Bismillah Laporan Final KP
Bismillah Laporan Final KP
Oleh :
Pembimbing:
Dr. Eng. Mohammad Kholid Ridwan, S.T., M. Sc.
NIP. 197407111999031002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktik serta dapat
menyelesaikan penulisan laporan kerja praktik dengan judul RADIATION HEAT
TRANSFER SIMULASI PERPINDAHAN PANAS AKIBAT RADIASI MATAHARI
PADA GEDUNG LANTAI 1 DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK
FISIKA UNTUK RUANGAN YANG TERPAPAR LANGSUNG RADIASI MATAHARI
DENGAN MENGGUNAKAN COMSOL MULTIPHYSICS.
Kerja praktik ini merupakan salah syarat wajib yang harus ditempuh dalam Program
Studi Teknik Fisika di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Kerja praktik ini
memberikan banyak manfaat kepada penulis baik dari segi akademik maupun untuk
pengalaman yang tidak dapat penulis temukan saat berada di bangku kuliah.
Dalam penyusunan laporan hasil kerja praktik penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
yang dirugikan. Kritik dan saran sangat diterima supaya dapat menyempurnakan laporan ini di
kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1
Latar Belakang............................................................................................................1
1.1
Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.2
Batasan Masalah..........................................................................................................3
1.3
Tujuan Masalah...........................................................................................................3
1.3.1
Tujuan Umum.....................................................................................................3
1.3.2
Tujuan Khusus....................................................................................................3
1.4
Manfaat........................................................................................................................3
1.5
1.6
1.7
Sistematika Penulisan.................................................................................................4
2.2
2.3
Denah Lokasi..............................................................................................................7
2.4
Peneliti.........................................................................................................................8
3.2
Permasalahan Perusahaan.........................................................................................12
3.3
Data Pendukung........................................................................................................13
4.2
4.3
Perhitungan OTTV Gedung Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Lantai 1
24
5.2
5.3
Analisis Hasil............................................................................................................71
Kesimpulan...............................................................................................................97
6.2
Saran..........................................................................................................................98
PENUTUP..................................................................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................100
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5-20. Bagian dinding yang dipilih sebagai boundary heat flux...................................67
Gambar 5-21. Pengaturan boundary heat flux untuk kaca........................................................68
Gambar 5-22 Bagian kaca yang dipilih sebagai boundary heat flux.........................................69
Gambar 5-23. Langkah pembuatan mesh..................................................................................69
Gambar 5-24. Model geometry setelah mesh terbentuk............................................................70
Gambar 5-25. Langkah compute simulasi pada COMSOL Multyphisics.................................70
Gambar 5-26. Contoh hasil simulasi.........................................................................................70
Gambar 5-27. Contoh hasil simulasi dengan tampilan isothermal contours.............................71
Gambar 5-28. Tampak depan ruang asisten lab. teknologi proses dan kimia nuklir.................74
Gambar 5-29. Tampak bawah ruang asisten lab. teknologi proses dan kimia nuklir................74
Gambar 5-30. Langkah menentukan temperatur rata rata ruang............................................75
Gambar 5-31. Pengaturan pada panel Volume Average............................................................75
Gambar 5-32. Hasil temperatur rata rata ruang......................................................................76
Gambar 5-33. Tampak depan ruang dosen 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8..........................................76
Gambar 5-34. Tampak bawah ruang dosen 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8.........................................77
Gambar 5-35. Tampak depan ruang common room..................................................................77
Gambar 5-36. Tampak bawah ruang common room.................................................................78
Gambar 5-37. Tampak depan ruang dosen sekretaris departemen............................................78
Gambar 5-38. Tampak bawah ruang dosen sekretaris departemen...........................................79
Gambar 5-39. Tampak depan ruang sekretaris departemen......................................................79
Gambar 5-40. Tampak bawah ruang sekretaris departemen......................................................80
Gambar 5-41. Tampak depan ruang ketua departemen.............................................................80
Gambar 5-42. Tampak bawah ruang ketua departemen............................................................81
Gambar 5-43. Tampak depan ruang sidang 1............................................................................81
Gambar 5-44. Tampak bawah ruang sidang 1...........................................................................82
Gambar 5-45. Tampak depan ruang bagian pengajaran............................................................82
Gambar 5-46. Tampak bawah ruang bagian pengajaran...........................................................83
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
11
melalui tiga cara yaitu radiasi, konduksi dan konveksi. Radiasi merupakan perpindahan panas
yang terjadi tanpa melalui zat perantara, konduksi merupakan perpindahan panas melalui zat
perantara tanpa disertai perpindahan partikel zat tersebut, dan sedangkan konveksi merupakan
perpindahan panas melalui zat perantara disertai perpindahan partikel zat tersebut. Sehingga
dapat dikatakan bahwa secara umum yang menjadi perbedaan dari ketiganya adalah media
perantaranya.
Banyak elemen, variabel, atau parameter yang dapat mempengaruhi perpindahan
panas. Estimasi temperatur, harus dibuatnya asumsi yang sifatnya masih tak tentu (berbeda
untuk setiap kasus) untuk beberapa parameter fisis yang dibutuhkan, adanya perbedaan
kondisi ruang dan waktu merupakan contoh hal hal yang mungkin muncul dan perlu
diperhatikan terkait pengkajian pengaruh perpindahan panas dalam suatu aspek tertentu. Hal
hal tersebut dapat berbeda antara aspek satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya studi
mengenai perpindahan panas untuk berbagai aspek perlu dilakukan mengingat pengaruh
perpindahan panas cukup signifikan dalam aktivitas kehidupan.
