-), bibirkering
Pemeriksaan Mulut
:
:
:
:
Paru-Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Batas Jantung
Kanan atas
: SIC II LPSD
Kiri atas
: SIC II LPSS
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Hepar
Lien
Extremitas
Atas
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium 24 Mei 2016
Pemeriksaan
Darah Lengkap
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
H
Trombosit
MCV
MCH
L
MCHC
L
RDW
H
MPV
Hitung Jenis Leukosit
Basofil
Hasil
13,0 g/dL
6930 /uL
43%
5.3 ^6/uL
242.000 / uL
81.0 fL
24,7Pg/cell
30,6%
15 %
11,8 fL
0,7 %
Nilai Rujukan
11,2 17,3
3800 10600
40 52
4,4 5,9
150.000 440.000
80 100
26 34
32 36
11,5 14,5
9,4 12,4
01
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
KIMIA KLINIK
2,9 %
0,3 % (L)
55,1 %
34,5 %
6,6 %
24
35
50 70
25 40
28
SGOT
SGPT
Ureum Darah
Kreatinin Darah
Glukosa Sewaktu
Natrium
Kalium
Klorida
50 U/L
35 U/L
35.2
0.83
188 mg/dL
143 mmol/L
3,4mmol/L
103 mmol/L (L)
15 37
30 65
14,98 38,52
0,80 1,30
200
136 145
3,5 5,1
98 107
PROGNOSIS
a. Ad vitam
: dubia ad malam
b. Ad functionam
: dubia ad malam
c. Ad sanationam
: dubia ad malam
HASIL FOLLOW UP
Tanggal
15/11/16
S-O
Subyektif:
Sesak berkurang
Belum BAB sejak 1
hari yang lalu
Makan sedikit agar
tidak sesak
Obyektif :
TD :130/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 34,4 C
RR : 22 x/menit
P
Inf. RL 10 tpm
CHF
III.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi CHF
Congestive heart failure (CHF) adalah suatu keadaan patologis berupa
kelainan fungsi atau struktur jantung yang menyebabkan gangguan
multisistem sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan (Kumar et al., 2012; Windriyati et al., 2009).
CHF dapat mengenai sisi kiri (gagal jantung kiri) atau sisi kanan jantung
(gagal jantung kanan) atau seluruh rongga jantung (Kumar et al., 2012).
B. Etiologi CHF
Faktor yang
menyebabkan
jantung
gagal
bekerja
sebagai
pompa
C. Diagnosis CHF
Diagnosis CHF dapat ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa foto toraks, gambaran EKG, maupun
ekokardiografi. Diagnosis dapat ditegakkan apabila memenuhi 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor dari kriteria Framingham (Panggabean, 2009).
Gejala Minor
Edema ekstremitas
Batuk malam hari
Dispnea deffort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3
dari normal
7. Takikardia (>120x/menit)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
III
IV
Gejala Klinis
Tidak ada pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas sehari-hari
tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Sedikit pembatasan aktivitas fisik. Berkurang dengan
istirahat, tetapi aktivitas sehari-hari menyebabkan kelelahan,
palpitasi atau sesak nafas.
Adanya pembatasan yang bermakna pada aktivitas fisik.
Berkurang dengan istirahat, tetapi aktivitas yang lebih ringan
dari aktivitas sehari-hari menyebabkan kelelahan, palpitasi atau
sesak nafas.
Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya
kelelahan. Gejala terjadi pada saat istirahat. Jika melakukan
aktivitas fisik, keluhan akan semakin meningkat.
D. Patofisiologi CHF
Gagal jantung didasari oleh suatu beban atau penyakit miokard yang
menyebabkan remodelling struktural lalu diperberat oleh progresivitas beban
atau penyakit tersebut dan menghasilkan sindroma klinis yang dinamakan
gagal jantung. Remodelling struktural ini dipicu dan diperberat oleh berbagai
mekanisme kompensasi sehingga fungsi jantung relatif normal (gagal jantung
cairan
yang
akhirnya
mengakibatkan
edema.
diastolik
(EDV),
yang
menyebabkan
peningkatan
regangan
RAA) serta kadar vasopresin dan natriuretik peptide yang bertujuan untuk
memperbaiki lingkungan jantung sehingga aktivitas jantung dapat terjaga.