Salah satu aspek yang sekarang cukup menjadi perhatian yaitu bangunan dengan
konsep green building. Konsep ini menawarkan sebuah bangunan yang ramah lingkungan dan
efisien energi. Ramah lingkungan artinya bangunan yang akan didirikan nantinya tidak ikut
menyumbang emisi dalam jumlah besar ke lingkungan, sedangkan efisien energi artinya
bangunan yang didirikan nantinya tidak boros energi dan penggunaan energi untuk
pemanfaatan maksimal bangunan dapat terpenuhi. Dengan memperhatikan berbagai faktor
yang salah satunya adalah perpindahan panas, dari mulai pemilihan material hingga desain
rancangan bangunan dikonsep agar dapat memenuhi dua tujuan tersebut.
Konsep green building dengan rekayasa perpindahan panas yang tepat akan
memberikan kenyamanan termal yang sesuai. Dengan demikian pengguna suatu bangunan
akan merasa nyaman dan produktif. Dalam pengembangannya, tingkat kenyamanan tersebut
dapat ditingkatkan dengan mengevaluasi desain dari bangunan. Evaluasi tersebut dapat
12
dilakukan dengan cara simulasi. Simulasi akan memberikan gambaran bagaimana kondisi
bangunan saat ini.
Ada beberapa parameter pada perpindahan panas yang dapat mempengaruhi yaitu
radiasi radiasi matahari. Dalam kerja praktik ini, evaluasi bangunan dilakukan dengan cara
simulasi berdasarkan parameter tersebut dengan menggunakan aplikasi software COMSOL
Multiphysics 4.4. Adapun bangunan yang akan di simulasi adalah Gedung Lantai 1
Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika. Hasil simulasi akan menunjukkan bagaimana
persebaran panas dalam gedung akibat radiasi matahari. Oleh karenanya simulasi penting
dilakukan sebab berdasarkan hasil simulasi dapat dilakukan pengambilan keputusan guna
rekayasa lebih lanjut untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
13
1.4 Manfaat
Dengan melakukan kerja praktik ini, mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
lebih dalam mengenai prinsip dasar dan parameter yang terlibat pada perpindahan panas,
khususnya perpindahan radiasi matahari pada sebuah bangunan yang mana dapat
mempengaruhi standar kenyamanan termal dalam bangunan tersebut.
14
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari materi yang
15
Bab III yaitu Tinjauan Gedung Lantai 1 Departemen Teknik Nuklir dan
Teknik Fisika yang menjelaskan tentang lokasi serta desain Gedung Lantai
1 Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika.
BAB 2
TINJAUAN PROFIL DIREKTORAT PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
16
transportasi sebanyak 28.1% dan sektor perumahan 14.7% (1). Sementara itu, dari 23,7 %
konsumsi energi dalam bentuk listrik, 23% dikonsumsi oleh bangunan perkantoran (2),
terutama untuk pengkondisian udara dan pencahayaan. Di dalam forum United Nations
Framework Convention on Climate Change (UNFCC), pemerintah Indonesia telah
memberikan komitmen untuk mengurangi tingkat emisi buang CO 2 hingga 26% pada tahun
2020.
Adanya Greenship yaitu perangkat penilaian yang dikeluarkan oleh Green Building
Council (GBC) Indonesia untuk mengkategorisasi apakah suatu bangunan berkonsep green
menunjukkan semakin pedulinya masyarakat Indonesia terhadap upaya mengurangi konsumsi
energi. Istilah green building sendiri adalah bangunan yang cerdas mengelola konsumsi energi
dan kenyamanan huniannya.
Dampak positif kesadaran nasional ini ditunjukkan dalam bentuk tersedianya solusi
teknis yang bisa diterapkan dalam operasional bangunan guna memenuhi target efisiensi
energi. Namun, hasil akhir sering kali belum bisa mencapai target yang diharapkan
dikarenakan solusi yang diterapkan masih mengutamakan tampilan desain arsitektural.
Pemilihan sistem utilitas yang tanggap terhadap perubahan fisis bangunan dengan tetap
memenuhi standar kebutuhan kenyamanan huni sangat diperlukan mengingat perumahan dan
bangunan perkantoran merupakan dua jenis lingkungan huni yang paling banyak
mengkonsumsi energi listrik dan penghasil CO2 terbesar.
Teknologi otomatisasi bangunan sudah sangat berkembang. Namun, sebagian besar
bekerja berdasarkan setting manual di awal instalasi dan bukan real time adjustment. Untuk
otomatisasi bangunan yang bersifat real time, dibutuhkan implementasi sensor dan aktuator
pengontrol kenyamanan huni dan efisiensi energi yang dikontrol secara komprehensif. Sistem
utilitas bangunan yang dikontrol semestinya memenuhi standar Indoor Comfort and Health
yang dikeluarkan oleh berbagai badan, lembaga dan asosiasi. Oleh karena itu, yang
dibutuhkan oleh masyarakat adalah suatu perangkat kontrol energi dan indoor comfort baik
untuk skala penghuni rumah tinggal hingga gedung bertingkat [2].
17
2.4 Peneliti
Insgreeb memiliki beberapa bidang penelitian yang terus dikembangkan.
Disetiap bidang penelitian tersebut dipegang oleh setiap peneliti yang sangat
kompeten. Dan berikut daftar peneliti di Insgreeb sekaligus beserta bidang yang
dibawahinya :
Tabel 2-1. Nama peneliti beserta bidang penelitiannya [4].
No. Nama
1 Dr. Eng. M. Kholid Ridwan, S.T., M.Sc.
2 Sentagi S. Utami, S.T., M.Sc., Ph.D.
3 Nazrul Effendy, S.T., M.T., Ph.D
4 Rachmawan Budiarto, S.T., M.T.
5 Faridah, S.T., M.Sc.
Bidang
Fisika Bangunan
Fisika Bangunan dan Akustik Ruang
Sistem Kontrol dan Pengukuran
Energi/Green Building
Instrumentasi dan Sistem Pengukuran
18
BAB 3
TINJAUAN GEDUNG DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN
TEKNIK FISIKA
19
Lantai
1
Ruang
Ruang ketua departemen
Ruang sekretaris departemen
Ruang dosen sekretaris departemen
20
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
21
BAB 4
TINJAUAN KONSEP
22
hukum pertama termodinamika ditulis kembali dalam ketentuan temperatur, T, sebagai heat
equation untuk sebuah fluida yaitu sebagai berikut :
Cp
( tT +( u . ) T )=( . q) + : S T T ( t +( u . ) p)+Q
p
(4.1)
Dimana :
adalahdensitas SI :
kg
m3
J
)
kg . K
T adalahtemperatur absolut ( SI : K )
m
s
( 1s )
S adalahstrain ratetensor SI :
Pada persamaan tersebut diasumsikan juga bahwa masa selalu kekal, yang artinya densitas
dan kecepatan harus memenuhi :
+ . ( v )=0
t
Sedangkan untuk perpindahan panas (heat transfer) menggunakan hukum panas konduksi
(heat conduction), yang mana menyatakan bahwa conductive heat flux, q, sebanding dengan
gradien temperatur :
qi =k
T
xi
(4.2)
23
k xx k xy k xz
k = k yx k yy k yz
k zx k zy k zz
qi = k ij
j
T
xj
Suku kedua pada sisi sebelah kanan dari persamaan 4.1 mewakili viscous heating
fluida. Operasi : merupakan sebuah konstrain dan dapat ditulis dalam bentuk :
a :b= a nm b nm
n
Suku ketiga mewakili pressure work dan merupakan hasil dari pemanasan dibawah
kompresi adiabatik juga beberapa efek thermoacoustic.
Substitusi persamaan 4.2 ke 4.1, menyusun kembali suku suku dalam persamaan,
dan mengabaikan viscous heating dan pressure work akan di hasilkan heat equation dalam
bentuk yang lebih umum :
Cp
T
+ C p u . T = . ( k T ) +Q
t
Jika kecepatan sama dengan nol, persamaan akan menjadi murni conductive heat
transfer yaitu sebagai berikut :
Cp
T
+ . (k T )=Q [5]
t
Konduksi
24
Konduksi terjadi sebagai akibat dari perbedaan mekanisme dalam media yang
berbeda. Atau dengan kata lain merupakan perpindahan panas melalui zat
perantara tanpa disertai perpindahan partikel zat tersebut. Secara teori
perpindahan panas ini terjadi pada gas melalui benturan antar molekul, pada
fluida melalui osilasi dari setiap molekul, pada solid melalui pergerakan
molekul. Heat flux untuk perpindahan konduksi sebanding dengan gradien
temperaturnya.
Konveksi
Perpindahan panas konveksi disebut juga heat advection. Konveksi terjadi
melalui perpindahan fluida yang mengangkut panas dan kecepatannya. Atau
dengan kata lain perpindahan panas melalui zat perantara disertai perpindahan
partikel zat tersebut Konveksi juga menyatakan penghamburan panas dari
permukaan solid ke sebuah fluida, yang digambarkan oleh koefisien heat
transfer.
Radiasi
Radiasi terjadi melalui perpindahan foton. Secara umum perpindahan panas
radiasi merupakan perpindahan panas secara langsung tanpa zat perantara.
Semua
permukaan
mengeluarkan
energi
radiasi
dan
juga
mereka
( )
Dimana
h=6.6256 x 1034 Js ( Konstanta Planck )
c=2.997925 x 10 8
m
( kecepatan cahaya )
s
J
( konstanta Boltzman )
K
k =1.38054 x 1023
( )
=0
26
' T =
ch
=2.898 x 103 mK
4.965 k
e b= eb d=
=0
2 5 k4 4
T T4
2 3
15 c h
Radiasi yang sampai pada suatu permukaan, sebagian ada yang terserap dan
sebagian ada yang dipantulkan kembali, kita dapat menentukan absorptivitas
monokromatik sebagai :
=
27
OTTV
OTTV merupakan nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang
memiliki arah atau orientasi tertentu (Watt/m2).