Aktivasi sistem simpatis melalui tekanan pada baroreseptor menjaga cardiac
output dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas
serta vasokonstriksi perifer (peningkatan katekolamin) (Price dan Wilson,
2005).
Disfungsi diastolik terjadi akibat gangguan relaksasi miokard, kekakuan
dinding ventrikel dan berkurangnya compliance ventrikel kiri yang
menyebabkan gangguan pada pengisian ventrikel saat diastolik (Price dan
Wilson, 2005).
E. Terapi CHF
Gagal jantung memiliki terapi yang cukup kompleks, bergantung dari
seberapa parah kondisi penderitanya. Berikut merupakan alur terapi pada
gagal jantung (PERKI, 2015):
dosis
kecil
harus
1.
2.
3.
4.
5.
Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan antara lain (Moller, 2013):
a. Edema
b. Peningkatan JVP
c. Rales
d. Kelainan jantung
e. Hepatomegali
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
b. Nonfarmakologi
1. Diet
Pembatasan natrium merupakan komponen yang penting, dengan
asupan <2 gram/ hari
2. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang dilakukan sama dengan prinsip pada pasien
gagal jantung, yaitu latihan jasmani : jalan 3-5 kali/minggu selama
20-30 menit atau sepeda statis 5 kali/minggu selama 20 menit
dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal pada gagal jantung
ringan dan sedang.
3. Pungsi ascites
Pungsi adalah tindakan untuk melakukan pengambilan cairan di
dalam rongga tubuh. Pengeluaran cairan ascites dalam jumlah besar
yaitu 5 liter atau lebih dalam 1 kali pengambilan disebut sebagai
IV. KESIMPULAN
1. Diagnosis kasus ini adalah CHF dengan congestive hepatopathy. Didasarkan
oleh anamnesis dan pemeriksaan fisik (memenuhi kriteria Framingham), hasil
laboratorium dan pemeriksaan penunjang yang mendukung.
2. Congestive hepatopathy merupakan komplikasi kerusakan yang disebabkan
karena gagal jantung kanan. Penatalaksanaannya sesuai dengan CHF,
golongan diuretik yang biasa dipakai adalah loop diuretik.
3. Prognosis pada pasien ini sesuai dengan NYHA III yaitu mortalitas 5 tahun
50-70%.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Sudiro W. 2009. Tindakan intervensi pada penyakit hati. Dalam : Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta : Interna Publishing.
Fouad, YM, and Yehia R. 2014. Hepato-cardiac disorders.World Journal
Hepatology. 6(1):41-54.
Kumalasari, Etha Yosi dan Ery Leksana. 2013. Angka Kematian Gagal Jantung
Kongestif di HCU dan ICU RSUP dr. Kariadi Semarang (Tesis). Semarang:
FK Universitas Diponegoro.
Kumar, Vinay, Abbas, Abul K. dan Jon C. Aster. 2012. Robbins Basic Pathology
Ninth Edition. Philadelphia: Elsevier.
Longo, D.L. 2013. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th Ed. Manual of
Medicine. New York: McGraw Hill.
Mann, D.L., 2008. Heart Failure and Cor Pulmonale.In: Fauci, A.S., et al., Ed.
Harrisons Principles of Internal Medicine. Volume 2. 17thed. USA:
McGraw-Hill.
Panggabean, Marulam M. 2009. Gagal jantung dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid Edisi V. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:
Interna Publishing.
PERKI. 2015. Pedoman tatalaksanan Gagal Jantung Edisi Pertama. Jakarta.
Price, Sylvia A dan Lorraine M.Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC. hal.633-640.
Ronny, Setiawan, dan Sari Fatimah. 2010. Fisiologi Kardiovaskular. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Setiawati, A., dan Nafrialdi. 2008. Obat Gagal Jantung dalam Gunawan, G. S.,
Setiabudy, R., Nafrialdi., dan Elysabeth, Farmakologi dan Terapi, Edisi V.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 300-302.
Windriyati, Y.N., Tukuru, E., dan Ibrahim A. 2009. Kajian Interaksi Obat pada
Pasien Penyakit Gagal Jantung Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Tugurejo Semarang Tahun 2008. Semarang: Fakultas Farmasi Universitas
Wahid Hasyim.