Tabel 4-4
Atap putih
Seng putih
Bata gelazur putih
Lembaran aluminium yang dikilapkan
0,9
1
0,8
9
0,8
6
0,7
8
0,6
1
0,5
8
0,5
6
0,5
0,2
6
0,2
5
0,1
2
Nilai
0,79
0,59
0,58
0,57
0,47
0,3
0,25
0,25
28
Coklat medium
0,21
Uw
Uw
satuannya Watt/m2.K. Untuk dinding tak tembus cahaya dan fenestrasi yang
terdiri dari beberapa komponen bangunan, maka besarnya U dihitung
menggunakan persamaan berikut :
U=
1
; dimana Rtotal merupakan resistansitermal total
Rtotal
Resistansi Termal R
0,12
t
k
Dimana :
t = tebal bahan (m).
k = nilai konduktifitas termal bahan (Watt/m.K)
Besarnya harga k untuk berbagai jenis bahan dapat dilihat dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
29
c.
Bahan bangunan
Densitas (kg/m3) k (Watt/m.K)
1 Beton
2,4
1,448
960
0,303
2 Beton ringan
3 Bata dengan lapisan plester
1,76
0,807
1,154
4 Bata langsung dipasang tanpa
plester, tahan terhadap cuaca
5 Plaster pasir-semen
1,568
0,533
2,512
1,053
6 Kaca lembaran
7 Papan gypsum
880
0,17
608
0,125
8 Kayu lunak
9 Kayu keras
702
0,138
528
0,148
10 Kayu lapis
11 Glasswool
32
0,035
32
12 Fiberglass
0,035
13 Paduan aluminium
2,672
211
8,784
14 Tembaga
385
15 Baja
7,84
47,6
2,64
16 Granit
2,927
17 Marmer/terazo/keramik/mozaik
2,64
1,298
R
es
ist
an
si
untuk dinding
Rongga udara vertikal (aliran
panas secara horisontal)
Emisifitas tinggi
Emisifitas rendah
Resistansi termal
10 mm 100 mm
0,11
0,25
0,148
0,578
0,16
0,606
Resistansi Termal R
0,12
0,299
30
Keterangan :
Emisifitas tinggi adalah permukaan halus yang tidak mengkilap (non
reflektif).
Emisifitas rendah adalah permukaan dalam yang sangat reflektif, seperti
aluminium foil.
WWR
WWR merupakan perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar
TD Ek
untuk berbagai
SC
SC
merupakan
Berat/satuan luas
Kurang dari 125
126 195
Lebih dari 195
TDEK
15
12
10
SF
SF merupakan faktor radiasi matahari (Watt/m2). Faktor radiasi matahari
dihitung antara jam 07.00 sampai dengan jam 18.00. Untuk bidang vertikal
pada berbagai orientasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
31
TL
130
TG
113
S
112
BD
97
B
176
BL
243
211
Keterangan
U : utara
TL : timur laut
T : timur
TG : timur tenggara
S : selatan
BD : barat daya
B : barat
BL : barat laut
Uf
Uf
T
T
32
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
barat, dan utara terdapat beberapa ruang yang akan diperhitungkan yaitu :
i.
sebesar 0,88.
Sehingga :
total= batamerah+ cat abuabu
total=0,89 0,88
total=0,7832
Uw
menggunakan persamaan
U w=
1
Rtotal
. Dimana
Rtotal
terdiri dari
:
RUL : 0,044 m2.K/Watt
RK diperoleh dengan persamaan :
R K=
t
k
Tebal untuk semua dinding kurang lebih sekitar 0,17 m,
sedangkan nilai k bahan bangunan bata dengan lapisan plaster
sebesar 0,807. Sehingga
R K=
0,17
=0,211
0,807
Watt/m.K.
34
1
RUL +R K + R RU +RUP
U w=
1
0,044+ 0,211+0,110 +0,044
U w =2,11 Watt /m 2 . K
semua ruangan.
-
17,661
=0,1101 .
1,944
kg
0,17 m 3
3
m
m=299,2 kg
35
SC
dapat
dihitung
dengan
menggunakan
SC Er
persamaan
36
OPF=
A
. Panjang A untuk
B
OPF=
0,5
=0,31 .
1,61
SC Er
dengan menggunakan
tabel berikut :
37
Dengan demikian :
Solar heat gain through glass=( SC WWR SF )
Solar heat gainthrough glass=( 0,4305 0,1101 130 )
Solar heat gainthrough glass=6,1602Watt /m
iii.
Suku yang mewakili perhitungan solar heat gain through wall adalah
( U f WWR T )
tersebut untuk ruang asisten lab. teknologi proses dan kimia nuklir pada
orientasi utara :
-
Uf
Uf =
1
RK
0,17
=0,2 11
0,807
m2.K/Watt
dan
Uf =
1
=4,74
0,211
Watt/m2K.
-
= 5K
Dengan demikian :
Heat conductionthrough glass=U f WWR T
Heat conductionthrough glass=4,74 0,110073 5
b. Timur
i.
= 0,7832
2
U w =2,062 Watt /m . K
WWR
39
Untuk ruang asisten lab. teknologi proses dan kimia nuklir luas total
dinding orientasi timur sebesar 19,1632 m2 dan luas kaca 1,944
m2. Sehingga WWR=0,1014 .
-
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,861.
Maka SC = 0,4305.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 4,8912 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
OTTV =21,807Watt / m2 .
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
40
WWR
Untuk ruang ruang ini luas total dinding orientasi utara sebesar
14,616 m2 dan luas kaca 5,443 m2. Sehingga WWR=0,3724 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,928.
Maka SC = 0,464.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 22,463 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
i.
= 0,7832
2
U w =2,062 Watt /m . K
41
WWR
Untuk ruang common room luas total dinding orientasi utara sebesar
43,484 m2 dan luas kaca 14,992 m2. Sehingga WWR=0,3448 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,928.
Maka SC = 0,464.
-
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
i.
= 0,7832
2
U w =2,062 Watt /m . K
42
WWR
Untuk ruang dosen sekretaris departemen luas total dinding orientasi
utara sebesar 19,3662 m2 dan luas kaca 7,2576 m2. Sehingga
WWR=0,3748 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,928.
Maka SC = 0,464.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 22,605 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
i.
= 0,7832
43
WWR
Untuk ruang sekretaris departemen luas total dinding orientasi utara
sebesar 14,9814 m2 dan luas kaca 5,4432 m2. Sehingga
WWR=0,3633 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,928.
Maka SC = 0,464.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 21,916 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
44
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang ketua departemen luas total dinding orientasi utara
sebesar 27,1614 m2 dan luas kaca 5,5728 m2. Sehingga
WWR=0,2052 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,928.
Maka SC = 0,464.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 12,376 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
b. Barat
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang ketua departemen luas total dinding orientasi utara
sebesar 22,4112 m2 dan luas kaca 3,5784 m2. Sehingga
WWR=0,1597 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,89.
Maka SC = 0,445.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 17,266 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
OTTV =34,612Watt /m
Ruang sidang 1
Ruang sidang 1 terkena paparan radiasi matahari pada orientasi barat dan
selatan, dimana perhitungannya adalah sebagai berikut :
a. Barat
i.
WWR
SC k
= 0,5
= 0,89.
Maka SC = 0,445.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 32,126 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
diperoleh
b. Selatan
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang sidang 1 luas total dinding orientasi selatan sebesar
32,277 m2 dan luas kaca 3,888 m2. Sehingga WWR=0,1205 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,79.
Maka SC = 0,395.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 4,6153 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang bagian pengajaran luas total dinding orientasi selatan
sebesar 29,232 m2 dan luas kaca 10,8864 m2. Sehingga
WWR=0,3724 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,89.
Maka SC = 0,445.
-
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
OTTV =35,037Watt /m
i.
49
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang toilet wanita luas total dinding orientasi selatan sebesar
8,729 m2 dan luas kaca 1,2 m2. Sehingga WWR=0,1375 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,759.
Maka SC = 0,3795.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 5,0606 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang toilet pria luas total dinding orientasi selatan sebesar
20,503 m2 dan luas kaca 2,88 m2. Sehingga WWR=0,1405 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,79.
Maka SC = 0,395.
-
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
keseluruhan
untuk
ruang
toilet
pria
pada
orientasi
timur
diperoleh
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang laboratorium energi terbarukan luas total dinding orientasi
selatan sebesar 29,232 m2 dan luas kaca 6,2208 m2. Sehingga
WWR=0,2128
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,89.
Maka SC = 0,445.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 9,1859 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
Ruang TN 1
Ruang TN 1 terkena paparan radiasi matahari pada orientasi selatan, dimana
perhitungannya adalah sebagai berikut :
52
i.
= 0,7832
2
U w =2,062 Watt /m . K
WWR
Untuk ruang TN 1 luas total dinding orientasi selatan sebesar 29,232
m2 dan luas kaca 7,2576 m2. Sehingga WWR=0,2483 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,89.
Maka SC = 0,445.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 10,717 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
keseluruhan
untuk
OTTV =28,741Watt /m
ruang
TN
pada
orientasi
selatan
diperoleh
53
Ruang lab. Teknologi energi nuklir dan studio DED terkena paparan radiasi
matahari pada orientasi selatan, dimana perhitungannya adalah sebagai
berikut :
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang lab. Teknologi energi nuklir dan studio DED luas total
dinding orientasi selatan sebesar 29,232 m2 dan luas kaca 10,8864
m2. Sehingga WWR=0,3724.
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,89.
Maka SC = 0,4305.
-
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
54
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang sub bagian lab. teknologi proses dan kimia nuklir luas
total dinding orientasi selatan sebesar 20,909 m2 dan luas kaca
2,592 m2. Sehingga WWR=0,124 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,79.
Maka SC = 0,395.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 4,7497 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
Secara keseluruhan untuk ruang sub bagian lab. teknologi proses dan kimia nuklir pada
orientasi selatan diperoleh
b. Timur
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang sub bagian lab. teknologi proses dan kimia nuklir luas
total dinding orientasi timur sebesar 17,661 m2 dan luas kaca
2,592 m2. Sehingga WWR=0,147 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,79.
Maka SC = 0, 395.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 6,493 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
56
Secara keseluruhan untuk ruang sub bagian lab. teknologi proses dan kimia nuklir pada
orientasi timur diperoleh
i.
= 0,7832
2
U w =2,062 Watt /m . K
WWR
Untuk ruang kepala laboratorium lab. teknologi proses dan kimia nuklir
luas total dinding orientasi timur sebesar 14,616 m2 dan luas kaca
5,4423 m2. Sehingga WWR=0,372
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,445.
Maka SC = 0,445.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 18,56 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
57
= 5K
Ruang dosen 9
Ruang dosen 9 terkena paparan radiasi matahari pada orientasi barat, dimana
perhitungannya adalah sebagai berikut :
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang dosen 9 luas total dinding orientasi barat sebesar 12,992
m2 dan luas kaca 1,8144 m2. Sehingga WWR=0,14 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,89.
Maka SC = 0,445.
-
U f =4,74
Watt/m2.K
58
= 5K
keseluruhan
untuk
ruang
dosen
pada
orientasi
barat
diperoleh
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang dosen 10 dan 11 luas total dinding orientasi barat sebesar
12,992 m2 dan luas kaca 4,9728 m2. Sehingga WWR=0,383 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,89.
Maka SC = 0,445.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 41,39 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
59
= 5K
= 0,7832
2
U w =2,062 Watt /m . K
WWR
Untuk ruang studio akustik luas total dinding orientasi selatan
sebesar 14,616 m2 dan luas kaca 1,944 m2. Sehingga
WWR=0,133 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,79.
Maka SC = 0,395.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 5,096 Watt /m2 .
60
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
b. Barat
iv.
= 0,7832
2
U w =2,062 Watt /m . K
WWR
Untuk ruang studio akustik luas total dinding orientasi barat sebesar
13,398 m2 dan luas kaca 0 m2. Sehingga WWR=0 .
TDEK = 10
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
OTTV =16,1496Watt /m
61
= 0,7832
2
U w =2,062 Watt /m . K
WWR
Untuk ruang lab. teknologi proses dan kimia nuklir luas total dinding
orientasi selatan sebesar 25,984 m2 dan luas kaca 9,072 m2.
Sehingga WWR=0,349 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,89.
Maka SC = 0,445.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 15,07 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
62
Secara keseluruhan untuk ruang lab. teknologi proses dan kimia nuklir pada orientasi
selatan diperoleh
b. Timur
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang lab. teknologi proses dan kimia nuklir luas total dinding
orientasi timur sebesar 46,4058 m2 dan luas kaca 16,3296 m2.
Sehingga WWR=0,352 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,89.
Maka SC = 0,445.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 17,54 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
63
Secara keseluruhan untuk ruang lab. teknologi proses dan kimia nuklir pada orientasi
timur diperoleh
OTTV =36,345Watt / m2 .
= 0,7832
2
U w =2,062 Watt /m . K
WWR
Untuk ruang studio visual luas total dinding orientasi selatan sebesar
14,616 m2 dan luas kaca 1,944 m2. Sehingga WWR=0,133 .
TDEK = 10
SC
SC k
= 0,5
= 0,79.
Maka SC = 0,395.
-
Dengan demikian solar heat gain through glass = 5,096 Watt /m2 .
iii.
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
64
b. Timur
i.
= 0,7832
U w =2,062 Watt /m2 . K
WWR
Untuk ruang studio visual luas total dinding orientasi timur sebesar
13,398 m2 dan luas kaca 0 m2. Sehingga WWR=0 .
TDEK = 10
U f =4,74
Watt/m2.K
= 5K
65
5.2 Langkah
Simulasi
Menggunakan
COMSOL
Multiphysics
Setelah melakukan perhitungan OTTV dengan orientasi tertentu di setiap
ruangan lantai 1 Gedung Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, akan
dilakukan simulasi dengan menggunakan aplikasi COMSOL Multiphysics untuk
melihat bagaimana persebaran panas radiasi dari paparan radiasi matahari pada
ruangan. Adapun langkah langkah dalam melakukan simulasi yaitu sebagai
berikut :
a. Membuka aplikasi COMSOL Multiphysics, yang kemudian muncul tampilan
awal seperti di bawah ini :
66
67
e. Untuk menambahkan fenomena fisis yaitu dengan klik menu Add Physics
maka akan muncul berbagai pilihan, pilih Heat Transfer in Solid lalu klik Add
to Component.
68
69
Face Parallel. Pada tipe Quick sisi Block yang akan digunakan dapat diatur
dengan mengganti Plane (xy-plane, yz-plane, zx-plane, yx-plane, zy-plane,
atau xz-plane) pada Plane Definition. Sedangkan Face Parallel dilakukan
dengan klik menggunakan pointer pada sisi Block yang diinginkan. Untuk
Face Parallel, setelah sisi terpilih, pada panel Work Plane atur Local
Coordinate System. Ubahlah Origin dari Center of face menjadi Bounding box
corner.
71
72
j. Jika semua detail geometri telah terbentuk, klik Form Union (fin) pada panel
Model Builder. Kemudian klik Build All Objects pada panel Form
Union/Assembly.
75
menggunakan pointer klik bagian sisi objek (model geometri) yang tidak
kontak langsung dengan radiasi matahari.
77
78
n. Sedangkan untuk bagian sisi yang kontak radiasi matahari, sebagai contoh
dinding orientasi timur ruang asisten lab. teknologi proses dan kimia nuklir,
pengaturannya hampir sama dengan sebelumnya. Klik Home Physics
Boundaries Heat Flux, maka pada panel Model Builder akan muncul Heat
Flux 1 sebagai sub bagian dari Heat Transfer in Solid (ht). Disini heat flux
yang masuk untuk dinding dan kaca dibedakan. Untuk dinding berasal dari
heat conduction through wall sedangkan untuk kaca berasal dari penjumlahan
heat conduction through glass dengan solar heat gain through glass.
Kemudian dengan menggunakan pointer klik dinding orientasi timur ruang
asisten lab. teknologi proses dan kimia nuklir. Selanjutnya pada panel Heat
Flux pilih Inward Heat Flux. Seperti yang telah diasumsikan pada sub bab
sebelumnya bahwa besarnya perbedaan suhu dinding luar dan dalam yaitu 50
K maka Text besarnya 303,15 K (kurang lebih setara dengan 300 C). Pada
perhitungan sebelumnya, telah didapat nilai q0 (heat conduction through wall
untuk dinding dan solar heat gain through glass + heat conduction through
glass untuk kaca) sehingga nilai h dapat dihitung (q0 / 5 K). Hal ini dilakukan
karena penyederhanaan model yang hanya menggunakan satu material yaitu air
(udara) dimana resistansi termalnya sangat kecil. Oleh karena itu dilakukan
perhitungan tersebut untuk mendapatkan nilai h yang proporsional dan hasil
simulasi yang sesuai. Diperoleh h ruang asisten lab. teknologi proses dan kimia
nuklir untuk dinding dengan orientasi timur sebesar 2,902 (14,5113/5 ).
79
o. Pengaturan untuk heat flux yang masuk melalui kaca pada dinding orientasi
timur adalah sama seperti yang dijelaskan sebelumnya. Klik Home Physics
Boundaries Heat Flux, maka pada panel Model Builder akan muncul
Heat Flux 2 sebagai sub bagian dari Heat Transfer in Solid (ht). Kemudian
dengan menggunakan pointer klik kaca kaca pada orientasi timur ruang
asisten lab. teknologi proses dan kimia nuklir. Selanjutnya pada panel Heat
Flux pilih Inward Heat Flux. Besarnya nilai h diperoleh sebesar 1,459
((4,8912+2,4042)/5) dan Text yang digunakan yaitu sama seperti
sebelumnya 303,15 K.
82
84
85
No.
1
2
Ruang
R. asisten
lab.
teknologi
proses dan
kimia nuklir
R. dosen 1
Orientasi
OTTV
(Watt/m2
)
No.
Ruang
23,14092
41,4245
19
20
R. dosen 2
41,4245
21
4
5
R. dosen 3
R. dosen 4
41,4245
41,4245
22
23
6
7
R. dosen 5
R. dosen 6
41,4245
41,4245
24
25
R. dosen 7
41,4245
26
R. dosen 8
41,4245
27
39,5543
28
R. studio
akustik
R. sidang 1
R. bagian
pengajaran
Toilet
wanita
Toilet pria
Lab. energi
terbarukan
R. TN 1
R. lab.
teknologi
energi
nuklir dan
studio DED
R. lab.
teknologi
proses dan
kimia nuklir
R. sub
bagian lab.
teknologi
proses dan
kimia nuklir
41,5844
29
R. studio
akustik
40,809
30
30,0748
31
34,6211
50,5184
32
33
12
R. common
room
R. dosen
sekretaris
Kadep
R.
sekretaris
Kadep
13
R. Kadep
14
15
R. Kadep
R. sidang 1
10
11
Utara
Barat
R. studio
visual
R. sub
bagian lab.
teknologi
proses dan
kimia nuklir
R. lab.
teknologi
proses dan
kimia nuklir
R. kepala
lab.
Orientasi
Selatan
OTTV
(Watt/m2)
21,6744
35,0367
22,2481
22,5922
26,9422
28,741
35,0367
33,856
22,5698
22,2499
22,2499
Timur
23,7506
34,345
37,519
86
16
R. dosen 9
32,3057
34
17
18
R. dosen 10
R. dosen 11
60,4292
60,4292
35
36
teknologi
proses dan
kimia nuklir
R. asisten
lab.
teknologi
proses dan
kimia nuklir
R. studio
visual
21,8068
16,15
87
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial baik utara maupun
timur ruangan ini sudah memenuhi standar.
Untuk mengetahui berapa temperatur rata rata dari hasil di atas, maka
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pada panel Model Builder di bagian Result, klik kanan Derived Values.
Maka akan muncul panel Volume Average. Pada bagian Selection pilih
All domain dan ganti unit dari K menjadi degC. Setelah pengaturan
selesai klik Evaluate.
89
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa temperatur rata rata untuk
ruang asisten lab. teknologi proses dan kimia nuklir adalah 27,019670 C.
90
91
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi utara
ruangan ini sudah memenuhi standar.
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi utara
ruangan ini sudah memenuhi standar.
93
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi utara
ruangan ini sudah memenuhi standar.
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi utara
ruangan ini sudah memenuhi standar.
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial baik utara maupun
barat sudah memenuhi standar.
Ruang sidang 1
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi selatan
ruangan ini sudah memenuhi standar. Namun untuk orientasi barat belum
memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi selatan
ruangan ini sudah memenuhi standar.
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi selatan
toilet wanita sudah memenuhi standar.
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi selatan
toilet pria sudah memenuhi standar.
100
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV orientasi selatan ruangan
ini sudah memenuhi standar.
101
Ruang TN 1
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi selatan
ruangan ini sudah memenuhi standar.
102
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi selatan
ruangan ini sudah memenuhi standar.
103
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial baik barat maupun
timur ruangan ini sudah memenuhi standar.
104
105
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi timur
ruangan ini sudah memenuhi standar.
Ruang dosen 9
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi barat
ruangan ini sudah memenuhi standar.
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial orientasi barat
ruangan ini belum memenuhi standar.
107
108
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial baik barat maupun
selatan ruangan ini sudah memenuhi standar.
Dapat dilihat pada tabel 5 2 bahwa nilai OTTV parsial baik selatan
maupun timur ruangan ini sudah memenuhi standar.
Dapat dilihat pada tabel 5 - 2 bahwa nilai OTTV parsial baik selatan
maupun timur ruangan ini sudah memenuhi standar.
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa
variabel yang cukup mempengaruhi dalam perhitungan OTTV. Variabel tersebut
yaitu , WWR, dan SC. Oleh karenanya agar didapatkan hasil yang lebih baik
ketiga variabel tersebut dapat direkayasa, sehingga heat flux yang masuk dapat
sesaui dengan standar.
Setelah OTTV parsial diperoleh maka besarnya OTTV total untuk setiap
orientasi dapat dihitung. Berikut besarnya OTTV total untuk setiap orientasi :
111
Seperti yang terlihat pada tabel di atas, jika secara keseluruhan heat flux akibat radiasi
matahari untuk setiap orientasi di Gedung Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika sudah
memenuhi standar yang telah ada.
112
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam kerja praktik ini adalah :
1. Terdapat beberapa ruangan dengan orientasi tertentu yang belum sesuai
dengan standar. Hal ini dapat dikarenakan faktor internal yang ada pada
struktur ruangan tersebut seperti , WWR, dan SC. Atau juga dapat
disebabkan karena faktor lain seperti pengasumsian bahwa objek
dipandang sebagai objek tunggal. Artinya bangunan atau objek lain
yang berada berdekatan dengan objek pengamatan tidak ikut
diperhitungkan.
2. Berdasarkan SNI 6390 2011 tentang konservasi energi sistem tata
udara bangunan gedung temperatur rata rata ruang kerja sekitar 25,5 0
C 1,50 C. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa temperatur rata - rata
dari masing masing ruang beragam, yaitu mulai dari 210 270 C.
Namun kebanyakan ruang bertemperatur rata rata sekitar 250 C.
Sehingga dapat dikatakan temperatur rata rata dari ruangan ruangan
tersebut masih memenuhi standar yang telah ditetapkan.
3. Secara keseluruhan OTTV total untuk setiap orientasi sudah memenuhi
standar yang telah ditentukan.
4. Secara keseluruhan berdasarkan hasil perhitungan dan simulasi kondisi
termal ruangan akibat radiasi matahari bisa dikatakan cukup baik.
5. Terdapat beberapa kesulitan yang dialami oleh penulis dalam
melakukan simulasi. Kesulitan tersebut terkait dengan pembuatan
model, penentuan bahan material, dan pemberian boundary. Karena
113
ketiga hal tersebut saling terkait dan menentukan ada atau tidak adanya
eror saat compute. Sehingga ketiga hal tersebut harus selaras, dimana
yang satu akan melatarbelakangi yang lainnya. Beberapa kali iterasi
telah dilakukan oleh penulis, hingga akhirnya diperoleh langkah
pemodelan yang menurut penulis paling baik, seperti yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya. Karena yang akan dipantau adalah
kondisi udara dalam ruangan maka penulis memilih menggunakan
model seperti yang dipaparkan pada bab sebelumnya dan menerapkan
udara sebagai bahan model tersebut. Kemudian berdasarkan dengan
perhitungan, batasan diterapkan pada model tersebut.
6.2 Saran
Agar hasil yang didapatkan lebih mewakili kondisi sebenarnya, pada saat
simulasi sebisa mungkin model geometri dibuat sesuai dengan objek nyatanya.
Seperti struktur bangunan, material bangunan yang digunakan, dan fenomena fisis
yang terjadi pada objek sebaiknya dibuat sesuai dengan aslinya. Perlu
diperhatikan bahwa penerapan batasan pada satu parameter akan mempengaruhi
parameter lainnya. Misalkan satu model telah dipilih dan dibuat, maka
berdasarkan model tersebut perlu dipikirkan bagaimana pemilihan bahan material
dan penerapan boundary yang akan digunakan. Sehingga hasil yang diperoleh
dapat mewakili kondisi sebenarnya.
114
PENUTUP
Salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil oleh semua mahasiswa Jurusan
Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada adalah kerja praktik dengan bobot 2 SKS. Kerja
praktik dapat dilakukan di industri atau lembaga penelitian dengan jangka waktu 1 sampai 2
bulan. Dengan diberikannya kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kerja praktik,
maka diharapkan akan lebih mengenalkan mahasiswa pada lingkungan kerja yang
sesungguhnya. Di akhir kegiatan kerja praktik, mahasiswa diharuskan menyampaikan laporan
kerja praktik kepada Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada.
Demikian laporan kerja praktik ini saya susun untuk menyelesaikan kewajiban saya
kepada Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada karena telah melaksanakan kerja
praktik.
115
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Insgreeb,
Tentang
Insgreeb,
2012.
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Multiphysics, 2013.
M. G. Davies, Building Heat Transfer, England: John Wiley and Sons, Ltd, 2004.
BSN, Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung, BSN, Jakarta,
[8]
2000.
Buildings Departement, Publications and Press Releases, 2004. [Online]. Available:
http://www.bd.gov.hk/english/documents/code/OTTV-02.pdf.
[Online].
[Diakses
Available:
Available:
Februari
2016].
116